Anda di halaman 1dari 19

Akuntansi Topik Khusus

Akuntansi Perpajakan

Kelompok 10
Anggita 14028009
Robby Handika Jaya 14021069
Metta Arnita 14021066
Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan dirumuskan sebagai bagian dari
akuntansi yang menekankan kepada penyusunan surat
pemberitahuan pajak (tax return) dan pertimbangan
konsekuensi perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan
perusahaan dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan
(tax compliance).
Niswonger dan Fees (Accounting Principles, 2007).
Jenis-Jenis Pajak

1. Pajak langsung
Pajak yang dihitung berdasarkan jumlah penghasilan dan
kekayaan dan pembayarannya diatur dalam undang-undang secara
berkala atau berulang-ulang.
2. Pajak tidak langsung
Pajak yang akan dikenakan ketika terjadinya sebuah transaksi.
Pajak ini dapat dipindahkan atau dibebankan kepada orang lain.
Fungsi Akuntansi Perpajakan

Fungsi dari laporan keuangan yang memuat perhitungan


akuntansi perpajakan bukan hanya untuk mengetahui berapa
besar pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan
Beberapa Fungsi Akuntansi Perpajakan
1. Memberikan rekomendasi atau menyediakan data untuk
keperluan strategi mengatur dan merencanakan
perpajakan.
2. Memberikan analisan mengenai dugaan besar perpajakan di
masa atau periode yang akan datang.
3. Menyiapkan laporan keuangan untuk komersial yang
menyatakan laporan fiscal berkala misalnya untuk keperluan
informasi investor dan publik.
4. Untuk mendokumentasikan perpajakan perusahaan dan
mengarsipkannya sebagai bahan referensi dan melihat
perkembangan finansial perusahaan.
Sifat Akuntansi Perpajakan
1. Pajak bersifat wajib atau dipaksakan.
2. Pajak yang dibayarkan kepada pemerintah akan
dikembalikan kepada masyarakat.
3. Kewajiban masyarakat yang memenuhi syarat untuk
membayar pajak.
4. Fungsi pajak banyak mengatur diberbagai aspek.
Self Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang dianut Indonesia saat ini
adalah sistem self assessment.
self assessment system menurutWaluyo danWirawan B
Ilyas dalam bukunya Perpajakan Indonesia adalah sebagai
berikut:Self Assessment System adalah pemungutan pajak yang
memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada
wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan,
membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus
dibayar (2003:18)
Kelemahan Self Assessment System
Sistem ini juga dapat memberikan biaya tambahan (dalam arti
luas) bagi Wajib Pajak karenaWajib Pajak akan mengorbankan
lebih banyak waktu dan usaha serta biaya untuk membayar
jasa konsultan pajak.
Keunggulan Self Assessment System
Di lain pihak system ini mempunyai beberapa keunggulan
yaitu dapat meningkatkan produktifitas dan murah.
Pemerintah tidak lagi dibebankan kewajiban administrasi
menghitung jumlah pajak terutang Wajib Pajak dan
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak untuk memberitahukan
(sekaligus memerintahkan pembayaran) jumlah tersebut
kepadaWajib Pajak, sehingga waktu, tenaga dan biaya
sehubungan dengan hal tersebut dapat dihemat atau dialihkan
untuk melakukan aktivitas pemerintahan lainnya.
Perbedaan Laporan Keuangan Komersial
dengan Laporan Keuangan Fiskal
Laporan keuangan komersial adalah laporan yang disusun
dengan prinsip akuntansi bersifat netral atau tidak memihak.
Sedangkan laporan keuangan fiskal adalah laporan yang
disusun khusus untuk kepentingan perpajakan dengan
mengindahkan semua peraturan perpajakan.
Perbedaan laporan keuangan komersial dengan
laporan keuangan fiskal disebabkan antara lain :
1. Tujuan laporan keuangan komersial.
2. Pada laporan keuangan komersial.
3. Prinsip Harga Perolehan.
4. Prinsip pemadanan (matching) biaya dan manfaat.
5. Metode Penyusutan dan amortisasi.
6. Metode Penghapusan Piutang.
Pengakuan Pendapatan dan Biaya
A. Pendapatan menurut UU Perpajakan
Dalam UU PPh No. 7 Tahun 1983 yang diubah dengan UU
PPh No. 17 Tahun 2000 pasal 4 ayat (1) yang menjadi objek
pajak adalah penghasilan.
Penghasilan yang termasuk objek pajak
diantaranya:
A. Penggantian atau imbalan berkenaaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh.
B. Hadiah dari undian, pekerjaan, kegiatan, dan penghargaan laba usaha.
C. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta.
D. Penerimaan kembali pembyaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya.
E. Bunga termasuk premium, diskonto, imbalan karena jaminan pengembalian hutang.
F. Royalty, Deviden dengan nama dalam bentuk apapun.
G. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
H. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
I. Keuntungan karena pembebasan hutang.
J. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.
K. Premi asuransi.
L. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
M. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya terdiri dariWajib Pajak
yang menjalankan usahanya atau pekerjaan.
N. Tambahan kegiatan netto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak
Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak:
A. Harta termasuk setoran tunai yang diterima Badan sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal.
B. Bantuan, sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan atau lembaga amil
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah.
C. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dan oleh badan atau pengusaha
kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
D. Warisan.
E. Dividen atau bagian laba yang diterima akibat penyertaan modal pada badan usaha
yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.
Pemilikan saham paling rendah 25% dari jumlah modal disetor dari Perusahaan yang
memberi Dividen.
F. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan
asuransi kecelakaan, kesehatan, jiwa, dwiguna, dan beasiswa.
G. Iuran yang diterima dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri
Keuangan.
H. Bagian laba yang diterima anggota perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi.
I. Penghasilan yang sudah dikenakan PPh final.
J. Bunga obligasi yang diterima perusahaan reksadana selama 5 tahun pertama sejak
pendirian perusahaan atau pemberian ijin usaha.
K. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali jumlahnya tidak lebih dari 350 juta
rupiah yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, termasuk:
KUKESRA (Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera)
KUT (Kredit Usaha Tani)
KPRSS (Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana)
KUK (Kredit Usaha Kecil)
Kredit lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan BI dalam rangka
mengembangkan usaha kecil dan koperasi
B. Beban menurut UU Perpajakan
Menurut pajak, tidak semua biaya yang dikeluarkan
perusahaan dapat diakui sebagai pengurang, meskipun biaya
tersebut berkaitan dengan kegiatan usaha
Biaya-biaya yang dapat dikurangkan :
A. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
B. Penyusutan atas pengeluaran.
C. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya disahkan Menteri Keuangan.
D. Kerugian karena penjualan/pengalihan harta.
E. Kerugian karena selisih kurs mata uang asing.
F. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di
Indonesia.
G. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan.
H. Piutang tak tertagih
I. Pemupukan dana cadangan.
J. Sumbangan yang dapat dibiayakan
Biaya-biaya yang tidak dapat
dikurangkan, antara lain :
A. Pembayaran dividen, pembagian laba atau pembagian sisa hasil
usaha (koperasi).
B. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan.
C. Premi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi dwiguna, dan
asuransi beasiswa.
D. Pemberian kenikmatan.
E. Hibah, bantuan dan sumbangan.
F. Pajak Penghasilan.
G. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pihak-
pihak tertentu.
H. Biaya atau pengeluaran untuk kepentingan pribadi.
I. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan yang modalnya
tidak terbagi atas saham.
J. Sanksi Pajak

Anda mungkin juga menyukai