Oleh :
1
LAPORAN PBLK
Oleh:
DEPI MANURUNG,
S.Kep 1814901222
PBLK
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ners di suatu perguruan tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan di sebutkan
dalam daftar pustaka.
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-
Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Belajar Lapangan
Komprehensif yang berjudul “Pengelolaan Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan Klien
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Dengan Gastritis Di Puskesmas Pembantu
Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang”.
Dalam penyusunan laporan komprehensif ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan
banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Fitria Aldy, M.Ked (Oph), Sp.M, Selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Flora Medan.
2. Suherni, S.Kep, Ns, M.Kep, Selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Flora Medan.
3. Roslenni Sitepu, S.Kep, Ns, MARS, Selaku Dosen Pembimbing Institusi yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan arahan kepada penulis dan selaku dosen
pembimbing Praktek Belajar Lapangan Komprehensif.
4. Betti Maria S.Kep, Ns, M.Kep, Selaku Dosen Penguji Institusi Praktek Belajar Lapangan
Komprehensif.
5. Lisbet Napitupulu, Amd.Keb, Selaku CI Di Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang sekaligus yang telah menyediakan
waktunya dan memberingan bimbingan, pengetahuan, masukan dan arahan kepada
penulis selama melakukan PBLK Di Puskesmas Pembantu Tanjung Selamat Kecamatan
Sunggal Kabupaten Deli Serdang,
6. Ibu/Bapak dosen Studi Ilmu Keperawatan dan Seluruh Staf STIKes Flora Medan yang
telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan sehingga
penulis dapat ilmu yang bermanfaat.
7. Kepada kedua orang tua Bapak (Sangkot Manurung) dan Ibu (Nurija Panggabean)
tercinta dan yang tidak henti-hentinya mengorbankan tenaga membesarkan dan mendidik
saya, mendoakan saya, memberi ketulusan kasih sayang sepenuhnya, membiayai semua
kebutuhan saya dan selalu memberikan motivasi serta dukungan terbesar kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan PBLK (Praktek Belajar Lapangan Komprehensif).
8. Kepada kelima saudara penulis Roselida Kristina Manurung, Lesrina Manurung, Tison
Manurung, Jojor Manurung, dan Ramot Tommy Manurung yang selalu mendukung dan
memberikan semangat untuk penulis.
9. Kepada teman dan sahabat yang telah memberikan semangat kepada penulis dan meberi
masukan-masukan juga kepada penulis.
Semoga penulisan ini bermanfaat bagi pihak pembaca khususnya bagi penulis, akhir
kata penulis mengucapkan terimakasih.
Lembar Sampul.........................................................................................................i
Lembar Pengesahan..................................................................................................ii
Abstrak.......................................................................................................................iii
Daftar Riwayat Hidup..............................................................................................iv
Kata Pengantar..........................................................................................................v
Daftar Isi....................................................................................................................vi
Daftar Lampiran.......................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan PBLK...............................................................................................6
Tujuan Umum.................................................................................6
Tujuan Khusus................................................................................6
1.3 Manfaat Penulisan.......................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................69
4.1 Pengkajian...................................................................................................69
4.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................................70
4.3 Intervensi Keperawatan..............................................................................71
4.4 Implementasi...............................................................................................71
4.5 Evaluasi.......................................................................................................72
Daftar Pustaka..........................................................................................................
Lampiran ..................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
1. Pathway Gastritis.............................................................................12
2. Genogram Keluarga........................................................................32
DAFTAR TABEL
1. Resume Kasus...............................................................................70
2. SAP.............................................................................................123
3. Materi Penyuluhan......................................................................126
4. Leaflet.........................................................................................130
5. Dokumentasi Penyuluhan...........................................................141
6. Jurnal EBN..................................................................................142
7. Dokumentasi Pelayanan ASKEP................................................143
8. Daftar Riwayat Hidup.................................................................144
9. Lembar Bimbingan.....................................................................145
BAB 1
PENDAHULUAN
nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu kecamatan
terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
(Depkes, 2013).
program kerja puskesmas berpedoman pada 4 asas pokok, yaitu (1) Asas pertanggungjawaban
wilayah, (2) Asas peran serta masyarakat, (3) Asas keterpaduan dan (4) Asas rujukan.
Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan
Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive, preventif, curative, dan
rehabilitatif. Prioritas yang harus dikembangkan oleh Puskesmas harus diarahkan ke bentuk
pelayanan kesehatan dasar (basic health care services) yang lebih mengedepankan upaya
puskesmas yang dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat dan juga disesuaikan dengan fungsi
puskesmas dan kemampuan sumber daya yang tersedia. Adapun kegiatan pokok tersebut
antara lain promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak (KIA)/keluarga berencana (KB),
Rakernas dilakukan karena terjadi masalah pada sistem pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang sebagian kegiatannya masih berjalan sendiri–sendiri dan tidak saling berhubungan.
