Anda di halaman 1dari 10

Tutorial 2.

1 Skenario 2
Sebuah rumah sakit swasta yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, bulan ini akan
melakukan seleksi untuk pengadaan obat untuk 1 tahun ke depan. Rumah sakit tersebut
merupakan rumah sakit tipe C dengan rincian kelas III 40 %, kelas II 30 %, kelas I 20 % dan VIP
10 %, dengan BOR kelas III 90 %, kelas II 75 %, kelas I 65 % dan VIP 55 %. Obat yang beredar
di rumah sakit saat ini ± 1000 macam. Formularium rumah sakit terakhir direvisi pada tahun
2017. Diketahui banyak obat yang diresepkan diluar formularium karena dokter sering berganti-
ganti merek obat. Padahal anggaran dana untuk pembelian obat cukup terbatas. Kepala IFRS
bertanggung jawab untuk memperbaharui kebijakan sistem pengelolaan obat berdasarkan konsep
Drug Management Cycle beserta sistem evaluasi/pengendaliannya.

Step 1

Step 2

1. Isi formularium rumah sakit


2. Format dalam pembuatan formularium RS
3. Peran apoteker dalam penyusunan formularium
4. Tahapan dalam penyusunan formularium
5. Panitia yg berperan dalam penyusunan formularium
6. Pedoman dalam penggunaan formularium di RS
7. Teknik pengelolaan sistem formularium
8. Bagaimana kebijakan penggunaan formularium
9. Kriteria pemilihan obat untuk masuk formularium RS
10. Manfaat pembuatan formularium RS
11. Evaluasi obat untuk formularium

