Anda di halaman 1dari 42

AKUNTANSI PAJAK FEB UMSURABAYA

PENGHASILAN 2020
Menurut SAK-ETAP (2009:114-122) :
Pendapatan /income : suatu penambahan aset atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yg tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Ruang lingkup pendapatan ini diterapkan untuk:
a. Penjualan brg (baik diproduksi maupun dibeli untuk
dijual kembali)
b. Pemberian jasa
c. Kontrak konstruksi
d. Penggunaan aset oleh pihak lain yang menghasilkan
bunga, royalti atau deviden.
Pengakuan pendapatan dibagi dlm 4 bagian sbb:
1. Penjualan brg diakui apabila sbb:
a) Resiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang telah
dialihkan kepada pembeli;
b) Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan
manajerial sampai kepada tingkat kepemilikan atau pengendalian
efektif atas barang yg terjual:
c) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
d) Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi mengalir masuk ke dlm
entitas; dan
e) Biaya yang telah atau akan terjadi sehub dng transaksi dapat
diukur dengan andal.
2. Penyediaan jasa diakui bila hasil transaksi tsb dapat diestimasi
secara jelas. Entitas harus mengakui pendapatan sesuai dengan
tahap penyelesaiannya pada akhir periode pelaporan,
sehingga biasanya entitas menggunakan presentase
penyelesaian.
Hasil estimasi dapat diestimasi secara andal, bila memenuhi
kondisi sbb:
a) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
b) Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi yang
berhubungan dengan transaksi akan mengalir kepada entitas;
c) Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode
pelaporan dapat diukur secara andal; dan
d) Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biya penyelesaian
transaksi dapat diukur secara andal.
3. Kontrak Kontruksi
Entitas harus mengakui pendapatan dan biaya
kontrak yg berhubungan dengan kontrak konstruksi
masing-masing sebagai pendapatan dan
pelaporan dan beban yg disesuaikan dengan
tingkat penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir
periode pelaporan, biasanya adalah metode
peresentase penyelesaian.
4. Bunga, royalti, dan deviden
Entitas harus mengakui pendapatan dari penggunaan
aset pada saat :
a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang
berhubungan dengan transaksi akan mengalir
kepada entitas; dan
b. Jumlah pendapatan tsb dapat diukur secara andal
Entitas hrs mengakui pendapatan atas dasar berikut:
a) Bunga harus diakui secara akrual
b) Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar
akrual sesuai dengan substansi dari perjanjian yang
relevan; dan
c) Deviden hrs diakui ketika hak pemegang saham
untuk menerima pembayaran telah terjadi.
Menurut UU PPh No.36 tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) :
Penghasilan : setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima/diperoleh WP, baik yang berasal dari
Indonesia maupun luar Indonesiayg dapat dipakai untuk
konsumsi atau menambah kekayaan WP yg bersangkutan
dng nama dan bentuk apapun.
Untuk menentukan kapan penghasilan diterima/diperoleh,
UU Perpajakan menunjuk kepada metode pembukuan
yang diselenggarakan oleh WP , berdasarkan akrual
atau kas basis. Pendekatan akrual mengakui
penghasilan pada saat diperoleh sedangkan pendekatan
kas mengakui penghasilan pada saat diterima. Kedua
metode tsb, dalam hal tertentu menimbulkan perbedaan
waktu pengakuan penghasilan.
PENDAHULUAN

PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

ADALAH

PAJAK YANG DIKENAKAN


TERHADAP SUBJEK PAJAK
ATAS PENGHASILAN YANG
DITERIMA ATAU DIPEROLEHNYA
DALAM TAHUN PAJAK

UU PPh Pasal 1 UU PPh No. 36 TAHUN 2008


PENDAHULUAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa


yang diterima atau diperoleh
a. termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi,
uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya,
b. kecuali ditentukan lain dalam UU ini;
b. Hadiah dari undian, pekerj. atau kegiatan, & penghargaan;
c. Laba usaha
d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan
sebagai biaya & pembayaran tambahan pengembalian pajak
f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang

UU PPh Pasal 4 ayat (1)