Untuk menjawab masalah tersebut, timbullah gagasan untuk menyatukan seluruh kegiatan
sistem pelayanan kesehatan tingkat pertama tersebut dan diberi nama Pusat Kesehatan
Masyarakat atau biasanya kita kenal sebagai Puskesmas. Berikut perkembangan pembagian
puskesmas :
Pada tahun 1968 , Puskesmas dibedakan menjadi 4 yaitu puskesmas tingkat desa,
kabupaten. Pada tahun 1969, Puskesmas dibedakan menjadi 3 yaitu puskesmas tipe A,
puskesmas tipe B dan puskesmas tipe C. Pada tahun 1970, puskesmas tidak dibedakan lagi
tetapi hanya ada satu puskesmas dalam wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk berkisar
30.000 hingga 50.000 jiwa penduduk. Konsep wilayah kerja Puskesmas ini dipertahankan
sampai akhir Pelita tahap II tahun 1979. Pada tahun 1979, konsep wilayah kerja puskesmas
semakin diperkecil yaitu hanya 30.000 jiwa penduduk. Jadi, untuk mengkoordinasi seluruh
kegiatan puskesmas dibentuklah puskesmas induk dan puskesmas yang lainnya disebut
puskesmas pembantu.
kesehatan olahraga, upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya
kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan
lanjut usia, upaya pembinaan pengobatan tradisional (Depkes RI, 2014). Melalui program
masyarakat serta kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah
dikatakan bahwa angka kejadian gastritis di Indonesia sebesar 40,8%. Angka kejadian gastritis
pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari
238.452.952 jiwa penduduk. Berdasarkan Data Profil Kesehatan Indonesia terhadap sepuluh
penyakit terbanyak di rumah sakit di Indonesia, pada pasien rawat inap gastritis berada pada
posisi keenam dengan jumlah kasus sebesar 33.580 kasus yang 60,86% terjadi pada
perempuan. Pada pasien pasien rawat jalan gastritis berada pada posisi ketujuh dengan jumlah
kasus 201.083 kasus yang 77,74% terjadi pada perempuan (Kementrian Kesehatan RI, 2011).
Kasus gastritis di kota-kota besar di Indonesia cukup tinggi. Dari penelitian yang dilakukan
oleh Departemen Kesehatan RI angka kejadian gastritis di Surabaya 31,2%, Denpasar 46%,
Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,5%, Aceh 31,7%, Pontianak 31,2%, bahkan
angka gastritis di Medan mencapai 91,6%. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang
Pada umumnya gastritis merupakan kondisi ketika lapisan lambung iritasi, peradangan
atau pengkisan yang disebabkan oleh infeksi bakteri, biasanya masyarakat menyebut dengan
penyakit maag. Penyebab umum terjadinya penyakit ini disebabkan karena sering terlambat
makan. Gastritis merupakan inflamasi dari lapisan mukosa dan submukosa gaster atau
lambung, keluhan lainnya adalah mual, muntah, kembung, rasa penuh atau terbakar di perut
bagian atas (Andri dkk, 2011). Gastritis adalah suatu peradangan atau pendarahan pada
mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola
makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, suka mengonsumsi makanan yang
berbumbu merangsang, asam, dan pedas (Suparyanto, 2012). Penderita gastritis penyakit ini
sangat menganggu aktifitas sehari-hari. Pasien akan mengalami keluhan mual, muntah,
Dampak penyakit gastritis dapat mengganggu status gizi seseorang. Status gizi dapat
berupa kurang, baik, atau normal maupun lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat
menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunnya kemampuan fungsional
dalam tubuh. Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan badan mudah lelah, serta turunnya
sisten imun dalam tubuh terhadap infeksi sehingga tubuh mudah terserang suatu penyakit.
Kepatuhan diet yang dijalankan oleh pasien dipengaruhi oleh beberapa factor salah satunya
adalah faktor pendidikan yang ditempuh oleh pasien. Pasien yang memiliki latar belakang
pendidikan yang berbeda sehingga setiap pasien memiliki beragam sudut pandang, pola
berfikir dalam memutuskan suatu hal dan penerimaan akan terapi diet yang dijalani selama
proses penyembuhan. Pendidikan ini sangat mempengaruhi seseorang dalam menerima suatu
informasi tentang gizi atau pengetahuan gizi, adanya pendidikan gizi ini diharapkan semua
orang dapat mengetahui dan memahami pentingnya makanan yang dikonsumsi memiliki
kandungan gizi yang baik sehingga mampu bersikap dan bertindak sesuai norma-norma gizi
telah dilakukan oleh pemerintah diantaranya pencegahan dan penyembuhan penyakit serta
pemulihan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat serta kemampuan hidup sehat bagi
bertujuan untuk melakukan perawatan pasien secara professional yang bertujuan untuk
penelitian untuk mengatasi masalah yang dialami pasien, melakukan kolaborasi dengan
mendokumentasikan asuhan keperawatan. Dalam hal ini melakukan praktek belajar lapangan
berdarah, Infeksi Saluran Pernafasan, Penyakit Hipertensi, Penyakit Rematik, Penyakit Kulit,
Penyakit Gastritis, Penyakit Asma Bronkhial, Penyakit Jantung, Penyakit Gigi, Penyakit
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang merupakan urutan ke empat dalam sepuluh
besar penyakit sehingga melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif pada masyarakat di
komunitas.
Berdasarkan dari latar belakang diatas penulis melakukan praktek komprehensif dengan judul
1. Dapat melakukan pengkajian pada pasien gangguan sistem pencernaan pada pasien
5. Dapat melakukan evaluasi hasil tindakan perawatan yang sudah dilaksanakan pada
keluarga.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Defenisi
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan sub mukosa lambung (Hirlan,
2006). Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal (Price & Wilson,2006). Gastritis dibagi menjadi 2
yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis akut adalah kelainan klinis akut yang jelas
penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan
neutrofil. Sedangkan gastritis kronik merupakan suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus dan berhubungan dengan Helicobacter
pylori.
2.1.2 Etiologi/Predisposisi
1. Gastritis Akut
a. Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan obat inflamasi nonsteroid dalam dosis
b. Alkohol, Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada lambung dan membuat
pylori.
2. Gastritis Kronik Pada gastritis kronik penyebab tidak jelas, tetapi berhubungan dengan
Helicobacter pylori.
jenis obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau intoksitasi
dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan trauma langsung.
2. Penyebab pasti dari penyakit gastritiskronik belum diketahui, tetapi ada dua
a. Gastritis Akut
Gastritis akutGastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia
misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada
para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus
Vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) dalam lambung.
Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah
dan anoreksia. Gastritis akut sering disebabkan oleh diet yang tidak benar,
makan yang terlalu banyak dan terlalu cepat atau makan makanan yang pedas
b. Gastritis Kronis
sel parietal dan sel chief. Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan
2.1.5 Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak mukosa
lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak terjadi difusi HCl
ke mukosa dan HCl akan merusak mukosa. Kehadiran HCl di mukosa lambung
histamine dari sel mast. Histamin akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler
sehingga terjadi perpindahan cairan dari intrasel ke ekstrasel dan menyebabkan edema
dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung. Biasanya lambung
dapat melakukan regenerasi mukosa oleh karena itu gangguan tersebut menghilang
dengan sendirinya (Suratun dan Lusianah 2010). Namun bila lambung sering terpapar
dengan zat iritan maka inflamasi akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang
akan di isi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan
terjadi atropi sel mukosa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa
lambung akan menurun atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat
diserap di usus halus. Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan dan
maturasi sel darah merah.Pada akhirnya klien gastritis dapat mengalami anemia.
Selain itu dinding lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian kiri atas
perut tepat dibagian tulang iga. Lambung orang dewasa memiliki panjang berkisar antar 10
inci dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 galon.
Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah arkadion.
Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan- lipatan tersebut secara bertahap
melepaskannnya kedalam usus kecil. Ketika makanan masuk kedalam esophagus dan
lewat lambung. Setelah masuk ke lambung cincin ini menutup. Dinding lambung terdiri dari
lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada dilambung, dinding lambung akan
mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar-kelenjar yang
berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk
Suatu komponen cairan lambung adalah asam ini sangat koresif sehingga paku
besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mucosa-mucosa
bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara regular
korosif hidroklorida. Fungsi dari lapisan lambung ini adalah agar cairan asam dalam lambung
tidak merusak dinding lambung. Ketika terjadi proses gastritis perjalanannya adalah sebagai
berikut ini lambung yang terkena paparan baik oleh bakteri, obat-obatan anti nyeri yang
berlebihan, infeksi bakteri atau virus, maka hal tersebut akan merusak epitel-epitel sawar
dalam lambung. Ketika asam berdifusi ke mukosa, dengan keadaan epitel sawar yang
dihancurkan tadi maka akan terjadi penghancuran sel mukosa. Dengan sel mukosa
yang hancur ini mengakibatkan fungsi dari mukosa tidak berfungsi yang akhirnya asam
tidak bisa control sehingga terjadi peningkatan asam hidroklorida dilambung dan ketika
mengenai di dinding lambung akan menimbulkan nyeri lambung (perih) karena dinding
lambung yang inflamasi tersebut, masalah keperawatan yang mucul adalah nyeri akut.
meningkatkan kemudian plasma bocor ke intestinum terjadi edema dan akhirnya plasma
bocor kedalam lambung sehingga terjadi perdarahan (hematemesis dan melena). Ketika terjadi
pepsinogen meningkat, yang kemudian akan diubah menjadi pepsin dan berakibat akan
menurun fungsi sawar kemudian terjadi penghancuran vena-vena kecil dan kapiler kemudian
terjadi perdarahan. Masalah keperawatan yang muncul seperti perfusi jaringan tidak efektif,
keseimbangan nutrisi terkait pasien merasa perih lambung sehingga merasa tidak nafsu
untuk makan, kemudian bila disertai output cairan yang berlebih akan muncul resiko
kekurangan volume cairan ataupun bahkan bisa muncul masalah kekurangan volume
cairan.
a. Pemeriksaan darah tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H.Pylori
dalam darah. Hasil test yang positif menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena
infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat
c. Pemeriksaan feses tes ini memeriksa apakah terhadap H.Pyolri atau tidak. Tes hasil
yang berikut warna feses merah kehitaman-hitaman, bau sedikit amis, konsistensinya
lembek tetapi ada juga agak keras terdapat lender. Pemeriksaan juga dilakukan
terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya perdarahan pada
lambung.
d. Endoskopi saluran cerna bagian atas dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat oleh sinar
X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel atau
(endoskopi) melalui mulut dan masuk kedalam esofagus, lambung dan bagian atas
usus kecil. Tenggorokan akan lebih dahulu diamati – dirasakan (anastesi) sebelum
endoskopi dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman dalam melakukan tes
ini.
e. Ronsen saluran cerna test ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan barium terlebih
dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Gastritis akut
a. Pantang minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang, ubah menjadi
d. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat dan alkali, encerkan dan netralkan asam
e. Jika gastriris terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau
f. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
2. Gastritis kronik
Pengetian keluarga menurut Friedman (1998) yang dikutip oleh Suprajitno (2004)
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan,
emosional dan inndividu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga. Menurut Sayekti (1994) yang dikutip oleh Suprajitno (2004) mendefinisikan
keluarga sebagai suatu ikatan/ persetujuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa
yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang
sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Dari ketiga definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kelompok
manusia yang hidup dalam satu rumah, saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi keluarga tersebut jika dalam keluarga ada salah satu anggota keluarga yang
sacara keseluruhan.
Menurut Friedman (1986) yang dikutip oleh Zaidin Ali (2010) membagi tipe
a. Nuclear Family (keluarga inti) Terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi
tanggunganya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainya.
b. Extended Family (keluarga besar) Satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua
keluarga inti yang tinggal salam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain.
c. Single Parent Family Satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan
d. Nuclear dyed Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal
e. Blanded Family :Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan yang
masing- masing pernah menikah dan membawa anak dari hasil perkaawinan mereka
sebelumnya.
f. Three generation Family :Keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek,
h. Middle age atau elderly couple :Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri
paruh baya.