Step 3

1. Isi formularium rumah sakit


Meliputi :
-informasi umum prosedur dan kebijakan RS tentang obat yg meliputi yaitu prosedur dan
kebijakan formularium yg termasuk dalam penggunanan obat dan prosedur untuk
menambah obat baru. Ada uraian singkat ttg tim farmasi dan terapi termasuk anggotanya
tanggung jawab dan kegiatannya. Ada peratturan ttg penulisan resep racikan dan
pemberian obat. Prosedur pelayanan kefarmasian.
-daftar sediaan obat
-informasi khusus
2. Format dalam pembuatan formularium RS
- Harus menarik, mudah dibaca
- Judul, nama gelar KFT, daftar isi, informasi ttg prosedur dan kebijakan RS
3. Peran apoteker dalam penyusunan formularium
- MEREKAPITULASI usulan obat yg akan dibahas dalam rapat penyusunan
formularium
- -mengkaji informasi dari pustaka ilmiah dari obat yg diusulkn
- Menyajikan data persediaan obat dan harga obat
- Melakukan evaluasi thdp usulan yang masuk
- Melakukan monitoring dan evaluasi thdp implemnetasi formularium scara
berkesinmabungan
4. Tahapan dalam penyusunan formularium
-menurut kemenkes RI penyusunan formularium mengacu pada morbiditas berdasarkan
kriteria yg disusun kolaboratif. 11 tahapan
5. Panitia yg berperan dalam penyusunan formularium
- Berdasarkan permenkes 200 ttg pedoman penyusunan formularium RS disebut TFT
tim farmasi dan terapi merupakan wadah yang kepada direktur / rumah sakit.
Selanjutnya ddisetujui oleh direktur. Anggota terdiri dari dokter, apoteker, dan tenaga
kesehatan lainnya. Komite ini diketuai oleh dokter atau apoteker.
6. Pedoman dalam penggunaan formularium di RS
-membuat kesepakatan antara staf medis dari berbagai disiplin ilmu dgn panitia fatmasi
dan terapi dalam menentukan kerangka mengenai tujuan organisasi, fungsi, dan ruang
lingkup
- staf medis harus dpt menyesuaikan sistem yg berlaku dgn kebutuhan tiap-tiap institusi
- staf medis harus menerima kebijakan” dan prosedur yg ditulis oleh panitia untuk
menguasi sitem formularium
-nama obat yg tercantum dlm formularium adalah nama generik
-membatasi jumlah produk obat yg secra rutin harus tersedia di instalasi farmasi
- membuat prosedur yg mengatur pendistribusian obat generik yg efek terapinya sama
7. Teknik pengelolaan sistem formularium
- Terdiri dari 3 kategori
- Evaluasi penggunaan obat (EPO) : proses jaminan mutu yg terstruktur yg
dilaksanakan scr terus menerus scr organisasi diakui dan ditujukan untuk menjamin
agar obat yg digunakan agar aman dan efektif. Sebelumnya harus dibuat terlebih
dahulu kriteria penggunaan obat dan pedoman pengobatannya.
- Pemeliharaan formularum. Formularium dimutakhirkan dgn 3 proses : pengkajian
gol. Terapi, penambahan ke formularium atau penghapusan dari formularium,
penggunaan non obat formularium untuk kasus tertentu
- Seleksi produk obat: meliputi evaluasi, dan penilaian mengenai data biovailibilitas
dan bioekuivalensi, karakteristik penyimpanan, konsumsi, dan produk yg relevan
8. Bagaimana kebijakan penggunaan formularium
- Kemenkes RI no HK.07/menkes/200/2020 ttg penyusunan formularium di RS
DIBUAT OLEH DIREKTUR KEPALA rumah sakit dibagi 3
-restriksi/batasan terkait dgn penulisan resep serta ketentuan lain yg diperlukan untuk
peresepan obat yg rasional antra lain terkait dosis, jenis dan jumlah maksimal obat,
nama penggunaan, dan dokter penulis resep
-substitusi dibagi menjadi 2 : substitusi generik dan terapetik. Terkait penggantian
oleh instalasi farmasi RS
-penggunaan obat di luar rumah sakit
9. Kriteria pemilihan obat untuk masuk formularium RS
- Berdasarkan kemenkes RI no HK.07/menkes/200/2020 formularium RS
TERDAPAT 6 kriteria untuk masuk formularium rumah sakit
- Dalam rangka meningkatakn kepatuhan thdp formularium rs maka rumah sakit harus
mempunyai kebijakn terkait penambhan atau pengurangan obat dalam formularium
rumah sakit dgn mempertimbgkan indikasi penggunaan, efektivitas, risiko, dan biaya.
10. Manfaat pembuatan formularium RS
-sebgai pengendalian mutu dan biaya obat sehingga akan memudahkan dalam pemilihan
obat yg rasional
- megurangi biaya pengobatan dan mengoptimalkan pelayanan
- Memberikan rasio manfaat biaya yg tertinggi bukan hanya sekedar obat yg murah
- IFRS dpt melakukan pengelolaan obat yg efiisen dan efektif
- Dapat sebagai edukasi bagi tenaga kesehatan
- Memuat sejumlah pilihan terapi obat yg jenisnya dibatasi sehingga tnga kesehatan
dpat mengtahui dan mengingat obat yg digunakan scr rutin
- Memudahakan tenaga kesehatan dlm memilih obat yg akan digunakn untuk perwatan
pasien
11. Evaluasi obat untuk formularium
- Berdasarkan kemenkes HK.07 ttg penyusunan formularium RS. Pelaksanaan
dilakukan jika . evaluasi terdiri dari nama generik, nama dagang, indikasi, ketersidaan
hayati , penggolongan farmakologi, rentang doisis, efek samping dan toksisitas,
keuntungan , kerugian.

Step 4

Formularium
Rumah Sakit

Isi Format Tahap Teknik Evaluasi


Kriteria Manfaat Pengelolaan Obat Evaluasi
Pembuatan Penyusunan Pelayanan RS
Pemilihan Obat Sistem
Pedoman
Penggunaan
Panitia yang
Prinsip berperan
Penerapan

