Anda di halaman 1dari 54

Pencegahan dan

Pengendalian INFEKSI
AKSES VASKULER
HEMODIALISIS
Ns. Jeane d’Arc, S.Kep
RS. St. Carolus

Jeaned39arc@ymail.com
081212115603
Tujuan Pembelajaran
UMUM

Peserta mampu
Peserta mampu menggunakan
melakukan upaya-upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi akses vaskuler di unit
Hemodialisis
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses ini peserta mampu

1
Melakukan upaya-upaya
pencegahan dan
pengendalian infeksi akses
vaskuler HD

2
Melakukan
penyelenggaraan surveilans
epidemiologi di unit
Hemodialisis
Pendahuluan
 Pasien Hemodialisis (HD)
sangat rentan terhadap
infeksi
 Beberapa faktor penyebab:
– Daya tahan tubuh yang
rendah Perlu upaya
– Proses kanulasi yang pencegahan
berulang-ulang dan kontrol
– Kontak yang sering dengan infeksi yang
petugas kesehatan efektif
– Kurangnya penghalang fisik
antara pasien dan
lingkungan HD
AKSES VASKULER
HEMODIALISIS
Akses Vaskuler
• Akses Vaskuler Hemodialisis adalah Jalur untuk
mempertahankan kehidupan pada penderita
Gagal Ginjal tahap akhir, yang memerlukan
tindakan Hemodialisis.
• Dipakai sebagai sarana hubungan sirkulasi antara
sirkulasi darah ditubuh pasien dengan sirkulasi
darah ekstra corporeal (di luar tubuh pasien).
• Terdapat 2 kanulasi yang berguna sebagai aliran
inlet dan oulet.
Tipe Akses Vaskuler
Temporer
• Dipakai dalam jangka waktu tertentu
• Tidak menetap
• Single Lumen atau Dobel Lumen
• Lokasi pemasangan:
– Vena Jugularis
– Vena Subclavia
– Vena Femoralis
Tipe Akses Vaskuler
Permanen
• Dipakai dalam jangka waktu
panjang
• Menetap
• Ada 3 tipe:
1. Arterio Venous Fistula
/AVF...Cimino...
2. Arterio Venous Grafts/AVG
3. Central Venous Catheter HD
/CVC HD jenis Tunneled
Cuffed double lumen
Catheter
Catheter Related Bacteremia
(CRB)
Av Fistula

Central Venous Catheter (CVC)


Masalah yang sering terjadi
• Antara lain : Resiko
terjadinya infeksi
Perlu
• Resiko infeksi tergantung Penegakan
pada tipe askes vaskuler Diagnosa
yang digunakan Dini dan
• 70% berkaitan dengan manajemen
penanganan
pemakaian kateter Vena
infeksi yang
Central (CVC) tepat.
• Penyebab kedua kematian
pada pasien HD setelah
Gangguan Jantung
Pengenalan Infeksi
• Secara symtomatic yaitu berupa
adanya : demam, nyeri, kemerahan
sekitar exit site kateter
• Pada keadaan lanjut perlu
pemeriksaan kultur darah untuk
penegakan diagnosa
Upaya Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi

• Penerapan Kewaspadaan Isolasi


–Kewaspadaan standar
–Kewaspadaan Berbasis Transmisi
• Surveilens epidemiologi
UpayaPencegahan
Upaya PencegahanDan Dan
Pengendalian
Pengendalian Infeksi
Infeksi
• Kewaspadaan Standar 5. Pemrosesan
(Pedoman PPI, 2011) Peralatan Pasien
6. Kesehatan Karyawan
1. Kebersihan Tangan
7. Penempatan Pasien
2. Penggunaan Alat
8. Etika Batuk
Pelindung Diri
9. Praktek Menyuntik
3. Peralatan Perawatan yang aman
Pasien 10.Praktek untuk lumbal
4. Pengendalian Punksi
Lingkungan
Kewaspadaan berdasarkan
Transmisi:
• Kontak
• Droplet
• Airborne
• Common Vehicle
• Melalui vektor
CDC
• Merekomendasikan beberapa prosedur
pengendalian infeksi akses vaskuler:
– Kebersihan tangan
– Perawatan Kateter yang benar
– Penggunaan antiseptic agent
– Edukasi bagi pasien dan staf.
– Surveilans
Kebersihan Tangan
“ Kegagalan melakukan kebersihan tangan
yang baik dan benar dianggap sebagai
penyebab utama infeksi noskomial (HAIs)
dan penyebaran mikroorganisme multi
resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan
telah diakui sebagai kontributor yang
penting terhadap timbulnya wabah “
(Pedoman PPI, 2011)
Hal yang perlu diingat saat membersihkan
tangan:
• Bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi
oleh bahan yang mengandung protein, tangan
harus dicuci dengan sabun dan air mengalir
• Bila tangan tidak jelas terlihat kotor atau
terkontaminasi, harus digunakan antiseptik
berbasis alkohol untuk dekontaminasi tangan
rutin
• Pastikan tangan kering sebelum memulai
kegiatan
a. Sarung tangan
b. Masker
c. Alat pelindung Mata
d. Topi
e. Gaun pelindung
f. Apron
Alat g. Pelindung Kaki
pelindung
diri
• Penggunaan Alat Pelindung Diri
– Penggunaan Bertujuan untuk melindungi petugas
dan pasien dari kontaminasi mikroorganisme
– Digunakan sesuai indikasi
– Segera dilepas jika sudah selesai tindakan
Rekomendasi KDOQi
Pencegahan Infeksi pada Akses
Vaskuler Temporer:
A. Insersi Kateter:
Perawatan
Perawatan 1. Perlu disiapkan lembar check
list untuk memonitor konsitensi
Kateter
Kateter dan kepatuhan dalam
penerapan teknik aseptik.
2. Teliti dalam melakukan
kebersihan tangan baik dengan
Hand Rub maupun Hand Wash
3. Hindari pemakaian akses
Femoral bila memungkinkan
4. Penggunaan APD maksimal
terdiri dari: masker, tutup
kepala, Apron dan sarung
tangan steril
Perawatan
Perawatan 5. Gunakan duk yang luas
Kateter
Kateter 6. Gunakan antiseptik 0,5%
chlorhexidne gluconate dan 70%
Isopropyl alcohol untuk
membersihkan kulit
7. Biarkan kulit kering sebelum
digunakan
B. Perawatan Kateter
1. Hanya perawat yang terlatih yang
dapat melakukan dressing dan
memanipulasi kateter
2. Kateter “exit site” diperiksa
Perawatan posisinya, ada tidaknya infeksi
Kateter sebelum digunakan
3. Teknik aseptik selalu digunakan
untuk mencegah kontaminasi,
termasuk penggunaan masker
untuk petugas dan pasien serta
penggunaan sarung tangan pada
saat melepas dan menyambung
konektor, prosedur balut
4. “Hub Chateter” dapat direndam
dalam larutan povidone-iodine, atau
dibungkus dengan kasa povidone-
iodine selama 5 menit sebelum
tutupannya dibuka.
5. Penggunaan masker bagi pasien dan
Perawatan petugas menggunakan masker serta
Kateter pelindung mata.
6. Manipulasi kateter sebaiknya
diminimalkan
7. Ganti balutan Exit Site catheter setiap
3 hari (pada setiap sesi HD)
8. Penggunaan Antimicrobial Lock
Solutions, seperti pemakaian
Trisodium Citrate (TSC).
Trisodium Citrate (TSC)
Perlindungan Menghambat Mengurangi
antibakteri tanpa pertumbuhan resiko
menimbulkan biofilm perdarahan
resistensi

Efek antimikroba Mengurangi penggunaan


masih ada saat trombolitik (urokinase,
proses dialisis reteplase, alteplase)

Meningkatkan Efek samping


“umur” kateter tidak berbahaya
Tata Cara Pemakaian
Trisodium Citrate (TSC)
• Pra Dialisis sebelum inisiasi TSC harus
diaspirasi dan dibuang
• Pasca Dialisis:
– Flushing Lumen Katheter dengan NaCL 0,9% (10
ml/lumen)
– Masukan TSC menggunakan spuit, sesuaikan dosis
dengan panjang lumen
– Dilakukan secara perlahan (8-10 detik).
Rekomendasi KDOQi
1. Lengan yang diakses dicuci
dengan sabun antimikroba
Perawatan 2. Palpasi dan pastikan lokasi
AV kanulasi sebelum diakses
Shunt 3. Untuk membersihkan kulit yang
akan dikanulasi dengan
menggunakan alkohol based
chlorhexidin atau 10% povidone
iodine atau 70% alkohol
1. Bagi petugas :

Edukasi • Pendidikan, pelatihan Pencegahan


Pasien / dan Pengendalian Infeksi termasuk
Keluarga perawatan vaskular akses, dan teknik
dan aseptik.
tenaga
• Evaluasi kompetensi “skill perawatan
Kesehatan kateter “diulang setiap 6-12 bulan.
2. Bagi pasien:
Perlu adanya standar edukasi
Edukasi
tentang pencegahan infeksi,
Pasien /
antara lain: perawatan vaskular
Keluarga
akses, kebersihan tangan, risiko
dan
yang berkaitan dengan
tenaga
pemakaian kateter, mengenal
Kesehatan
tanda-tanda infeksi, dan
petunjuk menjaga kateternya .
3. Pasien dengan akses kateter
temporer:
Edukasi
– Cuci tangan
Pasien /
– Perawatan di rumah
Keluarga
– Tanda dan gejala infeksi
dan
– Cara mengatasi masalah ketika
tenaga
ada permasalahan dengan
Kesehatan kateter
– Resiko pemasangan kateter
– Pelaksanaan dasar-dasar kontrol
infeksi selama pemakaian
kateter bagi pasien
4. Pasien dengan akses permanen
– Pasien diajarkan cara melakukan
Edukasi exercise fistula
Pasien / – Kulit sekitar area access harus
Keluarga dijaga kebersihannya dan tetap
dan kering.
tenaga – Mencuci area akses sebelum
Kesehatan dilakukan kanulasi
– Mengenal adanya “thrill”
– Tanda dan gejala infeksi
– Tangan yang ada akses jangan
sampai tertekan pada waktu
tidur
- Menghindari lengan baju yang
Edukasi ketat, pemakaian jam tangan
Pasien / atau gelang pada lengan yang
Keluarga ada akses
dan - Tangan yang ada akses tidak
tenaga diperkenankan untuk ambil
Kesehatan darah, atau penyuntikan, T
- Tidak mengangkat barang
berat, atau tekanan yang besar
pada lengan yang ada akses
Edukasi – Cara mengatasi masalah ketika
Pasien / ada permasalahan dengan AVF
Keluarga – Menjaga agar tangan yang ada
dan akses tidak terbentur atau
tenaga fistula / graft terpotong
Kesehatan – Pelaksanaan dasar kontrol
infeksi selama proses kanulasi
(mengikut sertakan pasien).
SURVEILANS
Mayoritas Bloodstream Infections berhubungan
dengan pemakaian vaskular access, dimana
70% kejadian infeksi berhubungan dengan
pemakaian kateter Vena central (CVC).

Surveilans
Surveilans
• Surveilans adalah pengumpulan data
kesehatan yang penting secara terus menrus
sistematis, analisis dan interpretasi dan
diseminasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan secara berkala untuk
digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi suatu tindakan pelayanan
kesehatan
Tujuan Surveilans
• Memperoleh data dasar
• Kewaspadaan dini adanya KLB
• Menilai standar mutu layanan
• Sarana identifikasi adanya malpraktik
• Menilai keberhasilan program PPI
• Meyakini klinisi
• Tolok Ukur akreditasi
Siapa yang melakukan Survei HAIs
• Infection Prevention Control Nurse (IPCN),
yang memiliki kompetensi, pengalaman,
mendapat pelatihan
Kapan dilakukan Surveilans
• Perencanaan setiap tahun Komite PPI
• Pengumpulan Data setiap hari oleh IPCN
• Analisa data setiap bulan oleh IPCN
• Interpretasi data setiap bulan olh IPCN bersama IPCD
• Diseminasi hasil Surveilans setiap bulan oleh Ketua
Komite PPI ke pihak-pihak yang berkepentingan
(direktur, dokter, ruangan yang bersangkutan, bidang
mutu)
• Evaluasi setiap bulan oleh IPCN bersama dengan
IPCD
Metode

• Targeted Surveillance
fokus pada blood stream infections
Tahapan Surveilans
Perencanaan
Mengkaji Populasi
Mentukan Definisii Pengumpulan
Data
Evaluasi (Setiap Hari dgn waktu
(Buat Perbaikan)i sama)

Analisa Data
{Hitung insiden Rate
Komunikanasi Interpretasi
dan Stratifikasi)
(Yang
(Tren naik atau
Berkepentingan)
turun)
Analisa Data
• Untuk menghitung Numerator: Total pasien
besaran masalah dengan kejadian infeksi
infeksi adalah insiden yang terjadi pada bulan
rate tersebut
Denominator: Total
• Rumus Insiden rate jumlah hari mulai dari
awal pemasangan
Numerator sampai terjadi
---------------- x 1000 infeksi/dihitung dengan
Denominator mengakumulasikan
• Dalam kurun waktu jumlah hari terpasang
satu bulan CDL dari seluruh pasien
Kesimpulan
• Infeksi Akses Vaskular HD merupakan masalah yang
sering terjadi pada pasien HD terutama pada pasien
dengan akses temporer.
• Infeksi pada pasien HD menempati urutan kedua
penyebab kematian
• Perlu upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
yang adekuat, mulai dari menjaga kebersihan tangan,
kepatuhan prosedur perawatan, penggunaan anti
septik yang tepat.
• Untuk perbaikan kualitas perlu adanya suatu surveilans
• Semua upaya ini untuk menjaga keselamatan pasien.
KAMUS INDIKATOR : AREA KLINIS/ AREA MANAJERIAL/
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
JUDUL INDIKATOR
DEFINISI
TUJUAN PENINGKATAN MUTU
DIMENSI MUTU
KRITERIA INKLUSI
KRITERIA EKSLUSI
NUMERATOR
DENOMINATOR
SUMBER DATA
PENANGGUNG JAWAB

ALASAN PEMIKIRAN/ ALASAN


PEMILIHAN INDIKATOR
TIPE INDIKATOR □ STRUKTUR
□ PROSES
□OUTCOME
□PROSES DAN OUTCOME
JANGKA WAKTU PELAPORAN

FREKUENSI PENILAIAN DATA □ HARIAN


□ MINGGUAN
□ BULANAN
□ LAINNYA
METODOLOGI PENGUMPULAN □ RESTROSPECTIVE
DATA □ SENSUS HARIAN
TARGET SAMPEL DAN JUMLAH
SAMPEL
AREA MONITORING

NILAI AMBANG STANDAR


JELASKAN PENGUMPULAN DATA
DAN ANALISISNYA

JELASKAN BAGAIMANA DATA


AKAN DIDESIMINASIKAN KE STAF

NAMA ALAT AUDIT/NAMA FILE

LAMPIRKAN FORMULIR ALAT


AUDIT

Anda mungkin juga menyukai