Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM KERJA

KOMITE FARMASI DAN TERAPI


RUMAH SAKIT PERMATA HATI
TAHUN 2020

DISUSUN OLEH
RUMAH SAKIT PERMATA HATI
KABUPATEN BENGKALIS
PROGRAM KERJA KOMITE FARMASI DAN TERAPI
TAHUN 2023

I .PENDAHULUAN
Perawatan pasien di rumah sakit dan dalam fasilitas kesehatan
lain seringkali tergantung pada keefektifan penggunaan obat.
Keragaman obat yang tersedia mengharuskan dikembangkannya
suatu program penggunaan obat yang baik di rumah sakit, guna
memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang terbaik, rumah
sakit harus mempunyai suatu program pemilihan dan penggunaan
obat yang obyektif di rumah sakit. Program ini adalah dasar dari
terapi obat yang tepat dan ekonomis. Konsep sistem formularium
adalah suatu metode untuk mengadakan program tersebut dan telah
digunakan oleh berbagai rumah sakit beberapa tahun yang lalu.

Sistem formularium merupakan metode yang digunakan staf


medik di rumah sakit yang bekerja melalui Komite Farmasi dan
Terapi (KFT), mengevaluasi, menilai dan memilih dari berbagai zat
aktif obat dan produk obat yang tersedia, yang dianggap paling
berguna dalam perawatan pasien. Hanya obat yang dipilih demikian
yang secara rutin tersedia di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Dengan
demikian, sistem formularium adalah sarana penting dalam
memastikan mutu penggunaan obat dan pengendalian harganya.
Sistem formularium menetapkan pengadaan, penulisan, dispensing,
dan pemberian suatu obat dengan nama dagang atau obat dengan
nama generik apabila obat tersedia dalam dua nama tersebut.

Keberhasilan sistem formularium hanya dapat tercapai bila


mendapat persetujuan dari Komite Medik, staf medis yang
terorganisasi, anggota staf secara individu, dan berfungsinya Komite
Farmasi dan Terapi (KFT) yang terorganisasi dengan baik. Kebijakan
dan prosedur dasar yang menguasai sistem formularium harus
tertera dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga atau dalam
ketetapan dan peraturan staf medik.
Hasil utama dalam sistem formularium adalah formularium
rumah sakit, yaitu dokumen atau buku yang berisi kumpulan produk
obat yang dipilih KFT disertai informasi tambahan penting tentang
penggunaan obat tersebut, yang terus menerus di revisi agar selalu
akomodatif bagi kepentingan pasien dan staf profesional pelayan
kesehatan, berdasarkan data konsumtif dan data morbiditas serta
pertimbangan klinik staf medik di rumah sakit.

1.1. LATAR BELAKANG


Tugas pokok Komite Farmasi dan Terapi (KFT) berdasarkan SK
Direktur RS Permata Hati Nomor : adalah membantu Direktur RS
Permata Hati, dalam pengelolaan obat-obatan dan alat kesehatan
habis pakai, sedangkan salah satu fungsi KFT sebagaimana
tercantum dalam Surat Keputusan Direktur tersebut adalah
menyusun formularium obat RS Permata Hati, mengevaluasi dan
merevisi setiap tahun, dengan memperhatikan usulan dari Staf
Medik.
Formularium rumah sakit berperan sebagai koridor bagi
pelaksana untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai
dengan kaidah dan standar terapi yang berlaku. Oleh karena itu,
Formularium RS Permata Hati perlu di revisi secara berkala tidak
hanya menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran, tetapi juga didasarkan pada kajian pola
penyakit dan kajian penggunaan obat serta berbagai kebijakan
Kementerian Kesehatan.

II. TUJUAN

II.1. Tujuan Umum

Tersedianya pedoman pelayanan KFT di RS Permata Hati sesuai


dengan standar manajemen dan penggunaan obat.

II.2. Tujuan Khusus

Pelayanan KFT di rumah sakit dikelola sedemikian rupa dengan


tujuan
1. Memberikan perlindungan kepada pasien dan masyarakat
dalam memperoleh dan atau menetapkan standar obat yang
berkualitas.
2. Mempertahankan dan meningkatakan mutu penyelenggaraan
kegiatan KFT sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta peraturan perundang-undangan.
3. Memastikan peran setiap tenaga kesehatan dalam setiap proses
peresepan dan penggunaan obat, pemberian obat sesuai waktu
yang dibutuhkan, memastikan ketepatan rejimen dan dosis
obat yang diresepkan dokter, kejelasan instruksi penggunaan
obat, mencegah masalah-masalah yang berkaitan dengan obat
(DRP) demi memberikan outcome terapi yang berkualitas,
meminimalkan treatment yang tidak diperlukan dengan
memperhatikan biaya terapi
4. Memastikan peran tenaga kesehatan dalam mencapai sasaran
keselamatan pasien yang ditetapkan di RS Permata Hati,
terutama berkaitan dengan obat-obatan yang perlu diwaspadai
(High Alert Medication).