Peran Apoteker
Step 4

1. Isi formularium rumah sakit


Meliputi :
-informasi umum prosedur dan kebijakan RS tentang obat yg meliputi yaitu prosedur dan
kebijakan formularium yg termasuk dalam penggunanan obat dan prosedur untuk
menambah obat baru. Ada uraian singkat ttg tim farmasi dan terapi termasuk anggotanya
tanggung jawab dan kegiatannya. Ada peratturan ttg penulisan resep racikan dan
pemberian obat. Prosedur pelayanan kefarmasian. Prosedur dan kebijakan pemberian
obat untuk penderita rawat jalan. Kebijakan harga obat, prosedur distribusi, obat untuk
rawat inap dan sebagainya.
-daftar sediaan obat . daftar obat yg dimasukkan ke formularium dapat disusun
berdasarkan abjad menurut nama nama generik atau kombinasi keduanya. Informasi pada
tiap tiap nama tsbt terdiri dari nama, zat aktif sediaan obat, cara penggunaan obat, bentuk
sediaan kekuatan, formulasi sediaan jika diperlukan. Juga terdapat informasi tambahan
meliputi dosis anak serta biaya
-informasi khusus. Meliputi daftar ktersesediaan dosis, formula nutrisi, pedoman
perhitungan dosis anak, tabel persediaan obat, daftar obat bebas gula, kotak obat,
informasi pemantauan dan penetpan kadar scr farmakokinetik, formulir permintaan non
formularium, formulir reaksi obat yg merugikn, tabel interaksi obat, informasi
pengendalian keracunan, bahan pengencer injeksi untuk sediaan parenteral, kompisisi
untuk sediaan parenteral volume besar.
2. Format dalam pembuatan formularium RS
- Harus menarik, mudah dibaca
- Judul, nama gelar KFT, daftar isi, informasi ttg prosedur dan kebijakan RS
- Komposisi : halaman judul, daftar anggota PFT, daftar isi, informasi ttg kebijakan
dan prosedur, produk yg diterima, lampiran
3. Peran apoteker dalam penyusunan formularium
- Merekapitulasi usulan obat yg akan dibahas dalam rapat penyusunan formularium
- -mengkaji informasi dari pustaka ilmiah dari obat yg diusulkn
- Menyajikan data persediaan obat dan harga obat
- Melakukan evaluasi thdp usulan yang masuk
- Melakukan monitoring dan evaluasi thdp implemnetasi formularium scara
berkesinmabungan
- Berpatisipasi aktif dlm rapat pembahasan dan sosialiasi formularium
- Melakukan pengkajian obat
- Memastikan bahwa obat memenuhi persyaratan farmakope indonesia
- Kemanfaatn dan keamanan sudah terbukti dri pengalaman klinik diberbagai RS
4. Tahapan dalam penyusunan formularium
-menurut kemenkes RI no HK.01 ttg pedoman penyusunan formularium mengacu pada
morbiditas berdasarkan kriteria yg disusun kolaboratif. 11 tahapan
- meminta usukan obat dari masing kelompok staf medik (KSM) dgn berdasarkan pada
panduan praktik klinik (PPK) dan clinical pathway
-membuat rekaplitulasi masing KSM berdasarkan terapi
Mengelompokkan ususlan obat berdarkan kelas terapi
Membahas usulan tersebut dalam rapat komite / TFT jika diperlukan
-mengembalikan rancanagn hasil pembahasan komite/ TFT dikembalikan ke masing-
masing SMF
- membahas hasil umpan balik dari masing SMF
- Menyusun usulan daftar obat
- menyusun
-penetapan formularium RS
-MELAKUKAN edukasi mengenai formularium RS kepada seluruh tng kesehatan
- melakukan monitoring
Ada kegiatan pendukung :
-kajian pemelihan dan review obat
-evaluasi kemananan obat terutama obat baru yg masuk ke daftar formularium RS
-kesesauinan anatar praktik klinik dan daftar obat
-pengembanagn kebijakan obat
5. Panitia yg berperan dalam penyusunan formularium
- Berdasarkan permenkes 200 ttg pedoman penyusunan formularium RS disebut TFT
tim farmasi dan terapi merupakan wadah yang kepada direktur / rumah sakit.
