Stroke Hemoragic
Disusun Oleh :
Nim : 17214097
Kelas : 4B Keperawatan
TAHUN 2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Devinisi
Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak secara tiba-
tiba, dan merupakan keadaan yang timbul karena gangguan peredaran dara
diotak yang meyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan dan kematian
B. Etiologi
Beberapa penyebab stroke yaitu :
1. Trombosis
Pengumpulan (thrombus) mulai terjadi dari adanya kerusakan pada
bagian garis endothelial dari pembulu darah. Aterosklerosis adalah
penyebab utama karena menyebabkan zat lemak dan membentuk plak
pada dinding pembulu darah, plak ini akan membesar dan membentuk
penyempitan (stenosis) pada arteri. Stenosis menghambat aliran darah
yang mengakibatkan darah tersumbat.
2. Embolisme
Sumbatan yang terjadi pada arteri serebral yang disebabkan oleh
embolus akan menyebabkan stroke embolik. Embolus terbentuk
dibagian luar otak, kemudian terlepas dan mengalir melalui siklus
serebralserebral sampai embolus tersebut melekat pada pembulu
darahdan menyumbat arteri. Penyebab emboli antara lain tumor, lemak,
bakteri dan udara.
3. Pendarahan ( hemoragik)
Pendaran intraserebral paling banyak disebabkan oleh adanyaruptur
arteriosklerosis dan hipertensi pembulu darah, yang bisa mengakibatkan
pendarahan ke dalam jaringan otak.
C. Klasifikasi
Terdapat beberapa tipe stroke yaitu :
1. Stroke Iskemik/non hemoregik atau akibat obstruksi/ bekuan di arteri
besar pada sirkulasi sereblum.sebagian besar stroke iskemik tidak
menimbulkan nyeri. Karena jaringan otak tidak peka terhadap nyeri.
Namun, pembuluh darah besar dileher dan batang otak memiliki
banyak reseptor nyeri sehingga cedera pada pembulu darah, saat
serangan iskemik dapat menimbulkan nyeri kepala.
2. Stroke hemoragik
Pada stroke ini, lesi vaskuler intrasereblum mengalami ruktur
sehingga terjadi perdarahan di subaraknoid/ langsung kedalam
jaringan otak. Stroke hemoragik terbagi menjadi 2 yaitu :
a) Hemoragic intraserebral
Yakni perdarahan yang terjadi didalam jaringan otak secara
langsung.
b) Hemoragic subarachnoid
Yakni perdarahan yang terjadi pada ruang subarachnoid ( ruang
sempit antar permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi
otak).
D. Manifestasi Klinik
1. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan disebelah badan
2. Tiba-tiba hilang rasa peka
3. Bicara cadel/pelo
4. Gangguan bicara atau bahasa
5. Gangguan penglihatan
6. Mulut mencong/ tidak simetris ketika menyeringai
7. Gangguan daya ingat
8. Nyeri kepala hebat
9. Vertigo
10. Kesadaran menurun
11. Proses berkemih terganggu
12. Gangguan fungsi otak.
E. Patofisiologi
Hipoksia dapat menyebabkan iskemik serebral, hal ini karena otak tidak
sama dengan organ lain, dengan kata lain jika otak tidak dimemiliki suplai
oksigen dan glukosa yang cukup, maka metabolisme anaerobic tidak akan
terjadiotak diperfusi lebih banyak dibandingkan organ lainuntuk
mempertahankan metabolisme serebral. Iskemia dengan cepat bisa mampu
mempengaruhi metabolisme, kematian sel dan perubahan yang permanen
dapat terjadi antara 3-10 menit. Tingkat dasar oksigen dan kemampuan
mengkompensasi menentukan seberapa cepat perubahan-perubahan yang
tidak dapat diperbaiki akan terjadi. Aliran darah dapat terganggu akibat
perfusi lokal, seperti pada stroke atau gangguan perfusi secara umum
misalnya pada henti jantung. Sumbatan yang terjadi mengakibatkan iskemik
pada jaringan otak yang mendapat suplai dari arteri yang terganggu dank
arena adanya pembengkakan dijaringan sekeliling. Kondisi patologis ini
berupa lipohialinosis,nekrosis fibrinoid serta timbul aneurisme. Peningkatan
tekanan darah secara tiba-tiba menyebabkan rupturnya penetraining arteri
kecil. Pendarahan subarachnoid terjadi akibat pembulu darah
disekitarpermukaan otak yang pecah, sehingga terjadi eksvassi darah ke
subarchnoid. Perdarahan subarachnoid ini pada umumnya disebabkan oleh
rutupnya aneurisme sekular atau perdarahan dari arteriovenous
malformation.
