Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PRAKTIK KLINIS KEPERAWATAN (PPK)

PROSEDUR TINDAKAN RUANG HEMODIALISA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

Prosedur : Fungsi Cimino AV Shunt

1. Pengertian (Definisi) : Suatu prosedur pembedahan dengan membentuk suatu lintasan


antara arteri dan vena di daerah tertentu yang berguna untuk
akses hemodialisa.
2. Tujuan : Agar tindakan hemodialisa berjalan lancar dan akses vaskuler
Lancar
3. Kebijakan : Fungsi cimino dengan aseptik benar, aman dan terhindar dari
Komplikasi
4. Persiapan : 4.1. Persiapan Pasien :
4.1.1 Harus ada permintaan dan persetujuan HD terutama
Untuk persiapan pasien baru (IC: Inform Concent).
4.1.2 Nilai kembali hasil laboraturium lengkap
4.1.3 Terima pasien dan timbang berat badan bila
memungkinkan
4.1.4 Observasi vital sign dan adanya tanda-tanda kedaruratan
(over load, hyperkalemia)
4.1.5 Persiapan mental pasien
4.1.6 Tentukan dan nilai akses vaskuler yang akan digunakan
(cimino, double lumen, femoral)

5.2. Persiapan Mesin :


4.2.1 Mesin dalam kondisi baik dan siap pakai
4.2.2 Dializer yang sudah dipriming dan ditempatkan dimesin
4.2.3 Kesiapan alat penunjang lain O2, monitoring EKG, suction
(untuk SU)
4.2.4 Peralatan sesuai akses vaskuler yang tersedia

5.3. Persiapan Alat :


5.3.1. Satu buat set steril dyalisis terdiri dari :
1. Kain alas dan kain set steril satu buah
2. Kassa lima buah
3. Satu buah mangkuk kecil berisi NaCl 0,9%
4. Satu pasang sarung tangan
5. Satu buah arteri klem
6. Satu buah mangkuk kecil berisi betadine
7. Satu buah mangkuk alkohol
5.3.2. Dua buah AVF (Arterio Venus Fistula) G15, G16 dengan
panjang 1 inc keduanya.
5.3.3. Satu buah spuit 3cc, 20cc, 1cc
5.3.4. Heparin injeksi untuk dosis awal (50-100 iu/kg BB) dan
dosis pemeliharaan (1000-2000 iu/kg BB)
5.3.5. Plester
5.3.6. Masker
5.3.7. Troli
PANDUAN PRAKTIK KLINIS KEPERAWATAN (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN RUANG HEMODIALISA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

5.4. Petugas
Perawat yang mempunyai kewenangan klinis.
5. Prosedur Tindakan : 5.1. Pelaksanaan Tindakan
5.1.1. Beritahu pasien bahwa inisiasi akan dimulai.
5.1.2. Perawat cuci tangan
5.1.3. Perawat memakai masker
5.1.4. Membuka set steril
5.1.5. Menuangkan cairan NaCl 0,9% pada mangkuk kecil sesuai
kebutuhan
5.1.6. Menuangkan alkohol yang berisi kassa
5.1.7. Perawat memakai sarung tangan
5.1.8. Letakan kain steril pada lengan steril
5.1.9. Lakukan disinfektan pada area penusukan menggunakan
kassa betadhine lalu kassa alkohol.
5.1.10. Memberikan anastesi lokal pada cimino (tempat
penusukan fungsi) baik dengan injeksi atau spray pada
pasien yang menginginkan anastesi.
5.1.11. Tusuk tempat cimino dengan jarak 5-10cm dari
anstomose cimino (tempat sambungan arteri dan vena).
5.1.12. Setelah darah keluar hisaplah dengan spuit 3cc yang
menyambung pada vistula kemudian masukan kembali.
5.1.13. AV fistula diklem, spuit dilepas tutup dengan penutup,
fiksasi dengan plester dan tutup luka tusuk dengan kassa
alkohol.
5.1.14. Tusukkan jarum AV fistula pada bagian vena yang lain
dengan jarak 5cm-10cm dari tusukkan AV fistula yang
satunya.
5.1.15. Lakukan fiksasi dengan plester dan tutup dengan kassa
alkohol.
5.1.16. Kases cimino siap disambungkan dengan mesin.
5.1.17. Alat-alat kotor masukkan tempat sampah dan bereskan.
5.2. Hal-hal yangharus diperhatikan :
5.2.1. Tehnik
5.2.2. Imobilisasi tangan dan fiksasi dengan kuat dan pastikan
aman
6. Pasca Prosedur Tindakan -
7. Tingkat Evidens
8. Tingkat Rekomendasi
9. Penelaah Kritis
10. Indikator Prosedur Tindakan Fungsi cimino ±10 menit
11. Kepustakaan Patravep Darwis 2014
12. Unit Terkait Hemodialisa
PANDUAN PRAKTIK KLINIS KEPERAWATAN (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN RUANG HEMODIALISA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

