Sejarah Post-Struktralisme
Para kaum post-stukturalis berpendapat bahwa kaum realis telah membatasi aktor-
aktor transnasional yang baru, masalah yang baru, serta hubungan-hubungannya dan
gagal dalam mendengar dan menyelidik suara-suara dari pihak-pihak lain yang tidak
menguntungkan selama ini (Campbell, 2007). Sehingga yang terjadi adalah ilmu
pengetahuan yang terbatas dan hanya bergerak satu arah.
Definisi Post-Strukturalisme
Post-strukturalisme ini sendiri lahir akibat perdebatan atau ketidaksetujuan dari
pendekatan-pendekatan teori sebelumnya. Sehingga Post Strukturalisme lahir
menyempurnakan pendekatan sebelumnya. Perspektif Strukturalis lebih mementingkan
ekonomi dunia sebagai inti focus pandangnya. Pos-Strukturalisme beranggapan bahwa
perkumpalan yang mengikuti aturan sekarang membuat karyanya tidak sesuai dengan
karya sebelumnya.
Pemikiran-Pemikiran Post-Strukturalisme
Post-strukturalis merupakan pengembangan dari strukturalis dan juga memiliki asumsi
dasar.:
Tidak hanya intepretasi dan representasi melainkan bahasa adalah hal yang lebih
penting daripada komunikasi. Bahasa merupakan bagian penting bahwa memegang
peranan besar dalam bertindak dan memberikan makna dalam suatu kenyataan yang ada.
Struktur sosial yang dihasilkan secara historis merupakan hasil dari alam dan
tidak dapat diubah. Hal inilah yang menyebabkan neorealis akan kesusahan untuk
menghadapi perubahan yang ada dalam hubungan internasional. Selain itu, kaum post-
strukturalis juga berpendapat teori yang ada dalam neorealis tidak sepenuhnya mewakili
realisme. Kemudian, pandangan tradisional seperti realisme dianggap telah mengabaikan
peran aktor transnasional dan terlalu fokus kepada power dan state.
-Campbell, 2007:225-226.
Teori Postkolonialisme
Pasca perang dingin telah melahirkan diskursus baru dalam perkembangan teori
hubungan internasional, dimana sebelum perang dingin, hubungan internasional hanya
fokus pada state-centic yang mengedepankan analisis yang positivis, selain itu juga
sebelum perang dingin lebih banyak didominasi oleh wacana-wacana tentang perang,
perdamaian, arms control, deterrence hingga militery force, sehingga dengan diskursus
seperti itu, hubungan internasional bertumpu pada cara pandang negara-negara maju
(great power).
Oleh karena itu, wacana postkolonial disebut juga wacana yang berada “di luar
Orientalisme” karena berupaya untuk mengubah “konstruksi” realitas kontemporer model
berpikir Barat modern. Jika teori kolonial menggunakan paradigma positivisme sebagai
dasar epistemologinya, maka teori poskolonial menggunakan teori kritis dan
posmodernisme terutama melalui postrukturalisme sebagai dasarnya. Ada Tiga tujuan
utama kajian post-kolonialisme yaitu:
1. Mengangkat kembali sejarah ilmu, teknologi dan pengobatan barat, seperti ilmu
pengetahuan dalam perspektif Islam, India, Cina maupun pengetahuan pribumi dan
pengetahuan dari budaya lain melalui kajian empiris dan historis.
2. Mengembangkan wacana kontemporer tentang sifat, gaya dan lingkup ilmu
pengetahuan, teknologi dan pengobatan non-Barat.
3. Mengembangkan kebijakan ilmu pengetahuan yang mengakui dan menghargai
praktik-praktik ilmiah, teknologi dan pengobatan Timur.
Sesudah memahami teori Hubungan Internasional dengan baik dengan benar maka saya
dapat menjelaskan ;
B. Teori Hubungan Internasional penting untuk menyusun konsep dan kategori yang
digunakan sebagai basis analisis dalam penelitian Hubungan Internasional. Konsep-
konsep dalam Hubungan Internasional sifatnya fleksibel dan dapat dimodifikasi, sehingga
berteori diperlukan untuk mempertahankan kategorisasi yang relevan.
Teori menjadi salah satu hal yang fundamental dalam setiap bidang ilmu karena melalui
teori-teori tersebut dapat mempermudah penstudi dalam mempelajari dan memahami
sebuah fenomena. Begitu pula dalam Studi Hubungan Internasional yang tentunya
memiliki sejumlah teori yang wajib untuk dipelajari dan dipahami. Dalam perkuliahan
biasanya mahasiswa/i akan mendapatkan serangkaian teori dari berbagai pendekatan
yang berbeda. Mempelajari terlebih memahaminya menjadi hal yang sangat penting
sehingga dapat menghindari dari gagal paham.
Mempelajari teori itu penting, apalagi di dalam disiplin Hubungan Internasional, karena
begitu banyak indormasi dan fakta hubungan global yang setiap saat kita hadapi.
Perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini bahkan membuat perubahan dimana
bukan kita yang mencari informasi, tetapi informasi yang hadir memburu kita dimanapun
kita berdiam. Untuk itu kita membutuhkan alat yang kita sebut teori untuk dapat memberi
makna (mendeskripsikan, menjelaskan, dan bahkan mungkin memprediksi) terhadap
informasi dan fakta yang kita terima. Tanpa teori, maka informasi dan fakta yang kita
terima tidak akan mempunyai makna
DAFTAR PUSTAKA
Baylis, John, & Steve Smith, Globalization of World Politics. Oxford: Oxford University Press,
2001.
Burchill, Scott, et.al. Theories of International Relations. New York: Palgrave Macmillan, 2001.
Griffith, Martin, & Terry O’Callahan. International Relations: the Key Concepts. London &
New York: Routledge. 2002.
Griifith, Martin (ed.). International Relations Theory for the Twenty-First Century: an
Introduction.