Tipe keluarga non tradisional menurut Sussman (1974) yang dikutip oleh Santun
a. Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa menikah b. Pasangan yang
c. Keluarga gay
d. Keluarga lesbi
keluarga dimasyarakat sekitarnya. Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi oleh Friedman
yang dikutip oleh suprajitno ( 2004) mengatakan terdapat empat elemen struktur keluarga
yaitu:
dalam keluarga sendiri dan peranya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan
informal.
b. Nilai atau norma keluarga:Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan
ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak dan anggota keluarga
mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah prilaku keluarga yang
mendukung keluarga.
a. Fungsi Afektif :Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar
b. Fungsi Sosial :Fungsi sosial adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi
untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
mempunyai tugas yang harus diselesaikan. Menurut Duvall dan Miller dikutip oleh
keluarga baru, dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke
b. Keluarga yang sedang mengasuh anak (Child Bearing) : Tahap ini dimulai
persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua dan
kakek, nenek.
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah : tahap ini dimulai ketika anak pertama
(hubungan perkawinan danhubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga
d. Keluarga dengan anak usia sekolah : Tahap ini dimulai ketika anak berusia 6
keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja : Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia
f. Keluarga melepaskan anak usia dewasa muda : Fase ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong”
siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru yang didapat melalui
orang tua lanjut usia dan cenderung sakit – sakitan dalam kehidupan dan
kesehatannya.
g. Orang tua usia pertengahan : Tahap ini dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan orang tua. (Tahap ini dimulai biasanya ketika orang tua memasuki
usia 45 – 55 tahun dan berakhir pada saat salah seorang pasangan pensiun
hubungan harmonis dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak,
h. Keluarga dalam masa pensiun dan lansia : Tahap ini dimulai ketika salah
yang dapat dilaksanakan dimasyarakat. Pelayanan keperawatan keluarga yang saat ini
dikembangkan merupakan bagian dari pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
(Perkesmas).
merupakan pelayanan holistic yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai focus
keluarga, alamat, agama, suku, bahasa sehaari- hari, jarak pelayanan kesehatan
dengan keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan saat ini, status
gizi, tanda-tanda vital, status imunisasi dasar, dan penggunaan alat bantu atau protesa
serta status kesehatan anggota keluarga saat ini meliputi keadaan umum, riwayat
penyakit/alergi.
c. Data pengkajian individu yang mengalami masalah kesehatan (Saat ini sedang
sakit) meliputi nama individu yang sakit, diagnosisi medis, rujukan dokter atau rumah
neurosensori, kulit, istirahat dan tidur, status mental, komunikasi dan budaya,
kebersihan diri, perawatan diri sehari-hari, dan data penunjang medis indivisu yang
komunikasi, kekuatan.
g. Fungsi keluarga terdiri dari aspek instrumental dan ekspresif. Aspek instrumental
masyarkat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis data secara
fungsi keluaraga, koping keluarga, baik yang bersifat actual, risiko maupun sejahtera
dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan
keluarga .
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan
a. Diagnosis Aktual
kesehatan atau proses kehidupan yang terdapat dalam individu, keluarga, komunitas.
Karakteristik definisi (manifestasi, tanda, dan gejala) yang dikelompokkan dalam pola
petunjuk yang berhubungan atau gangguan yang mendukung pengkajian ini (NANDA
International, 2007). Pemilihan diagnosa aktual menunjukkan bahwa data yang dat
b. Diagnosis Resiko
kesehatan atau proses kehidupan yang mungkin menyebabkan individu, keluarga, atau
c. Diagnosis Kesejahteraan
Diagnosa keperawatan sejahtera menggambarkan respon manusia terhadap tingkat
kesejahteraan dalam individu, keluarga, atau komunitas yang memiliki kesiapan untuk
peningkatan (NANDA International, 2007). Ini merupaka penilaian klinis tentang individu,
keluarga, atau komunitas dalam transisi dari tingkat kesejahteraan tertentu ke tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi. Perawat memilih tipe diagnosis ini ketika klien berharap
atau telah mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sebagai contoh, potensial
peningkatan adaptasi yang terkait dengan keberhasilan pengobatan kanker adalah diagnosis
kesejahteraan, dan perawat beserta keluarga bekerjasama untuk beradaptasi dengan stresor
perawat menggabungkan kekuatan klien dan sumber daya yang ada ke dalam rencana
individu, keluarga, atau komunitas serta keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
meningkatkan perilaku kesehatan tertentu, seperti nutrisi dan olahraga. Diagnosis promosi
kesehatan dapat digunakan pada berbagai bidang kesehatan dan tidak membutuhkan
yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan klien
yang telah diidentifikasi dan divalidasi pada tahap perumusan diagnosis keperawatan.
a. Menetapkan prioritas masalah
Skala : Wellness 3
Aktual 3 1
diubah
Skala : Mudah 2
Skala : Tinggi 3
Cukup 2 1
4. Menonjolnya masala
perlu Tidak 1 1
Tabel 2.3 Penapisan Masalah (Maglaya 2009)
Cara skoring :
bobot Skor
kemungkinan masalah dapat diubah, potensi masalah untuk dicegah dan menonjolnya
masalah.
1. Kriteria yang pertama, yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada
masalah aktual karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya
2. Kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat dirubah perawat perlu
a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.
waktu.
d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan
sokongan masyarakat.
memperbaiki masalah
d) Adanya kelompok high riskatau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk
mencegah masalah.
4) Kriteria ke empat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu menilai persepsi atau
baggaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor yang tertinggi yang
Implementasi pada asuhan keperwan keluarga dapat dilakukan pada individu dalam
keluaga dan pada anggota keluarga lainnya. Implementasi yang ditujukan pada individu
meliputi:
c. Tindakan observasi.
perawatan.
seoptimal mungkin.
