Anda di halaman 1dari 6

Lampiran Peraturan Direktur RSPP

No. Prt-. ......./B00000/2019-S0


Tanggal 02 Januari 2019

PANDUAN
SKRINING

RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA


2 0 1 9

1
BAB I
DEFINISI

1. Skrining adalah penapisan atau penilaian pasien baru yang datang berobat untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien dan disesuaikan dengan misi dan sumber
daya rumah sakit.
2. Skrining dilakukan oleh petugas yang melakukan kontak pertama dengan pasien
baik rawat jalan maupun pasien rawat inap.
3. Proses skrining terdiri dari tiga kriteria, yaitu:
- triage
- penilaian secara visual atau pengamatan
- hasil dari pemeriksaan fisik, psikologis, laboratorium, pencitraan diagnostik
yang sudah pernah dilakukan sebelumnya
4. Skrining dapat terjadi di sumber perujuk, selama berada di dalam transportasi
darurat, atau ketika pasien tiba.
5. Keputusan untuk merawat, merujuk, atau pemindahan hanya ketika hasil skrining
sudah ada.
6. Tujuan skrining adalah untuk menyesuaikan kebutuhan dan kondisi pasien,
apakah kebutuhan pasien bisa terpenuhi sesuai dengan misi dan sumber daya
yang dimiliki RSPP sebelum didaftarkan sebagai pasien rawat jalan atau rawat
inap.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Pelaksanaan skrining dilakukan pada setiap pasien yang datang baik di rawat
inap maupun rawat jalan.
2. Skrining hanya boleh dilakukan oleh petugas yang telah mendapatkan pelatihan
skrining.
3. Skrining yang dilakukan dengan metode visual, triase dan hasil pemeriksaan.

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pelaksanaan
1. Skrining dilakukan oleh petugas yang kontak pertama dengan pasien antara
lain petugas admission, perawat, dokter, maupun petugas penunjang medis
lain.
2. Skrining dapat dilakukan oleh petugas rumah sakit/ klinik yang merujuk,
selama transportasi, atau ketika pasien datang di RSPP
3. Pelaksanaan skrining disesuaikan dengan kompetensi petugas
4. Tenaga non medis melakukan skrining hanya secara visual, sedangkan
metode skrining lain hanya dilakukan oleh petugas medis.
5. Skrining yang dilakukan oleh petugas non medis adalah:
a. Menanyakan maksud dan tujuan pasien
b. Skrining risiko jatuh
c. Skrining kebutuhan kegawatdaruratan (nyeri berat, panas tinggi)
d. Skrining kebutuhan mendesak/ risiko tinggi (misalnya geriatrik, disabilitas,
penggunaan alat bantu tanpa pendamping)
6. Skrining yang dilakukan oleh petugas medis adalah:
a. Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
b. Bila pasien dirujuk dari fasilitas kesehatan lain : konfirmasi via telepon
sebelum pasien dirujuk, surat pengantar, hasil pemeriksaan penunjang
yang disertakan.
7. Berdasarkan hasil skrining non medis dilakukan penatalaksanaan
selanjutnya:
a. Mengarahkan pasien ke pendaftaran dan ke poliklinik atau ruangan yang
dituju.
b. Pasien berisiko tinggi jatuh dilakukan intervensi risiko jatuh salah satunya
pemasangan stiker kuning di lengan kanan atas.
c. Pasien gawat darurat diarahkan ke instalasi gawat darurat.
d. Untuk pasien yang membutuhkan pelayanan mendesak/risiko tinggi
diarahkan ke konter pendaftaran loket 2.

4
8. Berdasarkan hasil skrining petugas medis dilakukan penatalaksanaan
selanjutnya sesuai dengan hasil asesmen (informasi, analisis dan rencana
asuhan)

B. Tugas dan Tanggung Jawab


1. Petugas Admission atau non medis lainya.
Melakukan skrining secara visual terhadap semua pasien yang datang di
RSPP.
2. Perawat Poliklinik
Melakukan skrining baik secara visual dilanjutkan dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
3. Dokter
Melaksanakan skrining secara lengkap melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan dan pemeriksaan penunjang.
4. Perawat IGD
Melakukan skrining menggunakan metode triase
5. Petugas penunjang medis
Melakukan skrining secara visual

5
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dilakukan berkaitan dengan skrining adalah;


1. Dokter dan perawat mendokumentasikan hasil skrining/hasil pemeriksaan pada
rekam medis pasien.
2. Skrining di IGD didokumentasikan pada formulir pengkajian IGD.
3. Skrining visual tidak perlu didokumentasikan.

RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA


Direktur,

dr. Abdul Haris TP, SpPD

Anda mungkin juga menyukai