Prosedur : Fungsi Double Lumen

1. Pengertian (Definisi) : Sebuah alat yang terbuat dari bahan plastik PVC, mempunyai dua
cabang, selang merah (arteri) untuk keluarnya darah dari tubuh ke
mesin dan selang biru (vena) untuk memasukan darah dari mesin
ke tubuh.
2. Tujuan : 2.1. Dapat digunakan segera setelajh dipasang
2.2. Agar tindakan hemodialisa berjalan lancar
2.3. Digunakan sebelum pasang cimino
2.4. Penggunaan lebih mudah
3. Kebijakan : Pasien menjalani hemodialisa yang aman dan nyaman sehingga HD
Adikuasai tercapai
4. Persiapan : 4.1. Persiapan Pasien :
4.1.1. Harus ada permintaan dan persetujuan HD terutama
untuk persiapan pasien baru (IC: Inform Concent).
4.1.2. Nilai kembali hasil laboratorium lengkap.
4.1.3. Terima pasien dan timbang berat badan bila
memungkinkan.
4.1.4. Observasi vital sign dan adanya tanda-tanda
kedaruratan (overload, hyperkalemia)
4.1.5. Persiapan mental pasien
4.1.6. Tentukan dan nilai akses vaskuler yang akan
digunakan (cimino, double lumen, femoral)
4.2. Persiapan Mesin :
4.2.1. Mesin dalam kondisi baik dan siap pakai.
4.2.2. Dializer yang sudah di priming dan ditempatkan
dimesin.
4.2.3. Kesiapan alat penujang lain O2, monitoring EKG,
suction (untuk SU).
4.2.4. Peralatan sesuai akses vaskuler yang tersedia.
4.3. Persiapan Alat :
4.3.1. Satu buah set steril dyalisis terdiri dari :
1. Kain alas dan kain set steril satu buah
2. Kassa lima buah
3. Satu buah mangkuk kecil berisi NaCl 0,9%
4. Satu pasang sarung tangan
5. Satu buah arteri klem
6. Satu buah mangkuk kecil berisi betadine
7. Satu buah mangkuk alkohol
8. Satu buah mangkuk untuk penyimpanan tutup
kanul kateter.
4.3.2. Dua buah AVF (Arterio Venus Fistula) G15, G16 dengan
panjang 1 inch keduanya
4.3.3. Satu buah spuit 3cc, 20cc, 1cc.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS KEPERAWATAN (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN RUANG HEMODIALISA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

4.3.4. Heparin injeksi untuk dosis awal (50-100 iu/kg BB) dan
dosis pemeliharaan (1000-2000 iu/kg BB)
4.3.5. Plester
4.3.6. Masker
4.3.7. Troli
4.4. Petugas :
Perawat yang mempunyai kewenangan klinis
5. Prosedur Tindakan : 5.1. Pelaksanaan Tindakan :
5.1.1. Bawa peralatan ke dekat pasien dan beritahu pasien
bahwa inisiasi akan dimulai.
5.1.2. Letakan pengalasa karet / plastik dibawah kateter dan
Buka balutan kateter.
5.1.3. Pakai masker, cuci tangan dan pakai sarung tangan.
5.1.4. Disinfeksi kedua kanula dengan betadine sol
(tanpa memakai klem disinfeksi).
5.1.5. Letakan duk bolong steril sebagai pengalas dan
Penutup.
5.1.6. Keluarkan heparin simpanan dari kedua kanul ± 3cc
Sekaligus untuk mengeluarkan bekuan darah (bila ada)
5.1.7. Periksa kelancaran aliran kateter, bila diperlukan
Ambil darah untuh sample lab, lalu bolus dengan
Heparin dengan dosis awal yang sudah dioplos dengan
NaCl 0.9% ± 5cc melalui outlet (tergantung tehnik
Dinatansi masing-masing).
5.1.8. Bersihkan tutup kanula kateter dengan NaCl 0.9% dan
Rendam dalam kom steril berisi betadine dan simpan
Dalam bak steril.
5.1.9. Akses double luymen siap disambungkan dengan
Mesin.
6. Pasca Prosedur Tindakan
7. Tingkat Evidens
8. Tingkat Rekomendasi
9. Penelaah Kritis
10. Indikator Prosedur ± 10 menit
11. Kepustakaan Allen. R Nissenson 2004
12. Unit Terkait Hemodialisa
PANDUAN PRAKTIK KLINIS KEPERAWATAN (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN RUANG HEMODIALISA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