Sesuai denan rencana tindakan yang telah diberikan, penilaian dan evaluasi
diperlukan untuk melihat keberhasilan. Bila tidak atau belum berhasil, perlu disusun rencana
baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu
kali kunjungan keluarga, untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
Tahapan evaluasi dapat dilakuakn selama proses asuhan keperawatan atau pada
akhir pemberian asuhan. Perawat bertanggung jawab untuk mengevaluasi status dan
kemanjuan klien dan keluarga terhadap pencapaian hasil dari tujuan keperawatan yang telah
individu dalam konteks keluarga, membandingkan respon individu dan keluarga dengan
kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan maslah serta kemajuan pencapaian tujuan
keperawatan
2.4 Evidence Based Nursing (EBN)
Dari data penelitian didapatkan 54 responden dibagi menjadi dua kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Data diatas menunjukkan rata-rata tingkat nyeri selama 7 hari sebelum dan
setelah diberikan tindakan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pada umumnya
intervensi jumlah responden paling banyak mengalami nyeri ringan yaitu 23 (85,2%).
Demikian juga pada kelompok kontrol sebelum dan setelah tidak dilakukan tindakan
Terdapat 27 responden yang mengalami penurunan rata-rata tingkat nyeri sebelum dan
setelah diberikan jus buah pepaya selama 7 hari. Hasil rata-rata tingkat nyeri sebelum
diberikan jus buah pepaya adalah 1,93 dengan standart deviasi 0,385 dan setelah diberikan jus
buah pepaya hasil rata-rata tingkat nyeri adalah 1,78 dengan standart deviasi 0,506. Perbedaan
rata-rata sebelum dan setelah dilakukan tindakan pemberian jus buah pepaya adalah 0,15
dengan p=0,046. Hal ini dapat disimpilkan bahwa niali p=<0,05 yang menunjukkan bahwa
adaa perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah diberikan jus buah pepaya.
Berdasarkan uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon telah
didapatkan perbedaan rat-rata tingkat nyeri sebelum dan setelah diberikan jus buah pepaya
yaitu 0,15 dengan p value 0,46 yang berarti terdapat pengarh yang bermakna setelah
pemberian jus buah pepaya terhadap perubahan tingkat nyeri kronis pada penderita gastritis.
Perbedaan skala nyeri sebelum dan setelah diberikan jus buah pepaya yang dikonsumsi secara
oral. Asosiasi Internasional untul penlitian nyeri (International Association For The Study Of
Pain, IASP) mendefenisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional
yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
ataau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Marandina, 2014).
Sehingga dalam penelitian yang telah dilakukan tingkat nyeri yang dipersepsikan oleh setiap
individu berbeda, selain itu tingkat nyeri yang dipersepsikan antara sebelum dan setelah
diberikan perlakuan pemberian jus buah pepaya pada setiap individu juga berbeda.
Pengukuran tingkat nyeri yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan skala tidak
nyeri, nyeri ringan dan nyeri sedang. Dalam hal ini asumsi peneliti dengan skala nyeri ringan
dan nyeri sedang masih dapat dilakukan dengan menggunakan terapi komplementer yang
Pemberian jus buah pepaya dapat digunakan untuk mengatasi pada lambung dan rasa
panas pada lambung. Pada penelitian Jihan (2011), yang menjelaskan buah pepaya kaya akan
nutrisi seperti betakaropen, viamin c, vitamin b, mineral, serat, lycopene dan plakonoid,
seingga dapat berfungsi sebagai zat anti kanker. Buah pepaya mengandung sejumlah mineral
basah lemah seperti kalium, kalsium dan magnesium yang sangat dibutuhkan tubuh terutama
untuk menetralisir asam lambung. Hal ini juga didukung oleh penelitian Joanne (2016) yang
menyebutkan bahwa pepaya juga mempunyai kandungan enzim papain yang mampu
mempercepat pemecahan protein dalam lambung karena pada saat terjadi gastritis enzim
KASUS GASTRITIS
3.1. Pengkajian
3.3.1.Data Dasar
Klien bernama Ny. P, berjenis kelamin Perempuan, umur 56 tahun, status kawin,
bertempat tinngal di desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang,
Pengkajian dilakukan dirumah Ny. P pada hari Kamis 21 Februari 2019 jam 08:35
WIB Keluhan utama yang dirasakan klien adalah nyeri pada bagian perut dan ulu hati.
Riwayat penyakit sudah di rasakan sejak 1 t a h u n yang lalu. Nyeri bertambah saat
beraktivitas fisik yang berat dan terasa sakit saat habis bekerja lama. Keluhan yang
Tn. T sebagai suami Ny. P berumur 60 tahun dengan pendidikan terakhir SMP.
Pekerjaan Tn. T setiap hari sebagai petani. Ny. P memiliki 3 orang anak. Tn. K sebagai
anak pertama berumur 28 tahun, jenis kelamin laki-laki dan sekarang sudah menikah.
Sedangkan Nn.W sebagai anak kedua berumur 25 tahun, jenis kelamin perempuan,
dan sudah bekerja dan yang ketiga Tn. C berumur 20 tahun dan masih kuliah.
C. Genogram
D. Tipe Keluarga
Keluarga Ny. P termasuk kedalam tipe keluarga inti, karena dalam keluarga ini
E. Suku Bangsa
Keluarga Ny. P termasuk suku Jawa, bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-
hari keluarga Ny. P adalah bahasa Indonesia. Keluarga Ny. P tidak memiliki pantangan,
namun kebiasaan suku yang diterapkan oleh Ny. P kadang-kadang mengkonsumsi jamu
F. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Ny. P adalah agama Islam dan menjalankan shalat
5 waktu. Selain itu aktif mengajar mengaji pada anak-anak dan sholat berjamaah di masjid.
