1-Askep Personal Hygiene - Nur Aliska Azaliya
1-Askep Personal Hygiene - Nur Aliska Azaliya
DISUSUN OLEH:
NUR ALISKA AZALIYA
PO713201191181
(Tk. 2D)
DIII KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2021
Laporan Pendahuluan
Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
1. PENGERTIAN
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu
kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya,
kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Ukuran kebersihan atau
penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang
sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Perawat dapat memberikan informasi-
informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas,
dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri.
Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut hygiene
perorangan (Potter & Perry. 2005). Personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara
kebersihan dan kesejahteraan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik (Muhammad, 2007).
Jadi personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan
dirirnya.
Tujuan perawatan personal hygiene, yaitu:
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
b. Memelihara kebersiahn diri seseorang.
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
d. Pencegahan penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang
f. Menciptakan keindahan.
2. KLASIFIKASI
Menurut KDM Tarwoto Wartonah, macam-macam personal hygiene, yaitu:
a. Perawatan kulit kepala dan rambut.
b. Perawatan mata.
c. Perawatan hidung.
d. Perawatan telinga.
e. Perawatan kuku kaki dan tangan.
f. Perawatan genetalia.
g. Perawatan kulit seluruh tubuh.
3. ETIOLOGI
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)
d. Kelemahan
e. Karena sakit, sehingga tidak mampu melakukan sendiri
f. Kurangnya pengetahuan dan informasi
g. Keterbatasan biaya
h. Lingkungan yang tidak mendukung
i. Tidak adanya fasilitas yang memadai
Menurut Tarwoto Wartonah factor-factor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
a. Citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal
hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu. Gambaran
individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas atau air mengalir hanya
merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan personal hygiene. Praktik personal
hygiene pada lansia dapat berubah dikarenakan situasi kehidupan, misalnya jika mereka tinggal
dipanti jompo mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungannya yang baru. Privasi
tersebut akan mereka dapatkan dalam rumah mereka sendiri, karena mereka tidak mempunyai
kemampuan fisik untuk melakukan personal hygiene sendiri.
c. Status sosio ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo dan
alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Seseorang
harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri. Seringkali pembelajaran tentang penyakit
atau kondisi yang mendorong individu untuk meningkatkan personal hygiene. Misalnya pada
pasien penderita Diabetes Melitus selalu menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal hygiene. Orang dari
latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda. Disebagian
masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan
f. Kebiasaan seseorang Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan
melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan shampo, dan lain-lain.
g. Kondisi fisik Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
4. PATOFISIOLOGI
Pengaturan kegiatan sehari-hari seseorang meningkat kualitas seseorang sehingga permasalahan
– permasalahan yang tadinya terjadi dapat berangsur-angsur berkurang.
5. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan Potter, 2005):
a. Kepala dan rambut
1) Rambut berketombe
2) Rambut berkutu
3) Kulit kepala kotor
4) Rambut yang mudah rontok
5) Rambut yang kusam
b. Perawatan mata
1) Penglihatan menjadi ganda
2) Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
3) Sakit pada mata
4) Terlihat ada warna atau terang di sekitar ujung-ujung objek
5) Mata yang kemerahan
6) Tiba-tiba kehilangan kemampuan melihat dengan jelas
c. Perawatan hidung
1) Terjadi flu/pilek
2) Terjadi perubahan penciuman
3) Hidung kotor
4) Terjadi alergi
d. Perawatan telingga
1) Telinga kotor
2) Terjadi infeksi
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
1) Kuku kotor/hitam
f. Perawatan genetalia
1) Genetalia kotor
2) Terjadi penyakit genetalia
6. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan Potter, 2005)
a. Kebersihan mulut dan gigi dijaga dengan :
1) Untuk yang masih mempunyai gigi :
Menyikat gigi secara teratur sekurang-kurangnya dua kali dalam sehari, pagi hari dan malam
sebelum tidur, termasuk bagian gusi dan lidah. Bila ada gigi berlubang, sebaiknya segera ke
Puskesmas. Bila tetap ada endapan warna kuning sampai cokelat, kirim ke Puskesmas/dokter
gigi.
