Anda di halaman 1dari 59

PERENCANAAN

PAJAK PPH PASAL


21

PERTEMUAN KE-3 & KE-4

BANI BINEKAS, SE., M.AK., CTT


DAFTAR PEMBAHASAN
– Pendahuluan
– Perencanaan pajak pihak yang dipotong
– Perencanaan pajak pihak yang memotong
PENDAHULUAN
Dasar Hukum Pajak Penghasilan
Pasal 21
1. PER 31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran
dan Pelaporan PPh pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 (Lama)
2. Undang-Undang PPh Pasal 26, dalam UU PPh Nomor 36 tahun 2008
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 149 tahun 2000
4. PER-32/PJ/2015. Petunjuk Pelaksanaan Dalam, Memotong, Menyetor dan
MElaporkan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 (Terbaru)
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 tentang Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP)
PPh Pasal 25/29
PPh Pasal 21 PPh Pasal 22 • Orang Pribadi
• Badan

Pajak atas impor


• PPh 22 impor
PPh Final PPN DN • PPN impor
• PPnBM impor
Subjek Pajak
1. Orang pribadi
2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak
3. Badan
4. Bentuk usaha tetap
Jenis Penghasilan
1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan D. Keuntungan karena pengalihan harta berupa penggunaan harta
pekerjaan atau jasa yang diterima atau hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yang
diberukan kepada keluarga sedarah dalam garis
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran
diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, berkala
keturunan lurus satu derajat dan badan keagaam,
honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang
badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, 11. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali
pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya,
koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan sampai dengan jumlah tertentu yang
kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang usaha mikro dan kecil
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau E. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan
kegiatan, dan pengahargaan 12. Keuntungan selisih kurs mata uang asing
sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda
turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan 13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
3. Laba usaha
dalam perusahaan pertambangan
4. Keuntungan karena penjualan atau karena 14. Premi asuransi
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang
pengalihan harta termasuk: 15. Iuran yang diterima atau diperoleh
telah dibebankan sebagai biaya dan
A. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari
pembayaran tambahan pengembalian pajak
perseroan, persekutuan dan badan lainnya sebagai Wjaib Pajak yang menjalankan usaha atau
pengganti saham atau penyertaan modal 6. Bunga termasuk premium, diskonto, dan pekerjaan bebas
imbalan karena jaminan pengembalian utang
B. Keuntungan karena pengalihan harta kepada 16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari
pemegang saham, sekutu, atau anggota yang 7. Dividen, dengan anam dan dalam bentuk penghasilan yang belum dikenakan pajak
diperoleh perseoran, persekutuan, dan badan apapun termasuk dividen dari perusahaan
lainnya 17. Penghasilan dari usaha berbasis syariah
asuransi kepada pemegang polis, dan
C. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, pembagian sisa hasil suaha koperasi 18. Imbalan bunga
peleburan, pemekaran, pemecahan, 19. Surplus Bank Indonesia
8. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak
pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan
nama dan dalam bentuk apa pun 9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
Pihak yang Diwajibkan Melakukan
Pemotongan
– Pemberi kerja
– Bendaharawan pemerintah
– Dana penisun
– Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
– Penyelenggara kegiatan.
Setiap penghasilan
Ada kewajiban
yang diterima oleh
memotong bagi
WPOP akan
pihak tertentu
dikenakan pajak
Perencanaan Pajak pada PPh Pasal 21

Pihak yang Pihak yang


dipotong memotong
PERENCANAAN PAJAK
PIHAK YANG DIPOTONG
Wajib Pajak PPh Pasal 21
1. Pegawai
2. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang
manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau
jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya
3. Bukan pegawai
4. Angota dewan komisaris atau dewan
pengawas yang tidak merangkap sebagao
pegawai tetap pada perusahaan yang sama
5. Mantan pegawai
6. Peserta kegiatan yang menerima atau
memperoleh penghasilan sehubungan
dengan keikutsertaannya dalam suatu
kegiatan
1. Memiliki
NPWP

Perencanaan Pajak PPh Pasal 21


Pihak yang DIPOTONG
NPWP adalah nomor yang
diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sebuah sarana dalam
administrasi perpajakan yang
digunakan sebagai tanda
pengenal Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya.
Sanksi Tidak Memiliki NPWP

Paling singkat 6 bulan dan paling lama 6


tahun

Denda senilai dua kali jumlah terutang


yang tidak atau kurang dibayar dan paling
banyak empat kali jumlah terutang yang
tidak atau kurang bayar
Resiko yang dihadapi oleh WP yang
tidak memiliki NPWP
1. Membayar PPh pasal 21 lebih tinggi
Contoh :
Tuan Rijal merupakan pegawai tetap yang sudah bekerja di PT. MSA selama 3 tahun. Dia
menikah dengan memiliki dua anak. Gaji yang didapatkan oleh Tuan Rijal adalah 15 juta
rupiah dengan tunjangan yang didapatkan berupa tunjangan transport 5% dari gaji,
tunjangan keluarga 3% dari gaji, premi BPJS kesehatan sebesar 2% dari gaji dan premi
BPJS ketenagakerjaan 2,5% dari gaji yang dibayarkan oleh PT. MSA. Selain itu PT MSA
juga memberikan tunjangan pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun senilai 3,5%.
Adapun iuran yang dibayar oleh Tuan Rijal setiap bulannya yaitu iuran BPJS kesehatan
dan BPJS Ketenagakerjaan sebesar 4% dari gaji pokok dan iuran pension sebesar 2%.
Berapakah PPh Pasal 21 yang terutang oleh Tuan Rijal setiap bulannya? Apabila Tuan
Rijal tidak memiliki NPWP berapakah yang harus Tuan Rijal bayar setiap bulannya?
Gaji sebulan 15,000,000
Tunjangan transport 5% 750,000
Tunjangan keluarga 3% 450,000
Premi BPJS Kesehatan 2% 300,000
Premi BPJS Ketenagakerjaan 2.50% 375,000
Gaji bruto sebulan 16,875,000
Pengurang
Biaya jabatan 5% 500,000
Iuran BPJS Kesehatan 4% 600,000
Iuran BPJS Ketenagakerjaan 4% 600,000
Jika tidak memiliki NPWP
Iuran pensiun 2% 300,000
5% x 120% x 50.000.000 3,000,000 Total pengurang 2,000,000
15% x 120% x 61.000.000 10,980,000 Gaji neto sebulan 14,875,000
Total PPh terutang setahun 13,980,000 Gaji neto setahun 178,500,000
Total PPh terutang sebulan 1,165,000 PTKP K/2 67,500,000
PKP 111,000,000
PPh Pasal 21 Terutang
50,000,000 5% 2,500,000
61,000,000 15% 9,150,000
Total PPh Pasal 21 Terutang Sebulan 11,650,000
Total PPh Pasal 21 Terutang Setahun 970,833
Resiko yang dihadapi oleh WP yang
tidak memiliki NPWP
2. Akan kesulitan dalam mengajukan kredit
Resiko yang dihadapi oleh WP yang
tidak memiliki NPWP
3. Akan kesulitan traveling ke luar negeri
Resiko yang dihadapi oleh WP yang
tidak memiliki NPWP
4. Dikenakan PPh tinggi apabila belanja barang luar negeri
Contoh:
Sarmila membeli parfum di Mustafa Center secara online dengan harga 200 dollar
singapura. Tarif pajak yang dikenakan yaitu 7.5%. Berapakah total yang harus
dibayar oleh Sarmila apabila Sarmila memiliki NPWP dan apabila Sarmila tidak
memiliki NPWP?
Harga barang 200
Pajak 7.50% 15
Total yang harus dibayar 215
Jika tidak memiliki NPWP
Harga barang 200
Denda tidak punya NPWP 100% 30
Total yang harus dibayar 230
Resiko yang dihadapi oleh WP yang
tidak memiliki NPWP
5. Akan membayar pajak tinggi pada saat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Contoh:
Humam setelah bekerja 20 tahun di PHK oleh tempat dia bekerja dikarenakan di
perusahannya sedang melakukan perampingan tenaga kerja. Untuk kompensasinya
Humam diberikan uang pesangon sebesar 80 juta rupiah. Berapakah PPh Pasal 21
terutang untuk Humam apabila Humam memiliki NPWP dan tidak memiliki NPWP?
Uang pesangon 80,000,000
PPh pasal 21 terutang
50,000,000 0% 0
30,000,000 5% 1,500,000
Total PPh pasal 21 terutang 1,500,000
Jika tidak memiliki NPWP
1,500,000 120% 1,800,000
Uang
Uang Uang
Penggantian PHK
Pesangon Penghargaan
Hak
2. Menjadi Bukan
Subjek Pajak