PENDAHULUAN
OBJEK PAJAK PENGHASILAN

g. Deviden, dgn nama dan dalam bentuk apapun,


• Termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian SHU koperasi
h. Royalti, atau imbalan atas penggunaan hak
i. Sewa & penghasilan lain sehub. dg penggunaan
harta
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
k. Keuntungan karena pembebasan utang,
• kecuali sampai dengan jumlah tertentu ditetapkan dengan
PP (PP No.130 Tahun 2000)
l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing,

UU PPh Pasal 4 ayat (1)


PENDAHULUAN
OBJEK PAJAK PENGHASILAN

m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva,


n. Premi asuransi,
o. Iuran yang diterima/diperoleh perkumpulan
dari anggotanya yang terdiri dari WP yang
menjalankan usaha / pekerjaan bebas,
p. Tambahan kekayaan neto dari pengh. yg blm
dikenai pajak.
q. Penghasilan dari usaha yang berbasis syariah
r. Imbalan bunga di bid. Perpajakan (UU KUP)
s. Surplus Bank Indonesia
UU PPh Pasal 4 ayat (1)
PENDAHULUAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)

Keuntungan karena penjualan atau karena


pengalihan harta termasuk keuntungan karena:

1. pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya


sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
2. pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang
diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya
3. likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dgn nama/dlm bentuk apa pun
4. penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda
turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan
pertambangan

UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf d


OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)
Keuntungan karena penjualan atau karena
pengalihan harta termasuk keuntungan karena:

5. pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan,


kecuali yang diberikan kepada :
• keluarga sedarah dlm garis keturunan lurus satu derajat
dan
• badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial
termasuk yayasan, koperasi, atau OP yg menjalankan
usaha mikro dan kecil, (ketentuannya diatur PMK-
245/PMK.03/2008),
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang
bersangkutan
UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf d
OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)
Contoh :

• PT. Y mempunyai sebuah mobil yg digunakan untk kegiatan


operasionalnya diperoleh pd 6 Jan 2008 dng harga Rp 100 jt
dan tgl 17 Agst 2011 mobil tsb diganti dng kepemilikan saham
yg dihargai sebesar Rp 75 jt oleh PT. D , maka selisih harga
saham PT.Y pada PT. D atas mobil tsb dinilai sebesar nilai
bukunya Rp 19.791.666 yg merupakan PKP bagi PT. Y
• PT. P dilakukan likuidasi dan atas pembyr uatng kepada
krediturnya menggunakan mobil yg memp nilai buku Rp 50 jt.
ats pembyr hutang dng menggunakan mobil oleh kreditur
diakui sebesar Rp 75 jt. PT. P dianggap memp PKP ats
pelaksanaan likuidasi dng melakukan pelunasan utang dng
mobil sebesar Rp 25 jt.
UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf d
PENDAHULUAN
OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)
Termasuk dalam pengertian Dividen adalah:

1. Pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung,


dengan nama dan dalam bentuk apapun;
2. Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah
modal yang disetor;
3. Pemberian saham bonus
 Yang dilakukan tanpa penyetoran
 Termasuk yang berasal dari kapitalisasi agio saham;
4. Pembagian laba dalam bentuk saham;
5. Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa
penyetoran;
6. Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima
atau diperoleh pemegang saham karena pembelian kembali
saham-saham oleh perseroan yang bersangkutan;
Penjelasan UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf g
PENDAHULUAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)

Termasuk dalam pengertian Dividen adalah:

7. Pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal


yang disetorkan, jika dalam tahun2 yang lampau diperoleh
keuntungan,
 kecuali jika pembayaran kembali itu adalah akibat dari pengecilan
modal dasar (statuter) yang dilakukan secara sah;
8. Pembayaran sehubungan dengan tanda2 laba, termasuk yang
diterima sebagai penebusan tanda2 laba tersebut;
9. Bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi;
10. Bagian laba yang diterima oleh pemegang polis;
11. Pembagian berupa sisa hasil usaha kepada anggota koperasi;
12. Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang
saham yang dibebankan sebagai biaya perusahaan.
Penjelasan UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf g
PENDAHULUAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)


Termasuk dalam pengertian Dividen adalah:
Contoh Praktek:
PT. A
Membayar Bunga >
Pemegang Kewajaran
Saham
(Tlh disetor
Memberikan
penuh) Pinjaman
Selisih Yg Dibayar atas
nilai wajar :
PT. B Tidak boleh jadi Biaya
(Non Deductible Expense)
Penjelasan UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf g
PENDAHULUAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)

Royalti terdiri dari :

1. hak atas harta tak berwujud,


• misalnya hak pengarang, paten, merek dagang, formula, atau rahasia
perusahaan;

2. hak atas harta berwujud,


• misalnya hak atas alat2 industri, komersial, & ilmu pengetahuan.

3. informasi,
• yaitu informasi yang belum diungkapkan secara umum, walaupun
mungkin belum dipatenkan,
• misalnya pengalaman di bid. industri, atau bid. usaha lainnya.
• Ciri : informasi tersebut telah tersedia sehingga pemiliknya tidak perlu
lagi melakukan riset untuk menghasilkan informasi tersebut.

Penjelasan UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf h


PENDAHULUAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)

Perlakuan Pajak Penghasilan dari kegiatan


Usaha Berbasis Syariah meliputi :

1. Penghasilan
2. Biaya, termasuk :
a. hak pihak ketiga atas bagi hasil;
b. margin; dan
c. kerugian dari transaksi bagi hasil.

3. Pemotongan pajak atau pemungutan pajak


dilakukan juga terhadap :
a. hak pihak ketiga atas bagi hasil;
b. bonus;
c. margin; dan
d. hasil berbasis syariah lainnya yang sejenis

PP No.25 Th 2009
PENDAHULUAN
PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh
 Bantuan dan Hibah
 Harta sbg pengganti Saham atau Penyertaan modal;
 termasuk setoran tunai
 Deviden atau Bagian Laba dgn kriteria tertentu
 Iuran yg diterima atau diperoleh Dana Pensiun
 Yang pendiriannya tlh disahkan Menteri Keuangan,
 Baik yang dibayar oleh Pemberi Kerja maupun Pegawai
 Penghasilan dari modal yg ditanamkan Dana Pensiun (tlh
disahkan Menkeu) dlm bidang-bidang tertentu (PMK-
234/PMK.03/2009)
 Bagian laba dari badan pasangan usaha Perusahaan Ventura,
dgn syarat tertentu
 Sisa Lebih Badan/Lembaga Pendidikan dan Litbang (PMK-
80/PMK.03/2009 jo PER-44/PJ./2009)
 Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh BPJS kpd WP Ttt (PMK-
247/PMK.03/2008)

UU PPh Pasal 4 ayat (3)


PENDAHULUAN
PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh bagi WP OP

 Warisan
 Penggantian atau Imbalan bentuk natura/kenikmatan
dari WP atau Pemerintah, Sehub. dg pekerjaan atau jasa
 kecuali yang diberikan oleh :
 bukan Wajib Pajak,
 WP yang dikenakan pajak secara final atau
 WP yg menggunakan Norma Penghitungan Khusus (deemed profit)
Pasal 15

 Pembayaran asuransi kpd OP sehubungan dengan :


 asuransi kesehatan,
 asuransi kecelakaan,
 asuransi jiwa,
 asuransi dwiguna, dan
 asuransi bea siswa

UU PPh Pasal 4 ayat (2)


PENDAHULUAN
PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh bagi WP OP

 Bagian laba yg diterima atau diperoleh anggota dari :


 Perseroan komanditer yg modalnya tdk terbagi atas
saham2,
 Persekutuan,
 Perkumpulan,
 Firma, dan
 Kongsi,
 Tmsk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif
 Beasiswa yg memenuhi persyaratan tertentu (PMK-
246/PMK.03/2008 jo PMK-154/PMK.03/2009)

UU PPh Pasal 4 ayat (2)


PENDAHULUAN
PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)

Syarat Bantuan dan Hibah :

 Tidak ada hub. dgn usaha, pekerjaan, kepemilikan,


atau penguasaan di antara pihak2 yg bersangkutan
 Bantuan atau sumbangan, termasuk
 Zakat yg diterima oleh :
 BAZ atau LAZ yg dibentuk/disahkan pemerintah
 Penerima zakat yang berhak
 Sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yg diterima :
 lembaga keagamaan yg dibentuk/disahkan
pemerintah
 penerima sumbangan yang berhak,

UU PPh Pasal 4 ayat (3); PP No. 18 Th 2009


PENDAHULUAN
PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)

Syarat Bantuan dan Hibah :

 Harta hibah, bantuan, atau sumbangan yg diterima :


 Keluarga sedarah dlm garis keturunan lurus satu derajat;
 Orang tua dan anak kandung
 Badan Keagamaan;
 kegiatannya semata-mata mengurus tempat-tempat ibadah dan/atau
 Menyelenggrkn keg. di bid. keagamaan, yg tdk mencari keuntungan
 Badan Pendidikan;
 Badan Sosial termasuk yayasan dan koperasi
 OP yg menjalankan Usaha Mikro dan Kecil
 Pembukuan oleh Penerima:
 sesuai dengan nilai buku harta dari pihak pemberi.

