Anda di halaman 1dari 55

PENGARUH PROGRAM SAMSAT CORNER, KUALITAS

PELAYANAN DAN SANKSI ADMINISTRASI TERHADAP


KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
DALAM MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
PADA KANTOR SAMSAT KOTA JAYAPURA

Proposal Penelitian

DISUSUN OLEH :

SRI WAHYUNI

18.121.005

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS YAPIS PAPUA


2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian ini yang tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu

penulis harapkan demi kesempurnaan proposal penelitian ini sehingga nantinya

dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa Universitas Yapis Papua khususnya dan

semua orang pada umumnya. Penulis juga menguucapkan banyak terimakasih

kepada yang terhormat Bapak Victor Pattiasina, SE.,M.SA,.Ak.,CA.,ASEANCPA

selaku dosen pembimbing yang memberikan saran dalam proposal penelitian ini.

Akhir kata semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan perlindungan kepada

kita semua.

Jayapura, 12 April 2021

Sri Wahyuni

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... v

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS


PENELITIAN.................................................................................................................... 9

A. Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 9

B. Kajian Teori .......................................................................................................... 18

C. Kerangka Konseptual ............................................................................................ 26

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 33

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................................ 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 33

C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................ 33

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 35

E. Jenis dan Sumber Data Penelitian ......................................................................... 37

F. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 38

G. Uji Instrumen Penelitian ....................................................................................... 38

I. Uji Hipotesis ......................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 43

ii
DAFTAR TABEL

Penelitian Terdahulu.................................................................................................... 13

iii
DAFTAR GAMBAR

Kerangka Konseptual .................................................................................................. 27

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Kuesioner Penelitian.................................................................................. 46

v
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan sumber penerimaan negara untuk membiayai seluruh

pengeluaran pemerintah yang bersifat umum (Noch & Pattiasina, 2017). Pajak

merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang penting selain

penerimaan lainnya yaitu penerimaan negara bukan pajak maupun pendapatan

hibah (Dwipayana dkk., 2017). Menurut Pattiasina dkk., (2020) pembayaran

pajak merupakan wujud kewajiban masyarakat untuk menghimpun dana

pembangunan suatu negara. Pajak memiliki sumbangsih besar dalam

pembangunan negara, sekitar 70% lebih sumber Anggaran Pendapatan Belanja

dan Negara bersumber dari pajak. Oleh sebab itu segala macam potensi pajak

dan penerimaan pajak harus digarap secara optimal oleh lembaga otoritas pajak

yang mumpuni (Puteri dkk., 2019).

Selain untuk pembiayaan pembangunan negara, pajak juga digunakan

untuk pembiayaan pembangunan daerah baik untuk pemerintah daerah tingkat

I ataupun pemerintah daerah tingkat II. Menurut Undang-Undang No.28 Tahun

2009 tentang perubahan atas Undang Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah disebutkan bahwa jenis pajak daerah

khususnya pajak provinsi terdiri dari lima jenis pajak, antara lain: pajak

kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar

kendaraan bermotor, pajak air permukaan, dan pajak rokok (Dwipayana dkk.,

2017).

1
2

Pajak kendaraan bermotor adalah salah satu pajak daerah yang memiliki

potensi cukup besar dalam mendanai pembangunan daerah. Pembangunan

daerah di setiap kabupaten atau kota salah satunya didanai dari dana yang

diperoleh dari pajak kendaraan bermotor, sehingga hal tersebut membuat

pemerintah daerah mengoptimalkan pemungutan pajak ini (Dharma, 2014)

dalam (Hartopo dkk., 2020). Peran pajak kendaraan bermotor untuk

pembangunan daerah dirasa penting namun masih belum bisa dilakukan secara

maksimal apabila ditinjau dari banyaknya jumlah penunggak pajak yang belum

melakukan kewajiban membayar pajak kendaraannya (Mahdani & Ismatullah,

2021).

Pada tahun 2019 Badan Pengelola Pendapatan Daerah (BAPENDA)

Provinsi Papua menyebutkan hanya 30% dari 240.000 kendaraan di Papua

yang membayar pajak. Ini artinya sekitar 70% pemilik kendaraan di Papua

masih tidak patuh untuk membayar pajak kendaraan setiap tahunnya

(www.liputan6.com)

Kesadaran membayar pajak kendaraan di kota Jayapura juga masih

rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran warga dalam membayar

pajak dan masih adanya warga yang tidak paham kapan harus membayar pajak

kendaraan yang dimilikinya (www.kabarpapua.co).

Dalam rangka mengatasi rendahnya kepatuhan pajak pemilik kendaraan

bermotor di tengah pandemi covid-19, masyarakat dapat memanfaatkan

berbagai kemudahan yang diberikan oleh pemerintah dalam melakukan

pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Seperti halnya di wilayah


3

administrasi Kota Jayapura yang menawarkan layanan pajak kendaraan di

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Corner. Dengan adanya

layanan ini, wajib pajak yang ingin membayar pajak kendaraan satu tahunan

tidak perlu datang ke kantor Samsat induk. Wajib pajak dapat memanfaatkan

layanan Samsat corner yang terletak di lantai 1 Mall Jayapura di Kota

Jayapura. Menurut Asisten III Setda Papua, Ridwan Rumasukun, Pemerintah

Papua mengharapkan dengan kehadiran Samsat Corner ini dapat meningkatkan

pendapatan pajak daerah khususnya dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB). Pembayaran pajak di Samsat Corner ini dapat menjadi alternatif bagi

wajib pajak yang akan melunasi pajak tahunannya (www.kabarpapua.co).

Samsat Corner juga diharapkan dapat lebih membantu masyarakat

dalam meningkatkan kepatuhan dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

Kepala Polda Papua mengatakan bahwa ketidakpatuhan terlihat dari masih

banyaknya wajib pajak yang terlambat melunasi PKB terutang. Hal ini akan

mempersulit wajib pajak karena akan dikenakan denda. Terkait dengan

permasalahan ini, Pemerintah Provinsi Papua telah memberikan perhatian lebih

dengan memberikan layanan Samsat Corner agar masyarakat lebih sadar pajak

dan memenuhi kewajiban pajaknya (www.beritapapua.id).

Menurut Amri, (2015) dalam Wardani & Asis, (2017) Samsat Corner

merupakan suatu inovasi yang baik untuk meningkatkan pelayanan terhadap

wajib pajak, dalam eksposenya bertujuan untuk memberikan kemudahan

masyarakat dalam bentuk pelayanan yang cepat, tepat, mudah, dan murah

dalam rangka pembayaran pajak kendaraan yang oleh setiap pemilik kendaraan
4

bermotor setiap tahun. Pengembangan Samsat Corner ini di latar belakangi

dengan semangat reformasi birokrasi yang mencoba mengakomodir tuntutan

dari masyarakat pemilik kendaraan. Banyaknya calo atau perantara yang

menawarkan jasa pengurusan setiap masuk kedalam samsat dan berbagai

ancaman dipersulit serta kesan dari birokrasi yang berbelit-belit sudah

menghantui masyarakat pemilik kendaraan sebelum melakukan proses di

samsat (Wardani & Asis, 2017). Oleh karena itu program samsat corner ini

sangat membantu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwipayana

dkk., (2017) dan Wardani & Asis, (2017) menyimpulkan bahwa program

samsat corner berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan

bermotor. Namun, penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Masita, (2019) yang menyimpulkan bahwa program samsat corner tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

Selain program Samsat Corner, upaya lain dalam meningkatkan

kepatuhan wajib pajak adalah memberikan pelayanan yang baik. Kualitas dan

pelayanan yang baik diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kepada wajib

pajak sebagai pelanggan (Ramadhan & Binawati, 2020) . Palda & Hanosek,

(2002) menjelaskan bahwa rasa senang maupun puas mengenai pelayanan yang

diperoleh dari pemerintah bisa memberikan motivasi dan kepatuhan untuk

wajib pajak yang pada akhirnya dapat membuat penerimaan kas negara

menjadi meningkat. Oleh karena itu kualitas pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah inilah yang harus selalu diperbaiki dan tingkatkan (Dewi & P,

2019). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mahdani & Ismatullah,


5

(2020) menyimpulkan bahwa kualitas layanan berpengaruh secara parsial

terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Namun, penelitian ini

tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartopo dkk., (2020) yang

menyimpulkan bahwa kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak kendaraan bermotor.

Selain pelayanan yang dilakukan dengan baik diperlukan juga adanya

sanksi yang menjadi kontrol bagi wajib pajak, sanksi perpajakan yang akan

diterima wajib pajak adalah faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor (Ramadhan & Binawati, 2020).

Menurut Mardiasmo, (2009) menyatakan sanksi perpajakan merupakan

jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma

perpajakan) akan dituruti, ditaati, dan dipatuhi. Dengan demikian, diharapkan

agar peraturan perpajakan dipatuhi oleh para wajib pajak. Penegakan hukum

dalam perpajakan kendaraan bermotor diwujudkan dengan pemberian sanksi

yaitu berupa pengenaan sanksi administrasi pajak kendaraan bermotor kepada

wajib pajak yang tidak melakukan pembayaran sesuai dengan tanggal jatuh

tempo yang ditetapkan. Sanksi administrasi dalam perpajakan memiliki peran

yang penting guna memberikan efek jera kepada wajib pajak yang melakukan

pelanggaran pajak. Pengenaan sanksi administrasi diberlakukan untuk

menciptakan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban

perpajakannya (Puteri dkk., 2019). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Mahdani & Ismatullah, (2020) menyimpulkan bahwa sanksi administrasi

berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan


6

bermotor. Namun, penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ramadhan & Binawati, (2020) yang menyimpulkan bahwa

sanksi administrasi berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor.

Karena adanya beberapa perbedaan penelitian maka calon peneliti ingin

mengambil topik penelitian dengan judul “Pengaruh Program Samsat

Corner, Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Administrasi Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Dalam Membayar Pajak

Kendaraan Bermotor Pada Kantor Samsat Kota Jayapura”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah penerapan program samsat corner berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor?

2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

dalam membayar pajak kendaraan bermotor?

3. Apakah sanksi administrasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

dalam membayar pajak kendaraan bermotor?

4. Apakah program samsat corner, kualitas pelayanan dan sanksi administrasi

berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

membayar pajak kendaraan bermotor?


7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh program samsat corner

terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan

bermotor.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sanksi administrasi terhadap

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

4. Untuk mengetahui apakah program samsat corner, kualitas pelayanan dan

sanksi administrasi berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib

pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, ilmu

pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti yang tidak didapatkan dalam

pembelajaran di kelas. Serta menambah pengetahuan mengenai pengaruh

program samsat corner, kualitas pelayanan, dan sanksi administrasi

terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan

bermotor.
8

2. Bagi Instansi Terkait :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan dan saran

terhadap Kantor Samsat Kota Jayapura untuk meningkatkan sosialisasi

tentang program samsat corner, memperbaiki kualitas pelayanan yang

diberikan dan memberikan penyuluhan terkait dengan sanksi administrasi

kepada wajib pajak kendaraan bermotor.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah referensi bagi

penelitian dimasa yang akan datang terkait dengan topik pengaruh program

samsat corner, kualitas pelayanan dan sanksi administrasi terhadap

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN

A. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menguji faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak

kendaraan bermotor seperti berikut :

Mahdani & Ismatullah, (2021) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Sanksi Administrasi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor” menyimpulkan

bahwa sanksi administrasi dan kualitas pelayanan berpengaruh secara parsial

terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

Yustina dkk., (2020) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Tingkat Pendidikan , Kewajiban Moral Dan Sanksi Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Pada Kantor Samsat

Kabupaten Buleleng)” menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan, kewajiban

moral, dan sanksi pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan

wajib pajak kendaraan bermotor roda dua.

Ramadhan & Binawati, (2020) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Administrasi

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Kendaraan

Bermotor Menggunakan Metode Mix Method (Pada Kantor Pelayanan Pajak

Kendaraan Bermotor Samsat Kota Yogyakarta)” menyimpulkan bahwa

kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak,

9
10

pelayanan fiskus berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak,

sedangkan sanksi administrasi berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib

pajak kendaraan bermotor.

Hartopo dkk., (2020) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Kualitas Layanan, Kesadaran, Pemeriksaan, Pengetahuan, Dan Sanksi Pajak

Atas Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Di Kecamatan Delanggu”

menyimpulkan bahwa kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak kendaraan bermotor, kesadaran pajak berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor, pemeriksaan pajak berpengaruh

positif terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor, pengetahuan pajak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor, dan sanksi

pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

Agustin & Putra, (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Kesadaran Masyarakat, Sanksi Perpajakan Dan Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor Pada

Samsat Kota Batam” menyimpulkan bahwa kesadaran masyarakat tidak

berpengaruh signifikkan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar

pajak kendaraan bermotor, sanksi perpajakan tidak berpengaruh signifikkan

terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor,

dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikkan kepatuhan wajib pajak dalam

membayar pajak kendaraan bermotor.

Puteri dkk., (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis

Pengaruh Sanksi Administrasi, Tingkat Pendapatan, Dan Sistem Samsat Drive


11

Thru Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus

Kantor Samsat Kota Padang)” menyimpulkan bahwa sanksi administrasi

berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan

bermotor, tingkatan pendapatan berpengaruh tidak signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor, dan samsat drive thru berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan

bermotor.

Masita, (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Sosialisasi

Perpajakan, Biaya Kepatuhan, Akuntabilitas Pelayanan Publik, Tingkat

Kepercayaan Terhadap Sistem Pemerintah Dan Hukum, Dan Program Samsat

Corner Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan

Bermotor Di Kantor Bersama” menyimpulkan bahwa sosialisasi perpajakan

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak

kendaraan bermotor, biaya Kepatuhan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor, akuntabilitas

pelayanan publik berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

membayar pajak kendaraan bermotor, tingkat kepercayaan terhadap sistem

pemerintah dan hukum berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

dalam membayar pajak kendaraan bermotor, dan program samsat corner tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan

bermotor.

Dewi & P, (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas E-

Samsat, Pajak Progresif Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib


12

Pajak Kendaraan Bermotor” menyimpulkan bahwa penerapan e-samsat, pajak

progresif serta kualitas pelayanan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor.

Tresnalyani & Jati, (2018) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Kualitas Pelayanan, Pengetahuan Perpajakkan dan Biaya Kepatuhan

pada Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor” menyimpulkan bahwa

kualitas pelayanan berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak kendaraan

bermotor, pengetahuan perpajakkan berpengaruh positif pada kepatuhan wajib

pajak kendaraan bermotor, dan biaya kepatuhan berpengaruh negatif pada

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

Wardani & Asis, (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Pengetahuan Wajib Pajak , Kesadaran Wajib Pajak , Dan Program Samsat

Corner Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor”

menyimpulkan bahwa pengetahuan wajib pajak tidak berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor, kesadaran wajib pajak

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor, dan

program samsat corner berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor.

Dwipayana dkk., (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Program Samsat Corner, Samsat Keliling Dan Kepuasan Wajib Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan

Bermotor ( PKB ) ( Studi Empiris Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi

Manunggal di Bawah Satu Atap ( SAMSAT ) Denpasar” menyimpulkan bahwa


13

program samsat corner berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor, samsat keliling berpengaruh positif terhadap kepatuhan

wajib pajak kendaraan bermotor, dan kepuasan wajib pajak berpengaruh positif

terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

Tabel 2.1
Mapping Penelitian Terdahulu

Nama Dan
Judul Variable
No Tahun Alat Uji Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Penelitian
1. Tia Mulya Pengaruh a. Sanksi Analisis Sanksi administrasi
Mahdani, Ismet Sanksi Administrasi Regresi dan kualitas pelayanan
Ismatullah Administrasi (X1) Berganda berpengaruh secara
(2021) Dan Kualitas b. Kualitas parsial terhadap
Pelayanan Pelayanan kepatuhan wajib pajak
Terhadap (X2) dalam membayar
Kepatuhan c. Kepatuhan pajak kendaraan
Wajib Pajak Wajib Pajak bermotor.
Dalam Kendaraan
Membayar Bermotor (Y)
Pajak
Kendaraan
Bermotor

2. Luh Anik Pengaruh a. Tingkat Analisis Sanksi pajak


Yustina, I Putu Tingkat Pendidikan Regresi berpengaruh positif
Gede Diatmika, Pendidikan , (X1) Berganda dan signifikan
I Nyoman Putra Kewajiban b. Kewajiban terhadap kepatuhan
Yasa (2020) Moral Dan Moral (X2) wajib pajak kendaraan
Sanksi c. Sanksi bermotor roda dua.
Perpajakan Perpajakan
Terhadap (X3)
Kepatuhan d. Kepatuhan
Wajib Pajak Wajib Pajak
Kendaraan Kendaraan
Bermotor Bermotor (Y)
(Studi Pada
Kantor Samsat
Kabupaten
Buleleng)

3. Rizki Pengaruh a. Kesadaran Analisis Pelayanan fiskus


Ramadhan, Kesadaran Wajib Pajak Regresi berpengaruh negatif
14

Nama Dan
Judul Variable
No Tahun Alat Uji Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Penelitian
Enita Binawati Wajib Pajak, (X1) Berganda terhadap kepatuhan
(2020) Pelayanan b. Pelayanan wajib pajak,
Fiskus, dan Fiskus (X2) sedangkan sanksi
Sanksi c. Sanksi administrasi
Administrasi Administrasi berpengaruh negatif
Terhadap (X3) terhadap kepatuhan
Kepatuhan d. Kepatuhan wajib pajak kendaraan
Wajib Pajak Wajib Pajak bermotor.
dalam Kendaraan
Membayar Bermotor (Y)
Pajak
Kendaraan
Bermotor
Menggunakan
Metode Mix
Method (Pada
Kantor
Pelayanan
Pajak
Kendaraan
Bermotor
Samsat Kota
Yogyakarta)

4. Adi Hartopo, Pengaruh a. Kualitas Analisis Kualitas layanan tidak


Endang Kualitas Layanan (X1) Regresi berpengaruh terhadap
Masitoh, Layanan, b. Kesadaran Berganda kepatuhan wajib pajak
Purnama Siddi Kesadaran, (X2) kendaraan bermotor,
(2020) Pemeriksaan, c. Pemeriksaan dan sanksi pajak tidak
Pengetahuan, (X3) berpengaruh terhadap
Dan Sanksi d. Pengetahuan kepatuhan wajib pajak
Pajak Atas (X4) kendaraan bermotor.
Kepatuhan e. Sanksi Pajak
Wajib Pajak (X5)
Kendaraan Di f. Kepatuhan
Kecamatan Wajib Pajak
Delanggu Kendaraan
Bermotor (Y)
5. Nila Sari Pengaruh a. Kesadaran Analisis Sanksi perpajakan
Agustin, Rizki Kesadaran Masyarakat Regresi tidak berpengaruh
Eka Putra Masyarakat, (X1) Berganda signifikkan terhadap
(2019) Sanksi b. Sanksi kepatuhan wajib pajak
Perpajakan Perpajakan dalam membayar
15

Nama Dan
Judul Variable
No Tahun Alat Uji Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Penelitian
Dan Kualitas (X2) pajak kendaraan
Pelayanan c. Kualitas bermotor, dan kualitas
Terhadap Pelayanan pelayanan
Kepatuhan (X3) berpengaruh
Wajib Pajak d. Kepatuhan signifikkan kepatuhan
Dalam Wajib Pajak wajib pajak dalam
Membayar Kendaraan membayar pajak
Pajak Bermotor (Y) kendaraan bermotor.
Kendaraan
Bermotor Pada
Samsat Kota
Batam

6. Prita Oktavianty Analisis a. Sanksi Analisis Sanksi administrasi


Puteri, Efrizal Pengaruh Administrasi Regresi berpengaruh
Syofyan, Erly Sanksi (X1) Berganda signifikan positif
Mulyani (2019) Administrasi, b. Tingkat terhadap kepatuhan
Tingkat Pendapatan wajib pajak kendaraan
Pendapatan, (X2) bermotor.
Dan Sistem c. Sistem Samsat
Samsat Drive Drive Thru
Thru Terhadap (X3)
Kepatuhan d. Kepatuhan
Wajib Pajak Wajib Pajak
Kendaraan Kendaraan
Bermotor Bermotor (Z)
(Studi Kasus
Kantor Samsat
Kota Padang)

7. Nur Masita Pengaruh a. Sosialisasi Analisis Akuntabilitas


(2019) Sosialisasi Perpajakan Regresi pelayanan publik
Perpajakan, (X1) Berganda berpengaruh positif
Biaya b. Biaya terhadap kepatuhan
Kepatuhan, Kepatuhan wajib pajak dalam
Akuntabilitas (X2) membayar pajak
Pelayanan c. Akuntabilitas kendaraan bermotor,
Publik, Pelayanan dan program samsat
Tingkat Publik (X3) corner tidak
Kepercayaan d. Tingkat berpengaruh terhadap
Terhadap Kepercayaan kepatuhan wajib pajak
Sistem (X4) dalam membayar
Pemerintah e. Sistem pajak kendaraan
Dan Hukum, Pemerintah
16

Nama Dan
Judul Variable
No Tahun Alat Uji Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Penelitian
Dan Program (X5) bermotor.
Samsat Corner f. Hukum (X6)
Terhadap g. Samsat Corner
Kepatuhan (X7)
Wajib Pajak h. Kepatuhan
Dalam Wajib Pajak
Membayar Kendaraan
Pajak Bermotor (Y)
Kendaraan
Bermotor Di
Kantor
Bersama

8. I Gusti Ayu Mas Efektivitas E- a. E-Samsat (X1) Analisis Penerapan e-samsat,


Rosita Dewi, Samsat, Pajak b. Pajak Regresi pajak progresif serta
Kadek Progresif Dan Progresif (X2) Berganda kualitas pelayanan
Wulandari Kualitas c. Kualitas dapat meningkatkan
Laksmi P (2019) Pelayanan Pelayanan kepatuhan wajib pajak
Terhadap (X3) kendaraan bermotor.
Kepatuhan d. Kepatuhan
Wajib Pajak Wajib Pajak
Kendaraan Kendaraan
Bermotor Bermotor (Y)

9. Ni Kadek Metri Pengaruh a. Kualitas Analisis Kualitas pelayanan


Tresnalyani, I Kualitas Pelayanan Regresi berpengaruh positif
Ketut Jati (2018) Pelayanan, (X1) Berganda pada kepatuhan wajib
Pengetahuan b. Pengetahuan pajak kendaraan
Perpajakkan Perpajakkan bermotor.
dan Biaya (X2)
Kepatuhan c. Biaya
pada Kepatuhan
Kepatuhan (X3)
Wajib Pajak d. Kepatuhan
Kendaraan Wajib Pajak
Bermotor Kendaraan
Bermotor (Y)
10. Dewi Kusuma Pengaruh a. Pengetahuan Analisis Program samsat
Wardani, Moh. Pengetahuan Wajib Pajak Regresi corner berpengaruh
Rifqi Asis Wajib Pajak , (X1) Berganda positif terhadap
(2017) Kesadaran b. Kesadaran kepatuhan wajib pajak
Wajib Pajak , Wajib Pajak kendaraan bermotor.
Dan Program (X2)
17

Nama Dan
Judul Variable
No Tahun Alat Uji Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Penelitian
Samsat Corner c. Program
Terhadap Samsat Corner
Kepatuhan (X3)
Wajib Pajak d. Kepatuhan
Kendaraan Wajib Pajak
Bermotor. Kendaraan
Bermotor (Y)

11. I Made Hongki Pengaruh a. Samsat Corner Analisis Program samsat


Dwipayana, Program (X1) Regresi corner berpengaruh
Putu Eka Samsat Corner b. Samsat Berganda positif terhadap
Dianita , Samsat Keliling (X2) kepatuhan wajib pajak
Marvilianti Keliling Dan c. Kepuasan kendaraan bermotor.
Dewi, I Kepuasan Wajib Pajak
Nyoman Putra Wajib Pajak (X3)
Yasa (2017) Terhadap d. Kepatuhan
Kepatuhan Wajib Pajak
Wajib Pajak Pajak
Dalam Kendaraan
Membayar Bermotor (Y)
Pajak
Kendaraan
Bermotor (
PKB ) ( Studi
Empiris Pada
Kantor
Bersama
Sistem
Administrasi
Manunggal di
Bawah Satu
Atap
(SAMSAT
Denpasar)
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan

oleh Mahdani & Ismatullah, (2021). Perbedaan penelitian ini dan penelitian

sebelumnya terletak pada variabel dan lokasi penelitian. Penelitian ini menambah

variabel lain yaitu Samsat Corner dan penelitian ini mengambil lokasi yaitu

Kantor Samsat Kota Jayapura.


18

B. Kajian Teori

1. Teori Kepatuhan (Compliance Theory)

Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar

Bahasa Indonesia), kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, pada

ajaran dan aturan. Teori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-ilmu sosial

khususnya dibidang psikologis dan sosiologi yang lebih menekankan pada

pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan

seorang individu (Masita, 2019). Teori kepatuhan dapat mendorong

seseorang untuk lebih mematuhi peraturan yang berlaku, sama halnya

dengan wajib pajak yang berusaha untuk memenuhi kewajibannya yaitu

membayar pajak secara tepat waktu. Pembayaran pajak yang dilakukan

dengan tepat waktu akan dapat menguntungkan bagi wajib pajak sendiri

karena tidak akan dikenakan sanksi akibat keterlambatan membayar pajak

dan juga akan dapat membantu negara didalam memenuhi kewajibannya

yaitu untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur yang mendukung

pelayanan publik (Puteri dkk., 2019).

2. Theory Task Technology Fit (TTF)

Theory Task Technology Fit (TTF) dikembangkan oleh Goodhue dan

Thompson. Goodhue & Thompson, (1995) mengemukakan bahwa TTF

menjelaskan sejauh mana teknologi membantu individu untuk mengerjakan

tugasnya, atau lebih spesifiknya TTF adalah hubungan antara kebutuhan

tugas, kemampuan individu dan fungsionalitas teknologi. Teknologi

merupakan alat individu untuk menyelesaikan tugas mereka (Goodhue and


19

Thompson 1995). Dalam konteks sistem informasi, teknologi terkait dengan

sistem komputer dan penggunaan jasa pendukung yang memberikan

panduan pengguna dalam penyelesaian tugas (Dewi & P, 2019). Program

samsat corner merupakan sebuah program yang digunakan melalui

teknologi komputer.

3. Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak

Kepatuhan perpajakan dapat di definisikan sebagai suatu keadaan

dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan

melaksanakan hak perpajakannya (Mahdani & Ismatullah, 2021). Menurut

Ramadhan & Binawati, (2020) kepatuhan wajib pajak merupakan

pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh pembayar pajak

dalam rangka memberikan kontribusi bagi pembangunan dewasa ini yang

diharapkan di dalam pemenuhannya diberikan secara sukarela. Sedangkan

menurut Keputusan Menteri Keuangan No.544/KMK.04/2000 kepatuhan

perpajakan ialah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangandan

peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara (Puteri

dkk., 2019). Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.544/KMK.04/2000

bahwa kriteria kepatuhan wajib pajak adalah :

a) Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam

tahun terakhir.

b) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali telah

memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.


20

c) Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di

bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.

d) Dalam 2 tahun pajak terakhir, wajib pajak yang menyelenggarakan

pembukuan dan pernah dilakukan koreksi pada pemeriksaan yang

terakhir untuk setiap jenis pajak yang terutang paling banyak 5%.

e) Wajib pajak yang dilaporkan keuangan untuk 2 tahun terakhir diaudit

oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau

dapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba/rugi

fiskal (Puteri dkk., 2019).

Kepatuhan wajib pajak menjadi aspek penting mengingat sistem

perpajakan Indonesia menganut self asessment system di mana dalam

prosesnya secara mutlak memberikan kepercayaan kepada wajib pajak

untuk menghitung, membayar dan melapor kewajibannya (Ramadhan &

Binawati, 2020). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan

wajib pajak adalah pemenuhan sebuah kewajiban perpajakan dari wajib

pajak terhadap pajak terutangnya sesuai dengan peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku.

4. Samsat Corner

Samsat Corner merupakan salah satu upaya Dinas Pendapatan

Daerah untuk mempermudah masyarakat dalam hal pengesahan STNK,

Pembayaran PKB, dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas

Jalan (SWDKLLJ) yang berada ditempat-tempat ramai seperti dipusat

perbelanjaan dan supermarket (Dwipayana dkk., 2017). Program Samsat


21

Corner merupakan inovasi pada pelayanan publik khususnya pelayanan

pembayaran PKB atau pengesahan STNK satu tahun (Masita, 2019).

Program Samsat Corner memang merupakan suatu inovasi yang baik untuk

meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak, dalam eksposenya bertujuan

untuk memberikan kemudahan masyarakat dalam bentuk pelayanan yang

tepat, cepat, efektif, dan efisien dalam rangka pembayaran pajak kendaraan

yang oleh setiap pemilik kendaraan bermotor setiap tahunnya (Dwipayana

dkk., 2017). Samsat Corner adalah salah satu layanan unggulan yang

memiliki daya peminat wajib pajak cukup tinggi (Putra, 2020). Menurut

Putra, (2020) beberapa tujuan dari program samsat corner antara lain :

1) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan biaya, bagi masyarakat

pengguna jasa pelayanan (wajib pajak)

2) Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap calo atau biro jasa

3) Menjamin adanya kepastian waktu dan transparansi biaya pelayanan

tanpamengurangi kepastian hukum, dan

4) Membagi beban pelayanan yang semula terkonsentrasi pada Kantor

Bersama Samsat.

Selain tujuan terdapat beberapa syarat khusus dalam program samsat

corner antara lain :

1) Melayani pendaftaran/pengesahan dokumen STNK setiap tahun.

2) Tidak melayani kendaraan bermotor angkutan penumpang umum (plat

kuning) dan kendaraan dinas (plat merah).


22

3) Kendaraan bermotor yang telah dilakukan penetapan jabatan dapat

dilayani dengan berpedoman pada sistem prosedur yang berlaku.

4) Tidak melayani status blokir Polri.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Samsat Corner adalah

sebuah program yang dikembangkan oleh pihak samsat untuk memudahkan

para wajib pajak kendaraan bermotor dalam membayar pajaknya agar lebih

efektif dan efisien.

5. Kualitas Pelayanan

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2009

mengenai pelayanaan publik, pelayanaan adalah rangkaian aktifitas dalam

hal memenuhi kebutuhan pelayanan, sesuai dengan peraturan undang-

undang atas barang, jasa ataupun pelayanan administrasi yang diberikan

oleh pemerintah. Menurut Masita, (2019) pelayanan adalah suatu proses

bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan

kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan

keberhasilan. Kualitas pelayanan ini dapat diartikan sebagai tingkat

kepuasan tamu atau konsumen. Sedangkan tingkat kepuasan tamu ini sendiri

dapat diperoleh dari perbandingan atas jenis pelayanan yang nyata diterima

oleh konsumen dengan jenis pelayanan yang diharapkan oleh konsumen.

Jenis kualitas pelayanan yang baik adalah jenis pelayanan yang memuaskan

dan sesuai dengan pelayanan yang diharapkan oleh konsumen (Agustin &

Putra, 2019). Pelayanan yang berkualitas harus dapat memberikan 4K, yaitu

keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan kepastian hukum. Kualitas


23

pelayanan dapat diukur dengan kemampuan memberikan pelayanan yang

memuaskan, dan memberikan pelayanan dengan tanggapan, kemampuan,

kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak

(Masita, 2019). Kualitas pelayanan merupakan sesuatu yang sangat penting

untuk meningkatkan kualitas, kenyamanan dan kinerja suatu perusahaan

(Dewi & P, 2019). Maka dari itu kualitas pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah dalam hal ini adalah kantor Samsat harus selalu diperbaiki dan

tingkatkan agar para wajib pajak memenuhi kewajiban pajak mereka yang

tentunya akan meningkatkan penerimaan kas negara (Tresnalyani & Jati,

2018).

Menurut Ummam, (2018) menyatakan bahwa ada lima indikator

kualitas pelayanan, yaitu :

1) Tangibles (bukti fisik), yaitu bukti fisik dan menjadi bukti awal yang bisa

ditunjukan oleh organisasi penyedia layanan yang ditunjukan oleh

tambilan gedung, fasilitas fisik pendukung, perlengkapan, dan

penampilan kerja. Dimana dijabarkan lagi indikator dari dimensi

Tengibles yaitu ; ruang tunggu pelayanan, loket pelayanan, dan

penampilan petugas pelayanan.

2) Realibility (keandalan), yaitu kemampuan penyedia layanan

membuktikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan

memuaskan. Dimana dijabarkan lagi indikator dari dimensi Realiability

yaitu ; keadaan petugas dalam memberikan informasi pelayanan, keadaan


24

petugas dalam melancarkan prosedur pelayanan dan keandalan prtugas

dalam memudahkan teknik pelayanan.

3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu para pekerja memiliki kemauan

dan bersedia membantu pelanggan dan memberikan layanan dengan

cepat dan tanggap. Dimana dijabarkan lagi indikator dari dimensi

Responsiveness yaitu ; respon petugas pelayanan terhadap keluhan

warga, respon petugas pelayanan terhadap saran warga, dan respon

petugas pelayanan terhadap kritikan warga.

4) Assurance (jaminan), yaitu pengetahuan dan kecakapan para pekerja

yang memberikan jaminan bahwa meraka bisa memberikan layanan

dengan baik. Dimana dijabarkan lagi indikator dari dimensi Assurance

yaitu ; kemampuan administrasi petugas pelayanan, kemampuan teknis

petugas pelayanan, dan kemampuan sosial petugas pelayanan.

5) Emphaty (empati), yaitu para pekerja mampu menjalin komunikasi

interpersonal dan memahami kebutuhan pelanggan. Dimana dijabarkan

lagi indikator dari dimensi Empathy yaitu ; perhatian petugas pelayanan,

kepedulian petugas, dan keramahan petugas pelayanan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan

adalah suatu aktifitas dalam membantu orang lain berupa pelayanan dalam

bidang jasa, barang maupun pelayanan publik yang sesuai dengan etika dan

aturan yang berlaku di masyarakat.


25

6. Sanksi Administrasi

Sanksi adalah suatu tindakan berupa hukuman yang diberikan

kepada orang yang melanggar peraturan. Peraturan atau undang-undang

merupakan rambu-rambu bagi seseorang untuk melakukan sesuatu

mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak

dilakukan. Sanksi diperlukan agar peraturan atau undang-undang tidak

dilanggar (Ramadhan & Binawati, 2020). Ketentuan umum dan tata cara

peraturan perpajakan telah diatur dalam undang-undang tak terkecuali

mengenai sanksi perpajakan. Dalam undangundang perpajakan, sanksi

perpajakan ialah jaminan bahwa ketentuan peraturan perundangundangan

mengenai perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi

(Hartopo dkk., 2020). Berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2009

pasal (17) menyatakan bahwa sanksi administrasi adalah sebagai berikut :

Dalam hal wajib pajak terlambat melakukan pembayaran pajak sesuai

dengan dengan tanggal berakhirnya PKB, dikenakan sanksi administrasi

berupa denda sebesar 2% per bulan dari pokok pajak terutang, dengan

ketentuan paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutang pajak. Dalam

hal kendaraan bermotor mutasi masuk dalam provinsi atau beralih

kepemilikan, melakukan pendaftaran setelah jatuh tempo masa

PKB,berlaku:

a) Apabila masa pajak melebihi 15 hari kalender dikenakan pokok

tunggakan ditambah sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% per

bulan dengan ketentuan paling tinggi 24 bulan dan untuk masa pajak
26

satu tahun kedepan, tidak dikenakan sanksi administrasi berupa

denda;dan

b) Apabila masa pajak tidak melebihi 15 hari kalender, dikenakan sanksi

administrasi berupa denda sebesar 2% dari pokok pajak terutang.

Dalam hal pengisian formulir pendaftaran tidak dilakukan dan atau

tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan :

a) Kendaraan bermotor baru, dikenakan sanksi administrasi berupa denda

sebesar 25% dari pokok pajak terutang;dan

b) Kendaraan bermotor mutasi masuk kedalam atau luar provinsi serta

kendaraan yang mengalami perubahan objek dan subjek, dikenakan

sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% per bulan untuk jangka

waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutang pajak.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sanksi administrasi

adalah sebuah tindakan hukuman yang diberikan kepada wajib pajak yang

tidak taat dengan norma perpajakan dimana tindakan hukuman tersebut

sesuai dengan yang ditetapkan di dalam sebuah peraturan perundang-

undangan.

C. Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini yang

menggambarkan hubungan pengaruh program samsat corner, kualitas

pelayanan dan sanksi administrasi terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

membayar pajak kendaraan bermotor pada Kantor Samsat Kota Jayapura.


27

Sesuai dengan judul tersebut, maka kerangka konseptual dapat disajikan

sebagai berikut :

Program
Samsat
Corner (X1)
H1

Kualitas H2 Kepatuhan Wajib


Pelayanan Pajak Kendaraan
(X2) Bermotor (Y)

H3
Sanksi
Admnistrasi
(X3)

H4

Keterangan :

X1 : Program Samsat Corner

X2 : Kualitas Pelayanan

X3 : Sanksi Administrasi

Y : Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

: Pengaruh secara parsial

: Pengaruh secara simultan


28

D. Hipotesis Penelitian

Berikut hipotesis atas penjelasan kerangka konseptual diatas :

1. Pengaruh Program Samsat Corner Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

Program samsat corner merupakan suatu inovasi yang baik untuk

meningkatkan pelayanan terhadap wajib pajak, program ini bertujuan untuk

memberikan kemudahan masyarakat dalam bentuk pelayanan yang tepat,

cepat, efektif, dan efisien dalam rangka pembayaran pajak kendaraan yang

oleh setiap pemilik kendaraan bermotor setiap tahunnya (Dwipayana dkk.,

2017). Samsat corner terbilang cukup unik karena letak keberadaan samsat

corner berada ditempat keramaian seperti pusat perbelanjaan, mall, dan

supermarket (Wardani & Asis, 2017). Dengan dibukanya samsat corner

ditempat yang ramai dan juga strategis seperti di mall maka keberadaan

samsat corner akan memudahkan wajib pajak dalam membayar pajak

kendaraan bermotornya (Masita, 2019). Jika wajib pajak dimudahkan

dengan program samsat corner ini maka akan semakin tinggi kepatuhan

wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwipayana dkk., (2017) dan

Wardani & Asis, (2017) menyimpulkan bahwa program samsat corner

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

Berdasarkan uraian diatas, maka ditetapkan hipotesis pertama dalam

penelitian ini, yaitu :


29

H1 : Program samsat corner berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

2. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

Pelayanan adalah cara melayani (membantu mengurus atau

menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan seseorang) (Ramadhan &

Binawati, 2020). Kualitas pelayanan merupakan sesuatu hal yang sangat

penting untuk kelancaran, kenyamanan dan kinerja dari pemerintah tersebut,

sehingga menimbulkan rasa senang maupun puas terhadap pelayanan yang

diberikan oleh pemerintah (Dewi & P, 2019). Pelayanan yang berkualitas

didefinisikan sebagai suatu pelayanan yang dapat menimbulkan rasa puas

bagi konsumen dan selalu dalam batas standar pemenuhan harapan layanan

dan harus selalu wajib dilaksanakan (Tresnalyani & Jati, 2018). Menurut

Masita, (2019) pelayanan yang berkualitas harus dapat memberikan 4K,

yaitu keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan kepastian hukum. Menurut

Tresnalyani & Jati, (2018) harapan dari kualitas pelayanan yang baik adalah

wajib pajak dapat memperoleh kemudahan dalam menyelesaikan kewajiban

pajaknya. Jika kualitas pelayanan yang diberikan baik, maka hal ini dapat

meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajaknya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahdani & Ismatullah, (2021),

Agustin & Putra, (2019), Dewi & P, (2019), dan (resnalyani & Jati, (2018),

menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.


30

Berdasarkan uraian diatas, maka ditetapkan hipotesis kedua dalam

penelitian ini, yaitu :

H2 : Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

3. Pengaruh Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

Sanksi administrasi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan

peraturan undang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti,

ditaati dan dipatuhi. Landasan hukum mengenai sanksi administrasi diatur

dalam masing-masing pasal Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan.

Sanksi administrasi dapat dijatuhkan apabila wajib pajak melakukan

pelanggaran terutama atas kewajiban yang ditentukan dalam undang-

Undang Ketentuan Umum Perpajakan (Agustin & Putra, 2019). Sanksi

adminstrasi perpajakan bertujuan untuk memberikan efek jera kepada wajib

pajak sehingga tercipta kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan

kewajiban perpajakannya. Pelaksanaan penegakan hukum pajak secara tegas

dan konsisten akan mampu menciptakan kepatuhan yang lebih dari wajib

pajak, yang bermuara pada peningkatan penerimaan dari sektor pajak (Puteri

dkk., 2019).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahdani & Ismatullah, (2021),

Yustina dkk., (2020), dan Puteri dkk., (2019) menyimpulkan bahwa sanksi

administrasi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.


31

Berdasarkan uraian diatas, maka ditetapkan hipotesis ketiga dalam

penelitian ini, yaitu :

H3 : Sanksi administrasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

4. Pengaruh Program Samsat Corner, Kualitas Pelayanan, Dan Sanksi

Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar

Pajak Kendaraan Bermotor.

Menurut Dwipayana dkk., (2017) program samsat corner memang

merupakan suatu inovasi yang baik untuk meningkatkan pelayanan terhadap

wajib pajak, dalam eksposnya bertujuan untuk memberikan kemudahan

masyarakat untuk membayar pajak kendaraan bermotor setiap tahun.

Semakin baiknya program samsat corner, semakin tinggi kepatuhan wajib

pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

Menurut Tresnalyani & Jati, (2018) kualitas pelayanan dapat

didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu organisasi dalam memenuhi

atau melebihi harapan pelanggan. Rasa senang maupun puas mengenai

pelayanan yang diperoleh dapat memberikan motivasi dan meningkatkan

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak (Palda & Hanosek, 2002).

Sanksi perpajakan adalah faktor lain yang dapat meningkatkan

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Pelaksanaan penegakan hukum

pajak secara tegas dan konsisten akan mampu menciptakan kepatuhan yang

lebih dari wajib pajak, yang bermuara pada peningkatan penerimaan dari

sektor pajak (Hartopo dkk., 2020).


32

Berdasarkan uraian diatas, maka ditetapkan hipotesis keempat dalam

penelitian ini, yaitu :

H4 : Program samsat corner, kualitas pelayanan, dan sanksi administrasi

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak

kendaraan bermotor.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, metode dalam penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

mempunyai tujuan untuk menguji atau verifikasi teori, meletakkan teori secara

deduktif menjadi landasan dalam penentuan dan pemecahan masalah penelitian

(Hartopo dkk., 2020).

Penelitian ini menguji pengaruh program samsat corner, kualitas

pelayanan dan sanksi administrasi terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan

bermotor dalam membayar pajak kendaraan bermotor pada kantor samsat Kota

Jayapura.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi pada penelitian ini yaitu pada kantor samsat Kota Jayapura.

Waktu penelitian akan direncanakan terhitung 1 bulan lamanya yaitu pada

bulan Mei hingga bulan Juni 2021.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Ummam (2018) populasi merupakan wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

33
34

Populasi dalam penelitian ini adalah orang pribadi wajib pajak

kendaraan bermotor roda dua yang terdaftar di samsat Kota Jayapura tahun

2021.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti. Dinamakan

penelitian sampel apabila bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil

penelitian (mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku

bagi populasi) (Ummam, 2018). Sampel pada penelitian ini menggunakan

slovin dengan teknik probability sampling. Menurut Ummam (2018)

probability sampling adalah semua elemen yang mempunyai peluang untuk

terpilih menjadi sample, khususnya simple random sampling dengan cara

memberikan kesempatan yang sama pada seluruh elemen untuk bisa dipilih

sebagai simple. Penentuan jumlah sample menggunakan rumus slovin

sebagai berikut :

n=

Keterangan :

N = populasi

Moe = margin of error max yaitu tingkat kesalahan maksimum yang masih

dapat ditoleransi (ditentukan 5%).


35

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian


Definisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap konstruk

atau variabel dengan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk

mengukur/memanipulasinya (Ummam, 2018). Penelitian ini menggunakan satu

variabel dependen, dan tiga variabel independen yang dijelaskan sebagai

berikut :

1. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Menurut Sugiyono (2014) variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Kepatuhan Wajib

Pajak. Kepatuhan wajib pajak menjadi suatu bentuk ketaatan wajib pajak

saat melakukan pemenuhan tanggung jawab perpajakannya sesuai dengan

aturan perpajakan yang diberlakukan dengan tujuan untuk memberi

kontribusi bagi pembangunan dan kepentingan Negara (Mahdani &

Ismatullah, 2021). Menurut Puteri dkk., (2019) terdapat enam indikator

yang dapat dijadikan ukuran dalam kepatuhan wajib pajak antara lain:

a) Memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku

b) Wajib pajak tidak mempunyai tunggakan pajak

c) Membayar pajak tepat waktunya

d) Wajib pajak memenuhi persyaratan dalam membayarkan pajaknya

e) Wajib pajak dapat mengetahui jatuh tempo pembayaran

f) Tidak pernah melanggar ketentuan peraturan.


36

2. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Menurut Sugiyono (2014) variabel independen adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang terjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen atau terkait. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

independen adalah program samsat corner, kualitas pelayanan dan sanksi

administrasi.

a. Program samsat corner

Salah satu program inovasi yang dilaksanakan oleh Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah samsat corner.

Program samsat corner bertujuan untuk memberikan kemudahan

masyarakat dalam bentuk pelayanan yang cepat, tepat, mudah, dan murah

dalam rangka pembayaran pajak kendaraan yang oleh setiap pemilik

kendaraan bermotor setiap tahun (Masita, 2019). Menurut Wardani & Asis,

(2017) terdapat empat indikator tentang program samsat corner yaitu :

1) Tepat

2) Cepat

3) Efektif

4) Efisien

b. Kualitas Pelayanan

Menurut Hartopo dkk (2020) pelayanan yang berkualitas adalah

pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap

dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat

dipertanggungjawabkan serta harus dilakukan secara terus menerus.


37

Pelayanan yang berkualitas membuat wajib pajak patuh dalam membayar

pajak. Menurut Ummam (2018) menyatakan bahwa ada lima indikator

kualitas pelayanan, yaitu :

1) Tangibles (bukti fisik)

2) Realibility (keandalan)

3) Responsiveness (daya tangkap)

4) Assurance (jaminan)

5) Emphaty (empati)

c. Sanksi Administrasi

Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan

dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat

pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan (Yustina

dkk., 2020). Menurut Mahdani & Ismatullah (2021) sanksi admnistrasi

adalah bentuk sanksi yang diberikan kepada wajib pajak apabila wajib pajak

terlambat melakukan kewajiban pembayaran pajak. Sanksi tersebut yaitu

berupa pembayaran denda, bunga, dan kenaikan. Menurut Ummam (2018)

terdapat dua indikator tentang sanksi administrasi perpajakan yaitu :

1) Kemanfaatan

2) Teknik

E. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, data

sekunder, dan studi kepustakaan. Data primer adalah data yang diperoleh
38

secara langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya,

tidak melalui media perantara dengan terjun langsung ke lapangan (Sugiyono,

2014). Data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dengan dokumen

(Sugiyono, 2014).

F. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini

sesuai dengan jenis sumber data. Data primer yang digunakan, akan diuji

dengan kuisioner/angket. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini melalui catatan dokumen dan data yang telah diolah, serta studi

kepustakaan yang merupakan sumber data yang bisa diperoleh melalui

beberapa cara diantaranya bisa bersumber dari buku, jurnal ilmiah, dan dari

internet sebagai referensi karena adanya keterkaitan dengan permasalahan

penelitian atau masalah yang akan diteliti (Mahdani & Ismatullah, 2021).

G. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas dan Realibilitas

a) Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji instrumen apakah sudah

valid atau tidak. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi

antara skor masing-masing pertanyaan dengan total skor sehingga di

dapat nilai Pearson Correlation. Suatu instrumen dikatakan valid,

apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara

tepat. Uji validitas dengan melihat nilai signifikansi. Jika nilai


39

signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Pearson Corelation > 0,3 maka

instrumen penelitian adalah valid. (Masita, 2019).

b) Uji Reliabilitas

Menurut Ummam (2018) uji reliabilitas merupakan alat untuk

mengukur kuisioner yang merupakan indikator dari indikator dan varibel

atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Untuk mengukur reliabilitas akan digunakan uji statistik Crobanch

Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Crobanch

Alpha lebih besar dari 0,70 (Masita, 2019). Jika nilai Cronbach’s alpha >

0,70 maka instrumen dinyatakan andal atau reriabel. Akan tetapi jika

nilai Cronbach’s alpha < 0,60 maka instrumen penelitian dinyatakan

tidak valid atau tidak reriabel (Mahdani & Ismatullah, 2021).

2. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Uji asumsi klasik yang pertama adalah uji normalitas. Uji

normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal (Yustina dkk.,

2020). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal. Untuk

menguji normalitas suatu data dilakukan dengan menggunakan statistik

nonparametrik dengan metode uji satu sampel Kolmogrov Smirnov.

Data yang digunakan dalam analisis ini minimal skala ordinal. Data
40

dikatakan berdistribusi normal jika koefisien Asymp.sig (2-tailed) ≥ 5%

atau 0,05 (Ghozali, 2016).

b) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel bebas

(Yustina dkk., 2020). Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance

dan variance inflation factor (VIF) jika nilai tolerance lebih besar dari

0,1 (10%) dan VIF kurang dari 10 (Ghozali, 2016). Jika nilai tolerance

dan VIF terpenuhi maka model dapat dikatakan terbebas dari

multilkolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian (Yustina dkk.,

2020).

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan

ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang

Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Adapun

metode yang digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah

dengan uji Glejser/Scatter Plot dengan probabilitas signifikansinya di

atas tingkat kepercayaan α = 5% (Ghozali, 2016).

H. Metode Analisis Data

1. Analisa Regresi Berganda

Analisis regresi yang digunakan dalam melakukan pengujian

hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Model


41

regresi berganda digunakan untuk memecahkan rumusan masalah yang

ada, yaitu untuk melihat pengaruh diantara dua variabel atau lebih

(Yustina dkk., 2020). Menurut Ghozali (2016) analisis regresi linier

berganda digunakan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran

mengenai pengaruh variabel independen pada variabel dependen dan

bertujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi

atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel

independen yang diketahui. Adapun model rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Y = α + β1X1 +β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:

Y = Kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor

(PKB)

α = Konstanta

β1, β2, β3,= Koefisien Regresi

e = Variabel Pengganggu

X1 = Program samsat corner

X2 = Kualitas pelayanan

X3 = Sanksi administrasi

I. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2016) uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
42

Penerimaan atau penolakan hipotesis menurut Ghozali (2016) dilakukan


dengan kriteria:
1) Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif
maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti
secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai signifikansi > 0,05 dan koefisien regresi bernilai negatif
maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti
secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
b. Uji Koefisien Determinasi )
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Kelemahan dari koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan
satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan adjusted R square.
Adjusted R square dapat naik turun apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2016).
43

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, N. S., & Putra, R. E. (2019). Pengaruh Kesadaran Masyarakat, Sanksi


Perpajakan Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor Pada Samsat Kota Batam.
13(1), 57–64.
Dewi, I. G. A. M. R., & P, K. W. L. (2019). Efektivitas E-Samsat, Pajak Progresif
Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor. Jurnal Ilmiah Akuntansi & Bisnis, 4(1), 50–61.
Dwipayana, I. M. H., Dewi, P. E. D. M., & Yasa, I. N. P. (2017). Pengaruh
Program Samsat Corner , Samsat Keliling Dan Kepuasan Wajib Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan
Bermotor ( PKB ) ( Studi Empiris Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi
Manunggal di Bawah Satu Atap ( SAMSAT ) Denpas. E-Jurnal, 8(2), 1–12.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Rineka
Cipta.
Goodhue, D. L., & L Thompson, R. (1995). MIS Quarterly Task Technology Fit
and Individual Performance. 19(2).
Hartopo, A., Masitoh, E., & Siddi, P. (2020). Pengaruh Kualitas Layanan,
Kesadaran, Pemeriksaan, Pengetahuan, Dan Sanksi Pajak Atas Kepatuhan
Wajib Pajak Kendaraan Di Kecamatan Delanggu. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Dan Manajemen (JIAM), 16(2), 50–56.
Istuvia, I. (2020). Pegaruh Program Samsat Corner, Samsat Keliling Dan
Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor.
Keputusan Menteri Keuangan No.544/KMK.04/2000. (n.d.). Tentang Kriteria
Wajib Pajak Yang Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan
Pembayaran Pajak.
Mahdani, T. M., & Ismatullah, I. (2021). Pengaruh Sanksi Administrasi Dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar
Pajak Kendaraan Bermotor. Jurnal Akuntansi Dan Ekonomi, 16–25.
https://doi.org/10.29407/jae.v6i1.14751
Mardiasmo. (2009). Perpajakan (Edisi Revi). Penerbit Andi.
Masita, N. (2019). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Biaya Kepatuhan,
Akuntabilitas Pelayanan Publik, Tingkat Kepercayaan Terhadap Sistem
Pemerintah Dan Hukum, Dan Program Samsat Corner Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor Di Kantor
Bersama . Jurnal Sains, Akuntansi Dan Manajemen (JSAM), 1(3), 50–101.
44

Noch, M. Y., & Pattiasina, V. (2017). Determinan Persepsi Kemudahan, Persepsi


Kebermanfaatan, Persepsi Risiko Dan Kepuasan Wajib Pakal Terhadap
Penggunnan Sistem E-Filling (Survei Pada KPP Pratama Jayapura). Seminar
Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), 421–427.
Palda, F., & Hanosek, J. (2002). Journal Quality of Government Services and the
Civic Duty to Pay Taxes in the Czech and Slovak Republics, and other
Transision Countries.
Pattiasina, V., Noch, M. Y., Rumasukun, M. R., Temalagi, S., & Anakotta, F. M.
(2020). Determinants of Taxpayer Compliance Level : Empirical Study in
East Indonesia. Journal of Research on the Lepidoptera, 51(1), 339–351.
https://doi.org/10.36872/LEPI/V51I1/301030
Puteri, P. O., Syofyan, E., & Mulyani, E. (2019). Analisis Pengaruh Sanksi
Administrasi, Tingkat Pendapatan, Dan Sistem Samsat Drive Thru Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus Kantor Samsat
Kota Padang). Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1(3), 1569–1588.
Putra, D. R. P. (2020). Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan Program Samsat
Corner Terhadap Sikap Kepatuhan Wajib Pajak.
Ramadhan, R., & Binawati, E. (2020). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor Menggunakan Metode Mix
Method (Pada Kantor Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Kota
Yogyakarta). Jurnal Solusi, 15, 95–109.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Tresnalyani, N. K. M., & Jati, I. K. (2018). Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Pengetahuan Perpajakkan dan Biaya Kepatuhan pada Kepatuhan Wajib Pajak
Kendaraan Bermotor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 24, 578–
605.
Ummam, K. (2018). Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Sanksi Pajak, Dan
Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kecamatan
Larangan Tahun 2018.
Undang-Undang No.28 Tahun 2009. (n.d.). Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi
Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2009. (n.d.). Tentang
Pelayanan Publik.
Wardani, D. K., & Asis, M. R. (2017). Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak ,
Kesadaran Wajib Pajak , Dan Program Samsat Corner Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. 1(2), 106–116.
45

www.beritapapua.id. (n.d.). Polda Papua Barat Atasi Kepatuhan Pajak


Kendaraan Bermotor.
www.kabarpapua.co. (2018). Rendahnya Kesadaran Warga Kota Jayapura Bayar
Pajak Kendaraan. www.kabarpapua.co
www.kabarpapua.co. (2019). Memudahkan Bayar PKB, Samsat Corner Hadir di
Mall Jayapura. www.kabarpapua.co
www.liputan6.com. (2019). Pemilik Kendaraan di Papua Malas Bayar Pajak.
www.liputan6.com
Yustina, L. A., Diatmika, I. P. G., & Yasa, I. N. P. (2020). Pengaruh Tingkat
Pendidikan , Kewajiban Moral Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Pada Kantor Samsat Kabupaten
Buleleng). JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi), 11(1), 138–145.
46

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

BAGIAN I : IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pekerjaan :

Jenis Kendaraan : Roda 2 Roda 4

BAGIAN II : BAGIAN PETUNJUK

Petunjuk jawaban semua pernyataan dalam kuesioner dengan memberikan

penilaian sejauh mana pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi anda

dengan memberi tanda (√) pada kolom yang sudah disedikan. Berikut

petunjuknya :

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Netral (N)

4 = Setuju (S)
47

5 = Sangat Setuju (SS)

BAGIAN III : PERNYATAAN

KUISIONER UNTUK PROGRAM SAMSAT CORNER :

No. Pernyataan STS TS N S SS

Tepat

1. Petugas Samsat Corner mampu


memberikan pelayanan dengan tepat.
2. Jadwal pelaksanaan jam kerja pelayanan
pajak Samsat Corner dilakukan dengan
tepat waktu.
Cepat

3. Pelayanan pembayaran Pajak


Kendaraan Bermotor dengan program
Samsat Corner sangat cepat.
4. Petugas Samsat Corner mampu
menyelesaikan setiap masalah dengan
cepat.
Efektif

5. Dengan menggunakan program Samsat


Corner Wajib Pajak dapat melakukan
pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor
lebih efektif.
6. Lokasi Samsat Corner yang strategis.

7. Dengan adanya Samsat Corner dapat


meminimalisir calo yang ingin
mengambil keuntungan dari Wajib
Pajak.
8. Petugas Samsat Corner mampu
melakukan komunikasi yang efektif.
Efisien

9. Dengan adanya Samsat Corner


memudahkan Wajib Pajak dalam
48

melakukan pembayaran Pajak


Kendaraan Bermotor.
10. Petugas Samsat Corner mampu
memberikan kemudahan dalam
pelayanan.
11. Tatacara pembayaran melalui Samsat
Corner sangat sulit.
Sumber : Istuvia, (2020) dan Wardani & Asis, (2017)

KUISIONER UNTUK KUALITAS PELAYANAN :

No. Tangibles (Penampilan Jasa) STS TS N S SS

1. Secara umum penampilan petugas


berpakaian rapi dan tidak berseragam
saat bekerja.
2. Ruang tunggu pelayanan terlihat bersih.

3. Loket pelayanan selalu tertib.

No. Reliability (Kehandalan) STS TS N S SS

4. Petugas pajak memberikan informasi


dan penjelasan dengan jelas dan mudah
dimengerti oleh wajib pajak serta
memberikan solusi yang tepat.
5. Petugas selalu memancarkan prosedur
pelayanan.
6. Dalam penyelenggaraan pajak, petugas
hanya mengarahkan tanpa
mempengaruhi wajib pajak.
No. Responsiveness STS TS N S SS
(Kecepatan/Ketanggapan)
7. Petugas cepat tanggap atas keluhan dan
kesulitan yang dialami wajib pajak.
8. Petugas mendengarkan saran dari wajb
pajak tentang pelayanan pajak.
9. Petugas mendengarkan kritik dari wajib
pajak tentang pelayanan pajak.
No. Assurance (Persepsi Jaminan) STS TS N S SS

10. Petugas selalu memberikan pelayanan


sesuai dengan prosedur administrasi
pajak.
49

11. Petugas bersikap adil dalam melayani


setiap wajib pajak.
12. Petugas tidak pernah membeda-bedakan
status sosial wajib pajak.
No. Empathy (Persepsi Empati) STS TS N S SS

13. Petugas selalu memberikan waktu


kepada wajib pajak untuk membayar
pajaknya.
14. Petugas selalu mendatangi rumah wajib
pajak jika pajak itu belum dibayar.
15. Petugas selalu bersikap ramah dan rela
pulang terlambat dalam membantu
wajib pajak untuk mengatasi keluhan.
Sumber : Ummam, (2018)

KUISIONER UNTUK SANKSI ADMINISTRASI PAJAK :

No. Kemanfaatan STS TS N S SS

1. Sanksi pajak diperlukan untuk


menciptakan kedisiplinan setiap wajib
pajak sehingga tercipta kedisiplinan
wajib pajak.
2. Sanksi pajak diharapkan dapat
menumbuhkan efek jera kepada wajib
pajak yang tidak patuh.
3. Penundaan pembayaran pajak
merugikan negara.
No. Teknik STS TS N S SS

4. Sanksi pajak yang diberikan sesuai


dengan ketentuan yang berlaku.
5. Wajib pajak yang tidak patuh akan
dikenakan sanksi perpajakan berupa
sanksi administrasi maupun sanksi
pidana.
Sumber : (Ummam, 2018)

Anda mungkin juga menyukai