Anda di halaman 1dari 49

RSU PKU PENERIMAAN PASIEN BARU

Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

dr. Setyana Adieka


NIK
PENGERTIAN Adalah penatalaksanaan penerimaan pasien baru dilakukan ruang
rawat inap setelah dilakukan serah terima

TUJUAN 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan


perawatan pasien baru diruang rawat inap

KEBIJAKAN  Serah terima dilakukan pada setiap pemindahan pasien dari IGD ke
ruang rawat inap
 Serah terima harus dilakukan secara sistematis.
 Serah terima dilakukan oleh Dokter dan petugas IGD dengan
Perawat yang bertugas di ruang rawat inap.
 Serah terima dari IGD harus disertai dengan form dan pemakaian
identitas pasien.
PROSEDUR 1. Perawat melakukan kebersihan tangan
2. Perawat ruangan memastikan ruangan siap dipakai
3. Perawat ruangan memastikan alat untuk pengkajian dan
pemeiksaan fisik siap pakai
4. Perawat IGD/Poliklinik mengantar pasien ke ruangan yang dituju
5. Perawat ruangan memperrkenalkan diri dan mengucapkan salam
6. Perawat ruangan melakukan identifikasi dan menjaga privasi pasien
7. Perawat ruangan mengorientasikan pasien dan keluarganya tentang
lingkungan kamar:
a. Kamar mandi, toilet besertacara penggunaannya
b. Cara menggunakan tombol-tombol yang ada di kamar seperti :
cara memanggil perawat, mematikan dan menghidupkan
lampu serta peralatan lainnya
c. Evakuasi bila ada bencana dan kebakaran
8. Perawat ruang rawat inap memberikan penjelasan kepada pasien
dan keluarga tentang peraturan yang berlaku di RS, yaitu:
a. Hand hygiene/ kebersihan tangan
b. Waktu berkunjung
c. Peraturan menunggu pasien
d. Penjelasan untuk tidak meninggalkan ruang rawat tanpa seizin
dokter yang merawat atau perawat ruangan
9. Perawat IGD/Polikinik melakukan serah terima dengan perawat
ruangan dan didokumentasikan di catatan keperawatan
10. Perawat ruangan melakukan pengkajian data keperawatan, melalui
anamnesa dan pemeriksaan fisik serta kontrak dan rencana tindak
;anjut dengan pasien
11. Perawat ruangan melaporkan pasien baru ke dokter jaga/ DPJP
12. Perawat jaga ruangan/DPJP melakukan pengkajian dan
pemeriksaan fisik
13. Perawat ruangan menyarankan kepada pasien dan keluarga agar
barang-barang/ uang semestinya dibawa pulang, bila perlu dapat
menitipkanya kepada pihak yang bertanggung jawab
14. Perawat ruangan melakukan kebersihan tangan sesudah
melakukan tindakan
15. Perawat ruanganan mengucapkan salam dan merapikan pasien
16. Dokter mendokumentasikan pengkajian pada formulir pengkajian
medis dan tindakan yang dilakukan pada formulir catatan
perkembangan pasien terintegrasi
17. Perawat ruangan mendokumentasikan pengkajian pada ormulir
pengkajian keperawatan dan tindakan yang dilakukan pada
formulir catatan keperawatan.
UNIT TERKAIT IGD
Ruang rawat inap
RSU PKU ORIENTASI PASIEN BARU
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Orientasi terhadap pasien baru merupakan pemberian informasi kepada


pasien baru berkaitan dengan proses keperawatan yang akan dilakukan
oleh rumah sakit serta sarana prasarana yang dapat digunakan oleh
pasien dan keluarga
TUJUAN Sebagai pedoman dan orientasi pasien baru masuk ruangan rawat inap
untuk mencegah disorientasi lingkungan dan untuk memperlancar serta
untuk meningkatkan peran serta pasien atau keluarga dalam menunjang
keberhasilan program perawatan atau pengobatan.
KEBIJAKAN 1. Tersedianya denah ruangan
2. Tata tertib yang diberlakukan
3. Manual prosedur perjalanan atau fasilitas yang ada di ruang
perawatan
PROSEDUR 1. Beri salam kepada pasien dan keluarga “ Assalamu’alaikum,
selamat pagi/siang/malam bapak atau ibu
2. Perkenalkan diri dengan menyebut nama dan profesi atau unti
kerja
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Lakukan pengkajian tentang kemampuan baca tulis
5. Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
6. Tanyakan keluarga pasien yang akan sering menunggu pasien
7. Pastikan kesediaan pasien/keluarga untuk penjelasan
8. Jelaskan peraturan menunggu dan kunjungan pasien
9. Jelaskankeamanan dan peraturan umum rumah sakit Pku
Muhammadiyah Purabalingga
10. Jelaskan pelayanan dokter/DPJP
11. Jelaskan pelayanan keperawatan
12. Jelaskan kepelayanan gizi
13. Jelaskan hak dan kewajiban pasien
14. Jelaskan sarana dan prasarana rumah sakit
15. Jelaskan pencegahan dan penyebaran infeksi / hand hygien
16. Evaluasi tindakan
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap
RSU PKU PEMASANGAN INFUSE
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Pemasaangan infus merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan


cairan dan elektrolit yang dilakukan bagi klien yang memerlukan
cairan melalui intravena (infus).
TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
2. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi.

KEBIJAKAN Pelaksana pemasangan bisa Dokter konsulen,Dokter rungan,Para Medik


terlatih secara internal RS yang diberi kewenangan melakukan tindakan
yang dibantu satu atau lebih tenaga medik/ Paramedik/pembantu
paramedik.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat
a. Standar Infus.
b. Set infus.
c. Cairan sesuai program medik
d. Jarum infus dengan ukuran yang sesuai.
e. Pengalas.
f. Torniket.
g. Kapas alkohol.
h. Plester.
i. Gunting.
j. Kasa steril
k. Betadine
l. Sarung tanga
2. Pelaksanaan
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Cuci tangan
c. Hubungkan cairan dan infus set dengan mnusukkan
ke bagian karet atau akses selang ke botol infus.
d. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan
ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka
klem selang hingga cairan memenuhi selang dan
udara selang keluar.
e. Letakkan pengalas di bawah tempat (vena) yang
akan dilakukan penginfusan.
f. Lakukan pembendungan dengan torniket (karet
pembendung) 10 – 12 cmdiatas tempat penusukan
dan anurkan pasien untuk menggemgam dengan
gerakan sirkular (bila sadar).
g. Gunakan sarung tangan steril.
h. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas
alkohol.
i. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan
ibu jari dibagian bawah vena dan posisi jarum
(abocath) mengarah ke atas.
j. Perhatikan keluarnya darah melalui jaru
(abocath/surflo) maka tarik keluar bagian dalam
(jarum) sambil meneruskan tusukan ke dalam
vena.
k. Setelah jarum infus bagian dalam
dilepaskan/dikeluarkan, tahan bagian atas vena
dengan menekan menggunakan jari tangan agar
darah tidak keluar. Kemudian bagian infus
dihubungkan/disambungkan dengan selang infus.
l. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai
dengan dosis yang diberikan.
m. Lakukan fiksasi dengan kasa steril.
n. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus
serta catat ukuran jarum.
o. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
p. Catat jenis cairan, letak infus, kecepatan aliran,
ukuran dan tipe jarum infus.
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap
RSU PKU PENGGANTIAN BALUTAN LUKA
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Tata cara mengganti balutan pada luka yang sudah tertutup dengan
Jahitan.

TUJUAN Tidak terjadi infeksi pada luka.

KEBIJAKAN Pelaksana tindakan bisa Dokter Konsulen,Dokter Ruangan,Paramedis


Terlatih internal RS yang diberi kewenangan melaksanakan tindakan
Balutan diganti 2 hari sekali atau bila balutan basah/kotor
PROSEDUR

UNIT TERKAIT
RSU PKU MENCUCU RAMBUT PASIEN
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Mencuci rambut dan kulit kepala dengan menggunakan shampoo dan air.

