Anda di halaman 1dari 16

LEMPENG TEKTONIK

A. Konsep Teori Lempeng Tektonik


Teori tektonika lempeng adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi
penjelasan terhadap adanya bukiti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi.
Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu
dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan
pada tahun 1960. Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat
litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan
litosfer terdapat atmosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat
lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear
strenght) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian manntel dibawah astenosfer sifatnya menjadi kaku
lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat
tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini
menumpang diatas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas
lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (mendekat) ataupun transform (menyamping).
Aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, gempa bumi dan pembentukan palung samudera semuanya
umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya
berkecepatan 50-100 mm/a.
Terdapat anggapan lama pada abad-abad yang lampau, bahwa adalah sesuatu yang rigid atau kaku
sementara benua-benua berada pada kedudukannya yang tetap tidak berpindah-pindah. Setelah
ditemukannya benua Amerika dsn dilakukan pemetaan pantai di Amerika dan Eropa ternyata terdapat
kesesuaian morfologi dari pantai-pantai yang dipisahkan oleh Samudera Atlantik. Hal ini menjadi titik
tolak dari konsep-konsep yang menerangkan bahwa benua-benua tidak tetap akan tetapi selalu
bergerak. Konsep-konsep ini dibagi menjadi tiga menurut perkembangannya (Van Krevelen, 1993):
1. Konsep yang menerangkan bahwa terpisahnya benua disebabkan oleh peristiwa yang
katastrofik dalam sejarah bumi (Owen dan Snider, 1857).
2. Konsep apungan benua atau continental drift yang mengemukakan bahwa benua-benua
bergerak secara lambat melalui dasar samudera (Alfred Wegener, 1912). Akan tetapi teori ini
tidak dapoat menjelaskan adanya dua sabuk gunung api di bumi.
3. Konsep paling mutakhir yang diantu oleh para ilmuan sekarang, yaitu Teori Tektonik Lempeng.
Teori ini lahir pada pertengahan tahun 1960. Teori ini terutama didukung oleh adanya
Pemekaran Tengah Samudera (Sea Floor Spreading) dan bermula di Pematang Tengah
Samudera (Mid Oceanic Ridge: MOR). (Hess, 1962).
Pada awalnya ada dua benua besar di bumi ini yaitu Laurasia dan Gandwana kemudian kedua
benua ini bersatu sehingga hanya ada satu benu besar (supercontinent) yang disebut Pangaea dan satu
samudera luas atau yang disebut (Panthalassa) (270 jt thyll). Dari supercontinent ini kemudian
terpecah lagi menjadi Gondwana dan Laurasia (150 jt th yll) dan akhirnya terbagi-bagi menjadi lima
benua seperti yang dikenal dan ditempati oleh manusia sekarang. Terpecah-pecahnya benua ini
menghasilkan dua sabuk gunung api yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania yang keduanya
melewati Indonesia. Mekanisme penyebab terpecahnya benua ini bisa diterangkan oleh teori Tektonik
Lempeng sebagai berikut :
1. Penyebab dari pergerakan benua-benua dimulai oleh adanya arus konveksi (convection current)
dari mantel (lapisan di bawah kulit bumi yang berupa lelehan). Arah arus ini tidak teratur, bisa
dibayangkan seperti pergerakan udara/awan atau pergerakan dari air yang direbus. Terjadinya
arus konveksi terutama disebabkan oleh aktivitas radioaktif yang menimbulkan panas.
2. Dalam kondisi tertentu dan arah arus yang saling bertemubisa menghasilkan arus interferensi
yang arahnya ke atas. Arus interferensi ini akan menembus kulit bumi yang ada di atasnya.
Magma yang menembus ke atas karena adanya arus konveksi ini akan membentyuk gugusan
pegunungan yang sangat panjang dan bercabang-cabang dibawaha permukaan laut yang dapat
diikuti sepanjang samudera-samudera yang saling berhubungan di muka bumi. Lajur
pegunungan yang berbentuk liner ini disebut MOR (Pematang tengah samudera). MOR
mempunyai ketinggian melebihi 3000 m dan lebarnya lebih dari 2000 km, atau melebihi ukuran
Pegunungan Alpen dan Himalaya yang letaknya di daerah benua.
3. Kerak (kulit) samudera yang baru, terbentuk di pematang-pematang ini karena aliran material
dari mantel. Batuan dasar samudera yang baru terbentuk itu lalu menyebar ke arah kedua sisi
dari MOR karena desakan dari magma mantel yang terus-menerus dan juga tarikan dari gaya
gesek arus mantel yang horisontal terhadap material diatasnya. Lambat laun kerak samudera
yang terbentuk di pematang ituakan bergerak terus menjauhi dari daerah poros pematang dan
mengarungi samudera. Gejala ini disebut dengan Pemekaran lantai samudera (Sea Floor
Spreading).
4. Keberadaan busur kepulauan dan juga busur gunung api serta Palung Samudera yang
memanjang di tepi-tepi benua merupakan fenomena yang dapat dijelaskan oleh Teori Lempeng
Tektonik yaitu dengan adanya proses penujaman (subduksi). Oleh karena peristiwa Sea Floor
Spreading maka suatu saat kerak samudera akan bertemu dengan kerak benua. Dengan adanya
zona penunjaman ini maka akan terbentuk palung pada sepanjang tepi paparan benua, dan juga
akan terbentuk kepulauan sepanjang paparan benua oleh karena proses pengangkatan. Kerak
samudera yang menujam ke bawah ini akan kembali ke mantel atau jika bertemu dengan batuan
benua yang mempunyai densitas sama atau lebih besar maka akan terjadi mixing antara
material kerak samudera dengan benua membentuk larutan silikat pijar atau magma. (proses
mixing terjadi pada kerak benua sehingga tidak akan lebih dalam dari 30 kmdibawah
permukaan bumi). Karena Sea Floor Spreading terus berlangsung maka magma hasil mixing
yang terbentuk akan semakin besar sehingga akan menerobos batuan-batuan diatasnya sampai
akhirnya muncul ke permukaan bumi membentuk deretan gunung api.
B. Mekanisme Pergerakan
Pergerakan lempeng terjadi akibat adanya panas bumi yang tidak merata. Panas bumi yang tidak
merata menyebabkan terjadinya konveksi besar. Selain itu, usia dari sebuah lempeng juga
mempengaruhi. Lempeng samudera yang mengalami penuaan akan mengalami pendinginan. Saat
mengalami pendinginan, kejadian menjadi bertambah, sehingga lempeng ini menghujam dan masuk
ke selimut bumi.
Akibatnya bagian belakang litosfer mengalami tarikan dan astenosfer bergerak naik akibat adanya
tekanan dari bawah. Terdapat 3 penyebab yang diyakini sebagai penyebab gerakan pada lempeng di
bumi. Ketiga penyebab tersebut diantaranya adalah gaya gesek, gaya gravitasi dan gaya dari luar
bumi.
1. Gaya gesek adalah salah satu gaya yang menyebabkan terjadinya pergerakan. Gaya gesek
dibedakan menjadi dua, yaitu basal drag dan slab suction. Basal drag adalah pergerakan akibat
adanya gesekan antara astenosfer dan litosfer. Slub suction adalah tarikan pada pada lempeng
pada saat sebuah lempeng menghujam, dan masuk ke dalam selimut bumi.
2. Gaya gravitasi adalah gaya yang menarik ke dalam bumi. Gaya ini akibat adanya lempeng yang
memiliki kepadatan lebih berat, sehingga tertarik ke dalam selimut bumi. Proses ini disebut
dengan runtuhan. Terjadinya gayaini juga akibat adanya pembengkakan lempeng.
Pembengkakan ini menyebabkan lempeng semakin berat.
3. Gaya dari luar adalah gaya yang berasal dari luar bumi. Dalam hal ini adalah gravitasi bulan.
Gaya gravitasi bulan akibat adanya rotasi bumi di bawah bulan. Gravitasi bulan menarik
permukaan bumi ke atas. Hal ini sama dengan proses terjadinya pasang. Akan tetapi pengaruh
ini sangat kecil, akibat kekuatan gravitasi bulan yang tidak seberapa.
C. Distribusi Lempeng Tektonik
Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:
1. Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng Benua
2. Lempeng Antartika, meliputi Antartika - Lempeng Benua
3. Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan lempeng India antara 50 sampai 55
juta tahun yang lalu( - Lempeng Benua
4. Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa – Lempeng Benua
5. Lempeng Ameria Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut - Lempeng Benua
6. Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan – Lempeng Benua
7. Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik – Lempeng Samudera
Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India, Lempeng Arabia,
Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina dan
Lempeng Scotia. Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua siring
berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan supercontinen yang mencakup hampir semua benua.
D. Tipe-tipe Gerakan Lempeng
Terdapat tiga tipe gerak lempeng yang berbeda, dari cara lempengan tersebut bergerak relatif
terhadap satu sama lain. Tiga tipe ini masing-masing berhubungan dengan fenomena yang berbeda
permukaan. Tiga tipe gerakan lempeng tersebut adalah :
1. Gerakan konvergen