Selanjutnya ddisetujui oleh direktur. Anggota terdiri dari dokter, apoteker, dan tenaga
kesehatan lainnya. Komite ini diketuai oleh dokter atau apoteker.
6. Pedoman dalam penggunaan formularium di RS
-membuat kesepakatan antara staf medis dari berbagai disiplin ilmu dgn panitia fatmasi
dan terapi dalam menentukan kerangka mengenai tujuan organisasi, fungsi, dan ruang
lingkup
- staf medis harus dpt menyesuaikan sistem yg berlaku dgn kebutuhan tiap-tiap institusi
- staf medis harus menerima kebijakan” dan prosedur yg ditulis oleh panitia untuk
menguasi sitem formularium
-nama obat yg tercantum dlm formularium adalah nama generik
-membatasi jumlah produk obat yg secra rutin harus tersedia di instalasi farmasi
- membuat prosedur yg mengatur pendistribusian obat generik yg efek terapinya sama
7. Teknik pengelolaan sistem formularium
- Terdiri dari 3 kategori
- Evaluasi penggunaan obat (EPO) : proses jaminan mutu yg terstruktur yg
dilaksanakan scr terus menerus scr organisasi diakui dan ditujukan untuk menjamin
agar obat yg digunakan agar aman dan efektif. Sebelumnya harus dibuat terlebih
dahulu kriteria penggunaan obat dan pedoman pengobatannya. Merupakan salah satu
teknik pengelolaan sistem formlarium juga merupakan bagian dari program jaminan
mutu penggunaan obat.
- Pemeliharaan formularum. Formularium dimutakhirkan dgn 3 proses : pengkajian
gol. Terapi, penambahan ke formularium atau penghapusan dari formularium,
penggunaan non obat formularium untuk kasus tertentu
- Seleksi produk obat: meliputi evaluasi, dan penilaian mengenai data biovailibilitas
dan bioekuivalensi, karakteristik penyimpanan, konsumsi, dan produk yg relevan.
Apoteker wajib menjamin mutu produk obat yg diadakan dan digunakan oleh rumah
sakit. Dengan penerapan kesetaraan generik dan kesetraan terapi di rumah sakit mutu
produk obat harus dijamin setara sehingga dapat dipertahankan terapi obat yg
bermutu obat dan rasional biaya obat yg bermutu. Pft mengatur priduk obat dan
tatacara pelaksanaan penggantian obat setra atau substitusi terapi.
8. Bagaimana kebijakan penggunaan formularium
- Kemenkes RI no HK.07/menkes/200/2020 ttg penyusunan formularium di RS
DIBUAT OLEH DIREKTUR KEPALA rumah sakit dibagi 3
-restriksi/batasan terkait dgn penulisan resep serta ketentuan lain yg diperlukan untuk
peresepan obat yg rasional antra lain terkait dosis, jenis dan jumlah maksimal obat,
nama penggunaan, dan dokter penulis resep
-substitusi dibagi menjadi 2 : substitusi generik dan terapetik. Terkait penggantian
oleh instalasi farmasi RS. Sunstitusi generik penggantian obat dengan resep sediaan
lain yg terdapat dalam formularium. Substitusi ini dpt dilakukan oleh instalasi farmasi
dgn persetujuan dari dokter penulis resp atau pasien. Substitusi terapetik :
penggantian obat dgn sediaan lain yg zat aktifnya berbeda ttp masih dlm kelas terapi
yg sama. Dpt dilakukan oleh instalasi farmasi dgn terlebih dahulu meminta
persetijuan dokter, petugas farmasi kemudian menulis di lembar resep atau sistem
informasi farmasi terkait nama obat pengganti tanggal dan jam, nama dokter yg
mmberi persetujuan.
-penggunaan obat di luar rumah sakit. Apabaila obat yg dibutuhkan tdk tercantum
dlm formularium RS untuk kasus tertentu maka dpt digunakan obat lain scr terbatas
sesaui kebijakan RS dgn ketentuan sebgai berikut
-penggunaaan obat di luar formularium RS hnya dimungkinkan stelah mendpatkan
rekomendasi dari ketua komite atau TFT dengan persetujuan direktur atau kepala RS
