Anda di halaman 1dari 21

DISUSUN OLEH:

NAMA : IIS JUNAYAH (501967)

KELAS :5

MATA KULIAH : PEMBELAJARAN PKN DI SD

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU

TAHUN 2021

KATA PENGANTAR

1
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini
masih memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga saya dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “ Latar Belakang Hakikat
dan Tujuan PKN di SD” tepat pada waktunya. Terimakasih pula kepada semua
pihak yang telah ikut membantu hingga dapat disusunnya makalah ini.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Aren Firma, M.Pd
dosen pengampu mata kuliah kewarganegaraan yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-
data dalam pembuatan makalah ini.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum


kami ketahui. Sebagai manusia biasa, kami terbuka dari saran dan kritikan
teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna di
masa mendatang.

Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap


makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya
sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya.

Lubuklinggau, 24 September 2021

Iis junayah

DAFTAR ISI

2
DAFTAR ISI .........................................................................................

KATA PENGANTAR ..............................................................................

BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................................

A.Latar Belakang ..................................................................................

B. Rumusan Masalah ............................................................................

C. Tujuan ...............................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN .........................................................................................

A. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan ..................................

B. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan............... ................................

C. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ................................................

D. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan................................................

E. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan........................................

BAB III

PENUTUP ................................................................................................

A.Kesimpulan .........................................................................................

B.Saran ..................................................................................................

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, khususnya pada


jenjang pendidikan dasar sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat yang
dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
yang mampu memberi keteladanan, membangun kemauan dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran
demokratis. Mata pelajaran PKN berfungsi sebagai wahana pengembangan
karakter yang demokratis dan bertanggung jawab, serta melalui PKN sekolah
dikembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan
hidup dalam kehidupan demokratis.

Pengetahuan dan kemampuan sangat penting bagi setiap guru sekolah


dasar guna mengetahui sejauh mana seorang siswa benar-benar telah mencapai
tujuan pengajaran PKN di sekolah dasar. Pendidikan tidak dapat lepas dari
sebuah proses dimana guru membantu dalam perubahan siswa ke arah yang
dianggap baik.

Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk diajarkan sejak dini.


Karena salah satu tujuannya untuk membentuk karakter dan kepribadian
masyarakat agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan
kewarganegaraan atau civic education sudah diajarkan sejak era Presiden
Soekarno, tepatnya sekitar tahun 1901 hingga 1970. Menurut Edi Rohani dalam
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila
dan Kewarganegaraan dalam Perspektif Santri) (2019), nama atau istilah untuk
pendidikan kewarganegaraan beberapa kali mengalami perubahan. Pada 1968,
Pendidikan Kewarganegaraan diubah menjadi Pendidikan Kewargaan Negara.
Namanya diubah lagi pada 1975 menjadi Pendidikan Moral Pancasila atau PMP.
Kemudian pada 1994, namanya mengalami perubahan menjadi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada 2000, namanya diubah menjadi
Pendidikan Kewarganegaraan. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan Mengutip
dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), secara hakikat
pendidikan kewarganegaraan merupakan sarana pembelajaran yang bersumber
dari nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian bangsa.

4
Hal ini diperlukan supaya masyarakat Bangsa Indonesia memiliki
kesadaran untuk mencintai tanah air serta memiliki watak, sifat dan karakter yang
sesuai dengan nilai Pancasila. Menurut Minto Rahayu dalam Buku Pendidikan
Kewarganegaraan (Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa), tujuan dari hakikat
pendidikan kewarganegaraan ialah membekali masyarakat untuk bisa menjalin
hubungan yang berlandaskan Pancasila, baik dengan negara ataupun sesama
manusia.

Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar maupun


terencana dalam proses pembelajaran agar bisa mengembangkan kemampuan
dan potensi yang dimiliki. Sedangkan kewarganegaraan merupakan segala
sesuatu hal yang memiliki keterkaitan dengan warga negara, hukum serta politik.
Secara yuridis Latar belakang yuridis dari pendidikan kewarganegaraan
tercantum dalam batang tubuh UUD 1945 serta rumusan Pancasila. Selain itu,
secara yuridis pendidikan kewarganegaraan juga tercantum dalam peraturan
yang dibuat pemerintah dan MPR. Contohnya Ketetapan MPR, Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Daerah. Seluruh hal ini saling berhubungan dan
memiliki kekuatan yang mengikat satu sama lain. Pendidikan kewarganegaraan
secara yuridis memiliki agar masyarakat memiliki rasa cinta tanah air serta
kebangsaan. Secara terminologis Latar belakang terminologis dari pendidikan
kewarganegaraan ialah pendidikan yang berlandaskan demokrasi politik yang
kemudian diperluas dengan sumber pengetahuan lainnya. Tujuannya agar
melatih kemampuan berpikir yang kritis, analitis serta bertindak secara
demokratis sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

B. Rumusan Masalah

1. Apa latar belakang PKN


2. Apa hakikat PKN disekolah dasar ?
3. Apa fungsi PKN ?
4. Apa Tujuan PKN ?
5. Apa tujuan karakteristik PKN?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui latar belakang PKN

5
2. mengetahui hakikat dari PKN
3. Dapat mengetahui fungsi dari PKN
4. Dapat mengetahui tujuan dari PKN
5. Dapat mengetahui karakteristik PKN

BAB II

PEMBAHASAN

6
A. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan
Latar Belakang Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan
kewarganegaraan memiliki latar belakang secara etimologis, yuridis, serta
terminologis.
1) Secara etimologis
Latar belakang etimologis dari pendidikan kewarganegaraan berasal dari
pemaknaan kedua kata tersebut, yakni kata 'pendidikan' serta kata
'kewarganegaraan'.
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar maupun terencana
dalam proses pembelajaran agar bisa mengembangkan kemampuan dan potensi
yang dimiliki.
Sedangkan kewarganegaraan merupakan segala sesuatu hal yang memiliki
keterkaitan dengan warga negara, hukum serta politik.
2) Secara yuridis
Latar belakang yuridis dari pendidikan kewarganegaraan tercantum
dalam batang tubuh UUD 1945 serta rumusan Pancasila.
Selain itu, secara yuridis pendidikan kewarganegaraan juga tercantum
dalam peraturan yang dibuat pemerintah dan MPR. Contohnya Ketetapan
MPR, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah. Seluruh hal ini saling
berhubungan dan memiliki kekuatan yang mengikat satu sama lain. Pendidikan
kewarganegaraan secara yuridis memiliki agar masyarakat memiliki rasa cinta
tanah air serta kebangsaan.
3) Secara terminologis
Latar belakang terminologis dari pendidikan kewarganegaraan ialah
pendidikan yang berlandaskan demokrasi politik yang kemudian diperluas
dengan sumber pengetahuan lainnya.
Tujuannya agar melatih kemampuan berpikir yang kritis, analitis serta
bertindak secara demokratis sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan yang penting bagi setiap
anak bangsa, karena pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi panutan untuk
menghindari perilaku-perilaku yang menyimpang. Di jaman modern seperti
sekarang ini, setiap anak bangsa harus memiliki pendidikan kewarganegaraan
yang baik untuk menghindari perilaku-perilaku menyimpang. Selain itu, melalui

7
pendidikan kewarganegaraan kita dapat mengetahui sejarah perjuangan bangsa
serta lebih menghargai arti dari kemerdekaan Indonesia.
Sebagai warga negara, kita perlu memiliki wawasan dan kesadaran
bernegara,sikap dan perilaku, cinta tanah air serta mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi keutuhan NKRI.
Mempelajari pendidikan kewarganegaraan juga terdapat di dalam pasal 39
ayat 2 yaitu bahwa di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
pendidikan kewarganegaraan agar kita dapat memahami hak dan kewajiban
seorang warga Negara.
Banyak manfaat yang bisa kita pelajari dari pendidikan kewarganegaraan, seperti
kita dapat belajar etika,moral,norma dan masih banyak lagi yang bisa dapat dari
pelajaran ini. Banyak masyarakat yang tidak memahami pentingnya mempelajari
pendidikan kewarganegaraan, contohnya yaitu demonstrasi yang melanggar
hukum, mahasiswa yang bentrok dan tawuran sesama mahasiswa maka dari
kejadian itu sudah jelas bahwa mereka menyalahgunakan dan tidak memahami
dari pelajaran pendidikan kewarganegaraan ini. Maka dari itu pendidikan
kewarganegaraan harus di mulai dari usia dini, supaya kita dapat memahami
pentingnya keadaan lingkungan di sekitar kita.
Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era
sebelum dan selama penjajahan. Kemudian dilanjutkan dengan era perebutan
dan mempertahankan kemerdekaan sampai era pengisian kemerdekaan yang
menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan zamannya.
Landasan Hukum Pendidikan KewarganegaraanUUD 1945. Pembukaan
UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita, tujuan dan aspirasi Bangsa
Indonesia tentang kemerdekaannya).Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan
Warganegara di dalam hukum dan pemerintahan.Pasal 27 (3), hak dan
kewajiban Warganegara dalam upaya bela negara.Pasal 30 (1), hak dan
kewajiban Warganegara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.Pasal
31 (1), hak Warganegara mendapatkan pendidikan.
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan Pendahuluan Bela .
Bangsa (nation) menurut Hans Kohn (Kaelan, 2002: 212-213) bahwa bangsa
terbentuk oleh persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, negara dan
kewarganegaraan. Sedangkan Ernest Renan menyatakan bahwa bangsa

8
(nation) adalah suatu solidaritas, suatu jiwa, suatu asas spiritual, suatu solidaritas
yang dapat tercipta oleh perasaan pengorbanan yang telah lampau dan bersedia
dibuat di masa yang akan datang. Meskipun dikalangkan pakar kenegaraan
belum terdapat persamaan pengertian bangsa, namun faktor objektif yang
terpenting dari suatu Bangsa adalah kehendak atau kemauan bersama yang
lebih dikenal dengan nasionalisme.
Kansil menyatakan bahwa negara adalah suatu organisasi kekuasaan dari
pada manusia-manusia (masyarakat) dan merupakan alat yang akan
dipergunakan untuk mencapai tujuan bersama.
Kranenburg menyatakan bahwa suatu organisasi yang timbul karena
kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
Sementara George Jellinek menyatakan bahwa Negara ialah organisasi
kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu.

B. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan


Menurut UU sisdiknas No.20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan,pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya
,masyarakat,bangsa dan Negara. Dan istilah kewarganegaraan merupakan
terjemah dari “civic” yang merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan
membina dan mengembangkan anak didik agar jadi warga negara yang baik.
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang dilakukan atas
dasar Pancasila sebagai wasilah (sarana) dalam menumbuhkan,
mengembangkan, dan melestarikan nilai-nilai luhur (Al-akhlaqul karimah) atau
yang disebut dengan istilah “pendidikan karakter bangsa” yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Atau bisa dikatakan bahwa Hakikat
diajarkannya Pendidikan Kewarganegaraanyaitu mata pelajaran yang terfokus
pada pembentukan diri yang beragam dari berbagai suku, agama, budaya, sosial
bahasa, serta usia agar menjadi warga negara yang cerdas, taat hukum,
terampil, serta berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.Hakikat
Pendidikan Kewarganegaraan juga dapat dikatakan sebagai upaya sadar dan
terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

9
Serta menurut Carter v.Good(1997) bahwa pendidikan adalah proses
perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku yang
berlaku dalam masyarakatnya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai dengan
membentuk kemampuan individu mengembangkan dirinya, serta kemampuan-
kemampuan itu berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya
sebagai seorang individu, maupun sebagai warga negara dan warga
masyarakat.
HakekatPKN di Sekolah Dasar adalah sebagai program pendidikan yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila untuk mengembangkan dan melestarikan nilai
luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati
diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari hari.
Pelajaran yang dalam pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial,
budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa memfokuskan pada pembentukan warga
negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter
seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Hakikat bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan ini merupakan
program pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila sebagai
wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang
berakar pada budaya bangsa Indonesia.
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk diajarkan sejak dini.
Karena salah satu tujuannya untuk membentuk karakter dan kepribadian
masyarakat agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Kewarganegaraan civic education sudah diajarkan sejak era Presiden
Soekarno, tepatnya sekitar tahun 1901 hingga 1970.
Menurut Edi Rohani dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Perspektif Santri)
(2019), nama atau istilah untuk pendidikan kewarganegaraan beberapa kali
mengalami perubahan.
Pada1968, Pendidikan Kewarganegaraan diubah menjadi Pendidikan
Kewargaan Negara. Namanya diubah lagi pada 1975 menjadi Pendidikan Moral
Pancasila atau PMP.

10
Kemudian pada 1994, namanya mengalami perubahan menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada 2000, namanya
diubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan


Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),
secara hakikat pendidikan kewarganegaraan merupakan sarana pembelajaran
yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian bangsa.
Pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) merupakan salah
satu mata pelajaran wajib dalam kurikulum di semua jenjang pendidikan, mulai
dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat perguruan tinggi. Hal ini,
ditegaskan dalamUndang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 37, sebagai berikut.
Kurikulum pendidikan dasar maupun menengah wajib memuat (a) pendidikan
agama, (b) pendidikan kewarganegaraan, (c) bahasa, (d) matematika, (e) ilmu
pengetahuan alam, (f) ilmu pengetahuan sosial, (g) seni dan budaya, (h)
pendidikan jasmani dan olah raga, (i) keterampilan kejuruan, (j) muatan lokal.
Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat (a) pendidikan agama, (b) pendidikan
kewarganegaraan, (c) bahasa.
Berdasarkan pasal tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan kepada warga
negara, hal ini dikarenakan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan program
pendidikan yang membekali siswa dengan seperangkat pengetahuan guna
mendukung peran aktif mereka dalam masyarakat dan negara di masa yang
akan datang. Berkenaan dengan hal itu, Cogan (Nurmalina dan Syaifullah, 2008:
3) mengatakan:Pendidikan Kewarganegaraan atau civic education adalah mata
pelajaran dasar yang dirancang untuk mempersiapkan para warga negara muda
untuk mendorong peran aktif mereka di masyarakat setelah mereka dewasa.
Pernyataan di atas, sejalan dengan penjelasan pasal 39 ayat 2 UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa: Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warganegara
serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang
dapat diandalkan oleh bangsa negara. Dari kedua pernyataan di atas, dapat

11
peneliti tegaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan lebih memberikan
pembekalan kepada warga negara agar menjadi warga negara memiliki peran
aktif di masa yang akan datang.
Pandangan lain tentang pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
disampaikan oleh Somantri (2001: 299) sebagai berikut Program pendidikan
yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber
pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah,
masyarakat, dan orang tua, yang ke semuanya itu diproses guna melatih para
siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam
mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Berkenaan dengan pernyataan di atas, dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi ditegaskan bahwa
:Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) adalah mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan
hak-hakdan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan atau
pembelajaran yang membekali siswa dengan seperangkat pengetahuan sebagai
upaya memanusiakan,nmembudayakan dan memberdayakan serta menjadikan
warga negara yang baik, yakni warga negara yang tahu akan hak dan
kewajibannya, memiliki pola pikir yang cerdas, kritis, sikap yang demokratis serta
memiliki karakter seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

C. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan

Fungsi PKN di Sekolah Dasar adalah sebagai wahana kurikuler pengembangan


karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Serta
adapun fungsi lainnya yakni :

1) Membantu generasi muda memperoleh pemahaman cita-cita nasional


/tujuan negara.
2) Dapat mengambil keputusan-keputusan yang bertanggung jawab dalam
menyelesaikan masalah pribadi,masyarakat dan negara.

12
3) Dapat mengapresiasikan cita-cita nasional dan dapat membuat
keputusan-keputusan yang cerdas.
DDWahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan
merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai
dengan amanat Pancasila dan UUD NKRI 1945.

D. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Branson, tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu dan
bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat lokal,
negara bagian, dan nasional.Tujuan pembelajaran PKN dalam Depdiknas
(2006:49) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut:

1) Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu


Kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara
sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
a) Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa
mengenai hubungan antara warganegara dengan negara, hubungan
antara warganegara dengan warganegara, dan Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara agar menjadi warganegara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara.
b) Tujuan Khusus
Agar mahasiswa memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban
secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai
Warganegara Republik Indonesia yang terdidik dan bertanggung
jawab.Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah
dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta

13
dapat mengatasi dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang
berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional. Agar mahasiswa memiliki sikap perilaku sesuai nilai-nilai
kejuangan, cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pengetahuan wajib dalam dunia
pendidikan, dari jenjang sekolah sampai perguruan tinggi. Tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang paling utama adalah menciptakan civics inteliegence.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah menciptakan warga negara yang
memiliki wawasan kenegaraan, menanamkan rasa cinta tanah air, dan
kebanggaan sebagai warga negara Indonesia dalam diri para generasi muda
penerus bangsa. Pendidikan ini tentunya harus dipadukan dengan penguasaan
ilmu dan teknologi, sehingga terciptalah generasi masa depan yang kelak bisa
memberikan sumbangsih dalam pembangunan bangsa.
Bukan hanya menguatkan moral untuk berbangsa dan bernegara. Tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mampu meningkatkan kecerdasan dalam
kewarganegaraan secara intelektual, sosial, dan emosional serta kecerdasan
kewargaan secara spiritual.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk partisipasi yang bermutu
serta bertanggung jawab di dalam kehidupan berpolitik dan bermasyarakat baik
di tingkat lokal, negara bagian, maupun nasional.
Tujuan PKN di SD/MI
1) Memberikan pengertian, pengetahuan dan pemahaman tentang
Pancasila yang benar dan sah.
2) Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan
ciri khas serta watak ke-Indonesian.
3) Menanamkan nilai-nilai moral Pancasila ke dalam diri anak didik.
4) Menggugah kesadaran anak didik sebagai warga masyarakat Indonesia
untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai moral
Pancasila tanpa menutup kemungkinan bagi diakomodasikannya nilai-
nilai lain dari luar yang sesuai dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai
moral Pancasila terutama dalam menghadapi arus globalisasi dan dalam
rangka kompetensi dalam pasar bebas dunia.
5) Memberikan motivasi agar dalam setiap langkah laku lampahnya
bertindak sesuai dengan nilai, moral dan norma Pancasila.

14
6) Mempersiapkan anak didik untuk menjadi warga negara dan warga
masyarakat Indonesia yang baik dan bertanggung jawab serta
menciptakan bangsa dan negaranya.
Sedangkan menurut Sapriya (2001), tujuan pendidikan Kewarganegaraan
adalah dengan partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam
kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-
prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara yang
efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu
pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk berperan
serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih
lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-watak tertentu yang
meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam proses politik dan
mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat.
Tujuan umum pelajaran PKN ialah mendidik warga negara agar menjadi
warga negara yang baik, yang dapat dilukiskan dengan “warga negara yang
patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis, dan
Pancasila sejati”.(Somantri,2001:279).
Sedangkan Djahiri (1995:10) mengemukakan bahwa melalui Pendidikan
Kewarganegaraan siswa diharapkan untuk memahami dan menguasai secara
nalar konsep dan norma Pancasila sebagai falsafah, dasar ideologi dan
pandangan hidup negara RI, menghayati maupun meyakini tatanan dalam moral,
dan mengamalkan suatu sikap perilaku diri dan kehidupannya dengan penuh
keyakinan dan nalar.
Secara umum, menurut Maftuh dan Sapriya (2005:30) bahwa, Tujuan
negara mengembangkan Pendidikan Kewarganegaraan agar setiap warga
negara menjadi warga negara yang baik (to be good citizens), yakni warga
negara yang memiliki kecerdasan (civics inteliegence) baik intelektual,
emosional, sosial, maupun spiritual yang memiliki rasa bangga dan tanggung
jawab (civics responsibility), dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat. Setelah menelaah pemahaman dari tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan, maka dapat di simpulkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan berorientasi pada penanaman konsep Kenegaraan dan juga
bersifat implementatif dalam kehidupan sehari - hari.