Gambar 2. Batas Konvergen Tektonik Lempeng


Gerakan konvergen adalah pergerakan lempeng yang terjadi pada dua bagian lempengyang
bergerak saling mendekat hingga akhirnya bertumbukan. Gerakan ini menyebabkan salah satu
lempeng yang bertabrakan akan menunjam (subduction) ke bawah lempeng lainnya. Daerah
lempeng bumi yang mengalami peristiwa pergerakan konvergen disebut dengan batas
konvergen. Batas lempeng konvergen dapat berupa batas Subduksi (Subduction) dan Obduksi
(Obduction). Batas subduksi adalah batas lempeng yang berupa tumbukan lempeng dimana
salah satu lempeng menyusup ke dalam perut bumi dan lempeng lainnya terangkat ke
permukaan. Contoh batas lempeng konvergen dengan tipe subduksi adalah kepulauan
Indonesia sebagai bagian dari lempeng benua Asia Tenggara dengan lempeng samudera
Hindia-Australia disebelah selatan Sumatera-Jawa-NTB dan NTT. Batas kedua lempeng ini
berupa suatu zona subduksi yang terletak di laut yang berbentuk palung (trench) yang
memanjang dari Sumatera, Jawa hingga ke Nusa Tenggara Timur. Contoh lainnya adalah
kepulauan Philipina, sebagai hasil subduksi antara lempeng Samudera Philipina dengan
lempeng samudera Pasifik. Obduksi adalah bats lempeng yang merupakan hasil tumbukan
lempeng benua dengan benua yang membentuk suatu rangkaian pegunungan. Contoh batas
lempeng tipe Obduksi adalah pegunungan Himalaya yang merupakan hasil tumbukan lempeng
benua India dengan lempeng benua Eurasia. Fenomena-fenomena yang terjadi akibat
pergerakan lempeng konvergen adalah :
 Terbentuk palung laut pada titik tumbukan lempeng benua dan lempeng samudera, atau
lempeng samudera dengan lempeng samudera;
 Aktivitas vulkanisme berupa intrusi maupun ekstrusi gunung api
 Aktivitas seismik yang besar
 Terbentuknya batuan sedimen campuran yang dinamakan batuan melange
Ada 3 kemungkinan terjadi pada batas lempeng yang saling bertumbukan :
a. Tumbukan Lempeng Samudera dengan Lempeng Samudera

