Anda di halaman 1dari 184

LAPORAN PBLK

PENGELOALAAN PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN :
DENGAN GASTRITIS DI PUSKESMAS PEMBANTU
TANJUNG SELAMAT KECAMATAN SUNGGAL
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2019

Oleh :

DEPI MANURUNG, S.Kep


1814901222

PROGRAM STUDI NERS TAHAP PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA
MEDAN
2019

1
LAPORAN PBLK

PENGELOALAAN PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN :
DENGAN GASTRITIS DI PUSKESMAS PEMBANTU
TANJUNG SELAMAT KECAMATAN SUNGGAL
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2019

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan


Praktik Belajar Lapangan
Komprehensif (PBLK)

Oleh:
DEPI MANURUNG,
S.Kep 1814901222

PROGRAM STUDI NERSTAHAP PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA
MEDAN
2019
PERNYATAAN

PENGELOALAAN PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
DENGAN GASTRITIS DI PUSKESMAS PEMBANTU
TANJUNG SELAMAT KECAMATAN SUNGGAL
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2019

PBLK

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ners di suatu perguruan tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan di sebutkan
dalam daftar pustaka.

Medan, 26 April 2019

Depi Manurung, S.Kep


1814901222
ABSTRAK
Stres pada individu adalah gejala yang ditandai dengan rasa tegang dan cemas yang
berpengaruh terhadap kondisi mental dan fisik. Gastritis merupakan radang pada jaringan
dinding lambung, yang disebabkan oleh ketidakteraturan pola dan jenis makan dan juga dapat
dipengaruhi oleh faktor stres. Penyebab lain bisa disebabkan oleh alkohol, spirin, refluks
empedu atau terapi radiasi. Tujuan pelaksanaan PBLK adalah mampu melaksanakan
pengelolaan pelayanan dan asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem pencernaan
dengan gastritis. Utnuk mencapai tujuan pelayanan bermutu perawat dituntut untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan kepada klien sebagai individu dengan menggunakan metode
pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnosa, perencanaan, dan pelaksanaannya sesuai harapan.
Kegiatan PBLK ini dilakukan dengan melakukan pengkajian yang dilakukan dengan
wawancara dan observasi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penerapan pola
makan dan jenis makanan yang dikonsumsi dalam mencegah kekambuhan pada klien gastritis.
Sampel yang digunakan adalah penderita gastritis yang berkunjung di Puskesmas Pembantu
Tanjung Selamat.
Klien dengan masalah gastritis dapat diatasi masalahnya dengan memberikan asuhan
keperawatan dan juga penerapan pola makan dan jenis makanan yang dapat dikonsumsi.
Penerapan pola makan dapat dilakukan secara mandiri dan dapat dimengerti cara penerapan
dan manfaat nya agar tidak terjadi kekambuhan.

Kata kunci: Stres, pola makan, frekuensi kekambuhan, gastritis


KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-
Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Belajar Lapangan
Komprehensif yang berjudul “Pengelolaan Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan Klien
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Dengan Gastritis Di Puskesmas Pembantu
Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang”.
Dalam penyusunan laporan komprehensif ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan
banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Fitria Aldy, M.Ked (Oph), Sp.M, Selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Flora Medan.
2. Suherni, S.Kep, Ns, M.Kep, Selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Flora Medan.
3. Roslenni Sitepu, S.Kep, Ns, MARS, Selaku Dosen Pembimbing Institusi yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan arahan kepada penulis dan selaku dosen
pembimbing Praktek Belajar Lapangan Komprehensif.
4. Betti Maria S.Kep, Ns, M.Kep, Selaku Dosen Penguji Institusi Praktek Belajar Lapangan
Komprehensif.
5. Lisbet Napitupulu, Amd.Keb, Selaku CI Di Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang sekaligus yang telah menyediakan
waktunya dan memberingan bimbingan, pengetahuan, masukan dan arahan kepada
penulis selama melakukan PBLK Di Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat Kecamatan
Sunggal Kabupaten Deli Serdang,
6. Ibu/Bapak dosen Studi Ilmu Keperawatan dan Seluruh Staf STIKes Flora Medan yang
telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan sehingga
penulis dapat ilmu yang bermanfaat.
7. Kepada kedua orang tua Bapak (Sangkot Manurung) dan Ibu (Nurija Panggabean)
tercinta dan yang tidak henti-hentinya mengorbankan tenaga membesarkan dan mendidik
saya, mendoakan saya, memberi ketulusan kasih sayang sepenuhnya, membiayai semua
kebutuhan saya dan selalu memberikan motivasi serta dukungan terbesar kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan PBLK (Praktek Belajar Lapangan Komprehensif).
8. Kepada kelima saudara penulis Roselida Kristina Manurung, Lesrina Manurung, Tison
Manurung, Jojor Manurung, dan Ramot Tommy Manurung yang selalu mendukung dan
memberikan semangat untuk penulis.
9. Kepada teman dan sahabat yang telah memberikan semangat kepada penulis dan meberi
masukan-masukan juga kepada penulis.
Semoga penulisan ini bermanfaat bagi pihak pembaca khususnya bagi penulis, akhir
kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 26 April 2019


Penulis

Depi Manurung, S. Kep


1814901222
DAFTAR ISI

Lembar Sampul.........................................................................................................i
Lembar Pengesahan..................................................................................................ii
Abstrak.......................................................................................................................iii
Daftar Riwayat Hidup..............................................................................................iv
Kata Pengantar..........................................................................................................v
Daftar Isi....................................................................................................................vi
Daftar Lampiran.......................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan PBLK...............................................................................................6
Tujuan Umum.................................................................................6
Tujuan Khusus................................................................................6
1.3 Manfaat Penulisan.......................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................8


2.1 Tinjauan Teoritis Medis...............................................................................8
2.1.1 Pengertian Gastritis...............................................................8
2.1.2.Etiologi...................................................................................8
2.1.3 Klasifikasi Gastritis................................................................9
2.1.4 Patofisiologi..........................................................................10
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang........................................................12
2.1.6 Penatalaksanaan....................................................................13
2.2 Landasan Teoritis Keperawatan.................................................................14
2.2.1 Pengertian Keluarga..............................................................14
2.2.2 Tipe atau Jenis Keluarga.......................................................15
2.2.3 Struktur Keluarga..................................................................16
2.2.4 Fungsi Keluarga....................................................................16
2.2.5 Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga..........................17
2.3 Konsep Keperawatan Keluarga dengan Gastritis.......................................20
2.3.1 Pengkajian Keperawatan Keluarga.......................................20
2.3.2 Diagnosis Keperawatan Keluarga.........................................21
2.3.3 Perencanaan keperawatan keluarga.......................................24
2.3.4 Implementasi Keperawatan Keluarga...................................26
2.3.5 Evaluasi Keperawatan Keluarga...........................................27
2.4 EBN..........................................................................................................28
BAB III PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
GASTRITIS................................................................................................29
3.1 Pengkajian.................................................................................................30
3.2 Data Dasar.................................................................................................30
3.3 Data Fokus................................................................................................42
3.4 Skoring dan Masalah Kesehatan...............................................................43
3.5 Perumusan Masalah..................................................................................44
3.6 Diagnosa Keperawatan..............................................................................45
3.7 Rencana Tindakan Keperawatan...............................................................46
3.8 Implementasi.............................................................................................53

BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................69
4.1 Pengkajian...................................................................................................69
4.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................................70
4.3 Intervensi Keperawatan..............................................................................71
4.4 Implementasi...............................................................................................71
4.5 Evaluasi.......................................................................................................72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................74


5.1 Kesimpulan.................................................................................................74
5.2 Saran...........................................................................................................75

Daftar Pustaka..........................................................................................................

Lampiran ..................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Pathway Gastritis.............................................................................12
2. Genogram Keluarga........................................................................32
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.3.3 Penapisan Masalah..................................................................25

3.2 Data Fokus...............................................................................42

3.3 Analisa Data............................................................................43

3.5 Prioritas Masalah.....................................................................45

3.6 Rencana Tindakan Keperawatan.............................................48

3.7 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan...............................57


DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Resume Kasus...............................................................................70
2. SAP.............................................................................................123
3. Materi Penyuluhan......................................................................126
4. Leaflet.........................................................................................130
5. Dokumentasi Penyuluhan...........................................................141
6. Jurnal EBN..................................................................................142
7. Dokumentasi Pelayanan ASKEP................................................143
8. Daftar Riwayat Hidup.................................................................144
9. Lembar Bimbingan.....................................................................145
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Secara

nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu kecamatan

terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar

puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah desa/kelurahan atau dusun

(Depkes, 2013).

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia, pengelolaan

program kerja puskesmas berpedoman pada 4 asas pokok, yaitu (1) Asas pertanggungjawaban

wilayah, (2) Asas peran serta masyarakat, (3) Asas keterpaduan dan (4) Asas rujukan.

Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan

Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive, preventif, curative, dan

rehabilitatif. Prioritas yang harus dikembangkan oleh Puskesmas harus diarahkan ke bentuk

pelayanan kesehatan dasar (basic health care services) yang lebih mengedepankan upaya

promosi dan pencegahan (public health service) (Ridlo, 2008).

Pada era desentralisasi, kegiatan pokok puskesmas merupakan upaya wajib

puskesmas yang dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat dan juga disesuaikan dengan fungsi

puskesmas dan kemampuan sumber daya yang tersedia. Adapun kegiatan pokok tersebut

antara lain promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak (KIA)/keluarga berencana (KB),

perbaikan gizi, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M), kesehatan

lingkungan, pengobatan serta pencatatan dan pelaporan (Depkes RI, 2014).


Pada tahun 1968 di Jakarta diselenggarakan Rakernas yakni Rapat Kerja Nasional

yang membahas tentang upaya pengorganisasian sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.

Rakernas dilakukan karena terjadi masalah pada sistem pelayanan kesehatan tingkat pertama

yang sebagian kegiatannya masih berjalan sendiri–sendiri dan tidak saling berhubungan.

Untuk menjawab masalah tersebut, timbullah gagasan untuk menyatukan seluruh kegiatan

sistem pelayanan kesehatan tingkat pertama tersebut dan diberi nama Pusat Kesehatan

Masyarakat atau biasanya kita kenal sebagai Puskesmas. Berikut perkembangan pembagian

puskesmas :

Pada tahun 1968 , Puskesmas dibedakan menjadi 4 yaitu puskesmas tingkat desa,

puskesmas tingkat kecamatan, puskesmas tingkat kawedanan, dan puskesmas tingkat

kabupaten. Pada tahun 1969, Puskesmas dibedakan menjadi 3 yaitu puskesmas tipe A,

puskesmas tipe B dan puskesmas tipe C. Pada tahun 1970, puskesmas tidak dibedakan lagi

tetapi hanya ada satu puskesmas dalam wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk berkisar

30.000 hingga 50.000 jiwa penduduk. Konsep wilayah kerja Puskesmas ini dipertahankan

sampai akhir Pelita tahap II tahun 1979. Pada tahun 1979, konsep wilayah kerja puskesmas

semakin diperkecil yaitu hanya 30.000 jiwa penduduk. Jadi, untuk mengkoordinasi seluruh

kegiatan puskesmas dibentuklah puskesmas induk dan puskesmas yang lainnya disebut

puskesmas pembantu.

Upaya kesehatan pengembangan yang meliputi upaya kesehatan sekolah, upaya

kesehatan olahraga, upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya

kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan

lanjut usia, upaya pembinaan pengobatan tradisional (Depkes RI, 2014). Melalui program

puskesmas diharapkan dapat tercapainya pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan,


pencegahan dan penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat serta kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah

kerja puskesmas (Azwar, 2009).

Menurut Environment Healt Country Profile World Healt Organization (2012),

dikatakan bahwa angka kejadian gastritis di Indonesia sebesar 40,8%. Angka kejadian gastritis

pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari

238.452.952 jiwa penduduk. Berdasarkan Data Profil Kesehatan Indonesia terhadap sepuluh

penyakit terbanyak di rumah sakit di Indonesia, pada pasien rawat inap gastritis berada pada

posisi keenam dengan jumlah kasus sebesar 33.580 kasus yang 60,86% terjadi pada

perempuan. Pada pasien pasien rawat jalan gastritis berada pada posisi ketujuh dengan jumlah

kasus 201.083 kasus yang 77,74% terjadi pada perempuan (Kementrian Kesehatan RI, 2011).

Kasus gastritis di kota-kota besar di Indonesia cukup tinggi. Dari penelitian yang dilakukan

oleh Departemen Kesehatan RI angka kejadian gastritis di Surabaya 31,2%, Denpasar 46%,

Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,5%, Aceh 31,7%, Pontianak 31,2%, bahkan

angka gastritis di Medan mencapai 91,6%. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang

tidak sehat (Rial, 2010).

Pada umumnya gastritis merupakan kondisi ketika lapisan lambung iritasi, peradangan

atau pengkisan yang disebabkan oleh infeksi bakteri, biasanya masyarakat menyebut dengan

penyakit maag. Penyebab umum terjadinya penyakit ini disebabkan karena sering terlambat

makan. Gastritis merupakan inflamasi dari lapisan mukosa dan submukosa gaster atau

lambung, keluhan lainnya adalah mual, muntah, kembung, rasa penuh atau terbakar di perut

bagian atas (Andri dkk, 2011). Gastritis adalah suatu peradangan atau pendarahan pada

mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola
makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, suka mengonsumsi makanan yang

berbumbu merangsang, asam, dan pedas (Suparyanto, 2012). Penderita gastritis penyakit ini

sangat menganggu aktifitas sehari-hari. Pasien akan mengalami keluhan mual, muntah,

kembung, rasa penuh atau terbakar di perut bagian atas.

Dampak penyakit gastritis dapat mengganggu status gizi seseorang. Status gizi dapat

berupa kurang, baik, atau normal maupun lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat

menyebabkan timbulnya penyakit defisiensi. Kekurangan dalam batas marginal dapat

menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunnya kemampuan fungsional

dalam tubuh. Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan badan mudah lelah, serta turunnya

sisten imun dalam tubuh terhadap infeksi sehingga tubuh mudah terserang suatu penyakit.

Kepatuhan diet yang dijalankan oleh pasien dipengaruhi oleh beberapa factor salah satunya

adalah faktor pendidikan yang ditempuh oleh pasien. Pasien yang memiliki latar belakang

pendidikan yang berbeda sehingga setiap pasien memiliki beragam sudut pandang, pola

berfikir dalam memutuskan suatu hal dan penerimaan akan terapi diet yang dijalani selama

proses penyembuhan. Pendidikan ini sangat mempengaruhi seseorang dalam menerima suatu

informasi tentang gizi atau pengetahuan gizi, adanya pendidikan gizi ini diharapkan semua

orang dapat mengetahui dan memahami pentingnya makanan yang dikonsumsi memiliki

kandungan gizi yang baik sehingga mampu bersikap dan bertindak sesuai norma-norma gizi

yang ada (Supariasa, 2007).

Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat melaksanakan program pokok Puskesmas yang

telah dilakukan oleh pemerintah diantaranya pencegahan dan penyembuhan penyakit serta

pemulihan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat serta kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.


Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) merupakan mata kuliah yang

bertujuan untuk melakukan perawatan pasien secara professional yang bertujuan untuk

melakukan perawatan pasien secara professional dan komprehensif, mengaplikasikan

komunikasi efektif selama melakukan asuhan keperawatan kepada pasien, mengaplikasikan

penelitian untuk mengatasi masalah yang dialami pasien, melakukan kolaborasi dengan

tenaga kesehatan lain selama melakukan asuhan keperawatan komprehensif, dan

mendokumentasikan asuhan keperawatan. Dalam hal ini melakukan praktek belajar lapangan

di komunitas yaitu Puskesmas.

Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat terdapat 10 besar penyakit yaitu Demam

berdarah, Infeksi Saluran Pernafasan, Penyakit Hipertensi, Penyakit Rematik, Penyakit Kulit,

Penyakit Gastritis, Penyakit Asma Bronkhial, Penyakit Jantung, Penyakit Gigi, Penyakit

Diabetes Melitus dan Diare.

Berdasarkan data awal yamg di dapat di Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat

Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang merupakan urutan ke empat dalam sepuluh

besar penyakit sehingga melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif pada masyarakat di

komunitas.

Berdasarkan dari latar belakang diatas penulis melakukan praktek komprehensif dengan judul

“Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Pencernaan pada pasien dengan Gastritis di Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat

Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang


1.2. Tujuan Praktek Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK)

1.2.1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan

Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan pada

pasien dengan Gastritis di Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat

Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Dapat melakukan pengkajian pada pasien gangguan sistem pencernaan pada pasien

dengan Gastritis di Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal

Kabupaten Deli Serdang.

2. Dapat menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien gangguan sistem pencernaan

pada pasien dengan Gastritis di Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat Kecamatan

Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

3. Dapat merumuskan rencana keperawatan pada pasien gangguan sistem pencernaan

pada pasien dengan Gastritis di Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat Kecamatan

Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

4. Dapat melaksanakan rencana keperawatan yang telah dirumuskan pada pasien

gangguan sistem pencernaan pada pasien dengan Gastritis di Puskesmas Pembantu

Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

5. Dapat melakukan evaluasi hasil tindakan perawatan yang sudah dilaksanakan pada

pasien gangguan sistem pencernaan pada pasien dengan Gastritis di Puskesmas

Pembantu Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.


6. Dapat melakukan promosi kesehatan pada pasien gangguan sistem pencernaan pada

pasien dengan Gastritis di Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal

Kabupaten Deli Serdang

1.3. Manfaat Praktek Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK)

1.3.1. Mahasiswa Profesi Ners

Manfaat PBLK terhadap mahasiswa sebagai wadah latihan

gambaran menjadi perawat professional yang dapat memberikan

asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien. Selain itu juga

melatih mahasiswa mengelola manajemen keperawatan secara

efektif dan efisien.

1.3.2. Institusi Pendidikan

Manfaat PBLK bagi institusi pendidikan adalah untuk

meningkatkan kompetensi lulusan institusi dan menghasilkan tugas

akhir dalam bentuk karya ilmiah.

1.3.3. Lahan Pelayanan Keperawatan di Puskesmas

Menjalin kerjasama dengan pihak puskesmas dalam upaya memberi

asuhan keperawatan keluarga yang berkualitas pada klien rawat

jalan dan memberi informasi pelaksanaan asuhan keperawatan

keluarga pada klien artritis reumatoid serta untuk pelaksanaan

asuhan keperawatan lebih lanjut melalui sarana home visite.

1.3.4. Perawat Komunitas

Penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan, sumber

pemikiran, dan pedoman bagi profesi keperawatan dalam upaya


meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelayanan

keperawatan, terutama dalam bidang keperawatan komunitas dan

keluarga.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis Medis

2.1.1. Defenisi

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan sub mukosa lambung (Hirlan,

2006). Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang

dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal (Price & Wilson,2006). Gastritis dibagi menjadi 2

yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis akut adalah kelainan klinis akut yang jelas

penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan

neutrofil. Sedangkan gastritis kronik merupakan suatu peradangan bagian permukaan mukosa

lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus dan berhubungan dengan Helicobacter

pylori.

2.1.2 Etiologi/Predisposisi

Menurut Mansjoer, 2015 penyebab gastritis adalah:

1. Gastritis Akut

a. Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan obat inflamasi nonsteroid dalam dosis

rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.

b. Alkohol, Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada lambung dan membuat

pylori.

2. Gastritis Kronik Pada gastritis kronik penyebab tidak jelas, tetapi berhubungan dengan

Helicobacter pylori.

Sedangkan menurut Muttaqin, 2011 :


1. Gastritis akut Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti merokok,

jenis obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau intoksitasi

dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan trauma langsung.

2. Penyebab pasti dari penyakit gastritiskronik belum diketahui, tetapi ada dua

predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu

infeksi dan non infeksi.

2.1.4 Klasifikasi Gastritis

Menurut jenisnya gastritis dibagi menjadi 2 :

a. Gastritis Akut

Gastritis akutGastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia

misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada

para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus

Vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) dalam lambung.

Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah

dan anoreksia. Gastritis akut sering disebabkan oleh diet yang tidak benar,

makan yang terlalu banyak dan terlalu cepat atau makan makanan yang pedas

dan terlalu banyak (Nurhayati, 2010).

b. Gastritis Kronis

Menurut Muttaqin, (2011) Gastritis kronis adalah suatu

peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun.

Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga perbedaan sebagai

berikut : Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan ; edema

, serta perdarahan dan erosi mukosa. Gastritis atrofik, dimana


peradangan terjadi di seluruh lapisan mukosa pada perkembanganya

dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung, serta anemia

pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan jumlah

sel parietal dan sel chief. Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan

terbentuknya nodul-nodul pada mukosa lambung yang bersifat

iregular, tipis, dan hemoragik.

2.1.5 Patofisiologi

Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak mukosa

lambung (gastritis erosif). Mukosa lambung berperan penting dalam melindungi

lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak terjadi difusi HCl

ke mukosa dan HCl akan merusak mukosa. Kehadiran HCl di mukosa lambung

menstimulasi perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merangsang pelepasan

histamine dari sel mast. Histamin akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler

sehingga terjadi perpindahan cairan dari intrasel ke ekstrasel dan menyebabkan edema

dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung. Biasanya lambung

dapat melakukan regenerasi mukosa oleh karena itu gangguan tersebut menghilang

dengan sendirinya (Suratun dan Lusianah 2010). Namun bila lambung sering terpapar

dengan zat iritan maka inflamasi akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang

akan di isi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan

terjadi atropi sel mukosa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa

lambung akan menurun atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat

diserap di usus halus. Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan dan

maturasi sel darah merah.Pada akhirnya klien gastritis dapat mengalami anemia.
Selain itu dinding lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan

(Suratun dan Lusianah 2010).

Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian kiri atas

perut tepat dibagian tulang iga. Lambung orang dewasa memiliki panjang berkisar antar 10

inci dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 galon.

Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah arkadion.

Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan- lipatan tersebut secara bertahap

membuka. Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap

melepaskannnya kedalam usus kecil. Ketika makanan masuk kedalam esophagus dan

lambung (Esophangeal Sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk

lewat lambung. Setelah masuk ke lambung cincin ini menutup. Dinding lambung terdiri dari

lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada dilambung, dinding lambung akan

mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar-kelenjar yang

berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk

enzim-enzim dan asam lambung) untuk lebih menhancurkan makanan tersebut.