2) Bagi yang menggunakan gigi palsu :
Gigi dibersihkan dengan sikat gigi perlahan-lahan di bawah air yang mengalir. Bila perlu
dapat digunakan pasta gigi. Pada waktu tidur, gigi tiruan/palsu tidak dipakai dan direndam
dalam air bersih.
3) Bagi mereka yang tidak mempunyai gigi sama sekali :
Setiap habis makan juga harus menyikat bagian gusi dan lidah untuk membersihkan sisa
makanan yang melekat.
b. Kebersihan kepala, rambut dan kuku :
1) Cuci rambut secara teratur paling sedikit dua kali seminggu untuk menghilangkan debu dan
kotoran yang melekat di rambut dan kulit kepala.
2) Potong kuku secra teratur.
c. Kebersihan kulit (mandi) :
Usaha untuk membersihkan kulit dapat dengan cara mandi setiap hari secara teratur, paling
sedikit dua kali sehari. Pada saat mandi lansia sebaiknya mempergunakan air hangat untuk
merangsang peredaran darah dan mencegah kedinginan, menggunakan
d. Kebersihan mata, hidung, dan telinga :
Mengkonsultasikan diri ke dokter. Setiap dua tahun mata harus dikontrol, bila tidak ada
kelainan.
e. Perawatan genetalia
Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan
genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang
mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat
mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang
berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin
dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan
genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia,
meningkatkan kenyamanan serta mempertahankanpersonal higiene.
7. TERAPI (PENUNJANG)
a. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien, dengan cara:
1) Bina hubungan saling percaya
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri
3) Kuatkan kemampuan pasien untuk merawat diri
b. Membimbing dan mendorong klien merawat diri
1) Bantu pasien merawat diri
2) Ajarkan keteraampilan secara bertahap
3) Buat kegiatan harian setiap hari
4) Ingatkan setiap kegiatan
5) Berikan pujian serta kegiatan positif
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung, seperti:
1) Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (sabun, pasta gigi, dll)
2) Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi pasien
d. Sikap keluarga
1) Sabar dan selalu siap membantu
2) Menerima dan memuji setiap upaya pasien saat merawat diri
3) Tidak mencela/menghina pasien saat merawat diri
8. PENGKAJIAN
a. Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta
factor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik factor pendukung maupun
factor pencetus.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari ekstermitas atas sampai
bawah. Catat perubahan-perubahan pada area membrane mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga,
kuku kaki dan tangan, dan rabut akibat terapi. Lakukan inspeksi dan palpasi, catat adanya lesi
dan kondisi lesi. Observasi kondisi membrane mukosa kulit, mulut, hidung, telinga, kuku kaki
dan tangan dan rambut (warna, tekstur)
9. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
a. Defisit perawatan diri : makan
Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Ketidaknyamanan
Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan mengambil makanan dan memasukan kemulut
2) Ketidakmampuan mengunyah makanan
3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan
4) Ketidakmampuan menelan makanan
b. Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias
Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Keletihan dan kelemahan
Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan mengancingkan pakaian
2) Ketidakmampuan mengenakan sepatu
3) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
4) Hambatan memilih pakaian
Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eleminasi yang tepat
2) Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
3) Ketidakmampuan untuk duduk di toilet atau commode
10. INTERVENSI
Diagnosa yang dapat diangkat:
1. Defisit perawatan diri: berpakaian b/d penurunan motivasi ditandai dengan penampilan tidak rapi
2. Defisit perawatan diri: eleminasi b/d hambatan mobilitas ditandai dengan tidak mampu ke toilet
sendiri.