Gambar 2. Konvergen Samudera dengan Samudera


Tumbukan antara lempeng samudera dengan samudera mengakibatkan salah satu
lempeng tersubduksi ke arah mantel, karenanya di daerah tersebut akan terbentuk parit di
dasar laut dan deretan gunung api yang tak jarang juga terbentuk di dasar laut.
Apabila gunung api tersebut terus “tumbuh” maka akan terbentuk serangkai kepulauan
gunung api baru sebagai busur gunung api (volcanic arc) yang letaknya bebrapa ratus
kilometer dari palung laut diman kedua lempeng tersebut bertemu. Contoh pertemuan
lempeng ini adalah kepulauan Aleutian, Mariana dan Tonga. Apabila aktivitas gunung api
berlangsung terus dalam jangka waktu lama disertai intrusi batuan beku maka akan
membesar dan tinggi membentuk busur kepulauan seperti kepulauan Filipina dan Jepang.
Pertemuan lempeng yang seperti ini biasanya terjadi di daerah laut dalam dengan
kedalaman lebih dari 11 km. Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang timbul sampai ke
permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (vulcanis island chain).
b. Tumbukan Lempeng Benua dengan Lempeng Samudera

Gambar 2. Benua dengan Samudera


Tumbukan antara lempeng samudera dengan lempeng benua akan mengakibatkan
lempeng samudera tersubduksi ke arah mantel dan menyebabkan terbentuknya gunung-
gunung api aktif di daratan benua. Ketika suatu lempeng samudera menunjam ke bawah
lempeng benua, lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi,
kemudian meleleh. Pada lapisan litosfer tepat diatasnya, terbentuklah deretan gunung berapi
(volcanic mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian penunjaman,
terbentuklah parit samudera (oceanic trench).
Dasar palung merupakan tempat perusakan lempeng benua akibat pergeseran dua
lempeng dan terjadi pula pengendapan batuan yang berasal dari laut dalam maupun yang
diendapkan dari darat. Endapan campuran inilah yang dinamakan batuan buncuh atau
melange. Pada daerah tipe konvergen seperti ini yang memiliki aktivitas seismik pada tipe
ini yang ditimbulkan dari gempa-gempa besar yang dapat memicu terjadinya tsunami.
Contoh tipe ini terdapat di daerah zona penyusupan di sepanjang pantai barat Sumatera dan
di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Selain itu, tipe pergerakan ini terdapat pada
pegunungan Andes di Amerika Selatan terbentuk dari konvergensi Lempeng Nazka dan
Lempeng Amerika Selatan.
c. Tumbukan Lempeng Benua dengan Lempeng Benua
Gambar 2. Benua dengan Benua
Pertemuan atau tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng benua akan
mengakibatkan kedua lempeng benua tersebut saling bertabrakan sehingga menyebabkan
terjadinya lipatan yang semakin lama areanya semakin luas dan semakin tinggi.
Salah satu lempeng benua menunjam lempeng benua lainnya, karena keduanya adalah
lempeng benua , materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup berat untuk tenggelam
masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras dan
menbal, membentuk dertan pegunungan non vulkanik (mountain range). Contohnya adalah
pembentukan pegunungan Himalaya dan daerah dataran tinggi Tibet terbentuk dari
konvergensi antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.
1. Gerakan Divergen

Gambar 2. Batas Divergen Tektonik Lempeng


Divergen adalah gerakan lempeng tektonik yang saling menjauh satu sama lainnya atau
dapat disebut terpecah (break apart). Pemisahan ini disebabkan oleh adanya gaya tarik
yang mengakibatkan naiknya magma kepermukaan dan membentuk material baru berupa
lava yang kemudian berdampak pada lempeng yang saling menjauh. Contoh yang paling
terkenal dari batas lempeng jenis divergen adalah Panggung Tengah Samuderayang berada
di dasar Samudera Atlantik, disamping itu contoh lainnya adalah rifting yang terjadi antara
benua Afrika dengan Jazirah Arab yang membentuk laut merah. Ketika lempeng tektonik
terpecah, lapisan litosfer menipis dan akan terbelah membentuk batas divergen. Bila
pergerakan ini terjadi pada lempeng samudera, akan menyebabkan pemekaran lempeng
samudera yang menghasilkan palung laut. Namun bila pergerakan terjadi pada permukaan
lempeng benua, maka akan menghasilkan lembah retakan akibat kedua lempeng saling
berjauhan. Kedua bentuk pergerakan tersebut pada akhirnya akan membuahkan benua dan
samudera yang baru.
Gerakan divergen umumnya terjadi pada punggungan samudera. Dimana lempeng
saling menjauhi sumbu punggungan samudera sehingga terbentuk celah yang segera terisi
oleh lelehan batuan yang terinjeksi astenosfer dibawahnya. Material ini lama-kelamaan
mendingin dan membentuk lantai samudera yang baru, mendorong lantai samudera yang
lama sudah terbentuk sebelumnya menjauhi pusat pemekaran. Mekanisme ini berulang dan
berlangsung terus sejak 165 juta tahun yang lalu dan disebut pemekaran lantai samudera
(sea floor spreading) menjadi lantai Samudera Atlantik. Kecepatan pemekaran ini antara 2
sampai 10 cm/tahun. Mid Atlantic Ridge merupakan batas dibvergebt yang paling
tekenalyang terdapat sepanjang Lautan Artik hingga ujung Afrika sehingga batas divergent
ini mengelilingi setengah bagian bumi.
Islandia adalah negara volkanik yang mengembang disebabkan oleh Mid Atlantic
Ridge, pulau ini menjadi laboratorium alam para ilmuan untuk mempelajari proses
pemisahan pada zona divergen. Islandia terpisah sepanjang pusat pemisahannya di antara
lempeng Eurasia dan lempeng Amerika.
Hasil dari pergerakan lempeng terlihat dengan mudah disekitar Gunung Api Krafla,
Disebelah timur laut dari Iccland. Disana terdapat rekahan tanah yang melebar, dan setiap
bulan muncul suatu rekahan tanah yang baru. Dari tahun 1975 hingga 1984 beberapa
kejadian pemisahan terjadi di zona rekahan di Krafla. Beberapa kerjadian perekahan ini
disebabkan oleh aktifitas vulkanik, rata-rata tanah bergerak sekitar 2 meter sebelum tiba-
tiba berhenti, Aktifitas ini menjadi sinyal akan terjadinya erupsi. Disekitar tahun 1975
hingga 1984, perpindahan yang disebabkan oleh perekahan tanah sekitar 7 meter.
1. Gerak Transform

Gambar 2. Transform Tektonik Lempeng


Batas transform adalah batas antar lempeng yang saling berpapasan dan saling
bergeser satu dan lainnya menghasilkan suatu sesar mendatar jenis strike slip fault. Pada
tipe ini tidak ada pembentukan lapisan astenosfer baru atau terjadinya penyusupan yang
dilakukan oleh salah satu lempeng terhadap lainnya, contohnya adalah yang terjadi
lempeng samudera dengan lempeng samudera yang disebabkan karena patahnya jalur
pemekaran dasar laut (seafloor spreading) yang mengakibatkan terbentuknya tipe ini,
daerahnya biasa disebut sebagai pematangtengah dasar laut atau mid-ocean ridges.
Batas transform umumnya berada di dasar laut, namun ada juga yang berada di
daratan, salah satunya adalah sesar san andreas (san andreas fault) di california, usa.
Sesar ini merupakan pertemuan antara lempeng amerika utara yang bergerak ke arah
tenggara, dengan lempeng pasifik yang bergerak ke arah barat laut. Berdasarkan teori
tektonik lempeng, lempeng-lempeng yang ada saling bergerak dan berinteraksi satu
dengan lainnya. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut juga secara tidak langsung
dipengaruhi oleh rotasi bumi pada sumbunya. Sebagaimana diketahui bahwa kecepatan
rotasi yang terjadi bola bumi akan semakin cepat ke arah ekuator.
Fenomena-fenomena yang sering terjadi akibat pergerakan lempeng transform
adalah :
1. Aktivitas vulkanisme yang lemah.
2. Aktivitas seismik yang tidak selalu besar.
3. Gejala pergeseran yang tampak pada tanggul dasar samudera yang tidak
berkesinambungan, melainkan terputus-putus.
E. Proses-proses Tektonik (Kekar, Sesar dan Lipatan)
Selain konvergen, divergen dan transform terdapat juga proses tektonik yang lain yang bahasannya
lebih sempit yaitu struktur sesar, lipatan dan kekar.Sesar merupakan satu bentuk rekahan pada lapisan
batuan bumi yang menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain. Pergerakan
bisa relatif turun, relatif naik dan bergerak relatif mendatar terhadap blok yang lain. Secara garis besar
sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar buta (blind fault). Sesar yang tampak adalah
sesar yang mencapai permukaan bumi sedangkan sesar buta adalah sesar yang terjadi di bawah
permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti yang terjadi di bawah permukaan bumi dan
tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi sedimen.dalam penjelasan sesar, digunakan istilah
hanging wall dan foot wall sebagai penunjuk bagian blok badan sesar. Hanging wall adalah bagian
tubuh batuan yang relatif berada di atas bidang sesar. Foot wall merupakan bagian batuan yang relatif
berada di bawah bidang sesar.

Gambar 2. Hanging Wall dan Foot Wall


Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit. Bebrapa kenampakan yang dapat digunakan
sebagai penunjuk adanya sesar antara lain :
1. Adanya struktur yang tidak menerus (lapisan terpotong dengan tiba-tiba)
2. Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan
3. Kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores garis.
4. Kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi sesar, horses, atau lices dan
milonit
5. Petunjuk fisiografi seperti gawir (scarp) dan terpotongnya bagian depan rangkaian
pegunungan struktural
6. Adanya boundins yaitu lapisan batuan yang teepotong-potong akibat sesar

Gambar 2. Slickensides, Fault Scarp, dan Boundins

Gambar 2. Jenis- jenis Sesar


Lipatan meruupakan bentuk gelombang pada suatu lapisan kulit bumi karena terdapat tekanan
horizontal meupun vertikal pada kulit bumi yang bersifat liat (ductile). Lipatan terbentuk karena
pergeseran lempeng tektonik. Pergeseran lempeng tersebut mengakibatkan adanya lapisan yang
terdorong secara horizontal, baik pada salah satu tepi lapisan maupun pada kedua tepi lapisan.
Lapisan batuan kemudian mengalami pelipatan atau pelengkungan. Suati lipatan terdiri atas beberapa
bagian yang membentuk struktur lipatan. Struktur sebuah lipatan terdiri atas :

a. Antiklin punggung lipatan, yaitu unsur struktur lipatan dengan bentuk yang cembung
(convex) ke atas.Antiklin merupakan punggung lipatan yang kemiringan kedua sayapnya ke
arah saling berlawanan dan saling menjauh (bentuk concav dengan cembung ke atas). Bagian
tengah dari antiklin disebut inti antiklin.
b. Sinklin atau lembah lipatan, yaitu lipatan yang cekung (concave) ke atas.Siklin merupakan
lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju ke suatu arah dan saling mendekat
bentuk concav dengan cekungnya mengarah ke atas. Bagian tengah dari sinklin disebut inti
sinklin.
c. Sayap (limb), yaitu bagian dari lipatan yang terletak menurut mulai dari lengkungan
maksimum suatu antiklin sampai lengkungan maksimum suatu sinklin. Limbs adalah bidang
miring yang membangun struktur sinklin atau antiklin. Limbs memajang dari axial plane pada
lipatan satu ke axial plane pada lipatan lainnya.
d. Axial plane, yaitu bidang yang memotong puncak.
e. Crest adalah garis sepanjang bagian atau daerah tertinggi dari suatu lipatan. Atau lebih
tepatnya garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi dari suatu lipatan pada bidang yang
sama. Crest dapat pula disebut sebagai hinge line. Adapun bidang pada lipatan tempat
terbentuknya crest disebut sebagai crestal plane.
f. Through sendiri adalah kebalikan dari crest. Through merupakan garis yang menempati
bagian paling rendah dari suatu lipatan. Dengan kata lain, garis ini menghubungkan titik-titik
paling rendah dari bidang yang sama. Dan bidang tempat terbentuknya through dinamakan
dengan trough line.
Hal lain yang harus kita pahami dari struktur lipatan ini adalah, apabila batas elastisitas dari batuan
yang terlipatkan terlampaui, maka batuan yang awalnya bersifat ductile berubah menjadi brittle
sehingga lipatan akan perlahan berubah menjadi sebuah patahan/sesar.
Kekar adalah suatu fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak mengalami pergeseran pada
bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gejala tektonik maupun non tektonik (Ragan, 1973).Kekar
merupakan salah satu struktur yang paling umum dijumpai pada batuan. Kekar atau joint adalah
rekahan-rekahan pada batuan yang berbentuk lurus, planar dan tidak terjadi pergeseran. Joint set
adalah kumpulan kekar pada satu tempat atau pada suatu batuan yang memiliki ciri khas yang dapat
dibedakan dengan joint set lainnya.
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada
batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh:
a. Pemotongan bidang perlapisan batuan.
b. Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb.
c. Kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dankarakter.
Retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Kekar umumnya terdapat
sebagai rekahan tensional dan tidak ada gerak sejajar bidangnya. Kekar membagi-bagi batuan yang
tersingkap menjadi blok-blok yang besarnya bergantung pada kerapatan kekarnya. Dan merupakan
bentuk rekahan paling sederhana yang dijumpai pada hampir semua batuan. Biasanya terdapat sebagai
dua set rekahan, yang perpotongannya membentuk sudut berkisar antara 45 sampai 90 derajat.
Kekar mungkin berhubungan dengan sesar besar atau oleh pengangkatan kerak yang luas, dapat
tersebar sampai ribuan meter persegi luasnya. Umumnya pada batuan yang getas. Kebanyakan kekar
merupakan hasil pembubungan kerak atau dari kompresi atau tarikan (tension) berkaitan dengan sesar
atau lipatan. Ada kekar tensional yang diakibatkan oleh pelepasan beban atau pemuaian batuan. Kekar
kolom pada batuan volkanik terbentuk oleh tegasan yang terjadi ketika lava mendingin dan
mengkerut.
Kekar merupakan jenis struktur batuan yang berbentuk bidang pecah. Sifat dari bidang ini
memisahkan batuan menjadi bagian-bagian yang terpisah. Tetapi tidak mengalami perubahan
posisinya. Sehingga menjadi jalan atau rongga atau kesarangan batuan yang dapat dilalui cairan dari
luar beserta materi lain seperti air, gas dan unsur-unsur lain yang menyertainya.
Klasifikasi kekar atau joint terdiri dari beberapa klasifikasi yaitu :
1. Berdasrkan Cara Terbentuknya:
 Srinkage Joint (Kekar Pengkerutan)
 Kekar Lembar (Sheet Joint)
Yaitu sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan tanah. Kekar seperti ini
terjadi terutama pada batuan beku. Sheet joint terbentuk akibat penghilangan beban batuan
yang tererosi. Penghilangan beban pada sheet joint terjadi akibat :
1.Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh.
2.Proses erosi yang dipecepat pada bagian atas batuan beku.
3.Adanya peristiwa intrusi konkordan (sill) dangkal.
2.  Berdasarkan Bentuknya
 Kekar Sistematik: yaitu keakar dalam bentuk berpasangan arahnya sejajar satu dengan
yang lainnya .
 Kekar Non Sistematik: yaitu kekar yang tidak teratur biasanya melengkung dapat saling
bertemu atau bersilangan di antara kekar lainnya atau tidak memotong kekar lainnya dan
berakhir pada bidang perlapisan
3. Kekar Berdasarkan Ganesanya
 Kekar Kolom
Kekar Kolom umumnya terdapat pada batuan basalt, tetapi kadang juga terdapat pada batuan
beku jenis lainnya. Kolom-kolom ini berkembang tegak lurus pada permukaan pendinginan,
sehingga pada sill atau aliran tersebut akan berdiri vertikal sedangkan pada dike kurang lebih
akan horizontal, dengan mengukur sumbu kekar kolom kita dapat merekonstruksi bentuk dari
bidang pendinginan dan struktur batuan beku.
 Kekar Gerus
Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang cenderung
mengelincirkan bidang satu sama lainnya yang berdekatan. Ciri-ciri di lapangan :
1)Biasanya bidangnya licin.
2)Memotong seluruh batuan.
3)Memotong komponen batuan.
4)Biasanya ada gores garis.
5)Adanya joint set berpola belah ketupat.
 Kekar Lembar
Kekar lembar (sheet joint ) adalah sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan
permukaan tanah, terutama pada batuan beku. Terbentuknya kekar ini akibat penghilangan
beban batuan yang tererosi. Penghilangan beban pada kekar ini terjadi akibat:
1.Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh.
2.Tiba-tiba diatasnya terjadi erosi yang dipercepat.
3.Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal.
 Kekar Tarik (Esktension Joint dan Release Joint)
Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah tegak lurus dari
gaya yang cenderung untuk memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari
stress yang cenderung untuk membelah dengan cara menekannya pada arah yang berlawanan,
dan akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi. Ciri-ciri dilapangan:
1)Bidang kekar tidak rata.
2)Selalu terbuka.
3)Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-kotak.
4)Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yangkemudian disebut vein.
Kekar tarikan dapat dibedakan atas:
1. Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah dengan tegasan.
2. Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau pengurangan
tekanan, orientasinya tegak lurus terhadap gaya utama. Struktur ini biasanya disebut
STYLOLITE.
 Kekar Hybrid
Kekar Hibrid (Hybrid Joint) merupakan campuran dari kekar gerus dan kekar tarikan dan
pada umumnya rekahannya terisi oleh mineral sekunder.
4. Berdasarkan Genesa & Keaktifan Gaya yang membentuknya
 Kekar Orde Pertama
Kekar orde pertama adalah kekar yang dihasilkan langsung dari gaya pembentuk kekar
.Umumnya mempunyai bentuk dan pola yang teratur dan ukurannya relative besar .
 Kekar Orde Kedua
Kekar orde kedua adalah kekar sebagai hasil pengaturan kembali atau pengaruh gaya balik
atau lanjutan untuk mencapai kesetimbangan massa batuan .
F. Indonesia berada di antara 3 Lempeng
Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia,
lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia
di lepas Pantai Sumatera, Jawa dan Nusa tenggara. Sedangkan lempeng Pasifik berada di Utara Irian
dan Maluku Utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpul
sampai suatu titik dimana bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi sehingga lepas berupa
gempa bumi. Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan berbagai dampak terhadap berbagai bangunan
karena tsunami, longsor, percepatan gelombang seismik dan liquefaction. Besarnya dampak dampak
gempa bumi terhadap bangunan bergantung pada beberapa hal, dianytaranya skala gempa, sumber
gempa, jarak epicenter, mekanisme sumber, jenis lapisan tanah di lokasi bangunan dan kualitas
bangunan.
Peristiwa tektonik yang cukup aktif, selain menimbulkan gempa dan tsunami, juga membawa
berkah dengan terbentuknya banyak cekungan sedimen (sedimentary basin). Cekungan ini
mengakomodasikan sedimen yang selanjutnya menjadi batuan induk maupun batuan reservoir
hydrocarbon. Kandungan minyak dan gas alam inilah yang banyak ditambang dan menjadi tulang
punggung perekonomian kita sehingga tahun 1990-an.
Indonesia juga merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi unik karena berada pada
pusat tumbukan lempeng tektonik Hindia Australia di bagian selatan, lempeng Eurasia di bagian
Utara dan lempeng Pasifik di bagian Timur laut. Hal ini mengakibatkan tatanan tektonik yang
komplek dari arah zona tumbukan yaitu Force arc, Volcanic arc dan Back arc. Forc arc merupakan
daerah yang berbatasan langsung dengan zona tumbukan atau sering disebut sebagai zona aktif akibat
patahan yang biasa terdapat di darat maupun di laut. Pada daerah ini material batuan penyusun utama
lingkungan ini juga sangat spesifik serta mengandung potensi sumber daya alam dari bahan tambang
yang cukup besar. Volcanic arc merupakan jalur pegunungan aktif di Indonesia yang memiliki
topografi khas dengan sumber daya alam yang khas juga. Back arc adalah bagian paling belakang dari
rangkaian busur tektonik yang relatif paling stabil dengan topografi yang hampir seragam berfungsi
sebagai tempat sedimentasi. Semua daerah tersebut memiliki kekhasan dan keunikan yang jarang
ditemui di tempat lain, keanekaragaman geologinya maupun hayatinya.

Gambar 2. Peta tektonik dan Gunung berapi di Indonesia. Garis biru melambangkan batas antar lempeng
tektonik, dan segitiga merahmelambangkan kumpulan gunug berapi
Perkataan bumi yang padat dan tenang sebenarnya salah, di dalam bumi ada beberapa lempengan
dunia yang terus bergerak menyeimbangkan satu lempeng dengan yang lainnya. Dalam proses
penyeimbangan ini menyebabkan terjadinya pergesekan antar lempeng sehingga mengakibatkan
gempa bumi Tektonik. Sedangkan akibat adanya aktivitas tektonik ini akan dapat memicu gunung api
aktif yang bereaksi untuk menyeimbangkan juga yang nantinya akan menyebabkan gempa Vulkanik.

Gambar 2. Gempa akibat pergeseran lempeng

Gambar 2. Lempeng yang terus bergerak mencari keseimbangan


Dari gambar 2. Dapat dilihat bahwa garis yang berwarna kuning adalah lempeng dunia yang terus
bergerak dan bergesekan untuk mencari keseimbangan dan tanpa disengaja lempeng ini tepat beradadi
wilayah Indonesia dan sebagian di Jepang. Oleh karena hal tersebut negara yang sering mengalami
gempa dan tsunami adalah negara Indonesia dan negara Jepang, dan dari hal tersebut merupakan asal
mula teorinya mengapa di Indonesia sering terjadi gempa bumi.

Gambar 2. Letak lempeng dan gunung api aktif di Indonesia


Dari gambar 2. Diatas terlihat lebih jelas bahwa letak lempengan dan gunung api yang aktif yang
berada di wilayah Indonesia adalah daerah rawan gempa tektonik dan gempa vulkanik, sayangnya
sampai saat ini tidak alat prediksi yang akurat kapan dan dimana gempa akan terjadi, dan tentunya di
sepanjang lempeng tersebuit merupakan daerah yang rawan gempa bumi.
BAB IV
VULKANISME
A. Pengertian
Vulkanisme merupakan semua gejala yang berhubungan dengan gunung api. Sehingga terjadi
keluarnya magma sampai kepermukaan bumi. Proses tersebut dikenal dengan erupsi gunung api.
Vulkanisme itu terjadi karna akibat adanya aktivitas magma didalam litosfer.
Beberapa istilah-istilah yang berhubungan dengan vulkanisme. Yaitu, sebagai berikut.
a. Vulkanologi yaitu, ilmu bumi yang secara langsung/khusus mempelajari gunung api
b. Magma yaitu, silikat cair pijar yang bersuhu tinggi yang terdiri atas benda padat, cair, dan gas
yang berada di dalam litosfer.
c. Erupsi yaitu, tempat keluarnya magma atau sebagai proses pelepasan lava, gas, abu dari gunung
berapi. Biasanya pelepasan ini dilepaskan kepermukaan bumi dalam jumlah tidak menentu.
d. Intrusi magma yaitu, proses terjadinya penyusupan magma di dalam lapisan-lapisan bebatuan,
tetapi tidak sampai kepermukaan bumi. Karna, tenaganya sangat kecil.
e. Lava yaitu, cairan magma yang keluar dari dalam bumi sampai ke permukaan bumi.
f. Lahar yaitu, cairan lava yang sudah mengalir kepermukaan bumi dan sudah tercampur dengan
tanah, bebatuan ataupun kerikil-kerikil yang ada di permukaan bumi.
g. Kawah yaitu, lubang yang dilewati bahan letusan gunung api dengan ukuran yang sangat
tinggi.
B. Aktivitas magma
Di indonesia saat ini terdapat gunung api yang masih aktif sampai sekarang. Terdapat letak daratan
yang berbatasan dengan 3 lempeng aktif yang akan menyebabkan banyaknya aktivitas magmatis dan
salah satunya gunung berapi. Sehingga terkadang setiap tahunnya paling sedikit satu gunung api
melakukan erupsinya.
Vulkanik merupakan gejala yang berhubungan dengan penyusupan magma pada kerak bumi. Pada
aktivitas magma inilah yang menyebabkan tekanan magma tinggi dan menimbulkan retakan dan
pergeseran kerak bumi.Aktivitas magma, biasanya terlihat menakjubkan dan terkadang sangat
menakutkan jika dilihat dari bentuk struktur kerucut yang secara periodic melakukan erupsinya.
Terkadang erupsi gunung api merupakan letusan yang sangat hebat dan terkadang begitu tenang.
Semua itu terjadi disebabkan karna kompisisi magma, temperatur magma dan kandungan gas yang
terdapat dalam magma.
C. Erupsi Gunung Api

Gambar
Gas akan keluar jika tekanan yang dikandung magma didalam litosfer sudah sangat kuat, maka dia
akan keluar ke permukaan bumi. Biasanya media yang digunakan untuk mengeluarkan magma
tersebut dengan cara mendesak tubuh gunung api sehingga tubuh gunung api tersebut akan hancur dan
media yang digunakan dari luar dapat melalui retakan-retakan tubuh gunung api.
Magma yang keluar dari gunung api disebut lava. Tidak hanya lava, material yang dimuntahkan
saat erupsi berupa eflata dan bahan piroklastik. Yang dimaksud dengan bahan piroklastik adalah
material-material lepas dengan berbagai ukuran seperti lapilli, pasir vulkanik, dan kerikil-
kerikil.Biasanya ketika gunung api akan meletus pasti ada tanda-tanda yang diperlihatkan, seperti
:sumber air yang ada disekitar tiba-tiba kering, suhu yang ada disekitar kawah semakin meningkat,
pohong-pohon yang ada disekitar tiba-tiba mongering, sering ada getaran yang skalanya rendag
maupun tinggi, dan binatang-binantang yang hidup disekitar itu mengungsi.
D. Tipe-tipe erupsi gunung api

Gambar
1. Letusan tipe Hawaii
Letusan ini mempunyai skala letusan yang relative kecil namun pancuran lavanya memiliki
ketinggian 200 m. tipe Hawaii ini biasanya terjadi pada gunung yang memiliki bentuk seperti
perisai dan atau tameng yang mengalir secara bebas.
2. Letusan tipe pelle
letusan tipe ini termasuk letusan yang paling merusak. Karna, magma keluar dari lereng gunung
yang lemah.
3. Letusan tipe Stromboli
Letusan ini memiliki letusan yang mencapai 500 m. memilki ciri-ciri yang letusannya terjadi
pada waktu yang sama, memilki tekanan gas rendah, magmanya cair, dan memuntahkan
material-material seperti, bom, lapilli, dan abu.
4. Letusan tipe merapi
Letusan ini adalah letusan yang memiliki lava yang sangat kental yang dapat menyumbat mulut
kawah. Dan letusan ini memiliki ciri-ciri guguran lava pijar saat kubah lava runtuh.
5. Letusan tipe Vincent
Letusan ini terjadi gunung api yang biasanya memiliki danau kawah. Saat gunung api ini
meletus air yang ada di danau kawah tersebut akan tumpah bersamaan dengan lava. Dan tipe
letusan ini disertai dengan longsoran besar sehingga menimbulkan awan yang sangat panas dan
bisa menutupi area yang sangat luas.
6. Letusan api vulcanion
Tipe letusan ini memiliki ciri berbentuk volcano dan mengeluarkan material-material seperti
bom, abu vulkanik, lapilli dan beberapa bahan padat atau cair lainnya.
7. Ketusan tipe perret
Letusan ini termasuk letusan yang sangat kuat dan dahsyat sehingga dapat merusak lingkungan.
Letusan ketinggiannya mencapai > 55 km.
E. Gunung Berapi
Gunung berapi dalam bahasa inggris disebut volcano, yang berasal dari kata vulcanus atau Vulcan.
Gunung berapi ini sering juga disebut dengan gunung api, yang dikatakan gunung berapi memiliki
lubang kepundan tempat keluarnya magma atau juga gas ke permukaan bumi. Gunung api ini ada yng
meletus secara bersamaan, dan terkadang hampir beberapa ratus atau ribuan sekali dalam satu tahun.
Indonesia mempunyai 129 buah gunung aktif. Yang dimana jalur gunung api tersebut berada
dalam jalur tektonik yang memanjang. Jalur pegunungan tersebut salah satu jalur pegunungan besar
didunia yaitu, sirkum mediteranian yang diawali gunung urai di perbatasan eropa dan asia.
Gunung berapi bisa saja ada di beberapa fase sepanjang keberadaannya. Gunung berapi yang
masih aktif bisa juga berada dalam keadaan separuh aktif dalam artian gunung berapi itu masih
istirahat atu mati. Sangat sulit menentukan kapan gunung berapi itu aktif kembali, bisa jadi 610 tahun
baru aktif kembali.
Ini adalah beberapa gunung berapi yang meletus di Indonesia.
1. Gunung Kelud

Gambar
Abad ke-15 gunung kelud ini sudah memakan korban hingga 15.000 jiwa. Pada tahun 1586
korban melebihi 10.000 jiwa. Pada tahun 1926 adanya sebuah sistem pengalihan aliran lahar
secara ekstensif dan itu masih berfungsi sampai sekarang.
2. Gunung merapi
Gunung merapi ini merupakan gunung termuda yang ada di selatan pulau jawa dan termasuk
gunung aktif yang ada di indonesia. Ketinggian puncak gunung merapi ini mencapai 2.930 mdpl,
per 2010. Dan gunung ini termasuk gunung yang berbahaya karna, disetiap dua atau sampai lima
tahun sekali mengalami erupsi dan gunung ini dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat.
Dari sejak tahun 1548, gunung ini meletus sebanyak 68 kali. Di tahun 1930 gunung ini sudah
menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 jiwa orang.

Gambar
3. Gunung galunggung
Gunung gulanggung disini tercatat pernah meletus ditahun 1882. Dan pada tanggal 8 oktober s.d
12 oktober , terjadi letusan dan itu menghasilkan hujan kemerahan yang sangat panas, abu yang
halus, awan panas, dan lahar. Akibat letusan ini menghancurkan 114 desa dan menewaskan 4.001
jiwa.
Gambar
4. Gunung agung

Gunung agung sampai sekarang masih aktih, terakhir gunung ini meletus pada tanggal 1963-64.
Dilihat dari kejauhan gunung agung ini berbentuk kerucut meski didalamnya terdapat kawah
besar. Gunung agung merupakan gunung tertinggi di pulau bali ketinggiannya mencapai 3.031
mdpl. Dari gunung agung disini kita bisa melihat puncak gunung rinjani yang ada di pulau
lombok sebelah timur, meski kedua gunung tersebut tertutupi awan karna dua gunung ini berada
di atas awan.

Gambar
5. Gunung krakatau
Gunung krakatau merupakan gunung kepulauan vulkanik yang masih aktif yang berada di antara
pulau jawa dan sumatera. Di tahun 2019 ini kawasan yang saat ini merupakan cagar alam yang
memiliki empat pulau kecil, diantaranya: pulau rakata, pulau anak krakatau, pulau sertung, serta
pulau panjang (rakata kecil). Gunung krakatau disini juga terkenal letusan yang sangat dasyat
pada tahun 1883. Akibat terjadinya letusan itu mengalami awan panas dan tsunami dan
menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai tgl 26 desember 2004, stunami ini adalah terdasyat di
samudra hindia. Diperkirakan daya ledaknya mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan
hiroshima dan nagasaki.

Gambar

Anda mungkin juga menyukai