Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MATA KULIAH PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

PENTINGNYA PENGETAHUAN MENGONSUMSI JAJANAN SEHAT

Dosen Pengampu :
Nelyta Oktaviansya, S.KM., M.Kes.
Yulia Wardita, S.KM, M.Kep.
Laylatul Hasanah, S.ST., M. KL

Nama Anggota Kelompok 2 :


Karimah Dinnurin 720621442
Fadma Zheta Adetia 720621505
Maulana Islam Wahyudi 720621513
Abrori 720621511
Nur Alan Wahyu M. 720621451

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan karunia-
Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pentingnya Mengonsumsi
Jananan Sehat” dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Selama menyelesaikan makalah ini, penyusun
tidak lepas dari dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin. Penyusun
menyadari adanya kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca yang budiman sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat.

Sumenep, 12 Oktober 2021

(Kelompok 2)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………... iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan penelitian..............................................................................................................2
1.4. Manfaat............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH..........................................................................4
2.1 Rancangan pemecahan masalah..................................................................................4
2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku.............................................................7
2.3 Pengetahuan Mengenai Makanan Jajanan...................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................9
PELAKSANAAN KEGIATAN.................................................................................................9
3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan......................................................................................10
3.2 Kelompok Sasaran..........................................................................................................10
3.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan........................................................................................10
3.4 Langkah-langkah Kegiatan.............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsumsi jajanan merupakan hal yang sangat melekat pada anak. Anak-anak
seringkali membeli makanan diluar dan tidak memperhatikan kebersihan serta kandungan
yang ada pada makanan tersebut. Berdasarkan survei Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM), lebih dari 99% anak mengkonsumsi jajanan saat di sekolah. Tingginya persentase
anak yang mengkonsumsi jajanan memungkinkan risiko terjadinya masalah kesehatan pada
anak menjadi lebih besar.
Kurangnya pengetahuan menjadi salah satu penyebab anak tetap mengkonsumsi jajanan tidak
sehat. Padahal jajanan tersebut mengandung zat-zat aditif yang dapat bersifat karsiogenik
bagi tubuh (Nasution 2015). Hasil pengawasan Badan POM, menunjukkan jajanan anak
sekolah yang tidak memenuhi syarat berkisar antara 40% - 44%. Jajanan anak sekolah tidak
memenuhi persyaratan keamanan pangan disebabkan oleh penggunaan bahan berbahaya yang
dilarang digunakan untuk pangan seperti formalin, boraks, zat pewarna rhodamin B dan
methanyl yellow (Sajiman, Nurhamidi, and Mahpolah 2015). Hal ini tentunya menjadi
masalah serius yang memerlukan perhatian dari semua pihak. Zat-zat aditif yang terakumulasi
dalam tubuh anak akan menimbulkan penyakit berbahaya salah satunya adalah kanker
(Rismawati 2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Kemenkes 2013) menunjukkan prevalensi
kanker anak usia 0-14 tahun, yaitu 16.291 kasus. Saat ini diperkirakan jauh meningkat jumlah
kasusnya. Meskipun timbulnya kanker tidak langsung terlihat setelah anak mengkonsumsi
jajanan tersebut, tetapi pencegahan dan antisipasi tetap harus dilakukan secara dini.
Edukasi kepada anak perlu dilakukan agar anak memiliki pengetahuan untuk
membedakan jajanan sehat dan jajanan tidak sehat. Karena kita ketahui bahwa pengetahuan
dapat mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang. Perilaku ditentukan oleh faktor
pengetahuan (Notoatmodjo 2014). Dengan mengetahui ciri-ciri jajanan yang tidak sehat, anak
dapat terhindar dari konsumsi zat aditif yang berbahaya bagi tubuh. Pengetahuan tentunya
tidak hanya diberikan kepada anak saja, namun edukasi kepada orang tua juga sangat
diperlukan. Orang tua memegang peranan penting dalam mengontrol dan mengawasi
konsumsi makanan pada anak. Orang tua dapat diedukasi agar tidak memiliki kebiasaan
memberikan uang jajan kepada anak. Uang jajan dapat diganti dengan penyiapan dan
pemberian bekal sehat kepada
2

anak. Hal ini dapat menghindarkan anak dari perilaku jajan diluar. Bekal dapat terdiri dari
makanan pokok dan jajanan sehat yang ibu buat secara mandiri dan hygienis dirumah..
Apalagi di sekitar lingkungan sekolah dengan jajanan yang tidak sehat, misalnya gorengan
dengan minyak yang sudah cokelat, arum manis dengan pemanis buatan, baso aci dengan
MSG, minuman dengan bahan pewarna, dan masih banyak lagi. Kemudian rata-rata usia
siswa-siswa antara 6-12 tahun, dimana pada usia ini mereka seharusnya diberi pengetahuan
tentang bahaya jajanan yang mengandung zat berbahaya karena mereka merupkan calon
penerus bangsa. Ditambah lagi, sebagian besar siswa-siswi di sekolah ini memiliki kebiasaan
jajan di sekitar lingkungan sekolah. Padahal, jajanan yang dijual adalah jajanan-jajanan yang
tidak sehat karena mengandung penyedap, pemanis buatan dan berwarna mencolok. Anak
usia sekolah memiliki kebiasaan jajan yang sulit untuk dihilangkan, sedangkan makanan
jajanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan gizi akan mengancam kesehatan anak
sehingga diperlukan kemampuan anak dalam pemilihan jajanan yang tepat. Banyak siswa-
siswi SD yang memilih jajanan dengan warna yang mencolok, hal ini menandakan masih
kurangnya perhatian terhadap anak-anak tersebut dalam memilih jajanan yang sehat. Hal
buruk lainnya adalah anak-anak masih mengabaikan kebersihan dari makanan yang mereka
konsumsi, seperti makanan yang tidak ditutup dan banyak dihinggapi lalat. Berdasarkan
permasalahan tersebut, menunjukkan bahwa perilaku jajanan tidak sehat masih banyak
dilakukan oleh para siswa dan hanya beberapa siswa yang diberi bekal makanan dari rumah
oleh orang tuanya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan penyuluhan
kesehatan tentang jajanan sehat di Sekolah Dasar Negeri paberasan 2 kabupaten sumenep.

1.2 Rumusan Masalah


Dari analisis situasi diatas, dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengetahuan jajanan yang sehat
2. Bagaimana faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan dalam memilih makanan
3. Bagaimana strategi agar anak anak mengonsumsi jajanan yang sehat

1.3 Tujuan penelitian


1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku anak sekolah dasar
mengenai pemilihan makanan jajanan dengan status gizi anak di SD Negeri Paberasan
2 kabupaten sumenep
2. Tujuan Khusus
3

a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan anak sekolah dasar mengenai pemilihan


makanan jajanan.
b. Siswa dapat mendefinisikan pengertian pemanis dan pewarna
c. Mendeskripsikan perilaku anak sekolah dasar mengenai pemilihan makanan jajanan.
d. Mendeskripsikan status gizi anak sekolah dasar.
e. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan anak sekolah dasar mengenai pemilihan
makanan dengan status gizi.
f. Menganalisis hubungan perilaku anak sekolah dasar mengenai pemilihan makanan
jajanan dengan status gizi.
g. Internalisasi nilai islami dalam tingkat pengetahuan dan perilaku mengenai pemilihan
makanan jajanan dengan status gizi.

1.4. Manfaat

1. Bagi institusi sekolah


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengelola
makanan jajanan dari pihak sekolah dalam melakukan intervensi dan pemantauan
terhadap penjual makanan jajanan di lingkungan sekolah.

2. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada responden
mengenai perilaku dalam memilih makanan jajanan. Sebagai sarana pendidikan
kesehatan, mendapatkan informasi tentang makanan sehat
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan sebagai
pengalaman dalam merealisasikan teori yang telah didapat dibangku kuliah,
khususnya mengenai mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku mengenai
pemilihan makanan jajanan dengan status gizi anak sekolah.
4

BAB II 4
MENGETAH
MENGETAH
INPUT
INPUT
KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH UI PROSES
PROSES
UI JAJANAN
JAJANAN
OUTPUT
OUTPUT
SEHAT
SEHAT
2.1 Rancangan pemecahan masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah sebagai berikut:

EFEK
EFEK
PERILAKU
PERILAKU
NAIKNYA
NAIKNYA
SISWA MEMBERIKA HIDUP
HIDUP
SISWA SD
SD MEMBERIKA DERAJAT
OUTCAME
DERAJAT
OUTCAME
N SEHAT
SEHAT
KELAS
KELAS N SOSIALISASI
SOSIALISASI KESEHATAN
KESEHATAN
IV
IV
5

2.1.1 Pengertian Makanan Jajanan


Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi
beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Pola makan atau kebiasaan makan
dikenal oleh masyarakat. Pola makan mempengaruhi penyusunan menu. Jika menyusun menu
atau hidangan perlu diperhatikan kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan tumbuh kembang.
Kecukupan zat gizi sangat berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan, maka pengetahuan
dan kemampuan dalam mengelola makanan yang sehat adalah suatu hal yang sangat penting
(Santoso dan Ranti, 2004).
Pangan jajanan adalah makanan atau minuman yang disajikan dalam wadah atau sarana
penjualan dipinggir jalan, tempat umum atau tempat lain, yang lebih dahulu sudah
dipersiapkan atau dimasak di tempat produksi, di rumah atau di tempat berjualan (FAO,
2000).

2.1.2 Peranan Makanan Jajanan


Makanan jajanan memiliki peranan antara lain memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas
fisik di sekolah yang tinggi, pengenalan berbagai jenis makanan jajanan akan menumbuhkan
penganekaragaman pangan sejak kecil (Khomsan, 2003).

2.1.3 Fungsi Makanan Jajanan


Makanan jajanan berfungsi untuk memenuhi energi karena aktivitas fisik disekolah yang
tinggi. Oleh karena itu, makanan jajanan sangat penting dalam menunjang aktivitas siswa-
siswi. Kontribusi makanan jajanan terhadap konsumsi siswa-siswi menyumbang 36% energi,
29% protein, dan 52% zat besi. Sehingga dapat diketahui peran penting makanan jajanan
terhadap siswa-siswi. Oleh karena itu, kebersihan dan jenis makanan jajanan yang dijual oleh
para pedagang harus diperhatikan agar kesehatan tetap terjaga (Suci, 2009).

2.1.4 Jenis Makanan Jajanan


Makanan jajanan dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: Makanan utama atau main
dish, contohnya nasi rames, nasi rawon, nasi pecel, dan lain sebagainya. Makanan snacks,
contohnya kue-kue, onde- onde, pisang goreng, dan lain sebagainya. Minuman, contohnya es
teler, es buah, teh, kopi, es dawet, dan lain sebagainya. Buah-buahan segar seperti mangga,
durian, jeruk, dan lain sebagainya (Winarno, 2004).

2.1.5 Kandungan Gizi Makanan Jajanan


6

Kandungan gizi makanan jajanan meliputi :


a. Energi
Energi merupakan salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, yang
berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme, pertumbuhan, dan kegiatan fisik.
Kandungan energi pada makanan jajanan berkisar antara 231-1.024 kkal per porsi makanan
jajanan (Winarno, 2004).
b. Protein
Protein terdiri dari asam amino. Fungsi dari protein antara lain, yaitu sebagai pengganti
jaringan yang rusak, untuk pertumbuhan serta sebagai antibody (kekebalan tubuh).
Kandungan protein pada makanan jajanan berkisar antara 0,8-15,6 gram per porsi makanana
jajanan (Winarno, 2004).
c. Lemak
Lemak banyak terdapat pada jenis makanan yang bersumber dari hewani dan nabati. Fungsi
dari lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber
asam lemak essensial, memberi rasa kenyang, lezat, dan memelihara suhu tubuh. Kandungan
lemak pada makanan jajanan berkisar antara 0,8-19,3 gram per porsi makanan jajanan
(Winarno, 2004).

d. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen, dan oksigen,
terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung, dan umbi-umbian, dan terbentuk melalui
proses asimilasi dalam tumbuhan. Fungsi dari karbohidrat antara lain sebagai sumber energi
utama yang diperlukan untuk gerak, memberi rasa kenyang, pembentukan cadangan sumber
energi. Kelebihan karbohidrat dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai
cadangan sumber energi yang sewaktu-waktu dapat digunakan. Kandungan karbohidrat pada
makanan jajanan berkisar antara 7,4-57,6 gram per porsi makanan jajanan (Winarno, 2004).

2.1.6 Kriteria Makanan Jajanan


Kriteria makanan jajanan dikelompokkan menjadi dua, yaitu jajanan sehat dan jajanan tidak
sehat. Jajanan sehat merupakan jajanan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut bebas dari
lalat, semut, dan kecoa, serta binatang lain yang dapat membawa kuman penyakit; bebas dari
debu dan kotoran; makanan yang dikukus, direbus, atau digoreng menggunakan panas yang
cukup, sehingga tidak setengah matang; disajikan dengan menggunakan wadah yang bersih
dan sudah dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan, kecuali makanan jajanan yang
dibungkus dengan plastik atau daun; mengambil makanan jajanan yang terbuka hendaklah
7

dilakukan dengan menggunakan sendok, garpu, atau alat yang bersih lainnya, jangan
mengambil dengan menggunakan tangan. Demikian pula lap kain yang digunakan untuk
mengeringkan alat-alat agar selalu tetap bersih. Jajanan sehat juga harus bebas dari bahan
kimia berbahaya seperti boraks, formalin, zat pengawet, zat pewarna dan pemanis buatan
(Sihadi, 2004).
Jajanan dikatakan tidak sehat jika menggunakan bahan kimia yang dilarang, seperti
pengawet, pengganti rasa manis (sakarin, siklamat), pewarna, bumbu penyedap masakan atau
MSG yang berlebihan, air yang dimasak dengan tidak matang, bahan makanan yang sudah
busuk dan bahan makanan yang tidak dihalalkan oleh agama (Sihadi, 2004).
2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama, yakni :
a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Faktor predisposisi merupakan faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku. Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi,
pekerjaan, dan sebagainya (Green, 1980).
b. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)
Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku adalah fasilitas, sarana, atau prasarana
yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku, misalnya air bersih, tempat
pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan bergizi, dsb.
Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik,
posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dsb. Termasuk juga
dukungan sosial, baik dukungan suami maupun keluarga. Seperti contoh dari segi kesehatan,
agar remaja mempunyai perilaku sehat harus terakses (terjangkau) sarana dan prasarana atau
fasilitas pelayanan kesehatan (Green, 1980).
c. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)
Faktor penguat (reinforcing) merupakan faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,
tokoh agama, sikap dan perilaku petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang dan
peraturan-peraturan baik dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah yang terkait
dengan kesehatan (Green, 1980).

2.2.1 Perilaku Kesehatan


Perilaku kesehatan adalah sesuatu respon terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta
8

lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi dari tiga aspek
antara lain perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila sakit serta
pemulihan kesehatan bilamana telah senbuh dari sakit, perilaku peningkatan kesehatan
apabila seseorang dalam keadaan sehat dan juga perilaku gizi (makanan) dan minuman
(Notoatmodjo, 2010).

2.2.2 Perilaku Dalam Memilih Makanan Jajanan


Salah satu perilaku individu yang perlu dipertahankan atau diperbaiki adalah perilaku sehat.
Perilaku sehat dapat disimpulkan yaitu semua kegiatan atau aktifitas seseorang yang terkait
dengan upaya mempertahankan kesehatan, meningkatkan kesehatan dan menghindari sakit
atau penyakit. Salah satu perilaku pemeliharaan kesehatan adalah perilaku gizi yaitu minum
dan makan dengan menu seimbang. Hal ini berarti pola makan sehari-hari yang memenuhi
kebutuhan gizi baik menurut jumlah atau jenisnya sesuai kebutuhan tubuh seseorang.
Makanan jajanan merupakan salah satu penyumbang gizi bagi tubuh seseorang. Di dalam
makanan jajanan juga terdapat zat-zat gizi yang bisa mempengaruhi kesehatan seseorang.
Kebiasaan konsumsi makanan jajanan sudah menjadi bagian dari budaya keseharian sebagian
besar masyarakat dan makanan jajanan juga sangat identik dengan anak usia sekolah baik
sekolah dasar, sekolah menengah maupun sekolah tingkat atas. Berkaitan dengan hal ini,
perilaku dalam memilih makanan jajanan pada anak sekolah dapat diartikan sebagai suatu
tindakan mencari dan memilih makanan jajanan di sekitar sekolah (Notoatmodjo, 2010).

2.3 Pengetahuan Mengenai Makanan Jajanan


Pengetahuan tentang kesehatan terkait erat dengan terbentuknya perilaku sehat seseorang.
Salah satu perilaku sehat adalah perilaku dalam memilih makanan termasuk memilih
makanan jajanan. Pengetahuan mengenai makanan jajanan adalah kepandaian memilih
makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih makanan
jajanan yang sehat. Pengetahuan gizi anak-anak dan remaja sangat berpengaruh terhadap
perilakunya dalam memilih makanan jajanan. Pengetahuan dapat diperoleh baik secara
internal maupun eksternal. Pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal dari
dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup. Pengetahuan secara eksternal yaitu
pengetahuan yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan anak tentang gizi bertambah
(Solihin, 2005).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain tingkat pendidikan,
informasi, budaya, pengalaman dan sosial ekonomi. Pendidikan adalah upaya untuk
memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
Informasi berkaitan dengan
9

pengetahuan karena semakin banyak informasi yang diterima oleh seseorang, maka tingkat
pengetahuan orang tersebut akan semakin luas. Budaya dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang karena budaya membentuk tingkah laku manusia atau kelompok
manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan. Pengalaman
merupakan sesuatu yang pernah dialami seseorang dan akan menambah pengetahuan tentang
sesuatu yang bersifat informal. Tingkat sosial ekonomi mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan menambah
tingkat pengetahuan (Mubarak, 2012).