TUJUAN 1. Membersihkan kulit kepala dan rambut


2. Menghilangkan bau dan memberikan rasa nyaman

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan alat


a. Handuk 2 buah
b. Talang
c. Peniti
d. Kain pel
e. Baskom berisi air hangat
f. Gayung
g. Shampoo dalam tempatnya
h. Sisir 2 buah
i. Kain kassa dan kapas
j. Ember kosong
k. Sarung tangan bersih
l. Bengkok berisi larutan desinfektan 2 – 3 %
m. Celemek untuk petugas
n. Alat pengering rambut

2. Pelaksanaan
a. Menjaga privacy
b. Mengenakan sarung tangan dan celemek
c. Mengganti selimut klien dengan selimut mandi
d. Mengatur posisi tidur pasien dengan kepala dipinggir tempat
tidur
e. Memasang handuk dibawah kepala
f. Memasang ember dialasi kain pel
g. Memasang talang dengan ujung berada didalam ember
h. Menutup dada dengan handuk sampai ke leher
i. Menyisir rambut
j. Menutup lubang telinga dengan kapas dan mata dengan kain
kassa/sapu tanganpasien
k. Menyiram dengan air hangat, menggosok (memijit-mijit)
kulit kepala dan rambut dengan shampoo
l. Membilas rambut dengan air hangat sampai bersih
m. Melepas kapas penutup lubang telinga dan kain kassa penutup
mata
n. Mengangkat talang, mengeringkan rambut dengan handuk,
kemudian dengan pengering
o. Menyisir rambut
p. Meletakkan kepala pada bantal yang telah dialasi handuk
kering
q. Merapikan pasien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap
RSU PKU INJEKSI INTRA VENA MELALUI SELANG INFUS
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN pemberian obat secara injeksi (parenteral) merupakan pemberian


obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke
jaringan tubuh atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit.
TUJUAN 1. Mendapatkan reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada
injeksi parenteral lain
2. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang
mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan
kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral.
3. Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit
4. Menghindari terjadinya kerusakan jaringan.
5. Memperbaiki keseimbangan asam basa
6. Memasukkan obat dalam jumlah yang besar
7. Memberikan tranfusi darah
8. Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena
9. Membantu pemberian nutrisi parenteral
10. Memonitor Tekanan Vena Sentral (CVP)

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan Alat


a. Sarung tangan satu pasang
b. Spuit steril 3 ml atau 5 ml atau spuit imunisasi
c. Bak instrument
d. Perlak dan alasnya
e. Bengkok
f. Wastafel atau tempat cuci tangan
g. Kapas alkohol
h. Obat injeksi dalam vial atau ampul
i. Water for injection
j. Daftar pemberian obat
k. Waskom berisi larutan chlorine 0,5%
2. Pelaksanaan
a. Memberikan salam dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan procedure serta
tujuannya.
b. Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat pasien.
c. Memasang sampiran.
d. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
e. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih.
f. Memakai sarung tangan.
g. Oplos obat menggunakan water steril for injection
hingga tercampur. Selanjutnya tarik menggunakan spuit
h. Memastikan tidak ada gelembung udara pada spuit
dengan cara mencoba spuit terlebih dahulu, lalu simpan
pada bak instrumen.
i. Mencari tempat penyuntikan obat pada karet selang
atau pada tutup area injeksi pada vasofix.
j. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik.
k. Melalukan swab atau mendesinfeksi karet selang infus
(bolus) dengan kapas alkohol, secara sirkular dengan
diameter + 5 cm.
l. Mengklem cairan infuse.
m. Menusukkan jarum ke dalam karet selang infus (bolus)
dengan tangan yang dominan.
n. Menarik sedikit penghisap untuk aspirasi apakah jarum
sudah masuk selang infus.
o. Memasukkan obat perlahan-lahan ke dalam vena
dengan kecepatan maksimal 5 cc/menit. Untuk obat-
obatan yang pekat sebaiknya dioplos terlebih dahulu
menggunakan water steril.
p. Menarik jarum keluar setelah obat dimasukkan,
selanjutnya swab lagi menggunakan kapas alkohol.
q. Periksa kecepatan tetesan cairan infuse.
r. Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas tempat
obat dengan benar.
s. Buang sampah pada tempat sampah medis.
t. Buka sarung tangan dan buang pada tempat sampah
medis.
u. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk atau tissue hingga kering
dan bersih.
v. Melakukan evalusi dan respon pasien setelah tindakan
dilakukan
w. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan.

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap


RSU PKU VERBEDEN DENGAN PASIEN DIATAS TEMPAT TIDUR
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Merupakan suatu tindakan / keterampilan keperawatan


yang biasa dilakukan sehari-hari yaitu mengganti linen
(verbeden) dengan situasi / kondisi pasien tetap berada
diatas tempat tidur.
TUJUAN 1. Memberikan kesan rapi pada tempat tidur pasien.
2. Mengurangi resiko infeksi.
3. Menjaga kebersihan pasien dan ruangan.

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan Alat


a. Alat tenun (linen) bersih disusun berdasarkan
pemakaiannya : laken, stik laken, perlak, sarung bantal,
selimut.
b. Kursi atau bangku
c. Tempat kain kotor yang tertutup
d. Alat semprot yang berisi cairan desinfektan, contohnya
terralin
e. Lap kerja 2 buah
2. PersiapaN Pasein
a. Pasien pada posisi terlentang di atas tempat tidur
b. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan di lakukan
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Meletakkan alat yang telah di siapkan ke dekat pasien
c. Bersihkan rangka tempat tidur
d. Letakkan selimut dan bantal pasien yang tidak perlu ke
atas kursi (jika tidak mengganggu pasien)
e. Miringkan pasien ke satu sisi (bila perlu ganjal satu sisi
supaya tidak jatuh)
f. Lepas alat tenun pada bagian yang kosong dari bawah
kasur lalu gulung satu persatu sampain dengan di bawah
punggung pasien. Gulung stik laken ke tengah tempat
tidur sampai sejauh mungkin. Bersihkan perlak dengan
larutan desinfektan dan keringkan lalu gulung ke tengah
tempat tidur sejauh mungkin gulung laken atau sprei
besar ke tengah tempat tidur sejauh mungkin
g. Bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan lap
lembab yang disemprot larutan terralin, lalu lap kembali
dengan lap kering
h. Bentangkan sprei besar bersih kering dan gulung
setengah bagian, letakkan setengah gulungannya di
bawah punggung pasien, ratakan setengah bagian lagi
kemudian pasangkan di bawah kasur
i. Gulung perlak dan ratakan lagi
j. Bentangkan stik laken bersih di atas perlak. Gulung
setengah bagian dan letakkan di bawah punggung
pasien, ratakan setengah lagi di atas perlak, lalu
masukkan ke bawah kasur bersama dengan perlak
k. Setelah selesai dan rapikan pada salah satu bagian,
miringkan pasien kearah yang berlawanan yang tadi
telah di bersihkan (ganjal dengan bantal supaya tidak
jatuh)
l. Lepas alat tenun yang kotor dari bawah kasur
m. Angkat stik laken dan masukkan pada tempat kain
kotor
n. Bersihkan perlak kemudian di gulung ke tengah
o. Lepas laken kotor kemudian letakkan pada tempat kain
kotor
p. Bersihkan alas tempat tidur dan kasur
q. Buka gulungan laken dari bawah punggung pasien, tarik
dan ratakan setegang mungkin kemudian masukkan ke
bawah kasur
r. Pasang perlak dan spraei seperti tadi
s. Lepas sarung bantal dan guling yang kotor, ratakan
isinya kemudian pasang sarung yang bersih
t. Susun bantal, lalu baringkan kembali pasien pada posisi
yang nyaman
u. Ganti selimut kotor dengan yang bersih
v. Bereskan alat-alat dan kembalikan pada tempatnya
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap
RSU PKU PENGGANTIAN CAIRAN INFUSE
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Penggantian Cairan Infus adalah suatu tindakan keperawatan yang


dilakukan dengan tekhnik aseptik untuk mengganti cairan infus
yang telah habis dengan botol cairan infus yang baru sesuai
dengan jumlah tetesan yang dibutuhkan sesuai instruksi dokter.
TUJUAN 1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh, elektrolit,
vitamin, protein, kalori dan nitrogen pada klien yang tidak
mampu mempertahankan masukan yang adekuat melalui
mulut.
2. Memulihkan keseimbangan asam-basa.
3. Meningkatkan Tekanan Darah
4. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat-
obatan.

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan Alat


a. Cairan infus (Asering, RL, Ringerfundin, Nacl 0.9%,
Dextrose 5%, Kabiven, Clinimic, dll)
b. Jam tangan, plester K/P
c. Kapas Alkohol
d. Jarum
2. Pelaksanaan
a. Pastikan kebutuhan klien akan penggantian botol
cairan infus dan cek cairan infus sesuai 5 benar : >
benar nama pasien, benar cara, benar cairan, benar
waktu, benar dosis
b. Sampaikan salam
c. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada pasien
d. Dekatkan alat ke samping tempat tidur, jaga kesterilan
alat
e. Buka plastic botol cairan, jika ada obat yang perlu di
drip dalam cairan sekalian dimasukkan dengan spuit
melalui mulut botol, usap dengan kapas alkohol, lalu
tutup kembali
f. Matikan klem infus set, ambil botol yang terpasang
g. Ambil botol yang baru, buka tutupnya, swab dengan
kapas alkohol, kemudian tusukkan alat penusuk pada
infus set ke mulut botol infus dari arah atas dengan
posisi botol tegak lurus
h. Gantung kantung/botol cairan
i. Periksa adanya udara di selang, dan pastikan bilik drip
terisi cairan
j. Atur kembali tetesan sesuai program atau instruksi
dokter
k. Evaluasi respon pasien dan amati area sekitar
penusukan infus
l. Bereskan alat
m. Sampaikan salam
n. Cuci tangan
o. Catat pada lembar tindakan
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap
RSU PKU PEMERIKSAAN EKG/ECG
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Suatu tindakan merekam aktivitas listrik jantung yang


berawal dari nodus sinoatrial, yang dikonduksikan melalui
jaringan serat-serat (sistem konduksi) dalam jantung yang
menyebabkan jantung berkontraksi, yang dapat direkam
melalui elektroda yang dilekatkan pada kulit.
TUJUAN 1. Mengidentifikasi adanya kelainan irama jantung (disrithmia)
akibatadanya infark miokard, angina tertentu, pembesaran
jantung, dan penyakit inflamasi jantung.
2. Menilai efek obat-obatan dan mengidentifikasi
ketidakseimbangan elektrolit, terutama kalsium dan kalium.

