Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN GERONTIK

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA LANSIA DENGAN DIABETES

FIRMAN ABDUROZAK

1018031045

PSIK 4B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS FALTEHAN

TA.2021-2022
BAB 1

KONSEP LANSIA DAN KONSEP KASUS

A. KONSEP PROSES PENUAAN


1. Pengertian lansia
Proses menua adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik,
psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan tersebut
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan fisik maupun kesehatan jiwa pada lanjut
usia (lansia).

Undang-Undang No. 13 Tahun 1988 tentang kesejahteraan lanjut usia menyebutkan


bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Lansia
dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia.

2. Teori tentang penuaan


a. Biologic
Pada lansia, terjadi penurunan kondisi fisik biologis, kondisi psikologis serta
perubahan kondisi sosial. Para usia lanjut serta masyarakat menganggap seakan-
akan tugasnya telah selesai, lansia berhenti bekerja dan mengundurkan diri dari
pergaulan bermasyarakat Masalah kesehatan jiwa yang paling sering dialami oleh
lansia yaitu depresi.

Depresi merupakan sindrom kompleks yang manifestasinya beragam dan yang


paling sering berupa keluhan vegetatif (insomnia), mengurus, konstipasi
bersamaan dengan penurunan kondisi kesehatan. Para lansia dapat terlihat sedih,
menangis, cemas, sensitif atau paranoid.

Depresi menurut World Health Organization (WHO, 2016) adalah gangguan


mental yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan,
perasaan bersalah atau rendah diri, susah tidur, kelelahan dan konsentrasi yang
buruk. Depresi dapat menyebabkan penderitaan yang besar dan dapat
menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari. Gejala depresi pada lansia
sering terabaikan dan tidak terobati.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan lansia mengalami depresi, yaitu faktor
usia, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, dan fungsi kognitif.

b. Social
Lansia mengalami penurunan jumlah kegiatan yang bisa dia lakukan. Teori ini
menyatakan bahwa lansia yangs sukses adalah yang bisa dan banyak melakukan
kegiatan social. Dilanjutkan menjaga hubungan social masyarakat dan individu
agar tetap stabil.

3. Batasan usia
Menurut who lanjut usia dibagi menjadi 4 kategori :
a. Middle age (usia 45-59 tahun)
b. Elderly (60-74 tahun)
c. Old (75-90 tahun)
d. Very old (diatas 90 tahun)

Menurut burnside :

a. Young old (60-69 tahun)


b. Middle age old (70-79 tahun)
c. Old old (80-89 tahun)
d. Ery old old (90 tahun keatas)

B. KONSEP PENYAKIT DIABETES


1. Definisi
Diabetes mellitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) akibat kerusakan sekresi
insulin, kerja insulin, atau keduanya. Biasanya, sejumlah glukosa bersirkulasi di
dalam darah. Sumber utama glukosa ini adalah penyerapan dari makanan yang
tertelan di saluran pencernaan dan formasi glukosa oleh hati dari zat makanan dan
formasi glukosa oleh hati dari zat makanan.

2. Etiologi
a) Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe satu ditandai oleh penghancuran sel sel beta pankreas. Kombinasi
faktor genetic, imunologi dan mungkin pula lingkungan (misalnya, infeksi virus)
diperkirakan turut menimbulkan destruksi/menghancurkan sel beta.
b) Diabetes Tipe 2
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe 2 masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistens insulin Selain itu terdapat
pula faktor-faktor risiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya
diabetes tipe 2 yaitu :
 Usia (resistensi insuli in cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
 Obesitas
 Riwayat keluarga
 Kelompok etnik
3. Manifestasi klinis
 Poliuria, polidipsi, dan polifagi
 Keletihan dan kelemahan, perubahan pandangan secara mendadak, sensasi
kesemutan atau Kebas di tangan atau kaki, kulit kering, lesi kulit atau luka yang
melambat sembuh, atau infeksi berulang
4. Patofisiologi
a. Diabetes type 1
Mempengaruhi sekitar 5% sampai 10% orang dengan penyakit ini; ini ditandai
dengan onset akut, biasanya sebelum usia 30 tahun (CDC, 2008). Diabetes tipe 1
ditandai dengan penghancuran sel beta pankreas. Gabungan faktor genetik,
imunologi, dan kemungkinan lingkungan (misalnya virus) dianggap berkontribusi
pada kerusakan sel betacell. Meskipun peristiwa yang menyebabkan kerusakan sel
beta tidak sepenuhnya dipahami, secara umum diterima bahwa kerentanan genetik
adalah faktor umum yang mendasari perkembangan diabetes tipe 1. Orang tidak
mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri, melainkan kecenderungan genetik, atau
kecenderungan, menuju perkembangan diabetes tipe 1. Kecenderungan genetik ini
telah ditemukan pada orang dengan jenis antigen leukosit manusia (HLA)
tertentu. Ada juga bukti respons autoimun pada diabetes tipe 1. Ini adalah respons
abnormal di mana antibodi diarahkan ke jaringan normal tubuh, merespons
jaringan ini seolah-olah jaringan itu asing. Autoantibodi terhadap sel pulau dan
insulin endogen (internal) telah terdeteksi pada orang pada saat diagnosis dan
bahkan beberapa tahun sebelum perkembangan tanda klinis diabetes tipe 1. Selain
komponen genetik dan imunologi, faktor lingkungan, seperti virus atau racun,
yang dapat memulai penghancuran sel beta sedang diselidiki. Terlepas dari
penyebab spesifiknya, kerusakan sel beta mengakibatkan penurunan produksi
insulin, produksi glukosa yang tidak terkendali oleh hati, dan hiperglikemia
puasa.

b. Diabetes type 2
Mempengaruhi sekitar 90% sampai 95% orang dengan penyakit (CDC, 2008). Ini
terjadi lebih umum di antara orang-orang yang lebih tua dari 30 tahun dan
obesitas (Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal
[NIDDK], 2005), meskipun insidennya meningkat pesat pada orang yang lebih
muda karena meningkatnya epidemi obesitas di anak-anak, remaja, dan dewasa
muda (CDC, 2008). Dua masalah utama yang terkait dengan insulin pada diabetes
tipe 2 adalah resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Resistensi insulin
mengacu pada sensitivitas jaringan yang menurun terhadap insulin. Biasanya,
insulin mengikat reseptor khusus pada permukaan sel dan memulai serangkaian
reaksi yang terlibat dalam metabolisme glukosa. Pada diabetes tipe 2, reaksi
intraseluler ini berkurang, membuat insulin kurang efektif dalam merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan dan mengatur pelepasan glukosa oleh hati.
Mekanisme pasti yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe 2 belum diketahui, meskipun faktor genetik dianggap
berperan.
c. Diabetes Gestasional
Intoleransi glukosa dengan permulaannya selama kehamilan. Hiperglikemia
berkembang selama kehamilan karena sekresi hormon plasenta, yang
menyebabkan resistensi insulin. Diabetes gestasional terjadi pada sebanyak 14%
wanita hamil dan meningkatkan risiko gangguan hipertensi selama kehamilan
(ADA, 2009a). Wanita yang dianggap berisiko tinggi untuk GDM dan harus
diskrining dengan tes glukosa darah pada awalnya. kunjungan prenatal adalah
mereka yang mengalami obesitas berat, riwayat pribadi GDM, glikosuria, atau
riwayat diabetes keluarga yang kuat.
5. Pemeriksaan diagnostik
a) Gula darah sewaktu
b) Gula darah puasa
c) Gula darah 2 jam
d) Pemeriksaan HbA1C

Normal Pre-DM DM
GDS < 140 140-199 Lebih dari 200
GDP < 100 100-125 Lebih dari 126
GD 2 jam < 140 140-199 Lebih dari 200
Pemeriksaa < 5,7 5,7-6,4 Lebih dari 6,5
n HbA1C

6. Penatalaksanaan medis
 Farmakologi
 Terapi Insulin

Rapid-acting Lispro, Aspart, & glulisine


Short-acting Regular (Humalog R, Novolin R,
Iletin II regular)
Intermediate-acting NPH
Humulin N,Iletin II Lente, Iletin II
NPH, Novolin L [Lente], Novolin N
[NPH]
Very long-acting Glargine
Detemir

 Agen Antidiabetic Oral

Sulfonylureas Generasi ke-1 Acetohexamide, Chlorpropamide,


Tolazamide, & Tolbutamide
Sulfonylureas Generasi ke-2 Glipizide, Glyburide, & Glimepiride
Biguanides Metformin & Metformin with
glyburide
Alpha-Glucosidase Inhibitors Acarbose & Miglitol
Non-Sulfonylurea Insulin Repaglinide & Nateglidine
Secretagogues
Thiazolidinediones Pioglitazone & Rosiglitazone
Dipeptidyl Peptidase-4 (DPP-4) Sitagliptin & Vildagliptin
Inhibitor

 Terapi Farmakologi lainnya


 Pramlintide
 Exenatide
 Non Farmakologi
 Terapi Nutrisi
 Olahraga
 Pemantauan Kadar Glukosa dan Keton
 Pendidikan Kesehatan
 Promosi perawatan berbasis di rumah dan komunitas

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DIABETES


MELLITUS

a) Data Biografi
 Nama
 Umur
 Jenis Kelamin
 Agama
 Alamat
b) Keluhan Utama
 Mengeluh haus, sering BAK, Suhu tubuh meningkat
c) Riwayat Penyakit Sekarang
 PQRST
d) Riwayat Penyakit Dahulu
 Apakah ada riwayat penyakit lain, seperti hipertensi?
 Apa ada riwayat obesitas?
 Apa ada penggunaan obat-obatan?
e) Riwayat Penyakit Keluarga
 Apakah di Keluarga pasien memiliki penyakit yang sama?
 Apakah di Keluarga pasien ada yang memiliki penyakit keturunan seperti
Hipertensi, Asma, Jantung, dll?
f) Data psikososial
 Bagaimana perasaan pasien terhadap penyakit yang di alami saat ini?
 Apakah ada perubahan terhadap aktifitas harian?
g) Pola Makan/diet
h) Riwayat Olahraga
i) Riwayat Kehamilan
 Sudah berapa kali melahirkan?
 Apakah berat bayi < 4kg saat lahir?

PEMERIKSAAN FISIK
a) Pemeriksaan TTV : biasanya tekanan darah meningkat
b) Pemeriksaan indeks tubuh : biasanya pada penderitas DM, BB diatas
normal/obesitas
c) Pemeriksaan Funduskopi dan ketajaman visual : pembengkakan lensa, katrak
d) Pemeriksaan Kaki : Kesemutan/mati rasa
e) Pemeriksaan Kulit : Kulit kering/luka yang lama sembuh, bekas penyuntikkan
insulin
f) Pemeriksaan Neurologis : gangguan penglihatan, parastesia, hilangnya sensasi
pada ujung-ujung bawah ekstremitas

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
SDKI SLKI SIKI
Intoleransi Aktivitas Toleransi aktivitas Manajemen energi
Defisit nutrisi Status Nutrisi Manajemen nutrisi
Gangguan integritas Integritas kulit/jaringan Perawatan integritas kulit
kulit/jaringan Edukasi perawatan kulit
Risiko hipovolemia Status cairan Manajemen Hipovolemia
Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen Nyeri
Terapi Relaksasi
Pengaturan Posisi
Ansietas Tinglat ansietas Reduksi ansietas

Anda mungkin juga menyukai