Disusun Oleh:
Kelompok II
Muh Rusman
Sri Novianti
Zaenal Irfa
Oriansyah
Imam Mustafa
Fathul Rahman Azis
Kurniawaty Asmil
Mirza Varadina
Latar Belakang
Ketersediaan pakan hijauan yang cukup dengan nutrisi yang baik dan
berkesinambungan sepanjang tahun untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok,
pertumbuhan dan produksi ternak ruminansia merupakan faktor yang sangat
penting dalam keberhasilan pengembangan ternak ruminansia. Hijauan
merupakan pakan utama ternak ruminansia tersedia secara melimpah pada musim
hujan namun demikian akan menurun produksinya pada musim kemarau.
Pemenuhan kebutuhan hijauan merupakan hal yang selalu menjadi masalah
terutama di wilayah Nusa Tenggara Barat, hal ini disebabkan karena lahan
peternakan yang sudah mulai sempit serta faktor iklim dimana produksi
hijauannya pada musim hujan tinggi dan melimpah namun akan terjadi penurunan
produksi pada musim kemarau sehingga keadaan ini menyulitkan peternak untuk
memenuhi kebutuhan ternak mereka.
Melihat kondisi dan masalah di atas maka perlu dilakukan sebuah terobosan
yaitu dengan cara teknologi konservasi (pengawetan). Teknologi ini bertujuan
untuk mengawetkan kelebihan hijauan pada musim hujan sehingga kebutuhan
ternak ruminansia dapat terpenuhi pada musim kemarau.
Salah satu konservasi yang sudah dikenal yaitu teknologi silase dimana
teknologi ini bertujuan untuk mengawetkan hijauan serta mencegah kehilangan
nutrisi hijauan melalui proses fermentasi mikroba secara anaerob. Pengawetan ini
memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan teknologi konservasi yang lain.
kelebihan silase diantaranya yaitu hijauan tidak mudah rusak oleh hujan pada
waktu dipanen, tidak banyak daun yang terbuang, silase umumnya lebih mudah
dicerna dibandingkan hay dan karoten dalam hijauan lebih terjaga dengan dibuat
silase dibanding hay.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan silase ?
Bagaimana cara membuat silase ?
Tujuan
Untuk mengetahui apa yng dimaksud dengan silase.
Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan silase.
A. Tinjauan Pustaka Silase
Silase adalah hijauan pakan yang diawetkan dalam suatu tempat yang
kedap udara. Hijauan tersebut masih dalam keadaan segar dan dapat diberikan
kepada ternak tanpa mengganggu proses pencernaan dan mempunyai nilai
gizi yang cukup tinggi (Sosroamidjojo dan Soeradji, 1978).
Ensilase dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu,
Tempat yang kedap udara untuk menyimpan atau mengawetkan hijauan
pakan disebut silo (Laconi, 1997). Menurut Soelistyono (1976), silo dapat
dibuat dari baja, beton, plastik atau bahani lainnya. Semakin rapat diding silo,
semakin baik silase yang dihasilkan.
Bahan untuk pembuatan silase bisa berupa hijauan atau bagian-bagian
lain dari tumbuhan yang disukai ternak ruminansia, seperti rumput, legume,
biji bijian, tongkol jagung, pucuk tebu, batang nanas dan lain-lain. Kadar air
bahan yang optimal untuk dibuat silase adalah 65-75% . Kadar air tinggi
menyebabkan pembusukan dan kadar air terlalu rendah sering menyebabkan
terbentuknya jamur. Kadar air yang rendah juga meningkatkan suhu silo dan
meningkatkan resiko kebakaran (Heinritz, 2011).
Teknologi silase adalah suatu proses fermentasi mikroba merubah
pakan menjadi meningkat kandungan nutrisinya (protein dan energi) dan
disukai ternak karena rasanya relatif manis. Silase merupakan proses
mempertahankan kesegaran bahan pakan dengan kandungan bahan kering 30
– 35% dan proses ensilase ini biasanya dalam silo atau dalam lobang tanah,
atau wadah lain yang prinsifnya harus pada kondisi anaerob (hampa udara),
agar mikroba anaerob dapat melakukan reaksi fermentasi. Keberhasilan
pembuatan silase berarti memaksimalkan kandungan nutrien yang dapat
diawetkan. Selain bahan kering, kandunganm gula bahan juga merupakan
faktor penting bagi perkembangan bakteri pembentuk asam laktat selama
proses fermentasi (Khan et al ., 2004).
Silase adalah makanan ternak yang dihasilkan melalui proses
fermentasi hijauan dengan kandungan uap air yang tinggi. Pembuatan silase
tidak tergantung kepada musim jika dibandingkan dengan pembuatan hay
yang tergantung pada musim (Sapienza dan Bolsen, 1993).
Tempaeratur yang baik untuk silase berkisar 27 0C hingga 35 0C. pada
temperature tersebut, kualitas silase yang dihasilkan sangat baik. Kualitas
tersebut dapat diketahui secara organoleptik, yaitu: mempunyai tekstur segar,
berwarna kehijau-hijauan, tidak berbau busuk, disukai ternak, tidak berjamur,
tidak menggumpal.
Ciri-ciri silase yang baik.
Rasa dan wanginya asam
Warna pakan ternak masih hijau
Teskstur rumput masih jelas
Tidak berjamur, tidak berlendir, dan mengumpal