15
E. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
Karakteristik dapat diartikan sebagai ciri-ciri atau tanda yang
menunjukkan suatu hal berbeda dengan lainnya. PKN sebagai mata pelajaran
yang sangat penting bagi siswa memiliki karakteristik yang cukup berbeda
dengan cabang ilmu pendidikan lainnya. KarakteristikPKN ini dapat dilihat
dari objek, lingkup materinya, strategi pembelajaran, sampai pada sasaran
akhir dari pendidikan ini.
Karakteristik dapat diartikan sebagai ciri-ciri atau tanda yang menunjukkan
suatu hal berbeda dengan lainnya.PKn sebagai mata pelajaran yang sangat
penting bagi siswa memiliki karakteristik yang cukup berbeda dengan cabang
ilmu pendidikan lainnya. Karakteristik PKN ini dapat dilihat dari objek, lingkup
materinya, strategi pembelajaran, sampai pada sasaran akhir dari pendidikan ini.
Dengan Pendidikan Kewarganegaraan ini menuntut lahirnya warga negara dan
warga masyarakat yang Pancasila, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang mengetahui dan memahami dengan baik hak-hak dan
kewajibannya yang didasari oleh kesadaran dan tanggung jawabnya sebagai
warga negara.
Dijelaskan pada standar isi 2006 bahwa pelajaran PKN adalah mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang dapat
memahami serta mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban menjadi warga
negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sebagaimana yang
telah diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Dalam kurikulum perguruan tinggi, PKN juga tidak lepas dari nilai-nilai
yang dijadikan arahan untuk pengembangan PKN sebagai mata kuliah. Di
perguruan tinggi kompetensi dasar pada mata kuliah PKN adalah menjadi
ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis, menjadi warga negara yang memiliki daya saing, berdisiplin tinggi,
dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan
sistem nilai Pancasila (S-K Dirjen Dikti No. 43/Dikti/2006).
Mata pelajaran PKN terdiri dari dimensi pengetahuan Kewarganegaraan
(civic knowledge) mencakup bidang politik, hukum, dan moral. Dimensi
keterampilan Kewarganegaraan (civic skill) meliputi keterampilan, partisipasi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimensi nilai-nilai
Kewarganegaraan (civic values) mencakup percaya diri, komitmen penguasaan

16
atas nilai religius, norma, dan moral luhur, nilai keadilan, demokratis, toleransi,
kebebasan individual, kebebasanberbicara, kebebasan pers, kebebasan
berserikat, dan berkumpul, dan perlindungan terhadap minoritas.
Adapun karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) adalah :
1. PKN termasuk dalam proses ilmu sosial (IPS).
2. PKN diajarkan sebagai mata pelajaran wajib dari seluruh program
sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
3. PKN menanamkan banyak nilai, diantaranya nilai kesadaran, bela
negara, penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia, pelestarian
lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
4. PKN memiliki ruang lingkup meliputi aspek Persatuan dan Kesatuan
bangsa, norma, hukum, dan peraturan, Hak Asasi Manusia, kebutuhan
warga negara, Konstitusi Negara, Kekuasaan dan Politik, Pancasila dan
Globalisasi.
5. PKM memiliki sasaran akhir atau tujuan untuk terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa
(nation and character building) dan pemberdayaan warga negara.
6. PKN merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di
sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan
demokrasi di Indonesia.
7. PKN mempunyai 3 pusat perhatian yaitu Civic Intellegence
(kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual,
rasional, emosional maupun sosial), Civic Responsibility (kesadaran akan
hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab), dan
Civic Participation (kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggung jawabnya, baik secara individual, sosial maupun sebagai
pemimpin hari depan).
8. PKN lebih tepat menggunakan pendekatan belajar kontekstual untuk
mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan, keterampilan, dan
karakter warga negara Indonesia. Contextual Teaching and Learning
(CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

