ASUHAN PERAWATAN
KEPERAWATAN
6. REVISI Ke 0
1
PROSEDUR
MEMASANG INFUS PERAWATAN
6.2. Persiapan Pasien Pasien diberi penjelasan hal yang akan dilakukan jika
keadaan memungkinkan
2
MENOLONG PASIEN
BUANG AIR BESAR PERAWATAN
3
MEMANDIKAN PASIEN
DI TEMPAT TIDUR PERAWATAN
o Mencuci lengan
Selimut/kain penutup diturunkan
Kedua lengan pasien dikeataskan.
Letakan handuk diatas dada dan lebarkan
ke samping kin dan kanan, sehinaga kedua
lengan dapat diletakan diatas handuk.
Kedua tangan di basahi dan di sahuni muiai
dan tangan yang jauh dan perawat
kemudian dengan yang terdekat, lalu
dibilas sampai bersih dan dikeringkan
pakai handuk.
o Mencuci dada dan perut.
Pakaian pasien bagian bawah dibuka dan
selimut/kain penutup diturunkan sarnpai
perut bagian bawah
Kedua tangan pasien dikeataskan, handuk
dibentangkan pada sisi pasien.
Ketiak, dada dan perut dibasahi disabuni
lalu dibilas sampai bersih dan dikeringkan
pakai handuk.
o Mencuci Punggung
Pasien dimiringkan kekiri
Handuk dibentangkan dibawah punggung
sampai bokong.
Punggung sampai bokong dibasahi disabun
dan dibilas, seianjutnya dikeringkan dengan
handuk.
Pasien dimiringkan kekanan dan handuk
dibentangkan di bawah punggung.
Punggung kiri dicuci seperti pada punggung
kanan.
Pasien diterlentangkan, pakaian bagian atas
dipasangkan dengan rapih.
o Mencuci kaki
Kaki pasien yang terjauh dari perawat
dikeluarkan dari bawah penutup/ handuk.
Handuk dibentangkan dibawahnya dan
lutut ditekuk
Kaki disabun, dibilas selaniutnya
dikeringkan, demikian juga kaki yang
satunya lagi.
o Mencuci lengan
Handuk dibentangkan dan genetalia
disabuni, dibilas dan dikeringkan.
Daerah lipatan paha dan genetalia disabuni.
dibilas dan dikeringkan.
Pakaian bagian bawah dikenakan kembali,
kain penutup/handuk diangkat,selirnut
pasien dipasangkan kembali
Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan
5
dibereskan dan disimpan pada tempatnya.
7 Observasi respon pasien dan kelainan pada
tubuhnya
8 Hindari tindakan yang menimbulkan rasa malu
kepada pasien
9 Pada waktu rnemandikan, bila airnya sudah
kotor agar segera diganti.
10 Perawat cuci tangan
7. INDIKATOR PENCAPAIAN o Badan pasien bersih
o Pasien merasa nyaman dan segar
MEMBERSIHKAN
MULUT PERAWATAN
6
dikembalikan ke tempat semula
Perhatian
1. Perhatikan apakah ada pendarahan di gusi, atau ada
gigi yang rusak, atau ada luka-luka pada bibir dan lidah
2. menyikat gig sebaiknya dilakukan setiap habis makan
7. INDIKATOR PENCAPAIAN Pasien merasa nyaman, infeksi gigi dan mulut tidak terjadi,
sehingga tetap sehat dan tidak berbau
1. DESKRIPSI KLIEN o Yang giginya tidak hisa digosok dengan sikat gigi
o (Stornatitis yang hebat, penyakit darah tertentu)
o Sakit parah tidak sadar
o Sesudah operasi mulut/menderita patah tulang rahang
7
10 Perawat Cuci tangan.
7. INDIKATOR PENCAPAIAN Pasien merasa nyaman, infeksi gigi dan mulut tidak terjadi,
sehingga tetap sehat dan tidak berbau
8. REVISI
MEMBERESKAN
TEMPAT TIDUR PERAWATAN
8
MENYISIR RAMBUT
PERAWATAN
MENJAGA
KESELAMATAN
PASIEN DI TEMPAT PERAWATAN
TIDUR
10
6 Keluarga diijinkan rnenunggu
7 Pasien diawasi secara teratur.
7. INDIKATOR PENCAPAIAN Pasien terjamin keamanannya
8. REVISI -0
MEMBANTU PASIEN
UNTUK
PERAWATAN
TIDUR/ISTIRAHAT
8. REVISI -0
MEMBERIKAN
PELAYANAN MENTAL
SPIRITUAL PADA
PERAWATAN
PASIEN YANG
MENGHADAPI
SAKARATUL MAUT
2. TUJUAN 1. Pasien dapat menjalankan ibadah sesuai
agamanya
2. Pasien mendapat dorongan moril, kekuatan
bathin dan ketenangan dalam menghadapi penyakit
yang dideritanya.
3. Pasien dapat menghadapi kematian dengan
tenang.
8. REVISI -0
PELAYANAN
KEROHANIAN SOSIO
PERAWATAN
MEDIK
1. DEFINISI / KEGIATAN
1.1. KEROHANIAN Kerohanian:
Pemberian pelayanan kepada pasien yang memerlukan
pelayanan kerohanian sesuai agamanya.
1.2. SOSIO MEDIK Sosio Medik:
Untuk mengetahui masalah yang berhubungan dengan
kesulitan medik/perawatan.
2. TUJUAN
2.1. KEROHANIAN Kerobanian:
Untuk membantu penderita dalam mengatasi masalah
yang memerlukan bimbingan kerohanian/keagamaan.
2.2. SOSIO MEDIK Sosio Medik:
Membantu penderita dalam mengatasi masalah yang
berhubungan dengan medik/keperawatan.
3. RUANG LINGKUP
3.1. KEROHANIAN Kerohanian:
Pasien rawat inap yang memerlukan bimbingan
kerohanian/keagamaan.
3.2. SOSIO MEDIK Sosio Medik:
Pasien After Care yang sudah pulang/ dipulangkan
sebelum scmbuh tetapi pengobatan yang tidak lagi
13
dapat mengembalikan ke keadaan normal.
4. URAIAN KEGIATAN
4.1. KEROHANIAN Kerohanian:
1. Pasien/ keluarga pasien yang memerlukan
bimbingan kerohanian mengajukan permohonan
bimbingan kepada perawat Rurnah Sakit dengan
mengisi forniulir.
2. Perawat meneruskan kepada Koordinator
Kerohanian yang ditunjuk.
3. Koordinator menunjuk pembimbing atau
melalui penghubung.
4. Kemudian pembimbing kerohanian datang ke
Rumah Sakit sesuai permintaan.
5. Kalau ada pasien mendatangkan sendiri
pembimbing harus sepengetahuan/ melapor kepada
kepala ruangan.
Ketentuan:
Tidak mengganggu pasien lain yang ada
sehingga tidak mengganggu ketenangan pasien
yang lain.
Sesuai dengan agama yang dianut pasien dan
disetujui /diakui oleh pemerintah.
14
MELAKSANAKAN
KOMUNIKASI SECARA
PERAWATAN
LISAN
8. REVISI -0
MENGUKUR SUHU
BADAN PERAWATAN
16
d. Tissue/potongan kertas.
e. Buku catatan suhu nadi
f. Peralatan dibawa ke dekat penderita.
B. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan.
C. Pelaksanaan
a. Perawat cuci tangan
b. Bila perlu baju pasien dibuka, ketiak
dikeringkan.
c. Termometer diperiksa apakah air raksa
tepat pada angka nol, lalu dijepitkan dengan
resevoarnya tepat ditengah ketiak dan lengan
pasien diletakan di dada.
d. Setelah 5 - 10 menit termometer
diangkat dan dibaca hasilnya dicatat pada
buku.
e. Termometer dicelupkan pada larutan
sabun, dilap dengan tissue/potongan kertas
kemudian dimasukan kedalam larutan
desinfektan dibersihkan dengan air bersih, lalu
dikeringkan.
f. Air raksa diturunkan kembali pada
angka nol dan diletakan pada tempatnya.
g. Perawat cuci tangan.
8. REVISI Ke I
MENGITUNG NADI
PERAWATAN
17
b. Menghitung pernafasan dilakukan
bersamaan dengan pengukuran suhu dan denyut
nadi.
c. Menghitung pernafasan dilakukan
dalam satu menit.
d. Mencatat hasil tindakan dan respon
pasien.
e. Perawat cuci tangan.
f. Bila ada kelainan, segera laporkan
kepada penanggungjawab ruangan.
8. REVISI -0
PERAWATAN LUKA
KOTOR DAN BERSIH PERAWATAN
18
5. DEFINISI/PENGERTIAN Perawatan pada luka yang kotor dan basah dengan
disertai adanya tanda-tanda infeksi
19
12. Mencatat keadaan / perkembangan luka
7. INDIKATOR PENCAPAIAN Luka bersih, tidak terjadi infeksi pada luka dan pasien
merasa nyarnan.
8. REVISI -0
PERAWATAN LUKA
BAKAR PERAWATAN
20
5. DEFINISI/PENGERTIAN Perawatan pada luka baker yang disebabkan oleh api,
air panas, dan zat kimia dengan dan tanpa adanya
tanda-tanda infeksi.
8. REVISI -0
21
PERAWATAN LUKA
BERSIH PERAWATAN
22
th. 1987
Buku Pedoman Pelaksanaan Pelayanan
Keperawatan Dasar Depkes th. 1987
23
8. REVISI -0
MENGUKUR TEKANAN
DARAH PERAWATAN
24
2. TUJUAN Mengetahui tekanan darah pasien.
8. REVISI -0
MEMBERIKAN
KOMPRES DINGIN PERAWATAN
25
2. TUJUAN Membantu menurunkan suhu ditubuh
Mengurangi rasa sakit/nyeri
8. REVISI -0
MENYIAPKAN DAN
MEMBERIKAN
PERAWATAN
KOMPRES HANGAT
26
1. DESKRIPSI KLIEN Pasien yang mempunyai luka kotor.
Pasien colostomi sebelum dilakukan operasi.
28
sesuaikan voltage alat.
b. Stopkontak dipasang.
c. Panas diatur sesuai kebutuhan.
d. Electrical pada diletakan pada bagian
yang akan dikompres.
8. REVISI -0
29
MELALUI SUNTIKAN
30
k. Memasukan jarum dengan posisi 9O° (I-
M)
l. Aspirasi untuk menentukan tidak
mengenai pembuluh darah (IM)
m. Memasukan obat dengan perlahan-
lahan.
n. Memperhatikan reaksi pasien.
o. Mencabut jarum perlahan-lahan
p. Menghapus kulit dengan kapas alkohol.
q. Jarum bekas dibuang pada tempatnya
terpisah dengan sampah lainnya.
r. Mencatat dalam buku suntikan
s. Perawat cud tangan,
8. REVISI -0
31
SUNTIKAN INTRA
CUTAN PERAWATAN
8. REVISI -0
32
PENYULUHAN SECARA
IDIVIDUAL PERAWATAN
33
MEMBERIKAN
BANTUAN
MEMELIHARA BUAH PERAWATAN
DADA
34
mengurut payudara ke arah putting susu
(dilakukan 20 kali).
35
MEMELIHARA
KEBERSIHAN VULVA PERAWATAN
36
7. INDIKATOR PENCAPAIAN Kebersihan vulva selalu terjaga dan terhindar dari
infeksi.
MEMONITOR
PERDARAHAN MASA
PERAWATAN
NIFAS
37
MEMBIMBING IBU
MENYUSUI PERAWATAN
38
MEMBIMBING IBU PERAWATAN
MEMANDIKAN BAYI
39
8. Sabuni tubuh bayi sambil mengamati
kemungkinan adanya kelainan.
40
OBSERVASI GERAKAN
JANIN PERAWATAN
41
MEMASANG SARUNG
TANGAN PERAWATAN
42
MENYIAPKAN TEMPAT
TIDUR BAYI PERAWATAN
6. LANGKAH/URAIAN KEGIATAN
6.1 Persiapan Alat: 1. Tempat tidur dengan kasurnya
2. Sprei/ laken sesuai dengan tempat tidur.
3. Perlak (zeil).
4. Kain pengalas ( stikiaken).
5. Selimut.
6. Kelambu bila diperlukan.
43
MEMANDIKAN BAYI
PERAWATAN
44
sehingga infeksi nosokomial tidak terjadi.
MENGGANTI POPOK
BAYI PERAWATAN
46
MENGUKUR SUHU
BADAN PASIEN BAYI PERAWATAN
48
PEMBERIAN CAIRAN
DENGAN JARUM
PERAWATAN
BERSAYAP
6. LANGKAH/URAIAN KEGIATAN
6.1 Persiapan alat: 1. Standar infus.
2. Cairan yang akan diberikan.
3 Infus set pediatric, jarum bersayap.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Bethadine.
6. kasa steril.
7. gunting.
8. Pleater.
9. Pengalas.
l0.Benakok.
49
lancar.
50
MERAWAT TALI PUSAT
PERAWATAN
7. INDIKATOR PENCAPAIAN Tali pusat lepas rata-rata sampai berusia sampai 7 hari.
51
NAFAS BUATAN
PERAWATAN
52
• Hubungkan oksigen dan air compressed ke
suruber.
• Nyalakan mesin (tekan ON).
• Set tidal volume.
• Set konsentrasi oksigen.
• Set rate pemafasan.
• Set inspirasi : ekspirasi adalah 1: 2
• Cek seluruh sistem alarm.
• Pastikan bahwa mesin berfungsi baik.
• Hubungkan jalan nafas (ETT) dengan
respirator.
4. Pengamatan / observasi:
a. Kecepatan dan gerakan dada.
b. Analisa gas darah.
c. Warna muka.
d. Tanda Vital lainnya
e Bunyi alarm dari mesin: bila alarm berbunyi
segera lepaskan pasien dan respirator, berikan
ventilasi manual dengan amu bag.
5. Posisi:
Posisi darubah miring kiri/ kanan tiap 2 jam, bila
memungkinkan pasien dapat duduk dengan tegak
agar penyebaran oksigen dapat merata.
6. Nafas dalam / Sigh:
Berikan nafas dalam dengan ambu bag 6-8 kali
tiap jam. bila tersedia pada respirator gunakan
mekanisme sigh, pemberian nafas secara periodic
akan membantu mencegah kolaps alveoli
merangsang batuk dan mengeluarkan lendir
7. Suctionisasi:
Bila perlu pengisapan lendir diakukan tiap 2 jam
8. Periksa Air Way Preassure tiap 4 jam
9. Monitor cardiovascuier meliputi tensi, nadi tiap
15 menit. sekali.
10. Monitor kemungkinan adanya infeksi
paru.
11. Observasi intake dan outout tiap hari
untuk memonitor balance, bila ditemukan balance
cairan positif akan dapat mengakibatkan Edema
paru
12. Monitor status gizi, pemberian makan
diberikan melaui Feeding tube/ NGT.
