Alamat
………………………………………………………………………………………..
…………………………………………
Nomor Dokumen :
Nomor Salinan :
Edisi : A
Status Distribusi :
Terkendali
Tak terkendali
Perhatian Dokumen ini tidak boleh disalin/dikopi atau digunakan untuk keperluan
: komersial atau tujuan lain baik seluruhnya maupun sebagian tanpa ijin
sebelumnya dari TUK terkait atau LSP-TOP Indonesia.
Tempat Uji Kompetensi ( TUK ) …………………….. dalam upaya untuk meningkatkan mutu
proses penyelenggaraan sertifikasi kompetensi yang pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan kepuasan masyarakat kepada hasil sertifikasi kompetensi, maka dipandang
perlu untuk dilakukan pembenahan manajemen pengelolaan sertifikasi kompetensi yang
menggunakan panduan mutu.
PANDUAN MUTU ini memberikan gambaran tentang sistem manajemen mutu yang
diterapkan di .................................... mulai tanggal ……………………………… dalam upaya
merealisasikan Kebijakan Mutu TUK ......................................... yaitu, memberikan pelayanan
prima kepada pelanggan melalui penerapan sistem manajeman mutu pedoman BNSP
206/ISO 17024. Prosedur yang terkandung dalam PANDUAN MUTU ini disusun berdasarkan
Acuan Normatif Persyaratan Pedoman BNSP 206.
PANDUAN MUTU ini bersifat terbuka, artinya dapat diperbaiki dari waktu ke waktu dengan
tetap mengacu pada persyaratan pedoman BNSP 206. Kritik maupun saran sangat kami
harapkan guna penyempurnaan PANDUAN MUTU ini.
…………………………, ……………………………………..
ttd
( ...............................................)
Mengacu kepada pelaksanaan tugas tersebut dan dalam menghadapi MEA 2015 dan AMEC
(Asia Pasific economic cooperation) yang akan berlaku pada tahun 2020, sudah saatnya
melakukan pembenahan sistem pembinaan sumber daya manusia yang berorientasi pada
kebutuhan dunia kerja sehingga tenaga kerja kita diakui kompetensinya oleh Du/Di.
A. VISI
B. MISI
3.1. Tempat Uji Kompetensi (TUK), merupakan tempat kerja dan atau lembaga yang
dapat memberikan fasilitas pelaksanaan uji kompetensi, yang telah
diverifikasi/akreditasi dan terlisensi oleh LSP berlisensi.
3.2. Uji kompetensi, adalah suatu proses asesmen untuk mengumpulkan bukti-bukti dan
membuat keputusan/rekomendasi apakah suatu kompetensi telah dicapai, yang
dilakukan oleh asesor kompetensi.
3.3. Sertifikasi Kompetensi Kerja, adalah proses pemberian sertifikat yang dilakukan
secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi kerja nasional Indonesia dan/atau
internasional.
3.4. Kompetensi Kerja, adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, ketrampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
3.6. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), adalah Lembaga Pelaksana kegiatan sertifikasi
profesi yang mendapatkan lisensi dari BNSP.
3.7. Asesor kompetensi, adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi yang relevan dan
kompeten untuk melaksanakan dan/atau asesmen/penilaian kompetensi.
