Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI PERPAJAKAN

RANGKUMAN MATERI PENDAPATAN,PENGHASILAN,PENJUALAN

Dosen Pengampu : Fajriani Azis, S.pd., M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Rafliansyah


Nim : 210901502066
Prodi/Kelas : Akuntansi S1/C

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
AKUNTANSI
Dalam SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009:114-122), pendapatan (income) berarti suatu
penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penenam modal. Ruang lingkup pendapatan ini diterapkan untuk:

a. Penjualan barang
b. Pemberian jasa
c. Kontrak konstruksi
d. Penggunaan aset oleh pihak lain yang mengembalikan bunga, royalti atau dividen.

Nilai yang dipakai untuk mengukur pendapatan berkaitan dengan nilai/harga yang disepakati
dalam transaksi (nilai wajar) yang tidak termasuk pengurangan, seperti potongan perdagangan,
potongan tunai/retur, pengurangan itu langsung diperhitungkan kepada pendapatan. Entitas
harus mengeluarkan dari pendapatan sejumlah nilai yang menjadi bagian pihak ketiga seoerti
pajak penjualan, pajak atas barang dan jasa serta PPN.

Pengakuan pendapatan dibagi dalam 4 bagian sebagai berikut.

1. Penjualan barang diakui apabila:


a. Risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang telah dialihkan kepada
pembeli.
b. Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan manajerial
sampai kepada tingkat kepemilikan
c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
d. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi mengalir masuk ke dalam entitas
e. Biaya yang telah atau akan terjadi terkait transaksi dapat diukur dengan andal
2. Penyediaan jasa diakui apabila hasil transaksi penyediaan jasa dapat diestimasi secara
andal. Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal, apabila memenuhi kondisi berikut:
a. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
b. Ada kemngkinan besar bahwa manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke
entitas
c. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara
andal
d. Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diuku
secara andal.
3. Kontrak konstruksi Entitas harus mengakui pendapatan kontrak dan biaya kontrak
terkait kontrak konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban yang
disesuaikan dengan tingkat penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir periode
pelaporan.
4. Bunga, royalti, dan dividen
Entitas harus mengakui pendapatan dari penggunaan aset pada saat:
a. Kemungkinan bahwa manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke entitas
b. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

PERPAJAKAN

Menurut UU PPh No.36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1), pengertian penghasilan yaitu setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima/diperoleh WP, baik yang berasal dari Indonesia
maupun luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan WP yang
bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Untuk menentukan kapan penghasilan
diterima/diperoleh, undang-undang perpajakan menunjuk kepada metode pembukuan yang
diselenggarakan oleh WP, berdasarkan akrual atau kas basis. Pendekatan akrual mengakui
penghasilan pada saat diperoleh, sedangkan pendekatan kas mengakui penghasilan pada saat
diterima.

Penghasilan Objek Pajak

Menurut Pasal 4 ayat (1) UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, penghasilan yang merupakan objek
pajak adalah sebagai berikut.

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa


b. Hadiah dari undian, pekerjaan, atau kegiatan dan penghargaan
c. Laba usaha
d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
1) pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya, Sebagai
pengganti saham atau penyertaan modal
2) pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh
perseroan, persekutuan dan badan lainnya
3) likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan
usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun
4) pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan
kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial yang menjalankan usaha mikro dan
diatur dengan PMK-245/PMK.03/2008
5) penjualan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam
pembiayaan atau pemodalan perusahaan penambangan.
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak
f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
g. Dividen
h. Royalti
i. Sewa dan penghasilan lain terkait penggunaan harta
j. Penerimaan pembayaran berkala
k. Keuntungan karena pembebasan utang (sesuai PP 130 Tahun 2000 jo. SE542/PJ/2000)
l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
m. Selisih lebih karena penilaian kembali asset
n. Premi asuransi dan reasuransi
o. Iuran yang diperoleh perkumpulan dari anggotanya
p. Tambahan kekayaan neto
q. Penghasilan dari usaha berbasis Syariah
r. Imbalan bunga
s. Surplus Bank Indonesia.

Penghasilan Bukan Objek Pajak


Penghasilan yang tidak termasuk sebagai objek pajak menurut pasal 4 ayat (3) PPh No.36 Tahun
2008 adalah:

a. Bantuan atau sumbangan, harta hibah/bantuan/sumbangan dari keluarga sedarah dan


lainnya
b. Warisan
c. Harta termasuk setoran tunai oleh badan
d. Penggantian atau imbalan (sehubungan pekerjaan/jasa)
e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
f. Dividen
g. Iuran yang diterima dana pensiun yang pendiriannya disahkan oleh MenKeu
h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pension
i. Laba yang diterima anggota dari perseroan komanditer
j. Penghasilan dari perusahaan modal venture
k. Beasiswa
l. Sisa lebih yang diperoleh badan/lembaga nirlaba
m. Bantuan atau santunan.

Penghasilan Dikenakan Pajak Penghasilan Final

Pengenaan pajak bersifat final berarti bahwa jumlah PPh yang telah dibayar sendiri atau
dipotong oleh pihak lain tidak dapat dikreditkan atau digabungkan dengan penghasilan lain
bersifat tidak final dalam perhitungan PPh pada akhir tahun dalam SPT tahunan.

Penghasilan yang dimaksud menurut Pasal 4 ayat 2 UU PPh NO.36 Tahun 2008 atas:

1. Bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan SUN, dan bunga simpanan
2. Hadiah undian
3. Transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa,
transaksi penjualan saham
4. Transaksi pengalihan harta
5. Dan lainnya (diatur dengan PP)
Beban yang Berhubungan dengan Pajak Penghasilan Final dan Non-Pajak Penghasilan

1. Biaya yang berhubungan dengan penghasilan yang bersifat final Sesuai Pasal 4 ayat (1)
UU PPh, apabila suatu jenis penghasilan dikenakan pajak dengan tarif yang bersifat final,
maka penghasilan tersebut tidak boleh digabungkan dengan penghasilan lain yang
dikenakan tarif umum. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan,menagih, dan memelihara penghasilan yang bersifat final tersebut tidak
boleh digabungkan dengan biaya yang timbul atas penghasilan lain yang dikenakan tarif
yang bersifat tidak final. Dengan kata lain bahwa biaya yang berhubungan dengan
penghasilan yang bersifat final tidak boleh dibebankan sebagai biaya.
2. Biaya yang berhubungan dengan penghasilan yang bukan merupakan objek pajak.
Sesuai Pasal 6 ayat (1) UU PP bahwa untuk dapat dibebankan sebagai biaya secara fiskal,
maka pengeluaran-pengeluaran tersebut harus mempunyai hubungan langsung dengan
usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
merupakan objek pajak.

Anda mungkin juga menyukai