Perencanaan Pajak PPh Pasal 21


Pihak yang DIPOTONG
Kantor perwakilan negara asing

Pejabat perwakilan negara


asing

Oraganisasi internasional
3. Mendapatkan
penghasilan yang
tidak termasuk
objek PPh

Perencanaan Pajak PPh Pasal 21


Pihak yang DIPOTONG
1. Berupa diperoleh dalam bentuk natura dan/atau persekutuan perkumpulan, firma, dan kongsi
a. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak
diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, investasi kolektif
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final10. Penghasilan yang diterima atau diperoleh
dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau Wajib pajak yang menggunakan norma perusahan modal ventura berupa bagian laba
atau sumbangan kegamaan yang sifatnya wajib bagi penghitungan khsusu dari badan pasangan usaha atau kegiatan di
pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang
diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk5. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada Indonesia
atau disahkan oleh pemerintah dan yang diteirma orang pribadi sehubungan dengan asuransi11. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu
oleh penerima sumbangan yang berhak, yang kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa,
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa 12. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan
Peraturan Pemerintah atau lembaga nirlaba yang bergerak dibidang
6. Dividen atau bagian laba yang diterima atau pendidikan dan/atau bidang penelitian dan
b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah diperoleh perseoran terbatas sebagai WPDN,
dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan
pengembangan, yang telh terdaftar pada
koperasi, BUMN atau BUMD, dari penyertaan isntansi yang membidanginya, yang ditanamkan
keagamaan, badan pendidikan badan sosial
modal pada badan usaha yang didirikan dan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana
termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang
bertempat kedudukan di Indonesia kegiatan pendidikan dan.atau penelitian dan
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
PMK, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,7. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pengembangan, dalam jangka waktu paling
pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan diantara pensiun yang pendiriannya telah disahkan lama empat tahun sejak diperolehkan sisa lebih
pihak-pihak yang bersangkutan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh tersebut
2. Warisan pemberi kerja maupun pegawai 13. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh
3. Harta termasuk setoran tunai yang ditrerima8. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh BPJS kepada WP tertentu
oleh badan sebagai pengganti saham atau dana pensiun
sebagai pengganti penyertaan modal 9. Bagian laba yang diterima atau diperoleh
4. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan anggota dari perseoran komanditer yag
pekerjaan atau jasa yang diterima atau modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
4. Menghindari
Tarif PPh
tertinggi

Perencanaan Pajak PPh Pasal 21


Pihak yang DIPOTONG
Satu Orang

Satu NPWP
Dadang berstatus kawin dengan memiliki 3 orang anak. Pada tahun 2020 Dadang
memiliki penghasilan neto yang berasal dari beberapa kegiatan usaha sebesar Rp.
3.000.000.000 dengan rincian sebagai berikut
Konsultan 250.000.000
Perdagangan 1.500.000.000
Percetakan 1.250.000.000

Berdasarkan penghasilan neto tersebut, besarnya PPh terutang dihitung seperti


berikut ini
Penghasilan Neto 3.000.000.000

PTKP (K/3) 72.000.000

Penghasilan Kena Pajak 2.928.000.000

PPh Terutang  
5% x 50.000.000 2.500.000
15% x 200.000.000 30.000.000

25% x 250.000.000 62.500.000

30% x 2.428.000.000 728.000.000

Jumlah PPh Terutang 823.000.000


1. PPh Perseorangan
Penghasilan Neto Perseorangan 250.000.000
PTPKP 72.000.000
Penghasilan Kena Pajak 178.000.000
PPh Terutang  
5% x 50.000.000 2.500.000
15% x 128.000.000 19.200.000
Jumlah PPh Terutang 21.700.000

2. PPh Badan untuk Perdagangan


Penghasilan Kena Pajak 1.500.000.000
PPh Terutang 375.000.000

3. PPh Badan untuk Percetakan


Penghasilan Kena Pajak 1.250.000.000
PPh Terutang 312.500.000
5. Mengubah
Status Pajak

Perencanaan Pajak PPh Pasal 21


Pihak yang DIPOTONG
Sendiri Berdua

Bertiga
Status Besaran PTKP Keterangan
TK/0 54.000.000 Belum menikah dan tidak mempunyai
tanggungan
K/0 = TK/1 58.500.000 Sudah menikah namun belum
mempunyai anak/tanggungan
K/1 = TK/2 63.000.000 Sudah menikah dan memiliki satu orang
anak/tanggungan
K/2 = TK/3 67.500.000 Sudah menikah dan memiliki dua orang
anak/tanggungan
K/3 72.000.000 Sudah menikah dan memiliki tiga orang
anak/tanggungan
TK/0 K/0 K/1 K/2 K/3
Penghasilan Netto 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000
PTKP
WP Sendiri 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000
Status Kawin 4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000
Tanggungan 1 4,500,000 4,500,000 4,500,000
Tanggungan 2 4,500,000 4,500,000
Tanggungan 3 4,500,000
Jumlah PTKP 54,000,000 58,500,000 63,000,000 67,500,000 72,000,000
PKP 96,000,000 91,500,000 87,000,000 82,500,000 78,000,000
PPh Terutang
5% 50,000,000 2,500,000 50,000,000 2,500,000 50,000,000 2,500,000 50,000,000 2,500,000 50,000,000 2,500,000
15% 46,000,000 2,300,000 41,500,000 2,075,000 37,000,000 1,850,000 32,500,000 1,625,000 28,000,000 1,400,000
Total PPh terutang 4,800,000 4,575,000 4,350,000 4,125,000 3,900,000
Status PTKP Keterangan
Wajib Pajak Kawin dan Penghasilan Istri digabung dengan penghasilan suami
K/I/0 108.000.000
dengan tanpa tanggungan
Wajib Pajak Kawin dan Penghasilan Istri digabung dengan penghasilan suami
K/I/1 112.500.000
dengan satu tanggungan
Wajib Pajak Kawin dan Penghasilan Istri digabung dengan penghasilan suami
K/I/2 117.000.000
dengan dua tanggungan
Wajib Pajak Kawin dan Penghasilan Istri digabung dengan penghasilan suami
K/I/3 121.500.000
dengan tiga tanggungan
6. Menghitung
Kembali PPh
yang di Potong

Perencanaan Pajak PPh Pasal 21


Pihak yang DIPOTONG
Hitung Kembali Pajak yang Telah
Dipotong
´
1 Gaji Sebulan Rp. xxx  

2 Tunjangan PPH Rp. xxx  


3 Tunjangan dan Honorarium lainnya Rp. xxx  
4 Premi JKK, JK, JHT, JPK dibayar pemberi kerja Rp. xxx  
5 Premi Asuransi yang dibayar pemberi kerja Rp. xxx  
6 Penerimaan dalam bentk natura yang dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 Rp. xxx  
7 Jumlah Penghasilan bruto   Rp. xxx

PENGURANGAN
8 Biaya jabatan (5% x penghasilan bruto, maksimal Rp. 500.000 sebulan) Rp. xxx  
9 Iuran pensiun atau iuran THT/JHT (yang dibayar oleh penerima penghasilan) Rp. xxx  
10 Jumlah Pengurangan   (Rp. xxx)

PENGHITUNGAN PPH PASAL 21


11 Penghasilan netto sebulan (7-10)   Rp. xxx
12 Penghasilan netto setahun/disetahunkan (11x12)   Rp. xxx
13 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)   Rp. xxx
14 Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun (12-13)   Rp. xxx
15 PPh Pasal 21 yang terutang (14 x tarif pasal 17 ayat (1) huruf a   Rp. xxx
  PPh Pasal 21 yang dipotong sebulan (15 ÷ 12)   Rp. xxx
7. Memilih
Perusahaan yang
Menanggung
Pajak Pegawai

Perencanaan Pajak PPh Pasal 21


Pihak yang DIPOTONG
Gross
Net Basis
method

Tunjangan
Gross up
Pajak
Kekurangan Gross Method
Take home pay atau uang bersih yang diterima setiap
bulan oleh pegawai menjadi berkurang

Take home pay menjadi tidak bulat jumlahnya karena


harus membayar Pajak

Jumlah take home pay tidak sesuai dengan yang dijanjikan


dikontrak perjanjian kerja karena dipotong pajak
Kelebihan Gross Method
Pajak sudah pasti dibayarkan karena jumlah pajak
menjadi komponen pengurang take home pay

Nominal pajak sama setiap bulannya selama tidak


ada tambahan penghasilan diluar gaji pokok
Tuan Doli pegawai tetap di PT. MSA. Dia menikah dengan
memiliki tiga anak. Gaji yang didapatkan oleh Tuan Doli adalah
18 juta rupiah dengan tunjangan yang didapatkan berupa
tunjangan transport 4.5% dari gaji, tunjangan keluarga 3.5%
dari gaji, premi BPJS kesehatan sebesar 2.5% dari gaji dan
premi BPJS ketenagakerjaan 2.5% dari gaji yang dibayarkan
oleh PT. MSA. Selain itu PT MSA juga memberikan tunjangan
pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun senilai 4.5%.
Adapun iuran yang dibayar oleh Tuan Rijal setiap bulannya
yaitu iuran BPJS kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sebesar
4.5% dari gaji pokok dan iuran pension sebesar 3.5%. Apabila
PT. MSA menerapkan perencanaan pajak PPh Pasal 21 untuk
pegawai menggunakan gross method?
Gaji sebulan 18,000,000
Tunjangan transport 4.5% 810,000
Tunjangan keluarga 3.5% 630,000
Premi BPJS Kesehatan 2.5% 450,000
Premi BPJS Ketenagakerjaan 2.5% 450,000
Gaji bruto sebulan 20,340,000
Pengurang
Biaya jabatan 5.0% 500,000
Iuran BPJS Kesehatan 4.5% 810,000
Iuran BPJS Ketenagakerjaan 4.5% 810,000
Iuran pensiun 3.5% 630,000
Total pengurang 2,750,000
Gaji neto sebulan 17,590,000
Gaji neto setahun 211,080,000
PTKP K/3 72,000,000
PKP 139,080,000
PPh Pasal 21 Terutang
50,000,000 5.0% 2,500,000
89,080,000 15.0% 13,362,000
Total PPh Pasal 21 Terutang Setahun 15,862,000
Total PPh Pasal 21 Terutang Sebulan 1,321,833
Tunjangan Pajak 0
PPh Pasal 21 yang harus pegawai   1,321,833
Take home pay
Penghasilan bruto 20,340,000
PPh Pasal 21 1,321,833
Take home pay 19,018,167
Kelebihan Net Basis
Take home pay sesuai dengan yang dijanjikan didalam kontrak
kerja tentang jumlah gaji yang diberikan

Nilainya bulat karena pajak yang harusnya dibayar oleh pegawai


ditanggung oleh perusahaan

Apabila ada tambahan penghasilan maka tambahan penghasilan


itu akan diterima 100% oleh pegawai karena pajaknya
ditanggung perusahaan
Kekurangan Net Basis
Pegawai atau wajib pajak tidak bisa memastikan apakah pajak
yang harus dibayar oleh dirinya dibayarkan kepada negara atau
tidak

Pegawai biasanya tidak akan mendapatkan penghasilan


tambahan dikarenakan beban perusahaan yang tinggi untuk
membayar pajak penghasilan para pegawainya
Gaji sebulan 18,000,000
Tunjangan transport 4.5% 810,000
Tunjangan keluarga 3.5% 630,000
Premi BPJS Kesehatan 2.5% 450,000
Premi BPJS Ketenagakerjaan 2.5% 450,000
Gaji bruto sebulan 20,340,000
Pengurang
Biaya jabatan 5.0% 500,000
Iuran BPJS Kesehatan 4.5% 810,000
Iuran BPJS Ketenagakerjaan 4.5% 810,000
Iuran pensiun 3.5% 630,000
Total pengurang 2,750,000
Gaji neto sebulan 17,590,000
Gaji neto setahun 211,080,000
PTKP K/3 72,000,000
PKP 139,080,000
PPh Pasal 21 Terutang
50,000,000 5.0% 2,500,000
89,080,000 15.0% 13,362,000
Total PPh Pasal 21 Terutang Setahun 15,862,000
Total PPh Pasal 21 Terutang Sebulan 1,321,833
Tunjangan Pajak 1,321,833
PPh Pasal 21 yang harus pegawai   0
Take home pay
Penghasilan bruto 20,340,000
PPh Pasal 21 0
Take home pay 20,340,000
Kelebihan Tunjangan
Pajak
Penghasilan bruto menjadi lebih tinggi

Take home pay menjadi lebih tinggi dengan adanya tambahan


komponen tunjangan yang diberikan oleh perusahaan

Jumlah take home pay bulat


Kekurangan Tunjangan Pajak
Meskipun pajak ditanggung oleh pemerinah pegawai
tetap harus membayar kekurangan pembayaran pajaknya

Pegawai mendapatkan tambahan penghasilan namun


tidak berbentuk uang yang dia terima
Gaji sebulan 18,000,000
Tunjangan pajak   1,321,833
Tunjangan transport 4.5% 810,000
Tunjangan keluarga 3.5% 630,000
Premi BPJS Kesehatan 2.5% 450,000
Premi BPJS Ketenagakerjaan 2.5% 450,000
Gaji bruto sebulan 21,661,833
Pengurang
Biaya jabatan 5.0% 500,000
Iuran BPJS Kesehatan 4.5% 810,000
Iuran BPJS Ketenagakerjaan 4.5% 810,000
Iuran pensiun 3.5% 630,000
Total pengurang 2,750,000
Gaji neto sebulan 18,911,833
Gaji neto setahun 226,942,000
PTKP K/3 72,000,000
PKP 154,942,000
PPh Pasal 21 Terutang
50,000,000 5.0% 2,500,000
104,942,000 15.0% 15,741,300
Total PPh Pasal 21 Terutang Setahun 18,241,300
Total PPh Pasal 21 Terutang Sebulan 1,520,108
Tunjangan Pajak 1,321,833
PPh Pasal 21 yang harus pegawai   198,275
Take home pay
Penghasilan bruto 21,661,833
PPh Pasal 21 198,275
Take home pay 21,463,558
Kelebihan Pajak ditanggung oleh
perusahaan gross up

Pegawai akan mendapatkan penghasilan full sesuai


yang dijanjikan dengan kontrak

Pegawai tidak perlu membayar pajak sama sekali atas


penghasilan yang didapatkannya

Apabila pegawai mendapatkan tambahan


penghasilan maka pajak akan dibayar oleh
perusahaan

Mendapatkan THP dengan nominal yang bulat


Kekurangan Pajak ditanggung oleh
perusahaan gross up

Penghasilan bruto akan menjadi lebih besar dibandingkan


dengan penghasilan yang dijanjikan dikontrak

Penghasilan bruto tidak diterima secara full oleh pegawai


karena adanya pengurangan-pengurangan yang tidak bisa
dihindari
Gaji bruto setahun 244,080,000
Tunjangan pajak   18,661,176
Pengurang
Biaya jabatan 5.0% 6,000,000
Total pengurang 27,000,000
Gaji neto setahun 229,741,176
PTKP K/3 72,000,000
PKP 157,741,176
PPh Pasal 21 Terutang
50,000,000 5.0% 2,500,000
107,741,176 15.0% 16,161,176
Total PPh Pasal 21 Terutang Setahun 18,661,176
Tunjangan Pajak 18,661,176
PPh Pasal 21 yang harus pegawai   0
Take home pay
Penghasilan bruto 244,080,000
PPh Pasal 21 0
Take home pay setahun 244,080,000
Take home pay sebuulan 20,340,000
8. Meminta Bukti
Potong PPh Pasal
21

Perencanaan Pajak PPh Pasal 21


Pihak yang DIPOTONG
Meminta Bukti Potong

Anda mungkin juga menyukai