Suatu komponen cairan lambung adalah asam ini sangat koresif sehingga paku

besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mucosa-mucosa

bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara regular

sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat

korosif hidroklorida. Fungsi dari lapisan lambung ini adalah agar cairan asam dalam lambung

tidak merusak dinding lambung. Ketika terjadi proses gastritis perjalanannya adalah sebagai

berikut ini lambung yang terkena paparan baik oleh bakteri, obat-obatan anti nyeri yang

berlebihan, infeksi bakteri atau virus, maka hal tersebut akan merusak epitel-epitel sawar
dalam lambung. Ketika asam berdifusi ke mukosa, dengan keadaan epitel sawar yang

dihancurkan tadi maka akan terjadi penghancuran sel mukosa. Dengan sel mukosa

yang hancur ini mengakibatkan fungsi dari mukosa tidak berfungsi yang akhirnya asam

tidak bisa control sehingga terjadi peningkatan asam hidroklorida dilambung dan ketika

mengenai di dinding lambung akan menimbulkan nyeri lambung (perih) karena dinding

lambung yang inflamasi tersebut, masalah keperawatan yang mucul adalah nyeri akut.

Dalam penghancuran sel mukosa tadi oleh asam maka mengakibatkan

peningkatan histamine sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap protein

meningkatkan kemudian plasma bocor ke intestinum terjadi edema dan akhirnya plasma

bocor kedalam lambung sehingga terjadi perdarahan (hematemesis dan melena). Ketika terjadi

peningkatan asam hidroklorida akan merangsang kolinergik sehingga potilitis (sekresi)

pepsinogen meningkat, yang kemudian akan diubah menjadi pepsin dan berakibat akan

menurun fungsi sawar kemudian terjadi penghancuran vena-vena kecil dan kapiler kemudian

terjadi perdarahan. Masalah keperawatan yang muncul seperti perfusi jaringan tidak efektif,

keseimbangan nutrisi terkait pasien merasa perih lambung sehingga merasa tidak nafsu

untuk makan, kemudian bila disertai output cairan yang berlebih akan muncul resiko

kekurangan volume cairan ataupun bahkan bisa muncul masalah kekurangan volume

cairan.

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan darah tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H.Pylori

dalam darah. Hasil test yang positif menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena

infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat

perdarahan lambung akibat gastritis.


b. Pemeriksaan pernafasan tes ini dapat menentukan apakah pasien dapat terinfeksi oleh

bakteri H.Pyolri atau tidak.

c. Pemeriksaan feses tes ini memeriksa apakah terhadap H.Pyolri atau tidak. Tes hasil

yang berikut warna feses merah kehitaman-hitaman, bau sedikit amis, konsistensinya

lembek tetapi ada juga agak keras terdapat lender. Pemeriksaan juga dilakukan

terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya perdarahan pada

lambung.

d. Endoskopi saluran cerna bagian atas dengan tes ini dapat terlihat adanya

ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat oleh sinar

X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel atau

(endoskopi) melalui mulut dan masuk kedalam esofagus, lambung dan bagian atas

usus kecil. Tenggorokan akan lebih dahulu diamati – dirasakan (anastesi) sebelum

endoskopi dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman dalam melakukan tes

ini.

e. Ronsen saluran cerna test ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit

pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan barium terlebih

dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan

terlihat lebih jelas ketika di ronsen.

2.1.7 Penatalaksanaan

1. Gastritis akut

a. Pantang minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang, ubah menjadi

diit yang tidak mengiritasi

b. Jika gejala menetap, diperlukan cairan IV.


c. Jika terdapat perdarahan, penatalaksanaannya serupa dengan hemoragik yang terjadi

pada saluran gastrointestinal bagian atas.

d. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat dan alkali, encerkan dan netralkan asam

dengan antasida umum.

e. Jika gastriris terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau

cuka yang diencerkan.

f. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.

2. Gastritis kronik

a. Modifikasi diit, istirahat, reduksi stres, dan farmakoterapi.

b. H.Pylori diatasi dengan antibiotik.

2.2 Landasan Teoritis Keperawatan

2.2.1 Pengertian Keluarga

Pengetian keluarga menurut Friedman (1998) yang dikutip oleh Suprajitno (2004)

adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan,

emosional dan inndividu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari

keluarga. Menurut Sayekti (1994) yang dikutip oleh Suprajitno (2004) mendefinisikan

keluarga sebagai suatu ikatan/ persetujuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa

yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang

sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam

sebuah rumah tangga.

Sedangkan menurut UU No. 10 tahun 1992 mengenai Perkembangan Kependudukan

dan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang dikutip oleh Suprajitno (2004)


mendefinisikan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-

istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.

Dari ketiga definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kelompok

manusia yang hidup dalam satu rumah, saling berinteraksi dan saling

mempengaruhi keluarga tersebut jika dalam keluarga ada salah satu anggota keluarga yang

mempunyaai masalah kesehatan , maka akan mempengaruhi sistem kesehatan keluarga

sacara keseluruhan.

2.2.2. Tipe atau Jenis Keluarga

Menurut Friedman (1986) yang dikutip oleh Zaidin Ali (2010) membagi tipe

keluarga tradisional menjadi 8 tipe keluarga yaitu :

a. Nuclear Family (keluarga inti) Terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi

tanggunganya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainya.

b. Extended Family (keluarga besar) Satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua

keluarga inti yang tinggal salam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain.

c. Single Parent Family Satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan

hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung kepadanya.

d. Nuclear dyed Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal

dalam satu rumah yang sama

e. Blanded Family :Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan yang

masing- masing pernah menikah dan membawa anak dari hasil perkaawinan mereka

sebelumnya.

f. Three generation Family :Keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek,

nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.


g. Single adult living alone : Bentuk keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa yang

hidup dalam rumahnya.

h. Middle age atau elderly couple :Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri

paruh baya.

Tipe keluarga non tradisional menurut Sussman (1974) yang dikutip oleh Santun

Setiawati (2008) membagi keluarga non tradisional menjadi 6 yaitu:

a. Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa menikah b. Pasangan yang

memiliki anak tanpa menikah

b. Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)

c. Keluarga gay

d. Keluarga lesbi

e. Keluarga komuni : keluarga dengan lebih dari satu pasangan monogami

dengan anak-anak yang secara bersama-sama menggunakan fasilitas, sumber dan

memiliki pengalaman yang sama.

2.2.3. Struktur Keluarga

Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melakukan fungsi

keluarga dimasyarakat sekitarnya. Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi oleh Friedman

yang dikutip oleh suprajitno ( 2004) mengatakan terdapat empat elemen struktur keluarga

yaitu:

a. Struktur peran keluarga:Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga

dalam keluarga sendiri dan peranya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan

informal.
b. Nilai atau norma keluarga:Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan

diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.

c. Pola komunikasi keluarga :Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi

ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak dan anggota keluarga

lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.

d. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk

mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah prilaku keluarga yang

mendukung keluarga.

2.2.4. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1986) yang dikutip oleh Santun Setiawati (2008),

mengidentifikasikan lima fungsi dasar keluarga antara lain :

a. Fungsi Afektif :Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar

kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung

dan saling menghargai antar anggota keluarga.

b. Fungsi Sosial :Fungsi sosial adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi

dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan

tempat individu untuk belajar bersosialisasi

c. Fungsi Reproduksi :Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan

kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia

d. Fungsi Ekonomi : Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang , pangan, dan papan.


e. Fungsi perawatan Kesehatan: Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga

untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang

mengalami masalah kesehatan.

2.2.5. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Dalam kehidupan keluarga, setiap keluarga mempunyai tahapan perkembangan sesuai

dengan perkembangan anggota keluarga. Masing – masing tahapan perkembangan keluarga

mempunyai tugas yang harus diselesaikan. Menurut Duvall dan Miller dikutip oleh

Friedman (1998) yang dikutip oleh Santun Setiawati (2008), yaitu :

a. Keluarga pemula (Begginning family) : Adalah keluarga yang baru menikah,

keluarga baru, dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke

hubungan baru yang intim.Tugas perkembangannya adalah membangun sebuah

perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan ikatan persaudaraan

yang harmonis, dan keluarga berencana.

b. Keluarga yang sedang mengasuh anak (Child Bearing) : Tahap ini dimulai

dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Tugas

perkembangannya adalah membentuk keluarga muda sebagai unit yang mantap

(mengintegrasikan bayi baru kedalam sebuah keluarga), merekonsiliasi tugas

perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga,

mempertahankan hubungan perkawainan yang memuaskan, dan memperluas

persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua dan

kakek, nenek.

c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah : tahap ini dimulai ketika anak pertama

berusia 2 ½ tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Tugas


perkembangannya yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti

(rumah, ruang bermain, privasi, keamanaan), mensosialisasikan anak,

mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak

yang lain, serta mempertahankan hubungan yang sehat dengan keluarga

(hubungan perkawinan danhubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga

(keluarga besar dan komunitas )

d. Keluarga dengan anak usia sekolah : Tahap ini dimulai ketika anak berusia 6

tahun ( mulai masuk sekolah dasar), dan berakhir pada usia

13 tahun (awal dari usia remaja). Tugas perkembangannya adalah

mensosialisasikan anak-anak, (meningkatkan prestasi sekolah, mengambangkan

hubungan dengan teman sebaya yang sehat), mempertahankan hubungan

pernikahan yang memuaskan dan memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota

keluarga.

e. Keluarga dengan anak remaja : Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia

13 tahun hingga berusia 19 atau 20 tahun. Tugas perkembangannya adalah

mengembangkan kebebasan bertanggung jawab ketika remaja menjadi

dewasa dan semakin mandiri, Memfokuskan kembali hubungan

pernikahan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak.

f. Keluarga melepaskan anak usia dewasa muda : Fase ini ditandai oleh anak

pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong”

ketika anak meninggalkan rumah. Tugas perkembangannya adalah memperluas

siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru yang didapat melalui

pernikahan anak-anak, melanjutkan/memperbaharui keharmonisan


pernikahan dan menyesuaikan kembali hubungan pernikahan dan, membantu

orang tua lanjut usia dan cenderung sakit – sakitan dalam kehidupan dan

kesehatannya.

g. Orang tua usia pertengahan : Tahap ini dimulai ketika anak terakhir

meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu

pasangan orang tua. (Tahap ini dimulai biasanya ketika orang tua memasuki

usia 45 – 55 tahun dan berakhir pada saat salah seorang pasangan pensiun

biasanya 16 – 18 tahun kemudian). Tugas perkembangannya adalah

menciptakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan

hubungan harmonis dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak,

serta memperkokoh hubungan pernikahan.

h. Keluarga dalam masa pensiun dan lansia : Tahap ini dimulai ketika salah

satu/pasangan suami istri memasuki masa pensiun, sampai dengan salah

satu pasangan meninggal dunia.

Tugas perkembangannya adalah mempertahankan pengaturan kehidupan yang

memuaskan, menyesuaikan diri terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan

hubungan pernikahan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan

ikatan keluarga antar generasi, meneruskan upaya memahami eksistensi mereka/penelaahan

dan integrasi hidup.

2.3. Konsep Keperawatan Keluarga dengan Gastritis

Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan keperawatan

yang dapat dilaksanakan dimasyarakat. Pelayanan keperawatan keluarga yang saat ini
dikembangkan merupakan bagian dari pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

(Perkesmas).

Keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai

kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan. Pelayanan keperawatan keluarga

merupakan pelayanan holistic yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai focus

pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan.

2.3.1. Pengkajian Keperawatan Keluarga

Pengkajian keperawatan keluarga dapat menggunakan metode observasi,

wawancara dan pemeriksaan fisik (Maglaya, 2009).

Variabel data dalam pengkajian keperawatan keluarga mencakup :

a. Data umum/Identitas keluarga mencakup nama kepala keluarga, komposisi anggota

keluarga, alamat, agama, suku, bahasa sehaari- hari, jarak pelayanan kesehatan

terdekat dan alat transportasi.

b. Kondisi kesehatan semua anggota keluarga terdiri dari nama, hubungan

dengan keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan saat ini, status

gizi, tanda-tanda vital, status imunisasi dasar, dan penggunaan alat bantu atau protesa

serta status kesehatan anggota keluarga saat ini meliputi keadaan umum, riwayat

penyakit/alergi.

c. Data pengkajian individu yang mengalami masalah kesehatan (Saat ini sedang

sakit) meliputi nama individu yang sakit, diagnosisi medis, rujukan dokter atau rumah

sakit, keadaan umum, sirkulasi, cairan, perkemihan, pernafasan, musculoskeletal,

neurosensori, kulit, istirahat dan tidur, status mental, komunikasi dan budaya,
kebersihan diri, perawatan diri sehari-hari, dan data penunjang medis indivisu yang

sakit (Lab, radiologi, EKG, USG).

d. Data kesehatan lingkungan mencakup sanitasi lingkungan pemukiman antara lain

ventilasi, penerangan, kondisi lantai, tempat pembuangan sampah dll.

e. Struktur keluarga ; struktur keluarga mencakup struktur peran, nilai (value),

komunikasi, kekuatan.

f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. Variabel ini akan menjawab

tahap perkembangan keluarga, tugas perkembangan keluarga.

g. Fungsi keluarga terdiri dari aspek instrumental dan ekspresif. Aspek instrumental

fungsi keluarga adalah aktivitas hidup sehari-hari seperti makan, tidur,

pemeliharaan kesehatan. Aspek ekspresif fungsi keluarga adalah fungsi emosi,

komunikasi, pemecahan masalah, keyakinan dan lain-lain.

2.3.2. Diagnosis Keperawatan Keluarga

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga atau

masyarkat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis data secara

cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan- tindakan dimana perawat

bertanggung jawab untuk melaksanakannya.

Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil penghasilan terhadap masalaah

dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungn keluarga, struktur keluarga, fungsi-

fungsi keluaraga, koping keluarga, baik yang bersifat actual, risiko maupun sejahtera

dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan

keperawatan bersama-sama dengan keluraga, berdasarkan kemampuaan, dan sumber daya

keluarga .
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan

pada pengkajian. Komponen diagnose keperawatan meliputi problem atau masalah,

etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda ( PES).

a. problem atau masala(P)

b. etiology atau penyebab (E)

c. sign atau tanda (S).

NANDA I telah mengidentifikasi empat tipe diagnosis keperawatan, yaitu diagnosis

aktual, diagnosis resiko, diagnosis kesejahteraan, dan diagnosis keperawatan promosi

kesehatan, yaitu: (Potter & Perry 2009).

a. Diagnosis Aktual

Diagnosa keperawatan aktual menggambarkan respon manusia terhadap kondisi

kesehatan atau proses kehidupan yang terdapat dalam individu, keluarga, komunitas.

Karakteristik definisi (manifestasi, tanda, dan gejala) yang dikelompokkan dalam pola

petunjuk yang berhubungan atau gangguan yang mendukung pengkajian ini (NANDA

International, 2007). Pemilihan diagnosa aktual menunjukkan bahwa data yang dat

pemeriksaan yang ada sudah cukup untuk menegakkan diagnosa keperawatan.

b. Diagnosis Resiko

Diagnosa keperawatan resiko menggambarkan respon manusia terhadap kondisi

kesehatan atau proses kehidupan yang mungkin menyebabkan individu, keluarga, atau

komunitas menjadi rentan (NANDA International, 2007).

c. Diagnosis Kesejahteraan
Diagnosa keperawatan sejahtera menggambarkan respon manusia terhadap tingkat

kesejahteraan dalam individu, keluarga, atau komunitas yang memiliki kesiapan untuk

peningkatan (NANDA International, 2007). Ini merupaka penilaian klinis tentang individu,

keluarga, atau komunitas dalam transisi dari tingkat kesejahteraan tertentu ke tingkat

kesejahteraan yang lebih tinggi. Perawat memilih tipe diagnosis ini ketika klien berharap

atau telah mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sebagai contoh, potensial

peningkatan adaptasi yang terkait dengan keberhasilan pengobatan kanker adalah diagnosis

kesejahteraan, dan perawat beserta keluarga bekerjasama untuk beradaptasi dengan stresor

yang berhubungan dengan kelangsungan hidup penderita kanker. Dalam pelaksanaanya,

perawat menggabungkan kekuatan klien dan sumber daya yang ada ke dalam rencana

perawatan, dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat adaptasi.

d. Diagnosis Keperawatan Promosi Kesehatan

Diagnosis keperawatan promosi kesehatan adalah penilaian klinis terhadap motivasi

individu, keluarga, atau komunitas serta keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

aktualisasi potensi kesehatan manusia sebagai ungkapan kesiapan mereka untuk

meningkatkan perilaku kesehatan tertentu, seperti nutrisi dan olahraga. Diagnosis promosi

kesehatan dapat digunakan pada berbagai bidang kesehatan dan tidak membutuhkan

tingkat kesejahteraan tertentu (NANDA International, 2007). Potensial peningkatan

kenyamanan merupakan contoh diagnosis promosi kesehatan

2.3.3.Perencanaan Keperawatan Keluarga

Perencanaan merupakan proses penyusunan strategi atau intervensi keperawatan

yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan klien

yang telah diidentifikasi dan divalidasi pada tahap perumusan diagnosis keperawatan.
a. Menetapkan prioritas masalah

Menetapkan prioritas masalah/diagnosis keperawatan keluarga adalah dengan

menggunakan skala menyusun prioritas dari Maglaya (2009).

No Kriteria Skor Bobot


1. Sifat masalah

Skala : Wellness 3

Aktual 3 1

2. Kemungkinan masalah dapat

diubah

Skala : Mudah 2

3. Potensi masalah untuk dicegah

Skala : Tinggi 3

Cukup 2 1
4. Menonjolnya masala

Skala : Segera Tidak 2

perlu Tidak 1 1
Tabel 2.3 Penapisan Masalah (Maglaya 2009)

Cara skoring :

1. Tentukan skore untuk setiap kriteria

2. Skor dibagi dengan makna tertentu dan kalikanlah dengan

bobot Skor

Angka tertinggi x bobot

3. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria


b. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas

Penentuan prioritas masalah didasarkan dari 4 kriteria yaitu sifat masalah,

kemungkinan masalah dapat diubah, potensi masalah untuk dicegah dan menonjolnya

masalah.

1. Kriteria yang pertama, yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada

masalah aktual karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya

disadari dan dirasakan oleh keluarga.

2. Kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat dirubah perawat perlu

memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut:

a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.

b) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.

c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan keterampilan dan

waktu.

d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan

sokongan masyarakat.

3) Kriteria ketiga, yaitu potensi masalah dapat dicegah.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :

a) Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah

b) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah

c) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang dapat dalam

memperbaiki masalah

d) Adanya kelompok high riskatau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk

mencegah masalah.
4) Kriteria ke empat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu menilai persepsi atau

baggaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor yang tertinggi yang

terlebih dahulu diberikan intervensi keluarga.

2.3.4. Implementasi keperawatan keluarga

Implementasi pada asuhan keperwan keluarga dapat dilakukan pada individu dalam

keluaga dan pada anggota keluarga lainnya. Implementasi yang ditujukan pada individu

meliputi:

a. Tindakan keperawatan langsung

b. Tindakan kolaboratif dan pengobatan dasar

c. Tindakan observasi.

d. Tindakan pendidikan kesehatan.

Implementasi keperawatan yang ditujukan pada keluarga meliputi :

a. Meningkatkan kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah

dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi,

mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan,

mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

b. Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

untuk individu dengan cara mengindentifikasi konsekuensi jika tidak

melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki

keluarga, mendiskusikan tentan konsekuensi tiap tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan


alat dan fasilitas yang ada dirumah, mengawasi keluarga melakukan

perawatan.

d. Membantu keluara menemukan cara bagaimana membuat lingkungan

menjadi sehat, dengan cara menentukan sumber-sumber yang dapat

digunakan keluarga, melakukan perubahan lingkungan keluarga,

seoptimal mungkin.

e. Memotifasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

dengan cara mengenalkan fasilitas yang ada di lingkungan keluarga,

membantu keluarga menggukan fasilitas kesehatan yang ada.

3.3.5. Evaluasi keperawatan keluarga

Sesuai denan rencana tindakan yang telah diberikan, penilaian dan evaluasi

diperlukan untuk melihat keberhasilan. Bila tidak atau belum berhasil, perlu disusun rencana

baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu

kali kunjungan keluarga, untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan

waktu dan kesediaan klien/ keluarga.

Tahapan evaluasi dapat dilakuakn selama proses asuhan keperawatan atau pada

akhir pemberian asuhan. Perawat bertanggung jawab untuk mengevaluasi status dan

kemanjuan klien dan keluarga terhadap pencapaian hasil dari tujuan keperawatan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemajuan status kesehatan

individu dalam konteks keluarga, membandingkan respon individu dan keluarga dengan

kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan maslah serta kemajuan pencapaian tujuan

keperawatan
2.4 Evidence Based Nursing (EBN)

Dari data penelitian didapatkan 54 responden dibagi menjadi dua kelompok intervensi dan

kelompok kontrol. Data diatas menunjukkan rata-rata tingkat nyeri selama 7 hari sebelum dan

setelah diberikan tindakan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pada umumnya

intervensi jumlah responden paling banyak mengalami nyeri ringan yaitu 23 (85,2%).

Demikian juga pada kelompok kontrol sebelum dan setelah tidak dilakukan tindakan

responden paling banyak mengalami nyeri ringan yaitu 16 (55,2%).

Terdapat 27 responden yang mengalami penurunan rata-rata tingkat nyeri sebelum dan

setelah diberikan jus buah pepaya selama 7 hari. Hasil rata-rata tingkat nyeri sebelum

diberikan jus buah pepaya adalah 1,93 dengan standart deviasi 0,385 dan setelah diberikan jus

buah pepaya hasil rata-rata tingkat nyeri adalah 1,78 dengan standart deviasi 0,506. Perbedaan

rata-rata sebelum dan setelah dilakukan tindakan pemberian jus buah pepaya adalah 0,15

dengan p=0,046. Hal ini dapat disimpilkan bahwa niali p=<0,05 yang menunjukkan bahwa

adaa perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah diberikan jus buah pepaya.

Berdasarkan uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon telah

didapatkan perbedaan rat-rata tingkat nyeri sebelum dan setelah diberikan jus buah pepaya

yaitu 0,15 dengan p value 0,46 yang berarti terdapat pengarh yang bermakna setelah

pemberian jus buah pepaya terhadap perubahan tingkat nyeri kronis pada penderita gastritis.

Perbedaan skala nyeri sebelum dan setelah diberikan jus buah pepaya yang dikonsumsi secara

oral. Asosiasi Internasional untul penlitian nyeri (International Association For The Study Of

Pain, IASP) mendefenisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional

yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial

ataau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Marandina, 2014).
Sehingga dalam penelitian yang telah dilakukan tingkat nyeri yang dipersepsikan oleh setiap

individu berbeda, selain itu tingkat nyeri yang dipersepsikan antara sebelum dan setelah

diberikan perlakuan pemberian jus buah pepaya pada setiap individu juga berbeda.

Pengukuran tingkat nyeri yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan skala tidak

nyeri, nyeri ringan dan nyeri sedang. Dalam hal ini asumsi peneliti dengan skala nyeri ringan

dan nyeri sedang masih dapat dilakukan dengan menggunakan terapi komplementer yang

dapat dipraktikkan secara mandiri.

Pemberian jus buah pepaya dapat digunakan untuk mengatasi pada lambung dan rasa

panas pada lambung. Pada penelitian Jihan (2011), yang menjelaskan buah pepaya kaya akan

nutrisi seperti betakaropen, viamin c, vitamin b, mineral, serat, lycopene dan plakonoid,

seingga dapat berfungsi sebagai zat anti kanker. Buah pepaya mengandung sejumlah mineral

basah lemah seperti kalium, kalsium dan magnesium yang sangat dibutuhkan tubuh terutama

untuk menetralisir asam lambung. Hal ini juga didukung oleh penelitian Joanne (2016) yang

menyebutkan bahwa pepaya juga mempunyai kandungan enzim papain yang mampu

mempercepat pemecahan protein dalam lambung karena pada saat terjadi gastritis enzim

pepsin yang berperan dalam pemecahan protein mengalami penurunan fungsi.


BAB 3

PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS GASTRITIS

3.1. Pengkajian

3.3.1.Data Dasar

A.. Identitas Kepala Keluarga

Klien bernama Ny. P, berjenis kelamin Perempuan, umur 56 tahun, status kawin,

bertempat tinngal di desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang,

beragama Islam, pekerjaan sebagai wiraswasta.

Pengkajian dilakukan dirumah Ny. P pada hari Kamis 21 Februari 2019 jam 08:35

WIB Keluhan utama yang dirasakan klien adalah nyeri pada bagian perut dan ulu hati.

Riwayat penyakit sudah di rasakan sejak 1 t a h u n yang lalu. Nyeri bertambah saat

beraktivitas fisik yang berat dan terasa sakit saat habis bekerja lama. Keluhan yang

menyertai adalah rasa pusing dan mual muntah.

B. Komposisi Anggota Keluarga

Tn. T sebagai suami Ny. P berumur 60 tahun dengan pendidikan terakhir SMP.

Pekerjaan Tn. T setiap hari sebagai petani. Ny. P memiliki 3 orang anak. Tn. K sebagai

anak pertama berumur 28 tahun, jenis kelamin laki-laki dan sekarang sudah menikah.

Sedangkan Nn.W sebagai anak kedua berumur 25 tahun, jenis kelamin perempuan,

dan sudah bekerja dan yang ketiga Tn. C berumur 20 tahun dan masih kuliah.
C. Genogram

D. Tipe Keluarga

Keluarga Ny. P termasuk kedalam tipe keluarga inti, karena dalam keluarga ini

terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

E. Suku Bangsa

Keluarga Ny. P termasuk suku Jawa, bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-

hari keluarga Ny. P adalah bahasa Indonesia. Keluarga Ny. P tidak memiliki pantangan,

namun kebiasaan suku yang diterapkan oleh Ny. P kadang-kadang mengkonsumsi jamu

“kunyit, temulawak,dan madu” (sejenis tumbuhan) untuk mengurangi pegal-pegal.

F. Agama

Agama yang dianut oleh keluarga Ny. P adalah agama Islam dan menjalankan shalat

5 waktu. Selain itu aktif mengajar mengaji pada anak-anak dan sholat berjamaah di masjid.

Keluarga Ny. P selalu aktif mengikuti pengajian majelis taklim setiap malam jumat.
G. Status Sosial Ekonomi

Ny. P dan Tn. T sebagai pencari nafkah keluarga. Keluarga Ny. P memiliki

penghasilan rata-rata Rp. 2.750.000,- per bulan, yang diperoleh dari penghasilan Tn.T.

Keluarga Ny. P menganggap pendapatannya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Dalam hal ini keluarga Ny. P memiliki pengeluaran untuk pembayaran listrik, dan kebutuhan

makan dirumah. Ny. P dan Tn. T memiliki tabungan keluarga.

H. Aktifitas Rekreasi Keluarga

Keluarga Ny. P melakukan aktivitas rekreasi keluarga 1-2x dalam setahun, dan

biasanya fleksibel dalam keikutsertaan anggota keluarga. Lokasi yang sering dikunjungi

keluarga biasanya di pantai. Keluarga Ny. P menghabiskan waktu luang dengan menonton

TV dan Nn. W dengan bermain bersama anak-anaknya.

I. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Keluarga Ny. P berada pada tahap perkembangan 5, keluarga dengan dewasa karena

anak pertama pasangan Ny. P dan Tn. T telah berada pada rentang usia 28. Tugas

perkembangan keluarga yang seharusnya dilalui oleh keluarga diantaranya menyeimbangkan

kebebasan dengan tanggung jawab yang sejalan dengan maturitas dewasa muda,

memfokuskan kembali hubungan perkawinan, dan berkomunikasi secara terbuka antara

orang tua dengan anak-anak dengan tugas mengimbangi tugas dewasa muda dengan

tanggung jawab yang sejalan dengan maturitas dewasa muda, memfokuskan kembali

hubungan perkawinan, dan melakukan komunikasi yang terbuka diantara orang tua dengan

anak-anak remaja.
b. Tugas Perkembangan Keluarga

1) Tugas Perkembangan Keluarga yang Sudah Terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga Ny. P sudah terpenuhi, dimana keluarga Ny. P dengan

tugas mengimbangi kebebasan remaja dengan tanggung jawab yang sejalan dengan

maturitas dewasa muda yaitu dengan cara keluarga memberikan kebebasan anak untuk

menentukan pilihannya sendiri dan anak mengenyam pendidikan dengan baik, memfokuskan

kembali hubungan perkawinan dengan menjalin hubungan romantis antara Ny. P dan

Tn. T, dan melakukan komunikasi yang terbuka diantara orang tua dengan anak-anak

dewasa muda dengan cara mendiskusikan solusi dan keputusan untuk menyelesaikan

masalah.

2) Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Anak

pertama berusia 28 th dan yang kedua berusia 25 th. Anak pertama 28 th belum menikah

sedangkan anak kedua 25 th sudah menikah. Ny. “P” dan Tn. “T” mengatakan

komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas

dan kewajibannya sebagai anak.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti

Dalam keluarga Ny. P, Ny. P memiliki penyakit asam lambung yang sudah

diderita selama 1 tahun .

d. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya, Ayah dari Ny. P yaitu Tn. T sebelum

meninggal memiliki riwayat sakit hipertensi.


J. Data Lingkungan

a. Karakteistik Rumah
2
Keluarga Ny. P memiliki rumah pribadi yang berukuran 63 m dengan kondisi semi
2
permanen dan berlantai semen, mempunyai 3 ventilasi berukuran 0,2 m pada masing-
2
masing ventilasi, dan atap seng . Luas pekarangan rumah keluarga Ny. P adalah 2400 m .

Rumah Ny. P memiliki 2 kamar, 1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga, 1 ruang dapur, dan 1

kamar mandi/WC.Lingkungan rumah terlihat kurang bersih, matahari dapat masuk kedalam

rumah melalui kaca dan pintu rumah, namun perputaran udara bagus.

1) Pengolahan Sampah

Keluarga Ny. P mengelola sampah dengan cara bersih dan tertutup, kemudian sampah

akan dikumpulkan kemudian dibakar. Dipekarangan terlihat daun kering yang berserakan.

2) Sistem Drainage Air

Keluarga Ny. P memiliki saluran pembuangan air limbah yang terbuka kemudian

dialirkan ke selokan.

3) Penggunaan Jamban

Keluarga Ny. P memiliki WC sendiri dengan jenis jamban WC jongkok. Kondisi

kamar mandi keluarga Ny. P cukup sinar matahari, dan bersih.Jarak penampungan MCK

(septic tank) dangan sumber air >10 meter.

4) Kondisi Air

Keluarga Ny. P memiliki sumber air berupa sumur gali. Sumber air digunakan untuk

keperluan sehari-hari seperti minum, masak, dan MCK.Kondisi airnya baik, tidak berbau,

tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak ada pengendapan.

b. Karakeristik tetangga dan komunitas tempat tinggal


Karakteristik tetangga sekitar tempat tinggal keluarga Ny. P bersifat sosial. Keluarga

Ny. P berbaur dengan tetangga-tetangga lain yang suku batak toba, J a w a , batak karo, dan

melayu. Tetangga yang berada di lingkungan sekitar rumahnya kebanyakan adalah

saudara/kerabat dari keluarga Ny. P. Di daerah sekitar tempat tinggal keluarga Ny. P terdapat

komunitas ibu-ibu arisan dan komunitas pengajian yang sering melakukan kegiatan

pengajian.

c. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Ny. P menempati rumah yang saat ini dan tidak pernah berpindah

rumah.

d. Hubungan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarkat

Keluarga Ny. P aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, karena sebagai

warga yang baik.

K. Struktur Keluarga

a. Pola Komunikasi Keluarga

Keluarga Ny. P menggunakan cara komunikasi langsung dan terbuka dalam

membicarakan masalah dengan cara musyawarah untuk mencari solusi bersama. Tn. K

merupakan anggota keluarga yang paling dominan berbicara, dan bahasa yang sering

digunakan dalam berkomunikasi yaitu bahasa Indonesia. Interaksi dan komunikasi keluarga

paling sering terjadi ketika malam hari dan dalam situasi nonton TV dan atau makan

bersama.

b. Struktur Kekuatan Keluarga


Keluarga Tn. T akan membantu dan mensuport bila ada anggota keluarga yang

mengalami masalah dimana yang menjadi power dan paling banyak mengambil keputusan

dalam keluarga adalah kepala keluarga yaitu Tn. T.

c. Struktur Peran (Formal dan Informal)

Tn. T sebagai kepala keluarga berperan sebagai pencari nafkah, panutan dan

pelindung kerja. Ny. P sebagai istri berperan merawat anak-anak, sebagai pengatur rumah

tangga. Tn. K sebagai anak pertama berperan sebagai anak yang mengenyam pendidikan

kuliah S2. Anak kedua berperan sebagai anak yang sudah menikah dan anak ketiga berperan

sebagai anak yang mengenyam pendidikan kuliah.

d. Nilai dan Norma Budaya di Keluarga

Keluarga Ny. P hidup dalam nilai dan norma budaya Sunda dimana tutur kata dan

sopan santun di keluarga sangat diperhatikan. Tn. K, Nn. W dan Tn. C diajarkan untuk

selalu bersalaman dengan orang yang lebih tua apabila bertemu, dan Tn. T dan Ny. P

juga mendidik anak mereka dengan nilai dan norma yang berlaku di sekitar.

L. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif

Tn. T dan Ny. P sangat menyayangi keluarga dan anak-anaknya, saling menjaga dan

mendukung antara anggota keluarga satu dengan anggota keluarga yang lain. Ny. P dan Tn.T

berusaha membagi rata kasih sayangnya kepada ketiga anaknya.

b. Fungsi Sosialisasi

Keluarga Ny. P telah menjalankan fungsi sosialisasinya dalam keluarga, dengan

berinteraksi dengan penduduk setempat, mengikuti kerja bakti.


c. Fungsi Perawatan Kesehatan

Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit dan Penanganannya.

1) Mengenal Masalah Kesehatan

Saat dikaji keluarga Tn. T mengatakan bahwa mereka mengetahui Ny. P terkena

gastritis tapi tidak mengetahui tentang penyakit gastritis.

Kesimpulan: Keluarga tidak mengenal masalah kesehatan yang dialami oleh anggota

keluarganya, yaitu gastritis pada Ny. P.

2) Mengambil Keputusan

Keluarga Ny. P mengatakan jika perut dan ulu hati Ny. P nyeri, biasanya

Ny. P pergi ke puskesmas.

Kesimpulan: Keluarga dapat mengambil keputusan pengobatan untuk Ny. P yaitu dengan

pergi ke puskesmas.

3) Merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga Ny. P mengatakan apabila Ny. P sedang nyeri ulu hati dan perut, hanya

disuruh istirahat atau minum jamu.

Kesimpulan : Keluarga Ny. P tidak mampu merawat anggota keluarga yang sakit gastritis,

yaitu Ny. P.

4) Memelihara/Memodifikasi Lingkungan

Ny. P dan Tn. T tidur tidak di kamar dan tidurnya di ranjang

berkasur.

Kesimpulan : Keluarga Ny. P mampu memodifikasi lingkungan.


5) Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada

Keluarga Ny. P sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu

Puskesmas dan memanfaatkan fasilitas kartu BPJS.

M. Stres dan Koping Keluarga

a. Stresor Jangka Pendek dan Jangka Pendek

Stresor jangka pendek keluarga Ny. P dan Tn. T yaitu apabila banyak

kerjaan yang harus dikerjakan, dan stressor jangka panjang adalah ketika

memikirkan pendidikan dan masa depan anak-anak.

b. Respon Keluarga terhadap Stres

Respon keluarga Ny. P menghadapi stressor yaitu dengan tetap

menghadapi stressor yang datang dengan santai, namun kadang terjadi perubahan

perilaku anggota keluarga yang berubah menjadi kesal dan cemas. Apabila

menghadapi masalah, keluarga selalu memecahkan masalahnya secara

musyawarah untuk mencari solusi yang tepat.

c. Strategi Koping

Keluarga Ny. P menggunakan strategi koping tetap santai, dan tetap

menghadapi masalah yang terjadi.

d. Strategi Adaptasi Disfungsional

Bila Ny. P sedang mengalami masalah kesehatan, keluarga cenderung

berobat ke puskesmas, dan istirahat.


N. Pemeriksaan Fisik

Tabel 3.1 Pemeriksaan Fisik Keluarga Ny. P

Pemeriksaan

Fisik Ny. P Tn. T Tn.K Nn.W

TTV

TD Nadi 130/80 mmHg 130/70 mmHg 100/60mmHg 100/60 mmHg

Suhu
BB 58 65 60 45

Hitam

Hitam, bersih, Hitam, bersih, Hitam bersih,

tidak mudah tidak mudah tidak mudah kecoklatan,

Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva

Mata

tidak enemis tidak enemis tidak enemis tidak enemis

Hidung Normal Normal Normal Normal

Pendengaran Pendengaran Pendengaran Pendengaran

Telinga baik, secret baik, secret baik, secret baik, secret


Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir

Mulut

lembab lembab lembab lembab

Gigi palsu

Gigi palsu

tidak ada, tidak ada,

Leher Normal Normal Normal Normal

Dada Normal Normal Normal Terdapat suara

Paru Normal Normal Normal napas tambahan

TTV

TD Nadi Suhu 110/80 mmHg 110/70 mmHg 90/60mmHg 100/60 mmHg

BB 58 65 60 45

TB 160 165 168 159

Hitam

Rambut Hitam, bersih, Hitam, bersih, Hitam bersih,

tidak mudah tidak mudah tidak mudah kecoklatan,


Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva

Mata
Hidung Normal Normal Normal Normal
Telinga Pendengaran Pendengaran Pendengaran Pendengaran

baik, secret

tidak ada baik, secret baik, secret baik, secret

Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir

Gigi palsu

Gigi palsu

tidak ada, tidak ada,

bersih,gigi bersih,gigi

berlubang tidak ada gigi Tidak ada gigi Tidak ada gigi
Leher Normal Normal Normal Normal
Dada Normal Normal Normal Terdapat suara

Paru Normal Normal Normal napas tambahan

Abdomen Normal Normal Normal Normal


Normal, tidak Normal, tidak Normal, tidak Normal, tidak

Ekstremitas atas ada keluhan,

CRT < 3 detik ada keluhan, ada keluhan, ada keluhan,

Nyeri kaki,

Ekstremitas lutut sampai Tidak ada Tidak ada Tidak ada

bawah pangkal paha keluhan keluhan keluhan


Kesimpulan: Ny. P Mengalami penyakit gastritis karena terdapat nyeri

ulu hati.

O. Harapan Keluarga

Harapan keluarga Ny. P adalah meningkatkan status kesehatan setiap

anggotanya, pendidikan Tn K dan Nn. W lancar dan berkualitas, dan juga dapat

meningkatkan status ekonomi keluarga untuk kesejahteraan keluarga Ny. P.

3.3.2. Data Fokus

DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF


Ds : klien mengatakan nyeri ulu hati seperti Do : Keadaan umum lemah,Klien nampak

ditusuk-tusuk dan hilang timbul, terjadi pada meringis, Klien terlihat gelisah, Klien mual

daerah perut atas. Klienkadang terbangun muntah.

saat merasakannyeri pada abdomen dan saat


P (paliatif): Nyeri dirasakan ketika telat
berkurangklien melanjutkan tidurnya.Klien
makan.
mengatakan kesulitan untuk bergerak
Q (Qualitatif): Seperti tusuk-tusuk.
karena merasakan nyeri pada abdomen.

Klien mengatakan nyeri abdomen saat R (Region): Ulu hati.

bergerak.
S (Severe): Skala sedang (4).

T (Time): Hilang timbul.

TTV : Td : 130/80 mmHg, Nadi : 92x/menit,

Tabel 3.3 data focus


3.3.3 Skoring dan Masalah Kesehatan

No Kriteria Skor Bobot

1. Sifat masalah

Skala : Aktual 3

Resiko 2

Potensial 1 1

2. Kemungkinan masalah dapat

diubah

Skala : Mudah 2

Sebagian 1 2

3. Potensi masalah untuk dicegah

Skala :

Tinggi 3

Cukup 2 1
4. Menonjolnya masalah

Skala : Segera 2

Tidak perlu 1 1
3.4.4 Perumusan Masalah

No Masalah Kemungkinan D

penyebab

1. Nyeri Akut Ketidakmampuan DS :

keluarga merawat 1. Klien mengeluh nyeri

anggota keluarga yang pada perut

sakit P : klien mengatakan

keluhan timbul secara

tiba-tiba dan tidak tau

penyebab timbulnya

keluhan

Q : klien mengatakan

nyeri yang dirasakan

seperti teriris pisau

R : keluhan dirasakan

pada daerah perut

S : skala nyeri 0-10

(nyeri sedang 5)

T : klien mengatakan

keluhan yang dirasakan

hilang timbul

DO :

1. Nampak wajah klien


meringis

2. Nampak klien gelisah

3. Nyeri tekan pada

epigastrium

4. Tanda-tanda vital :

TD : 130/80 mmHg

N : 92 x/m

RR : 20 x/m

S : 37 C̊

2. Ansietas Ketidakmampuan DS :

keluarga mengenal 1. Klien mengatakan

masalah merasa cemas dengan

keadaanya

2. Klien mengatakan rasa

nyeri yang dirasakan

masih belum hilang

sepenuhnya dan merasa

takut jika keadaanya tak

kunjung membaik.

DO :

1. Nampak klien gelisah

2. Nampak wajah klien

terlihat tegang
Ketidakmampuan

keluarga mengenal

masalah

Ansietas

5. Tanda-tanda vital :

TD : 130/80 mmHg

N : 92 x/m

RR : 20 x/m

3. S : 37 C̊

3. Defisiensi Ketidakmampuan DS :

Pengetahuan keluarga mengenal 1. Klien mengatakan tidak

masalah tahu tentang penyebab

timbulnya keluhan.

2. Klien mengatakan

sebelum sakit jenis

makanan yang sering

dikonsumsi adalah jenis

makanan berminyak,

asam, pedas dan

berbumbu.

3. Klien mengatakan sering

terlambat makan dan

jika makan selalu dalam


porsi yang besar.

DO :

1. Klien tampak bingung

tentang penyakitnya

ketika ditanya.

2. Nampak klien gelisah

3. Nampak wajah klien

terlihat tegang

Tabel 3.4 Perumusan Masalah

3.3.5 Diagnosa Keperawatan

1. Defisiensi pengetahuan

2. Nyeri akut

3. Ansietas

3.3.6 Rencana Tindakan Keperawatan

N Rencana keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional

Kriteria

1 Defisiensi Keluarga mampu Keluarga mampu Memudahkan

pengetahuan menyebutkan mengenal masalah : dalam

definisi gastritis, 1. Kaji pengetahuan menentukan

penyebab, tanda tentang gastritis. intervensi


dan gejalah 2. Diskusikan dengan

gastritis dengan keluarga tentang

bahasa pengertian, penyebab,

sendiri. tanda dan gejalah

gastritis dengan

menggunakan leafleat/

lembar balik.

3. Evaluasi kembali

pengrtahuan keluarga

tentang gastritis.

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar

Keluarga Keluarga mampu

mampu mengambil

memutuskan keputusan

tindakan yang tepat :

akan dilakukan 1. Kaji keputusan

untuk merawat yang

anggota keluarga diambil oleh keluarga

yang sakit. 2. Diskusikan dengan

keluarga tentang

keputusan yang telah


dibuat

3. Evaluasi kembali

tentang keputusan

yang telah

dibuat

4. Berikan pujian pada

keluarga atas

keputusan

yang tepat

Keluarga Keluarga mampu

mampu merawat merawat anggota

anggota keluarga keluarga sakit :

yang sakit. 1. Kaji pengetahuan

keluarga tentang cara

merawat anggota

keluarga yang sakit

2. Diskusikan dengan

keluarga tentang

merawat anggota

keluarga yang sakit .

3. Evaluasi kembali

tentang merawat

anggota keluarga yang


sakit.

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar

1. Kaji pengetahuan

Klien mampu klien tentang jenis

mengetahui makanan penderita

jenis makanan gastritis.

untuk penderita 2. Jelaskan jenis

gastritis makanan yang harus

dikonsumsi dan

makanan yang

harus dihindari

penderita gastritis.

3. Evaluasi kembali

tentang merawat

anggota keluarga yang

sakit.

4. Berikan pujian atas

jawaban yang benar

Keluarga mampu

memodifikasi

lingkungan :
1. Kaji pengetahuan

Keluarga dapat lingkungan yang

menyebutkan nyaman.

2 2. Diskusikan bersama

dari 4 lingkungan keluarga bagaimana

yang mendukung lingkungan yang dapat

kesehatan menunjang kesehatan.