13. Monitor fungsi pencernaan, periksa
kemungkinan adanya darah pada faeces/ cairan
lambung, sebab pada pasien yang dipasang
Respirator memiliki resiko Stress ulcer.
14. Siapkan alat komunikasi yang
diperlukan sebab pasien dengan pemasangan
Respirator memiliki gangguan komunikasi verbal.
53
TINDAKAN
PENGISAPAN LENDIR PERAWATAN
54
3. Kriteria pelaksanaan:
a. Mencuci tangan.
b. Memasukan NaCl kedalam kom steril.
c. Hubungkan katheter dengan mesin
suction.
d. Memakai sarung tangan steril.
e. Cek fungsi dan mesin dan basahi
catheter dengan mencelupkan kedalam Na Cl.
f. Tanpa menggunakan tekanan, masukan
catheter ke daerah yang ditentukan.
g. Suction daerah tersebut dengan merubah
posisi kepala ke kanan / ke kiri.
h. Dengan menggunakan tekanan
Interminitten, tarik secara perlahan catheter
keluar dengan gerakan memutar / rotasi.
55
MEMBERSIHKAN PERAWATAN
LANGIT-LANGIT
DINDING PINTU DAN
VENTILASI
MEMBERSIHKAN PERAWATAN
KAMAR MANDI DAN
WC
• Pelaksanaan:
a. Petugas memakai pakaian kerja khusus,
tutup kepala dan masker.
b. Peralatan yang ada diruangan
dikeluarkan dan dipindahkan keluar setelah
dibersihkan dahulu.
c. Langit-langit dun lubang angin
57
dibersihkan dengan sapu lawa-lawa yang
dibungkus dengan lap.
d. Jendela pintu dan kran dibersihkan.
e. Dinding kamar mandi dibersihkan
dengan air sabun, kemudian disikat dari atas ke
bawah. Dinding porselin digosok dengan larutan
sabun atau vim, kemudian dibilas dengan air
bersih dari atas ke bawah, selanjutnya keringkan.
f. Kran ditutup, bak dikosongkan bagian
dalam dan luarnya disikat larutan sabun
kemudian dibilas dengan air.
g. Setelah bak bersih, lubang pembuangan
air bak ditutup dan kran dibuka, bak diisi air
kembali.
58
MEMBERSIHKAN
SPOELHOK PERAWATAN
• Pelaksanaan:
a. Petugas memakai pakaian kerja khusus,
tutup kepala dan masker.
b. Peralatan yang ada diruangan
dikeluarkan dan dipindahkan keluar setelah
dibersihkan dahulu.
59
c. Langit-langit dun lubang angin
dibersihkan dengan sapu lawa-lawa yang
dibungkus dengan lap.
d. Jendela pintu dan kran dibersihkan.
e. Dinding kamar mandi dibersihkan
dengan air sabun, kemudian disikat dari atas ke
bawah. Dinding porselin digosok dengan larutan
sabun atau vim, kemudian dibilas dengan air
bersih dari atas ke bawah, selanjutnya keringkan.
f. Kran ditutup, bak dikosongkan bagian
dalam dan luarnya disikat larutan sabun
kemudian dibilas dengan air.
g. Setelah bak bersih, lubang pembuangan
air bak ditutup dan kran dibuka, bak diisi air
kembali.
h. WC dan spoelhok dibersihkan bagian
luar dan dalamnya dengan sikat khusus,
kemudian dibilas dengan air sanipai bersih.
i. Lantai disiram dengan larutan sabun,
disikat dan dibilas dengan air bersih, selanjutnya
disiram dengan larutan desinfektan dan dibiarkan
beberapa saat, kemudian dikeringkan.
60
MEMPERSIAPKAN
LARUTAN
PERAWATAN
DESINFEKTAN
61
1. Sabun padat, sabun cream atau sabun cair
(teepol).
2. Gelas ukuran.
3 Timbangan (bila ada).
4. Pisau atau sendok makan.
5. Alat pengocok.
6. Air hangat atau panas dalam tempatnya.
7. Ember atau baskom.
Pelaksanaan:
1. Membuat larutan dari sahun padat atau
cream: Sabun padat sekurang-kurangnya
empat gram dimasukkan ke dalam ember
berisi satu liter air panas atau hangat, lalu
diaduk sampai larut.
2. Membuat larutan dari sabun cair
(teepol) Tiga cc cair dicampurkan ke dalam
ember berisi satu liter air hangat, kemudian
diaduk sampai rata
Penggunaan:
Untuk mencuci tangan dan mencuci peralatan.
seperti alat tenun, logarn, kaca, karet/ plastik.
Kayu bercat dan yang berlapis pormika.
62
perawatan atau kedokteran.
PERAWATAN
Pelaksanaan:
1. Arloji harus dilepas
2. Tangan mulai dari ujung jari sampai siku
dibasahi dengan air mengalir, kemudian disabuni
dan digosok atau disikat bila perlu.
63
3. Tangan selanjutnya dibilas dengan air bersih
dan dilap sampai kering.
DESINFEKSI
PERAWATAN
Pelaksanaan:
Tangan mulai dan ujung jari sampai siku dibasahi
dengan air mengalir, setelah itu direndam sekurang-
kurangnya dua menit didalam larutan desinfektan,
kemudian dibilas dengan air bersih dan dikeringkan
dengan handuk atau lap kering.
64
7. INDIKATOR PENCAPAIAN Kebersihan petugas terjaga.
MENCUCI TANGAN
DENGAN STERIL
PERAWATAN
Pelaksanaan:
1. Bila memakai cincin atau arloji harus dilepas,
lengan baju digulung sarnpai diatas siku.
2. Kran dibuka, tangan dibasahi sampai siku,
65
disabuni dan digosok dengan jari sekurang-
kurangnya dua menit, kemudian dibilas (sabun
tetap dipegang).
3. Ambil sikat, kemudian tangan disabuni lagi dan
disikat mulai dari jari-jari terutama kuku, sela-sela
Jari, punggung dan telapak tangan, sekurang-
kurangnya 10 kali. Setelah itu penyabunan dan
penyikatan dilakukan pada kedua lengan masing-
masing sekurang-kurangnya 6 kali.
4. Tangan dibilas rnulai dari ujung - ujung jari
sampai ke siku (sabun dan sikat tetap dipegang).
5. Tangan disabuni, disikat dan dibilas lagi seperti
tadi, ini diu1ang beberapa kali dalam waktu
sekurang-kurangnya 15 menit.
6. Setelah selesai sabun dan sikat dikembalikan ke
tempatnya, tangan dibilas dan tetap diarahkan ke
atas sehingga air dari tangan mengalir ke siku.
7. Kran ditutup dengan siku.
8. Tangan dikeringkan dengan lap kering steril,
satu bagian dari lap seyogyanya hanya dipakai
untuk satu tangan dan bagian yang lain untuk
tangan yang satunya lagi.
9. Selanjutnya sarung tangan dipasang.
Perhatian!
Untuk memudahkan pemasangan sarung tangan,
tangan harus kening.
66
MENCUCI TANGAN
DENGAN
PERAWATAN
DESINFEKTAN
67
dibasahi alcohol 70%.
b. Mencuci luka, khususnya luka kotor
dengan H202, bethadine, dan lain-lain.
c. Mencuci kulit atau jaringan tubuh yang
akan dioperasi dengan larutan yodium tinctura
3% dan dilanjutkan dengan alkohol 70%.
d. Mencuci vulva dengan larutan sublimat
1/1000 atau PK 1/1000.
2. Desinfeksi dengan cara mengoleskan, misalnya:
a. Mencurochroom pada luka.
b. Alkohol 70% Bethadine dll pada luka bekas
jahitan.
3. Desinfeksi dengan cara merendam:
a. Merendam tangan dengan larutan lysol
0,5%.
b. Merendam peralatan perawatan atau
kedokteran setelah dipakai dalam larutan Lysol
3%-5% sekurang-krangny 2 jam.
c. Merendam alat tenun setelah dipakai
pasien berpenyakit menular, dalam larutan
lysol 3% -5% sekurang-kurangnya 24 jam.
4. Desinfeksi dengan cara menjemur dibawah
sinar matahari, misalnya:
a. Menjemur kasur, bantal, tempat tidur,
dll sekurang — kurangnya 2 jam untuk setiap
permukaan.
b. Menjemur peralatan perawatan,
misalnya urinal, pispot, dll.
STERILISASI PERAWATAN
Perhatian:
1. Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
2. Peralatan harus bersih dan masih berfungsi.
3. Peralatan yang dibungkus harus diberi label
dengan jelas mencantunikan : nama, jenis
peralatan, tanggal dan jam disterilkan.
4. Menyusun peralatan didalam sterilisator harus
sedemikian rupa, sehingga seluruh bagian dapat
disterilkan.
5. Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan
setiap jenis peralatan harus tepat (dihitung sejak
peralatan disterilkan).
6. Dilarang memasukan atau menambahkan ke
dalam sterilisator, sebelum waktu untuk
rnensterilkan selesai.
7. Memindahkan peralatan yang sudah steril ke
tempatnya harus dengan korentang steril.
8. Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang
membuka bungkus maupun tutupnya.
9. Bila peralatan yang haru disterilkan terbuka,
peralatan tersebut harus disterilkan kembali.
69
PEMELIHARAAN
PERALATAN DAN
PERAWATAN PERAWATAN
KEDOKTERAN
71
7. Larutan desinfektan.
8. Kain kassa.
9. Sterilisator dalam keadaan siap pakai.
10. Lidi kapas.
Pelaksanaan:
Sama dengan pelaksanaan pemeliharaan
peralatan dari logam, tapi khusus spuit
pengisapnya dikeluarkan dan jarumnya dilepas,
kemudian masing-masing alat dibungkus
dengan kain kassa, dan setelah itu baru
dimasukkan ke dalam sterilisator yang sudah
berisi air dan diletakkan berdampingan.
c. Pemeliharaan peralatan dari karet
Jenis peralatan, misalnya:
1. kateter.
2. Pipa penduga lambung ataumaagslang.
3. Drain.
Persiapan:
1. Peralatan yang akan dibersihkan.
2. Tempat pencucian dengan air yang
mengalir atau baskom berisi air bersih.
3. Sabun cuci.
4. Bengkok (nierbekken).
5. Spuit
6. Larutan desinfektan.
7. Kapas bensin dalam tempatnya.
8. Sterilisator dalam keadaan siap pakai.
Pelaksanaan:
1. Peralatan dibersihkan dan jika ada
bekas-bekas plastik dihilangkan dengan
kapas bensin.
2. Bagian dalamnya dibersihkan dengan
menyemprotkan air dan spuit atau dengan
air mengalir sambil dipijit-pijit sampai
bersih.
3. Setelah bersih peralatan kemudian
direndam dalam larutan desinfektan
sekurang-kurangnya 2 jam, selanjutnya
disabuni dan dibilas.
4. Setelah air didalam sterilisator
mendidih, peralatan dimasukkan dan
dibiarkan antara 5s/d10 menit, baru
diangkat dengan korentang steril. Setelah
itu peralatan disimpan ditempat yang steril.
5. Setelah selesai peralatan dibersihkan,
dirapihkan dan dikembalikan ke tempat
semula
d. Pemeliharaan sarung tangan.
Persiapan:
1. Sarung tangan kotor (bekas
dipergunakan).
2. Tempat pencucian dengan air mengalir
atau baskom berisi air bersih.
3. Sabun cuci.
4. Lap kering atau handuk.
5. Bedak biasa.
6. Tablet formalin secukupnya.
7. Tromol atau toples yang tertutup rapat.
Pelaksanaan:
72
1. Sarung tangan dibersihkan dan disabuni
bagian luar dan dalamnya, lalu dibilas.
2. Sarung tangan diperiksa apakah bocor
atau tidak, dengan cara memasukkan udara
ke dalamnya, lalu dicelupkan ke dalam air,
bila bocor dipisahkan.
3. Setelah bersih sarung tangan
dikeringkan, dengan cara menggantungnya
terbalik atau langsung dikeringkan luar dan
dalamnya dengan handuk atau lap kering.
4. Beri bedak tipis bagian luar dan
dalamnya.
5. Sarung tangan diatur atau digulung
sepasang-sepasang, atau dipisahkan
misalnya., satu kelompok bagian kiri atau
kanannya saja,. Bila dipisahkan kiri atau
kanan saja harus diberi label pengenal yang
jelas pada tromol atau stoples masing-
masing yang menunjukkan sebelah kanan
atau kiri. Serta tanggal dan jam dimulainya
sterilisasi.
6. Sarung tangan kemudian dimasukkan ke
dalam tromol atau stoples yang telah berisi
tablet formalin, untuk disterilkan selama 24
jam sejak saat dimasukkan. Untuk tromol
atau stoples ukuran satu liter, digunakan 4
tablet formalin, 50 gram pertablet.
7. Setelah selesai, peralatan dibersihkan,
dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula.
7. INDIKATOR PENCAPAIAN Kesterilan alat-alat medis terpelihara dan siap pakai.
MENERIMA PASIEN
BARU PERAWATAN
73
6. LANGKAH/URAIAN KEGIATAN A. Persiapan :
1. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai.
2. Mejapasien,
3. Kursi.
4. Status catatan medic dan perawatan pasien,yang
terdiri dari:
a. Termometer.
b. Tensimcter.
c. Timbangan berat badan.
d. Pengukur tinggi badan.
B. Penatalaksanaan:
1. Menempatkan pasien ke tempat tidur
dan mengatur posisi tidur sesuai dengan
penyakitnya.
2. Melakukan anamnesa dan mengukur
tanda-tanda vital seperti:
a. Mengukur tekanan darah
b. Mengukur denyut nadi
c. Mengukur pemafasan.
d. Mengukur suhu
e. Lain - lain, pengukuran sesuai dengan
keadaan pasien
3. Memeriksa kelengkapan dan mencatat
semua hasil pemeriksaan dan melihat hasil
instruksi dokter yang mengirim (rawat jalan /
IGD).
4. Dokter ruangan / dokter jaga
melakukan pemeriksaan untuk rnenegakkan
diagnosa dan mencatat hasil pemeriksaan dan
pemberian instruksi ke dalam status pasien.
5. Perawat/ petugas ruangan
melaksanakan:
a. Melaksanakan pengobatan sesuai advis
dokter.
74
MENOLONG PASIEN
BERJALAN MENUJU
PERAWATAN
KURSI
1. DESKRIPSI KLIEN Pesien yang sudah boleh duduk dan turun dari tempat
tidur untuk duduk dikursi.
75
sudah boleh duduk.
7. INDIKATOR PENCAPAIAN Pasien dapat duduk dikursi dengan nyaman dan tidak
menimbulkan rasa lelah.
MEMINDAHKAN
PASIEN PERAWATAN
1. DESKRIPSI KLIEN Pesien yang tidak dapat/ tidak boleh berjalan dari
tempat yang satu ke tempat yang lain.
76
tempat yang lain.
77
e. Setelah pasien berada di tempat tidur,
posisnya diatur sesuai kebutuhan,
kemudian dirapihkan.
Perhatian.
a. Perhatikan keadaan umum pasien.
b. Hindari tindakan yang menimbulkan rasa lelah
pada pasien.
POSISI BERBARING
PASIEN PERAWATAN
78
6. LANGKAH/URAIAN KEGIATAN Macam-macam posisi berbaring:
1. Setengah duduk (fowler)
2. Sim.
3. Trendelenburg.
4. Lithotomy.
5. Genu Pectoral atau Knee Chest.
POSISI PERAWATAN
TRENDELEUNBRUG
79
6. LANGKAH/URAIAN KEGIATAN A. Persiapan:
Persiapan Alat:
Sesuai dengan tindakan yang dilakukan,
misalnya pemberian huknah.
Persiapan Pasien:
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang
akan dilakukan.
B. Pelaksanaan:
Pasien berbaring, kemudian dimiringkan ke kiri
dengan posisi badan setengah telungkup,
sedangkan kaki kiri lurus, lutut dan paha kanan
ditekuk serta ditarik ke arah. dada, sementara
tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung
dan tangan kanan diatas tempat tidur.
PERAWATAN
1. DESKRIPSI KLIEN Pesien yang dipasang skin traksi pada kakinya dan
pasien sock.
81
6. LANGKAH/URAIAN KEGIATAN A. Persiapan:
Persiapan Alat:
1. Tempat tidur atau meja operasi atau
meja pemeriksaan.
2. Selimut.
Persiapan Pasien:
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang
akan dilakukan.
B. Pelaksanaan:
1. Pasien berbaring terlentang, pakaian
bagian bawah dibuka.
2. Lutut ditekuk, paha direnggangkan dan
telapak kaki menapak pada tempat tidur.
PERAWATAN
1. DESKRIPSI KLIEN Pesien yang kukunya sudah panjang dan tidak dapat
memotong sendiri.
Perhatian:
1. Memotong kuku jangan terlalu dalam, karena
dapat menimbulkan luka atau infeksi.
2. Pasien yang dapat memotong kukunya tetapi
tidak sempurna harus dibantu oleh perawat.
3. Bila perlu cat kuku dibersihkan dengan acetone.
83
PERAWATAN
84
6. LANGKAH/URAIAN KEGIATAN Dilakukan pada:
1. Pasien yang tidak dapat minum sendiri
2. Pasien yang memerlukan minum banyak
(misalnya: pasien dengan kekurangan cairan
atau dehidrasi)
Persiapan:
A. Persiapan Alat:
1. Gelas berisi minuman
2. Sendok atau sedotan
3. Serbet makan
B. Persiapan Pasien:
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang
akan dilakukan dan bila perlu mungkin
dilakukan dalam posisi duduk.
MENOLONG
MEMBERIKAN
PERAWATAN
URINAL
85
6. LANGKAH/URAIAN KEGIATAN Persiapan:
A. Persiapan Alat:
1. Urinal.
2. Alas urinal.
B. Persiapan Pasien:
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan.
C. Pelaksanaan:
1. Alas urinal dipasang dibawah bokong.
2. Pakaian bawah pasien dibuka. Dalam
hal pasien tidak tidak dapat melakukan sendiri,
petugas membantu membukakannya.
3. Dengan alas urinal, kain penutup atau
kain pasien, tangan kiri petugas memasukkan
penis ke dalam mulut urinal dan pasien
dianjurkan berkemih.
4. Setelah selesai, pasien dirapihkan
kembali dan peralatan dibereskan serta
dikembalikan ke tempat semula.
ANGKAT JAHITAN
HECTING UF PERAWATAN
1. DESKRIPSI KLIEN Luka yang dijahit sudah kering dan tidak terdapat
tanda-tanda infeksi.
86
5. DEFINISI/PENGERTIAN Mengangkat jahitan pada luka yang dijahit
setelah hari kelima / tjuh (luka bersih)
Mengangkat jahitan untuk melancarkan jalan
keluarnya pus (luka basah dengan tanda-tanda
infeksi)
87
7. INDIKATOR PENCAPAIAN Tidak ada infeksi, hari ke V angkat jahitan selang
seling, hari ke VII angkat jahitan semuanya.
PERAWATAN ISOLASI
PERAWATAN
88
4. REFERENSI Buku Pedoman Tehnis Perawatan Dasar Tim Dep Kes,
1987.
89
larutan desinfektan.
f. Setelah kering, semua peralatan
dikembalikan ke tempat semula, dan kamar
sebaiknya tidak diperukanan selama 24 jam.
MENYIAPKAN PASIEN
YANG AKAN PULANG PERAWATAN
1. DESKRIPSI KLIEN Pada yang sudah dinyatakan sembuh dan pasien yang
boleh berobat jalan.
90
Departemen Kesehatan, Jakarta, 1987.
MEMBERIKAN OBAT
MELALUI MATA
(MEMBILAS/IRIGASI PERAWATAN
MATA)
91
3. RUANG LINGKUP Instalasi Rawat Inap, Instalasi Farmasi
Perhatian
1. Pethatikan tehnik septik dan aseptik.
2. Cairan tidak boleh disemprotkan terlalu keras.
3. Obat yang diberikan harus sesuai dengan program
pengobatan.
92
MEMBERIKAN OBAT PERAWATAN
MELALUI MATA
PERNAPASAN
93
3. RUANG LINGKUP Di Rruang Perawatan
94
alat khusus.
Tujuan:
1. Memenuhi kekurangan zat asam
2. Membantu kelancaran metabolisme
3. Sebagai tindakan pengobatan
4. Mencegah hypoxia (misalnya pada penyelam,
penerbang, pendaki gunung, pekerja tambang)
Dilakukan oleh pasien:
1. Dengan anoxia, hypoxia.
2. Dengan kelumpuhan alat pernafasan.
3. Selama dilakukan tindakan narkose umum.
4, Yang mendapat trauma paru-paru.
5. Yang tiba-tiba memperhatikan tanda-tanda
Shock, cyanosis, apnoe.
6. Dalam keadaan gawat.
Persiapan:
1. Persiapan alat:
a. Tabung oksigen lengkap dengan
menorneternya.
b. Pengukur aliran (flow meter).
c. Botol pelembab yang sudah diisi dengan
air matang atau aquadest sampai pada batas
yang melembabkan udara.
d. Selang oksigen.
e. Kedok zat asam atau kanula hidung
ganda (binal kanula).
f. Alat resusitasi lengkap, bila mungkin
disediakan.
2. Persiapan pasien:
Melakukan pendekatan pada pasien/keluarga
dengan memberikan penjelasan tentang
tindakan-tindakan yang akan dilakukan sesuai
dengan tingkatan dan kemampuan
berkomunikasi.
3. Pelaksanaan:
a. Memberikan okaigen yang sederhana
dengan kedok zat asam atau kanula hidung
ganda. Bila menggunakan kedok zat asam,
kedok dipasang atau ditutupkan pada mulut
dan hidung, tali kedok dikaitkan dibelakang
kepala.
b. Isi tabung diperiksa dan dicoba.
c. Selang oksigen dihuhungkan dengan
kedok zat asarn atau kanula hidung ganda.
d. Flow meter dibuka dengan ukuran
sesuai dengan kebutuhan.
95
1. DESKRIPSI KLIEN 1. Pasien dengan vagina kotor
2. Persiapan tindakan dengan pembedahan
3. pasien dengan radang vagina
4. Post portum dengan Lochea yang berbau
3. RUANG LINGKUP
96
dialirkan atau disemprotkan kedalamnya.
MENETESKAN OBAT
TETES HIDUNG PERAWATAN
97
4. REFERENSI Buku Pedoman Tehnis Perawatan Dasar Tim
Departemen Kesehatan, Jakarta, 1987.
PERAWATAN
98
3. RUANG LINGKUP Di Ruang Perawatan Kebidanan, RSU “45” Kab.
Kuningan
99
MEMBERIKAN OBAT
MELALUI KULIT PERAWATAN
100
4. REFERENSI Buku Prosedur Perawatan Anak Tim departemen
Kesehatan.
MEMBERIKAN OBAT
MELALUI MATA
PERAWATAN
(SALEP MATA)
101
3. RUANG LINGKUP Instalasi Rawat Inap, Instalasi Farmasi.
MENYEDAP AIR
KEMIH
PERAWATAN
(CATHETERITIS)
102
2. TUJUAN 1. Meningkatkan pekerjaan kandung kemih.
2. Mencegah penimbunan urine didalam kandung
kemih.
3. Mencegah penyempitan urethra.
4. Mencegah iritasi.
MENGUMBAH
LAMBUNG PERAWATAN
104
12. Setelah pengumbahan lamhung selesai
pasien dirapihkan kembali.
13. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan
dikembalikan ke tempat semula.
Perhatian
Mernbilas lambung tidak boleh dilakukan pada:
1. Pasien dengan keracunan, obat yang bersifat
membakar, seperti creohn, lysol, air keras.
2. Pasien dengan Varises Oesophagus.
3. Pasien dengan tumor paru—paru.
MEMASANG DAUER
CATHELER PERAWATAN
105
2. TUJUAN a. Mengosongkan kandung kemih.
b. Mengambil air kemih steril untuk pemeriksaan.
c. Melaksanakan tindakan pengobatan.
106
pertamakali keluar. tetapi urine yang
selanjutnya.
7. Bila penyadapan sudah selesai, dan
kateter dipasang tidak menetap, kateter dicabut
secara perlahan sambil ujungnya ditutup
dengan jari supaya tidak menetes, kalau kateter
dari karet, waktu pengeluarannya sambil
dipijit. Pasien dianjurkan untuk tarik nafas
panjang.
8. Setelah selesai, pasien dirapihkan
kembali. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan
disirnpan dikembalikan ke tempat semula.
PERAWATAN
107
2. TUJUAN Menumbuhkan rasa nyaman pada diri pasien
Mencegah terjadinya infeksi silang
108