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan Alat


a. Mesin EKG.
b. Nierbeken.
c. Jelly.
d. Kapas alkohol pada tempatnya.
e. Tissue.
f. Washlap basah.
g. Alat cukur (kalau perlu).
h. Kertas dokumentasi EKG, lem, dan gunting.
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Menutup sampiran.
c. Membuka pakaian atas klien
d. Membersihkan area ekstremitas dan dan dada yang akan
dipasangi elektroda dengan menggunakan kapas
alkohol. Bila terdapat rambut yang cukup tebal cukur
bila perlu.
e. Memberikan jelly pada area pemasangan dan pada
elektroda.
f. Pasang kabel dan elektroda (hindari memasang elektroda
pada massa otot yang terlalu tebal atau pada struktur
tulang) :
1) Kabel Merah (R) : pada lengan kanan.
2) Kabel Kuning (L) : pada lengan kiri.
3) Kabel Hijau (F) : pada kaki kiri.
4) Kabel Hitam (N) : pada kaki kanan.
5) V1 : pada interkostal ke– 4 kanan.
6) V2 : pada interkostal ke– 4 kiri.
7) V3 : pada interkostal ke 4 – 5 antara V2 dan V4.
8) V4 : pada interkostal ke-5 linea midclavicularis kiri
9) V5 : horizontal terhadap V4, di linea aksilaris
anterior.
10) V6 : horizontal terhadap V5, pada línea midaksilaris.
g. Menghubungkan kabel ground ke washlap basah yang
diletakkan di nierbeken.
h. Menghubungkan kabel listrik mesin EKG ke sumber
listrik.
i. Menyalakan power On mesin EKG.
j. Mengatur kecepatan gelombang pada 25 mV.
k. Mengatur ketinggian rekaman pada skala 1.
l. Melakukan kalibrasi 1 mV.
m. Melakukan rekaman 12 lead.
n. Setelah selesai, mematikan power mesin EKG dan
lepaskan kabel/elektroda dari tubuh klien, kemudaian
bersihkan sisa jelly yang menempel dengan tissue.
o. Merapihkan klien dan mengembalikan alat-alat pada
tempatnya.

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap


RSU PKU PERSIAPAN PASIENUNTUK PEMERIKSAAN CT SCAN
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Computerized Tomography (CT Scan) adalah suatu pemeriksaan


diagnostik non invasif lapis demim lapis organ dengan
menggunakan x-rays; komputer menggunakan informasi yang
diperoleh untuk menyusun gambar dari struktur internal organ.
Kadang-kadang pemeriksan ini menggunakan medium kontras.
TUJUAN 1. Untuk mendeteksi lesi
2. Untuk memonitor dampak operasi atau terapi
3. Untuk menegakkan diagnose medis
4. Untuk mengetahui penyebab penyakit

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan Alat


a. Status atau rekam medik klien.
b. Hasil pemeriksaan diagnostik sebelumnya.
c. Formulir pesanan pemeriksaan CT Scan.
2. Persiapan Pasien
a. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
b. Menjelaskan kepada klien untuk tetap berbaring
seama prosedur pemeriksaan.
3. Pelaksanaan
a. Memastikan kelengkapan administrasi klien.
b. Memastikan kesiapan klien untuk prosedur
pemeriksaan.
c. Mengantar klien ke bagian CT Scan.
d. Mencuci tangan.
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap
RSU PKU MEMASANG SARUNG TANGAN
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Suatu usaha untuk memberikan perlindungan antara tangan


perawat dan obyek yang disentuhnya dan perawat dapat dengan
bebas menyentuh objek dalam area steril tanpa memikirkan
kontaminasi.
TUJUAN 1. Melindungi perawat dari penularan penyakit.
2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.

KEBIJAKAN Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah


asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memasang
sarung tangan.
PROSEDUR 1. Persiapan alat
a. Sarung tangan dengan ukuran yang sesuai.
b. Talk steril
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Memberi talk pada kedua telapak tangan
c. Membuka pembungkus kemasan bagian luar dengan hati-hati
menyibakkan ke samping.
d. Mengidentifikasi kaos tangan kanan dan kiri setiap kaos tangan
memiliki manset ± 5 cm.
e. Memasang sarung tangan
 Dengan ibu jari dan dua jari lainnya, pegang tepi
manset kaos tangan.
 Dengan hati-hati tarik kaos tangan pada tangan anda,
pastikan manset kaos tangan tidak menggulung pada
pergelangan tangan dan jari-jari pada posisi yang tepat.
 Dengan tangan yang telah menggunakan kaos tangan,
masukkan jari-jari anda di bawah manset sarung tangan
kedua.
 Dengan hati-hati tarik sarung tangan kedua pada
tangan yang lain, jangan biarkan jari-jari dan ibu jari
sarung tangan menyentuh bagian tangan yang terbuka,
pertahankan ibu jari tangan abduksi ke belakang dan
rapikan.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, Instalasi rawat inap, ICU,IGD,IKO.
RSU PKU MENGUKUR SUHU TUBUH
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Mengukur suhu badan pasien dengan mempergunakan thermometer suhu.

TUJUAN 1. Mengetahui suhu badan pasien untuk membantu :


2. Menentukan diagnosa.
3. Menentukan langkah – langkah perawatan.
KEBIJAKAN Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan
keperawatan pada pelaksanaan tindakan mengukur suhu badan

PROSEDUR 1. Persiapan alat


a. Thermometer bersih dan tempatnya.
b. Bengkok.
c. Potongan tissue.
d. Vaselin dalam tempatnya.
e. Buku catatan.
2. Persiapan pasien
Pasien dijelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan

3. Pelaksanaan
a. Pengukuran suhu pada ketiak
a) Mencuci tangan
b) Alat – alat dibawa ke dekat pasien.
c) Bila perlu lengan baju pasien dibuka, ketiak diseka
(menggunakan tissue dengan gerakan menepuk) dan
dikeringkan.
d) Ambil thermometer dari tempat penyimpanannya, sapu dengan
tissue
e) Periksa dan turunkan air raksa pada posisi terendah.
f) Pasang tepat pada reserviornya, jepitkan di tengah – tengah
ketiak dan lengan pasien diletakkan didada
g) Setelah 8-10 menit thermometer diangkat dan baca angka pada
thermometer dengan posisi sejajar mata, dan hasilnya dicatat
pada buku
h) Thermometer dibersihkan dengan kapas alcohol dan
dikeringkan dengan tissue
i) Air raksa diturunkan kembali dan thermometer dimasukkan ke
dalam tempatnya
j) Mencuci tangan
b. Pengukuran suhu pada mulut
Pasien harus mempunyai thermometer sendiri.
a) Mencuci tangan
b) Alat – alat diletakkan di meja pasien.
 Pasien disuruh membuka mulutnya, thermometer dicek
kembali, lalu ujungnya sampai batas reservoirnya
diletakkan di bawah lidah pasien
 Mulut dikatubkan  5 menit dan bernafas melalui
hidung.
 Selama thermometer dipasang pasien tidak boleh bicara.
 Selama 3 – 5 menit thermometer diangkat, dilap dengan
tissue lalu dibaca dan dicatat.
c) Alat – alat dibersihkan dengan air mengalir kemudian dilap
dengan kapas alcohol, dikeringkan dengan tissue, dan
dikembalikan pada tempatnya
d) Mencuci tangan
c. Pengukuran suhu pada rectal
a) Mencuci tangan
b) Alat – alat diletakkan di meja pasien.
c) Setelah pasien diberitahu, pasien dimiringkan (sikap SIM).
d) Pakaian pasien diturunkan sampai di bawah bokong.
e) Thermometer diperiksa, ujungnya dioles dengan vaselin, lalu
dimasukkan melalui anus, sampai batas reservoir air raksa.
f) Thermometer tetap dipegang.
g) Setelah 3 – 5 menit thermometer dikeluarkan, dilap dengan
tissue, dibaca dan hasilnya dicatat.
h) Thermometer dibersihakan dengan air mengalir kemudian
dilap dengan kapas alcohol, dikeringkan dengan tissue, dan
dikembalikan pada tempatnya
i) Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, Instalasi rawat inap, ICU,IGD,IKO.
RSU PKU MENGHITUNG NADI DAN PERNAFASAN
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Menghitung nadi dan jumlah pernafasan (inspirasi diikuti ekspirasi)


dalam satu menit.