Hipertensi Aneurisme
Rupture Aneurisma
PENDARAHAN
Pembulu Darah Pecah ARAKHNOID
Suplai darah
Hematoma Cerebral
Pendarahan Intra Serebri ke otak
(PIS)
Pendarahan subarakhnoid Perfusi cerebral
Darah masuk kedalam tdk adekuat
jaringan otak Peningkatan TIK
Iskemik,infark
jaringan cerebral
Peningkatan TIK Vasospasme Pembuluh
darah serebral
Ketidakefekt
Herniasi Serebral ifan perfusi
Kesadaran jaringan
Gangguan Brainstem Menurun serebral
fungsi Otak Penurunan
Pernafasan denyut jantung Resiko Aspirasi
Gangguan terganggu Penurunan
pencernaan Cardiak Output
Nafas Cepat Intoleransi
Aktivitas
Mual,
Pola Nafas Tidak
Muntah
Efektif
Ketidakseimban
gan Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
F. Patway
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi serebri
Untuk mengetahui penyebab stroke secara spesifik, seperti perdarahan
/obstruksi arteri adanya titik oklusi atau rupture.
2. Lumbal pungsi
Menunjukan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis, emboli
serebral, dan TIA. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung
darah menunjukan adanya hemoragik subarachnoid atau perdarahan
3. CT-Scan
Memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya infark.
4. Elektrokardiogram (EKG)
Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan
mungkin memperhatikan daerah lesi yang spesifik.
5. Magnetic Imaging Resnance (MRI)
Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik, malformasi
arteriovena (MAV)
6. Sinar X tengkorak
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerahyang
berlawanan dari massa yang meluas.
H. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan cairan serebrospinal dengan pengambilan cairan dari area otak
dan tulang belakang. Pemeriksaan ini hanya digunakan jika hasil CT-Scan
atau MRI masih tidak memadai.
I. Penatalaksanaan Medis
1. Obat antihipertensi untuk penderita stroke baru biasanya tekanan darah
tidak diturunkan terlalu rendah untuk menjaga suplai darah ke otak
2. Anti platelet untuk mencegah pembekuan darah, digunakan obat
antiplatelet seperti aspirin.
3. Antikoagulan untuk mencegah pembekuan darah, seperti heparin yang
berkerja dengan cara mengubah komposisi faktor pembekuan dalam
darah. Obat ini biasanya diberikan kepada penderita gangguan irama
jantung.
J. Masalah Keperawatan
No Dx. Keperawatan
1. Katagori : Fisiologis
Subkatagori : Sirkulasi
D.0017 : Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
2. Katagori : Fisiologis
Subkatagori : Respirasi
D.0006 : Resiko Aspirasi
3. Katagori : Fisiologis
Subkatagori : Aktivitas/Istirahat
D.0054 : Gangguan Mobilitas Fisik
K. Intervensi
BAB II
A. Kasus
Seorang laki-laki 60 tahun dirawat diruang neurologi dengan diagnosa
Stroke Hemoragic. Hasil pengkajian sutopot dengan GCS 9, kesa
hemiparise dextra. Td : 190/100 mmHg, CT-Scan menunjukan adanya
gambaran hiperde pada daerah frontotemporal kanan. Pasien tampak lemas,
aktivitas pasien dibantu oleh keluarga pasien, pasien tampak mengalami
kesulitan pada saat bergerak, pada saat bergerak pasien mengatakan nyeri.
B. Analisa Data
Hematoma
Cerebral
Suplai darah
otak menurun
Perfusi cerebral
tidak adekuat
Iskemik, infark
jaringan
cerebral
Resiko perfusi
serebral tidak
efektif
Pecahnya
pembulu darah
Pendarahan
Arachnoid
Hematoma
Cerebral
Pendarahan
subarachnoid
TIK
Vasospasme
pembulu darah
serebral
Tingkat
kesadaran
Resiko Aspirasi
3. Ds : Katagori : Fisiologis
Pasien mengatakan Hipertensi Subkatagori :
nyeri pada saat gerak. Aktivitas/Istirahat
Pasien tampak lemas Viskositas D.0054 : Gangguan
Do : darah Mobilitas Fisik
Aktivitas klien
dibantu oleh keluarga Tekanan
pasien intravaskular
Klien tampak
mengalami kesulitan Pecahnya
Klien tampak
menahan nyeri Pendarahan
Arachnoid
Hematoma
Cerebral
Pendarahan
subarachnoid
TIK
Vasospasme
pembulu darah
serebral
Tingkat
kesadaran
Resiko Aspirasi
Gangguan
Mobilitas Fisik
D. Intervensi
E. Implementasi
F. Evaluasi