Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen


yang diampu oleh Surono, S.E., M.Si.

Disusun Oleh :

1. Kris Fransyah (180111082)


2. Miftah Septiani Ajurumiyah (180111141)
3. Muthi’ah Aryuni (180111156)
4. Siti Umerah (180111012)
5. Su Intanse (180111011)

MSDM REG SEMESTER 7

PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S1)


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada kelompok kami sehingga atas berkat dan
rahmat serta karunia-Nyalah kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Analisis Biaya, Volume dan Laba”.
Terima kasih kami sampaikan juga kepada dosen Pengampu Mata Kuliah
“Akuntansi Manajemen” Surono, SE., M.Si yang telah memberikan arahan bagi
kami untuk mengerjakan tugas ini, sehingga kami bisa mengerti dan memahami
tentang Analisis Biaya, Volume dan Laba, tak lupa kami juga mengucapkan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada seluruh pihak yang baik secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam upaya penyelesaian
makalah ini baik mendukung secara moril maupun materil.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Akuntansi Manajemen di Fakultas Ekonomi prodi Manajemen Universitas
Muhammadiyah Cirebon. Ibarat pepatah “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”,
maka begitu pulalah dengan halnya makalah ini, walaupun kami telah berusaha
semaksimal mungkin, akan tetapi kami menyadari bahwa masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, saran dan
kritik tetap kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Akhir kata kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang

Analisis biaya volume laba (BVL / cost volume profit analysis CVP
analysis) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan. Karena analisis biaya volume laba (CVP) menekankan
keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi
keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis CVP dapat menjadi
suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya
kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari
pemecahannya. Tujuan dari suatu perusahaan
adalah untuk memperoleh laba yang maksimal agar kelangsungan hidup
perusahaan terus berjalan dari waktu ke waktu. Besar kecilnya laba perusahaan
akan menjadi ukuran sukses tidaknya manajemen dalam mengelola perusahaan.
Sedang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat laba adalah harga jual,
biaya dan volume penjualan.

Dengan harga jual, volume yang dijual, serta pengklasifikasian biaya,


maka analisis Cost-Volume-Profit dapat dilaksanakan dengan menggunakan
elemen-elemen analisis. Elemen tersebut antara lain analisis peramalan penjualan
yang terdiri atas peramalan kuantitas penjualan dan harga jual, dasar-dasar analisis
cost-volume-profit yaitu analisis contribution margin, analisis operating leverage,
analisis break-even point, dan analisis margin of safety serta analisis cost-volume-
profit dalam pemanfaatannya dalam perencanaan yaitu analisis target laba dan
analisis sensivitas. Walaupun model ini disebut cost-volume-profit, model ini juga
dapatdigunakan oleh perusahaan nirlaba juga. Perusahaan seperti itu
melaksanakan analisa untuk meyakinkan bahwa mereka hanya membelanjakan dana
yang mereka punyai. Selanjutnya, makalah ini akan membahas mengenai analisis
biaya volume laba.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa arti penting analisis biaya-volume-laba

2. Apa saja asumsi-asumsi yang mendasari analisis biaya volume laba

3. Apa dasar analisis biaya-volume dan laba

4. Bagaimana analisis dari titik impas (break-even point analysis)

5. Apa maksud dari dengan Marjin Pengaman (Margin of Safety)

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan Makalah ini yaitu:

1. Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah “Akuntansi Manajemen”


yang dibimbing oleh Pak Isra Misra, SE., M.Si, selaku dosen pengampu
mata kuliah tersebut.
2. Untuk mengetahui serta memahami pengertian dan pembahasan yang
terkait dengan Cost-Volume-Profit Analysis.
3. Untuk mengetahui definisi dan asumsi dasar ‘analisis biaya volume laba’
4. Untuk Mengetahui Analisis Hubungan antara Biaya , Volume dan Laba
1.4 Manfaat

Manfaat pembuatan makalah ini yaitu:

Agar kita dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mencapai


keberhasilan suatu usaha. kita perlu merencanakan usahanya dengan baik. Salah
satu perencanaan yang perlu dilakukan adalah berapa banyak barang yang harus
dijual agar suatu usaha tidak mengalami kerugian. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut kita dapat menggunakan model analisis Biaya, Volume, dan Laba
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi analisis biaya volume laba


1. Definisi

Analisia biaya volume laba merupakan gambaran bagaimana perubahan


biaya variabel, biaya tetap, harga jual, volume penjualan dan bauran penjualan
akan mempengaruhi laba perusahaan.Analisis ini merupakan instrumen yang
lazim dipakai untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen
untuk pengambilan keputusan, misal : dalam menetapkan harga jual
produk.Proses analisis ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan
masalah dengan bertumpukan pada pemahaman terhadap pola-pola perilaku biaya
perusahaan.Analisis biaya volume laba (cost profit analysis) merupakan alat yang
berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan, khususnya jangka
pendek, karena analisis ini menekankan pada keterkaitan antara biaya, jumlah
yang dijual, dan harga. Analisis biaya volume laba juga dapat menjadi alat yang
berharga untuk mengidentifikasi luas dan besarnya masalah ekonomi yang
dihadapi perusahaan dan membantu menunjukkan secara tepat jawaban yang
diperlukan. Biaya, volume, dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam
penyusunan laporan laba rugi sebuah perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan
operasinya, sebuah perusahaan manajemen akan berupaya memperoleh dan
mengalokasikan sumber dengan cara yang paling murah dari segi biaya dan paling
banyak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan perusahaan.

B. Titik impas dalam unit


Titik impas (break even point) adalah keadaan yang menunjukkan bahwa
jumlah pendapatan yang diterima perusahaan(pendapatan total) sama dengan
jumlah biaya yang di keluarkanperusahaan (biaya total). Keadaan tersebut
biasanya di tunjukkan dalam jumlah volume aktivitas (jumlah unit penjualan).
Titik impas dapat dirumuskan melalui dua pendekatan , yaitu titik impas dalam
jumlah unit penjualan dan titik impas dalam jumlah rupiah penjualan
Titik impas sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan berbagai
analisis. Sebagai contoh apabila perusahaan ingin mengetahui dampak yang akan
terjadi terhadap pendapatan,biaya dan laba sebagai akibat dari perubahan volume
penjualan, maka manajemen peruusahaan perlu mengetahui tentang titik impas
dalam unit penjualan.

1. Teori analisis Titik impas(break even point)


a. Menurut Carter dan Usry (2005: 272)
analisis titik impas digunakan untuk menentukan tingkat penjualan
dan bauran produk yang diperlukan hanya untuk menutup semua biaya
yang terjadi selama periode tersebut. titik impas adalah titik dimana biaya
dan pendapatan adalah sama, tidak ada laba maupun rugi pada titik impas.
b. Menurut Carter (2009: 283)
“Analisis break even point merupakan instrument perencanaan dan
pengendalian laba yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan
dan bauran produk yang diperlukan untuk menutup semua biaya yang
terjadi selama periode tersebut.” Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis
Break even Point berfungsi sebagai alat bagi manajemen untuk mengetahui
tingkat penjualan yang aman bagi perusahaan, bauran produk yang tepat
dan sebagai alat perencanaan laba.
c. Sugiri (2009: 118)
menjelaskan bahwa analisis break even point dapat berguna
apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi, diantaranya :
 Seluruh jenis biaya dapat diklasifikasikan menjadi biaya
tetap atau biaya variabel. apabila ada biaya capuran, maka
biaya tersebut harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan
biaya variabel.
1. Fungsi biaya total terbentuk garis lurus. Asumsi ini
hanya benar apabila perusahaan berproduksi dalam
kisaran relevan.
2. Fungsi pendapatan total juga berbentuk garis lurus.
Garis ini menganggap bahwa harga jual per unit
adalah konstan untuk seluruh volume penjualan yang
mungkin.
3. Analisis terbatas pada satu jenis produk. Apabila
perusahaan menjual lebih dari satu jenis produk maka
dianggap bahwa kombinasi penjualan adalah konstan.
4. jumlah persediaan awal sama dengan jumlah persediaan
akhir. asumsi ini berari bahwa seluruh kos di tahun
tertentu untuk memperoleh atau memproduksi barang
dilaporkan sebagai biaya yang ditandingkan dengan
pendapatan di laporan laba-rugi tahun tersebut.
d. Menurut Keown, Scott, Martin dan Petty (2000: 506)
Kelemahan analisis cost volume profit, antara lain:
 Asumsi dasar dari cost volume profit berhubungan secara
linear dan hal inihanya berlaku di dalam kondisi di mana
produksi hanya berjumlah sedikit.
 Kurva penjualan diasumsikan bergerak secara linear sesuai
dengan jumlah produksi. hal ini berarti bahwa produksi
dijual dengan asumsi harga tetap. padahal didalam keadaan
yang sebenarnya penjualan dilakukan terhadap beberapa
barang dan dengan harga yang berubah-ubah untuk tiap-tiap
barang.
 Produksi dan paduan penjualan dilakukan dengan asumsi
konstan. bila perusahaan ingin memproduksi lebih terhadap
satu jenis barng atau mengurangi jumlah produksinya, maka
titik impas yang baru harus dicari. Hanya bila rasio biaya
variabel terhadap penjualan adalah tetap maka perhitungan
baru tidak perlu dilakukan.
 Penghitungan titik impas secara matematis dan dengan
grafik merupakan analisis yang statis. adanya perubahan
dalam iaya maupun harga mengharuskan penghitungan titik
impas kembali.

2. Metode Perhitungan Break Even Point


Dalam melakukan perhitungan break even point dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu pendekatan matematis, pendekatan grafis dan
pendekatan margin kontribusi per unit, berikut ini masing-masing akan
dibahas secara lebih rinci :
a. Metode Matematis
Persamaan pertama adalah titik impas dalam satuan uang
penjualan, sedangkan persamaan kedua adalah titik impas dalam unit
produk yang dijual. Kedua persamaan tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut.
b. Metode Grafik

Berdasarkan cara ini impas ditentukan pada titik pertemuan antara


grafik penghasilan total dengan grafik biaya total dalam satu bidang
antara sumbu tegak (menyatakan penjualan/biaya dalam satuan uang) dan
sumbu datar (menyatakan volume penjualan/produksi dalam unit).

Pada grafik impas di atas ketiga variabel saling berhubungan


satu dengan yang lain. Biaya akan menentukan harga jual, harga
jual akan mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan akan
mempengaruhi volume produksi, dari volume produksi akan
mempengaruhi secara langsung biaya. ketiga variabel ini tidak akan
bisa berjalan sendiri-sendiri karena saling mempengaruhi satu sama
lain.
c. Pendekatan Margin Kontribusi
Perhitungan unit impas dapat dilakukan lebih cepat dengan
memusatkan perhatian pada margin kontribusi atau disebut dengan
Pendekatan margin kontribusi (contribution margin approach) Margin
kontribusi merupakan pendapatan penjualan dikurang dengan biaya
variabel total. Pada titik impas, bsarnya margin kontribusi sama dengan
besarnya biaya tetap. Apabila margin kontribusi per unit diganti dengan
harga jual per unit dikurangi biaya variabel per unit pada persamaan laba
operasi dan diperoleh jumlah unit, maka akan diperoleh persamaan impas
sebagai berikut :

 Marjin kontribusi sama dengan penjualan dikurangi biaya variabel

CM = S – VC

 Marjin kontribusi per unit sama dengan harga jual unit dikurangi
biaya variabel per unit

CMu = SP – VCu

 Marjin kontribusi juga sama dengan marjin kontribusi per unit


dikalikan jumlah unit terjual

CM = CMu x Q

 Rasio biaya variable (variable cost ratio) merupakan bagian dari


setiap dolar penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya
variable. Rasio biaya variable dapat dihitung dengan menggunakan
data total maupun data per unit. Tentu saja, persentase dari dolar
penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi merupakan
rasio margin kontribusi. Rasio margin kontribusi (contribution
margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang
tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.

Rasio marjin kontribusi (persentase) sama dengan marjin


kontribusi per unit dibagi harga jual
CMR = CMu ÷ SP

Keterangan :

CM = margin

kontribusi S = Penjualan

VC = biaya Variable

CMu = kontribusi per

unit SP= harga jual

VCu = biaya variabel per unit

Q = jumlah unit terjual

CMR = Rasio marjin

kontribusi FC = Biaya

Tetap

OI = Laba Operasi
 Marjin Kontribusi Turunan Laporan Laba Rugi

Presentasi horizontal dari marjin kontribusi laporan laba

rugi: Penjualan – VC – FC = Laba Operasi (OI)

(SP x Q) – (VCu x Q) – FC =

OI Q (SP – VCu) – FC = OI

Q (CMu) – FC = OI

d. Metode Persamaan

(Harga jual x jumlah unit output yang terjual) – (biaya variable per unit x
jumlah output yang terjual) – biaya tetap = laba operasi

e. Metode Marjin Kontribusi

Laba operasi = (harga jual – biaya variable per unit) x (jumlah unit output
yang terjual) – biaya tetap

Laba operasi = (margin kontribusi per unit x jumlah unit output yang
terjual) – biaya tetap

3. Biaya
Analisis Break even Point hanya bisa dilakukan apabila perusahaan
dalam kegiatan operasionalnya menggunakan biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan member manfaat saat ini
atau dimasa dating bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2004: 40). Jadi
dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan total pengorbanan sumber daya
yang sudah terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya sering diartikan
sebagai pengurang asset yang mengakibatkan berkurangnya ekuitas
pemilik, tetapi bukan karena pengurangan atau pengambilan model oleh
pemilik perusahaan dan bukan pula merupakan
asset yang disebabkan karena berkurangnya liability.
Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang
dapat membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Ada beberapa
jenis penggolongan biaya menurut (Hansen dan Mowen, 2004: 84)
diantaranya adalah :
a. Biaya tetap
Biaya tetap adalah suatu biaya yang dalam jumlah total tetap
konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat output aktivitas
berubah.

Grafik Biaya Tetap


b. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah total berfariasi secara
proporsional terhadap perubahan outpun.

Grafik Biaya Variabel


c. Biaya campuran
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen biaya tetap dan variabel.
Grafik Biaya Campuran
Pemisahan Biaya
campuran
Beberapa jenis biaya tertentu yang bersifat campuran sulit dipisahkan dengan
pasti, berapa bagiankah bersifat variabel dan berapa bagiankah bersifat tetap.
Menurut Sugiri (2009: 47) beberapa teknik untuk memisahkan biaya
campuranantara lain adalah metode diagram pencar (scatter diagram), metode titik
tinggi-rendah (high-low method) dan analisis regresi linear (Least Square). ketiga
teknik ini mendasarkan data historis yang menunjukkan besarnya biaya campuran di
masa lalu pada berbagai tingkat kegiatan.
 Metode Scatter diagram
Metode diagram pencar (scatter diagram) lebih mudah, cepat, dan
taksiran fungsi kosnya cukup teliti karena seluruh hubungan yang ada
antara biaya dan kegiatan dipertimbangkan, adapun keterbatasannya
bahwa metode ini bergantung pada judgement analis karena dia harus
memilih secara visual ketepatan yang terbaik. masing-masing orang dapat
membuat garis lurus yang berbeda melalui diagram pencar yang sama.
oleh karena itu, metode ini rentan terhadap kesalahan yang berarti.

 Metode High-Low Method


Menurut metode titik tinggi-rendah, biaya campuran
dipisahkan dengan mencari selisih antara biaya total pada
kegiatan tertinggi dan biaya total pada kegiatan terendah. selisih
tersebut merupakan biaya variabel total yang terjadi pada tingkat
kegiatan antara yang tertinggi dan yang terendah.
 Metode Least Square
Metode Least Square sering disebut juga dengan analisis
regresi linear, metode ini memisahkan biaya campuran dengan
menggunakan model matematis yang diterapkan dalam bidang
statistika. fungsi
biaya campuran digambarkan dengan model sebagai berikut.
Y = a + bX
Notasi Y menunjukkan biaya total taksiran dengan
menggunakan dara biaya total (Y) dan volume kegiatan (X)
sesungguhnya yang telah terjadi di masa lalu. untuk mencari Y,
harus dicari terlebih dahulu taksiran konstanta a yang
menunjukkan biaya tetap total dan taksiran koefisien b yang
menunjukkan biaya variabel per unit. variabel a dan b dicari
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Berdasarkan pengertian dari ketiga teknik pemisahan biaya diatas


dapat disimpulkan beberapa keunggulan dan kelemahan dari penggunaan
metode pemisahan biaya tersebut yaitu sebagai berikut.

 Metode Scatter diagram

Keunggulan diagram pencar (Scatter diagram) adalah metode


ini lebih teliti karena semua hubungan antara kegiatan dan biaya
telah diperhitungkan. Sedangkan kelemahannya, metode ini kurang
ilmiah karena penarikan garis lurus dapat berbeda antara masing-
masing orang, meskipun dengan menggunakan data kapasitas dan
biaya yang sama, jadi sifatnya subyektif. oleh karena itu, metode
ini rentan terhadap kesalahan.

 Metode High-Low Method

Keunggulannya Metode ini analisisnya sangat sederhana


sehingga mudah dihitung dan dipakai. Sedangkan Kelemahannya
adalah Kurang teliti dan cermat, karena hanya didasarkan pada dua
tingkatan kapasitas yaitu tertinggi dan terendah, tingkatan kapasitas
yang lain tidak dipertimbangkan.

 Metode Least Square


Kelebihan dari Least Square adalah metode ini dapat
menghasilkan persamaan biaya yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah. Serta tidak ada data biaya yang tidak
digunakan. Sedangkan kekurangan dari
metode ini adalah Kesulitan apabila dalam perhitungannya
digunakan secara manual. Karena perhitungannya cenderung rumit
sehingga pengguna awam jarang menerapkan teknik pemisahan
biaya dengan cara ini.

4. Pengertian Laba
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-
biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai
suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta
pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444).
Pengertian laba menurut Harahap (2008: 113) “kelebihan penghasilan diatas
biaya selama satu periode akuntansi”. Laba dapat dinyatakan dalam persamaan
berikut :
Y = cx – bx -
a Dimana:
Y = Laba
x = Jumlah produk yang dijual c =
Harga jual per unit
b = Biaya variabel
(VC) a = Biaya tetap
(FC)
Menurut Carter (2009: 5), Dalam menentukan tujuan laba, manajemen
sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
 Laba atau rugi yang dihasilkan dari volume penjualan tertentu
 Volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya plus
menghasilkan laba yang mencukupi untuk membayar dividen serta
menyediakan dana bagi kebutuhan bisnis masa depan
 Titik impas
 Volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang
 Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba
 Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan.
Adapun untuk mecapai laba yang maksimal mungkin dapat
dilakukan beberapa langkah yaitu :
 Menekan biaya produksi maupun biaya operasi serendah- rendahnya
dengan mempertahankan tingkat harga kualitas dan kuantitas.
 Menentukan harga jual per unit sesuai dengan laba yang diinginkan.
 Meningkatkan volume kegiatan/operasional semaksimal mungkin.

Dari ketiga langkah tersebut, tidak dapat dilakukan secara terpisah-


pisah karena tiga faktor tersebut mempunyai hubungan yang erat dan
saling berkaitan. Pengaruh salah satu faktor akan membawa akibat
terhadap seluruh kegiatan operasi. Oleh karena itu struktur laba dari
perusahaan sering dilukiskan dalam Break even Point chart, sehingga chart
ini dapat dengan mudah dipahami hubungan antara biaya, volume kegiatan
dan laba secara lebih mudah.

a. Laba Operasi

Leverage operasi agar dapat mempertahankan stabilitas labanya,


perusahaan memerlukan analisis struktur biaya. Untuk itu diantaranya perlu
dipertimbangkan faktor-faktor operating leverage , struktur komisi penjualan,
dan bauran penjualan. Leverage operasi merupakan suatu ukuran kemampuan
manajemen memanfaatkan biaya tetap dalam suatu organisasi agar mencapai
tingkat laba tertentu. Faktor leverage operasi mempengaruhi sensitivitas laba
bersih terhadap perubahan penjualan. Semakin tinggi biaya tetap, maka
semakin tinggi operating leverage yang dicapai dan semakin besar pula
sensivitas laba bersih terhadap perubahan penjualan. Jika sebuah perusahaan
mempunyai operating of leverage tinggi, maka sedikit saja peningkatan dalam
penjualan dapat menghasilkan peningkatan persentase yang besar dalam laba.
Sebaliknya jika perusahaan mempunyai operating leverage rendah, maka
pengaruh peningkatan dalam penjualan terhadap peningkatan laba bersih
adalah rendah.

b. Pendekatan Laba Operasi


Laporan laba rugi yang disusun dengan pendekatan variable costing
merupakan alat yang berguna bagi manajemen untuk mengorganisasi biaya
perusahaan ke dalam kelompok biaya tetap dan biaya variabel. Laporan
laba rugi dengan pendekatan variable costing dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan sebagai berikut :
Laba Operasi = Pendapatan – Biaya variabel – Biaya tetap
Perhitungan unit impas dapat dilakukan dengan cara memusatkan
perhatian pada laba operasi atau disebut dengan pendekatan laba operasi
(operating income approach). Perlu diperhatikan bahwa penggunaan
istilah laba operasi menunjukkan jumlah laba sebelum pajak. Selain itu,
laba operasi hanya meliputi pendapatan dan biaya yang berasal dari
aktivitas operasi perusahaan.

c. Target Laba (Target Profit)

Target laba adalah laba yang diharapkan dari investasi. Perhatikan bahwa
kita menggunakan istilah laba operasi untuk menunjukkan penghasilan atau laba
sebelum pajak penghasilan. Laba operasi (operating income) hanya mencakup
pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan. Laba bersih (net
income) adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan.

Rumus untuk mencari target laba operasi adalah dengan mencari jumlah
unit penjualan dengan target laba.

Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan,


karena pajak yang dibayarkan untuk laba nol adalah nol. Apabila perusahaan ingin
menghasilkan laba bersih tertentu, target laba dinyatakan sebagai laba bersih,
maka harus ditambahkan kembali pajak penghasilan untuk memperoleh laba
operasi. Dengan menggunakan persamaan :

Laba bersih = Laba operasi – Pajak

Laba bersih =Laba operasi – (Tarif pajak x Laba

operasi) Laba bersih = Laba operasi (1 – Tarif pajak)

Laba operasi = (Laba bersih) : (1- Tarif pajak)


16
Contoh :

Jika tarif pajak 35%, maka Whittier Company harus menghasilkan laba operasi $
75.000. Dengan data tersebut, dapat menghitung jumlah unit yang dijual.

Unit = ($ 45.000 + $ 75.000)/$75

Unit = $120.000/ $75

Unit = 1.600

Penyelesaian :

Laba / Rugi dengan unit 1.600

Penjualan (1.600 unit @ $400) $ 640.000

Dikurangi: Beban Variabel ($ 520.000)

Margin Kontribusi $ 120.000

Dikurangi: Beban Tetap ($ 45.000)

Laba Operas $ 75.000

Dikurangi: Pajak penghasilan (tarif pajak 35%) ($ 26.250)

Laba Bersih $ 48.750

Pembuktian:

$ 48.750 = laba operasi – (0,35 x laba operasi)

$ 48.750 = 0,65 (laba operasi)

$ 75.000 = laba operasi


Menggunakan Analisis Biaya–Volume–Laba untuk Pengambilan

Keputusan. Adapun keputusan yang diambil antara lain :

 Keputusan mengenai iklan


 Keputusan untuk menurunkan harga jual

Titik Impas dan Target laba

Titik impas (break-even point) adalah titik dimana total pendapatan sama
dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan nol. Tujuan mencari titik impas
:

 Mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan = biaya


 Menunjukkan suatu sasaran volume penjualan meminimal yang harus
diraih oleh perusahaan . Mengawasi kebijakan penentuan harga.

 Memungkinkan perusahaan mengetahui apakah mereka beroperasi


dekat / jauh dari titik impas.

 Sebelum bisa menghitung titik impas atau menganalisis kaitan antara


biaya– volume produksi–laba, terlebih dahulu harus dianalisis:

 Komponen biaya produksi. Biaya produksi terdiri dari:

 Bahan baku langsung (bahan baku yg dapat ditelusuri langsung ke produk)

 Tenaga kerja langsung (tenaga kerja yg terkait langsung dengan produk)

 Overhead pabrik (biaya bahan penolong, upah tak langsung dan


biaya-biaya tidak langsung yg terkait dengan pembuatan produk)

Biaya Tetap dan Variabel

Titik impas dapat dihitung dengan menggunakan metode:

 Persamaan matematika
Laba operasi = (Harga Jual x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per
unit x jumlah unit terjual ) – Total biaya tetap

Contribution margin per unit

Contribution margin ratio

Jalan Pintas untuk Menghitung Unit Impas

Kita dapat menghitung unit impas lebih cepat dengan berfokus pada margin
kontribusi. Margin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan penjualan
dikurangi total biaya variable. pada impas, margin kontribusi sama dengan beban
tetap.

Jika kita mengganti margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya
variable per unit pada persamaan laba operasi dan memperoleh jumlah unit, maka
kita akan mendapatkan persamaan dasar impas berikut :

Jumlah unit = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit

Contoh Soal :

Jumlah Perunit

Penjualan (1000 VCD) Rp. 250.000.000 Rp. 250.000


Biaya variable Rp. 150.000.000 Rp. 150.000
Margin kontribusi Rp. 100.000.000 Rp. 100.000

Biaya tetap Rp. 70.000.000

Laba / Rugi Rp. 30.000.000

Penyelesaian:

Dari contoh diatas dapat dicari BEP (dalam

unit) 250.000 Q = 150.000 Q +

70.000.000 + 0

100.000 Q = 70.000.000

Q = 700 unit

VCD Dinyatakan dalam

penjualan :

700 unit x Rp. 250.000 = Rp. 175.000.000

BEP = Biaya Tetap : Margin Contribusi/unit

= Rp. 70.000.000 : Rp. 100.000

= 700 unit VCD

Rasio Marjin Contribusi= Marjin Contribusi : Harga Jual

= Rp 100.000.000 : Rp 250.000.000

= 0,4 atau 40%

BEP = Biaya Tetap : Rasio margin contribusi

= Rp. 70.000.000 : 40%


= Rp. 175.000.000

5. Asumsi-Asumsi dalam Analisis BVL

Grafik laba-volume dan grafik biaya-volume-laba yang telah diilustrasikan


sebelumnya mengandalkan pada beberapa asumsi penting. Beberapa asumsi
tersebu adalah sebagai berikut:
 Perubahan dalam volume produksi/penjualan adalah penyebab tunggal
atas perubahan biaya dan pendapatan.
 Biaya total terdiri dari biaya tetap dan biaya variable.
 Pendapatan dan biaya berperilaku dan dapat disajikan secara grafik
sebagai fungsi linear (garis lurus).
 Harga jual, biaya variabel per unit, dan biaya tetap semuanya diketahui
dan konstan.
 Dalam banyak kasus, hanya satu produk tunggal akan dianalisis. Jika
banyak produk dianalisis, proporsi penjualan relatif produk-produk
tersebut diketahui dan konstan.
 Nilai waktu dari uang (bunga) diabaikan.

Analisis Sensitivitas dan Ketidakpastian

Analisis sensitivitas (sensitivity analysis) digunakan manajer untuk menguji


bagaimana akibatnya jika prediksi data awal tidak tercapai atau jika asumsi yang
mendasarinya berubah. CVP menyediakan struktur untuk menjawab berbagai
scenarios “apa-jika” dan “Apa” yang terjadi pada laba “jika”:

 Harga jual berubah


 Volume berubah

 Struktur biaya berubah :

 Biaya variabel per unit berubah

 Biaya tetap berubah


Salah satu aspek penting dalam analisis cost-volume-profit ini bahwa adanya
perubahan dalam satu faktor atau lebih yang mempengaruhi analisis, dapat
diadakan penilaain atau evaluasi. Aspek ini sangat penting bagi manajemen dalam
proses penyusunan atau perencanaan anggaran, karena hal ini memungkinkan
diadakan testing untuk menentukan akibat adanya perubahan faktor atau
mempertimbangkan berbagai alternatif. Metode yang digunakan adalah laporan
laba rugi komparatif.

a. Marjin Pengaman

Salah satu indikator risiko, Marjin Pengaman (Margin of Safety,


MOS) mengukur jarak antara Pendapatan yang dianggarkan dan
pendapatan impas:

MOS = Pendapatan yg dianggarkan – Pendapatan impas

Rasio MOS menghapus ukuran perusahaan dari output, dan


menyatakan dirinya dalam bentuk persentase:

Rasio MOS = MOS ÷ Pendapatan yg dianggarkan

b. Perencanaan Biaya dan CVP

Adapun factor yang dipertimbangkan oleh manajer da akuntan


manajemen untuk membuat keputusan , adalah sebagai berikut :

 Struktur biaya tetap atau biaya variable yang lain


 Leverage operasi (Operating Leverage, OL) adalah efek yang biaya tetap
miliki pada perubahan laba operasi seiring perubahan terjadi pada unit
terjual, dinyatakan sebagai perubahan dalam marjin kontribusi. OL =
Marjin Kontribusi

Dampak Bauran Penjualan terhadap Laba

Bauran Penjualan (sales mix) adalah kuantitas sebagai produk (atau jasa)
yang mewakili unit penjualan total perusahaan. Rumus yang dinyatakan sampai
titik ini mengasumsikan produk tunggal diproduksi dan dijual . Skenario yang
lebih realistik melibatkan banyak produk dijual, dalam berbagai volume, dengan
berbagai biaya . Agar
sederhana, hanya dua produk akan dinyatakan, tapi ini dapat dengan mudah
diperluas ke lebih banyak produk

Marjin kontribusi per unit (CMu) rata-rata tertimbang harus dihitung (dalam kasus
ini, untuk dua produk)

CM baru ini akan digunakan dalam persamaan CVP


BAB III

PENUTU

Kesimpulan

Analisis biaya volume laba menghasilkan informasi dampak perubahan harga jual,
biaya dan/atau volume penjualan terhadap laba bersih. Dalam penyusunan
anggaran, berbagai kemungkinan pilihan harga jual, volume penjualan, dan biaya
selalu dihadapi oleh manajemen. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen
memerlukan berbagaiparameter. Berbagai parameter tersebut memberikan
bantuan yang penting bagimanajemen, dalam mempertimbangkan berbagai usulan
kegiatan dalam poroses penyusunan anggaran perusahaan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis biaya volume laba (cost-
volume-profit analysis) adalah analisis pola-pola prilaku biaya yang mendsari
hubungan- hubungan antara biaya, volume, dan laba. Analisi biaya-volume-laba
kerap pula disebut analisis impas (break-even analysis) karena signifikansiume
mengacu pada sebuah pemicu biaya aktivitas, seperti unit penjualan, yang
diasumsikan berkorelasi dengan perubahan-perubahan pendapatan, biaya, dan
laba.

Analisis biaya-volume-laba merupakan persoalan yang kompleks karena


hubungan- hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
seluruhnya atau sebagian diluar kendali manajemen. Titik impas merupakan
tingkat aktivitas dimana suatu organisasi tidak mendapatkan laba dan juga tidak
mendapatkan rugi. Titik impas juga dapat didefinisikan sebagai titik dimana total
pendapatan sama dengan total biaya atau sebagai titik dimana total marjin
kontribusi sama dengan total biaya tetap. Titik impas ini selanjutnya dapat
dihitung dengan menggunakan metode persamaan, metode marjin kontribusi, dan
metode grafik, baik dalam hitungan unit penjualan maupun penjualan dalam
satuan mata uang tertentu yang digunakan dalam transaksi bisnis. Dalam
perencanaan analisis biaya volume laba dapat dimanfaatkan dengan menggunakan
2 cara yaitu, analisis target laba dan analisis
sensitivitas. Dengan mengetahui titik marjin keamanan tersebut maka
manajemen dapat merumuskan berbagai strategi, taktik, dan langkah-langkah
operasional untuk bertahan agar penjualan
tidak mengalami abrasi sampai melebihi angka marjin keamanan. Dalam rangka
penerapan fungsi-fungsi manajemen pendekatan analisis hubungan biaya, volume
dan laba termasuk perhitungan seperti ini akan memberikan isyarat kepada
manajemen mengenai apa yang sedang terjadi dalam pencapaian tujuan atau
perolehan laba perusahaan.

Saran
Setelah membahas dan mempelajari analisis biaya, volume dan laba ini,
diharapkan kita dapat menganalisis biaya volume laba pada suatu perusahaan
tertentu sebagai skill penunjang bagi seorang manajer dan.
Perusahaan sebaiknya menggunakan analisis biaya, volume dan laba secara lebih
mendalam dalam melakukan perencanaan labanya agar perusahaan mengetahui
seberapa besar volume dan tingkat penjualan yang harus dicapai agar laba yang
direncanakan atau diharapkan dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Akuntansi Manajemen : konsep, manfaat dan rekayasa,1997.

Buku Anthony A.Atkinson, Robert S.Kaplan, Ella mae matsumura, S.Mark


Young : Akuntansi Manajemen, Edisi ke 5 jilid 1.

Buku Sofyan Syafri : Teori Akuntasi

Horngren, T., Charles, Foster George, Datar, M. Srikant. (2006). Akuntansi Biaya
dengan Penekanan Manajerial

http://handikadwipratama.blogspot.com/search/label/AKUNTANSI%20MANAJEMEN

http://kotak-kabar.blogspot.com/2012/07/analisis-biaya-volume-laba.html

http://celphee-surf.blogspot.com/2012/07/analisis-biaya-volume-laba-cost-volume.html

http://sisilmarmuci.blogspot.com/2013/04/cost-volume-profit-analysis-managerial.html

https://id.scribd.com/document/266615194/Analisis-Biaya-Volume-Laba

https://www.researchgate.net/publication/329467756_ANALISIS_BIAYA-
VOLUME- LABA_DALAM_PERENCANAAN_LABA

https://guejadoel.blogspot.com/2017/01/akuntansi-biaya-analisis-biaya-volume.html?m=1

Buku Baldric Siregar, Bambang Supripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo,
Frasto Biyato : Akuntansi Manajemen

Anda mungkin juga menyukai