1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui analisis proksimat berupa kadar air, kadar abu, protein
kasar, lemak kasar dan serat kasar pada sampel yaitu jagung
2.8 BETN
Kandungan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) bahan pakan sangat tergantung pada komponen
lainnya seperti protein kasar, serat kasar, lemak kasar, abu.Jumlah serat kasar, protein kasar, lemak kasar
dan abu dikurangi dari 100, perbedaan itu disebut bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) (Soejono,
1990).BETN merupakan karbohidrat yang dapat larut meliputi monosakarida, disakarida dan polisakarida
yang mudah larut dalam larutan asam dan basa serta memiliki daya cerna yang tinggi (Anggorodi, 2005).
BAB III MATERI DAN METODE
3.2 Metode
3.2.1 Penetapan Kadar Air
Cawan porselen yang sudah dikeringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 105 ℃ .Lalu
didinginkan dalam desikator selama ± 15 menit . Jika telah dingin timbang (x).
Timbang sampel ± 1 gram ( y ) ,lalu masukkan ke dalam cawan porselen dan kemudian masukkan
kedalam oven pada suhu 105-110℃ selama 8 jam.
Dinginkan cawan porselen dalam desikator selama 30 menit. Setelah dingin lalu ditimbang (z).
3.2.2 Penetapan Kadar Abu
Cawan porselen yang sudah dikeringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 105-110 ℃ ,
didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Jika telah dingin ditimbang (x).
Sampel yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam tanur angka 3 pada suhu 600℃ selama 5 jam.
Lalu dimasukkan kedalam desikator untuk didinginkan selama 15 menit.
Setelah dingin ditimbang (z).
3.2.3 Penetapan Kadar Protein
Timbang sampel ± 1 gram, lalu masukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering.
Tambahkan selenium dan H2S04 15 ml.
Tunggu selama 2 jam, setelah itu di destruksi dengan menghidupkan blower dan pemanas mulai dari
api kecil, setelah larutan menghitam rata baru pijarkan sampai larutan berwarna bening. Dinginkan.
Pengenceran: masukkan sedikit aquades dan masukkan sampel ke dalam dan bilas menggunakan
aquades 250 ml sampai penuh. Lalu masukkan ke dalam tabung elemeyer.
Sesudah diencerkan masukkan ke dalam gelas kaca dan tutup pakai aluminium foil agar tidak
terkontaminasi.
Destilasi: masukkan aquades 150 ml, tambahkan sampel yang telah diencerkan sebanyak 25 ml,
tambahkan NaOH 0,3 N sebanyak 20 ml, masukkan ke dalam tabung destilasi, tutup tabung destilasi,
lalu tambahkan 10 ml indikator asam borak ke dalam elemeyer. Hidupkan api spritus. Destilasi
sampai elemeyer 100 ml.
Titrasi: sampel diletakkan di bawah alat titrasi, sampel ditetesi NaOH 0,1 N perlahan hingga berubah
warna menjadi keorenan, lalu hitung volume titrasi. Setelah itu baru dihitung kadar proteinnya.
3.2.4 Penetapan Kadar Lemak
Timbang sampel sebanyak ± 1 gram(x), lalu dibungkus dengan kerta saring bebas lemak. Keringkan
dalam oven 105-110℃selama 8 jam. Timbang selagi panas (Y).
Isi tabung ekstraktor soxlet dengan petrouleum N-Hexana. Hidupkan hot plate dan pompa untuk
mengalirkan air ke pendingin gondok. Ekstrak sampai air petroleum dalam soxlet jernih. Hentikan
ekstraksi, angin-anginkan sampai kering (menguap).
Ambil sampel dan keringkan dalam oven suhu 105℃ selama 5 jam. Timbang selagi panas (Z).
3.2.5 Penetapan Serat Kasar
Timbang sampel 1 gram (a), dan masukkan kedalam gelas piala 500 ml, lalu tambahkan H 2SO4 0,3 N
sebanyak 100 ml ke dalam mesin vakum.
Saring dengan kertas whatman 41 melalui corong buchner dengan bantuan pompa vakum. Bilas
residu dengan aquades panas sebanyak 300 ml.
Residu yang berada di atas kertas saring dipindahkan ke gelas piasa semula. Pindahkan residu
dengan menyemprotkan NaOH 0,3 N sampai kertas saringnya bersih ± 100 ml.
Panaskan selama 40 menit. Lalu saring dengan kertas saring whatman 41 yang telah diketahui
beratnya (b), melalui corong buchner dengan bantuan pompa vakum. Bilas residu dengan aquades
panas sebanyak ± 300 ml dan tambahkan aceton 20 ml.
Pindahkan residu dan kertas saring ke dalam cawan porselen lalu masukkan ke dalam oven suhu
105-110℃ selama 1 jam. Lalu di desikator selama 15 menit, setelah dingin ditimbang (Y).
Masukkan ke dalam tanur suhu 600℃ selam 5 jam.
Dibiarkan selama 30 menit. Lalu masukka ke dalam desikator 15 menit. Timbang (Z).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan di Indonesia yang mempunyai peran strategis
dalam suatu perekonomian nasional.Jagung merupakan hasil palawija yang memegang peranan penting dalam
pola menu masyarakat setelah beras.Jika ditinjau dari segi gizi, jagung merupakan salah satu bahan pangan
yang mempunyai sumber karbohidrat dan protein. Menurut Tjitrosoepomo (1991) tanaman jagung dalam tata
nama atau sistematika (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : plantae
Divisi : spermatophuta
Kelas : angiospermae
Kelas : monocotyledoneae
Ordo : graminae
Famili : graminaceae
Genus : zea Spesies : zea mays
Dari haasil praktek yang telah dilakukan maka dapat lah data sebagai berikut:
4.1.1 Kadar Air
Kode Cawan Porselen (gr) POU3
Berat Cawan Porselen (gr) 44,9681 gr
Berat Sampel (gr) 1,0084 gr
Kadar Air (%) 12,3859 %
Kadar Bahan Kering (%) 87,6121 %
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kadar Air
Tahapan awal dalam menetapkan kadar air yaitu timbang cawan porselen dengan timbangan analitik
(21,8204) gram).Netralkan kembali timbangannya kemudian masukkan bungkil jagung ke dalam cawan lalu
ukur massanya (22,8254 gram). Setelah ditimbang, masukkan ke dalam oven dengan suhu 105℃-110℃
selama 8 jam.Setelah dalam oven, keluarkan dan masukkan cawan berisi sampel ke desikator tunggu hingga
30 menit. Kemudian timbang kembali sampel dengan timbangan analitik (22,7207gram). Sehingga kadar air
yang didapat adalah 12,1827dan kadar berat kering adalah 87,8173%. Kadar air dalam bungkil jagung yang
dihasilkan ini memenuhi persyaratanmutu Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitumaksimal 14%. Pada
sampel bahanpangan yang kering, kadar air seringdihubungkan dengan indeks kestabilankhususnya pada saat
disimpan. Semakin tinggikadar air dalam suatu bahan pangan, daya simpanserta kualitas bahan pangan
tersebut semakinrendah (Arpah, 1993).
4.2.2 Kadar Abu
Tahapan awal dalam menetapkan kadar abu adalah timbang cawan porselen yang sudah dikeringkan
dalam oven selama 1 jam pada suhu 105-110℃, didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Jika telah
dingin ditimbang.Sampel yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam tanur angka 3 pada suhu 600℃
selama 5 jam.Lalu dimasukkan kedalam desikator untuk didinginkan selama 15 menit.Setelah dingin
ditimbang (23,0690gram).Hasilanalisis kadar abu dari jagung yaitu 1,2485%dimana hasil pengujian
kadarabu ini tidak memenuhi persyaratan mutu SNIyaitu maksimal sebesar 2,0% (SNI,1998).Menurut
Winarno, (1991) dimana kadar abu yangtinggi pada sampel disebabkan masih adakandungan mineral yang
tidak terbakar sepertiNa, Ca, dan P. Analisi protein dalam bahanpangan penting untuk mengetahui
kandungantotal protein dari suatu bahan pangan tersebut.
4.2.3 Kadar Protein
Tahapan awal dalam menetapkan kadar protein adalah timbang sampel ± 1 gram, lalu masukkan ke
dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian tambahkan selenium dan H 2S04 15 ml. Tunggu
selama 2 jam, setelah itu di destruksi dengan menghidupkan blower dan pemanas mulai dari api kecil, setelah
larutan menghitam rata baru pijarkan sampai larutan berwarna bening. Dinginkan. Pada proses pengenceran:
masukkan sedikit aquades dan masukkan sampel ke dalam dan bilas menggunakan aquades 250 ml sampai
penuh. Lalu masukkan ke dalam tabung elemeyer. Sesudah diencerkan masukkan ke dalam gelas kaca dan
tutup pakai aluminium foil agar tidak terkontaminasi. Selanjutnya tahap destilasi, masukkan aquades 150 ml,
tambahkan sampel yang telah diencerkan sebanyak 25 ml, tambahkan NaOH 0,3 N sebanyak 20 ml,
masukkan ke dalam tabung destilasi, tutup tabung destilasi, lalu tambahkan 10 ml indikator asam borak ke
dalam elemeyer. Hidupkan api spritus. Destilasi sampai elemeyer 100 ml. Selanjutnya yaitu tahapan titrasi,
sampel diletakkan di bawah alat titrasi, sampel ditetesi NaOH 0,1 N perlahan hingga berubah warna menjadi
keorenan, lalu hitung volume titrasi. Setelah itu baru dihitung kadar proteinnya. Hasil analisis terhadap
kadarprotein jagung diperoleh 5,8934 gram yangnilainya tidak memenuhi syarat mutu SNI yaituminimal
7,5%. Hasil ini sedikit berbeda denganpenelitian Runtunuwu dkk. (2014) yaitu 9,44%. Padapenelitian
Runtunuwu dkk.(2014) jagungManado kuning mengandung protein dan lemakyang cukup tinggi, Protein dan
energi jagungManado kuning ini lebih tinggi daripada jagunghibrida.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Analisis proksimat adalah suatu metoda analisis kimia untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi
seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat makanan dari bahan pakan atau pangan
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari laporan praktikum ini, maka dapat diambil
kesimpulanbahwa, analisis komposisi proksimat bungkiljagung dari kadar air, abu, protein, serat
kasar,lemaak kasar,bahn kering, dan BETN diperoleh masing-masing yaitu
12,1827;1,2485;5,8934;1,3875;3,6956;87,8173;75,5923% .Hasil ini memenuhisyarat Standar Nasional
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1990. Official Methods of Analisis. Asosiaion of Official Analitic Chemist. Washington DC. USA.
Cherney, D. J. R. 2000. Characterization of Forage by Chemical Analysis. Dalam Given, D. I., I. Owen., R. F.
E. Axford., H. M. Omed. Forage Evaluation in Ruminant Nutrition. Wollingford: CABI Publishing : 281-300.
Danuarsa. 2006. “Analisis Proksimat dan Asam Lemak Pada Beberapa Komoditas Kacang-kacangan”. Buletin Teknik
Pertanian Vol. 11 No. 1
Defano. 2000 . Ilmu Makanan Ternak. Gajah Mada University Press Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Hafes. E. S. E.2000. Metode Analisis Proksimat. Jakarta : Erlangga.
Haris, L.E. 1970. Nutrition Research Technique for Domestic and Wild Animal. Vol. 1 Utah State University. Logan.
Utah.
Kamal, M. 1998. Bahan Pakan dan Ransum Ternak. Laboratorium Makanan Ternak Jurusan Nutrisi dan Makanan
Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Karra , 2003. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University.Yogyakarta.
Khairul.2009 .Ilmu Gizi dan Makanan Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
Khalil. 1999. “Pengaruh Kandungan Air dan Ukuran Partikel terhadapSifat Fisik Pakan Lokal : Sudut Tumpukan,
Kerapatan Tumpukan, Kerapatan Pemadatan Tumpukan, Berat Jenis, Daya Ambang, dan Faktor Higroskopis”.
Media Peternakan 22 (1) : 1 – 11.
Krishna G and S.K. Ranjhan. 1980. Laboratory Manual for Nutrition Reseach. Vikas publising house PVT Ltd.
Sahibabad. India
Lu, C.H,R Blain, dkk. 1998. Physical and Chemical Characteristics of Malaysian Palm Kernel Lake ( PKC ). Proc 20th
MSAP Conf. 27-28 Juli.Putra Jaya Malaysia.
Mc Donald, P., RA. Edwards. JFG Greenhalgh, and CA. Morgan. 1995. Animal Nutrition Prentice Hall
Mahmudi, S.P dkk. 1997. Pembuatan Pakan Ternak Unggas. Penerbit CV. Amisco.: Jakarta.
NRC. 2001. Nutrient Requirements of Beef Cattle: Seventh Revised Edition: Update 2000. Subcommittee on Beef
Cattle Nutrition.Committee on Animal Nutrition.National Research Council.
Rahardjo,Tri S., W. Suryapratama, Munasik, dan T. Widiyastuti. 2002. Bahan Kuliah Ilmu Bahan Makanan
Ternak. Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Siregar, S. B.,1994. Ransum Ternak Ruminansia, Penebar Swadaya, Jakarta
Soejono, M. 1990. Petunjuk Laboratorium Analisis dan Evaluasi Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Sudarmadji,S. 1997. Prosedur untuk Analisa Bahan Pakan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Suparjo, P. 2010. “Reposisi Tanaman Pakan dalam Kurikulum Fakultas Peternakan. Lokakarya Nasional Tanaman
Pakan Ternak.Susi . 2001. Analisis dengan Bahan Kimia 2000. Erlangga. Jakarta.
Sutardi, T. R. Dan S. Rahayu. 2003. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto
Sutardi, T.R. 2004. Ilmu Bahan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Tillman, A.D., dkk. 2005. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Penetapan Kadar Air
Data Pengamatam :
1. Berat cawan porselen (X) = 44,9681 gram
2. Berat sampel (Y) = 1,0084 gram
3. Berat cawan + sampel setelah keluar dari oven (Z) = 45,8516 gram
Perhitungan kadar air :
% Kadar Air = X +Y −Z
X 100%
Y
= 44,9681+1,0084 – 45,8516
X 100 %
1,0084
= 12,3859%
Soklet
Eksikator
Timbangan Analitik
Pompa Vakum
Oven Listrik
Cawan Porselen