Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM KERJA

KOMITE FARMASI DAN TERAPI


RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO

TAHUN 2022

RSUD dr. ABDOER RAHEM


SITUBONDO

Jl. Anggrek No. 68 Situbondo


Telp. (0338) 673293 Fax 671028
Email: rsu.situbondo@yahoo.com
I. PENDAHULUAN

Perawatan pasien di rumah sakit dan dalam fasilitas kesehatan lain seringkali tergantung
pada keefektifan penggunaan obat. Keragaman obat yang tersedia mengharuskan
dikembangkannya suatu program penggunaan obat yang baik di rumah sakit, guna memastikan
bahwa pasien menerima perawatan yang terbaik, rumah sakit harus mempunyai suatu program
pemilihan dan penggunaan obat yang obyektif di rumah sakit. Program ini adalah dasar dari
terapi obat yang tepat dan ekonomis. Konsep sistem formularium adalah suatu metode untuk
mengadakan program tersebut dan telah digunakan oleh berbagai rumah sakit beberapa tahun
yang lalu.
Sistem formularium merupakan metode yang digunakan staf medik di rumah sakit
yang bekerja melalui Komite Farmasi dan Terapi (KFT), mengevaluasi, menilai dan
memilih dari berbagai zat aktif obat dan produk obat yang tersedia, yang dianggap paling
berguna dalam perawatan pasien. Hanya obat yang dipilih demikian yang secara rutin tersedia
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Dengan demikian, sistem formularium adalah sarana penting
dalam memastikan mutu penggunaan obat dan pengendalian harganya. Sistem formularium
menetapkan pengadaan, penulisan, dispensing, dan pemberian suatu obat dengan nama dagang
atau obat dengan nama generik apabila obat tersedia dalam dua nama tersebut.
Keberhasilan sistem formularium hanya dapat tercapai bila mendapat persetujuan dari
Komite Medik, staf medis yang terorganisasi, anggota staf secara individu, dan berfungsinya
Komite Farmasi dan Terapi (KFT) yang terorganisasi dengan baik. Kebijakan dan prosedur
dasar yang menguasai sistem formularium harus tertera dalam anggaran dasar/anggaran rumah
tangga atau dalam ketetapan dan peraturan staf medik.

1.1 LATAR BELAKANG

Tugas pokok Komite Farmasi Komite Farmasi dan Terapi (KFT) Terapi (KFT)
berdasarkan berdasarkan SK Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem Nomor :
445/840.33/431.302.7.4.3/2022 adalah membantu Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem dalam
pengelolaan obat-obatan dan alat kesehatan habis pakai, sedangkan salah satu fungsi KFT
sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Direktur tersebut adalah menyusun
formularium obat RSUD dr. Abdoer Rahem, mengevaluasi dan merevisi setiap tahun, dengan
memperhatikan usulan dari Staf Medik.
Formularium rumah sakit berperan sebagai koridor bagi pelaksana untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan kaidah dan standar terapi yang berlaku. Oleh karena
itu, Formularium RSUD dr. Abdoer Rahem perlu di revisi secara berkala tidak hanya
menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, tetapi juga
didasarkan pada kajian pola penyakit dan kajian penggunaan obat serta berbagai kebijakan
Kementerian Kesehatan.

II. TUJUAN
II. 1 Tujuan Umum
Tersedianya pedoman  Tersedianya pedoman pelayanan KFT pelayanan KFT di RSUD dr.
Abdoer Rahem sesuai dengan standar manajemen dan penggunaan obat.
II. 2 Tujuan Khusus
Pelayanan KFT di rumah sakit dikelola sedemikian rupa dengan tujuan :
1. Memberikan perlindungan kepada pasien dan masyarakat dalam memperoleh dan atau
menetapkan standar obat yang berkualitas.
2. Mempertahankan dan meningkatakan mutu penyelenggaraan kegiatan KFT sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peraturan perundang-
undangan.
3. Memastikan peran setiap tenaga kesehatan dalam setiap proses peresepan dan penggunaan
obat, pemberian obat sesuai waktu  yang dibutuhkan, dibutuhkan, memastikan
memastikan ketepatan ketepatan rejimen rejimen dan dosis obat yang diresepkan dokter,
kejelasan instruksi penggunaan obat, mencegah masalah-masalah yang berkaitan dengan
obat (DRP) demi memberikan outcome terapi yang berkualitas, meminimalkan treatment
yang tidak diperlukan diperlukan dengan memperhatikan biaya terapi.
4. Memastikan peran tenaga kesehatan dalam mencapai sasaran keselamatan pasien yang
ditetapkan di RSUD dr. Abdoer Rahem, terutama berkaitan dengan obat-obatan yang
perlu diwaspadai (High Alert Medication).