17
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
9. PKN mengenal suatu model pembelajaran VCT (Value Clarification
Technique/Teknik Pengungkapan Nilai), yaitu suatu teknik belajar-
mengajar yang membina sikap atau nilai moral (aspek afektif).
Dari karakteristik yang ada, terlihat bahwa PKN merupakan mata
pelajaran yang memiliki karakter berbeda dengan mata pelajaran lain.
Keberadaan PKN dengan karakteristik seperti ini mestinya menjadi
perhatian besar bagi masyarakat, komponen pendidik dan negara. Hal ini
disebabkan karena PKN banyak melanggar nilai-nilai pada siswanya.
Nilai-nilai kebaikan kebersamaan, pengorbanan, menghargai orang lain
dan persatuan ini jika di tanamkan dalam diri siswa bisa menjadi bekal
yang sangat berharga dalam kehidupan pribadi maupun berbangsa dan
bernegara. Siswalah yang akan jadi cikal bakal penerus bangsa dan yang
akan mempertahankan ekstensi negara maka dari itu mereka sangat
memerlukan pelajaran PKN dalam konteks seperti ini. Walaupun
pemerintah sudah memberi perhatian besar pada pelajaran PKN, semua
itu tidak akan cukup jika komponen pendidik, siswa, orang tua, dan
masyarakat tidak berpadu untuk bekerja sama menjalankan inti pelajaran
PKN ini.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

18
Pendidikan kewarganegaraan sejatinya merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu warga negara melalui pendidikan. Sebagaimana yang
diketahui bahwa pendidikan sangatlah penting peranannya dalam membangun
karakter bangsa. Bangsa yang berkarakter lahir karena para warga negaranya
mempunyai kredibilitas dalam melakukan tindakan yang berbudi luhur sesuai apa
yang ada dalam ajaran bernegara. Generasi muda Indonesia yang berkarakter
Pancasila tampaknya sudah mulai terkikis oleh perkembangan jaman. Jika
dibiarkan hal ini dapat meruntuhkan keyakinan masyarakat bahwa bangsanya
sudah tidak tangguh dan berkarakter. Oleh karenanya dengan pendidikan
kewarganegaraan diharapkan

Hakekat PKN di Sekolah Dasar adalah sebagai program pendidikan yang


berdasarkan nilai-nilai Pancasila untuk mengembangkan dan melestarikan nilai
luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati
diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari hari. Fungsi
PKN di Sekolah Dasar adalah sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter
warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Serta adapun
fungsi lainnya yakni membantu generasi muda memperoleh pemahaman cita-cita
nasional tujuan negara, dan dapat mengambil keputusan-keputusan yang
bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah pribadi, masyarakat dan
negara.

Pendidikan Nilai cakupannya lebih luas daripada pendidikan moral karena


konsep nilai mencakup segala macam nilai seperti nilai
religius,ekonomi,praktis,etis dan estetis Pendidikan moral pada dasarnya
berkenan dengan proses pendidikan nilai etis, yakni persoalan baik dan buruk.
PKN merupakan bagian dari bidang studi IPS yang dimana materi pengajaran
erat kaitannya dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan hal-hal
yang menyangkut warga Negara dan pemerintah.

B. Saran

Dalam hal ini, PKN sangatlah berperan penting karena untuk membentuk
karakter para peserta didik sebagai warga negara yang baik dan memiliki
komitmen tinggi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dari hal itulah
untuk membentuk karakter tersebut guru adalah cerminan yang harus

19
mencerminkan sesuatu hal yang baik sehingga dapat di contoh oleh peserta
didiknya, karena guru yang baik pastilah peserta didiknya .

DAFTAR PUSTAKA

https://stkip.files.wordpress.com/2011/05/ppkn1.pdf

20
http://cenatcenutpgsd.blogspot.co.id/p/hakikat-dan-fungsi.html

http://teguh-gooo-enjoe.blogspot.co.id/2013/02/karakteristik-pkn-sebagai-
pendidikan.html\

http://wiwitna.blogspot.co.id/2013/03/keterkaitan-antara-pkn-sebagai.html

21

Anda mungkin juga menyukai