3. Defisit perawatan diri: makan b/d nyeri ditandai dengan tidak mampu menelan makanan
4. Memberikan
kesempatan kepada
keluarga untuk
membantu pasien dan
memberikan motivasi
2 Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji budaya 1. Mngetahui kebiasaan
keperawatan selama 3 x 24 pasien ketika pasien dalam toileting
jam, pasien mampu mempromosikan
melakukan aktivitas aktivitas perawatan
eleminasi secara tepat, diri
dengan KH:
1. Pasien mampu duduk 2. Bantu pasien ke 2. Hambatan mobilitas
dan turun dari toilet toilet menyebabkan pasien
2. Pasien mampu tidak mampu melakukan
membersihkan diri perawatan diri secara
setelah eleminasi secara 3. Berikan mandiri
mandiri/dibantu pengetahuan tentang
personal hygiene 3. Mengetahui
pentingnya personal
4. Libatkan keluarga hygiene bagi pasien
4. Memberikan
kesempatan kepada
keluarga untuk
membantu pasien
11. EVALUASI
Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal hygiene berdasarkan kriteria
hasil pada tujuan keperawatan yaitu:
a) Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapi secara mandiri
b) Kebutuhan personal hygiene pasien : eleminasi terpenuhi
c) Pasien mampu makan secara mandiri/dibantu
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. A
Umur : 35 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : islam
Pekerjaan : petani
Alamat : karunrung
Tgl. Masuk RS : 10 Januari 2020
Keterangan
Laki – laki
Perempuan
Klie
Meninggal
Serumah
Cerai
V. PENGKAJIAN KEBUTUHAN
1. Kepala : simetris tidak ada benjolan, tidak ada lesi, rambut berwarna hitam beminyak, dan
rontok
2. Mata : konjungtiva anemis, simetris kanan dan kiri
3. Telingan : simetris, tidak ada polip, tidak ada gangguan pendengaran
4. Hidung : simetris tidak ada kotoran dan tidak ada polip
5. Mulut : mukosa bibir kering, gigi tampak kotor berwarna kuning
6. Leher : tidak ada pembesaran Vena jugularis, tidak ada pembesaran tiroid
7. DADA
1. Jantung
I : letus cordis tidak tampak
P : letus kordis tidak teraba
P : pekak
A : S1,S2 reguler
2. Paru – paru
I : simetris tidak ada lesi
P : tidak ada nyeri tekan
P : sonor
A : vesikuler
3. Abdomen
I : bentuk datar tidak ada luka
P : bising usus 16x/menit
P : tidak ada nyeri tekan
8. Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada nyeri tekan
Bawah : simetris tidak ada nyeri tekan
9. Reproduksi
Tidak terpasang kateter
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kulit : warna kulit : sawo matang
Elastisitas kulit : kusam
Hangat : ya , nyeri bila disentu : tidak
Gatal-gatal : ya adanya tanda-tanda memar : tidak tanda-tanda alergi : tidak
2. Rambut
a. Jenis rambut : berminyak
b. Berubah warna : tekstur rambut : berminyak rambut bercabang : tidak
3. Mata
a. Alis mata : gundul : lebat
b. Bulu mata : gundul : lebat
c. Keadaan kelopak mata : cekung
d. Apakah klien memakai lensa kontak : tidak
e. Apakah memakai kaca mata : tidak
4. Mulut dan gigi
a. Warna : kuning kelengkapan gigi : lengkap , gusi : kotor lidah: kotor
Bau nafas : bau
b. Apakah bibir pecah-pecah : tidak
5. Hidung / Telinga
Apakah ada serumen : tidak , kemerahan : tidak , nanah : tidak
Rasa nyeri : tidak , hearing aida : tidak , secret: tidak
6. Kuku
Bentuk : kuku jagung , panjang : ya jaringan sekitar kuku: kuku tebal warna
kuku :merah mudah , ada radang : tidak ,
7. Genitalia
Gatal-gatal : ya , iritasi : tidak , mucus : tidak , lochia : tidak ,
Jahitan post partum : tidak ,kateter : tidak perdarahan : tidak , Peradangaan : tidak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
-
2. Studi diagnostic
-
ANALISA DATA
Pengaturan kegiatan
sehari-hari seseorang
meningkatkan kualitas
seseorang sehingga
permasalahan yang
terjadi dapat berangsur-
angsur berkurang
Kelelahan
Nama : Tn. A
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki