Anda di halaman 1dari 19

KLASIFIKASI

BIAYA
PERPAJAKAN
TUJUAN

Dasar pertimbangan penerimaan dan


pengaruh sosial ekonomi

Keterangan:
Tidak seluruh biaya dapat dikurangkan terhadap
penghasilan, oleh karena itu komponen biaya menurut
akuntansi komersial dapat dikoreksi yang mempengaruhi
penghasilan.
Beban-beban Yang Dapat Dikurangkan
• Beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat
kurang dari 1 tahun. Misal : Gaji, Biaya Administrasi dan
Bunga, Biaya Rutin Pengelolaan Limbah, dan
sebagainya.
• Beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 1 tahun. Misal : Penyusutan atau amortisasi

PENGELUARAN
Dibebankan
Tidak Dapat Dibebankan
Sebagai Biaya
Sebagai Biaya
(Deductible
(Non Deductible Expenses)
Expenses)
UU PAJAK PENGHASILAN
PASAL 6
Menghitung Besarnya PKP WP Dalam Negeri
dan Bentuk Usaha Tetap

Penghasilan Bruto
Dikurangi

1. Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan


2. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh aset berwujud dan amortisasi atas
pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 tahun
3. Iuran kepada dana pensiun, “ yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan”.
4. Kerugian karena penjualan atau pengalihan aset yang dimiliki dan digunakan dalam
perusahaan.
5. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing
6. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia
7. Biaya beasiswa, magang,dan pelatihan
8. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
Beban-beban yang juga dapat
dikurangkan selain 3M
1. Pembentukkan dana cadangan (PMK-
81/PMK.03/2009)
2. Penggantian/imbalan sehubungan dengan
pekerjaan/jasa yang diberikan dalam bentuk natura
dan kenikmatan (PMK-83/PMK.03/2009)
3. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan
yang antara pembeli dan penerimanya memiliki
hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan, seperti pada tabel 2.
Beban-beban yang juga dapat
dikurangkan selain 3M
4. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat (zakat yang diterima
oleh badan amil/lembaga amil zakat yang dibentuk/disahkan oleh
Pemerintah)dan sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesia.
5. Biaya berlangganan/pengisian pulsa dan perbaikan seluler yang
dimiliki dan dipergunakan oleh perusahaan untuk pegawai
tertentu karena jabatan/pekerjaannya (50%).
6. Biaya perbaikan/pemeliharaan rutin kendaraan sedan (50).
7. Bunga pinjaman dapat dibebankan rata-rata tertimbang pinjaman
perbulan>rata-rata tertimbang deposito atau tabungan per bulan
PMK-81/PMK.03/2009 (tabel 1)
Keterangan Bagi Perusahaan Bagi Pegawai

1. Fasilitas Pengobatan
a. Di klinik/rumah sakit milik perusahaan Non-deductible expense Non-taxable Income
b. Di klinik/rumah sakit milik pihak ketiga Deductible Expense Taxable Income
2. Fasilitas mendiami rumah milik perusahaan
a. Bukan di daerah terpencil Non-deductible expense Non-taxable Income
b. Di daerah terpencil Deductible Expense Non-taxable Income
3. Perlengkapan keselamatan kerja yang diwajibkan Deductible Expense Non-taxable Income
oleh peraturan keselamatan kerja
4. Fasilitas rekreasi dan olahraga
a. Dekat atau dalam kota Non-deductible expense Non-taxable Income
b. Jauh dari kota Deductible Expense Non-taxable Income
5. Biaya perjalanan dalam rangka dinas Deductible Expense Non-taxable Income

6. Fasilitas pelatihan dan pendidikan Deductible Expense Non-taxable Income

7. Fasilitas kafetaria Deductible Expense Non-taxable Income

8. Fasilitas kendaraan dan telepon genggam


a. Tidak dibawa pulang kerumah Deductible Expense Non-taxable Income
b. Dibawa pulang ke rumah Deductible Expense Non-taxable Income
Hanya 50%-nya Hanya 50%-nya
9. Premi asuransi yang dinayar oleh pemberi kerja Deductible Expense Taxable Income
Tabel 2
Hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara
pemberi dan penerima
Jenis penghasilan
Ada hubungan Tidak ada hubungan

Pemberi Penerima Pemberi Penerima

Bantuan atau sumbangan, termasuk Deductible Objek Pajak Non Deductible Bukan Objek
zakat atau sumbangan keagamaan Expense Expense Pajak
yang sifatnya wajib, diterima oleh
badan atau orang pribadi. (PP-18/2009)

Harta hibah, bantuan, atau sumbangan Deductible Objek Pajak Non Deductible Bukan Objek
yang diterima keluarga, badan Expense Expense Pajak
(keagamaan; pendidikan; sosial) dan
orang pribadi yang menjalankan usaha (PMK-
mikro dan kecil. 245/PMK.03/2008
)
Bantuan atau sumbangan yang diterima ----------- ----------- Non Deductible Bukan Objek
WP tertentu (tidak mampu, mengalami Expense Pajak
bencana alam, tertimpa masalah) yang
dibayarkan oleh Badan Penyelenggara (PMK-
Jaminan Sosial 247/PMK.03/2008
)
UU Pajak Penghasilan
Pasal 9 ayat 1
Menentukan besarnya PKP bagi WP Dalam Negeri dan
Bentuk Usaha Tetap tidak boleh dikurangkan.

1. Pembagian laba dengan nama dalam bentuk apa pun seperti


dividen, termasuk perusahaan asuransi kepada pemegang
polis, dan pembagian sisa hasil usaha (SHU) koperasi
2. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan
pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota.
3. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali :
 Cadangan piutang tidak tertagih untuk usaha bank dan sewa
guna usaha dengan hak opsi
 Cadangan untuk usaha asuransi
 Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan,
ketentuan dan syaratnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan
UU Pajak Penghasilan
Pasal 9 ayat 1
Menentukan besarnya PKP bagi WP Dalam Negeri dan
Bentuk Usaha Tetap tidak boleh dikurangkan.

4. Premi asuransi kesehatan,asuransi kecelakaan, asuransi jiwa,


asuranasi dwi guna dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh
Wajib Pajak Orang Pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi
kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi
WP yang bersangkutan
5. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan /
jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan.
Kecuali penyediaan makanan dan minuman untuk seluruh
pegawai serta penggantian/imbalan dalam bentuk natura dan
kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan, ditetapkan oleh Menteri Keuangan
UU Pajak Penghasilan
Pasal 9 ayat 1
Menentukan besarnya PKP bagi WP Dalam Negeri dan
Bentuk Usaha Tetap tidak boleh dikurangkan.

6. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada


pemegang saham/kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan
yang dilakukan.
7. Harta yang dihibahkan kepada keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat dan kepada badan
keagamaan/badan pendidikan/badan sosial/pengusaha kecil
serta bantuan/sumbangan termasuk zakat yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang
berhak.
UU Pajak Penghasilan
Pasal 9 ayat 1
Menentukan besarnya PKP bagi WP Dalam Negeri dan
Bentuk Usaha Tetap tidak boleh dikurangkan.

8. Pajak Penghasilan
9. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan
pribadi WP atau orang yang menjadi tanggungan.
10. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma,
atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham.
11. Sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan, serta
sanksi pidana
KLASIFIKASI BIAYA
UU PERPAJAKAN
• Biaya Program Jamsostek
• Biaya Pengobatan
• Biaya rekreasi dan Olahraga
• Biaya Kendaraan Dinas
• Telepon seluler karyawan
• Sesuai Pasal 3 PP No. 138 Tahun 2000
• Pajak Masukan (PP No. 138 Tahun 2000)
• Pasal 4 PP No. 138 Tahun 2000
• Pemberian natura/kenikmatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan dibebankan dan bukan merupakan objek PPh Pasal 21
• Biaya Fiskal Luar Negeri
• Biaya Entertaiment, Repsentatif, jamuan tamu dan sejenisnya (SE-
27/Pj.22/1986), dibebankan syaratnya adanya daftar normatif yang
dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh.
• Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, syaratnya memenuhi
ketentuan UU No. 34 Tahun 2000.
KOMPENSASI
KERUGIAN
BENTUK
KOMPENSASI KERUGIAN

KOMPENSASI KERUGIAN

HORIZONTAL VERTIKAL

UU PERPAJAKAN

Keterangan:
Kerugian dapat dikompensasikan dengan penghasilan neto atau laba
fiskal selama 5 (lima) tahun berturut-turut, dimulai sejak tahun pajak
erikutnya sesudah tahun didapatnya kerugian tersebut
KASUS
KOMPENSASI KERUGIAN

Pada Tahun 2005, PT A menderita kerugian


fiskal sebesar Rp 1.200.000.000,-. Dalam 5
tahun berikutnya laba (rugi) fiskal PT A sebagai
berikut:
2006 Laba Fiskal Rp 200,000,000.00
2007 Rugi Fiskal Rp (300,000,000.00)
2008 Laba Fiskal NIHIL
2009 Laba Fiskal Rp 100,000,000.00
2010 Laba Fiskal Rp 800,000,000.00
Kompensasi kerugian dilakukan sebagai berikut:
Rugi fiskal tahun 2005 Rp (1,200,000,000.00)
Laba fiskal tahun 2006 Rp 200,000,000.00 +
Sisa rugi fiskal tahun 2005 Rp (1,000,000,000.00)
Rugi fiskal tahun 2007
Sisa rugi fiskal tahun 2005
Rp
Rp
(300,000,000.00)
(1,000,000,000.00)
*
laba fiskal tahun 2008 NIHIL
Sisa rugi fiskal tahun 2005 Rp (1,000,000,000.00)
Laba fiskal tahun 2009 Rp 100,000,000.00 +
Sisa rugi fiskal tahun 2005 Rp (900,000,000.00)
Laba fiskal tahun 2010 Rp 800,000,000.00 +
Sisa rugi fiskal tahun 2005 Rp (100,000,000.00)

* Tidak ditambahkan
AKUNTANSI PERPAJAKAN
Kompensasi kerugian hanya berlaku jika Wajib
Pajak menyelenggarakan pembukuan.

Akuntansi Komersial
Kompensasi kerugian vertikal dilakukan secara
otomatis, yaitu dalam akun “saldo Laba” karena
hasil operasi akhir tahun (penghasilan setelah
pajak) selalu dibukukan ke akun “saldo Laba”.

Akuntansi Pajak
Perhitungan laba fiskal berada di jalur ekstra
komtable (diluar jalur pembukuan).
TERIMA KASIH ….

Anda mungkin juga menyukai