Keluarga Ny. P selalu aktif mengikuti pengajian majelis taklim setiap malam jumat.
G. Status Sosial Ekonomi
Ny. P dan Tn. T sebagai pencari nafkah keluarga. Keluarga Ny. P memiliki
penghasilan rata-rata Rp. 2.750.000,- per bulan, yang diperoleh dari penghasilan Tn.T.
Dalam hal ini keluarga Ny. P memiliki pengeluaran untuk pembayaran listrik, dan kebutuhan
Keluarga Ny. P melakukan aktivitas rekreasi keluarga 1-2x dalam setahun, dan
biasanya fleksibel dalam keikutsertaan anggota keluarga. Lokasi yang sering dikunjungi
keluarga biasanya di pantai. Keluarga Ny. P menghabiskan waktu luang dengan menonton
Keluarga Ny. P berada pada tahap perkembangan 5, keluarga dengan dewasa karena
anak pertama pasangan Ny. P dan Tn. T telah berada pada rentang usia 28. Tugas
kebebasan dengan tanggung jawab yang sejalan dengan maturitas dewasa muda,
orang tua dengan anak-anak dengan tugas mengimbangi tugas dewasa muda dengan
tanggung jawab yang sejalan dengan maturitas dewasa muda, memfokuskan kembali
hubungan perkawinan, dan melakukan komunikasi yang terbuka diantara orang tua dengan
anak-anak remaja.
b. Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga Ny. P sudah terpenuhi, dimana keluarga Ny. P dengan
tugas mengimbangi kebebasan remaja dengan tanggung jawab yang sejalan dengan
maturitas dewasa muda yaitu dengan cara keluarga memberikan kebebasan anak untuk
menentukan pilihannya sendiri dan anak mengenyam pendidikan dengan baik, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan dengan menjalin hubungan romantis antara Ny. P dan
Tn. T, dan melakukan komunikasi yang terbuka diantara orang tua dengan anak-anak
dewasa muda dengan cara mendiskusikan solusi dan keputusan untuk menyelesaikan
masalah.
pertama berusia 28 th dan yang kedua berusia 25 th. Anak pertama 28 th belum menikah
sedangkan anak kedua 25 th sudah menikah. Ny. “P” dan Tn. “T” mengatakan
komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas
Dalam keluarga Ny. P, Ny. P memiliki penyakit asam lambung yang sudah
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya, Ayah dari Ny. P yaitu Tn. T sebelum
a. Karakteistik Rumah
2
Keluarga Ny. P memiliki rumah pribadi yang berukuran 63 m dengan kondisi semi
2
permanen dan berlantai semen, mempunyai 3 ventilasi berukuran 0,2 m pada masing-
2
masing ventilasi, dan atap seng . Luas pekarangan rumah keluarga Ny. P adalah 2400 m .
Rumah Ny. P memiliki 2 kamar, 1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga, 1 ruang dapur, dan 1
kamar mandi/WC.Lingkungan rumah terlihat kurang bersih, matahari dapat masuk kedalam
rumah melalui kaca dan pintu rumah, namun perputaran udara bagus.
1) Pengolahan Sampah
Keluarga Ny. P mengelola sampah dengan cara bersih dan tertutup, kemudian sampah
akan dikumpulkan kemudian dibakar. Dipekarangan terlihat daun kering yang berserakan.
Keluarga Ny. P memiliki saluran pembuangan air limbah yang terbuka kemudian
dialirkan ke selokan.
3) Penggunaan Jamban
kamar mandi keluarga Ny. P cukup sinar matahari, dan bersih.Jarak penampungan MCK
4) Kondisi Air
Keluarga Ny. P memiliki sumber air berupa sumur gali. Sumber air digunakan untuk
keperluan sehari-hari seperti minum, masak, dan MCK.Kondisi airnya baik, tidak berbau,
Ny. P berbaur dengan tetangga-tetangga lain yang suku batak toba, J a w a , batak karo, dan
saudara/kerabat dari keluarga Ny. P. Di daerah sekitar tempat tinggal keluarga Ny. P terdapat
komunitas ibu-ibu arisan dan komunitas pengajian yang sering melakukan kegiatan
pengajian.
Keluarga Ny. P menempati rumah yang saat ini dan tidak pernah berpindah
rumah.
K. Struktur Keluarga
membicarakan masalah dengan cara musyawarah untuk mencari solusi bersama. Tn. K
merupakan anggota keluarga yang paling dominan berbicara, dan bahasa yang sering
digunakan dalam berkomunikasi yaitu bahasa Indonesia. Interaksi dan komunikasi keluarga
paling sering terjadi ketika malam hari dan dalam situasi nonton TV dan atau makan
bersama.
mengalami masalah dimana yang menjadi power dan paling banyak mengambil keputusan
Tn. T sebagai kepala keluarga berperan sebagai pencari nafkah, panutan dan
pelindung kerja. Ny. P sebagai istri berperan merawat anak-anak, sebagai pengatur rumah
tangga. Tn. K sebagai anak pertama berperan sebagai anak yang mengenyam pendidikan
kuliah S2. Anak kedua berperan sebagai anak yang sudah menikah dan anak ketiga berperan
Keluarga Ny. P hidup dalam nilai dan norma budaya Sunda dimana tutur kata dan
sopan santun di keluarga sangat diperhatikan. Tn. K, Nn. W dan Tn. C diajarkan untuk
selalu bersalaman dengan orang yang lebih tua apabila bertemu, dan Tn. T dan Ny. P
juga mendidik anak mereka dengan nilai dan norma yang berlaku di sekitar.
L. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Tn. T dan Ny. P sangat menyayangi keluarga dan anak-anaknya, saling menjaga dan
mendukung antara anggota keluarga satu dengan anggota keluarga yang lain. Ny. P dan Tn.T
b. Fungsi Sosialisasi
Saat dikaji keluarga Tn. T mengatakan bahwa mereka mengetahui Ny. P terkena
Kesimpulan: Keluarga tidak mengenal masalah kesehatan yang dialami oleh anggota
2) Mengambil Keputusan
Keluarga Ny. P mengatakan jika perut dan ulu hati Ny. P nyeri, biasanya
Kesimpulan: Keluarga dapat mengambil keputusan pengobatan untuk Ny. P yaitu dengan
pergi ke puskesmas.
Keluarga Ny. P mengatakan apabila Ny. P sedang nyeri ulu hati dan perut, hanya
Kesimpulan : Keluarga Ny. P tidak mampu merawat anggota keluarga yang sakit gastritis,
yaitu Ny. P.
4) Memelihara/Memodifikasi Lingkungan
berkasur.
Stresor jangka pendek keluarga Ny. P dan Tn. T yaitu apabila banyak
kerjaan yang harus dikerjakan, dan stressor jangka panjang adalah ketika
menghadapi stressor yang datang dengan santai, namun kadang terjadi perubahan
perilaku anggota keluarga yang berubah menjadi kesal dan cemas. Apabila
c. Strategi Koping
Pemeriksaan
TTV
Suhu
BB 58 65 60 45
Hitam
Mata
Mulut
Gigi palsu
Gigi palsu
TTV
BB 58 65 60 45
Hitam
Mata
Hidung Normal Normal Normal Normal
Telinga Pendengaran Pendengaran Pendengaran Pendengaran
baik, secret
Gigi palsu
Gigi palsu
bersih,gigi bersih,gigi
berlubang tidak ada gigi Tidak ada gigi Tidak ada gigi
Leher Normal Normal Normal Normal
Dada Normal Normal Normal Terdapat suara
Nyeri kaki,
ulu hati.
O. Harapan Keluarga
anggotanya, pendidikan Tn K dan Nn. W lancar dan berkualitas, dan juga dapat
ditusuk-tusuk dan hilang timbul, terjadi pada meringis, Klien terlihat gelisah, Klien mual
bergerak.
S (Severe): Skala sedang (4).
1. Sifat masalah
Skala : Aktual 3
Resiko 2
Potensial 1 1
diubah
Skala : Mudah 2
Sebagian 1 2
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2 1
4. Menonjolnya masalah
Skala : Segera 2
Tidak perlu 1 1
3.4.4 Perumusan Masalah
No Masalah Kemungkinan D
penyebab
penyebab timbulnya
keluhan
Q : klien mengatakan
R : keluhan dirasakan
(nyeri sedang 5)
T : klien mengatakan
hilang timbul
DO :
epigastrium
4. Tanda-tanda vital :
TD : 130/80 mmHg
N : 92 x/m
RR : 20 x/m
S : 37 C̊
2. Ansietas Ketidakmampuan DS :
keadaanya
kunjung membaik.
DO :
terlihat tegang
Ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah
Ansietas
5. Tanda-tanda vital :
TD : 130/80 mmHg
N : 92 x/m
RR : 20 x/m
3. S : 37 C̊
3. Defisiensi Ketidakmampuan DS :
timbulnya keluhan.
2. Klien mengatakan
makanan berminyak,
berbumbu.
DO :
tentang penyakitnya
ketika ditanya.
terlihat tegang
1. Defisiensi pengetahuan
2. Nyeri akut
3. Ansietas
N Rencana keperawatan
Kriteria
gastritis dengan
menggunakan leafleat/
lembar balik.
3. Evaluasi kembali
pengrtahuan keluarga
tentang gastritis.
yang benar
mampu mengambil
memutuskan keputusan
keluarga tentang
3. Evaluasi kembali
tentang keputusan
yang telah
dibuat
keluarga atas
keputusan
yang tepat
merawat anggota
2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
merawat anggota
3. Evaluasi kembali
tentang merawat
yang benar
1. Kaji pengetahuan
dikonsumsi dan
makanan yang
harus dihindari
penderita gastritis.
3. Evaluasi kembali
tentang merawat
sakit.
Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan :
1. Kaji pengetahuan
menyebutkan nyaman.
2 2. Diskusikan bersama
3. Evaluasi kembali
tentang bagaimana
menunjang kesehatan
terhadap semua
anggota keluarga.
yang benar
Keluarga mampu
menyebutkan 1 faskes :
kesehatan kesehatan
2. Dsikusikan bersama
keluarga bagaimana
memanfaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan.
3. Evaluasi kembali
Bagaimana
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
keluarga
yang benar
2 Nyeri Keluarga mampu Keluarga mampu Memudahkan
nyeri
2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
penyebab nyeri
dengan menggunakan
leafleat/
lembar balik
3. Evaluasi kembali
keluarga
yang benar
keluarga
2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
dibuat
3. Evaluasi kembali
tentang keputusan
yang benar
merawat anggota
2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
merawat anggota
3. Evaluasi kembali
tentang merawat
anggota keluarga yang
sakit.
yang benar
2. Demontrasikan cara
perawatan gastritis.
3. Evaluasi kembali
tentang merawat
sakit
yang benar
menyebutkan 2 memodifikasi
nyaman.
2. Diskusikan bersama
keluarga bagaimana
menunjang kesehatan.
3. Evaluasi kembali
tentang bagaimana
menunjang kesehatan
terhadap semua
anggota keluarga
yang benar
menyebutkan 1 memanfaatkan
dari 2 faskes :
kesehatan
2. Dsikusikan bersama
keluarga bagaimana
memanfaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan.
