Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENELITIAN ETNOGRAFI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampu:
Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si

Disusun Oleh:
Siti Zakiyah (11190520000039)
Shafira Rahmazani (11190520000046)
Ade Fatmawati (11190520000048)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang karena rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penelitian Etnografi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Metode Penelitian Kualitatif. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang metode penelitian kualitatif etnografi bagi para pembaca juga penyusun.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku
dosen pengampu Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif yang telah memberikan tugas ini,
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan untuk kesempurnaan makalah
ini.

Ciputat, 19 September 2021

Penyususn
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergeseran metodelogi penelitian dari kuantitatif ke arah kualitatif menjadi pembicaraan
yang cukup hangat. Denzin & Lincon mencatat lebih dari dua dekade ini, perkembangan
metodelogi penelitian mengalami revolusi yang sangat pesat terutama di lingkungan ilmu
sosial dan humaniora atau yang dikenal dengan the qualitative revolution.
Arah penelitian kualitatif yang mempelajari sesuatu dalam settingan aslinya berdasarkan
pemahaman masyarakat pemiliknya serta menempatkan subjek penelitian tersebut secara alami
nampaknya telah menjadi magnet tersendiri bagi peneliti untuk memilih penelitian kualitatif.
Salah satu pendekatan penelitian kualitatif yang banyak dipilih peneliti dewasa ini adalah
etnografi. Salah satu alasan tingginya peneliti memilih etnografi, karena etnografi dipahami
sebagai sesuatu yang secara given dimiliki peneliti. Peneliti dibayangkan dengan sangat mudah
hanya dapat melukiskan suatu kelompok etnik. Padahal tidak semudah itu, karena etnografi
juga mempunyai kaidahnya yang harus diikuti, mempunyai beberapa tataran akademik yang
harus dipilih dan pada gilirannya dapat menggunakan dalam penelitian dengan penuh tanggung
jawab.1
Etnogarfi berusaha memberikan pemahaman yang berangkat dari pemahaman budaya
masyarakat yang ingin dipahami. Bentuk laporan penelitian etnografi begitu khas, sehingga
kemudian istilah etnografi juga digunakan untuk mengacu kepada metode penelitian untuk
mengahasilkan laporan tersebut.2
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian penelitian etnografi?
b. Apa saja prinsip penelitian etnografi?
c. Apa saja jenis penelitian etnografi?
d. Apa saja ciri-ciri penelitian etnografi?
e. Bagaimana prosedur penelitian etnografi?
f. Apa saja kelebihan dan kekurangan penelitian etnografi?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahuan penelitian etnografi
b. Untuk mengetahuan prinsip penelitian etnografi
c. Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian etnografi
d. Untuk mengetahui ciri-ciri penelitian etnografi
e. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penelitian etnografi

1
Windiani, Farida Nurul R, “Menggunakan Metode Etnografi dalam Penelitian Sosial”, Jurnal Sosiologi, Vol. 9,
No. 2, Tahun 2016, Hal. 87-88
2
Mohammad Siddiq, Hartini Salama, “Etnografi Sebagai Teori dan Metode”, Jurnal KORDINAT, Vol. XVII, No. 1,
Tahun 2019, Hal. 25
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Etnograf
Istilah etnografi berasal dari kata Yunani, ethos artinya orang dan graphein artinya tulisan.
Dewasa ini istilah etnografi bukanlah istilah yang asing lagi bagi peneliti sosial. Etnografi
merupakan salah satu pendekatan dalam metode penelitian kualitatif yang berusaha
mengeksplor suatu budaya masyarakat.3 Artinya tujuan dari pendekatan etnografi ini adalah
memahami sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan, untuk mendapatkan
pandangannya mengenai dunianya. Etnografi biasa dikenal dengan mempelajari masyarakat
dan belajar dari masyarakat.
Menurut Brewer dalam bukunya yang berjudul Etnography, ia menempatkan etnografi
sebagai salah satu prinsip metode penelitian ilmu sosial yang masuk kategori penelitian
kualitatif.4 Etnografi memiliki karakteristik yang khas yaitu keterlibatan penuh peneliti,
mengeksplor budaya masyrakat dan membutuhan kedalaman pemaparan data.
Metode penelitian etnografi dikembangkan dalam bidang antropologi, di mana
dilakukannya pelukisan dan analisis tentang kebudayaan suatu masyarakat atau suku bangsa.
Pada awalnya etnografi ini menggambarkan unsur kebudayaan suatu masyrakat seperti bahasa,
mata pencaharian, agama, kesenian yang diperoleh melalui sumber-sumber tidak langsung
seperti naskah atau peninggalan zaman dahulu. Akan tetapi, pada etnografi yang baru
penggambaran kehidupan masyarakat dapat diperoleh langsung dari anggota masyarakat
tersebut berdasarkan pola-pola kehidupan masyarakat yang diteliti.
Objek penelitian etnografi adalah kebudayaan yang eksplisit dan implisit. Unsur-unsur
kebudayaan yang eksplisit adalah budaya yang terungkap oleh partisipan secara sadar,
sehingga mudah untuk diketahui oleh peneliti. Berbeda dengan budaya implisit, hal ini tercipta
dan dipahami secara tidak sadar oleh partisipan, sehingga data dan makna harus disimpulkan
secara hati-hati berdasarkan penuturan dan tingkah laku para partisipan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa etnografi merupakan metode atau riset yang menggunakan observasi secara langsung
terhadap kegiatan manusia dalam konteks sosial dan budaya sehari-hari. Dengan metode
etnografi ini, peneliti dapat mengetahui kekuatan-kekuatan apa saja yang mempengaruhi
manusia untuk melakukan sesuatu. Objek dari etnografi ini adalah manusia dan kebudayaan
baik secara eksplisit maupun implisit. Adapun tujuan dari pendekatan etnografi ini adalah
untuk memahami rumpun masyarakat sehingga dengan adanya kajian etnografi ini dapat
memberikan teori-teori ikatan budaya, menemukan grounded teori, memahami masyarakat
yang kompleks, memahami perilaku manusia serta berkontribusi dalam menyelesaikan
problem-problem praktis yang dihadapi dari subjek masyarakat yang sedang diteliti.5