Prosedur : Fungsi Vena Femoralis

1. Pengertian (Definisi) : Tindakan awal yang dilakukan fungsi / insersi melalui vena
Femoralis
2. Tujuan : Untuk mengalirkan darah dari vena yang terbesar (femoral)
Ke ekstralorpored (sirkuit darah).
3. Kebijakan : Fungsi cimino dengan aseptik benar, aman dan terhindar dari
Komplikasi
4. Persiapan : 4.1. Persiapan Pasien :
4.1.1. Harus ada permintaan dan persetujuan HD terutama
Untuk persiapan pasien (IC: Inform Concent).
4.1.2. Nilai kembali hasil laboratorium lengkap.
4.1.3. Terima pasien dan timbang berat badan bila
Memungkinkan
4.1.4. Observasi vital sign dan adanya tanda-tanda
Kedaruratan (overload, hyperkalemia).
4.1.5. Persiapan mental pasien.
4.1.6. Tentukan dan nilai akses vaskuler yang akan
Digunakan (cimino, double lumen, femoral).
4.2. Persiapan Mesin :
4.2.1. Mesin dalam kondisi baik dan siap pakai.
4.2.2. Dializer yang sudah dipriming dan ditempatkan dimesin.
4.2.3. Kesiapan alat penunjang lain O 2, monitoring EKG,
suction (untuk SU).
4.2.4. Peralatan sesuai akses vaskuler yang tersedia.
4.3. Persiapan Alat :
4.3.1 Satu buah set steril dyalisis terdiri dari :
1. Kain alas dan kain set steril satu buah
2. Kassa lima buah
3. Satu buah mangkuk kecil berisi NaCl 0,9%
4. Satu pasang sarung tangan
5. Satu buah arteri klem
6. Satu buah mangkuk kecil berisi betadine
7. Satu buah mangkuk alkohol
4.3.2 Dua buah AVF (Arterio Venus Fistula) G15, G16 dengan
Panjang 1 inci dan 11/4 inci keduanya.
4.3.3 Lidokain 1 amp
4.3.4 Duk berlubang steril
4.3.5 Satu buah spuit 3cc, 20cc. 1cc
4.3.6 Heparin injeksi untuk dosis awal (50-100 iu/kg BB) dan
dosis pemeliharaan (1000-2000 iu/kg BB)
4.3.7 Plester
4.3.8 Masker
PANDUAN PRAKTIK KLINIS KEPERAWATAN (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN RUANG HEMODIALISA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

4.3.9 Troli
4.4. Petugas :
Perawat yang mempunyai kewenangan klinis.
5. Prosedur Tindakan 5.1. Pelaksanaan Tindakan :
5.1.1. Bawa peralatan ke dekat pasien
5.1.2. Letakan pengalas karet / plastik pada daerah outlet, atur
Posisi femoral yang akan dinsersi / fungsi, tentukan area
Yang akan diinsersi.
5.1.3. Perawat memekai masker, cuci tangan dan pakai sarung
Tangan
5.1.4. Disinfeksi daerah vena / outlet dan lipatan paha / inflet
(sama seperti pada insersi / punksi fistula).
5.1.5. Letakan duk bolong steril sebagai pengalas dan penutup
Pada daerah outlet dan inlet.
5.1.6. Lakukan insersi / punksi outlet dan fiksasi tutup dengan
Kassa, bila diperlukan ambil darah untuk sampel lab lau
Bolus dengan heparin dosis awal yang sudah diaplus
NaCl 0,9% ± 5cc.
5.1.7. Lakukan punksi intel secara perkutaneus sambil
Diaspirasi (usahakan dapat vena) fiksasi dan tutup
Dengan kain kassa.
6. Pasca Prosedur Tindakan
7. Tingkat Evidens
8. Tingkat rekomendasi
9. Penelaah Kritis
10. Indikator Prosedur Tindakan fungsi cimino ± 10 menit
11. Kepustakaan Text Book of Peritonial Dyalisis
12. Unit Terkait Hemodialisa
PANDUAN PRAKTIK KLINIS KEPERAWATAN (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN RUANG HEMODIALISA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

Prosedur Terminasi / Menakhiri HD


Dengan Akses Cimino, Femoral dan Double Lumen
1. Pengertian (Definisi) : Mengembalikan darah dari ekstrakorporeal kedalam tubuh pasien
2. Tujuan : Pasien tidak mengalami komplikasi selama ter,imasi
3. Kebijakan : Pasien yang menjalani hemodialisis berjalan dengan baik dan
Terbebas dari komplikasi.
4. Persiapan : 4.1. Persiapan Pasien :
4.1.1. Memberitahukan bahwa HD telah selesai
4.1.2. Melakukan pengkajian fisik dan mental : tekanan darah,
suhu, nadi, pernapasan, kesadaran, keluhan, dan lain-
lain.
4.2. Persiapan Alat :
4.2.1. Sarung tangan
4.2.2. NaCl 500ml
4.2.3. Kain kassa 4 lambar
4.2.4. Perban
4.2.5. Bengkok
4.2.6. Wadah specimen
4.2.7. Obat-obatan kalau ada
4.2.8. Masker
5. Prosedur Tindakan : 5.1. Perawat mencui tangan
5.2. Perawat memakai masker dan sarung tangan
5.3. Turunkan QB (Quick Blood), UFR / TMP 5 menit sebelum
Terminasi
5.4. Ambil spesimen berikan obat-obatan kalau perlu
5.5. Mematikan pompa darah (stop)
5.6. Lepaskan fiksasi cabut jarum punksi outlet, lakukan penekanan
Pada bekas tusukan
5.7. Hubungkan infus set (NaCl) dengan ABL melalui konektor
5.8. Hidupkan pompa darah dengan QB ± 100ml/menit untuk
Mengembalikan darah ke tubuh (NaCl) sebagai pendorong
5.9. Matikan pompa darah setelah darah masuk kedalam tubuh
(setelah NaCl pada bubble trap outlet berwarna merah muda)
5.10. Klem kanul outlet, VBL, dan infus set lepas fiksasi
5.11. Cabut jarum punksi inlet lakukan penekanan pada bekas
tusukan
5.12. Bila pendarahan pada punksi sudah stop, olesi dengan
antiseptik tutup dengan band aid lakukan balutan tekanan
5.13. Lepaskan AVBL, dializer, dan peralatan lain dari mesin
masukan ke smpah medis
5.14. Lakukan pengkajian ulang (fisik dan mental) timbang BB
5.15. Lakukan / lengkapi pendokumentasian
5.16. Lakukan disinfeksi mesin HD
6. Pasca Prosedur Tindakan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS KEPERAWATAN (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN RUANG HEMODIALISA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

7. Tingkat Evidens
8. Tingkat rekomendasi
9. Penelaah kritis
10. Indikator Prosedur
11. Kepustakaan Text Book of Peritonial Dyalisis
12. Unit Terkait Hemodialisa
PANDUAN PRAKTIK KLINIS KEPERAWATAN (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN RUANG HEMODIALISA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

Prosedur Melakukan Daur Ulang Dializer (Reuse) dengan Renatron

1. Pengertian (Definisi) : Melakukan proses ulang (pembilasan sampai sterilisasi) pada ginjal
Buatan / dialyzer umtuk pakai kembali / ulang
2. Tujuan : Agar dialyzer dapat digunakan kembali beberapa kali oleh pasien
Yang sama
3. Kebijakan : Dializer dapat digunakan kembali oleh pasien tanpa resiko
4. Persiapan : 4.1. Persiapan Alat :
4.1.1. Mesin Renatron
4.1.2. Apron
4.1.3. Masker
4.1.4. Sarung tangan
4.1.5. Renalin
5. Prosedur Tindakan : 5.1. Prosedur daur ulang dializer :
5.1.1. lakukan cuci tangan
5.1.2. Pakai masker
5.1.3. Pakai sarung tangan
5.1.4. Hubungkan selang renatron dengan stop kontak
5.1.5. Sambung selang mesin renatron dengan selang cairan
Renalin
5.1.6. Siapkan dializer yang akan di daur ulang (dializer yang
Baru digunakan untuk HD) dengan membilas dengan air
RO sampai bersih.
5.1.7. Tempatkan/hubungkan dializer dengan mesin renatron
Posisi inlet diatas.
5.1.8. Hidupkan mesin renatron dengan menekan tombol
“Hold Set” hingga muncul tulisan “SEL” pada display
“Volume”.
5.1.9. Tekan tombol “Mute alarm + reset” sexara bersamaan
Hingga pada display muncul “CH”.
5.1.10. Set nilai total volume dializer 80% dan total volume
Dializer baru.
5.1.11. Tekan tombol “Start Process” mesin secara otomatis
Beralih keposisi.
- Clean
- Test
- Desinfectans
- Process Complete
5.1.12. Bila posisi berada pada proses Complete berarti daur
Ulang / reuse sudaj selesai.
5.1.13. Tekan tombol “Reset” posisi kembali ke SEL.
5.1.14. Dializer sudah bisa dikeluarkan.
5.1.15. Bersihkan permukaan dializer, tulis kode, tanggal
Dilakukan proses kemudian di dokumentasikan.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS KEPERAWATAN (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN RUANG HEMODIALISA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

5.1.16. Simpan dializer ditemoat khusus/lemari khusus.


5.1.17. Bila daur ulang sudah selesai dilakukan SANITIZE.
5.1.18. Posisi mesin pada SEL dan CH = tekan tombol
SANITIZE press ± 2 menit.
5.1.19. Setelah selesai SANITIZE, tekan tombol “OFF”.
5.2. Langkah kalibrasi renatron (pagi) :
5.2.1. Pasang cal-cell
5.2.2. Tekan mute alarm dan reset bersamaan.
5.2.3. Pilih mode “00”
5.2.4. Tekan hold to set dan putarkan tombol volume=“255”
5.2.5. Tekan start process
5.2.6. Mesin akan alarm pada step 35
5.2.7. Tekan mute alarm
5.2.8. Volume yang terbaca adalah 67ml – 73ml
5.2.9. Tekan reset
5.2.10. Renatron siap untuk digunakan
5.3. Langkah sanitasi renatron (sore) :
5.3.1. Pasangkan cal-cell
5.3.2. Tekan mute alarm dan rest serentak/bersamaan.
5.3.3. Select mode “00”
5.3.4. Tekan start sanitize
5.3.5. mesin akan berhenti pada step 83 “Sanitize complete”
5.3.6. Tekan reset dan OFF
5.3.7. Biarkan mesin sekurang-kurangnya 6 jam sebelum
Diguakan
6. Pasca Prosedur Tindakan
7. Tingkat Evidens
8. Tingkat Rekomendasi
9. Penelaah Kritis
10. Indikator Prosedur
11. Kepustakan Transmedia Manal Book Rebatron
12. Unit Terkait Hemodialisa

Prosedur Mengoperasikan Mesin HD Toray TR 8000 Standard


1. Posisikan Circuit Breaker dibelakang mesin pada posisi ON.
2. Tekan tombol ON/OFF dibelakang mesin.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS KEPERAWATAN (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN RUANG HEMODIALISA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