TUJUAN 1. Untuk mengetahui jumlah pernafasan dalam 1 menit.


2. Untuk mengetahui pekerjaan jantung
3. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.
4. Untuk menentukan diagnosa.
KEBIJAKAN
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan
keperawatan pada pelaksanaan tindakan menghitung nadi dan pernafasan
PROSEDUR 1. Persiapan alat
a. Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b. Buku catatan nadi dan pernafasan pasien.

2. Persiapan pasien
Pasien diberitahu supaya tenang dan rileks, boleh sambil berbaring atau
duduk.

3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menghitung denyut nadi selama satu menit pada arteri radialis.
c. Observasi frekuensi, irama, dan volume
d. Menghitung pernafasan selama satu menit.
e. Mencatat hasil tindakan dan respon pasien
f. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, Instalasi rawat inap, ICU,IGD,IKO.


RSU PKU MENGUKUR TEKANAN DARAH
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Mengukur tekanan darah pada dinding arteri.

TUJUAN 1. Untuk mengetahui pekerjaan jantung.


2. Untuk menentukan diagnosa.
3. Untuk menentukan langkah – langkah keperawatan.
KEBIJAKAN Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langlah-langkah asuhan
keperawatan pada pelaksanaan tindakan dalam mengukur tekanan darah

PROSEDUR 1. Persiapan alat


a. Tensimeter.
b. Stetoskop.
c. Buku catatan.

2. Persiapan pasien
Pasien dijelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan dan
mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Lengan baju dibuka / digulung ke atas.
c. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya
berada di sisi luar lengan. Manset dipasang tidak terlalu kencang
atau terlalu longgar.
d. Pompa tensimeter dipasang.
e. Denyut arteri branchialis diraba, lalu stetoskop ditempatkan pada
daerah tersebut.
f. Skrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka Selanjutnya
balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air
raksa didalam pipa gelas naik
g. Skrup balon dibuka perlahan-lahan sehingga air raksa turun
perlahan – lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa
dengarkan bunyi denyutan pertama/sistole, dengarkan terus sampai
denyutan terakhir/diastole
h Mencatat hasil pengukuran dan respon pasien
i. Pasien dan alat dirapikan
j. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, Instalasi rawat inap, ICU,IGD,IKO.
RSU PKU PENGELOLAAN OBAT LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE )
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Obat LASA (Look alike sound alike) adalah obat yang nampak
mirip dalam hal bentuk, tulisan, warna dan pengucapan

TUJUAN Untuk meminimalkan atau meniadakan kesalahan pengambilan


dan pemberian obat kepada pasien

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Obat LASA disimpan pada tempat yang jelas perbedaannya,


terpisah / diantarai dengan 1 (satu) item / obat lain
2. Beri label dengan tulisan obat yang jelas pada setiap kotak
penyimpanan obat dan menampilkan kandungan aktif dari obat
tersebut
3. Obat LASA diberi stiker warna biru dengan tulisan LASA warna
hitam dan ditempelkan pada kotak obat
4. Jika obat LASA sama memiliki 3 (tiga) kekuatan berbeda maka :
- Obat LASA kekuatan besar diberi stiker biru - Obat LASA
kekuatan sedang diberi stiker kuning - Obat LASA kekuatan
kecil diberi stiker hijau
5. Jika obat LASA (nama sama) hanya ada 2 kekuatan yang
berbeda maka : - Obat LASA dengan kekuatan besar diberi
stiker biru - Obat LASA dengan kekuatan kecil diberi stiker hijau
6. Farmasis membaca resep yang mengandung obat LASA
dengan cermat dan jika tidak jelas dikonfirmasikan kembali
kepada penulis resep
7. Farmasis menyiapkan obat sesuai dengan yang tertulis pada
resep
8. Sebelum menyerahkan obat pada pasien, farmasis mengecek
ulang / membaca kembali kebenaran resep dengan obat yang
akan diserahkan
9. Perawat membaca etiket obat sebelum memberikan kepada
pasien
10. Etiket obat harus dilengkapi dengan : - Tanggal resep - Nama,
tanggal lahir dan nomor RM pasien - Nama obat - Aturan pakai -
Tanggal kadaluarsa obat
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Instansi Rawat Inap
RSU PKU KOMUNIKASI EFEKTIF VIA TELEPON
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Komunikasi efektif adalah komunikasi yang dilakukan oleh


petugas kesehatan (perawat, dokter, dan petugas kesehatan
lainnya) secara tepat waktu ,lengkap akurat, jelas dan dipahami
oleh kedua pihak (pemberi dan penerima informasi)
TUJUAN 1. Mengurangi kesalahan komunikasi dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien
2. Meningkatkan mutu pelayanan
3. Untuk menjalin kerjasama dokter dan perawat
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


a. Buku komunikasi
b. Pulpen
c. Pesawat telepon
2. Cara kerja :
a. Petugas mengidentifikasi pasien secara langsung
dengan menanyakan langsung nama pasien ( pada
keluarga bila pasien tidak sadar) dan melihat ke gelang
identitas pasien.
b. Perawat melakukan pengkajian keperawatan kepada
pasien
c. Siapkan di dekat pesawat telepon : status pasien, buku
komunikasi dan pulpen
d. Tuliskan identitas dan kondisi pasien pada form buku
komunikasi pasien
e. Tekan nomor ekstensi pemberi perintah/dokter.
f. Setelah telepon tersambung, ucapkan salam.
g. Laporkan identitas dan kondisi pasien saat ini dengan
menggunakan teknik SBAR
baca : Teknik komunikasi SBAR
h. Dokter/pemberi informasi akan memberikan respon
atau jawaban pada saat itu juga
i. Perawat mencatat isi perintah yang diucapkan oleh
dokter/pemberi informasi pada buku komunikasi
j. Konfirmasi ulang isi perintah yang sudah dituliskan
dengan membacakan ulang kepada pemberi
perintah/dokter. Eja ulang satu persatu hurufnya bila
perintah mengandung nama obat gologan LASA (look
alike sound alike) / NORUM (Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip) dan obat High Alert, Daftar obat LASA /
NORUM dan High Alert terlampir.
k. Cantumkan tanda ceklis pada kolom membaca ulang isi
laporan bila sudah dibacakan ulang.
l. Pemberi perintah/dokter harus mengkonfirmasi lisan
sesaat setelah pemberi perintah/dokter mendengar
pembacaan dan memberikan pernyataan kebenaran
pembacaan secara lisan misal “ya sudah benar”.
m. Perawat/penerima informasi bertandatangan atas
penermaan informasi
n. Pindahkan data SBAR dan Instruksi dokter tersebut
pada buku status pasien dengan cara menulis tanggal
dan jam saat melapor kemudian mencantumkan kondisi
pasien dengan teknik SBAR dan distempel SBAR
o. Tulis instruksi yang disampaikan oleh dokter/pemberi
informasi kemudian distempel berbentuk form stempel
TbaK
p. Penerima informasi/perawat bertandatangan pada form
stempel TbaK
q. Telpon ulang pemberi perintah/dokter bila laporan
belum dibacakan ulang, dan belum konfirmasikan ulang
isi perintah.
r. Ucapkan terima kasih dan salam.
s. Pelaksana instruksi harus bertandatangan pada form
catatan perintah lisan /melalui telepon
t. Pemberi informasi/dokter harus mengkonfirmasi
instruksi yang telah diberikan dengan bertandatangan
pada form TBaK pada hari berikutnya atau maksimal 1
x 24 jam
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap, UGD, LAB, Fisioteraphy, Radiologi, OK, ICU
RSU PKU Pemberian Obat Inhalasi dengan Nebulizer
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan


nebulator

TUJUAN 1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan


2. Melonggarkan jalan nafas

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan Alat dan Bahan


a. Set nebulizer
b. Obat bronkodilator
c. Bengkok 1 buah
d. Tissue
e. Spuit 5 cc
f. Aquades
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menjaga privacy pasien
c. Mengatur pasien dalam posisi duduk
d. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set
nebulizer
e. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
f. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
g. Memasukkan obat sesuai dosis
h. Memasang masker pada pasien
i. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam
sampai obat habis
j. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue

UNIT TERKAIT IGD, Instansi Rawat Inap, Poliklinik.


RSU PKU Pemberian oksigen dengan sungkup muka non breathing
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Memasukan zat asam atau oksigen melalui mulut dan hidung
dengan menggunakan Sungkup muka non breathing

TUJUAN Memasok kebutuhan zat asam atau mencegah dan mengobati


pasien pada keadaan : Hipoksemia, Hipoksia, Anoksia.

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan Alat


a. Tabung Oksigen
b. Flow Meter
c. Regulator
d. Tabung Humidifier
e. Aquades Steril
f. Selang sungkup muka non breathing
2. Persiapan Pasien
a. Beri informasi pada pasien
b. Atur posisi pasien
3. Prosedur
a. Cuci Tangan dengan prinsip 6 langkah cuci tangan
b. Cek Tabung Oksigen dan Flowmeter
c. Pasang Regulator
d. Isi Tabung Humidifier dengan aquabides steril sampai
tanda batas
e. Pasang selang oksigen pada tabung humidifier
f. Stel oksigenasi pada tabung humidifier
g. Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup
lubang antara kantung dengan sungkup
h. Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan
nyaman
i. Sesuaikan aliran oksigen,
j. Anjurkan pasien untuk istirahat
k. Alat-alat dirapihkan
l. Cuci Tangan
m. Observasi respon pasien terhadap pemberian oksigen
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, IGD, Ruang Rawat Jalan
RSU PKU PEMASANGAN KATETER URINE PADA PRIA
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Pemasangan kateter urine adalah tindakan memasukkan selang


karet atau plastic melalui uretra sampai kedalam kandung kemih

TUJUAN 1. Menghilangkan distensi kandung kemih


2. Penatalaksanaan kandung kemih inkopeten
3. Mendapatkan urine steril
4. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan alat dan bahan


a. Bak instrument steril berisis: pinset anatomis, duk,
kassa
b. Kateter sesuai ukuran
c. Sarung tangan steril 2 pasang
d. Desinfektan dalam tempatnya
e. Spuit 20 cc
f. Pelumas
g. Urine bag
h. Plaster dan gunting
i. Selimut mandi
j. Perlak dan pengalas
k. Bak berisis air hangat, waslap, sabun, handuk
l. Bengkok
2. Pelaksanaan
a. Melakukan pengecekan program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien
d. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
e. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
f. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
g. Memasang sampiran dan menjaga privacy
h. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorcal
recumbanent dan melepaskan pakaian bawah
i. Memasang perlak, pengalas dan selimut mandi
j. Menyambungkan kateter dengan urine bag
k. Memakai sarung tangan
l. Membersihkan genetalia dengan antiseptik
m. Mengganti sarung tangan steril, memasang duk steril
n. Memberi pelumas pada ujung kateter
o. Mengarahkan penis ke atas
p. Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 15 – 23
cm atau hingga urine keluar
q. Mengisis balon dengan Aquadest sesuai ukuran
r. Memfiksasi kateter kearah atas / perut
s. Melepas duk, pengalas dan sarung tangan
t. Mengganti selimut mandi dengan selimut klien
u. Melakukan evaluasi tindakan
v. Merapikan pasien dan lingkungan
w. Berpamitan dengan klien
x. Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat
semula
y. Mencuci tangan
z. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
UNIT TERKAIT IGD, Ruang Rawat Inap, Poliklinik
RSU PKU PEMERIKSAAN GULA DARAH
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Pemeriksaan GDS adalah Suatu tindakan untuk mengetahui hasil


atau nilai gula darah pada pasien yang dilakukan sewaktu dan
tanpa persiapan apapun. Pemeriksaan gula darah puasa (GDP)
adalah tindakan untuk mengetahui hasil gula darah pasien setelah
pasien melakukan puasa minimal 8 - 10 jam. Pemeriksaan gula
darah 2 jam post puasa (GD 2jam PP) adalah tindakan untuk
mengetahui hasil gula darah pasien 2 jam setelah pasien makan
setelah sebelumnya pasien puasa minimal 8-10 jam.
TUJUAN 1. Pemeriksaan laboratorium harian
2. Acuan tidakan medis
3. Pengobatan yang tepat
4. Pemilihan diit yang tepat
5. Pencegahan resiko hiperglikemi
KEBIJAKAN Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS) dilakukan oleh petugas
laboratorium. Pemeriksaan GDS juga boleh dilakukan oleh dokter
dan perawat.
PROSEDUR 1. Alat dan bahan:\
a. Mesin gluco test
b. Strip stick GDS
c. Jarum / lancet GDS
d. Alkohol swab
e. Perlak dan pengalas
2. Prosedure Tindakan Pemeriksaan GDS / GDP / GD 2 jam
PP:
a. Cek order dokter.
b. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih.
c. Lakukan kontrak / persetujuan dengan pasien.
d. Bawa alat ke dekat pasien.
e. Pasang sampiran atau privasi.
f. Papan perlak dan pengalas pada bawah jari yang
akan ditusuk.
g. Nyalakan mesin Gluco Test dan pastikan sudah
menyala dengan baik, kemudian pasang strip stick
GDS nya secara benar dan pastikan sudah
bergambar darah pada layar.
h. Lakukan pemilihan jari untuk pemeriksaan GDS
yaitu: jari telunjuk, jari tengah dan jari manis.
i. Berikan / oleskan swab alkohol pada jari yang akan
ditusuk.
j. Tusuk ujung jari pasien secara hati-hati.
k. Tekan daerah sekitar tusukan dengan jari kita agar
darah keluar, pastikan darah keluar secukupnya.
l. Tempelkan ujung stick GDS pada mesin Gluco test
ke darah pasien.
m. Setelah cukup tunggulah beberapa detik untuk
melihat hasilnya pada layar.
n. Setelah hasil keluar catatlah pada lembar cetatan
perawat / petugas laboratorium
o. Cuci tangan dengan prinsip bersih.
UNIT TERKAIT IGD, Ruang Rawat Inap, Poliklinik, Laboratorium, ICU
RSU PKU ASDMINISTRASI RAWAT INAP
Muhammadiyah
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Proses perjalanan pasien umum maupun asuransi mulai dari pendaftaran
sampai dengan pembayaran di kasir Rawat Inap, Menyiapkan
rekapitulasi pembayaran pasien keluar RS, baik yang sudah diijinkan
pulang, pulang atas kemauan sendiri , di rujuk atau karena meninggal.
TUJUAN 1. Meningkatkan kualitas pelayanan pasien keluar Rumah Sakit
2. Memudahkan Administrasi pembayaran pasien rawat Inap
3. Mendapatkan pelayanan administrasi yang terarah mudah cepat dan
efisien.
KEBIJAKAN 1. Ada bukti tertulis pasien pulang, pulang atas kemauan sendiri, di rujuk
maupun meninggal.
2. Ada rincian pembayaran dari petugas ruangan
3. Klarifikasi input tindakan medis maupun penggunaan alat , obat
terkait, dilakukan oleh petugas lewat telepon atau langsung datang
kebagian yang dinginkan.
4. Semua transaksi laporan harian harus disertai dengan kwitansi dan
nota pasien sebagai dokumen pendukung.
PROSEDUR 1. Pasien / keluarga pasien datang ke bagian pendaftaran rawat Inap
biasanya dirujuk, atau emergency. Ada juga pasien rawat inap yang
dirawat sesuai rujukan dari dokter di Poli Jantung (Pasien dirawat dari
Poli Rawat Jalan).
2. Petugas pendaftaran memastikan terlebih dahulu ke bagian Rawat
inap apakah ada kamar kosong atau tidak.
3. Pasien biasanya sebelum masuk ruangan, di observasi terlebih dahulu
di IGD, setelah kamar sudah disiapkan maka perawat rawat inap
mengantarkan pasien menuju ruangan.
4. Setelah pasien dirawat untuk beberapa hari maka pasien tersebut
dibolehkan pulang, namun pasien tidak hanya sudah diperbolehkan
namun juga karena atas permintaan sendiri, dirujuk ataupun
meninggal.
5. Perawat kemudian konfirmasi ke bagian administrasi rawat inap,
siapa-siapa saja pasien yang akan pulang, kemudian petugas
administrasi datang ke bagian perawatan untuk menanyakan tindakan-
tindakan, dokter visit selain dari dokter jantung dan sebagainya.
6. Setelah itu petugas administrasi rawat inap, melakukan pengecekan
untuk tindakan-tindakan apa saja yang sudah atau belum masuk yang
ada di form rincian pasien.
7. Jika ada tindakan yang belum diinput maka petugas administrasi yang
melakukan penginputan.
8. Petugas juga mengkonfirmasi ke bagian laboratorium dan farmasi.
9. Setelah selesai dari semua bagian maka petugas siap untuk menutup
billing dan menginput biaya administrasi.
10.Setelah semuanya selesai petugas menyiapkan billing kemudian
petugas memanggil pasien atau keluarga melalui perawat rawat inap.
11. Setelah pasien/keluarga pasien datang ke bagian Kasir. Petugas
menyebutkan nominal yang harus dibayarkan sesuai dengan invoice
yang ada.
12.Setelah pembayaran dilakukan, kasir menyiapkan kwitansi yang telah
dibubuhi tanda tangan lembar putih untuk pasien/keluarga pasien,
lembar merah untuk dokumen keuangan.
13.Selain kwitansi dan rincian biaya pasien juga diberikan surat ijin
pulang oleh bagian administrasi sebagai tanda bahwa administrasi
telah selesai. Surat ijin pulang terdapat 2 (dua) rangkap, lembar
pertama untuk bagian perawat inap, lembar kedua untuk bagian
security.
14.Begitu pula untuk pasien asuransi atau pasien BPJS, sama
prosedurnya. Untuk pasien bpjs yang naik kelas dan ada selisih
pembayaran, maka yang menyiapkan selisih pembayaran tersebut pun
administrasi rawat inap.
15.Pasien BPJS sesuai kelas hanya tandatangan.
16.Petugas administrasi meminta budget ke bagian case mix, kemudian
mengambil SEP rawat inap ke bagian Rekam Medis. Untuk nantinya
ditandatangani pasien/keluarga pasien.
17.Setelah administrasi selesai maka pasien diperbolehkan pulang.

UNIT TERKAIT Pendaftaran pasien, Rekam Medis, Unit Layanan Laboratorium dan
Rotgen, Poli Rawat Jalan, Rawat Inap, Instalasi IGD dan Apotek.
RSU PKU
Muhammadiyah PEMULANGAN PASIEN
RAWAT INAP
Purbalingga

Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menghentikan semua


proses kegiatan administrasi pasien di unit perawatan karena
pasien akan keluar (pulang) dari unit perawatan dengan ijin dokter
maupun pulang atas permintaan sendiri.

TUJUAN
Dapat memulangkan pasien dengan aman, nyaman dan efisien

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Pastikan keamanan dan persiapan pasien meliputi :


a. Pastikan pasien dijemput oleh keluarga
b. Bila pasien pulang sendiri, pastikan kondisi pasien
memungkinkan
c. Cek instruksi pulang dari dokter
d. Satu hari sebelum pasien pulang, discharge summary sudah
diisi lengkap oleh dokter DPJP
e. Memberitahukan tim kesehatan terkait dan keluarga
pasien/penanggung jawab pasien akan rencana pulang
pasien.
f. Siapkan obat-obatan yang hendak dibawa pulang atau
dilanjutkan dirumah. Lakukan proses retur terhadap obat-
obatan yang tidak dipakai dan masih utuh
g. Pastikan semua hasil pemeriksaan laboratorium, rontgen,
tindakan-tindakan dan prosedur pasien pulang telah lengkap
h. Pastikan semua pemakaian alat kesehatan telah dimasukan
kedalam komputer, kerja sama dengan petugas ward clerk
untuk persiapan administrasi pulang
i. Ward clerk membuat surat pengantar administrasi untuk
pembayaran ke kasir
j. Pastikan pasien dan atau keluarga memahami perawatan di
rumah, pengobatan, dan jadwal kontrol.
k. Pastikan pasien akan dijemput oleh keluarga/penyedia
layanan kesehatan pasien yang telah dipilih, atau bila pulang
dengan menggunakan ambulance, buat permintaan
ambulance, pastikan ambulance tersedia sesuai kebutuhan
l. Siapkan alat bantu lain yang dibutuhkan pasien untuk pulang
(seperti set ganti balut, set ganti colonostomy, dll).
2. Siapkan peralatan :
a. File data pasien
b. Instruksi dokter.
c. Discharge summary.
d. Resep dokter dan atau obat-obatan untuk pulang
e. Pesanan pulang lengkap dengan jadwal kontrol
f. Kursi roda atau brankart bila perlu
g. Leaflet bila perlu.
h. Kendaraan atau ambulance sesuai kebutuhan/permintaan
i. Lain-lain seperti: persiapan set untuk mengganti balutan di
rumah, dll.
3. Cuci tangan
4. Identifikasi pasien dan jelaskan prosedur pasien pulang.
5. Cek ulang kelengkapan pesanan pulang (lihat form pesanan
pulang) dan persiapan pulang.
6. Cek ulang kelengkapan discharge summary tentang pesanan
khusus dan obat-obatan untuk dirumah.
7. Berikan form pengantar administrasi kepada keluarga atau
pasien yang akan mengurus administrasi pembayaran. Jelaskan
bahwa pesanan pulang dan obat-obatan akan diserahkan setelah
proses administrasi selesai (dengan menunjukan bukti
pembayaran dari kasir).
8. Perawat atau petugas ward clerk melakukan discharge pertama
9. Setelah selesai pembayaran dikasir, keluarga atau pasien
menyerahkan bukti pembayaran dari kasir kepada perawat
10. Observasi tanda-tanda vital pasien dan tanyakan adakah keluhan
nyeri pasien (hal ini untuk memastikan pasien pulang dengan
kondisi baik) . Lepaskan alat-alat medik
11. Perawat menjelaskan kepada pasien atau keluarga tentang
pesanan pulang beserta perawatan, jadwal kontrol dan obat-
obatan untuk dirumah dijelaskan bersama dengan staf farmasi.
12. Evaluasi pemahaman pasien dan atau keluarga tentang pesanan
pulang dengan menanyakan kepada pasien / keluarga apakah
sudah mengerti penjelasan yang sudah diberikan , beri
kesempatan untuk bertanya.
13. Perawat mengulang kembali point penting pesanan pulang,
seperti :
a. Perawatan yang harus dilakukan di rumah seperti diet,
aktifitasdan lain-lain sesuai kasus pasien.
b. Jadwal kontrol
c. Tindakan yang harus dilakukan jika terjadi kegawatan
dirumah sesuai kondisi pasien.
14. Perawat menandatangani dan menuliskan nama jelas pada
pesanan pulang.
15. Pasien dan atau keluarga yang menerima penjelasan
menandatangani pesanan pulang dan membubuhkan nama jelas.
16. Perawat melepaskan gelang identitas pasien
17. Bersama keluarga dan pasien, perawat memeriksa kembali
barang-barang milik pasien, jangan ada yang tertinggal.
18. Bila perlu (sesuai kondisi pasien) antarkan pasien hingga ke lobi
menggunakan kursi roda atau brankar (dapat bekerja sama
dengan bagian consierce).
19. Bila pasien pulang menggunakan ambulance, minta petugas
ambulance menjemput pasien dengan brankar ambulance dan
mengantar pasien pulang bersama perawat yang ditunjuk oleh
penanggung jawab shift.
20. Akhiri hubungan baik dengan pasien.
21. Cuci tangan.
22. Catat pada catatan perawatan/case notes :
a. Catat keadaan umum dan kondisi pasien
b. Catat tanda-tanda vital saat pasien pulang.
c. Waktu dan cara pasien pulang
d. Pesanan khusus dan pendidikan kesehatan yang telah
diberikan.
Nama perawat yang menjelaskan pesanan pulang
UNIT TERKAIT 1. Emergency
2. ICU
3. Ruang Rawat Inap
RSU PKU
Muhammadiyah PERSIAPAN PASIEN PRE
OPERASI
Purbalingga

Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Suatu kegiatan untuk menyiapkan pasien baik jasmani dan rohani
serta peralatan yang akan dipergunakan pada tindakan
pembedahan
TUJUAN 1. Menyiapkan pasien agar kooperatif
2. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi
3. Membantu kelancaran pembedahan

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. persiapan pasien


a. Analisa kecemasan pasien terhadap tindakan operasi.
b. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan
c. Extra mandi bila kotor
d. Lepaskan gigi palsu bila ada dan bila tidak permanen
e. Lepaskan soft lens bila memakainya
f. Bersihkan kuku bila mengenakannya
g. Puasakan pasien minimal 6 s/d 8 jam atau sesuai kasus
h. Cukur area yang akan diopaerasi, Alat :
1) Alat pencukur rambut atau gunting rambut
2) Bengkok
3) Sabun
4) Waslap
5) Handuk
i. Pasang infus,Pasang NGT, kateter sesuai program &
intruksi
j. Pasien/keluarga menyetujui dan menandatangani surat izin
operasi
k. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan mengenai
tindakan yang akan dilakukan.
l. Bantu pasien &dan keluarga untuk menghilangkan
kecemasan tersebut
m. Persiapkan berkas administratif yang dibutuhkan
2. pelaksanaan
Mengocek kelengkapan dokumen medis/perawatan, hasil
pemeriksaan penunjang, surat izin operasi
b. Mengukur :
1) Tensi
2) Nadi
3) Suhu
4) Pernafasan
5) Tingkat kesadaran
6) Cairan yang masuk/keluar
c. Injek antibiotik satu jam pre operasi
d. Pakaikan Baju khusus / baju operasi
e. Melaporkan pada dokter ruangan, bahwa ada pasien pre
operasi
f. Dokter ruangan visite pasien pre operasi tersebut
g. Bila pasien berumur 40 tahun keatas maka lakukan
prosedural konsul dokter internis untuk ACC operasi, atau
tidak dilakukan atas intruksi dokter operator.
h. Dokter ruangan / dokter IGD / dokter Poliklinik melaporkan
pasien pro operasi sesuai indikasi pada dokter bedah DPJP
dan dokter anastesi penaggung jawab operasi
i. Dokter bedah DPJP dan dokter anastesi penanggung
jawab bedah melakukan visite awal pasien pre operasi
j. Mengganti baju pasien dan memasang tutup kepala
k. Mengecek kelengkapan alat kesehatan dan obat-obatan
serta darah yang diperlukan untuk tindakan pembedahan
l. Mengantar pasien ke kamar bedah bila perlengkapan,
petugas dan kamar bedah siap

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap


RSU PKU
Muhammadiyah PENGISIAN BERKAS REKAM
MEDIS RAWAT INAP
Purbalingga

Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Semua pelayanan medis yang diberikan oleh para medis


dan non
medis terhadap pasien harus di rekam secara
benar agar hasil
yang diperoleh dapat dijadikan rujukan untuk
pengobatan
selanjutnya.

TUJUAN Agar rekam medis yang terisi dengan cepat,


tepat, akurat dan
sesuai dengan kewenangan dan dapat di pertanggung
jawabkan.

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1.General consent pasien di isi dan ditanda tangani oleh


pasien
atau keluarga pasien.
2.Data identitas pasien dan data sosial (ringkasan
masuk dan
keluar) di isi oleh petugas rekam medis di KP2RI (RM 1).
3.Penulisan diagnosa akhir, keadaan keluar, tindak
lanjut, sebab
kematian dan tanda tangan dokter diisi oleh
dokter yang
merawat (RM 1).
4.Surat pernyataan dirawat oleh dokter spesialis
di isi oleh
pasien atau keluarga pasien di sertai tanda tangan.
5.Anamnesa, pemeriksaan fisik, riwayat penyakit,
perjalanan
penyakit dan tanda tangan dokter diisi oleh
dokter yang
merawat pasien (RM 2).
6.Daftar visite dokter diisi oleh dokter yang merawat dan
ditanda
tangani / paraf (RM 3).
7.Catatan terintegrasi diisi oleh dokter, perawat
dan tenaga
kesehatan lain menuliskan inisial atau nama di
sertai tanda
tangan (RM 4).
8.Permintaan konsultasi dan jawaban konsultasi diisi
oleh dokter
dan tanda tangani (RM 5 dan 6)
9.Askep, implementasi tindakan keperawatan, dan
resume
keperawatan diisi oleh perawat dan tanda tangani (RM
7).
10.Grafik, suhu, dan nadi diisi oleh perawat yang
merawat (RM 8).
11.Hasil pemeriksaan penunjang (Radiologi, Lab,
EKG, catatan
Resep obat, dll).
12.Laporan lepas rawat lengkap dengan ruangan
perawatan,
diagnosa, tanggal kontrol kembali ke poli, nama
dokter dan
tanda tangan dokter yang merawat (RM 15).
13.Dokter atau perawat mengisi transfer antar
ruang lengkap
dengan diagnosa dan alasan pindah ruangan
dan di tanda
tangani.
14.Pasien atau keluarga pasien mengisi
persetujuan atau
penolakan tindakan medis setelah mendapatkan
penjelasan dari dokter atau perawat dan alasan
dilakukannya tindakan
serta resiko bila dilakukan atau tidak dilakukan tindakan
medis tersebut lengkap dengan nama, tanda
tangan pasien atau keluarga pasien dan nama, tanda
tangan dokter dan perawat yang akan melakukan
tindakan.
15.Dokter mengisi resume medis lengkap dengan nama
jelas dan tanda tangan dokter yang merawat.
16.Laporan anastesi, nama dokter anastesi dan
tanda tangan
dokter yang melakukan tindakan anastesi.
17.Laporan operasi, tanda tangan dan nama lengkap
dokter yang
melakukan tindakan operasi.
18.Pasien atau keluarga pasien mengisi
persetujuan atau menolak pendampingan tim
kerohanian

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap


Rekam medis
RSU PKU
Muhammadiyah PENGGUNAAN SYRINGE
PUMP
Purbalingga

Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Syringe pump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur
pemberian medikasi intravena pada klien.

TUJUAN
a. Menjaga pemberian medikasi intravena sesuai kebutuhan klien
b. Memberikan medikasi dengan dosis kecil dan waktu yang lama
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan Alat


a. Syringe pump dan standar infus
b. Spuit 10 cc/ 20 cc/ 30 cc/ 50 cc dan medikasi klien
c. Selang penghubung spuit dengan medicut/venvlon (IV ekstension)
2. pelaksanaan
1. Bawa semua alat kedekat klien
2. Siapkan spuit dan medikasi klien
3. Pasang spuit ke syringe pump dan kunci
4. Sambungkan selang penghubung dari spuit ke akses intravena klien
(penvlon/medicut/three way)
5. Tekan tombol On/Off
6. Atur dosis dengan tekan tombol “rate/D.Limit/ml (SELECT)” sehingga
muncul RATE pada layar, putar dial setting di sebelah samping (rate
dalam satuan ml/H = cc/jam)
7. Tekan start (jika sudah operasional maka lampu indikator akan
menyala hijau berputar)

UNIT TERKAIT ICU


IGD
RUANG RAWAT INAP
RSU PKU
Muhammadiyah PENGGUNAAN INFUSE
PUMP
Purbalingga

Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Infuse pump adalah suatu alat untuk mengatur jumlah cairan / obat
yang masukkan ke dalam sirkulasi darah pasien secara langsung
melalui
vena

TUJUAN
1. Untuk menjaga pemberian cairan parenteral sesuai kebutuhan
klien.
2. Mencegah kelebihan volume cairan yang diberikan

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang memerlukan pemantauan dan


pengukuran
secara khusus cairan yang masuk melalui intravena/parenteral

PROSEDUR 1. Bawa alat-alat ke dekat klien


2. siapkan cairan infus dan infus set dan gantungkan di tiang pengangga
infus pump
3. pasangkan bagian selang pada infus set pada infus pump,pastikan
tidak ada udara pada selang
4. pasang drip sensor (jika ada) sesuai infus pump pada tempat tetesan
infus set
5. nyalakan infuse pump
6. atur infus set pada infus pump sesuai infus set yang digunakan dan
jenis infusp pum yang digunakan
7. atur jumlah cairan yang akan di berikan pada pasien tiap jam dan total
cairan keseluruhan yang akan dimasukan
8. tekan start untuk memulai pemberian cairan
9. jika ada hal yang kurang tepat , alat akan memberikan peringatan
dengan suara dan lampu yang menyala merah pada tulisan air,
occlusion,flow err, empty,door,completion
10. evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan
UNIT TERKAIT Ruang raawat inap
RSU PKU
Muhammadiyah RESUSITASI JANTUNG PARU
Purbalingga
Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Resusitasi jantung paru suatu sistem/metode untuk mengatasi


henti jantung dan/atau henti nafas.

TUJUAN Agar nyawa penderita henti jantung dan/atau henti paru segera
bisa diselamatkan dan tidak memberikan gejala sisa.

KEBIJAKAN 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun


2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
PROSEDUR 1. Periksa respon:
 a) Petugas IGD RS NAMARS segera memeriksa ada
tidaknya cedera dan tentukan ada respon atau tidak.
 b) Tepuk atau guncangkan secara halus, panggil atau
tanya.
 c) Bila diduga ada trauma kepala atau leher, pasien tak
boleh digerakkan kecuali bila benar-benar diperlukan.
2. Aktifkan sistem pelayanan emergensi yang ada:
 Bila terjadi di luar RS :
a. panggil bantuan,
b. sebutkan jenis bantuan yang diperlukan,
c. lokasi korban,
d. nomor telpon yang digunakan,
e. apa yang terjadi,
f. jumlah orang yang memerlukan pertolongan,
g.kondisi korban, dan informasi lainnya.
3. AIRWAY (Jalan nafas):
Bila korban tak memberikan respon:
 a) petugas IGD RS NAMARS harus menentukan apakah
korban tersebut bernafas secara adekuat.
 b) Letakkan korban pada posisi terlentang dan jalan nafas
terbuka.
 c) Posisi korban :
 i) Tempatkan korban pada posisi terlentang, pada
tempat yang keras dan datar.
 ii) Bila korban telungkup, balikkan korban dalam satu
kesatuan sehingga kepala, bahu dan badan bergerak
serentak hingga tak ada yang terputar. Kepala dan
leher harus berada pada satu bidang, lengan berada di
samping badan.
 d) Posisi petugas/penolong:
Penolong harus berada pada sisi korban sehingga
memungkinkan melakukan bantuan nafas dan kompresi
dada.
 e) Buka jalan nafas:
 i) Bila korban tak berrespon/tak sadar lakukan
manuver ”head tilt-chin lift” untuk membuka jalan
nafas, dengan syarat pasien tak ada bukti trauma
kepala atau leher.
 ii) Bila dicurigai adanya trauma leher lakukan
manuver ”jaw- thrust”.
 iii) Bila ada benda asing yang terlihat atau muntahan,
segera keluarkan dari dalam mulut dengan jari tangan
yang memakai sarung tangan. Benda yang keras
dapat dikeluarkan dengan jari telunjuk, sementara
tangan yang lain tetap mempertahankan lidah dan
rahang.
4. Manuver ”head tilt-chin lift”:
 a) Letakkan satu tangan pada dahi korban, tekan dengan
telapak tangan hingga kepala menjungkit ke belakang.
Letakkan jari-jari tangan yang sebelah lagi di bawah
tulang rahang bawah dekat dagu. Angkat rahang dan dagu
ke depan.
 b) Jangan menekan bagian lunak di bawah dagu dan
jangan menggunakan ibu jari untuk mengangkat dagu.
Buka mulut sehingga memungkinkan pernafasan spontan
dan memungkinkan bantuan nafas dari mulut ke mulut.
Bila gigi korban goyah atau ada gigi palsu, maka gigi tsb
harus lepaskan.
5. Manuver ”jaw-thrust”:
Letakkan tangan penolong pada masing-masing sisi kepala
korban, letakkan siku penolong pada bidang dimana korban
berbaring. Raih sudut rahang bawah korban dan angkat dengan
ke dua tangan. Bila bibir korban terkatup, regangkan atau buka
dengan ibu jari ke dua tangan.
6. BREATHING (Pernafasan):
 a) Periksa ada tidaknya nafas:
 i) Tempatkan telinga penolong dekat mulut dan
hidung korban sambil tetap membuka jalan nafas.
Sambil memperhatikan dada korban lakukan:
(1) Look: lihat ada tidaknya pergerakan dada;
(2) Listen: dengar ada tidaknya hembusan nafas;
(3) Feel: rasakan adanya hembusan
 ii) Prosedur pemeriksaan ini tak boleh lebih dari 10
detik.
 b) Tentukan ada/tidaknya dan adekuat/tidaknya
pernafasan.
 i) Bila korban tak berespon/tak sadar dengan nafas
normal, tak ada cedera tulang belakang, posisikan
penderita pada posisi mantap, jaga jalan nafas
terbuka.
 ii) Bila korban tak berespon dan tak bernafas, lakukan
bantuan nafas 2 kali. Bila tak dapat dilakukan
pemberian bantuan nafas awal, atur ulang posisi
kepala dan ulang lagi usaha ventilasi.
 iii) Bila tetap tak berhasil memberikan ventilasi
hingga dada mengembang, tenaga terlatih harus
melakukan manuver untuk mengatasi sumbatan jalan
karena benda asing (Heimlich manuver atau
abdominal thrust/back thrust).
 iv) Pastikan dada korban turun naik pada tiap bantuan
nafas yang diberikan.
 v) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi.
7. CIRCULATION (Sirkulasi)
 a) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi;
 i) Setelah pemberian bantuan nafas awal, periksa
adanya pernafasan normal, k atau gerakan dari korban
sebagai respon terhadap bantuan nafas yang
diberikan. Sekaligus periksa ada tidaknya nadi karotis
jangan lebih dari 10 detik.
 ii) Periksa denyut nadi arteri karotis adalah dengan
mempertahankan posisi kepala (head tilt) dengan satu
tangan. Raba trakhea dengan 2 atau 3 jari tangan yang
lain, geser jari-jari tersebut ke lateral sisi penolong
hingga celah antara trakhea dan otot.
 iii) Gunakan tekanan yang lembut saja sehingga tidak
menekan arterinya. Bila denyut arteri karotis tak
teraba lakukan kompresi dada.
 b) Kompresi dada:
 i) Jari penolong mencari arkus kosta bagian bawah.
 ii) Ditelusuri ke atas hingga teraba bagian terbawah
sternum.
 iii) Taruh salah satu pangkal tangan pada bagian
separuh bawah sternum, dan taruh tangan yang satu
lagi di atas punggungn tangan yang pertama,
sehingga tangan dalam keadaan paralel. Pastikan
sumbu pangkal tangan tepat pada sumbu sternum.
 iv) Jari-jari tangan dapat dibiarkan terbuka atau saling
mengunci satu sama lain tetapi jangan menekan dada.
 v) Usahakan mendapatkan posisi yang tepat di
sternum dengan cara meletakkan pangkal tangan
penolong diantara ke dua papilla mammae.
 vi) Lakukan kompresi yang efektif dengan
memperhatikan hal- hal sebagai berikut:
 (1) Posisi siku tidak menekuk, posisi lengan
tegak lurus dengan dada korban.
 (2) Tekan di tengah sternum.
 (3) Lepaskan tekanan hingga dada kembali ke
posisi normal agar darah masuk ke dada dan
jantung, posisi tangan tetap menempel di
sternum.
 (4) Lakukan 30 kali kompresi dada, pastikan
dada kembali ke posisi semula diantara dua
kompresi. Buka lagi jalan nafas dan berikan lagi
2 kali bantuan nafas, masing- masing 1 detik.
Bila sudah dilakukan intubasi kompresi dada dan
ventilasi dapat dilakukan kontinyu dan tidak
perlu sinkron.
8. REASSESSMENT:
 a) Evaluasi ulang korban, bila tetap tak ada tanda-tanda
sirkulasi ulangi RJP dengan dimulai dari kompresi dada.
Bila tanda-tada sirkulasi sudah tampak, periksa
pernafasan.
 b) Bila ada nafas, tempatkan dalam posisi mantap dan
awasi nafas dan sirkulasi.
 c) Bila tak ada nafas tapi ada tanda-tnda sirkulasi, berikan
bantuan nafas 10-12 kali/menit dan awasi adanya tanda-
tanda sirkulasi tiap menit.
 d) Bila tak ada tanda sirkulasi teruskan kompresi dada dan
ventilasi dengan rasio 30 kompresi 2 ventilasi.
 e) Berhenti dan periksa tanda-tanda sirkulasi dan
adanya pernafasan spontan tiap menit.
 i) Jangan berhenti RJP kecuali karena keadaan khusus.
 j) Bila didapatkan adanya pernafasan yang adekuat dan
adanya tanda-tanda sirkulasi, pertahankan jalan nafas tetap
terbuka dan posisikan dalam posisi mantap; dengan cara:
 i) Satu lutut difleksikan.
 ii) Satu lengan yang sepihak diletakkan dibawah
pantat, lengan yang lain difleksikan didepan dada.
 iii) Pelan pelan diguligkan kearah yang sepihak
dengan lutut yang fleksi.
 iv) Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi didepan
dada diletakkan mengganjal rahang bewah (agar tidak
terguling ke depan )

UNIT TERKAIT Ruang raawat inap


IGD
RSU PKU
Muhammadiyah PENGGUNAAN INFUSE
PUMP
Purbalingga

Nomor Dokumen Nomor Revisi : Halaman

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
PROSEDUR (SOP)

PENGERTIAN Infuse pump adalah suatu alat untuk mengatur jumlah cairan / obat
yang masukkan ke dalam sirkulasi darah pasien secara langsung
melalui
vena

TUJUAN
1. Untuk menjaga pemberian cairan parenteral sesuai kebutuhan
klien.
2. Mencegah kelebihan volume cairan yang diberikan

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang memerlukan pemantauan dan


pengukuran
secara khusus cairan yang masuk melalui intravena/parenteral

PROSEDUR 1. Bawa alat-alat ke dekat klien


2. siapkan cairan infus dan infus set dan gantungkan di tiang pengangga
infus pump
3. pasangkan bagian selang pada infus set pada infus pump,pastikan
tidak ada udara pada selang
4. pasang drip sensor (jika ada) sesuai infus pump pada tempat tetesan
infus set
5. nyalakan infuse pump
6. atur infus set pada infus pump sesuai infus set yang digunakan dan
jenis infusp pum yang digunakan
7. atur jumlah cairan yang akan di berikan pada pasien tiap jam dan total
cairan keseluruhan yang akan dimasukan
8. tekan start untuk memulai pemberian cairan
9. jika ada hal yang kurang tepat , alat akan memberikan peringatan
dengan suara dan lampu yang menyala merah pada tulisan air,
occlusion,flow err, empty,door,completion
10. evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan
UNIT TERKAIT Ruang raawat inap

Anda mungkin juga menyukai