Dosen Pengampu :
Nelyta Oktaviansya, S.KM., M.Kes.
Yulia Wardita, S.KM, M.Kep.
Laylatul Hasanah, S.ST., M. KL
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan karunia-
Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pentingnya Mengonsumsi
Jananan Sehat” dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Selama menyelesaikan makalah ini, penyusun
tidak lepas dari dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin. Penyusun
menyadari adanya kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca yang budiman sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat.
(Kelompok 2)
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………... iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan penelitian..............................................................................................................2
1.4. Manfaat............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH..........................................................................4
2.1 Rancangan pemecahan masalah..................................................................................4
2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku.............................................................7
2.3 Pengetahuan Mengenai Makanan Jajanan...................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................9
PELAKSANAAN KEGIATAN.................................................................................................9
3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan......................................................................................10
3.2 Kelompok Sasaran..........................................................................................................10
3.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan........................................................................................10
3.4 Langkah-langkah Kegiatan.............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
anak. Hal ini dapat menghindarkan anak dari perilaku jajan diluar. Bekal dapat terdiri dari
makanan pokok dan jajanan sehat yang ibu buat secara mandiri dan hygienis dirumah..
Apalagi di sekitar lingkungan sekolah dengan jajanan yang tidak sehat, misalnya gorengan
dengan minyak yang sudah cokelat, arum manis dengan pemanis buatan, baso aci dengan
MSG, minuman dengan bahan pewarna, dan masih banyak lagi. Kemudian rata-rata usia
siswa-siswa antara 6-12 tahun, dimana pada usia ini mereka seharusnya diberi pengetahuan
tentang bahaya jajanan yang mengandung zat berbahaya karena mereka merupkan calon
penerus bangsa. Ditambah lagi, sebagian besar siswa-siswi di sekolah ini memiliki kebiasaan
jajan di sekitar lingkungan sekolah. Padahal, jajanan yang dijual adalah jajanan-jajanan yang
tidak sehat karena mengandung penyedap, pemanis buatan dan berwarna mencolok. Anak
usia sekolah memiliki kebiasaan jajan yang sulit untuk dihilangkan, sedangkan makanan
jajanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan gizi akan mengancam kesehatan anak
sehingga diperlukan kemampuan anak dalam pemilihan jajanan yang tepat. Banyak siswa-
siswi SD yang memilih jajanan dengan warna yang mencolok, hal ini menandakan masih
kurangnya perhatian terhadap anak-anak tersebut dalam memilih jajanan yang sehat. Hal
buruk lainnya adalah anak-anak masih mengabaikan kebersihan dari makanan yang mereka
konsumsi, seperti makanan yang tidak ditutup dan banyak dihinggapi lalat. Berdasarkan
permasalahan tersebut, menunjukkan bahwa perilaku jajanan tidak sehat masih banyak
dilakukan oleh para siswa dan hanya beberapa siswa yang diberi bekal makanan dari rumah
oleh orang tuanya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan penyuluhan
kesehatan tentang jajanan sehat di Sekolah Dasar Negeri paberasan 2 kabupaten sumenep.
1.4. Manfaat
2. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada responden
mengenai perilaku dalam memilih makanan jajanan. Sebagai sarana pendidikan
kesehatan, mendapatkan informasi tentang makanan sehat
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan sebagai
pengalaman dalam merealisasikan teori yang telah didapat dibangku kuliah,
khususnya mengenai mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku mengenai
pemilihan makanan jajanan dengan status gizi anak sekolah.
4
BAB II 4
MENGETAH
MENGETAH
INPUT
INPUT
KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH UI PROSES
PROSES
UI JAJANAN
JAJANAN
OUTPUT
OUTPUT
SEHAT
SEHAT
2.1 Rancangan pemecahan masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah sebagai berikut:
EFEK
EFEK
PERILAKU
PERILAKU
NAIKNYA
NAIKNYA
SISWA MEMBERIKA HIDUP
HIDUP
SISWA SD
SD MEMBERIKA DERAJAT
OUTCAME
DERAJAT
OUTCAME
N SEHAT
SEHAT
KELAS
KELAS N SOSIALISASI
SOSIALISASI KESEHATAN
KESEHATAN
IV
IV
5
d. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen, dan oksigen,
terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung, dan umbi-umbian, dan terbentuk melalui
proses asimilasi dalam tumbuhan. Fungsi dari karbohidrat antara lain sebagai sumber energi
utama yang diperlukan untuk gerak, memberi rasa kenyang, pembentukan cadangan sumber
energi. Kelebihan karbohidrat dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai
cadangan sumber energi yang sewaktu-waktu dapat digunakan. Kandungan karbohidrat pada
makanan jajanan berkisar antara 7,4-57,6 gram per porsi makanan jajanan (Winarno, 2004).
dilakukan dengan menggunakan sendok, garpu, atau alat yang bersih lainnya, jangan
mengambil dengan menggunakan tangan. Demikian pula lap kain yang digunakan untuk
mengeringkan alat-alat agar selalu tetap bersih. Jajanan sehat juga harus bebas dari bahan
kimia berbahaya seperti boraks, formalin, zat pengawet, zat pewarna dan pemanis buatan
(Sihadi, 2004).