-pengajuan Permohonan PENGGUNAAN obat filuar formularium RS dengan
mengisi formulir permintaan obat khusus nonformularium
-pemberian obat di luar formularium RS diberikan dlm jumlah terbatas sesuai dgn
kebutuhan
-pemberian obat di luar formularium RS diberikan dlm jumlah yg terbatas
9. Kriteria pemilihan obat untuk masuk formularium RS
- Berdasarkan kemenkes RI no HK.07/menkes/200/2020 formularium RS
TERDAPAT 6 kriteria untuk masuk formularium rumah sakit:
-obat yg dikelola di RS merupakan obat yg memiliki no izin edar/NIE
-mengutamakan penggunaan obat generik
-memiliki rasio manfaat risiko yang paling menguntungkan penderita
-menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
-memilik rasio manfaat biaya yg tertinggi berdadarkan biaya langsung dan tidak
langsung
-obat lain yg terbukti paling efektif scr ilmiah dan aman yg paling dibutuhkan untuk
pelayanan dgn harga yg terjangkau
- Dalam rangka meningkatakn kepatuhan thdp formularium rs maka rumah sakit harus
mempunyai kebijakn terkait penambhan atau pengurangan obat dalam formularium
rumah sakit dgn mempertimbgkan indikasi penggunaan, efektivitas, risiko, dan biaya.
10. Manfaat pembuatan formularium RS
-sebgai pengendalian mutu dan biaya obat sehingga akan memudahkan dalam pemilihan
obat yg rasional
- megurangi biaya pengobatan dan mengoptimalkan pelayanan
- Memberikan rasio manfaat biaya yg tertinggi bukan hanya sekedar obat yg murah
- IFRS dpt melakukan pengelolaan obat yg efiisen dan efektif
- Dapat sebagai edukasi bagi tenaga kesehatan
- Memuat sejumlah pilihan terapi obat yg jenisnya dibatasi sehingga tnga kesehatan
dpat mengtahui dan mengingat obat yg digunakan scr rutin
- Memudahakan tenaga kesehatan dlm memilih obat yg akan digunakn untuk perwatan
pasien
11. Evaluasi obat untuk formularium
- Berdasarkan kemenkes HK.07 ttg penyusunan formularium RS. Pelaksanaan
dilakukan jika . evaluasi terdiri dari nama generik, nama dagang, indikasi, ketersidaan
hayati , penggolongan farmakologi, rentang doisis, efek samping dan toksisitas,
keuntungan , kerugian.
12. Evaluasi pelayanan RS
-BOR : presentase tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu dan parameter tinggi
rendahnya pemanfaatan tempat tidur di RS
Rumus : jumlah hari perawatan : (jumlah tempat tidur)* jumlah 1 periode x 100%
Kriteria : dengan interval 60-80% yaitu bobot nilai 3 termasuk dlm kriteria baik
Pada interval 55% dgn bobot nilai 2 maka termasuk kriteria cukup
Interval 85-95% dgn nilai bobot 2 termasuk kriteria cukup
Interval <50% bobot 1 kriteria kurang
Interval >90 bobot 1 termasuk kriteria kurang
ALOST yang merupakan rata rata rawat inap seorang pasien memberikan gambaran
mutu pelayanan di rumah sakit. Analisis
Jumlah pasien dirawat / jumlah pasien keluar
Standar kriteria :
Interval 6-9 hari : baik
4-6 hari : cukup
2-4 hari : cukup
>15 < 2 hari : kurang
TOI : menujukkan rata rata harian sebuah tmpat tidur tidak ditempati hingga
Merupakan parameter yg memberikan gambaran tingkat efiisensi penggunaan tempat
tidir
1-3 hari : baik
3-5 hari: cukup
>5 hari : kurang
BTO : frekuensi pemakaian dlam satu satuan waktu biasanya dalam periode 1 tahun
Standar kriteria :
40-50 kali : baik
50-70 kali : cukup
>70 kali: kurang

Step 5 LO
1. Informasi apa saja yg perlu dimasukkan dalam permohonan penambahan obat yg
akan dimasukkan dalam formularium rumah sakit
2. Bagaimana revisi formularium rumah sakit
3. Indikator perbekalan farmasi di rumah sakit
4. Metode analisis ABC, VEN, EOQ (perhitungan dan contohnya)

Anda mungkin juga menyukai