III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan Pokok :
1. Perubahan susunan anggota KFT dan pembaharuan SK.
2. Penyusunan revisi formularium RSUD dr. Abdoer Rahem Tahun 2020.
3. Evaluasi penggunaan obat generik di RSUD dr. Abdoer Rahem.
4. Meninjau laporan MESO (monitoring efek samping obat) dan medication error. 
5. Monitoring dan evaluasi hasil kinerja KFT.
IV. JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan Bulan
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12
0
1. Perubahan Susunan Anggota dan SK X
KFT
2. Penyusunan revisi formularium X
RSUD dr. Abdoer Rahem Tahun
2017
3. Evaluasi penggunaan obat generik X
dan kesesuaian
4. Meninjau laporan MESO dan X X X X X X
medication error
5. Monitoring dan evaluasi kinerja X X X X

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN (METODOLOGI)

Metodologi :
1. Penyusunan revisi formularium berdasarkan data dan usulan  yang telah dibahas
tahun sebelumnya.
2. Evaluasi penggunaan obat generik dan kesesuaian peresepan dengan formularium
yaitu meminta data hasil perhitungan kesesuaian penggunaan obat dari aspek
peresepan maupun dari persediaan di Instalasi Farmasi RSUD kemudian data
disajikan dalam persentase penggunaan dan kesesuaian.
3. Kegiatan Monitoring Efek Samping Obat tergabung dalam sebuah kegiatan yang
disebut Pemantauan Terapi Obat (PTO). Kegiatan PTO mencakup : pengkajian
pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak
dikehendaki (ROTD), dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi.
Pemantauan terapi obat harus dilakukan secara berkesinambungan dan dievaluasi
secara teratur pada periode tertentu agar keberhasilan ataupun kegagalan terapi
dapat diketahui. Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko
mengalami masalah terkait obat. Kompleksitas penyakit dan penggunaan obat, serta
respons pasien yang sangat individual meningkatkan munculnya masalah terkait
obat. Hal tersebut menyebabkan perlunya dilakukan PTO dalam praktek profesi
untuk mengoptimalkan efek terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki.
Prinsip kegiatan Monitoring Efek Samping Obat adalah sebagai berikut :
a. Pemantauan dan Pelaporan efek samping obat dikoordinasikan oleh Panitia
Farmasi dan Terapi Rumah Sakit.
b. Petugas pelaksana pemantauan dan pelaporan efek samping obat adalah
dokter, perawat, dan apoteker di ruang rawat inap / poli.
c. Panitia Farmasi dan Terapi melaporkan hasil evaluasi Monitoring Efek
Samping Obat kepada Wakil Direktur Pelayanan dan menyebarluaskannya ke
seluruh Instalasi di rumah sakit sebagai umpan balik / edukasi.
d. Hasil evaluasi laporan Monitoring Efek Samping obat dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk mengeluarkan obat dari formularium.
4. Monitoring dan evaluasi hasil kinerja komite farmasi dan terapi dengan membuat
rangkuman hasil kerja selama satu tahun dan disajikan dalam bentuk dalam bentuk
laporan di akhir tahun.

VI. SASARAN

Sasaran dari sistem formularium ini adalah tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal
terhadap pasien dan tercapainya sasaran keselamatan pasien.

VII. EVALUASI PELAKSANAAN

Penerapan Formularium RSUD dr. Abdoer Rahem perlu dipantau dan dievaluasi secara
kontinyu. Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk menunjang keberhasilan penerapan
Formularium RSUD dr. Abdoer Rahem melalui mekanisme pemantauan dan evaluasi keluaran
dan dampak penerapan Formularium RSUD dr. Abdoer Rahem yang sekaligus dapat
mengidentifikasi permasalahan potensial dan strategi penanggulangan yang efektif.

Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan fungsi dan
tingkatnya, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

VIII. PENUTUP

Demikianlah program kerja Komite Farmasi dan Terapi RSUD dr. Abdoer Rahem,
partisipasi dan keterlibatan seluruh anggota Komite Farmasi dan Terapi dan pimpinan RSUD
dr. Abdoer Rahem sangat mendukung terlaksananya program ini demi peningkatan mutu
pelayanan di RSUD dr. Abdoer Rahem, semoga menjadi nilai ibadah untuk kita semua.

Situbondo, Mei 2022

Ketua Sekretaris
Komite Farmasi dan Terapi Komite Farmasi dan Terapi

dr. Ira Miryani, Sp. OG. Frieda Riandini, S. Farm, Apt.

Mengetahui
Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem

Anda mungkin juga menyukai