3. Evaluasi kembali

tentang bagaimana

lingkungan yang dapat

menunjang kesehatan

terhadap semua

anggota keluarga.

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar

Keluarga mampu

Keluarga mampu memanfaatkan

menyebutkan 1 faskes :

dari 2 1. Kaji pengetahuan

keuntungan keluarga tentang

fasilitas manfaat fasilitas

kesehatan kesehatan
2. Dsikusikan bersama

keluarga bagaimana

memanfaatkan

fasilitas pelayanan

kesehatan.

3. Evaluasi kembali

Bagaimana

memanfaatkan

fasilitas kesehatan

pada semua anggota

keluarga

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar
2 Nyeri Keluarga mampu Keluarga mampu Memudahkan

Akut Menyebutkan penyebab mengenal masalah : dalam

nyeri dengan bahasa 1. Kaji pengetahuan menentukan

Sendiri tentang penyebab intervensi

nyeri

2. Diskusikan dengan

keluarga tentang

penyebab nyeri

dengan menggunakan

leafleat/

lembar balik

3. Evaluasi kembali

penyebab nyeri pada

keluarga

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar

Keluarga mampu Keluarga mampu

Mengambil keputus Mengambil

tindakan keperawatan keputusan tepat :

yang akan dilakukan 1. Kaji keputusan

yang diambil oleh

keluarga
2. Diskusikan dengan

keluarga tentang

keputusan yang telah

dibuat

3. Evaluasi kembali

tentang keputusan

yang telah dibuat

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar

Keluarga Keluarga mampu

mampu merawat merawat anggota

anggota keluarga keluarga sakit :

yang sakit 1. Kaji pengetahuan

keluarga tentang cara

merawat anggota

keluarga yang sakit.

2. Diskusikan dengan

keluarga tentang

merawat anggota

keluarga yang sakit .

3. Evaluasi kembali

tentang merawat
anggota keluarga yang

sakit.

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar

Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan

mendemontrasikan cara keluarga tentang cara

perawatan gastritis merawat anggota

keluarga yang sakit

2. Demontrasikan cara

perawatan gastritis.

3. Evaluasi kembali

tentang merawat

anggota keluarga yang

sakit

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar

Keluarga dapat Keluarga mampu

menyebutkan 2 memodifikasi

dari 4 lingkungan lingkungan :

yang mendukung 1. Kaji pengetahuan

kesehatan keluarga tentang


Lingkungan yang

nyaman.

2. Diskusikan bersama

keluarga bagaimana

lingkungan yang dapat

menunjang kesehatan.

3. Evaluasi kembali

tentang bagaimana

lingkungan yang dapat

menunjang kesehatan

terhadap semua

anggota keluarga

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar

Keluarga mampu Keluarga mampu

menyebutkan 1 memanfaatkan

dari 2 faskes :

keuntungan 1. Kaji pengetahuan

fasilitas keluarga tentang

kesehatan manfaat fasilitas

kesehatan

2. Dsikusikan bersama
keluarga bagaimana

memanfaatkan

fasilitas pelayanan

kesehatan.

3. Evaluasi kembali

Bagaimana

memanfaatkan

fasilitas kesehatan

pada semua

anggota keluarga

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar

3 Ansietas Keluarga Mampu Keluarga mampu Memudahkan

mengenal situasi mengenal masalah : dalam

yang menimbulkan 1. Kaji tingkat menentukan

kecemasan kecemasan keluarga intervensi

2. Diskusikan dengan

keluarga tentang

situasi cemas yang

sedang dialami.
3. Evaluasi kembali

mengenai situasi

cemas pada keluarga.

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar

Keluarga mampu 1. Kaji keputusan

Mengambil keputusan yang diambil oleh

tindakan keperawatan keluarga

yang akan dilakukan 2. Diskusikan dengan

keluarga tentang

keputusan yang telah

dibuat

3. Evaluasi kembali

tentang keputusan

yang telah dibuat

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar

Keluarga mampu

merawat anggota

keluarga sakit :
1. Kaji pengetahuan

Keluarga mampu keluarga tentang cara

Mendemontrasikan merawat anggota

Cara melakukan keluarga yang sakit.

teknik relaksasi untuk 2. Demostrasikan cara

mengurangi cemas teknik relaksasi.

3. Evaluasi kembali

tentang merawat

anggota keluarga yang

sakit.

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar

Keluarga mampu

memodifikasi

lingkungan :

1. Kaji pengetahuan

Keluarga dapat keluarga tentang

menyebutkan Lingkungan yang

2 nyaman.

dari 4 lingkungan 2. Diskusikan bersama

yang mendukung keluarga bagaimana

kesehatan lingkungan yang dapat


menunjang kesehatan.

3. Evaluasi kembali

tentang bagaimana

lingkungan yang dapat

menunjang kesehatan

terhadap semua

anggota keluarga.

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar

Keluarga mampu

memanfaatkan

faskes :

Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan

menyebutkan 1 keluarga tentang

dari 2 keuntungan manfaat fasilitas

fasilitas kesehatan kesehatan

2. Diskusikan bersama

keluarga bagaimana

memanfaatkan

fasilitas pelayanan

kesehatan.

3. Evaluasi kembali
Bagaimana

memanfaatkan

fasilitas kesehatan

pada semua anggota

keluarga

4. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar

3.3.7 Implementasi

Diagnosa TUK Hari Tanggal Implementasi Depi

keperawatan & Jam

Defisiensi I Senin 1. Mengkaji pengetahuan

Pengetahuan 25/02/2019 keluarga tentang gastritis.

09.00 2. Mendiskusikan dengan

keluarga tentang gastritis

dengan menggunakan

leafleat/ lembar balik.

3. Mengevaluasi kembali

pengetahuan keluarga

tentang gastritis.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban


II 1. Mengkaji keputusan yang

diambil oleh keluarga

2. Mendiskusikan dengan

keluarga tentang

keputusan yang telah

dibuat

3. Mengevaluasi kembali

tentang keputusan yang

telah dibuat

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas keputusan

tepat.

III 1. Mengkaji pengetahuan

keluarga tentang cara

merawat anggota

keluarga yang sakit

2. Mendiskusikan dengan

keluarga tentang merawat

anggota keluarga yang

sakit .

3. Mengevaluasi kembali
tentang merawat anggota

keluarga yang sakit.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar.

1. Mengkaji pengetahuan

keluarga tentang jenis

makanan penderita

gastritis.

2. Menjelaskan jenis

makanan yang harus

dikonsumsi dan makanan

yang harus dihindari

penderita gastritis.

3. Mengevaluasi kembali

tentang merawat anggota

keluarga yang sakit.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar.

IV 1. Mengkaji pengetahuan
lingkungan yang nyaman.

2. Mendiskusikan bersama

keluarga bagaimana

lingkungan yang dapat

menunjang kesehatan.

3. Mengevaluasi kembali

tentang bagaimana

lingkungan yang dapat

menunjang kesehatan

terhadap semua anggota

keluarga.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar.

V 1. Mengkaji pengetahuan

keluarga tentang manfaat

fasilitas kesehatan

2. Mendiskusikan bersama

keluarga bagaimana

memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan.

3. Mengevaluasi kembali
bagaimana memanfaatkan

fasilitas kesehatan pada

semua anggota keluarga

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar.

Nyeri Akut I 1. Mengkaji pengetahuan

tentang penyebab nyeri

2. Mendiskusikan dengan

keluarga tentang

penyebab nyeri dengan

menggunakan leafleat/

lembar balik.

3. Mengevaluasi kembali

tentang penyebab nyeri

pada keluarga.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar.

II 1. Mengkaji keputusan yang

diambil oleh keluarga

2. Mendiskusikan dengan
keluarga tentang

keputusan yang telah

dibuat

3. Mengevaluasi kembali

tentang keputusan yang

telah dibuat

4. Memberikan pujian pada

keluarga ataskeputusan

tepat.

III 1. Mengkaji pengetahuan

keluarga tentang cara

merawat anggota

keluarga yang sakit.

2. Mendiskusikan dengan

keluarga tentang merawat

anggota keluarga yang

sakit .

3. Mengevaluasi kembali

tentang merawat anggota

keluarga yang sakit.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban


yang benar.

1. Mengkaji pengetahuan

keluarga tentang cara

merawat anggota

keluarga yang sakit

2. Mendemontrasikan cara

perawatan gastritis.

3. Mengevaluasi kembali

tentang merawat anggota

keluarga yang sakit.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar.

IV 1. Mengkaji pengetahuan

keluarga tentang

lingkungan yang nyaman.

2. Mendiskusikan bersama

keluarga bagaimana

lingkungan yang dapat

menunjang kesehatan.

3. Mengevaluasi kembali

tentang bagaimana
lingkungan yang dapat

menunjang kesehatan

terhadap semua anggota

keluarga.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar.

V 1. Mengkaji pengetahuan

keluarga tentang manfaat

fasilitas kesehatan

2. Mendiskusikan bersama

keluarga bagaimana

memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan.

3. Mengevaluasi kembali

bagaimana memanfaatkan

fasilitas kesehatan pada

semua anggota keluarga.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar.

Ansietas I 1. Mengkaji tingkat


kecemasan keluarga

2. Mendiskusikan dengan

keluarga tentang situasi

cemas yang sedang

dialami.

3. Mengevaluasi kembali

mengenai situasi cemas

pada keluarga.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar.

II 1. Mengkaji keputusan yang

diambil oleh keluarga

2. Mendiskusikan dengan

keluarga tentang

keputusan yang telah

dibuat

3. Menegevaluasi kembali

tentang keputusan yang

telah dibuat

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban


yang benar.

III 1. Mengkaji pengetahuan

keluarga tentang cara

merawat anggota

keluarga yang sakit.

2. Mendemostrasikan cara

teknik relaksasi

3. Mnegevaluasi kembali

tentang merawat anggota

keluarga yang sakit.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar.

IV 1. Mengkaji pengetahuan

keluarga tentang

lingkungan yang nyaman.

2. Mendiskusikan bersama

keluarga bagaimana

lingkungan yang dapat

menunjang kesehatan.

3. Mengevaluasi kembali
tentang bagaimana

lingkungan yang dapat

menunjang kesehatan

terhadap semua anggota

keluarga.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar.

Diagnosa TUK Hari Tanggal Implementasi Depi

& Jam

Defisiensi I Selasa 1. Mengkaji pengetahuan

Pengetahuan 24/02/2019 keluarga tentang gastritis.

09.00 2. Mendiskusikan dengan

keluarga tentang

pengertian, penyebab,

tanda dan gejala gastritis

dengan menggunakan

leafleat/ lembar balik.

3. Mengevaluasi kembali

pengetahuan keluarga

tentang gastritis.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban


yang benar.

Nyeri Akut II 1. Mengkaji pengetahuan

keluarga tentang cara

merawat anggota

keluarga yang sakit

2. Mendemontrasikan cara

perawatan gastritis.

3. Mengevaluasi kembali

tentang merawat anggota

keluarga yang sakit.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar.

Ansietas III 1. Mengkaji pengetahuan

keluarga tentang cara

merawat anggota

keluarga yang sakit.

2. Mendemostrasikan cara

teknik relaksasi

3. Mengevaluasi kembali

tentang merawat anggota

keluarga yang sakit.

4. Memberikan pujian pada


keluarga atas jawaban

yang benar.

Diagnosa TUK Hari Tanggal Implementasi Depi

& Jam

Nyeri Akut III Rabu 1. Mengkaji pengetahuan

25/02/2019 keluarga tentang cara

16.20 merawat anggota

keluarga yang sakit

2. Mendemontrasikan cara

perawatan gastritis.

3. Mengevaluasi kembali

tentang merawat anggota

keluarga yang sakit.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar.

Diagnosa TUK Hari Tanggal Implementasi Depi

& Jam

Nyeri Akut III Kamis 1. Mengkaji pengetahuan

26/02/2019 keluarga tentang cara

16.30 merawat anggota

keluarga yang sakit

2. Mendemontrasikan cara
perawatan gastritis.

3. Mengevaluasi kembali

tentang merawat anggota

keluarga yang sakit.

4. Memberikan pujian pada

keluarga atas jawaban

yang benar.

Hari Tanggal Evaluasi Paraf CI

& Jam

Selasa Subjektif :

24/02/2019 1. Keluarga

16.20 menyebutkan pengertian,

penyebab, tanda dan

gejalah gastritis.

2. Keluarga mengatakan

keputusan yang diambil

keluarga yaitu langsung

memeriksakan kondisi

kesehatan Ny. P di

Puskesmas Tongauna.

3. Keluarga menyebutkan
cara perawatan gastritis

sesuai yang sudah

diajarkan perawat.

Keluarga menyebutkan

jenis makanan yang baik

untuk penderita gastritis.

4. Keluarga menyebutkan 2

manfaat memodifikasi

lingkungan yang nyaman

untuk menunjang

kesehatan.

5. Keluarga

menyebutkan manfaat

pelayanan kesehatan

untuk kesembuhan

anggota keluarga yang

sakit Objektif :

1. Keluarga mampu

menjelaskan kembali

apa yang dijelaskan

perawat dengan bahasa

sendiri meski masih

sering lupa dan tidak


lancar.

2. Keluarga mampu

mengambil keputusan

tepat untuk mengatasi

masalah gastritis pada

Ny. P.

3. Keluarga mampu

menyebutkan cara

perawatan penyakit

gastritis dan jenis

makanan untuk

penderita gastritis.

4. Keluarga mampu

memodifikasi

lingkungan yang aman

dan nyaman.

5. Keluarga dapat

menyebutkan manfaat

layanan kesehatan untuk

mengatasi masalah

kesehatan gastritis.

A : Masalah teratasi

sebagian
P : - Intervensi

dipertahankan (TUK

II, III, IV, V)

- Intervensi dilanjutkan

(TUK I)

Selasa Subjektif :

24/02/2019 1. Keluarga mengatakan

16.25 nyeri terjadi karena telah

terjadi peradangan pada

dinding lambung Ny. P

2. Keluarga mengatakan

keputusan yang diambil

keluarga yaitu langsung

memeriksakan kondisi

kesehatan Ny. P di

Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat.

3. Klien mempraktektan

cara melakukan teknik

relaksasi dan teknik

distraksi untuk mengatsi

nyeri. Skala nyeri 5

(nyeri sedang)

4. Keluarga menyebutkan 2
manfaat memodifikasi

lingkungan yang nyaman

untuk kesembuhan

Ny. P.

5. Keluarga menyebutkan

manfaat pelayanan

kesehatan untuk

kesembuhan anggota

keluarga yang sakit

Objektif :

1. Keluarga mampu

menyebutkan penyebab

terjadinya nyeri.

2. Keluarga mampu

mengambil keputusan

tepat untuk mengatasi

masalah kesehatan.

3. Klien mampu

mendemonstrasikan cara

perawatan gastritis.

4. Keluarga mampu

memodifikasi

lingkungan yang aman


dan nyaman.

5. Keluarga dapat

menyebutkan manfaat

layanan kesehatan untuk

mengatasi masalah

kesehatan pada Ny. P.

6. Hasil pemeriksaan

- Nampak klien masih

meringis

- Nyeri tekan pada

epigastrik

- Klien mampu

mendemonstraksikan

teknik relaksasi dan

distraksi

- Tanda-tanda vital

TD : 130/90 mmHg

Nadi : 84x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36,8 ̊C

A : Masalah belum teratasi

P : - Intervensi

dipertahankan (TUK I,
II, IV, V)

- Intervensi dilanjutkan

(TUK III)

Selasa Subjektif :

24/02/2019 1. Keluarga mengatakan

16.25 cemas sedikit berkurang

setelah mendapatkan

informasi tentang kondisi

kesehatan saat ini.

2. Keluarga mengatakan

keputusan yang diambil

keluarga yaitu langsung

memeriksakan kondisi

kesehatan Ny. P di

Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat

3. Keluarga mempraktektan

cara melakukan teknik

relaksasi untuk

mengurangi cemas.

4. Keluarga menyebutkan 2

manfaat memodifikasi

lingkungan yang nyaman

untuk kesembuhan Ny. P


5. Keluarga menyebutkan

manfaat pelayanan

kesehatan untuk

kesembuhan anggota

keluarga yang sakit

Objektif :

1. Nampak klien dan

keluarga

mengungkapkan cemas

berkurang setelah

mendapatkan informasi

2. Keluarga mampu

mengambil keputusan

tepat untuk mengatasi

masalah kesehatan

gastritis.

3. Klien dan keluarga

mampu

mendemonstrasikan

teknik relaksasi untuk

mengurangi cemas.

4. Keluarga mampu

memodifikasi lingkungan
yang aman dan nyaman.

5. Keluarga dapat

menyebutkan manfaat

layanan kesehatan untuk

mengatasi masalah

kesehatan pada Ny. P

6. Hasil pemeriksaan

- Nampak wajah klien

lebih rileks dan tidak

merasa tegang.

- Tanda-tanda vital

TD : 130/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,8 ̊ C

A : Masalah teratasi

sebagian

P : - Intervensi

dipertahankan (TUK I,

II, IV, V)

- Intervensi dilanjutkan

(TUK III)
Selasa Subjektif :

24/02/2019
Keluarga menyebutkan

16.25
pengertian gastritis,

penyebab serta tanda dan

gejalah gastritis dengan

bahasa sendiri.

Objektif :

Keluarga mampu

menyebutkan pengertian,

tanda dan gejala, serta

penyebab gastritis dengan

bahasa sendiri dengan

lancar.

A : Masalah teratasi

Planning :

Intervensi dipertahankan

keluarga (TUK I, II, III, IV,


V)

Rabu Subjektif :

25/02/2019 1. Klien mempraktektan

16.30 cara melakukan teknik

relaksasi dan distraksi

dengan bermain hp untuk

mengurangi nyeri.

2. Klien mengatakan nyeri

yang dirasakan sedikit

berkurang, skala nyeri 4

(nyeri sedang).

Objektif :

1. Klien mampu

mendemonstrasikan

teknik relaksasi dan

teknik distraksi.

2. Hasil pemeriksaan
- Nampak wajah klien

tidak meringis.

- Nyeri tekan pada

epigastrik

- Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 82x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,8 ̊ C

A : Masalah teratasi

sebagian

P : - Intervensi

dipertahankan (TUK I,

II, IV, V)

- Intervensi dilanjutkan

(TUK III)

Rabu Subjektif :
25/02/2019 Klien dan keluarga

16.30 mengatakan sudah tidak lagi

merasa cemas. Klien yakin

akan segera sembuh dari

sakitnya.

Objektif :

1. Klien dan keluarga

mampu

mendemonstrasikan

teknik relaksasi untuk

mengurangi cemas.

2. Hasil pemeriksaan

- Nampak wajah klien

rileks dan tidak

merasa tegang

- Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit

RR : 22 x/menit

Suhu : 36,8 ̊ C

A : Masalah teratasi

Planning :

Intervensi dipertahankan

keluarga (TUK I, II, II, IV,

V)

Rabu Subjektif :

25/02/2019 1. Keluarga

16.30 mendemonstrasikan cara

perawatan gastritis untuk

mengurangi nyeri.

2. Klien mengatakan sudah

tidak lagi merasakan

nyeri pada perutnya.

Objektif :

1. Keluarga mampu

menyebutkan cara

perawatan gastritis untuk


mengatasi nyeri

2. Hasil pemeriksaan

- Nampak wajah klien

tidak lagi meringis

- Tidak ada nyeri

tekan pada

epigastrik.

- Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,6 ̊ C

A : Masalah teratasi

Planning :

Intervensi dipertahankan

keluarga (TUK I, II, III, IV,

V)
BAB 4

PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis melakukan pembahasan Asuhan Keperawatan pada keluarga

Ny. P dengan masalah utama gastritis di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Tanjung

Selamat, dimana terdapat kesenjangan antara teori dengan keadaan yang ada di dalam

keluarga saat ini. Dalam melakukan askep keluarga, penulis menggunakan pendekatan proses

keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,

implementasi dan evaluasi. Penulis melakukan pembahasan keperawatan pada keluarga

Ny. P membandingkan antara Teori dan Kasus.

4.1 Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan penulis pada tanggal 24 Februari 2019, data yang diambil

tidak hanya dari keluarga tetapi juga dari puskesmas, pemeriksaan fisik, serta observasi

langsung dimana dalam pengumpulan data ini penulis tidak mengalami hambatan. Pada

saat penulis melakukan pengkajian observasi dan pemeriksaan fisik didapatkan data

terdapat nyeri pada perut dan ulu hati yang dialami oleh Ny. P.

Berdasarkan data di atas, bahwa tidak terdapat kesenjangan teori dengan kenyataan,

yaitu pada kasus Ny. P. Rasa sakit biasanya di ulu hati, kadang nyeri gastritis terjadi di

bagian kiri atas perut dan di belakang, rasa sakit seperti menembus, orang sering

menggunakan istilah terbakar, panas, nyeri, atau sakit untuk menggambarkan rasa sakit,

biasanya, rasa ketidaknyamanan yang samar hadir, tapi rasa sakitnya mungkin tajam, seperti

menusuk, atau mengiris.


4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada

pengkajian Dari hasil pengkajian yang dilakukan bahwa diagnosa yang muncul pada Ny. P

adalah :

1. Defisiensi pengetahuan b.d kurang pengetahuan keluarga tentang gastritis, diagnosa

tersebut muncul ditunjang dengan data : Keluarga Ny. P mengatakan belum

mengetahui tentang penyakitnya.

2. Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,

diagnosa tersebut muncul ditunjang dengan data : Ny. P mengatakan mempunyai

keluhan nyeri pada perut dan ulu hati.

3. Ansietas b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi rasa cemas dalam merawat

keluarga yang sakit, diagnosa tersebut muncul ditunjang dengan data : keluarga merasa

cemas dengan keadaan Ny. P.

4.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi yang dibuat berdasarkan sifat masalah dan sumber-sumber yang ada dalam

keluarga. Penulis menentukan rencana sesuai dengan diagnosa yang telah ditemukan

dalam penilaian. Kemudian penulis menetukan prioritas untuk mengetahui masalah yang

paling tinggi skornya dan harus ditangani. Dari hasil skoring, didapatkan Ny. P perlu

dilakukan intervensi dengan gastritis.


1. Defisiensi pengetahuan b.d kurang pengetahuan keluarga tentang gastritis,

diagnosa tersebut muncul ditunjang dengan data : Keluarga Ny. P

mengatakan belum mengetahui tentang penyakitnya.