UU PPh Pasal 4 ayat (3); Per MenKeu No. 245/PMK.03/2008


PENDAHULUAN
PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)

Syarat Bantuan dan Hibah :


- Penjelasan Badan Sosial

 Badan sosial termasuk yayasan dan koperasi :


 Kegiatan semata-mata menyelenggarakan:
a. Pemeliharaan kesehatan;
b. Pemeliharaan orang lanjut usia (panti jompo);
c. Pemeliharaan anak yatim-piatu, anak atau orang terlantar, dan
anak atau orang cacat;
d. Santunan dan/atau pertolongan kepada korban bencana alam,
kecelakaan, dan sejenisnya;
e. Pemberian beasiswa;
f. Pelestarian lingkungan hidup; dan/atau
g. Kegiatan sosial lainnya.
yang tidak mencari keuntungan

UU PPh Pasal 4 ayat (3); Per MenKeu No. 245/PMK.03/2008


PENDAHULUAN
PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)

Syarat Bantuan dan Hibah :


- Penjelasan OP Usaha Mikro & Kecil

 OP yg menjalankan Usaha Mikro & Usaha Kecil:


memiliki dan menjalankan usaha produktif yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
500.000.000,-
 Tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
a. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
2.500.000.000,-

UU PPh Pasal 4 ayat (3); Per MenKeu No. 245/PMK.03/2008


PENDAHULUAN
PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)

Kriteria Deviden Bukan Objek Pajak:

 Yang Menerima atau Memperoleh :


 Perseroan Terbatas (PT) sbg WP DN,
 Koperasi,
 BUMN
 BUMD
 Yang memberikan (tempat penyertaan modal):
 Badan Usaha yg didirikan dan bertpt kedudukan di Ind.
 Syarat :
 Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan
 PT, BUMN & BUMD yg menerima dividen, kepemilikan
saham paling rendah 25% dari jumlah modal yg disetor.

UU PPh Pasal 4 ayat (3); PP No. 18 Th 2009


PENDAHULUAN
PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh(Penjelasan)

Penanaman Modal Tertentu oleh Dana Pensiun:

Penanaman Modal Tertentu oleh Dana Pensiun yg


penghasilannya bukan merupakan Objek Pajak:
 Bunga, Diskonto, dan Imbalan dari:
 Deposito, Sertifikat Deposito dan Tabungan pada BI
serta sertifikat BI
 Obligasi, Sukuk, SBSN, SPN
 Yang diperdagangkan di Bursa Efek di Indonesia

 Deviden dari PT yang tercatat di Bursa Efek di


Indonesia

UU PPh Pasal 4 ayat (3); Per Men Keu No. 234/PMK.03/2009


PENDAHULUAN
PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)

Syarat Perusahaan Ventura:

 Syarat Pasangan usaha :


 didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indo.
 merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang
menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan
 sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di
Indonesia
 Jangka Waktu Penyertaan Modal Ventura: 10 Tahun
 Lain-lain:
 Apabila Pasangan Usaha menjual saham di Bursa Efek,
saham modal ventura harus dijual plg lbt 36 bulan sejak
diizinkan Bapepam

UU PPh Pasal 4 ayat (3); Kep Men Keu 250/KMK.04/1995


PENDAHULUAN
PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)

Sisa Lebih Lembaga Pendidikan & Litbang

 Syarat:
 Badan/Lembaga :
 bersifat Nirlaba dan Terbuka bagi siapa saja
 telah terdaftar pada instansi yang membidanginya,
 Sisa Lebih tsb ditanamkan kembali dalam bentuk
Pembangunan dan Pengadaan sarana dan Prasarana
kegiatan Pendidikan / Litbang, dlm jk wkt Plg Lama 4
tahun sejak diperolehnya.
 Wajib menyampaikan pemberitahuan mengenai rencana
fisik sederhana dan rencana biaya kepada Ka. KPP
tempat WP terdaftar

UU PPh Pasal 4 ayat (3) hrf m & Penjelasannya; 80/PMK.03/2009; PER - 44/PJ./2009
PENDAHULUAN
PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)

Sisa Lebih Lembaga Pendidikan & Litbang

 Pengertian Pemb. dan pengadaan Sa-pra:


Pembelian, pengadaan d/a pembangunan fisik sarana dan
prasarana kegiatan pendidikan d/a penelitian dan
pengembangan yang meliputi :
 Pembelian atau pembangunan gedung dan prasarana
kegiatan Pendidikan, Litbang termasuk pembelian tanah
sbg lokasi pembangunan gedung dan prasarana tsb
 Pengadaan sa-pra kantor, lab. dan perpustakaan; atau
 Pembelian atau pembangunan asrama mahasiswa, rumah
dinas, guru, dosen atau karyawan, dan sa-pra olahraga,
sepanjang berada dilingkungan atau lokasi lembaga
pendidikan formal

UU PPh Pasal 4 ayat (3) hrf m & Penjelasannya; 80/PMK.03/2009; PER - 44/PJ./2009
KARAKTERISTIK PPH FINAL

1. Tidak perlu
digabungkan dengan
penghasilan non-final 2. Biaya 3M nya tidak
lain dalam dapat diperhitungkan
penghitungan SPT PPh sebagai pengurang
Tahunan penghasilan

3. PPh Final yg dibayar


sendiri/dipotong tidak
dapat dikreditkan (non
prepaid expenses)
PENDAHULUAN

PENGHASILAN DIPOTONG PPH FINAL

 Penghasilan berupa Bunga:


 Bunga deposito dan tabungan lainnya (PP 131/2000)
 Bunga Obligasi dan SUN (PP 16/2009)
 bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi OP (PP 15/2009)
 Hadiah undian (PP 132/2000)
 Penghasilan dari :
 Trans. saham & sekuritas lain (PP 41/1994 std. PP 14/1997)
 Trans.derivatif yg diperdagangkan di bursa (PP 17/2009)
 Transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan
modal pada perusahaan pasangannya yang diterima
oleh perusahaan modal ventura (PP 4/1995)

UU PPh Pasal 4 ayat (2)


PENDAHULUAN

PENGHASILAN DIPOTONG PPh FINAL

 penghasilan dari :
 Transaksi pengalihan harta berupa T/B, (PP 48/1994 stdd(3)
PP 71/2008)
 Usaha Real Estate
 Usaha jasa konstruksi (PP 51/2008 std. PP 40/2009)
 Persewaan tanah dan bangunan (PP 29/1996 std. PP 5/2002)
 penghasilan tertentu lainnya;
 Dividen Yg Diterima/Diperoleh oleh WP OP DN (PP
19/2009)
 Diskonto SPN (PP 27/2008)
 Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, THT & JHT Yg
Dibayarkan Sekaligus (PP 68/2009)

UU PPh Pasal 4 ayat (2)


PENDAHULUAN

PENGHASILAN DIPOTONG PPh FINAL

1. PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/


ATAU BANGUNAN (PP No. 48 Th 1994 stdd(3) PP 71 Th 2008)

2 PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU


BANGUNAN (PP No. 29 Th 1996 std. PP No.5 Thn 2002 )

3. PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI


(PP No. 51 Th 2008 std. PP 40 Th 2009)

4. PENGHASILAN DARI HADIAH UNDIAN ( PP No. 132 Thn 2000


jo Kep-395/PJ/2001 jo. SE-19/PJ.43/2001)

5. BUNGA SIMPANAN YG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI


KEPADA ANGGOTA KOPERASI OP (PP No. 15 TH 2009)

6. DIVIDEN YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WP ORANG


PRIBADI DALAM NEGERI (PP No. 19 TH 2009)

UU PPh Pasal 4 ayat (2)


PENDAHULUAN
PENGHASILAN DIPOTONG PPh FINAL

7. PENGHASILAN DARI BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN


SERTA DISKONTO SBI ( PP No. 131 Th 2000 jo KMK-51/KMK.04/2001)
8. PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI (PP 16 Th 2009
jo PMK-85/PMK.03/2011)
9. DISKONTO SURAT PERBENDAHARAN NEGARA (PP 27 Th 2008
jo PMK-63/PMK.03/2008)
10.PENGHASILAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DARI TRANSAKSI
PENJUALAN SAHAM ATAU PENGALIHAN PENYERTAAN MODAL PADA
PERUSAHAAN PASANGAN USAHANYA ( PP No. 4 Th 1995)

11. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK


( PP No. 41 Thn 1994 std. PP No.14 Thn 1997)

12. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF BERUPA


KONTRAK BERJANGKA YG DIPERDAGANGKAN DI BURSA
(PP No. 17 TH 2009)

13. PENGHASILAN BERUPA UANG PESANGON, UANG MANFAAT


PENSIUN, TUNJANGAN HARI TUA, DAN JAMINAN HARI TUA
YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS (PP No. 68 TH 2009)
UU PPh Pasal 4 ayat (2)
PENDAHULUAN

PENGHASILAN DIPOTONG PPH FINAL

8. PENGHASILAN YANG DITERIMA WP PERUSAHAAN PELAYARAN


DALAM NEGERI (KMK No. 416/KMK.04/1996 JO. SE-29/PJ.04/1996)

9. PENGHASILAN YANG DITERIMA WP PERUSAHAAN PELAYARAN


/PENERBANGAN LN (KMK No. 417/KMK.04/1996)

10. PENGHASILAN SELISIH LEBIH KARENA REVALUASI AKTIVA


TETAP ( KMK. 486/KMK.03/2002)

11. PUNGUTAN PPH ATAS PENYERAHAN PREMIUM, SOLAR, PREMIX


KEPADA SPBU SWASTA DAN SPBU PERTAMINA

12. PENGUTAN OLEH PERTAMINA DAN BADAN SELAIN PERTAMINA


ATAS PENYERAHAN MINYAK TANAH, GAS LPG DAN PELUMAS

13. PENGHASILAN DARI PENJUALAN HARTA DI INDONESIA YANG


DITERIMA WP LN SELAIN BUT DI INDONESIA DAN PREMI
ASURANSI YANG DIBAYARKAN KPD PERUSAHAAN ASURANSI
DI LN (PASAL 26 UU PPH)

UU PPh Pasal 4 ayat (2)


CONTOH TRANSAKSI HADIAH UNDIAN :
Tgl 06 Juni 2012 PT.ABC mengadakan undian dng total hadiah 500 jt . Atas
hadiah tsb , PT. ABC hrs memotong PPh sebesar 125 jt dengan memberikan
bukti pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat 2 ats undian kepada penerima
hadiah tsb. PT.ABC wajib menyetorkan pajak tsb dng menggunakan SSP paling
lambat tgl 10 Juli 2012. juga harus melaporkan pada KPP melalui SPT Masa
PPh Final Pasal 4 ayat 2 paling lambat tgl 20 Juli 2012.
Contoh : (PPh 22 dibayar dimuka)
PT. Ari adalah agen/penyalur, maka ats transaksi hsl produksi pertamina
sebesar 100 jt dikenakan PPh 22 final sebesar 0,3% X 100 jt
Jurnal yg dibuat PT. Ari:

KETERANGAN DEBIT KREDIT

Persedian Solar 100.000.000


Pajak Masukan 10.000.000
PPh 22 Final 300.000
Kas/Bank 110.300.000
PENDAHULUAN

PENGHASILAN DIPOTONG PPh FINAL

PPh Final Lainnya Yang


Tidak Diatur Dengan PP

16. PENGHASILAN KENA PAJAK DARI SUATU BUT DI INDONESIA


(KECUALI PENGHASILAN TERSEBUT DITANAMKAN KEMBALI
DI INDONESIA)

17. PENGHASILAN YANG DITERIMA/DIPEROLEH WP LN ATAS


PENGHASILAN YANG BERSUMBER DARI INDONESIA BERUPA:
- DIVIDEN
- BUNGA, TERMASUK PREMIUM, DISKONTO DAN IMBALAN
- SEHUBUNGAN DENGAN JAMINAN PENGEMBALIAN UTANG
- ROYALTI, SEWA, DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DG
- PENGGUNAAN HARTA
- HADIAH DAN PENGHARGAAN
- PENSIUN DAN PEMBAYARAN BERKALA LAINNYA

UU PPh
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai