Oleh :
Adi Firmansyah
4130411-009
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
TRANSMISI
Nanang Ruhyat
iii
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 4130411-009
TRANSMISI
adalah hasil karya sendiri bukan salinan atau duplikat dari karya orang lain, terkecuali
yang disebutkan sumbernya.
Adi Firmansyah
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT atas terselesaikannya penulisan
Laporan Tugas Akhir ini. Hanya atas perkenankan-Nya saja dapat tersusun hingga
selesai seperti yang telah tersaji dalam laporan yang padat dan sederhana ini, yang
SISTEM TRANSMISI
kepada pihak pihak yang telah membantu memberikan dukungan materi maupun
Univ.Mercubuana
3. Ainun Nadia ST, istri tercinta yang tak pernah lelah memberikan doa,
dukungan dan motivasi; serta Aurelia Farrah Nafisa ananda tersayang yang
4. Orang tua, Bapak dan Ibu yang telah memberikan dukungan moril, nasehat
v
Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dan bersedia
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dan perbaikan di
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
Penulis
vi
ABSTRAK
Performa otomotif adalah salah satu aspek penting dalam menentukan daya saing
suatu product otomotif. Salah satu performa yang penting adalah kemampuan
hambatan rolling, melawan gaya tanjakan dan melawan hambatan tersebut dengan
gaya dorong atau traksi. Besar kecilnya traksi untuk setiap tingkat gigi serta kecepatan
kendaraan yang mampu dicapai dapat dikendalikan dengan mengatur ratio dan tingkat
proses transmisi dan transformasi daya pada sistem transmisi tersebut. Untuk
mendapat perbandingan gigi antara tingkat transmisi rendah dan tertinggi adalah cara
progresi geometri. Dasar dari penggunaan metode ini adalah untuk mendapatkan ratio
dan jumlah tingkat kecepatan gigi transmisi pada daerah kecepatan operasi mesin.
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA .................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
viii
BAB III PEMELIHARAAN/SERVICE TRANSMISI MANUAL ..................... 21
. ................................................................................................................... 22
4.4 Solusi........................................................................................................... 35
6.2 Saran............................................................................................................ 37
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan teknologi semakin cepat dan meluas dalam berbagai
bidang, khususnya bidang otomotif. Dan perkembangan itu pun harus dapat kita
kuasai dan hadapi. Untuk menghadapi dan menguasai perkembangan tersebut,
sebagai bangsa yang ingin maju harus dapat menyerap informasi dan melakukan alih
teknologi dari negara lain yang lebih maju. Secara keseluruhan bebagai alat bantu
yang modern dan canggih bagi manusia secara langsung mempermudah kegiatan
manusia dalam melakukan proses produksi maupun kelancaran kerja tertentu.
Otomotif tidak terlepas dari yang namanya sistim transmisi, sistim transmisi
dalam hal ini adalah suatu sistim yang di mana fungsi dan kerjanya berdasarkan
perpindahan roda gigi dari sistem pemindahan tenaga dari sebuah kendaraan, yang
berfungsi mengatur tingkat kecepatan dalam proses pemindahan tenaga dari sumber
tenaga keroda kendaraan.
-1-
belakangan ini banyak berfikir ke pengembangan pada sisi otomatisasi, Sekarang ini,
terdapat dua sistem transmisi yang umum, yaitu transmisi manual dan transmisi
otomatis. Terdapat juga sistem-sistem transmisi yang merupakan gabungan antara
kedua sistem tersebut, namun ini merupakan perkembangan terakhir yang baru dapat
ditemukan pada mobil-mobil berteknologi tinggi dan merek-merek tertentu saja ,
untuk memudahkan dalam simulasi maka di perlukan cut-way engine sebagai media
untuk mensimulasikan.
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk menjelaskan komponen
komponen sistim transmisi, cara kerja dari komponen sistim transmisi, menjelaskan
dan melakukan proses pemeliharaan unit trans-misi manual dan komponen-
komponennya dan enjelaskan sistem perawatan berkala pada unit transmisi
manual dan komponen-komponennya
Batasan pertama yang penulis ambil dalam pembuatan Tugas Akhir ini
adalah:
-2-
Dari Mesin Toyota kijang yang penulis jadikan sebagai bahan dalam pembuatan
Tugas Akhir ini, karena lebih banyak beredar atau digunakan oleh masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang dasar dasar cara kerja Transmisi dan
Secara umum menyajikan data data dan informasi umum tentang mengapa
Bab ini adalah bab terakhir berisi kesimpulan dan saran hasil pembahasan
-3-
1.6 Jadual Pelaksanaan
Tahap 4, yaitu pembuatan trouble shooting dari kasus yang ada dalam sistem
transmisi.
-4-
Tujuan penelitian:studi
(Gangguan perpindahan
teori
Roda gigi)
Indentifikasi Variabel-
variabel penelitian :
Sinkronisai Identifikasi
Gangguan
Kopling perpindahan roda
gigi
STUDIPENDAHULUAN
PERANCANGAN
Observasi obyek
penelitaian Survay Lokasi
Studi Pabrikasi &
Dokumentasi,obyek penempatan
penelitian
:pustaka,website/inte lokasi
rnet,seminar Pabrikasi
cut-way
Pemilhan
Analisa
Analisa Gangguan
perpindahan roda
gigi
Indentifikasi
komponen anlisa Perakitan
alat
Verifikasi
Analisa
KESIMPULANPENGUJIANAWAL
Hasil Pengujian
dan Kendala-
Kreteria
Kedala Pengujian Kondisi Setelah Running Test keberhasilan
Awal Pengujian Penanganan
Saran Dan
Perbaikan
Perbaikan dan
Perhitungan
modifikasi
tingkat
kberhasilan
-5-
Tahap 5,yaitu pengolahan data perancangan dan pengujian awal yang
mencakup aktifitas persiapan data karakteristik obyek penelitian dan proses
transfer teknologi beserta factor-faktor yang mempengaruhinya.hal ini di
maksudkan untuk melihat efektifitas dari anlisa yang dilakukan..
Tabel 1.2
Jadual penelitian
-6-
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Uraian
Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari Unit kopling,
transmisi, defrensial, poros dan roda kendaraan. Sementara Posisi transmisi
manual dan komponennya, terletak pada ujung depan sesudah unit kopling dari
sistem pemindah tenaga pada kendaraan. Fungsi transmisi adalah untuk
mengatur perbedaan putaran antara putaran mesin (memalui unit kopling) dengan
putaran poros yang keluar dari transmisi. Pengaturan putara ini dimaksudkan agar
kendaraan mampu bergerak sesuai dengan beban dan kecepatan kendaraan
Posisi transmisi manual pada kendaraan secara skema dapat dilihat pada
gambar 1 berikut ini.
-7-
Gambar 2.1. Posisi transmisi manual pada kendaraan
-8-
yang menggunakan pengungkit, sebab pada posisi pertama gaya dorong secara
langsung, sementara posisi kedua menggunakan transfer momen melalui
tongkat. Semakin panjang lengan, maka tenaga yang dikeluarkan untuk
mendorong kendaraan akan semakin ringan.
-9-
Gambar 2..3 (b), menunjukkan bagaimana dua piringan
dipergunakan sebagai lengan pengungkit. Pada contoh tersebut massa yang
digantungkan pada poros C akan mengangkat beban yang ada pada poros D.
Rangkaian ini mungkin dapat dipergunakan untuk memahami konsep kerja
transmisi, mesin dihubungkan ke poros C, dan yang ke roda dihubungkan ke D.
Apabila diameter piringan B dibuat tiga kali piringan A, maka momen yang
dihasilkan tiga kali lipat. Namun bila perbandingan giginya (gear ratio) 2 : 1, maka
roda gigi A berputar dua kali, sedangkan roda gigi B berputar 1 kali. Momen pada
roda gigi A dari roda gigi B, atau gaya angkatnya akan setengah dari beban
yang diangkat.
- 10 -
Salah satu cara untuk mencari perbandingan gigi antara tingkat transmisi terendah
dan tertinggi adalah dengan cara progresi geometris. Dengan perbandingan
geometris maka untuk transmisi 3 tingkat kecepatan didapat hubungan
perbandingan gigi sebagai berikut :
Jika jumlah tingkat gigi transmisi adalah "n", rumus diatas dapat menjadi
sebagai berikut:
F1 = W/g + Rr + Ra . (4)
- 11 -
Kecepatan maksimum kendaraan dirancang sebesar Vm, untuk jalan datar maka
gaya dorong (Fm) yang dibutuhkan adalah :
Dimana m adalah jumlah tingkat transmisi yang dipilih, dengan demikian kg dapat
dihitung. Dengan mengetahui perbandingan gigi untuk setiap tingkat transmisi maka
gaya dorong yang dihasilkan dapat dihitung dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Gaya dorong yang diperlukan untuk melawan tanjakan dengan gaya berat
kendaraan, Gradability (G) dirumuskan sebagai berikut :
- 12 -
A. Percepatan kendaraanyang dapat dihasilkan pada setiap kecepatan kendaraan,
secara umumbesarnya percepatan kendaraan pada jalan datar dapat dirumuskan,
Dimana :
B. Waktu yang diperlukan untuk menaikkan kecepatan dari kecepatan awal (v1) ke
kecepatan lebih tinggi (v2), dapat dirumuskan sebagai berikut :
C. Jarak tempuh (S) yang diperlukan untuk menaikkan kecepatan dari v1 ke v2,
D. Besar sudut tanjakan jalan yang mampu didaki oleh kendaraan (gradability)
Mekanisme yang memindahkan tenaga yang dihasilkan oleh mesin untuk
menggerakkan roda-roda disebut drive train, dimana drive train ini terdiri dari
kopling(clutch), transmisi, propeller shaft, universal joint dan rear axle.
- 13 -
mesin yang disalurkan ke roda disamping itu transmisi berfungsi mengubah arah
putaran poros propeller sehingga kendaraan bisa berjalan
Bila dua roda gigi dikombinasi seperti pada gambar dibawah ini, arah putaran dari
input shaft (A: sisi mesin dan input shaft) akan berbalik arah pada output shaft (B:
sisi output shaft dan propeler shaft)
- 14 -
Dalam transmisi ini dua pasang roda gigi dikombinasi seperti pada gambar
dibawah ini, untuk mendapat putaran output shaft searah dengan input.
Mesin tidak dapat berputar pada arah kebalikannya karena terbatas keadaan,
roda gigi idle E dipasang diantara roda gigi C dan D seperti gambar dibawah, untuk
mrnggerakkan kendaraan kearah mundur.
- 15 -
Roda gigi E disebut reverse idler gear, dan digunakan untuk mundur dengan
merubah arah putaran. Perbandingan roda gigi akan sama bila ditambah dengan roda
gigi idle.
Roda gigi pada poros input yaitu berasal dari kopling, dipasang mati.
Sedangkan roda gigi yang dipasang pada poros output dipasang geser/sliding.
Roda gigi yang digunakan untuk model ini tentunya jenis spur. Perhatikan pada
gambar 4 berikut ini.
Posisi Netral, setiap transmisi mempunyai posisi ini dimana putaran poros
input tidak dipindahkan keporos output. Posisi ini digunakan saat berhenti atau yang
lainnya dimana sedang tidak memerlukan tenaga mesin. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, maka kedua roda gigi pada poros output (C & D) digeser
agar tidak berhubungan dengan roda gigi dari poros input (A & B).
- 16 -
yang sebelah kiri, sementara yang sebelah kanan tidak berhubungan. Seperti
terlihat pada gambar 5 berikut ini.
- 17 -
Pada model transmisi roda gigi tetap ini memungkinkan dipergunakan
bentuk roda gigi selain model spur. Sehingga memungkinkan penggunaan roda gigi
yang lebih kuat. Kopling geser dapat digeser kekanan atau kekiri. Bila
kopling ada ditengah maka berarti transmisi pada posisi netral. Pada posisi ini
meskipun roda gigi C & D terus berputar bersama roda gigi A & B,
namun tidak ada pemindahan putaran keporos output. Hal ini karena baik roda
gigi C maupun roda gigi D terpasang bebas terhadap poros output.
c) Transmisi Synchronmesh
Terdapat kerugian yang perlu diatasi pada penggunaan sistem roda gigi
geser seperti yang telah diuraikan di atas, yaitu:
Hal ini juga dialami pada sistem pengembangan yang meng- gunakan
sistem Constantmesh. Meskipun pada sistem constant-mesh sudah tidak
menggunakan penggeseran roda gigi, namun sistem penyambungannya masih
mengalami permasalahan. Penyambungan yang dipergunakan pada sistem
Constantmesh mirip pada sistem sliding gear saat memasukan kecepatan
tertinggi yaitu antara roda gigi C dengan roda gigi D. Dengan kata lain,
- 18 -
kendaraan yang transmisinya menggunakan sistem sliding gear atau
Constantmesh akan terhambat khususnyapada proses akselerasi kendaraan.
Karena setiap pemindahan kecepatan harus menunggu putaran turun terlebih
dahulu. Permasalahan proses pemindahan gigi tersebut, karena per- bedaan putaran
kedua gigi yang akan disambungkan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Misalkan: gambar 2 . 6 jumlah gigi dari roda gigi A = 20; B =30; C = 20;
dan D = 30.
Pada saat kendaraan belum berjalan, berarti putaran poros output dan
kopling geser n2 = 0 rpm. Sementara bila putaran poros input adalah n1 =
1000 rpm, maka putaran roda gigi D n3 dapat dihitung sebagai berikut:
Pada putaran yang demikian tinggi yaitu 666 rpm, sementara kopling geser
tidak berputar tentu tidak dapat dihubungkan. Untuk itu biasanya pengemudi,
memutus hubungan poros input dengan mesin dengan menginjak pedal
kopling. Meskipun demi-kian untuk putaran sebesar 666 rpm, disamping
tidak/sulit dihubungkan, kalau dapat dihubungkan akan terjadi kejutan yang luar
biasa. Kejutan ini dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen transmisi.
- 19 -
Gambar 2.7. Unit SynchroMesh
Cara kerjanya saat handel transmisi pada posisi netral, maka synchromesh
berada ditengah tidak berpengaruh atau dipengaruhi oleh kedua roda gigi yang ada
disampingnya. Pada saat synchromesh digerakan kekiri kearah roda gigi (1), maka
synchro hub (4) akan terdorong kekiri dan semakin kuat, maka akan mengerem
putaran melalui bentuk konisnya hingga putaran antara roda gigi (1) dengan
synchro hub (4) sama, kemudian sleeve (3) bergeser kekiri lebih
lanjut hingga tersambung dengan gigi kecil (dog teeth) (2). Posisi ini berarti proses
penyambungan sudah selesai. Dengan cara demikian proses penyambungan roda
gigi transmisi tidak perlu me-nunggu turunnya putaran mesin.
Proses tersebut sama saat akan menghubungkan dengan roda gigi yang
sebelah kanan (8), synchromesh digerakan kekanan kearah roda gigi (8), maka
synchro hub (4) akan terdorong kekanan dan semakin kuat, maka akan mengerem
putaran melalui bentuk konisnya hingga putaran antara roda gigi (8) dengan synchro
hub (4) sama, kemudian sleeve (3) bergeser kekanan labih lanjut hingga
tersambung dengan gigi kecil (dog teeth) roda gigi (8).
- 20 -
BAB III
- 21 -
Dari gejala-gejala di atas dapat dianalisis faktor penyebab, dan proses
perawatan atau perbaikannya
Lepaskan semua seal yang lama dan cucilah dengan pembersih sebelum diberi
seal yang baru. Setelah seal dipasang, jangan diberi oli atau untuk sementara
kendaraan jangan dijalankan. Diamkan atau biarkan transaxle selama satu jam.
- 22 -
b) Dongkrak transmisi seperti gambar berikut ini.
Dongkrak ini jenis hidrolis, namun ada juga yang meng-gunakan ulir. Alat
ini menjadi sangat penting dalam pembongkaran maupun pemasangan transmisi.
Sebab posisi dan masa transmisi akan menyulitkan proses pemasangan
ataupun pembongkaran. Disamping itu keselamatan pekerja akan sangat bebahaya
tanpa dongkrak ini, dan juga ketepatan pemasangan transmisinya.
- 23 -
3.1.1 Proses pembongkaran:
a) Lepaskan terminal negative bateri, ini untuk menjaga kemungkinan
terjadinya hubungan singkat saat bekerja.
b) Angkat mobil menggunakan dongkrak dan pasang jackstand tinggi
pengangkatan untuk memberi ruang gerak yang leluasa bagi pekerja maupun
proses pembongkaran dan pemasangan transmisi.
c) Lepaskan karet penutup tongkat/tuas/handel pemindah gigi transmisi. Lihat
gambar 3 . 2 berikut ini. Dengan melepas baut pengikatnya.
d) Lepaskan handel pemindah gigi transmisi, dengan melepas baut pengikatnya dan
angkat keluar. Lihat gambar 3.3 berikut ini.
- 24 -
e) Lepaskan motor starter, yaitu lepas kabel-kabelnya dan baut pengikatnya.
f) Keluarkan minyak pelumas transmisi, dengan membuka baut tap, dan siapkan
bak penampung minyak pelumas. Sesudah habis, pasang kembali baut tap dan
singkirkan bak penampung minyak pelumas, jangan sampai tumpah. Kalau
tumpah bersihkan dulu.
- 25 -
baut pengikatnya dilepas. Perhatikan gambar 3.6 berikut.
3.1.2. Pemeriksaan:
a) Periksa kebocoran minyak pelumas pada seal poros input transmisi. Bila
terdapat tanda-tanda kebocoran ganti seal-nya. Bocoran minyak ini disamping
menyebabkan ber-kurangnya kuantitas minyak pelumas ditransmisi, juga
bila kena plat kopling menyebabkan koling jadi slip.
d) Pemeriksaan bantalan jalan, dengan memutarnya apakah masih lancar atau sudah
rusak. Bila rusak ganti yang baru.
- 26 -
3.1.3.Petunjuk Pemasangan:
a) Lumasi menggunakan vet grafit atau vet yang tahan panas pada bantalan pilt
pada fly wheel, alur bos penghantar bantalan tekan, dan alur poros transmisi.
Perhatikan gambar 3.7. disamping itu juga pada ujung kabel kopling.
f) Pasang baut pengikat dan mounting transmisi. Keraskan sesuai dengan momen
pengerasan pada buku manual.
- 27 -
g) Pasang kembali motor starter beserta kabelnya.
k) Pasang kabel kopling dan stel ketinggian dan kebebasan pedal kopling. Lihat
gambar 3.8 berikut. Tinggi pedal = 150,8 mm, dan kebebasannya = 20-35 mm.
- 28 -
BAB IV
Gambar 4.1
4.2. Mekanisme Sinkromes
- 29 -
Transmisi tipe sinkromes mempunyai beberapa keuntungan seperti,
pengemudi tidak perlu menekan pedal kopling dua kali setiap perpindahan dan
tenaga dapat dipindahkan secara cepat dan lembut tanpa merusak gigi-gigi.
Gambar 4.2
4.2.1. Sinkromes
Bagian bagian
66
Gambar 4.3
1. Roda gigi tingkat 5. Roda gigi sinkromes
2. Gigi penghubung 6. Konis pengereman
3. Cincin sinkromes 7. Poros out put
4. Kopling geser
Fungsi : Menghubungkan dan memutus tenaga / putaran dari roda gigi tingkat ke
poros output pada kondisi putaran tidak sama
- 30 -
4.2.2. Cara Kerja Sinkromes
Posisi netral
Gambar 4.4
Posisi mengerem
Kopling geser didorong ke kanan
Cincin sinkromes ikut terdorong dan
berhubungan dengan konis pengereman
roda gigi tingkat
Terjadi pengereman
Putaran unit sinkromes sama dengan
putaran roda gigi
Gambar 4.5
Posisi menghubung
Kopling geser digerakkan lebih jauh
Kopling geser menghubungkan roda
gigi sinkromes dengan roda gigi tingkat
Roda gigi tingkat berhubungan dengan
poros output
Gambar 4.6
Pada putaran yang demikian tinggi, sementara kopling geser tidak berputar
- 31 -
tentu tidak dapat dihubungkan. Untuk itu biasanya pengemudi, memutus
hubungan poros input dengan mesin dengan menginjak pedal kopling.
Meskipun demi-kian untuk putaran tinggi, disamping tidak/sulit dihubungkan,
kalau dapat dihubungkan akan terjadi kejutan yang luar biasa. Kejutan ini
dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen transmisi.