TUK 1 : Keluarga mampu mengenal masalah tentang pengetahuan

kesehatan dan perilaku sehat

2. Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit

TUK 2 : Keluarga mampu memutuskan untuk merawat, meningkatkan

atau memperbaiki kesehatan

TUK 3 : Keluarga mampu merawat anggota keluarga untuk meningkatkan

atau memperbaiki kesehatan

3. Ansietas b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi rasa

cemas TUK 4 : Keluarga mampu mengatasi rasa cemas

TUK 5 : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan

4.4 Implementasi

Implementasi yang dilakukan pada hari Selasa, tanggal 24 Februari 2019

pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan perencanaan yang

telah disepakati. Pada tahap ini penulis tidak mengalami hambatan saat pelaksanaan,

keluarga dapat mengerti maksud dan tujuan. Penulis melakukan tindakan

keperawatan antara lain :

1. Defisiensi pengetahuan b.d kurang

pengetahuan keluarga tentang gastritis

a. Kaji tingkat pengetahuan keluarga

106
b. Berikan pendidikan kesehatan

tentang rematik

c. Evaluasi tingkat pengetahuan keluarga

2. Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit

a. Kaji skala nyeri

b. Anjurkan keluarga membantu Ny. P untuk mandi air

hangat

c. Berikan masase yang lembut

d. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi

e. kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi yang diberikan

3. Ansietas b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi rasa cemas

a. Anjurkan modifikasi lingkungan yang sehat dan aman

b. Minta keluarga menunjukkan kartu JKN

Implementasi dan intervensi keperawatan dapat dilakukan bersama keluarga.

Penulis tidak mendapatkan hambatan karena pada saat melakukan asuhan

keperawatan keluarga Ny. P sangat kooperatif.

4.5. Evaluasi

Setelah melakukan tindakan keperawatan, penulis mengetahui keberhasilan

dengan menggukan SOAP dari hasil evaluasi didapatkan:

1. Defisiensi pengetahuan b.d kurang pengetahuan keluarga tentang

gastritis dapat teratasi. Terbukti dengan keluarga Ny. P mampu

menyebutkan defini, penyebab, tanda dan gejala gastritis.


2. Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit tidak teratasi karena nyeri Ny . P tidak sampai skala 0.

Nyeri tetap dirasakan setiap beraktifitas berat.

3. Ansietas b.d ketidakmampuan keluarga d a l a m mengatasi rasa

cemas, teratasi sebagian. Dibuktikan keluarga mampu modifikasi

lingkungan supaya bersih dan aman.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan antara teori dan kasus, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pengkajian secara teori dan kasus aspek yang dikaji sama, data

yang diperoleh berbeda karena pada kasus disesuaikan dengan kondisi

keluarga, tidak ada faktor penghambat dalam melakukan pengkajian,

sedangkan faktor pendukungnya yaitu keluarga sangat kooperatif dan

dapat bekerja sama dengan perawat.

2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus berdasarkan tipologi

yaitu aktual, sedangkan diagnosa resiko dan potensial tidak ditemukan

dikarenakan tidak ada data yang menunjang. Pada tahap ini penulis tidak

mengalami hambatan karena keluarga sangat kooperatif

3. Pada perencanaan yang direncanakan adalah meningkatkan

pengetahuan keluarga sesuai dengan tindakan fungsi, perawat hanya dapat

merencanakan untuk meningkatkan fungsi kognitif dengan memberikan

informasi kepada keluarga terkait masalah yang dihadapi keluarga.

Sedangkan untuk afektif

dan perilaku tidak direncanakan karena keterbatasan waktu. Dalam

perencanaan penulis tidak menemukan hambatan, keluarga sangat

kooperatif dan mau bekerjasama.


4. Pada tahap pelaksanaan tidak ditemukan adanya hambatan baik dari

keluarga maupun perawat seperti tercantum dalam teori. Pelaksanaan

tindakan disesuaikan dengan kondisi keluarga dan memperhatikan faktor

penghambat dalam teori

5. Pada evaluasi untuk evaluasi hasil berupa fungsi psikomotor dan

perilaku belum tercapai karena keterbatasan waktu pemberian asuhan

keperawatan keluarga. Untuk mengevaluasi aspek tersebut dibutuhkan

asuhan yang berkelanjutan, dari diagnosa keperawatan tujuan tercapai

sebagian pada TUK

3 dan TUK 4 karena keluarga belum melaksanakan secara maksimal.

Pada tahap ini penulis tidak mengalami hembatan.

5.2.Saran

Untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan maka penulis

dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi keluarga Ny. P agar tetap mempertahankan kerjasama yang

telah terbina dalam memberikan asuhan keperawatan dan tetap

melaksanakan tindakan sesuai dengan kemampuan yang telah dicapai

keluarga.

2. Agar asuhan keperawatan berkelanjutan diharapkan petugas puskesmas

bekerjasama dengan kader kesehatan untuk menindaklanjuti asuhan

keperawatan keluarga yang telah dilakukan oleh penulis dan

memotivasi keluarga untuk tetap memanfaatkan


fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang terdapat

didalam keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Departemen

Kesehatan RI, Jakarta. Diakses mei 2018 http://depkes.go.id/

Kurnia, Rahmi Gustin. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Gastritis Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Gulai Bancah Kota

Bukittinggi Tahun 2011. Artikel Penelitian

Sukarmin. 2012. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Diva Press

Lusianah dan Suratun. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Gastrointestinal. Jakarta: TIM.

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori, Dan Praktek

(Edisi Ke-5). Jakarta: EGC

Setiadi. 2008. Konsep Dan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mutaqqin, arif. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan

Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika

Budiana. 2012. Pola Hidup Pengaruh Insiden Penyakit Gastritis. Diakses mei 2018

dari http://healthreference-ilham.blogspot.com

Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta : Kemenkes RI

Dinkes Prov.Sultra. 2014. Pola Penyakit Rawat Jalan Di Sultra Tahun 2014. Kendari

Handayani, Siska Dwi dkk. 2011. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Kekambuhan Pasien Gastritis Puskesmas Jatinangor. Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Pandjajaran. Bandung


Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika Hidayat,

A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia- Aplikasi Konsep dan

Proses. Jakarta : Salemba Medika.

Bagun dan Nuraeni. 2013. Pengaruh Aroma Lavender Terhadap Intensitas Nyeri

Pada

Pasien Post Operasi Di RS. Dustira Cimahi. Diakses mei 2018 Dari

http://keperawatan-unsoed.ac.id/sites/default/files/jks20130802-129-126.pdf

Suryono. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Purwekerto: UPT Percetakan

Dan Penerbitan UNSOED

Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan

Transkultural. Jakarta: EGC

Endang, L. 2008. Penyakit Maag Dan Gangguan Pencernaan. Jogjakarta: Kanisius

Budiyono, Setiadi. 2012. Anatomi Tubuh Manusia. Laskar Aksara: Bekasi.

Corwin, Elizabeth, J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Smeltzer,S.C & Brenda, G. Bare. 2010. Teksbook Of Medikal-Surgical Nursing Vol.2.

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.


Lampiran 1: Resume Kasus Diare

RESUME I
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Tn. D Dengan Diare

Keluarga Tn. D (30th) mempunyai istri Ny. H (25th) anak Y (2 th). Hasil
wawancara dengan keluarga anaknya masih mengonsumsi susu formula dengan
dot. Selama ini anaknya hanya sakit batuk pilek biasa, dan cukup dibiarkan
beberapa hari bisa sembuh sendiri.Tetapi 2 hari ini anaknya sering buang air besar,
kurang lebih 4 kali sehari dan encer . Selama 2 hari ini pula anak Y nafsu maknnya
menurun, hanya mau makan sedikit saja, kurang lebih 2 sendok makan 3 kali
sehari, minum susunya dari yang biasanya 2 botol perhari jadi setengah botol saja
perhari. Tn. D dan Ny. H belum memeriksakan keadaan anaknya karena ibu klien
menganggap sakit anaknya hanya sakit biasa tidak perlu dibawa ke petugas
kesehatan.
A. Identitas Umum
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. D Pendidikan : SLTA

Umur : 30 tahun Pekerjaan : Swasta

Agama: Islam Alamat : Tanjung Selamat

Suku : Jawa Nomor Telepon : 081230xxx

2. Komposisi Keluarga:

No. Nama L/P Hub. Kel. Umur Pend. Imunisasi KB

1. Tn. D L KK 30 th SLTA - -
2. Ny. H P Istri 25 th SD - Suntik

3. An. Y L Anak 2 th - Lengkap -

3. Genogram

4. Tipe keluarga.
a. Jenis tipe keluarga :
Keluarga inti terdiri dari Tn. D, Ny. H dan An. Y.
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut:
Bila terdapat satu anggota keluarga yang sakit,anggota yang lain harus
memberikan ekstra waktu lebih untuk merawatnya, sehingga bisa membuat
anggota yang satu ini mudah capek dan sakit juga.
5. Suku bangsa (etnis).
a. Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota Keluarga :
Keluarga ini berbudaya suku Jawa yang mempunyai anggapan makan tidak
makan asal ngumpul.
b. Tempat Tinggal keluarga
Sebagian besar adalah etnis Jawa. Ada beberapa etnis madura, masyarakat
diarea tempat tinggal Tn. D bersifat homogen.
c. Kegiatan-kegiatan Keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan
Kegiatan lingkungan yang masih berhubungan erat dengan nilai etnis
diantaranya adalah selamatan dan tingkepan.
d. Kebiasaan-kebiasan diet dan berbusana ( tradisional atau moderen ).
Keluarga Tn. D menggunakan busana modern yaitu baju, celana/rok.
Kebiasaan diet mencukupi menu 4 sehat.
e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau “modern”.
Pengambilan keputusan adalah kepala keluarga, tetapi sebelumnya
didasarkan pada musyawarah keluarga.
f. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan
dirumah: Bahasa yang digunakan adalah bahasa
jawa.
g. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi:
Jika saat salah satu anggota keluarga sakit dibawa berobat ke puskesmas
saat ini An. Y sakit diarenamun orang tua klien belum berencana
membawa ke puskesmas karena ibu klien masih menganggap sakit anaknya
hanya sakit biasa Tn. D dan Ny. H belum tahu tentang penanganan pertama
pada diare.
6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
a. Seisi keluarga menganut agama islam. Tidak ada keyakinan
yang berdampak buruk pada status sosial.
b. Setiap malam jumat Ny. H dan Tn. D mengikuti pengajian
di masjid.
c. Seluruh keluarga menganut agam islam.
d. Ny. H selalu berdoa untuk kesembuhanya anaknya.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
Penghasilan keluarga per bulan Rp. 800.000,- yang diperoleh dari hasil
kerja Tn. D, Ny. H mengatakan dari penghasilan yang ada cukup untuk biaya
makan, minum, berobat. Barang – barang yang dimiliki TV berwarna 20 “,
meja, kursi, 2 buah tempat tidur, almari 1, 1 buah motor.
8. Aktifivitas Rekreasi Keluarga:
a. Saat waktu luang Tn. D main ke tempat tetangga dengan
membawa anaknya.
b. Sekali setahun keluarga mengunjungi sanak family di
Banyuwangi.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan saat ini:
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan
anak usia pra sekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
Keluarga belum mampu melakukan pembagian waktu untuk individu,
pasangan dan anak. Tn. D bekerja di pabrik yang jaraknya cukup jauh
sehingga waktu untuk berkumpul dengan istri dan anak masih kurang, saat
hari libur Tn. D baru bisa menggunakan waktunya untuk main ke tempat
tetangga dengan membawa anaknya.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
An. Tn. D sudah di imunisasi lengkap, anaknya masih mengkonsumsi susu
dengan dot. Selama ini anaknya hanya sakit batuk pilek biasa, dan cukup
ditunggu beberapa hari akan sembuh sendiri. Tetapi 2 hari ini anaknya sering
buang air besar, kurang lebih 4 kali sehari dan encer. Selama 2 hari ini pula anak
Y nafsu maknnya menurun,hanya mau makan sedikit saja, kurang lebih 2 sendok
makan 3 kali sehari, minum susunya dari yang biasanya 2 botol perhari jadi
setengah botol saja perhari. Ny. H mengatakan botol yang digunakan hanya
dicuci saja tanpa direbus terlebih dahulu.Ny.H juga sering memberikan jajanan
luar pada An.Y karena An.Y lebih suka jajanan luar dzri pada makanan buatan
Ny.H. Tn. D dan Ny. H belum memeriksakan keadaan anaknya karena ibu klien
menganggap sakit anaknya hanya sakit biasa dan anak kecil wajar menderitanya.
2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

No. Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang


(kg) Kesehatan (BCG/Polio/DP kesehatan telah dilakukan
T/HB/Campak)

1. Tn. D 30 th 69 Sehat - - -

2. Ny. H 25 th 55 Sehat - - -

3. An. Y 2 th 10 Sakit Lengkap Diare -

3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan:


Puskesmas letaknya cukup jauh dari rumah kurang lebih 10 km.
4. Riwayat keluarga sebelumnya:
a. Tn. D mempunyai saudara 3 orang, Tn. D anak pertama, ke-2 saudaranya
masih hidup. Tn. D tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan.
b. Ny. H mempunyai saudara 1. Ayah Ny. H meninggal pada usia 87 tahun.

D. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah:
a. Gambaran tipe tempat tinggal
Luas rumah 55 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m. terdiri dari 2
kamar tidur, 1KM+WC. Dapur.Ruang keluarga dan satu ruang tamu. Tipe
rumah permanent. Jendela rumah terdapat di ruang tamu dengan posisi
menghadap ke barat, satu buah ruang keluarga menghadap ke timur.Satu buah
mushalla dan kamar tidur masing-masing satu buah. Secara umum sistem
ventilasi di ruang keluarga, ruang tamu, ruang tidur sangat cukup. Barang-
barang diletakkan di ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur dan dapur. WC
permanent di buat saluran pembuangan / septic tank. Sumber air minum dari
PDAM yang dibeli secara eceran (tidak berupa pipa permanen). Sumber air
bersih untuk mencuci baju dijadikan 1, seminggu 2x. Kebiasaan memasak
menggunakan kompor. Peralatan makan dan minum digunakan secara
bersama-sama dan bergantian. Lantai rumah terbuat dari tegel dengan
kebiasaan keluarga keluar masuk rumah tanpa melepas alas kaki sehingga
kesannya banyak debu dan tanah.

b. Denah rumah

RR
KD KD

RK D

Keterangan:

RT : Ruang Tamu KD : Kamar Tidur

RK : Ruang Keluarga D : Dapur

M : Mushola KM : Kamar Mandi

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :


Keluarga Tn. D bertetangga dengan satu keluarga polisi dan lainya wiraswasta.
Semua tetangga beragama islam dari suku jawa asli, beberapa dari suku madura,
yang taat beribadah, kebiasaan kerja bakti dilakukan bersama sebulan sekali.
Hubungan dengan tetangga dilakukan tegur sapa biasa, kunjung mengunjung
dilakukan bila hari raya agama.
3. Mobilitas Geografis Keluarga :
Keluarga ini tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal. Tn. D dan Ny. H
kebanyakan tinggal dirumah selama An. Y sakit.Ny. H menjahit dirumah.
Anaknya yang belum sekolah diasuh oleh Ny. H dirumah.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Keluarga Tn. D aktif mengikuti pengajian di masjid bagi bapak dan ibu sedangkan
anak Y hanya memiliki kegiatan bermain-main.
5. Sistem Pendukung Keluarga :
Tn. D, Ny. H, dan anaknya sehat- sehat saja. Selama ini yang aktif merawat An. Y
adalah Ny. H. Tn. D mengatakan tidak punya tabungan khusus hari tua atau untuk
membiayai kesehatan. Jarak rumah dengan fasilitas kesehatan terdekat adalah
puskesmas 7 Km. Tn. D mengatakan penghasilanya masih dapat untuk membayar
biaya kesehatan An. Y. Namun keduanya masih belum berencana untuk
memeriksakan anaknya karena masih dianggap sakit biasa.

E. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Tn. D dan Ny. H menyatakan komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka.
Menurut Tn. D, semua masalah yang dihadapi dibicarakan satu keluarga,
dengan menghormati hak-hak masing-masing anggota keluarga.
2. Struktur Peran Keluarga
Tn. D mempunyai peran khusus untuk menjaga keluarga. Tn. D dan Ny. H
mampu merawat diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk An.
Y masih balita, sehingga untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari ataupun
sedang sakit dirawat oleh Ny. H dan dibantu oleh Tn. D bila sudah pulang
bekerja.
a. Struktur Peran (Formal dan Informal)
Tn. D hanya sebagai kepala keluarga bekerja di pabrik dari pagi sampai sore.
Apabila di rumah menjadi anggota takmir masjid sedangkan Ny. H
menjalankan perannya sebagai istri dan ibu yaitu merawat keluarga di
rumah.
b. Nilai dan Norma Keluarga :
Keluarga Tn. D menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran islam dan
mengharapkan anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan
agama. Dalam keluarga memandang sakit sebagai ujian Tuhan.

F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif : Semua anggota keluarga Tn.D saling menyayangi satu sama
lain. Tempat tinggal saudara-saudara berada dalam satu kota. Komunikasi
yang terjalin antar keluarga masih bagus, bila ada anggota keluarga ada yang
sakit saling mengabari satu sama lain. Keluarga yang lain umumnya bila
dimintai bantuan akan berusaha membantu sebisanya.
2. Fungsi sosial : Keluarga Tn. D menekankan perlunya berhubungan dengan
orang lain. Bila ada waktu luang kadang digunakan untuk mengobrol bersama
tetangga sambil membawa anaknya yang masih kecil.
3. Fungsi perawatan kesehatan : Ny. H mengatakan An. R masih suka minum
susu di dot, setelah dikaji ternyata cara mencuci dot tersebut hanya di cuci
sekedarnya saja. Ny. H mengatakan anaknya sebelumnya hanya pernah sakit
batuk pilek biasa, diare hanya pernah sekali waktu masih bayi dan tidak
diperiksakan ke petugas kesehatan sudah sembuh sendiri.
4. Fungsi reproduksi : Tn. D mempunyai seorang anak dan mengatakan ingin
punya anak lagi. Ny. H berumur 25 tahun dan mengatakan belum berhenti
haid tetapi pasangan ini mengikuti program KB.
5. Fungsi Ekonomi : Tn. D mengatakan bahwa penghasilan dirinya sudah cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

G. Stres Dan Koping Keluarga


1. Stresor jangka pendek dan panjang :
Menurut Tn. D, sejak 2 hari terakhir ini sering memikirkan keadaan anaknya
yang diare Tetapi Tn. D dan Ny. H mengatakan tidak terlalu cemas karena
masih menganggap sakit yang diderta anaknya masih biasa. Tn. D
mengatakan ingin dapat membangun rumah yang lebih bagus lagi agar lebih
nyaman lagi.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :
Jika ada masalah keluarga biasanya didiskusikan bersama. Bila perlu nasihat
Tn. D meminta nasihat Ny. H.
3. Strategi koping yang digunakan :
Tn. D bersama istri selalu berduskusi untuk memecahkan problem keluarga
kadang-kadang melibatkan mertuanya yang rumahnya tidak jauh dari rumah
Tn. D.

H. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Tn. D Ny. H An. Y


fisik
Kepala Rambut Rambut: hitam, Rambut : hitam
bersih,hitam bersih bersih

TTV N : 82 N : 80 N : 100

TD : 120/90 TD : 120/90 RR : 21
RR : 20 RR : 20 S : 37,5
S : 36 S : 37
BB, TB/PB BB : 78 kg BB : 56 kg TB : 80 cm
TB : 170 cm TB : 150 cm BB : 10 kg
(kondisi cukup) (kondisi normal).

Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva


merah muda, merah muda, merah muda,
sclera putih sklera putih sklera putih

Hidung Tidak bersekret Tidak bersekret Tidak bersekret

Mulut Mukosa lembab, Mukosa lembab, Mukosa agak


tidak kesulitan tidak kesulitan kering, tidak
menelan menelan kesulitan menelan

Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada


benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak
ada pembesaran ada pembesaran ada pembesaran
kelenjar limfe kelenjar limfe kelenjar limfe

Dada Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi jantung


dan paru normal dan paru normal dan paru normal
Abdomen Simetris, BU Simetris, BU Simetris, BU
12x/mnt 12x/mnt 18x/mnt I. H
arap
an Kelu
Tangan DBN DBN DBN
arga
T
Kaki DBN DBN DBN
n. D

dan Ny. H berharap sekali anaknya cepat sembuh dan tidak diare
lagi.

J. ANALISA DATA
No. Data Diagnosa Keperawatan

1 Data Subyektif : Gangguan keseimbangan


cairan pada An.Y (2th) di
a. Ny. H mengatakan An. Y BAB encer mulai
keluarga Tn.D (30 th)
2 hari yang lalu.
berhubungan dengan
b. Ny. H mengatakan tidak pernah merebus ketidakmampuan keluarga
botol susu anaknya,hanya dicuci saja. Tn.D merawat anggota
keluarga yang sakit.
c. Ny. H mengatakan suka memberikan jajanan
di luar kepada anaknya karena anaknya lebih
suka memakan jajanan di luar dari pada
masakan di rumah.

d. Ny.H mengatakan tidak tahu


penanganan khusus pada anak yang
menderita diare.

e. Ny. H mengatakan tidak pernah mendapatkan


penyuluhan tentang diare dan cara
penanganan dini diare.

Data Obyektif :

a. An.Y mukosa bibir kering.

b. Mata An.Y cowong.


c. An. Y BAB encer kurang lebih 4 kali sehari.

d. Turgor kulit An.Y menurun.

Data Subyektif :

a. Ny. H mengatakan tidak pernah merebus Resiko tinggi terulangnya


botol susu anaknya,hanya dicuci saja. diare pada An.Y(2 tahun)
di keluarga Tn.D(30 tahun)
b. Ny. H mengatakan suka memberikan jajanan berhubungan dengan
2. di luar kepada anaknya karena anaknya lebih ketidak mampuan keluarga
suka memakan jajanan di luar dari pada memelihara lingkungan
masakan di rumah. yang bisa menunjang
c. Ny. H mengatakan belum ada rencana kesehatan.
untuk membawa anaknya ke puskesmas.

Data Obyektif :

a. Tempat botol susu An.Y terlihat kusam dan


bau .
K. Diagnosa Keperawatan Keluarga Dengan Scoring
Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul antara lain:
1. Gangguan keseimbangan cairan pada An. Y (2th) di keluarga Tn. D (30 th)
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. D merawat anggota
keluarga yang sakit.

No. Kritteria Score Pembenaran

1. Sifat masalah: 3/3 x 1 An.Y sudah diare selama 2


hari dan belum
Aktual menunjukkan perbaikan.

Ibu An. Y mengatakan


2. Kemungkinan masalah ½x2 belum tahu tentang
untuk diubah: pertolongan pertama pada
diare. Ibu menganggap itu
Sebagian masalah biasa.

Diare sudah terjadi sejak 2


hari yang lalu. Ibu masih
Potensial masalah
3. 2/2 x 1 belum berencana membawa
untuk dicegah:
anaknya ke puskesmas.
Cukup

Ibu menganggap diare


masalah biasa yang dialami
anak-anak.

Menonjolnya masalah:
4. Tidak segera diatasi ½x1
Total 3.5

2. Resiko tinggi terulangnya diare pada An. Y (2 tahun) di keluarga Tn. D (30 th)
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga memelihara lingkungan yang
bisa menunjang kesehatan.
No. Kritteria Score Pembenaran

1. Sifat masalah: 2/3 x 1 Ny.H mengatakan tidak


Resiko merebus atau merendam
botol susu An.Y hanya dicuci
biasa saja.

2. Kemungkinan masalah ½x2 Ny.H mengatakan tidak


untuk diubah: merebus botol susu An.Y tiap
Sebagian membuat susu karena
menganggap dicuci sudah
bebas dari kuman.

3. Potensial masalah 2/2 x 1 Ny.H mau sebelumnya tidak


untuk dicegah: tahu kalau harus direbus atau
Cukup direndam dulu botol
susunya,setelah tau beliau
mau mencoba.

4. Menonjolnya masalah: ½x1 Ny. H tidak membawa


Tidak segera diatasi anaknya ke puskesmas
padahal diare sudah 2 hari.

Total 3.1

L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan keseimbangan cairan pada An. Y (2 tahun) di keluarga Tn. D (30 tahun)
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. D merawat anggota keluarga
yang sakit.
2. Resiko tinggi terulangnya diare pada An. Y(2 tahun) di keluarga Tn. D (30 tahun)
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan yang bisa
menunjang kesehatan
M. RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana Tindakan


keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standart
1. Gangguan Selama 2 x 1. Selama Psikomotor An.Y mau minum 1. Bujuk An.Y untuk
keseimbanga kunjungan 1x24 jam, dalam jumlah mau minum,beri
n cairan pada kerumah, An.Y yang adekuat. reward bila mau
An.Y (2th) di cairan pada mendapat minum.
keluarga Tn. An. Y masukan
2. Berikan larutan
D (30 th) menjadi cairan
oralit (larutan gula
berhubungan stabil atau yang
garam) pada An. Y
dengan seimbang adekuat
ketidakmamp kembali
uan keluarga
Tn. D
merawat
anggota
keluarga
yang sakit.

2. Selama
1x60 1. Anjurkan keluarga
menit pasien utntuk
keluarga Menyebutkan dan mencuci dan
mampu mendemontrasika merebus botol susu
Psikomotor
membersih n cara merawat setelah dipakai.
kan botol
susu An.Y botol susu: 2. Amati cara
dengan keluarga mencuci
a. Direndam air
benar dan merebus botol
panas selama susu.
15 menit.
3. Segera tutup botol
b. Segera susu baik yang ada
membuang isinya ataupun
susu yang basi tidak.
di botol susu

c. Menutup botol
susu yang ada
isinya maupun
kosong.
N. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
No. Diagnose Implementasi Evaluasi
keperawatan
1. Gangguan 03-03-2011 11.00 WIB S: Keluarga mengatakan
keseimbangan konsistensi BAB pada An.
cairan pada An. TUK 1 Y menjadi semi padat dan
Y (2th) di 1.Membujuk An.Y untuk mau frekuensi BAB berkurang
keluarga Tn. D minum,memberi reward menjadi 2 kali.
(30 th) karena mau minum dan makan O:
berhubungan
dengan 2.Memberikan larutan oralit a. Keadaan umum pada
ketidakmampuan (larutan gula garam) pada An. Y An. Y tampak
keluarga Tn. D membaik.
3.Mengobservasi jumlah cairan b. Ny. H kooperatif.
merawat anggota
yang masuk dan keluar serta A: Konsitensi BAB pada An.
keluarga yang
konsistensinya. Y menjadi semi padat dan
sakit.
frekuensi BAB berkurang
menjadi 2 kali.
P: Lanjut ke TUK 2

TUK 2 S: Keluarga pasien


mengatakan sudah
1. Menganjurkan keluarga merebus botol susu
pasien untuk mencuci dan pasien.
merebus botol susu setelah
dipakai. O:Botol susu tampak
bersih.
2. Mengamati cara keluarga A: Masalah teratasi sebagian.
mencuci dan merebus botol
susu P: Pertahankan TUK 1 dan 2.

3. Segera menutup botol susu


baik yang ada isinya atau pun
tidak.
Lampiran 1: Resume Kasus Gastritis

RESUME II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GASTRITIS

1. Data Umum
Klien bernama An. T, berjenis kelamin laki-laki umur 28 tahun, status belum
menikah bertempat tinggal di Medan, beragama islam, pekerjaan petani. Keluarga
An. T merupakan tahap keluarga anak usia dewasa dan belum menikah, bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia, keluhan yang dirasakan An. T saat ini
ialah sering merasa sakit perut dan malas makan akibat dari sakit perut.

Genogram:

Keterangan
:
= Laki-laki

= Perempuan

= Meninggal

= Klien
= Garis Penghubung

2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Keluarga Ny. A sekarang pada tahap keluarga dengan anak usia dewasa dan
belum menikah, dengan tugas perkembangan antara lain:
1. Mengusahakan agar An. T segera menikah.
2. Menjaga agar keluarga terhindar dari segala macam bahaya termasuk
menjaga kesehatan anggota keluarga.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
An. T belum menikah dan keluarga berharap agar An. T segera menikah.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
An. T mengatakan sering merasa sakit perut dan malas makan akibat dari sakit
perut.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelum nya:
An. T sudah lama sering sakit-sakit perut sudah sejak 2 tahun yang lalu.

3. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah:
Rumah keluarga Ny.A berukuran 6 x 10 m2 terdiri dari ruang tamu,3 buah kamar
tidur,1 ruang keluarga,1 kamar mandi dan dapur, WC terletak di bagian belakang
rumah,lantai rumah dari plaster,setiap kamar ada jendela.
b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya:
Tetangga keluarga Ny.A rata rata bermata pencarian sebagai petani lahan
persawahan,ada kebiasaan kurang baik dari lingkungan Ny.A dimana di belakang
rumah sering di gunakan untuk buang sampah.
c. Mobilitas geografi keluarga:
Keluarga Ny.A hidup serumah dengan anggota keluarganya,keluarga belum
pernah berpindah rumah ketempat lain.
e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Interakasi dengan masyarakat baikterlihat dari ke ikut sertaan anggota keluarga
dalam kegiatan ke agamaan kampung yang dilaksanakan setiap hari jumat.
f. Sitem pendukung keluarga:
Yang merupakan system pendukung keluarga adalah adik daripada Ny. A yang
sudah berumah tangga.

4. Struktur keluarga
a. Struktur peran:
Ny. A berperan sebagai kepala rumah tangga, ibu rumah tangga dan juga mencari
nafkah dengan bekerja sebagai petani sawah, An. T juga berperan sebagai petani
sawah.
b. Nilai atau norma budaya keluarga:
Keluarga cukup taat dalam melaksankan kewajiban agama nya yaitu ibadah
sholat 5 waktu dan mengikuti pengajian.
c. Pola komuniksi keluarga :
Komunikasi yang digunakan adalah menggunakan bahasa aceh, komunikasi
keluarga sifatnya terbuka satu sama lain, Sehingga apabila ada masalah akan
cepat terselesaikan dengan adanya partisipasi seluruh anggota keluarga.
d. Struktur kekuatan keluarga:
Dalam keluarga Ny.A dan An. T saling menghargai dan mendukung.

5. Fungsi keluarga
a. Fungsi pendidikan /afektif:
Angota keluarga saling menyayangi, memiliki dan mendukung. Persoalan dalam
rumah tangga selalu dibicara kan bersama sehingga tidak memicu terjadinya
masalah komunikasi.
b. Fungsi sosialisasi:
Diantara anggota keluarga berusaha selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya,
begitu pula berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.
c. Fugsi ekonomi:
Ny.A seorang petani sawahan begitu pula anaknya yaitu An. T. Penghasilan
perbulan kurang lebih 2-4 juta per kali panen. Keluarga menganggap penghasilan
ini sudah cukup untuk mencukupi kehidupan sehari hari.
d. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan)kesehatan.
1) Mengenal masalah kesehatan:
Keluarga mengatakan tidak mengenal tentang masalah kesehatan baik yang
diderita oleh anggota keluarganya yaitu gastritis pada An. T dan juga
masalah kesehatan yang lain.
2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan:
Keluarga mengatakan hanya mengambil keputusan untuk membawa anggota
keluarga ke puskesmas setempat.
3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit:
Keluarga mengatakan tidak tau cara merawat anggota keluarga yang sakit
dengan benar.
4) Kemampuan keluarga memeliahara/memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat:
Keluarga mengatakan masih memasak dengan menggunakan bahan
penyedap rasa seperti royko, masako, ajino moto dan lain-lain.
5) Kemampuan menggunakan fasilitas keshatan yang ada :
Keluarga telah menggunakan fasilitas kesehatan yaitu dengan pergi ke
puskesmas setempat.
e. Fungsi religious:
Keluarga mengatakan tidak akan pernah berpaling dari agama yang di anut nya
yaitu agama islam, dan selalu rajin melakukan ibadah sholat 5 waktu.
f. Fungsi rekreasi:
Keluarga mengatakan bahwa dengan menonton TV dirumah dan berkumpul
dengan tetangga di depan rumah dengan berbincang-bincang sambil ketawa-
ketiwi sudah termasuk rekreasi yang indah.
g. Fungsi reprodusi:
Keluarga Ny.A adalah keluarga single parent sehingga tidak mungkin lagi untuk
mempunyai anak.

6. Strees dan koping keluarga


a. Stresor(masalah) jangka pendek:
Stress bila belum panen memikirkan uang untuk membeli keperluan rumah
tangga seperti ikan dan juga pakaian.
b. Stresor(masalah)jangka panjang:
Stressor jangka panjang bagi keluarga adalah An. T yang sudah usia dewasa
belum menikah.
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor (maslah):
Respon keluarga terhadap stressor baik,dengan cara merawat seluruh padinya
yang disawah dengan baik dan An. T tetap sabar menunggu ada orang yang
melamarnya.
d. Strategi adaptasi disfusional:
Belum ada strategi adaptasi yang disfungsinal di keluarga Ny.A karena Ny.A
juga taat beribadah.

7. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Anggota Keluarga (Head To Toe)

Pemeriksaan fisik Nama anggota keluarga

Ny.A An. T

TD 120/80 mmhg 110/70 mmhg

NADI 88 X/i 86 x/i

RR 24 x/i 24 x/i

BB 45 kg 45 kg
Kepala lonjong, normal lonjong, normal

Rambut Beruban Hitam

Konjungtiva Tidak anemis tidak anemis

Sclera Tidak ikterik Tidak ikterik

Hidung Bersih Bersih

Telinga Bersih Bersih

Mulut Mukosa bibir lembab Mukosa bibir kering.

Leher
Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid.
kelenjar tiroid.
Dada
Tidak Ada suara nafas tambahan,
Tidak ada suara nafas detak jantung regular.
tambahan, detak jantung
regular. Simetris, ada nyeri tekan, skala
Abdomen nyeri 5 dari 0 sampai 10.
Simetris,tidak ada nyeri
tekan.

Baik, skala kekuatan otot 5


Extremitas
Baik, skala kekuatan otot 5 Sawo matang, terlihat pucat
kulit
Sawo matang, kerut

8. Harapan keluarga
Keluarga mengharapkan agar anak yang bernama An. T segera menikah dan
lekas sembuh dari sakitnya.
9. Analisa Data

No. Data Masalah Penyebab

1. Data Subyektif: Nyeri Ketidak mampuan


keluarga mengenal
a. An. T mengatakan sering
masalah kesehatan
merasa sakit perut.
anggota keluarga
Data Obyektif: yang sakit
khususnya An. T
a. Ada nyeri tekan di bagian abdomen, dengan gastritis.
skala nyeri 5 dari 0 -sampai 10, TD
:110/70 mmhg, Nadi : 86 x/i, BB
45kg, malas makan, bekerja sebagai
petani sawah.

2. Data Subyektif: Kerusakanmobilitas Ketidak mampuan


a. An. T mengatakan tidak dapat fisik keluarga merawat
bekerja karena aktivitas nya anggota keluarga
tergenggu oleh nyeri yang yang sakit
diraskannya. khususnya An.T.

Data Obyektif:

a. BB 45kg, Td :110/70 mmhg,


tampak memegang perutnya.

10. Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan anggota keluarga yang sakit khususnya An. T dengan gastritis.
2. Kerusakana mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit khususnya An.T.
11. Prioritas Masalah (Skoring)
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit khususnya An. T dengan gastritis.

No. Kriteria Hitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 An.T sudah mengalami


penyakit gastritis selama
Kurang / tidak sehat 2 tahun, dan jika
nyerinya timbul An.T
tidak dapat pergi ke
sawah.

2. Kemungkinan masalah 1/2 x 2 1 Yang dapat di lakukan


dapat di ubah : untuk mengatasi
masalah An.T adalah
Sebagian
makan teratur.
3. Potensial masalah untuk 2/3 x 1 0.67 Saat ini An.T sudah
di cegah : pernah berobat ke puskesmas jadi

Tinggi kemungkinann masalah


tinggi untuk di cegah.

4. Menonjolnyamasalah: 2/2 x 1 1 Keluarga mempunyai


Masalah berat harus jaminan kesehatan yaitu
segera di tangani JKA jadi maslah
tersebut harus segera di
tanggulangi.
Total 3,67

2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga


ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit khususnya
An. T sakit.

No. Kriteria Hitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah : 2/3 x 1 0.67 Masalah adalah aktual


Kurang / tidak sehat karena sudah terjadi,
berlangsung, dapat
diatasi / dicegah dengan
penkes.
2. Kemungkinan masalah 1/2 x 2 1 Sumber daya keluarga
dapat di ubah : ada (kemauan menerima
Sebagian perubahan), keuangan
memadai, keluarga
mempunyai motivisi
tinggi untuk merawat
An.T agar gangguan
kebutuhan nutrisi
teratasi.
3. Potensial masalah untuk 2/3 x 1 0.67 Sampai saat ini An.T
di cegah : sudah pernah dibawa ke
Tinggi puskesmas jadi
potensial masalah untuk
dicegah cukup.
4. Menonjolnyamasalah: 2/2 x 1 1 An.T mempunyai
Masalah berat harus jaminan kesehatan yaitu
segera di tangani JKA.

Total 3,34

12. Rencana Asuhan Keperawatan


N Diagnosa
Tujuan Kriteria Standar Teori Intervensi
o Keperawata
n Umum Khusus

1. Nyeri akut Selama 2 1. Selama 1×60 menit Respon 1. Gastritis 1. Diskusi


padakeluarga kali kunjungan, keluarga verbal adalah proses
Ny. A kunjungan mampu mengenal inflamasi pada kan bersama
terutama kerumah, masalah gastritis: lapisan keluarga
pada An. T nyeri akut mukosa dan pengertian
b.d padaAn. T a. Menyebutkan pengertian submukosa gastritis
ketidakmam teratasi. gastritis. lambung. dengan
puan Respon menggunaka
keluarga kerusakan b. Menyebutkan penyebab verbal 2. Menyebutkan n lembar
mengenal mobilitas gastritis. 2 dari 4 faktor balik
Respon
masalah fisik verbal pendukung
teratasi c. Menyebutkan tanda- terjadinya 2. Menjelas
gastritis.
tanda gastritis. gastritis
Respon kan keluarga
d. Menyebutkan cara verbal tentang
trauma yang
perawatan gastritis. luas, operasi pengertian
Respon
verbal besar, gagal gastritis.
e. Mengidentifikasi
tanda/gejala gastritis pada ginjal, gagal
Respon napas, 3. Berikan
An. T. reinforcment
verbal penyakit hati
yang berat, positif atas
2. Selama 1×45 menit jawaban
kunjungan keluarga renjatan, luka
bakar yang yang tepat.
mampu mengambil Respon
keputusan untuk merawat luas, trauma 4. Diskusi
verbal
anngota keluarga dengan kepala, dan
gastritisdengan cara: septicemia. kan dengan
keluarga
a. Menyebutkan akibat 3. Menyebutkan tentang
lanjut tidak diobatinya 3 dari penyebab
gastritis. 5tandagastritis gastritis
b. Memutuskan untuk Respon : dengan
merawat An. T dengan verbal menggunaka
gastritis. a.Dapat terjadi n lembar
ulserasi balik.
3.Selama 1×45 menit superficial dan
kunjungan keluarga Respon mengarah 5. Motivasi
mampu merawat anggota verbal dan pada keluarga
keluarga yang sakit hemoragi. untuk
dengan cara : Psikomotor menyebukan
b.Rasa tak kembali
a. Menyebutkan cara Respon nyaman pada
perawatan gastritis verbal penyebab
abdomen gastritis.
dirumah. dengan sakit
b.Membuat obat tradisional kepala, 6. Berikan
untuk meringankan nyeri kelesuan, reinforceme
mual, dan nt positif
4.Selama 1×45 menit anorexsia. atas usaha
kunjungan keluarga yang
Respon c.Beberapa dilakukan
mampu memodifikasikan
verbal pasien keluarga.
aktivitas bagi klien:
menunjukkan
a. Menjelaskan pengertian asimptomatik
ROM. Respon
verbal
5. Selama 1×45 menit
kunjungan keluarga
mampu menggunakan
fasilitas kesehatan untuk Respon
merawat anggota verbal
keluarga dengan gastritis.

1. Setelah 1×60 menit tatap


muka, keluarga mampu l. Dapat terjadi
mengenal masalah kolik dan diare
anggota keluarga dengan Respon jika makan 1. Diskusi
kerusakan mobilitas fisik verbal yang
mengiritasi kan dengan
dengan cara :
Respon keluarga
tidak
a. Menyebutkan pengertian verbal tentang
dimuntahkan,
mobilisasi fisik tetapi malah tanda-tanda
mencapai usus. gastritis
b. Menyebutkan tujuan
pemenuhan mobilitas 2. Pasien 2. Motivasi
fisik biasanya pulih keluarga
kembali untuk
2. Selama 1×45 menit, sekitar sehari, menyebutka
keluarga mampu meskipun n kembali
mengambil keputusan nafsu makan tanda-tanda
untuk merawat anggota mungkin akan gastritis.
keluarga dengan hilang selama
kerusakan mobilitas fisik 1 sampai 3 3. Beri
dengan cara : hari. reinforcment
positif atas
a. Menyebutkan pengertian 3. Menyebutkan usaha yang
mobilisasi. cara dilakukan
Respon perawatan keluarga.
b. Menyebutkan penyebab gastritis
kerusakan mobilisasi. verbal 4. Dorong
Kerusakan makan
mobilitas makanan keluarga
3.Selama 1×45 menit sedikit tapi untuk
fisik keluarga mampu merawat
keluarga Ny. sering, makan menyebutka
anggota keluarga dengan tepat waktu, n perawatan
A terutama kerusakan mobilitas
pada An. T memperbanya gastritis.
fisikdengan cara : k meminum
b.dketidakm 5. Berikan
ampuan a. Menyebutkan kembali air hangat.
reinforcment
keluarga tentang perawatan positif atas
2. merawat 4. Keluarga
kerusakan mobilitas fisik. menyebutkan kemam
anggota Respon
keluarga 4.Selama 1×45 menit verbal tanda dan
yang sakit. keluarga mampu gejala gastritis puan keluarga
pada An.T dalam
memodifikasikan menyebutka
aktivitas klien dengan yaitu sering
Respon merasa nyeri n cara
gastritis dengan cara: perawa
verbal dan ulu hati jika
a. Menjelakan pengertian psikomotor telat makan, tan.
aktivitas yang baik bagi mual mual.
Respon
klien gastritis 6. Jelaskan pada
verbal 5. Menyebutkan keluarga
5.Selama 1×45 menit 1 dari 4 akibat akibat lanjut
keluarga mampu lanjut dari apabila
menggunakan fasilitas gastritis yang gastritis
pelayanan bagi anggota tidak diobati : tidak diobati
akibat dari gastritis Perdarahan dengan
dengan cara : saluran cerna menggunaka
bagian atas n lembar
a. Mengunjungi fasilitas dan ulkus balik.
kesehatan seperti peptikum,
puskesmas, dokter, bidan perforasi dan 7. Berikan
dan juga perawat yang Respon anemia karena kesempatan
ada di desa setempat. verbal gangguan keluarga
absorbsi untuk
Repon verbal
vitamin. identifi
6. Keluarga kasi
Respon memutuskan tanda/gejala
verbal untuk gastritis pada
merawat An.T.
anggota
keluarga 8. Berikan
dengan reinforcment
gastritis. positif atas
kemam
7. Menyebutkan
3 dari 3 puan keluarga
perawatan dalam
Respon gastritis : menyebutka
verbal n cara
a. Jika nyeri perawa
terasa begitu
berat anjurkan tan.
klien
melakukan 9. Motivasi
Respon mobilisasi. keluarga
verbal untuk
b.Lakukan menyebutka
kompres n kembali
hangat pada akibat lanjut
daerah yang dari RA
tersa nyeri. yang tidak
diobati.
c.Mengajar
Respon
10. Beri
verbal kan latihan reinforcment
teknik positif atas
relaksasi jawaban
Respon keluarga
d. Selama yang tepat.
verbal
dirumah An.
Ttetapmakan 11.Diskusi
makanan yang
bergizi, kan kembali
usahakan dengan
tidak makan keluarga
makanan yang tentang
terlalu panas, keinginan
dan yang keluarga
Respon
pedas. untuk
verbal dan
merawat
psikomotor e.Mendemon anggota
keluarga
trsasikan dengan
kegunaan air gastritis.
hangat untuk
kesehatan 12. Beri
lambung. reinforceme
nt positif
f. Kerusakan atas
mobilitas fisik keputusn
dapat
mengganggu keluarga
aktivitas untuk
klienkeluarga merawat
dapat anggota
menyebutkan keluarga
fasilitas
kesehatan 13.Jelaskan
yang dapat pada
dikunjungi, keluarga
yaitu cara
Puskesmas, perawatan
rumah sakit, gastritis
praktek dirumah
dokter, prakti menggunaka
bidan. n lembar
balik.
g. Mobilitas
adalah 14.Motivasi
pergerakan keluarga
pada bagian untuk
tubuh yang menyebutka
sakit dengan n kembali
perlahan dan cara
sering yang perawatan
dapat gastritis
mengurangi dirumah.
rasa sakit.
15.Beri
h. Kerusakan reinforceme
mobilitas fisik nt positif
dapat atas jawaban
mengganggu keluarga
aktivitas klien. yang tepat.
i. Aktivitas yang 16.Demonstrasi
baik untuk kan pada
klien gastritis keluarga
adalah melatih cara
dibagian- membuat
bagian yang obat
mengalami tradisional
nyeri.
17.Berikan
j. Menganjur kesempa
kan klien tan membuat
untuk istirahat obat
jika klien tradisional
sudah
melakukan 18. Berikan
ROM aktif. reinforceme
k. Kesehatan nt positif
merupakan atas usaha
masalah keluarga.
penting bagi 19.Jelaskan
semua cara
manusia memodifikas
perilaku yang ikan ROM
sehat akan aktif
menunjang
meningkat 20.Motivasi
keluarga
nya derajat mengulang
kesehatan, hal penjelasan
ini dapat yang
dilihat dari diberikan.
banyaknya
penyakit 21.Berikan
berbasis pujian atas
perilaku dan usaha yang
gaya hidup. dilakukan.
l. Gejala 22.Motivasi
penyakit yang keluarga
tidak untuk
ditangani memeriksak
an anggota
perdarahan keluarga
saluran cerna yang
bagian atas. menderita
m. gastritis ke
Ulkuspeptiku dokter atau
m, perforasi puskesmas.
dan anemia 23. Diskusi
karena
gangguan kandengan
absorbsi keluarga
vitamin. mengenai
tujuan
n. Keluarga pemenuhan
mengunjungi mobilitas
fasilitas fisik.
kesehatan
yang ada di 24.Berikan
kecamatan kesempatan
blang mangat keluarga
yaitu untuk
puskesmas
blang mangat. bertanya.