Jajanan dikatakan tidak sehat jika menggunakan bahan kimia yang dilarang, seperti
pengawet, pengganti rasa manis (sakarin, siklamat), pewarna, bumbu penyedap masakan atau
MSG yang berlebihan, air yang dimasak dengan tidak matang, bahan makanan yang sudah
busuk dan bahan makanan yang tidak dihalalkan oleh agama (Sihadi, 2004).
2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama, yakni :
a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Faktor predisposisi merupakan faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku. Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi,
pekerjaan, dan sebagainya (Green, 1980).
b. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)
Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku adalah fasilitas, sarana, atau prasarana
yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku, misalnya air bersih, tempat
pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan bergizi, dsb.
Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik,
posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dsb. Termasuk juga
dukungan sosial, baik dukungan suami maupun keluarga. Seperti contoh dari segi kesehatan,
agar remaja mempunyai perilaku sehat harus terakses (terjangkau) sarana dan prasarana atau
fasilitas pelayanan kesehatan (Green, 1980).
c. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)
Faktor penguat (reinforcing) merupakan faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,
tokoh agama, sikap dan perilaku petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang dan
peraturan-peraturan baik dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah yang terkait
dengan kesehatan (Green, 1980).
lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi dari tiga aspek
antara lain perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila sakit serta
pemulihan kesehatan bilamana telah senbuh dari sakit, perilaku peningkatan kesehatan
apabila seseorang dalam keadaan sehat dan juga perilaku gizi (makanan) dan minuman
(Notoatmodjo, 2010).
pengetahuan karena semakin banyak informasi yang diterima oleh seseorang, maka tingkat
pengetahuan orang tersebut akan semakin luas. Budaya dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang karena budaya membentuk tingkah laku manusia atau kelompok
manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan. Pengalaman
merupakan sesuatu yang pernah dialami seseorang dan akan menambah pengetahuan tentang
sesuatu yang bersifat informal. Tingkat sosial ekonomi mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan menambah
tingkat pengetahuan (Mubarak, 2012).
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
10
Pemaparan materi penggukan Vidio animasi dengan media laptop dan proyektor
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dengan pemilihan jajanan sehat,
menjelaskan pengertian mengenai jajanan sehat beserta manfaat dan peran, dan
kandungan gizi yang ada pada .
Penayangan video edukasi berupa animasi tentang jajanan sehat agar lebih menarik
untuk anak-anak dalam menyimak materi.
3. Perencanaan
Tahapan ini merupakan bagian sebelum kegiatan dilaksanakan yaitu mempersiapkan
semua kebutuhan untuk kegiatan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan
tubuh dalam memilih jajanan sehat. Hal yang perlu dipersiapkan yaitu video animasi,
Menyiapkan materi yang akan di sampaikan.
3. Implementasi
Adapun kegiatan berbentuk sosialisasi dengan menggunakan media luring yang
mencangkup beberapa susunan acara seperti melakukan registrasi peserta sebelum acara
dimulai, pembukaan oleh MC, menyanyikan lagu wajib nasional, sambutan dari dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan, selanjutnya pemaparan
materi oleh salah satu anggota kelompok, lalu penayangan video animasi tentang
pengetahuan jajanan sehat, kemudian di adakan game, penutup serta dokumentasi
kegiatan.
4. Evaluasi
Evaluasi digunakan sebagai menilai sejauh mana tingkat pemahaman siswa tentang
pemilihan jajanan yang sehat. Pemberian game di tengah-tengah sosialisasi merupakan
alat agar siswa tidak bosan pada saat mendengarkan materi. Setelah evaluasi selesai
dilanjutkan dengan pembuatan laporan hasil tentang kegiatan penyuluhan pentingnya
pengetahuan konsumsi jajanan sehat.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Agus Aan Adriansyah, S.KM., M.Kes1 2017 SOSIALISASIJAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA
PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR Surabaya
Kemenkes, R I. 2011. “Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS).”
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. ———. 2013. “Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013.” Kemenkes RI. Jakarta.
Nina sumarni 2020 PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG JAJANAN SEHAT DI
SEKOLAH DASAR NEGERI JATI III TAROGONG KALER GARUT
Titik Nurbiyati 1 2014 PENTINGNYA MEMILIH JAJANAN SEHAT DEMI KESEHATAN ANAK