Gangguan perpindahan roda gigi dapat diartikan dimana perpindahan roda gigi
memerlukan tenaga atau usaha yang kuat untuk mengoperasikan ke posisi perkaitan
atau pembebasan roda gigi.dan juga adanya suara yang kasar sewaktu memindah
transmisi
Gangguan perpindahan roda gigi berarti tuas pemindah roda gigi membutuhkan
tenaga yang lebih untuk mengoperasikannya perkaitan atau pembebasan roda gigi.
Gangguan roda gigi beradu sama dengan gangguan perpindahan roda gigi dapat
diakibatkan gangguan pembebasan kopling, untuk mengetahui kesempurnaan fungsi
kopling.
- 32 -
Gangguan Susah perpindahan
Problem ini terjadi bila sinkronisasi tidak tepat, hub sleeve dan roda gigi
tercegah untuk sinkronisasi cepat. Hal ini terjadi karena roda-roda gigi beradu pada
saat perpindahan, peristiwa ini ada hubungannya dengan kerja dari kopling, maka
kopling harus diperiksa lebih dahulu untuk melihat apakah kopling itu berfungsi
dengan baik
Gangguan ini dapat pula terjdi karena adanya kerusakan pada garpu
pemindah gigi, hub clucth sleeve, gigi sinkronizer, dan keynya.
- 33 -
Gangguan Susah Perpindahan
Ok
Ok
Periksa Transmisi
Ok
Ok
Ok
Ok
Finish
- 34 -
4.4. Solusi
Gangguan perpindahan roda gigi banyak terjadi karena berhubungan dengan fungsi
kerja dari pembebasan kopling, maka kondisi dari fungsi serta perakitan dari sistem
kopling harus benar-benar diperhatikan, juga berhubungan dengan perangkat
pendukung lainnya.
Untuk sistem synchronizer usahakan kondisi dari synchronizer ring tidak mengalami
kerusakan dan spline jangan sampai ada keausan yang extrim, jadi sangat diperlukan
perhatiannya juga dengan penggunaan pelumas yang sesuai dengan rekomendasi dan
juga waktu untuk penggantiannnya, karena pelumas sendiri memiliki masa pakai
yang bila tidak dilakukan pergantian akan menyebabkan kerusakan dari sistem
synchronizer. Sedangkan untuk pembebasan kopling harus di setel sesuai dengan
pengguna dan kondisi yang ada atau dengan rekomendasi
- 35 -
4.4.2. Pemindahan gigi sangat sulit
pada Shift lever, Push pul cable, Retainer, dan selecting bell crank (tipe floor shift).
Selain itu terjadi pula karena celah (Thrust clearance) untuk tiap roda gigi terlalu
lebar, Fork shaft tidak berfungsi sempurna karena tenaga pegasnya sudah berkurang,
Selain itu fungsi dari pembebasan kopling juga berpengaruh terhadap sulitnya
Jadi untuk penangannnya setelah fungsi dari pembebasan kopling sudah tidak ada
masalah, lakukan pemeriksaan terhadap fungsi dari link pemindah (gear shifting
linkage)
- 36 -
BAB V
5.1 Kesimpulan
sesuai dengan kondisi pengendara, juga dapat memenuhi tujuan lain dibawah ini,
dewasa ini.
1. Menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk saat start dan berjalan ditempat
yang mendaki
2. Menggerakkan roda-roda pada kecepatan tinggi selama pengendaraan
kecepatan tinggi.
3. Menggerakan roda-roda pada arah berlawanan untuk mundur
- 37 -
Harus ekonomis dan mempunyai efisiensi yang tinggi.
tidak perlu menekan kopling dua kali setiap perpindahan dan tenaga dapat
dipindahkan secara cepat dan lembut tanpa merusak gigi, karena hentakan ketika
Bila efek sinkronisasi kurang cukup kuat, maka sinkronisasi akan menjadi sulit dan
Gangguan pada sistem transmisi juga dapat disebabkan oleh masalah pada sistem
pembebasan kopling
- 38 -
6.1. Saran
Adapun saran saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :
- 39 -
- 40 -
- 41 -
- 42 -
- 43 -
- 44 -
- 45 -
- 46 -
- 47 -
- 48 -
- 49 -
- 50 -
- 51 -
- 52 -
Tegangan lentur yang dizinkan
- 53 -
DAFTAR PUSTAKA
Pradnya Paramitha.Jakarta
ANEKA, Solo
MOTOR.
Bandung
- 54 -