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN
10

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Lokasi untuk kegiatan penyuluhan akan di lakukan secara luring lokasinya di SDN
Paberasan 2 kabupaten sumenep. Sedangkan waktu pelaksanaannya akan dilaksanakan pada
hari kamis, tanggal 09 Desember 2021.

3.2 Kelompok Sasaran


Sasaran untuk kegiatan sosialisasi pentingnya pengetahuan konsumsi jajanan sehat ini
adalah siswa siswi SDN paberasan 2

3.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan


Metode pelaksanaan kegiatan yaitu daring menggunakan media luring dan bentuk
kegiatannya yaitu sosialisasi. Tahapan metode yang dilakukan yaitu :


Pemaparan materi penggukan Vidio animasi dengan media laptop dan proyektor
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dengan pemilihan jajanan sehat,
menjelaskan pengertian mengenai jajanan sehat beserta manfaat dan peran, dan
kandungan gizi yang ada pada .


Penayangan video edukasi berupa animasi tentang jajanan sehat agar lebih menarik
untuk anak-anak dalam menyimak materi.

3.4 Langkah-langkah Kegiatan


1. Data Sekunder (hasil riset)
Pada permasalahan ini diangkat dari beberapa hasil riset tentang pentingnya
pengetahuan konsumsi jajanan sehat. Berbagai permasalahan dimulai dari kebiasaan
yang kurang benar seperti aspek pengetahuan gizi, ekonomi, perilaku, budaya
2. Prioritas Masalah
Dari data hasil riset yang telah terkumpul didapatkan sebuah prioritas masalah yaitu
kurangnya perhatian terhadap komposisi yang tertera pada kemasan, kurangnya
sosialisasi mengenai bahaya mengonsumsi jajanan yang tidak sehat, sulit mebedakan
jajanan yang sehat dan tidak sehat, kurangnya pengawasan orang tua terhadap jajanan
yang di pilih oleh anak.
11

3. Perencanaan
Tahapan ini merupakan bagian sebelum kegiatan dilaksanakan yaitu mempersiapkan
semua kebutuhan untuk kegiatan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan
tubuh dalam memilih jajanan sehat. Hal yang perlu dipersiapkan yaitu video animasi,
Menyiapkan materi yang akan di sampaikan.
3. Implementasi
Adapun kegiatan berbentuk sosialisasi dengan menggunakan media luring yang
mencangkup beberapa susunan acara seperti melakukan registrasi peserta sebelum acara
dimulai, pembukaan oleh MC, menyanyikan lagu wajib nasional, sambutan dari dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan, selanjutnya pemaparan
materi oleh salah satu anggota kelompok, lalu penayangan video animasi tentang
pengetahuan jajanan sehat, kemudian di adakan game, penutup serta dokumentasi
kegiatan.
4. Evaluasi
Evaluasi digunakan sebagai menilai sejauh mana tingkat pemahaman siswa tentang
pemilihan jajanan yang sehat. Pemberian game di tengah-tengah sosialisasi merupakan
alat agar siswa tidak bosan pada saat mendengarkan materi. Setelah evaluasi selesai
dilanjutkan dengan pembuatan laporan hasil tentang kegiatan penyuluhan pentingnya
pengetahuan konsumsi jajanan sehat.
12
13

DAFTAR PUSTAKA

Agus Aan Adriansyah, S.KM., M.Kes1 2017 SOSIALISASIJAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA
PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR Surabaya
Kemenkes, R I. 2011. “Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS).”
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. ———. 2013. “Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013.” Kemenkes RI. Jakarta.
Nina sumarni 2020 PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG JAJANAN SEHAT DI
SEKOLAH DASAR NEGERI JATI III TAROGONG KALER GARUT
Titik Nurbiyati 1 2014 PENTINGNYA MEMILIH JAJANAN SEHAT DEMI KESEHATAN ANAK

Anda mungkin juga menyukai