3.8. Peserta Uji Kompetensi, adalah pemohon yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi
Sektor : Otomotif
Sub Sektor : Otomotif Kendaran Ringan
Bidang Pekerjaan (Profesi) : Teknisi Otomotif
Level/Kualifikasi : Engine Tune Up Konvensional
4.2 Ruang Lingkup Asesmen dalam Klaster Engine Tune Up Sistem Injeksi
Sektor : Otomotif
Sub Sektor : Otomotif Kendaran Ringan
Bidang Pekerjaan (Profesi) : Teknisi Otomotif
Level/Kualifikasi : Engine Tune Up Sistem Injeksi
Sektor : Otomotif
Sub Sektor : Otomotif Kendaran Ringan
Bidang Pekerjaan (Profesi) : Teknisi Otomotif
Level/Kualifikasi : Emisi Gas Buang
Sektor : Otomotif
Sub Sektor : Otomotif Kendaran Ringan
Bidang Pekerjaan (Profesi) : Teknisi Otomotif
Level/Kualifikasi : Sistem Rem Manual
Sektor : Otomotif
Sub Sektor : Otomotif Kendaran Ringan
Bidang Pekerjaan (Profesi) : Teknisi Otomotif
Level/Kualifikasi : Wheel Alignment (WA)/Spooring & Balancing
5. Acuan Normatif
a. Acuan normatif yang digunakan adalah: Undang-Undang No. 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi
Profesi; Pedoman BNSP 201 dan 202.
c. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kepmen Nomor :
Kep.116/MEN/VII/2004 dan Kep.95/MEN/IV/2005
6. Kebijakan Mutu
Kebijakan Mutu menyatakan pandangan dan kebijakan manajemen Tempat Uji
Kompetensi (TUK) terhadap mutu, sasaran mutu dan hubungannya dengan tujuan
organisasi agar selalu memenuhi harapan para masyarakat.
Mengingat perkembangan pengetahuan , teknologi dan pasar yang dinamis, manajemen
akan selalu meninjau sistem mutu dan operasinya agar selalu dapat mengikuti
perkembangan dan bertahan terhadap persaingan pasar. Sehubungan dengan hal ini,
Tempat Uji Kompetensi (TUK) menjalankan sistem yang mementingkan perbaikan
berlanjut pada semua kegiatannya, dengan meminimasi tingkat kesalahan dalam
pelayanan, serta perbaikan hubungan dengan masyarakat untuk mengenal lebih baik
harapan masyarakat.
Agar diketahui oleh semua tingkat personel dalam (TUK), salinan pernyataan kebijakan
mutu ini diperagakan di tempat-tempat strategis di seluruh jaringan (TUK) dan diadakan
sosialisasi, agar kebijakan mengenai mutu ini dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh
semua jajaran (TUK).
Keselarasan kebijakan mutu yang berkesinambungan terhadap persyaratan masyarakat
profesi diusahakan dengan mempelajari umpan balik dari kalangan profesi dan
masyarakat
6.3 TUK .................. tidak boleh menawarkan atau memberikan pelatihan atau
membantu pihak lain dalam penyiapan jasa tersebut.
7.1.2 Struktur organisasi tempat uji kompetensi TUK .................................. terdiri dari
Penasehat TUK, Ketua TUK, Bidang Teknik, Bidang Administrasi dan Bidang
Managemen Mutu yang menjamin kesesuaian manajemen yang
berkesinambungan. Struktur Organisasi dimaksud adalah sbb :
Penasehat :
Ketua TUK :
Bidang Teknis :
Bidang Administrasi :
Bidang Managemen Mutu :
Bidang Humas :
7.3.3 Wewenang
a. Mengusulkan kebutuhan biaya pelaksanaan uji kompetensi di TUK kepada
LSP-TOP
b. Mempromosikan uji kompetensi di wilayah kerjanya
c. Mempromosikan organisasinya sebagai TUK yang diverifikasi
Nomor Dokmen
7.4.1 Sarana
7.4.2 Perangkat
a. Peralatan dan piranti lunak yang digunakan untuk uji kompetensi harus
mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan dan harus sesuai dengan
spesifikasi yang relevan.
b. Jika menggunakan peralatan di luar pengawasannya yang tetap, harus
dipastikan persyaratan standar ini dipenuhi.
c. Peralatan harus dipelihara kinerjanya.
d. Peralatan pengujian, termasuk piranti keras dan piranti lunak, dijaga
keamanannya dari penyetelan yang akan mengakibatkan ketidak-absahan
hasil pengujian.
LAMPIRAN :