KELOMPOK 1
OLEH:
Dosen Pembimbing:
ZULHAMDANI,S.Th.I,M.Ag.
Al-Wahyu (wahyu) adalah kata masdar (infinitif). Dia menunjuk pada dua
pengertian dasar, yaitu; tersembunyi dan cepat. Oleh sebab itu, dikatakan,
“Wahyu ialah informasi secara tersembunyi dan cepat yang khusus ditujukan
kepada orang tertentu tanpa diketahui orang lain. Namun, terkadang juga
bermaksud al-muh, yaitu pengertian isim maf’ul, maknanya yang diwahyukan8
Dalam al-Qur’an term wahyu diulang sebanyak 78 kali, yaitu dalam bentuk kata
benda (isim) sebanyak 6 kali, dan dalam bentuk kata kerja (fi’il) sebanyak 72
kali.
1) Secara etimologi (lugawi) pengertian wahyu dapat dilihat
Ilham al-fitri li al-insan (ilham yang menjadi fitrah manusia),
seperti wahyu terhadap ibu Nabi Musa.
2) Ilham yang berupa naluri pada binatang, seperti wahyu kepada lebah.
3) Isyarat yang cepat melalui isyarat, seperti isyarat Zakariya yang
diceritakan al-Qur’an
4) Bisikan setan untuk menghias yang buruk agar tampak indah
dalam diri manusia.
5) Apa yang disampaikan Allah kepada para malaikat-Nya berupa suatu
perintah untuk dikerjakan.
2
Dalam pengertian lain, wahyu Allah kepada para nabi-Nya secara syar’i
didefinisikan sebagai kalam Allah yang diturunkan kepada seorang nabi.
1. Pengertian al-qur’an
Kata Al-Qur’an menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam macam, salah
satunya adalah bacaan atau sesuatu yang harus di baca, dipelajari. 2Adapun menurut
istilah para ulama berbeda pendapat dalam memberikan definisi terhadap Al-Qur’an.
Ada yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bersifat mu’jizat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Jibril dengan lafal
dan maknanya dari Allah SWT, yang dinukilkan secara mutawatir; membacanya
merupakan ibadah; dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-
Nas.3
1 Khoridatul Mudhiah, Konsep wahyu Al Qur’an Dalam Perspektif Nash Hamid Abu Zaid, Vol 4,
STAI KHozinatul Ulum, 2015,h. 95-98
2 Aminudin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, Ghalia Indonesia, 2005 hal.
45
3 M. Quraish Shihab, Sejarah dan Ulum Al Qur’an, Pustaka Firdaus, 2008, hal. 13
3
3. Pengertian mushaf
1. Bahasa
Arti kata mushaf kalau kita lihat dari sisi bahasa bisa kita lihat dalam kamus
semacam Lisanul Arab atau Al-Mu'jam Al-Wasith, adalah sebagai berikut :
Nama untuk kumpulan dari lembaran yang tertulis dan diapit dua sampulnya.
ِ ا ْس ٌم لِ ْل َم ْكتُو
ب فِي ِه َكالَ ُم هَّللا ِ تَ َعالَى بَ ْينَ ال َّدفَّتَي ِْن
Nama dari apa saja yang dituliskan di atasnya kalamullah (Al-Quran) yang
berada pada dua sampulnya.
Al-Qalyubi menyebutkan bahwa mushaf itu tidak harus seluruh ayat Al-
Quran, tetapi asalkan sudah ada ayat Al-Quran walau cuma satu hizb,
termasuk mushaf.
Ibnu Habib menyebutkan bahwa termasuk mushaf adalah seluruh ayat Al-
Quran, atau satu juz, atau selembar, asalkan tertulis di atasnya bagain dari ayat
Al-Quran, baik tertulis pada batu (lauh) atau lainnya.4
D. Kedudukan Al Qur’an
(Wahai orang – orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah rasul- nya
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian,
jika kamu berpendapat tentang sesuatu, maka kembaliakanlah kepada Allah Swt.
(Al qur’an) dan rasulnya(sunnah), jika kamu berimana kepada Allah Swt dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya).
