Anda di halaman 1dari 3

“Family, institutional investors ownerships and corporate performance: the case of

Indonesia”
Musallam, et al.
SOCIALRESPONSIBILITYJOURNAL
Bunga Lofita Saputri/1802030109
1. Research problem or question (Masalah penelitian atau pertanyaan)

Apakah hubungan antara keluarga dan kepemilikan institusional dan kinerja perusahaan.

2. Why is the research important? (Mengapa penelitian ini penting)

Menurut penelitian sebelumnya, perusahaan yang dikendalikan keluarga mengungguli


perusahaan non-keluarga di beberapa negara berbeda seperti Prancis (Bouzgarrou dan
Navatte, 2013), AS (Blok dkk., 2011), Eropa Barat (Maury, 2006), Chili (Silva dan Majluf,
2008), Kanada (King dan Santor, 2008) Belgium (Hamadi, 2010), Taiwan (Chu , 2009,
2011), Polandia (Kowalewski dkk., 2010), Lebanon (Charbel dkk., 2013) dan di banyak
negara lain (Dow dan McGuire, 2016 ; Wang dan Shailer, 2017).

Namun, beberapa penelitian menemukan sebaliknya (Giovannini, 2010 ; Sciascia dan


Mazzola, 2008). Achmad dkk. (2007) berpendapat bahwa perusahaan yang dimiliki oleh
keluarga berkinerja lebih rendah daripada yang dimiliki oleh non keluarga. Menggunakan
indikator yang berbeda, Gomez-Mejia dkk. (2007) juga menemukan bahwa perusahaan milik
keluarga kurang melakukan diversifikasi baik secara internasional maupun domestik
dibandingkan perusahaan yang bukan milik keluarga. Sejalan dengan bukti empiris terakhir,
Wennberg dkk. (2011) mendukung temuan tersebut.

Lebih lanjut, bisnis keluarga diartikan sebagai bisnis yang mayoritas sahamnya dimiliki
oleh keluarga; Ini adalah masalah yang menarik dan penting untuk didiskusikan karena fakta
bahwa sebagian besar perusahaan di seluruh dunia dari kecil hingga besar dapat masuk dalam
kategori bisnis keluarga (International Finance Corporation, 2008). Selain itu, pada saat
krisis, perusahaan yang dimiliki oleh keluarga dapat mengungguli perusahaan yang bukan
milik keluarga (Kachaner dkk., 2012) sebagaimana diindikasikan oleh indeks global yang
dikeluarkan oleh Credit Suisse Bank, 10 persen lebih tinggi dari Indeks Morgan Stanley
Capital International (MSCI) sejak 1995 (Credit Suisse, 2015).

Lebih lanjut, dalam hal indikator seperti harga saham, return on equity dan visi jangka
panjang, perusahaan milik keluarga berkinerja lebih baik daripada bisnis non-keluarga
(Anderson dan Reeb, 2003). Situasi tersebut juga berlaku untuk perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, yang 60 persennya berasal dari perusahaan milik keluarga ( Djatmiko,
2011 ). Oleh karena itu, penting untuk mengetahui pengaruh kepemilikan keluarga terhadap
kinerja perusahaan di Indonesia.
3. Relevant theories (Teori yang relevan)

Teori yang relevan dalam jurnal tersebut adalah teori agensi yang mana biaya agensi
dapat menurun di perusahaan dengan kepemilikan saham keluarga sementara biaya dapat
meningkat di perusahaan dengan kepemilikan institusional.

4. Hypotheses (Hipotesis)

H1 : Kepemilikan keluarga secara signifikan berhubungan dengan kinerja perusahaan.

H2 : Kepemilikan institusional berhubungan signifikan dengan kinerja perusahaan.

5. Dependent and independent variables (Variabel dependen dan independen)

Variabel Dependen : Kinerja Perusahaan

Variabel Independen : 1. Kepemilikan keluarga

2. Kepemilikan institusional

6. Sample (Sample)

Sampel yang digunakan adalah Menggunakan data panel dari 139 perusahaan non-
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 hingga 2013.

7. Statistical tests (Uji statistik)

Metode panel generalized least square (GLS) digunakan dalam penelitian ini untuk
menganalisis data panel guna mengatasi masalah heteroskedastisitas dan autokorelasi.

8. Results (Hasil)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan dan


positif terhadap kinerja perusahaan, sedangkan kepemilikan institusional berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap kinerja perusahaan. Hasil ini menyiratkan bahwa kepemilikan
keluarga mengarah pada kinerja perusahaan yang lebih baik, sedangkan kepemilikan
institusional menyebabkan kinerja perusahaan yang lebih rendah.

9. Conclusions (Kesimpulan)

Makalah ini mengkaji hubungan keluarga dan kepemilikan institusional dengan kinerja
perusahaan emiten di Indonesia dari tahun 2009 hingga 2013. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, sedangkan
kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan, hal ini
menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga meningkatkan kinerja, sedangkan kepemilikan
institusional menghancurkan kinerja.
Implikasi praktis dari penelitian ini adalah bahwa temuan tersebut penting bagi
pemegang saham, manajer dan investor di Indonesia. Bagi pemegang saham dan manajer,
hasil penelitian ini memberikan dasar bagi pemegang saham tentang pentingnya memiliki
pemahaman yang sama dengan manajemen untuk meningkatkan pengembalian modal yang
ditanamkan oleh mereka (modal keluarga) melalui pengambilan keputusan bisnis jangka
panjang dan jangka pendek perusahaan. . Mungkin bagi manajemen untuk melakukannya
karena kepentingan yang sama. Oleh karena itu, ini bisa menjadi insentif yang menarik bagi
manajemen.

Hasil penelitian ini juga memberikan implikasi praktis bagi investor (termasuk investor
internasional) terhadap dananya pada perusahaan yang memiliki saham kepemilikan
keluarga. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan laba atas investasi (ROI) yang lebih
baik dan stabil dibandingkan dengan bisnis yang bukan milik keluarga. Tambahan, Implikasi
teoritis dari makalah ini adalah bahwa biaya agensi dapat menurun di perusahaan dengan
kepemilikan saham keluarga sementara biaya dapat meningkat di perusahaan dengan
kepemilikan institusional.

10. Improvement/Extensions (Perbaikan)

Untuk penelitian selanjutnya, memperluas dalam memeriksa variabel kepemilikan


lainnya, misalnya kepemilikan pemegang saham domestik, asing, dan hitam dengan ukuran
kinerja lain seperti margin laba dan ROI. Kemudian hasilnya bisa dibandingkan dengan hasil
tulisan ini.

Anda mungkin juga menyukai