Anda di halaman 1dari 9

2.

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN DEWASA ARITMIA


2.1 WOC ARITMIA

Perfusi
perifer
tidak
efektif

Kurang Pengetahuan
2.2 PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

1. ARITMIA
1 Pengertian (Difinisi) Aritmia adalah gangguan atau abnormalitas penjalaran
impuls listrik ke miokardium. Sistem konduksi jantung yang
berawal dari otomatisitas sel-sel P di nodus SA, depolarisasi
atrium, depolarisasi nodus atrioventrikular (AV), propagasi
impuls sepanjang berkas His dan sistem Purkinje hingga
depolarisasi ventrikel merupakan rangkaian konduksi impuls
yang teratur dan presisi. (Yoga yuniadi, 2017)
2 Asesmen Pengkajian
Keperawatan a. Riwayat penyakit
 Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung,
stroke, hipertensi.
 Riwayat IM sebelumnya (disritmia),
kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung,
hipertensi.
 Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti
aritmia lainnya kemungkinan untuk terjadinya
intoksikasi.
 Kondisi psikososial
b. Pemeriksaan Fisik
Subjektif Nafas sesak, batuk,
3 Diagnosa 1. Resiko penurunan
Objektif Penggunaan curahotot
jantung
bantu
keperawatanB1 Breathing 2. Penurunan perfusitakipnea,
nafas, cerebral adanya
3. Konstipasirhoncii, wheezing,
4. Intoleransi aktivitas
ekspansi dada tidak penuh.
5. Perfusi perifer
Subjektif tidak efektif
Nyeri dada, berkeringat
6. Nyeri dingin
7. Kurang pengetahuan
Objektif Takikardi, nadi lemah
4 Kriteria evaluasi
B2 Blood 1. Resiko penurunan
tidak teratur,curah jantung
TD naik
Tujuan : Meningkatkan
turun, keadekuatan
capillary refilljanutng memompa
darah untukmenurun, oedema, akral
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. L.
02008 dingin
Subjektif Gelisah/Bingung,
Kriteria hasil : Pusing
Objektif GCS menurun,reflek pupil
B3 Brain  Tidak terjadi perubahan irama jantung
menurun/normal,
 Tidak ada perubahan
perubahan preload
ukuran dan afterload
pupil.
 Tidak ada
Subjektif - perubahan kontraktilitas
B4 Bledder
Objektif
 Gambaran Produksi urine menurun
EKG normal.
Subjektif Mual, muntah
Objektif Hipoperistaltik usus,
B5 Bowel 2. Penurunan perfusi cerebral
konsistensi feses
Tujuan : Keadekuatan aliran darah serebral untuk
norma/diare
menunjang fungsi otak meningkat. L.02014
Subjektif -
B6 Bone Kriteria hasil :
Objektif Oedema
 Tingkat kesadaran meningkat
 Kemampuan kognitif meningkat
 Tekanan Intra kranial menurun
 Sakit kepala menurun
 Tekanan Darah membaik

3. Konstipasi
Tujuan : Proses defekasi normal yang disertai degan
pengeluaran feses mudah dan konsistensi, frekuensi serta
bentuk feses normal. L.04033
Kriteria hasil :
 Kontrol pengeluaran feses meningkat
 Keluhan defekasi lama dan sulit menurun
 Mengejan saat defekasi menurun
 Nyeri abdomen menurun
 Konsistensi dan frekuensi membaik

4. Intoleransi aktivitas
Tujuan : respon fisiologis terhadap aktivitas yang
membutuhkan tenaga membaik. L.05047
Kriteria hasil :
 Keluhan lelah menurun
 Dispnea saat atau setelah aktivitas menurun
5. Perfusi perifer tidak efektif
Tujuan : Meningkatkan keadekuatan aliran darah
pembuluh darah distal untuk mempertahankan jaringan.
L.02011
Kriteria hasil :
 Denyut nadi perifer meningkat
 Warna kulit tak pucat
 Tak oedema
 Nyeri ekstremitas menurun
 Turgor kulit membaik
 Tekanan darah membaik

6. Nyeri
Tujuan : Nyeri berkurang/menurun. L. 08066
Kriteria hasil :
 Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat
 Tekanan darah, Frekuensi napas, frekuensi nadi
membaik
 Fungsi berkemih membaik
 Nafsu makan dan pola tidur membaik
 Keluhan nyeri menurun
 Anoreksia menurun

7. Kurang pengetahuan
Tujuan : Meningkatkan kecukupan informasi kognitif
yang berkaitan dengan topik tertentu. L12111
Kriteria hasil :
 Perilaku sesuai dengan pengetahuan
 Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang
suatu topik
 Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi
 Persepsi yang keliru terhadap masalah
5 Intervensi 1. Penurunan curah jantung D.0008
Keperawatan a. Perawatan jantung I.02075
Tindakan
1) Observasi
 Identifikasi tanda/gejala primer
penurunan curah jantung
(dispnea,kelelahan, edema,
othopnea,peningkatan CVP)
 Identifikasi tanda dan gejala sekunder
penurnan curah jantung
 Minitor tekanan darah
 Monitor intake output
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor EKG 12 sadapan
 Monitor aritmia
 Periksa tekanan darah dan frekuensi
nadi sebelum pemberian obat
2) Terapeutik
 Posisikan semi fowler atau fowler
 Berikan diit jantung yang sesuai
 Berikan terapi untuk mengurangi stres
 Beri dukungan emosional dan spiritual
3) Edukasi
 Anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
4) Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian aritmia
 Rujuk ke program rehabilitasi jantung.
 Pemberian defibrilasi bila perlu

2. Penurunan perfusi cerebral


a. Manajemen peningkatan tekanan intrakranial
I.09325
Tindakan
1) Observasi
 Identifikasi penyebab peningkatan TIK
 Monitor tanda/gejala peningkatan TIK
 Monitor MAP, CVP, PAP, ICP, CPP
 Monitor status pernapasan
 Monitor intake dan output cairan
2) Terapeutik
 Minimalkan stimulus dengan
menyediakan ligkungan yang tenang
 Berikan posisi semi fowler
 Hindari manuver valsava
 Cegah terjadinya kejang
3) Kolaborasi
 Kolaborasi pemberiaan sedasi dan anti
konvulsan
 Kolaborasi pemberian diuretik osmosis
 Kolaborasi pemberian pelunak tinja

3. Konstipasi
a. Manajemen Eliminasi Fekal I.04151
Tindakan
1) Observasi
 Identifikasi masalah usus dan
penggunaan obat pencahar
 Identifikasi pengobatan yang berefek
pada kondisi gastrointestinal
 Monitor buang air besar.
 Monitor tanda dan gejala diare, atau
konstipasi.
2) Terapeutik
 Beri air hangat setelah makan.
 Jadwalkan waktu defekasi bersama
pasien
 Sediakan makanan tinggi serat
3) Edukasi
 Jelaskan jenis makanan yang membantu
meningkatkan keteraturan peristaltik
usus.
 Anjurkan mencatat warna, konsistensi,
frekuensi, volume feses
 Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik
sesuai toleransi
 Anjurkan mengkonsumsi makanan yang
tinggi serat.
4) Kolaborasi
 Pemberian obat supositoria anal jika
perlu.

4. Intoleransi aktivitas D.0056


a. Manajemen energi I.05178
Tindakan
1) Observasi
 Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
 Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Monitor pola jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
2) Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang nyaman
 Lakukan latihan rentang gerak pasif dan
aktif
 Fasilitasi duduk di samping tempat tidur,
jika tidak dapat berpindah atau berjalan
3) Edukasi
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
 Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
4) Kolaborasi
Dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan.

5. Perfusi perifer tidak efektif


a. Perawatan sirkulasi I.02079
Tindakan
1) Observasi
 Periksa sirkulasi perifer
 Identifikasi faktor resiko gangguan
sirkulasi
 Monitor panas, kemerahan, nyeri,
atau bengkak pada ekstremitas
2) Terapeutik
 Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
 Hindari pengukuran TD pada
ekstremitas dengan keterbatasan
perfusi
 Lakukan pencegahan infeksi
 Lakukan perawatan kaki dan kuku
3) Edukasi
 Anjurkan berhenti merokok
 Anjurkan berolahraga rutin
 Anjurkan menggunakan obat penurun
tekanan darah, antikoagulan, dan
penurun kolesterol
 Anjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi
 Informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan
6. Nyeri
a. Manajemen Nyeri I.08238
Tindakan
1) Observasi
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respons nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
 Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan
analgetik
2) Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
 Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitas istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
3) Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

7. Kurang pengetahuan
a. Edukasi proses peyakit I.12444
Tindakan
1) Observasi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
2) Terapeutik
 Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
3) Edukasi
 Jelaskan penyebab dan faktor risiko
penyakit
 Jelaskan proses patofisiologi munculnya
penyakit
 Jelaskan tanda dan gejala yang
ditimbulkan oleh penyakit
 Ajarkan cara meredakan atau mengatasi
gejala yang dirasakan
 Ajarkan cara meminimalkan efek samping
dari intervensi atau pengobatan
 Anjurkan melapor jika merasakan tanda
dan gejala memberat atau tidak biasa
6 Informasi dan 1. Beri pendidikan tentang kondisi yang spesifik
edukasi 2. Berikan instruksi yang spesifik tentang obat dan efek
sampingnya
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan standar
luaran keperawatan indonesia serta analisa terhadap
perkembangan diangnosa keperawatan yang telah ditentukan

8 Penelaah kritis Komite keperawatan

9 Unit Pengelola Bidang keperawatan

10 Kepustakaan 1. Dr. Meva Nareza. 2021. ALODOKTER. Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pda tanggal 15
Desember 2021. www.alodokter.com
2. Yoga Yuniadi. 2017. Mengatasi Aritmia, Mencegah
Kematian Mendadak. Jakarta. eJournal Kedokteran
Indonesia. Diakses pada tanggal 17 Desember 2021.
https://journal.ui.ac.id
3. PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik, Ed 1. Jakarta: DPP
PPNI.
4. PPNI. 2018. Standar Luaran Keprawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Ed 1. Jakarta:
DPP PPNI.
5. PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan, Ed 1. Jakarta: DPP
PPNI.

Anda mungkin juga menyukai