E. Fungsi Al-Qur’an
1. Maw’izhah (Penasihat)
Maw’izzah berarti pemberi nasihat dan peringatan kepada manusia. Nasihat
alquran itu disertai dengan janji-janji, baik ancaman berupa neraka bagi orang
yang melanggar nasihat tersebut maupun ganjaran berupa surga bagi orang yang
menurutinya. Nasihat dan peringatan itu dapat melunakkan dan meluluhkan hati,
sehingga jiwa diharapkan tertarik kepada kebenaran yang disampaikannya.
2. Syifa (Obat)
3. Hudan (Petunjuk)
Al-quran sebagai Hudan atau hidayah berarti bahwa fungsi alquran adalah
menjelaskan dan memberitahu manusia tentang jalan yang dapat
menyampaikannya kepada tujuan hidup, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
Atau dengan kata lain, Alquran bagaikan rambu-rambu dan isyarat yang
mengarahkan manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia ini. Jika manusia
menuruti rambu-rambu dan arahan yang diberikannya maka manusia akan selamat
sampai ke tujuan dan demikian pula sebaliknya. Maka dari itu, hidayah itu bukan
ditunggu atau dinantikan tetapi harus dibaca, dicari dan dipahami, Kemudian
menuruti arahan yang diberikannya. Seperti orang yang dalam perjalanan menuju
suatu tempat dimana ia tidak mengetahui secara pasti tempat yang akan dituju
maka ia tentu harus bertanya dan melihat tanda-tanda,isyarat dan petunjuk jalan.
4. Rahmat
Al-quran sebagai rahmat mempunyai tiga arti, yang pertama, ajaran yang
terkandung didalamnya mengandung arti kasih saying. Ia berfungsi menyebarkan
kasih saying kepada semua makhluk. Kedatangan Muhammad SAW dengan
membawa alquran digambarkan sebagai rahmat bagi semesta alam. Kedua, ajara-
ajaran tersebut bermaksud menanamkan perasaan lembut dan kasih saying
terhadap orang lain, bahkan orang sekitar. Ketiga, alquran sebagai rahmat Allah
adalah bahwa kitab suci ini merupakan perwujudan rahmat allah bagi Manusia.
5. Furqan (Pembeda)
Secara Harfiah kata furqan berasal dari kata furaqa, yang berarti pembeda.
Dalam surah Al-baqarah. Alquran menyebut dirinya sebagai pembeda (furqan)
6
antara yang benar dengan yang salah, antara yang hak dengan yang batil, antara
kesesatan denghan petunjuk dan antara jalan yang menuju keselamatan dengan
jalan yang menuju kesengsaraan.7
F. Kesimpulan
Al qur’an adalah kitab yang berfungsi sebagai pedoman hidup manusia. Al
Qur’an memiliki kedudukan yang sangat tinggi sebagai rujukan dalam sumber
hukum. Setiap hukum yang terkandung dalam Al Qur’an sudah dipastikan
memiliki kemaslahatan bagi umat. Wahyu adalah petunjuk dari Allah SWT yang
ditujukan kepada orang – orang tertentu seperti para nabi. Sedangkan mushaf
adalah segala sesuatu yang di atasnya tertulis ayat Al qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
Khoridatul Mudhiah, Konsep wahyu Al Qur’an Dalam Perspektif Nash Hamid Abu
Zaid, Vol 4, STAI KHozinatul Ulum, 2015,h. 95-98.
Aminudin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, Ghalia
Indonesia, 2005 hal. 45
M. Quraish Shihab, Sejarah dan Ulum Al Qur’an, Pustaka Firdaus, 2008, hal. 13.
Hassiyatu Al Qalyubi, Pendidikan Agama Islam, hal. 35
Hermawan acep, ‘Ulumul Qur’an, (Bandung:2001), hal.13
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti,
(Jakarta :Kementrian Pendidikan dan kebudayaan), 2017, hal. 47
Yusuf M Kadar,Study Al qur’an, ( Jakarta:2012), hal.179