3. Tekan tombol RINSE (pada folder Switch). Note: Jika diperlukan


4. Pasang Dialyzer dan Blood Line
5. Pasang Consentrate Port Nozzle pada masing-masing cairan consentrate
- Nozzle Mmerah untuk cairan Acid (A).
- Nozzle Biru untuk cairan Bicarbonat (B).
6. tekan tombol STANDBY (untuk masuk ke mode STAND-BY 1).
7. Lakukan proses PRIMING. Pastikan Drip Chamber (air bubble detector) untuk Vena terisi cairan
Saline
8. Setelah proses ”STAND-BY 1 OK” dilayar, pasang Coupler pada Dialyzer.
9. Tekan tombol STANDBY kembali (Untuk masuk ke mode STAND-BY 2). Dialyzer akan dibilas
Dengan cairan dialisat. Setelah 2 menit, dilayar muncul “STAND-BY 2 OK”.
10. Hubungkan Blood Line ke pasen.
11. Set UF. Goal, Temperatur dan lain-lain.
12. Tekan tombol DIALYZE (untuk masuk ke mode DIALYSIS).
13. Setelah proses Dialysis selesai, tekan tombol STOP.
14. Tekan tombol BLOOD RETURN (pada folder Switch), lalu ke,balikan darah pasien dari Blood Line.
15. Kosongkan cairan pada Dialyzer dengan cara : Lepas Coupker Biru dari dialyzer, biarkan Coupler
Merah terpasang pada dialyzer, tekan tombol WATER REMOVE (pada folder SWITCH).
16. Pasang kembali Consentrate Port Nozzle/Rinse Port dan Coupler pada mesin. Sebelumnya
Bersihkan terlebih dahulu Consentrate Port Nozzle/Rinse Port dari sisa cairan dailyziz atau
Noda darah.
17. Tekan tombol DIS.INFECT atau AutoDIS (pada folder Switch) untuk proses disinfectan.
Note : Cek ketersediaan cairan sodium hypocloride / acetic acid.
18. Setelah proses DIS.INFECT atau Autodis selesai bersihkan seluruh permukaan mesin dengan
Cara usapkan kain atau tisu yang telah diberi alkohol 70% - 90%.
Note : untuk mesin infeksius cairan yang digunakan untuk membersihkan permukaan unit
Dianjurkan menggunakan Sodium hypoclorite atau Paracetic acid (1% - 1,5%).

Maintenance Mesin Toray TR 8000 Standard


A. Pengecekan harian.
1. Pastikan tidak ada kerusakan pada kabel listrik mesin.
2. Pastikan kondisi selang pembuangan bagus.
3. Pastikan tidak ada kerusakan pada bagian di mesin dan terpasang semua konektor secara
sempurna.
4. Pastikan semua pengaman mesin terpasang secara aman.
5. Pastikan lampu patrol menyala.
6. Pastikan mesin bebas dari debu.
7. Pastikan kipas pendingin pada bagian belakang mesin tidak berdebu.
8. Pastikan blood leak detector bersih.
9. Pastikan MCB bekerja dengan baik.
10. Pastikan lampu indikator power menyala
11.Pastikan saklar APBS pada posisi ON.
B. Pengecekan selama proses HD
1. Pastikan tidak ada sisa cairan disinfectan yang tersisa di mesin.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS KEPERAWATAN (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN RUANG HEMODIALISA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

2. Pastikan tidak ada suara yang tidak normal dan kebocoran selama dialisis
3. Pastikan temperatur bisa di set sesuai dengan yang diinginkan.
4. Pastikan nilai Conductivity dan flow rate berjalan normal.
5. Pastikan nilai dialysate pressure berjalan normal.
6. Pastikan nilai venous pressure berjalan normal.
C. Pengecekan setelah proses HD
Lakukan proses Disinfectan, dengan cara :
- Tekan Menu – Fuction – Disinfect
- Kemudian pilih Disinfect
D-1 : Rinse1 (10menit) – Dis (5menit) – Dwelling (5menit) – Rinse3 (25menit).
D-2 : Rinse1 (10menit) – Acid (5menit) - Dwelling (5menit) – Rinse2 (25menit).
D-10: Rinse1 (10menit) – Heat (40menit) – Hot.W (5menit) – Rinse3 (25menit).
- Note : Berikut keterangan pada program Disinfectant
1. Rinse : membilas mesin dengan air RO.
2. Dis : membilas mesin dengan cairan Sodium Hypochloride.
3. Acid : Membilas mesin dengan cairan Citric Acid
4. Heat : Membilas mesin dengan air RO dengan suhu 80 ° C.
5. Hot.W : Mensirkulasi mesin dengan air RO dengan suhu 80° C.
D. Maintenance Bulanan
Bersihkan Line Filter yang terdapat pada selang Coupler Merah
Lakukan program Selftest2 sebagai berikut :
- Tekan Menu – Maintenance – Self-Test2
- Tekan tombol START
- Tunggu hasilnya sampai selesai.
Note :
Jika ada hasil Selftest2 yang gagal hubungi service Enginer TORAY.

Anda mungkin juga menyukai