LAPORAN PENDAHULUAN
FIRMAN ABDUROZAK
1018031045
PSIK 4B
UNIVERSITAS FALTEHAN
TA.2021-2022
BAB 1
Ada beberapa faktor yang menyebabkan lansia mengalami depresi, yaitu faktor
usia, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, dan fungsi kognitif.
b. Social
Lansia mengalami penurunan jumlah kegiatan yang bisa dia lakukan. Teori ini
menyatakan bahwa lansia yangs sukses adalah yang bisa dan banyak melakukan
kegiatan social. Dilanjutkan menjaga hubungan social masyarakat dan individu
agar tetap stabil.
3. Batasan usia
Menurut who lanjut usia dibagi menjadi 4 kategori :
a. Middle age (usia 45-59 tahun)
b. Elderly (60-74 tahun)
c. Old (75-90 tahun)
d. Very old (diatas 90 tahun)
Menurut burnside :
2. Etiologi
a) Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe satu ditandai oleh penghancuran sel sel beta pankreas. Kombinasi
faktor genetic, imunologi dan mungkin pula lingkungan (misalnya, infeksi virus)
diperkirakan turut menimbulkan destruksi/menghancurkan sel beta.
b) Diabetes Tipe 2
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe 2 masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistens insulin Selain itu terdapat
pula faktor-faktor risiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya
diabetes tipe 2 yaitu :
Usia (resistensi insuli in cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
Obesitas
Riwayat keluarga
Kelompok etnik
3. Manifestasi klinis
Poliuria, polidipsi, dan polifagi
Keletihan dan kelemahan, perubahan pandangan secara mendadak, sensasi
kesemutan atau Kebas di tangan atau kaki, kulit kering, lesi kulit atau luka yang
melambat sembuh, atau infeksi berulang
4. Patofisiologi
a. Diabetes type 1
Mempengaruhi sekitar 5% sampai 10% orang dengan penyakit ini; ini ditandai
dengan onset akut, biasanya sebelum usia 30 tahun (CDC, 2008). Diabetes tipe 1
ditandai dengan penghancuran sel beta pankreas. Gabungan faktor genetik,
imunologi, dan kemungkinan lingkungan (misalnya virus) dianggap berkontribusi
pada kerusakan sel betacell. Meskipun peristiwa yang menyebabkan kerusakan sel
beta tidak sepenuhnya dipahami, secara umum diterima bahwa kerentanan genetik
adalah faktor umum yang mendasari perkembangan diabetes tipe 1. Orang tidak
mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri, melainkan kecenderungan genetik, atau
kecenderungan, menuju perkembangan diabetes tipe 1. Kecenderungan genetik ini
telah ditemukan pada orang dengan jenis antigen leukosit manusia (HLA)
tertentu. Ada juga bukti respons autoimun pada diabetes tipe 1. Ini adalah respons
abnormal di mana antibodi diarahkan ke jaringan normal tubuh, merespons
jaringan ini seolah-olah jaringan itu asing. Autoantibodi terhadap sel pulau dan
insulin endogen (internal) telah terdeteksi pada orang pada saat diagnosis dan
bahkan beberapa tahun sebelum perkembangan tanda klinis diabetes tipe 1. Selain
komponen genetik dan imunologi, faktor lingkungan, seperti virus atau racun,
yang dapat memulai penghancuran sel beta sedang diselidiki. Terlepas dari
penyebab spesifiknya, kerusakan sel beta mengakibatkan penurunan produksi
insulin, produksi glukosa yang tidak terkendali oleh hati, dan hiperglikemia
puasa.
b. Diabetes type 2
Mempengaruhi sekitar 90% sampai 95% orang dengan penyakit (CDC, 2008). Ini
terjadi lebih umum di antara orang-orang yang lebih tua dari 30 tahun dan
obesitas (Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal
[NIDDK], 2005), meskipun insidennya meningkat pesat pada orang yang lebih
muda karena meningkatnya epidemi obesitas di anak-anak, remaja, dan dewasa
muda (CDC, 2008). Dua masalah utama yang terkait dengan insulin pada diabetes
tipe 2 adalah resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Resistensi insulin
mengacu pada sensitivitas jaringan yang menurun terhadap insulin. Biasanya,
insulin mengikat reseptor khusus pada permukaan sel dan memulai serangkaian
reaksi yang terlibat dalam metabolisme glukosa. Pada diabetes tipe 2, reaksi
intraseluler ini berkurang, membuat insulin kurang efektif dalam merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan dan mengatur pelepasan glukosa oleh hati.
Mekanisme pasti yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe 2 belum diketahui, meskipun faktor genetik dianggap
berperan.
c. Diabetes Gestasional
Intoleransi glukosa dengan permulaannya selama kehamilan. Hiperglikemia
berkembang selama kehamilan karena sekresi hormon plasenta, yang
menyebabkan resistensi insulin. Diabetes gestasional terjadi pada sebanyak 14%
wanita hamil dan meningkatkan risiko gangguan hipertensi selama kehamilan
(ADA, 2009a). Wanita yang dianggap berisiko tinggi untuk GDM dan harus
diskrining dengan tes glukosa darah pada awalnya. kunjungan prenatal adalah
mereka yang mengalami obesitas berat, riwayat pribadi GDM, glikosuria, atau
riwayat diabetes keluarga yang kuat.
5. Pemeriksaan diagnostik
a) Gula darah sewaktu
b) Gula darah puasa
c) Gula darah 2 jam
d) Pemeriksaan HbA1C
Normal Pre-DM DM
GDS < 140 140-199 Lebih dari 200
GDP < 100 100-125 Lebih dari 126
GD 2 jam < 140 140-199 Lebih dari 200
Pemeriksaa < 5,7 5,7-6,4 Lebih dari 6,5
n HbA1C
6. Penatalaksanaan medis
Farmakologi
Terapi Insulin
a) Data Biografi
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Alamat
b) Keluhan Utama
Mengeluh haus, sering BAK, Suhu tubuh meningkat
c) Riwayat Penyakit Sekarang
PQRST
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah ada riwayat penyakit lain, seperti hipertensi?
Apa ada riwayat obesitas?
Apa ada penggunaan obat-obatan?
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah di Keluarga pasien memiliki penyakit yang sama?
Apakah di Keluarga pasien ada yang memiliki penyakit keturunan seperti
Hipertensi, Asma, Jantung, dll?
f) Data psikososial
Bagaimana perasaan pasien terhadap penyakit yang di alami saat ini?
Apakah ada perubahan terhadap aktifitas harian?
g) Pola Makan/diet
h) Riwayat Olahraga
i) Riwayat Kehamilan
Sudah berapa kali melahirkan?
Apakah berat bayi < 4kg saat lahir?
PEMERIKSAAN FISIK
a) Pemeriksaan TTV : biasanya tekanan darah meningkat
b) Pemeriksaan indeks tubuh : biasanya pada penderitas DM, BB diatas
normal/obesitas
c) Pemeriksaan Funduskopi dan ketajaman visual : pembengkakan lensa, katrak
d) Pemeriksaan Kaki : Kesemutan/mati rasa
e) Pemeriksaan Kulit : Kulit kering/luka yang lama sembuh, bekas penyuntikkan
insulin
f) Pemeriksaan Neurologis : gangguan penglihatan, parastesia, hilangnya sensasi
pada ujung-ujung bawah ekstremitas
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
SDKI SLKI SIKI
Intoleransi Aktivitas Toleransi aktivitas Manajemen energi
Defisit nutrisi Status Nutrisi Manajemen nutrisi
Gangguan integritas Integritas kulit/jaringan Perawatan integritas kulit
kulit/jaringan Edukasi perawatan kulit
Risiko hipovolemia Status cairan Manajemen Hipovolemia
Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen Nyeri
Terapi Relaksasi
Pengaturan Posisi
Ansietas Tinglat ansietas Reduksi ansietas