3
Windiani dan Farida Nurul R, “Menggunakan Metode Etnografi Dalam Penelitian Sosial”, Jurnal Sosiologi Vol
9 No. 2, hal 88
4
Windiani dan Farida Nurul R, “Menggunakan Metode Etnografi Dalam Penelitian Sosial”, Jurnal Sosiologi Vol
9 No. 2, hal 88
5
Windiani dan Farida Nurul R, “Menggunakan Metode Etnografi Dalam Penelitian Sosial”, Jurnal Sosiologi Vol
9 No. 2, hal 91-92
B. Prinsip Penelitian Etnografi
Dalam bukunya, Hammersley mengemukakan tiga prinsip metodologi pendekatan
etnografi. Prinsip-prinsip ini dijadikan dasar untuk mengkritik tentang kegagalan penelitian
kuantitatif, yang bersandarkan pada apa yang dikatakan orang bukan apa yang dilakukan.
Ketiga prinsip tersebut, yakni:
1. Naturalisme
Yaitu pandangan bahwa tujuan dilakukannya penelitian sosial adalah untuk
mengetahui karakter perilaku manusia yang muncul secara alami, dan hal ini dapat
diketahui hanya melalui kontak langsung dengan masyarakat yang ditelitinya.
2. Pemahaman
Dalam melakukan suatu penelitian, tentunya peneliti harus memahami latar dari objek
yang diteliti. Dengan pendekatan etnografi, seorang peneliti diminta untuk dapat
memahami objek penelitiannya secara langsung, sehingga penelitian yang dilakukan
pun dapat dilakukan dengan tepat.
3. Penemuan
Corak lain dari pemikiran etnografi adalah konsepsi pproses penelitian sebagai induktif
atau berdasarkan temuan, daripada dibatasi pada pengujian hipotesis secara eksplisit.
Itu beralasan bahwa jika seseorang mendekati suatu fenomena dengan suatu set
hipotesis, mungkin dia gagal menemukan fenomena tersebut sebenarnya dibutakan
oleh asumsi yang dibangun ke dalam hipotesis tersebut. Fokus penelitian dibatasi dan
dipertajam, dan barangkali berubah secara substansial sebagaimana ia berproses.
Dengan cara yang sama, ide-ide teoritis yang membingkai deskripsi dan penjelasan
tentang apa yang diamati dikembangkan setelah penelitian selesai. Ide-ide semacam
itu dianggap sebagai hasil yang berharga, bukan prasyarat penelitian.
C. Jenis-jenis Penelitian Etnografi
Creswell (2012) membedakan etnografi menjadi 2 bentuk yang paling popular yaitu:
1. Etnografi realis adalah pendekatan yang populer digunakan oleh para antropolog
budaya. Etnografi realis adalah pandangan obyektif terhadap situasi, biasanya ditulis
dalam sudut pandang orang ketiga, melaporkan secara obyektif mengenai informasi
yang dipelajari dari para obyek penelitian. Dalam entografi realis ini:
a. Etnografer menceritakan penelitian dari sudut pandang orang ketiga, laporan
pengamatan partisipan dan pandangan mereka. Etnografi tidak menuliskan
pendapat pribadinya dalam laporan penelitian dan tetap berada di belakang layar
sebagai reporter yang meliput tentang fakta-fakta yang ada.
b. Peneliti melaporkan data objektif dalam sebuah bentuk informasi yang terukur,
tidak terkontaminasi oleh bias, tujuan politik, dan penilaian pribadi. Peneliti dapat
menggambarkan secara detail antara orang-orang yang diteliti. Etnografi juga
menggunakan katagori standar untuk deskripsi budaya (misalnya kehidupan
keluarga, kehidupan kerja, jaringan sosial, dan sistem status).
c. Etnografi menghasilkan pandangan pastisipan melalui kutipan yang di edit tanpa
mengubah makna dan memiliki kesimpulan berupa interpretasi dan penyajian
budaya.
2. Penelitian etnografi kritis adalah jenis penelitian etnografi di mana penulis tertarik
memperjuangkan emansipasi kelompok yang terpinggirkan dalam msayarakat. Sebagai
contoh, ahli etnografi kritis meneliti sekolah yang menyediakan fasilitas untuk siswa
tertentu, menciptakan situasi yang tidak adil di antara anggota kelas sosial berbeda dan
membiarkan diskriminasi gender. Komponen dari etnografi kritis adalah faktor-faktor
seperti nilai-nilai orientasi, memberdayakan masyarakat dengan memberikan
kewenangan yang lebih dan kekhawatiran tentang kekuasaan dan kontrol. Faktor
tersebut antara lain:
a. Menyelidiki tentang masalah sosial kekuasaan, pemberdayaan, ketidaksetaraan,
ketidakadilan, dominasi, represi, hegomoni dan korban.
b. Para peneliti melakukan etnografi kritis sehingga penelitian mereka tidak semakin
meminggirkan individu yang sedang dipelajari. Dengan demikian, para penanya
berkolaborasi, aktif berpastisipasi, dan bekerjasama dalam penulisan laporan akhir.
Para peneliti etnografi kritis diharapkan untuk berhati-hati dalam memasuki dan
meninggalkan tempat penelitian, serta memberikan feed back.
c. Para peneliti etnografi memberikan pemahaman secara sadar, mengakui bahwa
interpretasi mencerminkan sejarah budaya kita sendiri. Interpretasi dapat hanya
bersifat sementara dan tergantung bagaimana partisipan akan melihatnya.
d. Peneliti kritis memposisikan diri dan sadar akan peran mereka dalam penulisan
laporan penelitian.
e. Posisi ini tidak netral bagi peneliti kritis, hal ini berarti bahwa etnografi kritis akan
menjadi pembela perubahan untuk membantu mengubah masyarakat kita, sehingga
tidak ada lagi yang tertindas dan terpinggirkan.
f. Pada akhirnya, laporan etnografi kritis akan menjadi multilevel, multimetode
pendekatan untuk penyelidikan, penuh kontradiksi tak terpikirkan, dan ketenangan.6
D. Ciri-ciri Penelitian Etnografi
Secara umum, ciri-ciri penelitian etnografi adalah budaya diuraikan dan dianalisis secara
holistik dan bukan parsial. Budaya sebagai objek penelitian etnografi mewujud dalam tiga
aspek, yaitu ide (prinsip, nilai, gagasan, pandangan hidup), aktivitas sosial, dan benda-benda
budaya (artefak). Penelitian etnografi mengamati dan menganalisis budaya secara holistik
dengan tidak hanya secara spiritual namun juga material.
Lebih lanjut Hutomo menyatakan beberapa ciri lain, yaitu: 1) sumber data bersifat ilmiah,
sehingga peneliti harus memahami gejala empirik dalam kehidupan sehari-hari budaya yang
diamati, 2) peneliti sebagai instrumen utama, 3) bersifat deskriptif, yaitu peneliti harus
mengamati fenomena budaya, termasuk dokumen resmi, mencatat, kemudian menggabungkan
dan menganalisis, 4) digunakan untuk memahami bentuk bentuk tertentu atau studi kasus, 5)
analisis bersifat induktif, 6) peneliti harus didapat dari tangan pertama, 7) data dan informasi
harus didapat dari tangan pertama, 8) kebenaran data harus dicek dengan data lain, 9) subjek
penelitian disebut dengan pertisipan, 10) titik berat penelitian harus pada pandangan emik,
yaitu dari pandangan objek penelitian, 11) pengumpulan data menggunakan Purposive
sampling dan bukan probabilitas statistik, dan 12) sebagian besar menggunakan data kualitatif,

6
Windiani, Farida Nurul R, “Menggunakan Metode Etnografi dalam Penelitian Sosial”, Jurnal Sosiologi, Vol. 9,
No. 2, Tahun 2016, Hal. 89-90
namun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan data pendukung kuantitatif
(Endraswara, 2006).
Ciri-ciri penelitian etnografi yang diutarakan oleh Hutomo di atas berkaitan dengan metode
penelitian etnografi, yaitu intrumen penelitian, metode penggalian data, dan analisis data.
Instrumen penelitian terpenting dalam penelitian etnografi adalah sang peneliti sendiri. Peneliti
mengamati segala praktik budaya yang terjadi, mendengar dan mencari informasi yang
dibutuhkan, melakukan studi dokumen pendukung, melakukan manajemen data, dan
melakukan analisis data.7
E. Prosedur Penelitian Etnografi
Siklus penelitian etnografi Menurut Spradley (1980:22-35) prosedur penelitian etnografi
bersifat siklus,bukan bersifat urutan linear dalam penelitian ilmu sosial. Prosedur siklus
penelitian etnografi mencakup enam langkah yaitu pemilihan suatu proyek etnografi,
pengajuanpertanyaan etnografi, pengumpulan data etnografi, pembuatan suatu rekaman
etnografi, analisis data etnografi, dan penulisan sebuah etnografi.
Berikut ini uraian masing - masing siklus penelitian :
1) Pemilihan satau objek etnografi
Siklus dimulai dengan penelitian suatu proyek etnografi. Barangkali yang pertama
peneliti etnografi mempertimbangkan ruang lingkup dari penyelidikan mereka.
2) Pengajuan pertanyaan etnografi
Pekerjaan lapangan etnografi dimulai ketika mulai pengajuan pertanyaan etnografi. Itu
memperlihatkan bukti yang cukup ketika pelaksanaan wawancara, tetapi observasi
yang sangat sederhana san entri catatan lapangan pun melibatkan pengajuan
pertanyaan.
Terdapat tiga jenis utama pertanyaan etnofgrafi. Masing-masing mengarah pada jenis
observasi yang berbeda dilapangan. Semua jenis etnografi mulai dengan “Pertanyaan
deskripti” umum / luas seperti “siapa orang yang ada disini ?” “apa yang mereka
lakukan ?” dan “ apa latar fisik dari situasi sosial ini ?”
Kemudian setelah penggunaan jenis pertanyaan ini untuk menentukan observasi, dan
setelah analisis data awal, dilanjutkan sub-sub pertanyaan yang berhubungan dengan :
a) Suatau deskripsi tentang konteks b) analisis tenyang tema-tema utama c) Interprestasi
prilaku kultural.
3) Pengumpulan data etnografi
Dengan cara observasi partisipan dapat mengamati aktivitas seseorang. karakteristik
fisik situasi sosial, dan apa yang akan menjadi bagian dari tempat kejadian., mencoba
mempunyai sutau tinjauan terhadap situasi sosial dan yang terjadi disana.
4) Pembuatan Sutau rekaman etnografi
Tahap ini mencakup pengambilan catatan lapangan, pengambilan foto, pembuatan
peta, dan penggunaan cara-cara lain untuk merekam observasi. Rekaman ini kan

7
Tri Juni Angkasawati, dkk, Simpangan Jalan Pelayanan Kesehatan Ibu & Anak, (Yogyakarta: Kanisius, 2013),
Hal. 5-6
membantu membnagun sebuah jembatan antara observadu dengan analisis. Sebagaian
analisis anda akan tergantung pada apa yang telah di rekam.
5) Analisis data etnografi
Langkah berikutnya dalam siklus tidak perlu menunggu hingga terkumpul banyak data.
Peneliti etnografi menganalisis data lapangan yang dikumpulkan dari observasi
partisipan untuk menemukan pertanyaan.

Terdapat empat jenis analisis, yaitu analisis dominan, analisis taksonomi, dan
analisis tema.

• analisis domain yaitu memperoleh gambaran umum dan menyeluruh


dari objek penelitian atau situasi sosial.
• Analisis taksonomi yaitu menjabarkan dimai-domain yang dipilih
menjadi lebih rincih untuk mengetahui struktur internalnya.
• Analisis kompenensial yaitu mencari ciri spesifik pada setiap struktruk
internal dengan cara mengontraskan antar elemen. Hal ini dilakukan
melalui observasi dan wawancara terseleksi melalui pernyataan yang
mengontraskan.
• Analisis tema budaya, yaitu mencari hubungan diantara domain dan
hubungan dengan keseluruhan, yang selanjutnya dinyatakan kedalam
tema-tema sesuai dengan fokus dan subfokus penelitian.
6) Penulisan sebuah etnografi
Penulisan sebuah etnografi memaksa penyelidik ke dalam suatau jenis analisis yang
lebih intensif. Peneliti etnografi hanya dapat merencanakan dari awal perjalanan
penyidikan mereka dalam pengertian yang paling umum. Setiap tugas utama dalam
tindakan siklus penelitian dianggap sebagai kompas untuk memlihara perjalanan.

F. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Etnografi


Secara umum kelebihan studi etnografi antara lain:
• Perbedaan antara aktual dan harapan bisa teramati
• Memberi ruang bagi observasi terhadap perilaku non-verbal kerena pengamatan yang
terus menerus dan lama
• Mempererat hubungan antara peneliti dengan informan karena ting kat kepercayaan
yang tinggi. Hal ini akan menghasilkan informasi yang cukup banyak dan lengkap.
Sementara kelemahan studi etnografi antara lain:
• Ukuran jangkauan wilayah tidak terlalu luas
• Memerlukan banyak waktu di lapangan
• Sulit bagi peneliti yang tidak terlalu terampil dalam melakukan pencatatan dan
pengambilan momen untuk dokumentasi
• Sulit mencapai standardisasi perbandingan data pada satu daerah penelitian etnografi
dengan daerah lain.8

8
Tri Juni Angkasawati, dkk, Simpangan Jalan Pelayanan Kesehatan Ibu & Anak, (Yogyakarta: Kanisius, 2013),
Hal. 11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Istilah etnografi berasal dari kata Yunani, ethos artinya orang dan graphein artinya
tulisan. Dewasa ini istilah etnografi bukanlah istilah yang asing lagi bagi peneliti sosial.
Etnografi merupakan salah satu pendekatan dalam metode penelitian kualitatif yang berusaha
mengeksplor suatu budaya masyarakat. Objek penelitian etnografi adalah kebudayaan yang
eksplisit dan implisit. Unsur-unsur kebudayaan yang eksplisit adalah budaya yang terungkap
oleh partisipan secara sadar, sehingga mudah untuk diketahui oleh peneliti.
Dalam bukunya, Hammersley mengemukakan tiga prinsip metodologi pendekatan
etnografi. Prinsip-prinsip ini dijadikan dasar untuk mengkritik tentang kegagalan penelitian
kuantitatif, yang bersandarkan pada apa yang dikatakan orang bukan apa yang dilakukan.
Ketiga prinsip tersebut, yakni: Naturalisme, pemahaman, penemuan.
Secara umum, ciri-ciri penelitian etnografi adalah budaya diuraikan dan dianalisis secara
holistik dan bukan parsial. Budaya sebagai objek penelitian etnografi mewujud dalam tiga
aspek, yaitu ide (prinsip, nilai, gagasan, pandangan hidup), aktivitas sosial, dan benda-benda
budaya (artefak).
Di dalam penelitian etnografi terdapat prosedur siklus penelitian etnografi mencakup enam
langkah yaitu pemilihan suatu proyek etnografi, pengajuanpertanyaan etnografi, pengumpulan
data etnografi, pembuatan suatu rekaman etnografi, analisis data etnografi, dan penulisan
sebuah etnografi.
DAFTAR PUSTAKA
Angkasawati, Tri Juni, Dkk. (2013). Simpangan Jalan Pelayanan Kesehatan Ibu & Anak.
Yogyakarta: Kanisius.
Siddiq, Muhammad dan Hartini Salama. (2019). Etnografi Sebagai Teori dan Metode, Jurnal
KORDINAT, Vol XVII, No. 1.
Windiani, Farida Nurul R. (2018). Menggunakan Metode Etnografi dalam Penelitian Sosial”,
Jurnal Sosiologi, Vol. 9, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai