Anda di halaman 1dari 2

Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah, baik sistolik maupun diastolik,

yaitu sama atau lebih dari 140/90. Hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) merupakan
faktor resiko stroke dengan besar resiko 6,905 kali lebih besar dibandingkan yang tidak
hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg), menurut ( Jusman & Koto 2011, dalam Ditte,
dkk 2021 ). Sedangkan menurut Ade & Arif 2016) Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis
yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat
disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal (adrenal)

Daftarpustaka
Ditte, dkk. 2021. Hubungan Hipertensi Dengan Kejadian Stroke Pada Lansia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sekup򠀠xbvg0-ng Kelurahan Tanjung Riau Kota Batam. Batam. Jurnal
Inovasi Penelitian Vol 1, No 10. Diakses pada tanggal 17 Desember 2021. https://stp-
mataram.e-journal.id
Ade Yonata & Arif Putra, P. 2016. Hipertensi Sebagai Faktor Terjadinya Stroke. Lampung.
Medical Journal Vol 5, No 3. Diakses pada tanggal 17 Desember 2021.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id

Aritmia adalah gangguan atau abnormalitas penjalaran impuls listrik ke miokardium. Sistem
konduksi jantung yang berawal dari otomatisitas sel-sel P di nodus SA, depolarisasi atrium,
depolarisasi nodus atrioventrikular (AV), propagasi impuls sepanjang berkas His dan sistem
Purkinje hingga depolarisasi ventrikel merupakan rangkaian konduksi impuls yang teratur
dan presisi. (Yoga yuniadi, 2017)

Yoga Yuniadi. 2017. Mengatasi Aritmia, Mencegah Kematian Mendadak. Jakarta. eJournal
Kedokteran Indonesia. Diakses pada tanggal 17 Desember 2021. https://journal.ui.ac.id
Decom cordis adalah sindrom klinis dari struktur atau fungsional dari jantung untuk memompa darah
tidak sesuai dengan keutuhan tubuh manusia. Decompensasi cordis adalah Suatu kegagalan jantung
dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh[9]. Penyakit ini juga sering disebut
kegagalan jantung kongestif adalah atau kegagalan pemompaan (di mana cardiac output tidak
mencukupi kebutuhan metabolik tubuh), hal ini mungkin terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan
jantung, pembuluh darah atau kapasitas oksigen yang terbawa dalam darah yang mengakibatkan
jantung tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada berbagai organ. Decompensasi Cordis Dextra
merupakan pembagian dari penyakit decompensasi cordis, pada penyakit ini yang terjadi kerusakan
adalah jantung bagin kanan yaitu serambi dan bilik kanan. Gejala umum pada penderita DC Dextra
antara lain: hepatomegaly, ascites dan cachexia. Sedangkan pada Sinestra, terjadi kerusakan pada
jantung bagian kiri yaitu bilik dan serambi kiri yang berfungsi meneruskan darah ke seluruh tubuh.
Gejala pada penderita penyakit ini adalah dyspnoea, reduced exercise tolerance, paroxysmal nocturnal
dyspnea, orthopnoea. Kongesif adalah gabungan dari kedua penyakit diatas yaitu dextra dan sinestra,
kerusakan terjadi pada keua bagian jantung dan dapat mengakibatkan komplikasi dan meninggal.

Juli, S & Darsono. 2015. Sistem Pakar Penentuan Penyakit Gagal Jantung Menggunakan
Metode Naive Bayes Classifier. Kediri. Open Journal Sistem. ISSN : 2302-3805. Diakses pada tanggal
17 Desember 2021. http://ojs.amikom.ac.id

Sepsis adalah kegawatdaruratan medis dimana imun sistemik tubuh berespon terhadap
proses infeksius dalam tubuh yang dapat menyebabkan disfungsi organ fatal dan kematian
(Gyawali, Ramakrishna, & Dhamoon, 2019 dalam Afidatul Umroh 2020). Faktor resiko
sepsis adalah diabetes, keganasan, penggunaan korikosteroid, keadaan immunosupresan, luka
bakar, trauma, hemodialisis, dan usia tua (Mahapatra dan Heffner, 2020 dalam Afidatul
Umroh 2020).

Afidatul Umroh. 2020. Tatalaksana Syok Septik. Lampung. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Vol
2 No 4. Diakses pada tanggal 17 Desember 2021. http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com

Anda mungkin juga menyukai