III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Pokok :

1. Perubahan susunan anggota KFT dan pembaharuan SK


2. Penyusunan revisi formularium RS Permata Hati tahun 2023
3. Evaluasi penggunaan obat generik di RS Permata Hati
4. Meninjau laporan MESO (monitoring efek samping obat)
danmedication error
5. Monitoring dan evaluasi hasil kinerja KFT

IV. JADWAL KEGIATAN


No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Perubahan Susunan Anggota dan SK X
KFT
2 Penyusunan revisi formularium RS X
Permata Hati 2023
3 Evaluasi penggunaan obat generik X
dan kesesuaian
4 Meninjau laporan MESO dan X X X X X X
medication error
5 Monitoring dan evaluasi hasil kinerja X X X X

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN (METODOLOGI)

Metodologi :

1. Penyusunan revisi formularium berdasarkan data dan usulan


yang telah dibahas tahun sebelumnya
2. Evaluasi penggunaan obat generic dan kesesuaian peresepan
dengan formularium yaitu meminta data hasil perhitungan
kesesuaian penggunaan obat dari aspek peresepan maupun
dari persediaan di instalasi farmasi rumah sakit kemudian data
disajikan dalam persentase penggunaan dan kesesuaian
3. Kegiatan Monitoring Efek Samping Obat tergabung dalam
sebuah kegiatan yang disebut Pemantauan Terapi Obat (PTO).
Kegiatan PTO mencakup : pengkajian pilihan obat, dosis, cara
pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak
dikehendaki (ROTD), dan rekomendasi perubahan atau
alternatif terapi. Pemantauan terapi obat harus dilakukan
secara berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur pada
periode tertentu agar keberhasilan ataupun kegagalan terapi
dapat diketahui. Pasien yang mendapatkan terapi obat
mempunyai risiko mengalami masalah terkait obat.
Kompleksitas penyakit dan penggunaan obat, serta respons
pasien yang sangat individual meningkatkan munculnya
masalah terkait obat. Hal tersebut menyebabkan perlunya
dilakukan PTO dalam praktek profesi untuk mengoptimalkan
efek terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki.
Prinsip kegiatan Monitoring Efek Samping Obat adalah sebagai
berikut :
a. Pemantauan dan Pelaporan efek samping obat
dikoordinasikan oleh Panitia Farmasi dan Terapi rumah
sakit
b. Petugas pelaksana pemantauan dan pelaporan efek samping
obat adalah dokter, perawat, dan apoteker di ruang rawat
inap / Poliklinik
c. Panitia Farmasi dan Terapi melaporkan hasil evaluasi
Monitoring Efek Samping Obat kepada Wakil Direktur
Pelayanan dan menyebarluaskannya ke seluruh Instalasi di
rumah sakit sebagai umpan balik / edukasi.
d. Hasil evaluasi laporan Monitoring Efek Samping obat dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengeluarkan obat dari formularium
4. Monitoringdan evaluasi hasil kinerja komite farmasi dan terapi
dengan membuat rangkuman hasil kerja selama satu tahun
dan disajikan dalam bentuk dalam bentuk laporan di akhir
tahun

VI. SASARAN
Sasaran dari sistem formularium ini adalah tercapainya
pelayanan kesehatan yang optimal terhadap pasien dan tercapainya
sasaran keselamatan pasien

VII. EVALUASI PELAKSANAAN


Penerapan Formularium RS Permata Hati perlu dipantau dan
dievaluasi secara kontinyu. Pemantauan dan evaluasi dilakukan
untuk menunjang keberhasilan penerapan Formularium RS Permata
Hati melalui mekanisme pemantauan dan evaluasi keluaran dan
dampak penerapan Formularium RS Permata Hati yang sekaligus
dapat mengidentifikasi permasalahan potensial dan strategi
penanggulangan yang efektif.
Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berjenjang
sesuai dengan fungsi dan tingkatnya, berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

VIII. PENUTUP

Demikianlah program kerja Komite Farmasi dan Terapi RS


Permata Hati partisipasi dan keterlibatan seluruh anggota Komite
Farmasi dan Terapi dan pimpinan RS Permata Hati sangat
mendukung terlaksananya program ini demi peningkatan mutu
pelayanan di RS Permata Hati, semoga menjadi nilai ibadah untuk
kita semua.

Dompu, Januari 2020


Ketua Sekretaris
Komite Farmasi dan Terapi Komite Farmasi danT erapi

Dr. Erry Franto, Sp,OG Novawati Syam, S.si, Apt

Mengetahui,
Direktur RS Permata Hati

Anda mungkin juga menyukai