25.Motivasi
keluarga
untuk
menyebutka
n kembali
tentang
pengertian
dan tujuan
mobilisasi.

26.Berikan
pujian pada
keluarga.

13. Implementasi Keperawatan


Tanggal dan
Dx. Keperawatan Implementasi
waktu

Tanggal 27 Nyeri pada keluarga Ny. A terutama TUK 1:


Mei 2011 pada An. T. b.d ketidakmampuan
keluarga mengenal gastritis Mampu mengenal masalah
gastritis.

a. Mendiskusikan bersama keluarga


pengertian gastritis dengan
menggunakan lembar balik.

b. Menjelaskan keluarga tentang


penyebab gastritis.

c. Memberikan kesempatan
keluarga untuk mengulang
kembali apa yang dijelaskan oleh
perawat

d. Memberikan reinforcment positif


atas jawaban yang tepat

TUK 2:

Mampu mengambil keputusan


untuk mengatasi gastritis
a. Menjelaskan bersama keluarga
tentang tanda dan gejala gastritis
dengan menggunakan lembar
balik.

b. Memotivasi keluarga
untukmenyebutkan kembali dari
tanda dan gejala gastritis.

c. Berikan kesempatan kepada


keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan.

Tanggal 29 Kerusakan mobilitas fisik pada TUK 3:


Mei 2011 keluarga Ny. A terutama pada An. T
b.d ketidakmampuan keluarga Mampu merawat anggota keluarga
merawat anggota yang sakit dengan gastritis.

a. Mendorong keluarga untuk


menceritakan apa yang
dilakukan untuk mengatasi
gastritis

b. Mendiskusikan bersama keluarga


cara merawat anggota keluarga
dengan gastritis dengan
menggunakan lembar balik.

c. Memberikan kesempatan kepada


keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan.

d. Berikan penjelasan ulang


terhadap materi yang belum
dimengerti.

e. Motivasi keluarga untuk


mengulang materi yang telah
dijelaskan.

f. Berikan reinforcement atas


jawaban keluarga.

14. Evaluasi Keperawatan


Tanggal dan
Dx. Keperawatan Evaluasi
waktu

Tanggal 27 Nyeri akut pada keluarga Ny. A S : a. Ny. A mengatakan sudah tahu
Mei 2011 terutama pada An. T. b.d tentang penyakit yang sedang
ketidakmampuan keluarga mengenal diderita, setelah diberikan
masalah gastritis. penyuluhan oleh mahasiswa.

b. Keluarga mengatakan sudah


mengerti tentang penjelasan
yang diberikan oleh perawat
yang menyakut tentang
kebutuhan nutrisi pada An. T.

O : Wajah tampak meringis,


keadaan umum lemah, dengan
skala nyeri 6. Klien tampak
memegang perut nya ketika
tersa nyeri.

A : TUK 1dan 2 teratasi.

P : Intervensi dipertahankan,
lanjutkan ke TUK 3

Tanggal 28 Kerusakan mobilitas fisik pada S : a. Ny. A mengatakan sudah


Mei 2011 keluarga Ny. A terutama pada An. mengerti tentang penyebab
T b.d ketidakmampuan keluarga dan tanda gejala dari keruskan
merawat anggota yang sakit mobilitas fisik.

b. Klien mengatakan nyeri


sudah terasa terkontrol
setelah beberapa hri
belakangan makan dengan
pola sedikit tapi sering dan
juga tepat waktu.

O : Keluarga mengatakan sudah tau


tentang penjelasan yang
diberikan perawat

A : TUK 1 tercapai.

P : Intervensi dipertahankan,
lanjutkan ke TUK4 dan 5.
Lampiran 1: Resume Kasus Hemeroid (Wasir)

RESUME III
Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. A Dengan Hemoroid(WASIR)

1. Pengkajian
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. A
2. Umur : 46 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Alamat : Desa Tanjung Selamat RT 02/04
7. Komposisi anggota keluarga :

N Nama J Hubun Umur Pendi Status imunisasi Ket


o k gan Dikan B Polio DPT Hepatitis Campak
Denga C 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1
n KK G
1 Ny.W P Istri 35 SMA
2 Tn.A L Anak 20 SMA
8. Genogram

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Meninggal

= Klien

= Garis Penghubung

9. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. A adalah keluarga inti yang terdiri dari bapak, ibu,
dan anak.
10. Suku bangsa
Keluarga Tn. A berasal dari suku sunda dan bahasa yang digunakan
adalah bahasa sunda Tn. A mengatakan di kehidupan sehari-hari tidak
ada pantangan dari segi kesehatan dalam kepercayaannya.
11. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn. A beragama Islam, Ny. W mengatakan
suka mengikuti pengajian mingguan.
12. Status ekonomi keluarga
a). Penghasilan
Menurut keluarga Tn. A rata-rata penghasilan sebulan sebesar
Rp. 400.000,- dari hasil bekerja sebagai wiraswasta.
b). Pengeluaran perbulan
Biaya listrik : Rp 90.000
Biaya Transportasi : Rp 60.000
Biaya makan perbulan : Rp 400.000
Jumlah pengeluaran = Rp 420.000,-
Keluarga mengatakan jika uang penghasilan bulanan kurang dari
kebutuhan maka Tn. A dan Ny. W akan bekerja lebih keras untuk
menutupi kekurangan ekonomi.
13. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. A mengatakan jarang melakukan rekreasi ke objek wisata.

B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan
keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa. Anak pertama sudah
menikah, sedangkan anak yang kedua yang belum menikah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum tercapai
Tahap perkembangan keluarga yang belum tercapai adalah penataan
kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah.
3. Riwayat keluarga inti
Keluarga Tn. A mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak
pernah mengalami penyakit yang berat, yang biasa dialami hanya
panas, batuk–batuk biasa bila minum obat warung atau ke puskesmas
penyakitnya suka sembuh. Namun 4 tahun yang lalu Tn. A pernah
mengalami penyakit bronchitis dan berobat ke puskesmas.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga Tn. A mengatakan bahwa orang tua dari Ny. W telah lama
meninggal, namun mereka tidak mengetahui pasti penyebabnya.

C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Keluarga Tn. A memiliki rumah sendiri dengan ukuran luas 10 x 10
M, di depan rumah berhadapan dengan rumah tetangga dengan jarak
± 3 m dipisahkan oleh jalan setapak, sebelah kiri, kanan, dan belakang
rumah berhimpitan dengan rumah tetangga. Tipe rumah permanen
dengan memiliki 3 buah jendela yang bisa dibuka, atap dari
genteng, belum memiliki langit-langit rumah. Memiliki ruangan yang
terdiri dari ruang tamu yang biasa digunakan untuk menonton televisi,
2 ruangan tidur, satu dapur, dan satu kamar mandi. Pembuangan air
limbah ke septic tank. Air minum berasal dari PAM. Karakteristik air
bersih, tidak berwarna, dan tidak berbau.
Denah rumah :

E C B

D A A

U
Keterangan:
A: Kamar D: Kamar Mandi
B: Ruang Tamu E: Dapur
C: R.Makan
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Tn. A berada pada komunitas suku sunda, lingkungan,
mayoritas tetangga berwiraswasta. Kehidupan dengan tetangga tampak
akrab. Namun Tn. A mengatakan pernah bertengkar dengan tetangga
sebelah kanan rumahnya tapi bisa diselesaikan dengan damai.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. A mengatakan bahwa keluarganya dulu tinggal di
Jakarta lalu pindah ke Bogor untuk menempati rumah
peninggalan orang tuanya.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. A tinggal berkumpul dengan istri dan anaknya. Sehari-hari dapat
bertemu dan hubungan antar keluarga cukup aktif dan harmonis, juga
dalam berinteraksi dengan masyarakat. Tn. A sering bermain catur
dengan tetangga dekat rumah. Keluarga Tn. A sering bersosialisasi
dengan keluarga lainya dengan berbincang-bincang.
5. Sistem pendukung keluarga
Rumah keluarga Tn. A tidak jauh dari puskesmas. Jarak dari rumah
ke puskesmas ±1 km dan dapat ditempuh dengan menggunakan
angkutan umum. Keluarga Tn. A memiliki kartu berobat (ASKESKIN).

D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi sehari-hari keluarga Tn. A menggunakan bahasa
Indonesia. Keluarga akan berunding bila mendapatkan suatu masalah.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Tn. A semua anggota keluarga sangat menghormati
Tn. A yang selalu mengendalikan jalannya kehidupan dalam keluarga.
Apabila ada kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam keluarga
Tn. A selalu meminta bantuan kepada kakaknya dan keputusan ada di
tangan Tn. A.
3. Struktur Peran
a. Suami : Tn. A. Berperan sebagai kepala keluarga, sebagai suami
dari Ny. W, pencari nafkah bagi keluarga, pelindung,
penyayang, dan yang memberikan teguran atau sanksi di
dalam keluarga apabila ada yang melakukan kesalahan
baik itu dari istri, maupun anak.
b. Istri : Merawat rumah tangga, memberikan kasih sayang kepada
anak-anaknya dan membantu mencari nafkah dengan
menjadi buruh cuci baju tetangganya.
c. Anak : Membantu orang tua dan belajar.
4. Nilai dan norma keluarga
Anak-anak Tn. A diajarkan sopan santun terhadap orang lain,
diikutsertakan dalam kegiatan keagamaan di lingkungannya, dianjurkan
cuci tangan sebelum dan sesudah makan.

E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Tn. A mengatakan selalu mengajarkan anggota keluarganya untuk
saling menyayangi dan menghormati orang yang lebih tua.
2. Fungsi sosialisasi
Tn. A mengijinkan A bermain dengan teman-temannya, anggota
keluarga lainnya biasa berkumpul dengan tetangga untuk mengobrol.
Sewaktu-waktu anggota keluarga mengikuti acara pengajian.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn. A mengatakan bahwa penyakit ambeien adalah dubur
yang keluar dan bentuknya seperti buah jambu air. Keluarga
mengatakan tidak tahu penyebab dari ambeien. Keluarga juga
mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang
penyakit yang diderita Tn. A.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan.
Keluarga Tn. A merasa pasrah dengan keadaan penyakit yang
diderita Tn. A. Tn. A telah menderita penyakit wasir selama ± 31
tahun. Beberapa tahun yang lalu menurut dokter Tn. A dianjurkan
untuk dioperasi. Tn. A kemudian meminta bantuan saudaranya
untuk masalah biaya operasi. Setelah uang terkumpul Tn. A
memutuskan untuk menunda operasi dan uang untuk biaya operasi
digunakan untuk merenovasi atap rumah yang pada saat itu hampir
runtuh. Tn. A mengatakan kepentingan keluarganya lebih penting
dibandingkan kepentingannya sendiri.
Bila ada anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke puskesmas
atau dengan membeli obat warung.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengatakan bingung jika penyakit wasir Tn. A kambuh.
Jika penyakit wasirnya kambuh keluarga menganjurkan Tn. A
untuk tidur telungkup di kasur. Tn. A mengatakan jika Tn. A
mengalami sakit dibagian anus maka keluarga akan membuatkan
obat tradisional yaitu campuran antara sagu dengan gula merah.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Setiap ruangan dalam rumah Tn. A tampak tidak rapih dan kurang
terkena sinar matahari langsung. Setiap hari jendela rumah jarang
dibuka.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
Bila ada keluarga yang sakit keluarga Tn. A menggunakan
pelayanan di puskesmas untuk mengobati penyakitnya.
4. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. A telah mempunyai 2 orang anak dan Ny. W
menggunakan alat kontrasepsi yaitu dalam bentuk pil.
5. Fungsi ekonomi
Tn. A merupakan seorang buruh yang mengumpulkan kemasan air
mineral bekas yang kemudian dijual. Ny. W merupakan buruh cuci
yang mencucikan baju tetangganya.

F. ADL
1. Makan/minum
Tn. A mengatakan makan 2-3 kali sehari dengan porsi sedang ditambah
dengan jajanan. Tn. A sering makan ikan asin dan kadang-kadang
sayuran. Minum 5-6 gelas sehari.
2. Personal Hygiene
Tn. A mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari dan
keramas 2 kali seminggu.
3. Pola Eliminasi
Tn. A mengatakan BAB 1-2 kali sehari, terasa keras dan sakit saat BAB.
BAB kadang disertai darah dan cairan berwarna putih.
BAK 4-5 kali sehari lancar.
4. Pola Istirahat
Tn. A mengataklan tidur jam 10.00 malam dan bangun jam 05.00 pagi.
Tn. A mengatakan jarang tidur siang.

G. Stress dan koping keluarga


1. Stresor jangka panjang
Keluarga khawatir akan keadaan kesehatan Tn. A. Ny. W takut jika
suatu saat penyakit suaminya mengganas dan sampai di operasi.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap Masalah
Keluarga Tn. A biasanya bila mendapatkan masalah keluarga
bermusyawarah dan bila merasa berat keluarga biasanya meminta
bantuan kepada kakaknya maupun RT atau RW setempat.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Tn. A bila mendapatkan masalah keluarga biasanya
menggunakan pendekatan religius dengan berdoa, meminta bantuan
keluarga atau ketua RT/RW setempat.
4. Strategi koping disfungsional
Bila mendapatkan masalah keluarga Tn. A tidak ada anggota keluarga
yang mempunyai kebiasaan marah-marah, mengamuk dan sebagainya,
karena selalu dibicarakan/dimusyawarahkan dengan baik.

H. Harapan keluarga

Keluarga Tn. A mengharapkan agar para petugas kesehatan lebih


meningkatkan kinerjanya secara profesional tanpa memandang golongan
atau kekayaan.

I. Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan Tn. E Ny. W Tn. F


1. Keadaan Kesadaran Kesadaran Kesadaran
Umum Compos Compos Mentis Compos Mentis
Mentis

TTV:
TD 120/80mmHg, 110/70mmHg, 120/80mmHg,
Nadi 90x/menit, 79x/menit,20x/ 77x/menit,
Respirasi 22x/menit,36, menit, 18x/menit,
Suhu 50C 370C 360C

70 Kg 59 Kg
Berat Badan 65 Kg
2. Kepala Bentuk Bentuk simetris, Bentuk simetris,
simetris, tidak tidak tidak
beruban,penge beruban,pengeli beruban,pengeliha
lihatan tidak hatan tidak tan tidak dibantu
dibantu kaca dibantu kaca kaca mata, bentuk
mata, bentuk mata, bentuk hidung simetris,
hidung hidung simetris, mulut bentuk
simetris, mulut mulut bentuk simetris tidak ada
bentuk simetris tidak kelainan, telinga
simetris tidak ada tidak mengalami
ada kelainan,tidak gangguan
kelainan,tidak mengalami pendengaran
mengalami gangguan
gangguan pendengaran
pendengaran
3. Leher dan Tidak Tidak Tidak mengalami
Dada mengalami mengalami KGB,bentuk dada
KGB,bentuk KGB,bentuk simetris,tidak ada
dada dada kelainan pada
simetris,tidak simetris,tidak pernafasan
ada kelainan ada kelainan
pada pada pernafasan
pernafasan
4. Mata Bentuk Bentuk Bentuk
simetris,konju simetris,konjung simetris,konjungti
ngtiva tiva anemis, va an anemis,
anemis,seklera sklera anikterik, sklera anikterik,
anikterik, dan dan tidak dan tidak
tidak menggunakan menggunakan alat
menggunakan alat bantu bantu
alat bantu
5. Abdomen Bentuk Bentuk Bentuk
simetris,palpas simetris,palpasi simetris,palpasi
i lembut,tidak lembut,tidak lembut,tidak
terdapat terdapat terdapat
masa,BU: 7- masa,BU: 7- masa,BU: 6-
8x/menit 9x/menit 8x/menit
6. Ektremitas Bentuk Bentuk simetris Bentuk simetris
atas dan simetris tidak tidak mengalami tidak mengalami
bawah mengalami gangguan fungsi gangguan fungsi
gangguan motorik motorik
fungsi motorik ROM atas: 5/5 ROM atas: 5/5
ROM atas: 5/5 ROM bawah: ROM bawah:
ROM bawah: 5/5 5/5
5/5
7. Genetalia dan Eliminasi : Eliminasi: BAB Eliminasi: BAB
rectum Tampak dan BAK tidak dan BAK tidak
bersih, anus mengalami mengalami
tampak gangguan gangguan
kemerahan,
hemoroid
tidak terkaji
karena saat
dikaji Tn. A
mengatakan
setelah BAB
Tn.
Amemasukkan
kembali
wasirnya
kedalam
pantatnya.
BAK
mengalami
gangguan
yaitu
seringnya
melakukanMe
nurut
penuturan
subyektif dari
Tn. Abentuk
wasirnya
seperti buah
jambu air dan
terasasakit jika
dudukdan
beraktivitas.
Skala nyeri 9
(0-10).
J. Analisa data
No Data Interpretasi data Masalah
1. Subjektif : Kurangnya Nyeri akut
a. Keluarga mengatakan informasi
bahwa mereka belum
pernah mendapat
penyuluhan mengenai Ketidakmampuan
penyakit yang diderita
keluarga merawat
Tn.A.
klien dengan
b. Bpk. A mengatakan terasa
Hemoroid
keras dan sakit saat BAB

Objektif :
a. Tekanan darah : 120/80
Nyeri akut
mmHg
Suhu :36,5 oC
Nadi : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
b. Anus tampak kemerahan.
c. Skala nyeri 9 (0-10)

No Data Interpretasi data Masalah


2. Subjektif : Kurangnya informasi Risiko terjadi
a. Keluarga mengatakan penyakit berulang
bahwa mereka belum
pernah mendapat Ketidakmampuan
penyuluhan mengenai keluarga mengenal
penyakit yang diderita masalah kesehatan
anggota Tn. A.
b. Keluarga mengatakan
belum tahu tentang
penyebab dari wasir.
c. Kleuarga mengatakan Risiko terjadi
bingung jika penyakit Tn. A penyakit berulang
kambuh.

Objektif :
a. Keluarga tampak sering
bertanya tentang penyakit
yang diderita Bpk. A
b. Tn. A minum 5-6 gelas
sehari.
c. Tn. A kadang-kadang
makan sayur-sayuran.

K. Skoring
a. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita wasir.

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah: 3/3 X 1 1 Masalah aktual karena perlu
Tidak sehat tindakan segera.
2. Kemungkinan ½X2 1 Keluarga memiliki kemauan dan
masalah dapat kemampuan untuk merawat
diubah: anggota keluarga yang menderita
Sebagian wasir.
3. Kemungkinan 2/3 X 1 0.67 Keluarga mempunyai motivasi
masalah dapat untuk mencegah masalah yang
dicegah: diderita oleh Bpk. A.
Cukup
4. Menonjolnya 2/2 X 1 1 Masalah perlu segera ditangani
masalah: untuk mencegah komplikasi.
Masalah berat
harus segera
ditangani
Jumlah 3,67

b. Risiko terjadi penyakit berulang berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah kesehatan.
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah: 2/3 X 1 0,67 Masalah risiko, namun dapat
Ancaman menjadi aktual jika tidak
ditangani.
2. Kemungkinan ½X2 1 Kesulitan dalam BAB dapat
masalah dapat diturunkan dengan pemahaman
diubah : keluarga akan pentingnya
Sebagian makanan yang mengandung serat
yang terkandung dalam buah-
buahan dan sayuran.
3. Kemungkinan 2/3 X 1 0,67 Dapat diatasi dengan melibatkan
masalah untuk keluarga dalam memenuhi
di cegah : kebutuhan nutrisi kaya serat.
Cukup
4. Menonjolnya 2/2 X 1 1 Masalah berat, harus segera
masalah : ditangani untuk mencegah
Masalah berat penyakit berulang.
harus segera di
tangani
Jumlah 3,34

L. Diagnosa Keperawatan Keluarga yang ditemukan.


a. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita wasir.
b. Risiko terjadi penyakit berulang berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan.
N. Implementasi Dan Evaluasi

Tanggal No. Implementasi Evaluasi Paraf


1. 1. Membina hubungan S: a. Keluarga
saling percaya. mengatakan wasir
2. Mengkaji adalah
pengetahuan pembengkakan di
keluarga tentang dinding rektum
pengertian dan anus.
hemoroid. b. Keluarga
3. Mendiskusikan mengatakan sakit
dengan keluarga disebabkan karena
mengenai penyebab kesulitan buang air
nyeri hemoroid. besar dan terlalu
4. Mendiskusikan sering mengedan
dengan keluarga sehingga
tentang akibat lebih menyebabkan
lanjut hemoroid pembengkakan.
yang diderita Tn. O: a. Keluarga tampak
A. memperhatikan
5. Mendiskusikan penjelasan
dengan keluarga petugas.
tentang masalah b. Keluarga mencoba
yang dihadapi oleh menjelaskan
klien. kembali yang
6. Beri pujian atas dijelaskan
ketertiban keluarga perawat.
dalam diskusi. A : Keluarga mampu
7. Menjelaskan pada mengenal masalah
keluarga cara yang hemoroid.
bisa dilakukan P : Diskusikan dengan
untuk mengatasi keluarga tentang
nyeri pada akibat lebih lanjut
hemoroid. hemoroid yang
8. Memberi pujian diderita Tn.
atas keterlibatan
aktif keluarga. S: a. Keluarga
9. Mengkaji ulang mengatakan bila
pengetahuan nyeri terasa dapat
keluarga tentang dilakukan tindakan
lingkungan yang menarik napas

163
mempengaruhi dalam, duduk
status kesehatan berendam dalam
klien dengan air hangat,
hemoroid pengompresan
10. Mendiskusikan dengan kemiri.
dengan keluarga b. Keluarga
tentang lingkungan mengatakan
yang dapat lingkungan yang
memperbaiki mendukung
kondisi kesehatan kesehatan Tn. A
klien dengan adalah tempat
hemoroid. duduk yang
11. Mengkaji ulang nyaman dan
pengetahuan empuk, tempat
keluarga tentang tidur yang
manfaat fasilitas. nyaman dan
12. Mendiskusikan empuk,
bersama keluarga kehadiran
tentang manfaat anggota keluarga
kunjungan. disaat Tn. A
13. Mendiskusikan mengeluh nyeri.
dengan keluarga c. Keluarga
tentang fasilitas mengatakan
kesehatan yang manfaat
dapat digunakan kunjungan ke
untuk mengatasi fasilitas
masalah TBC paru : pelayanan
Puskesmas, Rumah kesehatan adalah
Sakit, Dokter mendapatkan
Praktik. pelayanan
kesehatan dan
mendapatkan
pendidikan
kesehatan.
d. Keluarga
mengatakan
fasilitas
kesehatan untuk
mengatasi
masalah
hemoroid adalah
puskesmas, dan
Rumah Sakit
O: a. Keluarga tampak
memperhatikan
penjelasan
petugas.
b. Keluarga
mencoba
menjelaskan
kembali yang
dijelaskan
perawat.
A : Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga dengan
hemoroid,
memodifikasi
lingkungan, dan
memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
P : Motivasi klien untuk
berobat rutin ke
fasilitas kesehatan

2. 1. Menjelaskan pada S: a. Keluarga


keluarga cara yang mengatakan
bisa dilakukan untuk mencegah
untuk mencegah wasir dengan
hemoroid cara menambah
2. Menganjurkan konsumsi buah-
keluarga untuk buahan dan
selalu memberikan sayuran,
air minum hangat memperbanyak
8-9 gelas sehari minum air putih
3. Menjelaskan pada ±8-9 gelas/hari,
keluarga cara yang tidak sering
bisa dilakukan mengedan terlalu
untuk mengatasi kencang saat
hemoroid buang air besar.
4. Memberi pujian b. Keluarga
atas keterlibatan mengatakan cara
aktif keluarga. mengatasi wasir
adalah melalui
operasi, wasir
yang menonjol
keluar mungkin
harus
dimasukkan
kembali dengan
tangan perlahan-
lahan atau bisa
juga masuk
dengan
sendirinya, duduk
berendam dalam
air hangat
O: a. Keluarga tampak
memperhatikan
penjelasan petugas.
b. Keluarga mencoba
menjelaskan
kembali yang
dijelaskan perawat.
A : Keluarga mampu
mengenal, merawat
anggota keluarga
dengan hemoroid,
memodifikasi
lingkungan, dan
memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
P : Motivasi klien
untuk berobat rutin
ke fasilitas
kesehatan.
M. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa
No Tujuan Kriteria standart Intervensi
Keperawatan

1. Nyeri akut Tujuan Umum : Nyeri


berhubungan hilang
dengan Tujuan khusus : setelah
ketidakmampuan dua kali pertemuan @
keluarga 30 menit diharapkan
merawat anggota keluarga dapat:
keluarga yang 1.Mengenal masalah Respon Hemoroid (Wasir) adalah a. Kaji
menderita wasir kesehatan tentang pembengkakan jaringan pengetahuan
verbal
hemoroid. yang mengandung keluarga
a. Menyebutkan pembuluh darah vena dan tentang
pengertian hemoroid. terletak di dinding masalah
rektum dan anus. hemoroid.
b. Beri
reinforcement
positif atas
jawaban yang
tepat.

b. Menyebutkan
penyebab nyeri dari Respon Nyeri disebabkan karena
hemoroid. verbal kesulitan buang air besar a. Diskusikan
dan terlalu sering dengan
mengedan sehingga keluarga
menyebabkan tentang
pembengkakan. penyebab
nyeri.
b. Evaluasi
penjelasan
yang telah
diterima.
c. Beri
reinforcement
positif atas
jawaban yang
tepat.

Hemoroid dapat a. Kaji ulang


2. Mengambil Respon menyebabkan pengetahuan
keputusan untuk terganggunya aktivitas keluarga
verbal
mengatasi masalah karena sakit pada bagian tentang akibat
nyeri pada hemoroid. anus dan bila tidak lanjut dari
ditindak lanjuti dapat penyakit
kembali kambuh. hemoroid.
b. Diskusikan
dengan
keluarga
tentang
masalah yang
dihadapi oleh
klien.
c. Beri pujian
atas
ketertiban
keluarga
dalam
diskusi.

3. Melakukan tindakan Respon Bila nyeri terasa dapat 1. Jelaskan pada


Keperawatan. dilakukan tindakan keluarga cara
verbal
berikut ini : yang bisa
dilakukan
a. Menarik napas untuk
dalam. mengatasi
b. Duduk berendam nyeri pada
dalam air hangat. hemoroid.
c. Pengompresan 2. Beri pujian
dengan kemiri. atas
keterlibatan
aktif
keluarga.

4. Memodifikasi a. Tempat duduk yang a. Kaji ulang


Respon
lingkungan untuk nyaman dan empuk. pengetahuan
mengatasi masalah verbal b. Tempat tidur yang keluarga
kesehatan. nyaman dan empuk. tentang
c. Kehadiran anggota lingkungan
keluarga disaat Tn. A yang
mengeluh nyeri. mempengaru
hi status
kesehatan
klien dengan
hemoroid.
b. Diskusikan
dengan
keluarga
tentang
lingkungan
yang dapat
memperbaiki
kondisi
kesehatan
klien dengan
hemoroid.

5.Menggunakan Respon a.Manfaat kunjungan ke a. Kaji ulang


fasilitas kesehatan verbal fasilitas pelayanan pengetahuan
yang ada untuk kesehatan. keluarga
mengatasi masalah b.Mendapatkan tentang
nyeri pada hemoroid. pelayanan kesehatan. manfaat
c. Mendapatkan fasilitas.
pendidikan b. Diskusikan
kesehatan. bersama
keluarga
tentang
manfaat
kunjungan.
6. Menyebutkan Respon a. Fasilitas kesehatan c. Diskusikan
manfaat kunjungan untuk mengatasi dengan
verbal
ke fasilitas masalah hemoroid. keluarga
pelayanan b. Puskesmas, Dokter tentang
kesehatan. Praktik, dan Rumah fasilitas
Sakit. kesehatan
7. Menyebutkan yang dapat
fasilitas kesehatan digunakan
yang dapat untuk
digunakan untuk mengatasi
mengatasi masalah masalah TBC
hemoroid. paru :
Puskesmas,
Rumah Sakit,
Dokter
Praktek.
Diagnosa
No Tujuan Kriteria standart Intervensi
Keperawatan

2. Risiko terjadi Tujuan Umum : Tidak


penyakit terjadi penyakit
berulang berulang
berhubungan Tujuan khusus : setelah
dengan dua kali pertemuan 30
ketidakmampuan menit diharapkan
keluarga keluarga dapat : Respon Hemoroid (Wasir) adalah a. Kaji
mengenal 1. Mengenal masalah verbal pembengkakan jaringan pengetahuan
masalah kesehatan tentang yang mengandung keluarga
kesehatan. hemoroid pembuluh darah vena dan tentang
a. Menyebutkan terletak di dinding masalah
pengertian hemoroid. rektum dan anus. hemoroid.
b. Beri
reinforcement
positif atas
jawaban yang
tepat.

b. Menyebutkan Respon Wasir bisa terjadi karena a. Diskusikan


penyebab hemoroid. verbal pengedanan berulang dengan
selama buang air besar, keluarga
dan sembelit (kesulitan tentang
buang air besar) bisa penyebab
membuat pengedanan hemoroid
bertambah buruk. b. Evaluasi
penjelasan
yang telah
diterima.
c. Beri
reinforcement
positif atas
jawaban yang
tepat.

c. Menyebutkan tanda Respon Wasir bisa a. Diskusikan


dan gejala hemoroid. verbal mengeluarkan darah, dengan
terutama setelah buang keluarga
air besar, sehingga tinja tentang tanda
mengandung darah. dan gejala
Wasir dapat hemoroid
membengkak dan b. Evaluasi
menjadi nyeri bila penjelasan
permukaannya terkena yang telah
gesekan. diterima.
Kadang wasir bisa c. Beri
mengeluarkan lendir dan reinforcement
menimbulkan perasaan positif atas
bahwa masih ada isi jawaban yang
rektum yang belum tepat.
dikeluarkan.
Gatal pada daerah anus.
Rasa gatal bisa terjadi
karena sulit untuk
menjaga kebersihan di
daerah yang terasa nyeri
ini.

2. Mengambil Respon Hemoroid dapat a. Kaji ulang


keputusan untuk verbal menyebabkan pengetahuan
mengatasi masalah terganggunya aktivitas keluarga
hemoroid karena sakit pada bagian tentang akibat
anus dan bila tidak lanjut dari
ditindak lanjuti dapat penyakit
kembali kambuh. hemoroid.
b.Diskusikan
dengan
keluarga
tentang
masalah yang
dihadapi oleh
klien.
c. Beri pujian
atas
ketertiban
keluarga
dalam
diskusi.

3. Menyebutkan akibat Respon Keputusan keluarga a. Motivasi


lebih lanjut hemoroid verbal untuk mengatasi masalah keluarga
yang diderita Tn. A hemoroid dapat melalui: untuk
a.Memotivasi untuk mengambil
memeriksakan keputusan
kesehatannya tentang
kepuskesmas atau tindakan yang
dokter maksimal satu perlu diambil
bulan sekali. dalam
b.Motivasi untuk tetap mengatasi
mengkonsumsi obat masalah.
sampai habis atau b.Beri pujian
anjuran dokter. bila keluarga
c. Menjelaskan tentang sudah
pentingnya makanan memutuskan
tinggi serat untuk untuk
melancarkan BAB. mengatasi
masalah.

4. Memutuskan untuk Respon a. Menambah konsumsi a. Jelaskan pada


mengatasi masalah verbal buah-buahan dan keluarga cara
sayuran untuk yang bisa
melembekkan tinja. dilakukan
b. Memperbanyak untuk
minum air putih ±8-9 mencegah
gelas/hari hemoroid
c. Mengurangi b.Anjurkan
mengkonsumsi keluarga untuk
makanan yang pedas. selalu
d. Tidak sering memberikan
mengedan terlalu air minum
kencang saat buang air hangat 8-9
besar. gelas sehari.
c.Beri pujian
atas
keterlibatan
aktif keluarga.

5.Melakukan Tindakan Respon Wasir yang menonjol 1. Jelaskan pada


Keperawatan. verbal keluar mungkin harus keluarga cara
dimasukkan kembali yang bisa
a. Mencegah Hemoroid dengan tangan perlahan- dilakukan
lahan atau bisa juga untuk
masuk dengan mengatasi
sendirinya. hemoroid.
2.Beri pujian
atas
keterlibatan
aktif keluarga.

a. Pembedahan. a. Kaji ulang


b. Mengatasi Hemoroid Respon pengetahuan
b. Meminum obat secara
verbal teratur sesuai nasehat keluarga
dokter. tentang
Bila wasir dengan lingkungan
bekuan darah yang
menyebabkan nyeri, mempengaruhi
maka bisa diobati dengan status
cara: kesehatan
a. Duduk berendam klien dengan
dalam air hangat. hemoroid.
b. Pengompresan dengan b. Diskusikan
kemiri. dengan
keluarga
tentang
lingkungan
yang dapat
memperbaiki
kondisi
kesehatan
klien dengan
hemoroid.

4. Modifikasi Respon a. Tempat duduk yang a. Kaji ulang


lingkungan untuk verbal nyaman dan empuk. pengetahuan
mengatasi hemoroid. b. Tempat tidur yang keluarga
nyaman dan empuk. tentang
c. Tersedianya air bersih manfaat
dan wc yang fasilitas.
memadai. b. Diskusikan
bersama
keluarga
tentang
manfaat
kunjungan.

5.Menggunakan Respon a.Manfaat kunjungan ke a. Diskusikan


fasilitas kesehatan verbal fasilitas pelayanan dengan
yang ada untuk kesehatan. keluarga
mengatasi masalah b. Mendapatkan tentang
hemoroid. pelayanan fasilitas
6. Menyebutkan kesehatan. kesehatan
kembali manfaat c. Mendapatkan yang dapat
kunjungan ke fasilitas pendidikan kesehatan. digunakan
pelayanan kesehatan. untuk
mengatasi
masalah
7. Menyebutkan 2-3 fasilitas kesehatan TBC paru :
kembali fasilitas untuk mengatasi masalah Puskesmas,
kesehatan yang dapat hemoroid. Rumah Sakit,
digunakan untuk Puskesmas, Dokter Dokter
mengatasi masalah Praktik, dan Rumah Praktek.
hemoroid. Sakit.
Lampiran 2: Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


GASTRITIS

1. SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)


A. Pelaksanaan Kegiatan
a. Topik : Gastritis
b. Sasaran : Pasien Kelolaan (Ny.P)
c. Metode : Ceramh dan tanya jawab
d. Media : Leaflet
e. Waktu dan tempat
1. Hari / tanggal :
2. Waktu : 30 menit
3. Tempat : Desa Tanjung Selamat

B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan keluarganya
mampu memahami permasalahan tentang gastritis dan cara pencehannya.
b) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti peoses penyuluhan dihrapkan klien dan keluarga mampu:
1. Menyebutkan pengertian gastritis.
2. Menyebutkan penyebab gastritis.
3. Menyebutkan tanda dan gejala gastritis.
4. Menyebutkan jenis makanan yang tidak diperbolehkan dimakan.
5. Menyebutkan cara penanggulangan ganstritis.
6. Menyebutkan dan mempraktekkan teknik relaksasi.

C. Pengaturan Kegiatan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien


1. 5 menit Pembukaan:

a. Memberi salam. Menjawab salam


b. Memperkenalkan diri.
Mendengarkan dan

c. Menjelaskan kontrak memperhatikan.

waktu, topik, tempat, dan Mendengarkan dan


tujuan penyuluhan. memperhatikan.

2. 15 menit Pelaksanaan:

a. Mengkaji pengetahuan Mendengar dan


klien tentang penyebab memperhatikan.
gastritis.
b. Menjelaskan tanda dan
gejala gastritis.
Mendengar dan
c. Menjelaskan jenis makanan
memperhatikan.
yang tidak diperbolehkan
dimakan. Mendengar dan

d. Menjelaskan cara memperhatikan.

penanggulangan gastritis.
e. Menjelaskan dan
mempraktekkan teknik Mendengar dan
relaksasi. memperhatikan.

Mendengar dan
memperhatikan.

3. 10 menit Penutup:

a. Menyimpulkan materi Mendengarkan


penyuluhan. kesimpulan materi.
b. Melakukan evaluasi.

c. Menutup penyuluhan dan memb


erikan salam. Menjawab salam.

D. Evaluasi
Mengajukan pertanyaan lisan:
a) Apa pengertian gastritis?
b) Sebutkan penyebab gastritis?
c) Sebutkan tanda dan gejala gastritis?
d) Sebutkan saja makanan yang tidak diperbolehkan di makan pada penderita
gastritis?
e) Sebutkan cara penanggulangan gastritis?
f) Bagaimana cara melakukan teknik relaksasi?

2. MATERI PENYULUHAN
Lambung merupakan salah satu organ tubuh yang tidak asing lagi pada
kebanykan orang, hampir semua orag tahu bahwa lembung dalam tubuh berfungsi
untuk menampung makanan secara sementara, yang dimana dalam lambung
makanan tersebut akan diproses untuk bisa di bubah menjadi partikel-parikelyang
lebih kecil agar kandungan dalam makanan dapat diserap secara baik untuk
mencukupi kebutuhan tubuh akan zat-zat tertentu.

I. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah inflamasi (peradangan ) dari mukosa lambung. Inflamasi nini
mengakibatkan sel darah putih menuju ke sinding lambung sebagai respon terjadinya
kelainan pada bagian tersebut. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan
eritema mukosa, sedangkan hasil fotomemperlihatkan iregularitas (bentuk tidak
beraturan) mukosa.

II. Klasifikasi
Gastritis ada 2 kelompok yaitu:
a. Gastritis Akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah
gastritis akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-keruakan erosif.
b. Gastritis Kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung
jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner and
Sudarth, 2000: hal 188).

III. Penyebab
Penyebab dari gastritis dapat dibedakan sesuai kasifikasinya:
1. Gastritis Akut
Penyabnya dalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin.
Bahan kimia misalnya: liso, alkohol, merokok, kafein lada, steroid, dan
digitalis.

2. Gastritis Kronis
Penyebab dan ptogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tuatapi diduga pada peminum alkohol
dan perokok. Faktor penyebab:
a. Pola Makan
Menurut Yayuk Farida Biliwati (2004), terjadinya gastritis dapat
disebabkan oleh pola makan yangbtidak baik dan tidak teratur yaitu
rekuensi makan, jenis makan, dan jumlah makan sehingga lambung
menjadi senditif bila asam lambung meningkat.
b. Rokok
Rokok adalah silinder kertas yang berisi daun tembakau cacah. Dalam
sebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia berbahaya yang
berperan seperti racun.
c. Obat- obatan
d. Stress
e. Alkohol
Alkohol sangat betpengaruh terhadap makhluk hidup, terutama dnegan
kemampuannya sebgai pelarut lipida. Kemampuannya melarutkan
lipida yang terdapat dalam membran sel memungkinkannya cepat
masuk ke dalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut.
f. Infeksi Helicobacter Pylori
Helicobacter pylori adalah kuman Gram negatif, basil yang berbentuk
kurva dan batang. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang
menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis)
pada manusia.
g. Usia.

IV. Gejala Klinis


1. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi
lebih baik atau lebih buruk ketika makan.
2. Mual muntah.
3. Kehilangan nafsu makan.
4. Kembung.
5. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan.
6. Kehilangan berat badan.

V. Komplikasi
a. Komplikasi yang timbul pada gastritis akut yaitu perdarahan saluran cerna
bagian atas berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syok hemoragik,
terjadi ulkus kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
b. Komplikasi yang timbul gastritis kronik yaitu gangguan penyerapan vitamin
B12, akibat kurang pencerapan, B12 menyebabkan anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

VI. Pencegahan
a. Mengatur pola makan dnegan baik dan teratur.
b. Jauhkan kebiasaan menunda waktu makan, jika waktu makan telah tiba sebab
jika lewat dari jam makan akan mengakibatkan produksi asam lambung
meningkat sehingga akan menimbulkan gangguan pada lambung.
c. Makan-makanan yang sehat dan bergizi.
d. Menghindari stres yang berlebihan ( misal: olahraga, dan mendekatkan diri
kepada Tuhan).
e. Menghindari makananan yang merangsang kerja lambung (misal: pedas,
asam, damn kopi).
f. Mengatur diet sesuai dengan kebutuhan nutrisi.
g. Hindari minuman yang mengandung alkohol.

DAFTAR PUSTAKA

Asnadi. 2005. Penyakit Gastritis. Jakarta : Salemba Medika.

Arif. 2010.Pengobatan Tradisonal Gastritis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Shania. 2006. Cara Pencegahan Penyakit Gastritis. Jakarta : EGC.

Muttaqin, Arif, 2011. Gangguan Gastrointestinal: aplikasi asuhan keperawatan

medikal bedah. Jakarta : Salemba Medika.


GASTRITIS
Apa itu Penyebab
DISUSUN gastritis??
OLEH: Gastritis

Depi Manurung, S.Kep 1814901313

Pola makan tidak teratur.


Gastritis adalah
Sering makan-makanan yan asam dan pedas (seperti: nenas dan cabai dalam porsi banya
peradangan Suka
yangmakan dan minum- minuman yang banyak mengandung gas (seperti: nangka dan m
terjadi pada Suka
dinding lambung.
minum kopi.
Stress.
Suka minum beralkohol.
Merokok
Mengkonsumsi obat analgenik

180
Makan teratur .
Nyeri pada uluMengurangi
hati. Terima kasih
makan-makanan yang merangsang lambung seperti pedas, asam, dan bergas.
Mual, muntahMenyediakan makan-makanan ringan.
Tekanan darahMenghindari
penurun /obat analgetik.
pusing.
Mengurangi stres dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Keringat dingin.
Nafsu makan menurun.
Berat badan menurun.
Perut terasa kembung.

181
DOKUMENTASI

182
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Riwayat Hidup

Nama : DEPI MANURUNG, S.Kep

Tempat Tanggal Lahir : Gunung Maria, 08 Maret 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat : Gunung Maria

B. Riwayat Pendidikan

Tahun 2001-2007 : SD Negeri 091444 Dolok Panribuan

Tahun 2008-2010 : SMP Negeri 1 Dolok Panribuan

Tahun 2011-2013 : SMA Negeri 1 Dolok Panriuan

Tahun 2013-2017 : S-1 Keperawatan STIKes Sumatera Utara

Tahun 2018-2019 : Program Profesi Ners STIKes Flora Medan

Anda mungkin juga menyukai