Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH FISIOLOGI OLAHRAGA

FUNGSI DARAH ( SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH PUTIH )

Dosen Pengampu:

Agus Wiyanto, S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh:

1. Impron Mashudi (18230215)


2. Difat Arya Putra (18230209)
3. Zaenal Irvan (21230120)
4. Akmal Priambodo (21230116)
5. Muhamad Aziizu Hermawan (21230105)
6. Ardhya Setya Nugraha (21230097)

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Kesehatan dan Rekreasi

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai Fungsi Darah ( sel darah
merah dan sel darah putih ) Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan berbagai bantuan
dari banyak pihak untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada masalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Semarang, 24 November 2021

Penulis

2
DARTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................1

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 3

A. Latar Belakang ......................................................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................... 5

A. Pengertian Darah...................................................................................................................... 5
B. Klasifikasi Darah...................................................................................................................... 5
C. Fungsi Darah ............................................................................................................................ 8
D. Macam-macam Golongan Darah ........................................................................................... 10

E. Penyakit-penyakit yang Berhubungan dengan Darah ....................................................... 15

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 27

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 27
B. Saran ................................................................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 28

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap

3
virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran
oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran- saluran yang
menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan
tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Darah memiliki peranan penting dalam metabolism tubuh kita. Peranan yang penting ini
menunjukkan bahwa darah memiliki suatu komponen tertentu sehingga aktivitas darah sangat
potensial. Komponen yang terdapat dalam darah memiliki hubungan yang erat dengan proses
mekanik maupun kimiawi dari dalam tubuh. Proses ini melibatkan banyak aspek sehingga jika
terjadi kerusakan pada darah akan mempengaruhi komponen lainnya.
Pada waktu bagian tubuh kita terluka, maka bagian yang terluka akan mengeluarkan darah.
Mengapa ? karena seluruh tubuh kita dialiri oleh darah yang dipompa dari jantung kita. Oleh sebab
itu, jika ada seseorang yang mengalami kecelakaan dan mengeluarkan banyak darah, harus segera
ditolong dengan transfusi darah. Transfusi darah adalah proses pemasukan darah / pemberian darah
bagi seseorang yang sudah banyak kehilangan darah.
Tidak sedikit penyakit yang terjadi akibat kelainan pada darah. Hal ini penting untuk
diketahui agar dapat memperbaiki kelainan yang terjadi.
Agar lebih jelas, kali ini kita akan coba membahas mengenai pengertian darah, fungsi,
susunan darah, dan golongan darah serta kelainan darah (penyakit yang berhubungan dengan
darah).
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas , dapat dirumuskan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah darah itu?
2. Apa fungsi darah?
3. Berapa komponen darah?
4. Ada berapa macam golongan darah?
5. Penyakit-penyakit apa saja yang ditimbulkan akibat kelainan darah?

4
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DARAH

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (keculi tumbuhan tingkat
tinggi). Jaringan ini beredar dalam system pembuluh darah yang sebenarnya tertutup. Darah
berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Haima yang akar katanya Hemo atau Hemato.
Darah manusia berwarna merah, dibedakan merah terang apabila kaya akan oksigen dan
merah tua apabila darah kekurangan oksigen. Volumenya mencapai 1/13 dari berat badan orang
dewasa = ± 4,5 – 5 L
Darah adalah organ tubuh yang berbentuk cairan. Darah merupakan gabungan dari cairan,
sel-sel dan partikel yang menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yang
mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbon dioksida dan hasil limbah
lainnya.

B. KLASIFIKASI DARAH

Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket. Darah mengalir di
seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-sel di dalam tubuh kita.. Dibedakan
menjadi 2 yaitu : sel darah sebanyak 45% dari darah dan 55% adalah plasma darah. Ada tiga jenis
sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
Sel darah merah dan sel darah putih disebut juga korpuskel.

1. Plasma darah (55%)


Pada dasarnya plasma darah adalah larutan air yang mengandung : albumin, bahan
pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai jenis protein, berbagai jenis garam.
Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah
mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma darah
berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke
5
tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit
atau zat antibodi.

2. Sel Darah (45%)

Sel darah terdiri atas 3 yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan keeping darah. a.
Sel Darah Merah atau Eritrosit (sekitar99%).
Sel darah merah merupakan bagian utama dari sel darah, sekitar 99% dari komponen
sel darah. Bentuk sel bikonkaf, tanpa inti sel.
Sel darah merah atau eritrosit berwarna kekuningan, dengan warna merah yang berasal
dari Hb (Hemoglobin) yang mengandung protein hemin/heme (bentuk minerak Fe/zat besi
dalam darah) dan globin. Hb digunakan untuk warna biru empedu yang disebut bilirubin.
Berjumlah 4 – 5 juta butir/mm3
Sel darah merah mengandung banyak haemoglobin. Darah berwarna merah sebab
haemoglobin berwarna merah tua. Sel darah merah dihasilkan dilimpa atau kura, hati dan
sumsum merah pada tulang pipih. Sel darah merah yang sudah mati dihancurkan di dalam hati.
Eritrosit yang telah tua dan mati akan dirombak/diuraikan dalam limpa dan hati. Umur eritrosit
± 120 hari.
Eritrosit tidak mempunyai nucleus sel atau pun organela, dan tidak dianggap sebagai
sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah
merah juga berperan dalam penentuan golongan darah .Orang yang kekurangan eritrosit
menderita penyakit anemia. Bila kekurangan Hb akan menderita Anemia. Penyakit ini ditandai
dengan berkurang mineral Fe dalam Hb. Atau dapat pula akibat eritrosit yang dimakan oleh
kuman penyakit. Bila darah kekurangan O2 maka darah akan berwarna biru yang disebut
dengan Sianosis. Bila eritrosit tidak mampu berfungsi kurang dari 120 hari maka akan
menderita. Thallaasemia yaitu penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya daya ikat eritrosit
terhadap O2 dan kegagalan pembentukan Hb dalam eritrosit.
b. Sel Darah Putih atau Leukosit(0,2%)
Leukosit bertanggungjawab terhadap system imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh,missal virus atau
bakteri. Bentuk sel darah putih tidak beraturan, bentuknya tidak tetap, memiliki inti 1-3 buah

6
yang bentuknya bulat atau cekung. Sel darah putih berjumlah 0,2% dari sel darah yaitu sekitar
8.000 – 9.000 butir/mm3.
Bergerak secara amoeboid dan dapat menembus dinding kapiler, sehingga disebut
Diapedesis. Bersifat fagositosis yang dapat memakan kuman/bibit penyakit. Dibentuk di
sumsum tulang merah, jaringan reikulo-endotel bagi leukosit granulosit. Sedangkan bagi
leukosit agranulosit dibentuk di kelenjar limfa.
Orang yang kekurangan leukosit atau Bila jumlahnya kurang dari standar maka akan
menyebabkan penyakit lekopeni. Sedangkan Orang yang kelebihan leukosit atau Bila
jumlahnya melebihi dari jumlah normal maka akan meneyebabkan penyakit lekotosis.
Contohnya : Leukemia, yaitu penyakit kelebihan leukosit hampir mencapai 200.000 butir/mm 3.
Hal ini karena pembentukan leukosit yang tidak terkendali.
Sel darah putih adalah bagian dari sistem ketahanan tubuh yang terpenting. Sel darah
putih yang terbanyak adalah neutrofil (± 60%). Tugasnya adalah memerangi bakteri pembawa
penyakit yang memasuki tubuh. Mula-mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel
segera melepaskan zat kimia untuk menghancurkan dan mencegah bakteri berkembang biak.
Sel darah putih mengandung ± 5% eosinofil. Fungsinya adalah memerangi bakteri,
mengatur pelepasan zat kimia saat pertempuran, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak.
Basofil, yang menyususn 1% sel darah putih, melepaskan zat untuk mencegah terjadinya
penggumpalan darah di dalam pembuluhnya. 20 sampai 30% kandungan sel darah putih adalah
limfosit. Tugasnya adalah menghasilkan antibodi, suatu protein yang membantu tubuh
memerangi penyakit. Monosit bertugas mengepung bakteri. Kira-kira ada 5 sampai 10% di
dalam sel darah putih.
➢ Macamnya :

Macam Leukosit Kandungan Jumlah Umur Fungsi


warrna inti

Mengandung 2 buah Tidak Untuk


bintik diketahui membunuh
EOSINOFIL
kemerahan bibi penyakit

7
Mengandung tidak ada Tidak Untuk
bintik biru karena diketahui meningkatkan
bentuknya reaksi
berbaur peradangan,
dengan anti alergi,
BASOFIL sel
dan
perpindahan
leukosit lain
GRANULOSIT
Bersifat fagosit
--- 3 buah 7 jam Fagositosit
mikrobia dan
jaringan yang
NEUTROFI rusak
L

--- 1 buah 3 hari Bersifat


dan fagosit
MONOSIT
paling dan
besar bergerak
cepat
--- --- 1 Untuk
AGRANULOSI bu imunitas dan
T ah dan menghasilkan
LIMFOSIT lebih antibody
kecil
dari inti
monosit

c. Keping Darah
Bentuk selnya kecil, tidak beraturan dan mempunyai inti. Berjumlah sekita 0,6 – 1,0%
dari sel darah. Sekitar 200.000 – 400.000 butir/mm3 . keeping darah dibentuk disumsum tulang,
yang merupakan fragmentasi dari megakariosit (sel pembentuk trombosit). Umurnya ± 8 hari.
Keeping darah berfungsi dalam proses pembekuan darah. Bila enzim trombokinase
tidak dapat dihasilkan dengan baik/kurang dari normal karena jumlah trombosit yang kurang
atau rusaknya trombosit maka akan menyebabkan darah sukar berhenti apabila terjadi luka.
Penyakit darah sukar berhenti pada saat terjadi luka disebut dengan Hemofilia. Penyakit ini
merupakan penyakit genetis/bawaan dari orangtua.
Keeping darah berperan penting pada proses pembekuan darah.

8
SKEMA PROSES PEMBEKUAN DARAH

Terjadi luka ------→ trombosit pecah ----------------- → enzim tromboplastin/trombokinase

FAH │

│ ion Ca2+

Protrombin ---------------------- → thrombin

Vitamin K │

Fibrinogen ------------------→ fibrin

Luka tertutup

3. FUNGSI DARAH

Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh
tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh
dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
a) Sebagai alat pengangkut yaitu:
• Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan

tubuh.
• Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.

9
• Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh
jaringan/ alat tubuh.
• Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan
melalui ginjal dan kulit.

b) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan
perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
c) Menyebarkan panas keseluruh tubuh.

Dalam system sirkulasi, darah berfungsi sebagai berikut :


1. Mengangkut karbon dioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru.
2. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluuruh jaringan tubuh.
3. Mengangkut sari-sari makanan dari usus ke jaringan tubuh.
4. Mengangkut hasil ekskresi dari jaringan tubuh ke ginjal.
5. Mengatur dan mengontrol temperature tubuh
6. Mengatur distribusi hormon.
Hormon adalah zat-zat kimia yang mempengaruhi proses metabolisme dalam tubuh. Setiap
hormone yang dihasilkan dapat mempengaruhi kerja satu atau lebih dari organ tubuh dan
berfungsi untuk menhaga keseimbangan kerja organ tubuh.
7. Menutup luka.
8. Mencegah infeksi
Kulit merupakan penghalang masuknya beberapa macam bakteri kedalam tubuh yang
dilengkapi dengan cairan berupa lendir dan zat-zat kimia. Jika kulit rusak,misalnya luka
atau lecet, kemungkinan bakteri dapat masuk. Sel darah putih keluar dari kapiler untuk
melawan bakteri yang masuk. Kalau sel darah putih tidak dapat bertahan maka sel darah
putih akan mati bersama dengan jaringan yang berada di sekitarnya dan menimbulkan
bengkak serta membentuk nanah.
Darah putih menghancurkan bakteri dengan cara menggumpalkan sebelum bakteri masuk
kedalam system sirkulasi.
4. MACAM-MACAM GOLONGAN DARAH

10
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah
yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya
dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.
Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

• Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah
dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
• Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya
dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang
dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan
darah B-negatif atau O-negatif.
• Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B
serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB- positif
tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
• Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut
donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima
darah dari sesama O-negatif.

11
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun
di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A
lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan
dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang


Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah
ABO.

Pewarisan

Rhesus

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor
Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki
faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di

12
permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh
pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini
seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum
dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah
dengan 80% populasi dengan golongan darah B.

Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor
dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen
Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di
bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.

Kecocokan golongan darah

Tabel kecocokan RBC


Gol. darah resipien Donor harus
AB+ Golongan darah manapun
AB- O- A- B- AB-
A+ O- O+ A- A+
A- O- A-

B+ O- O+ B- B+
B- O- B-
O+ O- O+
O- O-

Tabel kecocokan plasma

Resipien Donor harus


AB AB manapun
A A atau AB manapun
B B atau AB manapun
O O, A, B atau AB manapun

13
5. PENYAKIT-PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN DARAH

1. Anemia / Penyakit Kurang Darah


Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya
kandungan hemoglobin dalam darah. Hb adalah protein dalam sel darah merah, yang
mengantar oksigen dari paru ke bagian tubuh yang lain. Anemia menyebabkan kelelahan,
sesak napas dan kepusingan. Orang dengan anemia merasa badannya kurang enak
dibandingkan orang dengan tingkat Hb yang wajar.

Anemia didefinisikan oleh tingkat Hb. Sebagian besar dokter sepakat bahwa tingkat Hb
di bawah 6,5 menunjukkan anemia yang gawat. Tingkat Hb yang normal adalah sedikitnya 12
untuk perempuan dan 14 untuk laki-laki.

Anemia dapat terjadi bila tubuh kita tidak membuat sel darah merah secukupnya.
Anemia juga disebabkan kehilangan atau kerusakan pada sel tersebut. Ada beberapa faktor
yang dapat menyebabkan anemia:

➢ Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat. Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan jenis anemia yang disebut megaloblastik, dengan sel darah merah yang besar
berwarna muda
➢ Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
➢ Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid perempuan
➢ Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik) ➢ Infeksi HIV dapat menyebabkan
anemia.
Mengobati anemia tergantung pada penyebabnya.

✓ Pertama, mengobati perdarahan kronis. Ini mungkin perdarahan dalam, wasir, atau bahkan
sering mimisan
✓ Kemudian, memperbaiki kelangkaan zat besi, vitamin B12 atau asam folat, jika ada
✓ Berhenti memakai, atau mengurangi takaran obat penyebab anemia ✓ Pengobatan lain
adalah transfusi darah dan suntikan EPO.
• Transfusi darah dahulu satu-satunya pengobatan untuk anemia berat. Namun, transfusi
darah dapat menyebabkan infeksi dan menekan sistem kekebalan tubuh.

14
Transfusi darah tampaknya mengakibatkan kelanjutan penyakit HIV yang lebih cepat
dan meningkatkan risiko kematian pada Odha.
• EPO (eritropoietin) merangsang pembuatan sel darah merah. Pada 1985, ilmuwan
berhasil membuat EPO sintetis (buatan manusia). EPO ini disuntik di bawah kulit,
biasanya sekali seminggu. Namun EPO sangat mahal dan sulit terjangkau di Indonesia.
Sebuah penelitian besar terhadap Odha menemukan bahwa suntikan EPO mengurangi
risiko kematian. Sebaliknya, transfusi darah tampaknya meningkatkan risiko kematian.
Karena risiko transfusi darah, sebaiknya kita berusaha hindari transfusi untuk mengobati
anemia.

2. Leukemia
Leukemia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan getah
bening. Semua kanker bermula di sel, yang membuat darah dan jaringan lainnya. Biasanya,
sel-sel akan tumbuh dan membelah diri untuk membentuk sel-sel baru yang dibutuhkan tubuh.
Saat sel-sel semakin tua, sel-sel tersebut akan mati dan sel-sel baru akan menggantikannya.

Penelitian menemukan bahwa orang yang terpapar radiasi sangat tinggi dan zat kimia
industri (misalnya benzena dan formaldehida) memiliki tingkat risiko leukemia yang lebih
besar. Selain itu, pasien yang dirawat dengan obat-obatan anti-kanker (seperti bahan-bahan
alkilasi) terkadang terkena leukemia beberapa tahun mendatang. Dan pasien yang terkena
virus leukemia sel-T manusia (HTLV-I/Human T-cell leukemia virus-I) juga rentan terhadap
penyakit ini. Gejala

Seperti semua sel-sel darah, sel-sel leukemia mengalir ke seluruh tubuh. Tergantung
pada jumlah sel-sel yang abnormal dan tempat sel-sel ini terkumpul, pasien leukemia
mempunyai sejumlah gejala umum antara lain:

• Demam atau keringat malam


• Infeksi yang sering terjadi
• Merasa lemah atau letih
• Sakit kepala
• Mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak keunguan di kulit, atau bintik-bintik
merah kecil di bawah kulit)
• Nyeri di tulang atau persendian

15
• Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat pembesaran limpa)
• Pembengkakan, terutama di leher atau ketiak
• Kehilangan berat badan
• Diagnosis
Leukemia menyebabkan jumlah sel-sel darah putih meningkat sangat tinggi, dan
jumlah trombosit dan hemoglobin dalam sel-sel darah merah menurun. Pemeriksaan
laboratorium juga akan meneliti darah untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda kelainan pada
hati dan/atau ginjal.

3. Thalasemia
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah
merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya
penderita thalasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan
sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang, dan infeksi berulang.

Thalasemia terjadi akibat ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein yang


dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin sebagaimana mestinya. Hemoglobin
merupakan protein kaya zat besi yang berada di dalam sel darah merah dan berfungsi sangat
penting untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh yang
membutuhkannya sebagai energi. Apabila produksi hemoglobin berkurang atau tidak ada,
maka pasokan energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh tidak dapat
terpenuhi, sehingga fungsi tubuh pun terganggu dan tidak mampu lagi menjalankan
aktivitasnya secara normal.Thalasemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang
merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam
amino yang membentuk hemoglobin. Thalasemia adalah penyakit yang sifatnya diturunkan.
Penyakit ini,merupakan penyakit kelainan pembentukan sel darah merah.

Thalasemia digolongkan bedasarkan rantai asam amino yang terkena 2 jenis yang utama
adalah :
1. Alfa – Thalasemia (melibatkan rantai alfa)
Alfa – Thalasemia paling sering ditemukan pada orang kulit hitam (25% minimal
membawa 1 gen).

16
2. Beta – Thalasemia (melibatkan rantai beta) Beta – Thalasemia pada orang di
daerah Mediterania dan Asia Tenggara.

Secara umum, terdapat 2 (dua) jenis thalasemia yaitu :

1. Thalasemia Mayor, karena sifat sifat gen dominan. Thalasemia mayor merupakan
penyakit yang ditandai dengan kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Akibatnya,
penderita kekurangan darah merah yang bisa menyebabkan anemia. Dampak lebih
lanjut, sel-sel darah merahnya jadi cepat rusak dan umurnya pun sangat pendek, hingga
yang bersangkutan memerlukan transfusi darah untuk memperpanjang hidupnya.
Penderita thalasemia mayor akan tampak normal saat lahir, namun di usia 3- 18 bulan
akan mulai terlihat adanya gejala anemia. Selain itu, juga bisa muncul gejala lain seperti
jantung berdetak lebih kencang dan facies cooley. Faies cooley adalah ciri khas
thalasemia mayor, yakni batang hidung masuk ke dalam dan tulang pipi menonjol akibat
sumsum tulang yang bekerja terlalu keras untukmengatasi kekurangan hemoglobin.
2. Thalasemia Minor, si individu hanya membawa gen penyakit thalasemia, namun
individu hidup normal, tanda-tanda penyakit thalasemia tidak muncul. Walau
thalasemia minor tak bermasalah, namun bila ia menikah dengan thalasemia minor juga
akan terjadi masalah. Kemungkinan 25% anak mereka menerita thalasemia mayor. Pada
garis keturunan pasangan ini akan muncul penyakit thalasemia mayor dengan berbagai
ragam keluhan. Seperti anak menjadi anemia, lemas, loyo dan sering mengalami
pendarahan. Thalasemia minor sudah ada sejak lahir dan akan tetap ada di sepanjang
hidup penderitanya, tapi tidak memerlukan transfusi darah di sepanjang hidupnya.

Pada keluarga dengan riwayat thalasemia perlu dilakukan penyuluhan genetik untuk
menentukan resiko memiliki anak yang menderita thalasemia. Pengidap thalasemia yang
mendapat pengobatan secara baik dapat menjalankan hidup layaknya orang normal di tengah
masyarakat. Sementara zat besi yang menumpuk di dalam tubuh bisa dikeluarkan dengan
bantuan obat, melalui urine. Penyakit thalasemia dapat dideteksi sejak bayi masih di dalam
kandungan, jika suami atau istri merupakan pembawa sifat (carrier) thalasemia, maka anak
mereka memiliki kemungkinan sebesar 25 persen untuk menderita thalasemia. Karena itu,
ketika sang istri mengandung, disarankan untuk melakukan tes darah di laboratorium untuk
memastikan apakah janinnya mengidap thalasemia atau tidak.

17
4. Hipotensi ( Penyakit Darah Rendah)
Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension) adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60
mmHg. Telah dijelaskan pada artikel sebelumnya (Penyakit darah tinggi) bahwa nilai normal
tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal
dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG.
Namun demikian, beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi)
berkisar 110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg akan tetapi mereka tidak/belum atau jarang
menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga hal itu dirasakan biasa saja dalam aktivitas
kesehariannya. Apabila kondisi itu terus berlanjut, didukung dengan beberapa faktor yang
memungkinkan memicu menurunnya tekanan darah yang signifikan seperti keringat dan
berkemih banyak namun kurang minum, kurang tidur atau kurang istirahat (lelah dengan
aktivitas berlebihan) serta haid dengan perdarahan berlebihan (abnormal) maka tekanan darah
akan mencapai ambang rendah (hipotensi) 90/60 mmHg.1. a) Tanda dan Gejala Tekanan
Darah Rendah
Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya akan mengeluhkan
keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas
(kunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa
cepat lelah tak bertenaga, bahkan mengalami pingsan yang berulang.
Pada pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba lemah, penderita
tampak pucat, hal ini disebabkan suplai darah yang tidak maksimum keseluruh jaringan
tubuh.
b) Penanganan dan Pengobatan Darah Rendah
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi tekanan darah
renda (hipotensi), diantaranya :
a. Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari,
sesekali minum kopi agar memacu peningkatan degup jantung sehingga tekanan darah
akan meningkat
b. Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam
c. Berolah raga teratur seperti berjalan pagi selama 30 menit, minimal 3x seminggu dapat
membantu mengurangi timbulnya gejala
d. Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan stocking yang elastis
18
e. Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah) hanya dilakukan apabila gejala
hipotensi yang dirasakan benar-benar mengganggu aktivitas keseharian, selain itu
dokter hanya akan memberikan vitamin (suport/placebo) serta beberapa saran yang
dapat dilakukan bagi penderita.
5. Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat
istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi
adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma
arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih,
tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran
normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia,
hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat
sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,
kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
➢ Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia
lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
"vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga meningkat.
19
➢ Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi). Hipertensi
primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung
dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya
tekanan darah.
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya
penyakit lain. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada
sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar
1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya
pil KB).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
➢ Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (keculi tumbuhan tingkat
tinggi). Jaringan ini beredar dalam system pembuluh darah yang sebenarnya tertutup.
➢ Darah dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : sel darah sebanyak 45% dari darah terdiri eritrosit,
leukosit, dan trombosit dan 55% adalah plasma darah.
➢ Fungsi utama darah adalah oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh.
➢ Macam-macam golongan darah yaitu golongan darah A, B, O, dan AB
➢ Ada beberapa macam penyakit yang ditimbulkan akibat kelainan darah seperti, thalasemia,
anemia, leukemia, hipotensi dan hipertensi.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini yang membahas mengenai darah, fungsi, komponen, golongan
darah dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan darah, diharapkan dapat memperkecil
peluang kita terjangkit penyakit yang berhubungan dengan darah.
DAFTAR PUSTAKA

20
www.sridianti.com/perbedaan-sel-darah-merah-sel-darah-
putih.html https://apa-itu.net/tanya/apa-fungsi-sel-darah-merah-
putih-dantrombosit https://apipah.com/perbedaan-sel-darah-merah-
dan-sel-darahputih.html http://masdanang.co.cc/?p=9
http://www.scribd.com/doc/4439814/Penyakitpenyakit-darah
www.infopenyakit.com/.../penyakit-darah-rendah-hipotensi.html

www.scribd.com/doc/4439814/Penyakitpenyakit-darah
www.zimbio.com/member/fetriyan/.../golongan+darah+manusia

21
1

Anda mungkin juga menyukai