3. Evaluasi kembali
Bagaimana
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
pada semua
anggota keluarga
yang benar
2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
sedang dialami.
3. Evaluasi kembali
mengenai situasi
yang benar
keluarga tentang
dibuat
3. Evaluasi kembali
tentang keputusan
yang benar
Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga sakit :
1. Kaji pengetahuan
3. Evaluasi kembali
tentang merawat
sakit.
yang benar
Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan :
1. Kaji pengetahuan
2 nyaman.
3. Evaluasi kembali
tentang bagaimana
menunjang kesehatan
terhadap semua
anggota keluarga.
yang benar
Keluarga mampu
memanfaatkan
faskes :
2. Diskusikan bersama
keluarga bagaimana
memanfaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan.
3. Evaluasi kembali
Bagaimana
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
keluarga
yang benar
3.3.7 Implementasi
dengan menggunakan
3. Mengevaluasi kembali
pengetahuan keluarga
tentang gastritis.
2. Mendiskusikan dengan
keluarga tentang
dibuat
3. Mengevaluasi kembali
telah dibuat
tepat.
merawat anggota
2. Mendiskusikan dengan
sakit .
3. Mengevaluasi kembali
tentang merawat anggota
yang benar.
1. Mengkaji pengetahuan
makanan penderita
gastritis.
2. Menjelaskan jenis
penderita gastritis.
3. Mengevaluasi kembali
yang benar.
IV 1. Mengkaji pengetahuan
lingkungan yang nyaman.
2. Mendiskusikan bersama
keluarga bagaimana
menunjang kesehatan.
3. Mengevaluasi kembali
tentang bagaimana
menunjang kesehatan
keluarga.
yang benar.
V 1. Mengkaji pengetahuan
fasilitas kesehatan
2. Mendiskusikan bersama
keluarga bagaimana
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan.
3. Mengevaluasi kembali
bagaimana memanfaatkan
yang benar.
2. Mendiskusikan dengan
keluarga tentang
menggunakan leafleat/
lembar balik.
3. Mengevaluasi kembali
pada keluarga.
yang benar.
2. Mendiskusikan dengan
keluarga tentang
dibuat
3. Mengevaluasi kembali
telah dibuat
keluarga ataskeputusan
tepat.
merawat anggota
2. Mendiskusikan dengan
sakit .
3. Mengevaluasi kembali
1. Mengkaji pengetahuan
merawat anggota
2. Mendemontrasikan cara
perawatan gastritis.
3. Mengevaluasi kembali
yang benar.
IV 1. Mengkaji pengetahuan
keluarga tentang
2. Mendiskusikan bersama
keluarga bagaimana
menunjang kesehatan.
3. Mengevaluasi kembali
tentang bagaimana
lingkungan yang dapat
menunjang kesehatan
keluarga.
yang benar.
V 1. Mengkaji pengetahuan
fasilitas kesehatan
2. Mendiskusikan bersama
keluarga bagaimana
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan.
3. Mengevaluasi kembali
bagaimana memanfaatkan
yang benar.
2. Mendiskusikan dengan
dialami.
3. Mengevaluasi kembali
pada keluarga.
yang benar.
2. Mendiskusikan dengan
keluarga tentang
dibuat
3. Menegevaluasi kembali
telah dibuat
merawat anggota
2. Mendemostrasikan cara
teknik relaksasi
3. Mnegevaluasi kembali
yang benar.
IV 1. Mengkaji pengetahuan
keluarga tentang
2. Mendiskusikan bersama
keluarga bagaimana
menunjang kesehatan.
3. Mengevaluasi kembali
tentang bagaimana
menunjang kesehatan
keluarga.
yang benar.
& Jam
keluarga tentang
pengertian, penyebab,
dengan menggunakan
3. Mengevaluasi kembali
pengetahuan keluarga
tentang gastritis.
merawat anggota
2. Mendemontrasikan cara
perawatan gastritis.
3. Mengevaluasi kembali
yang benar.
merawat anggota
2. Mendemostrasikan cara
teknik relaksasi
3. Mengevaluasi kembali
yang benar.
& Jam
2. Mendemontrasikan cara
perawatan gastritis.
3. Mengevaluasi kembali
yang benar.
& Jam
2. Mendemontrasikan cara
perawatan gastritis.
3. Mengevaluasi kembali
yang benar.
& Jam
Selasa Subjektif :
24/02/2019 1. Keluarga
gejalah gastritis.
2. Keluarga mengatakan
memeriksakan kondisi
kesehatan Ny. P di
Puskesmas Tongauna.
3. Keluarga menyebutkan
cara perawatan gastritis
diajarkan perawat.
Keluarga menyebutkan
4. Keluarga menyebutkan 2
manfaat memodifikasi
untuk menunjang
kesehatan.
5. Keluarga
menyebutkan manfaat
pelayanan kesehatan
untuk kesembuhan
sakit Objektif :
1. Keluarga mampu
menjelaskan kembali
2. Keluarga mampu
mengambil keputusan
Ny. P.
3. Keluarga mampu
menyebutkan cara
perawatan penyakit
makanan untuk
penderita gastritis.
4. Keluarga mampu
memodifikasi
dan nyaman.
5. Keluarga dapat
menyebutkan manfaat
mengatasi masalah
kesehatan gastritis.
A : Masalah teratasi
sebagian
P : - Intervensi
dipertahankan (TUK
- Intervensi dilanjutkan
(TUK I)
Selasa Subjektif :
2. Keluarga mengatakan
memeriksakan kondisi
kesehatan Ny. P di
3. Klien mempraktektan
(nyeri sedang)
4. Keluarga menyebutkan 2
manfaat memodifikasi
untuk kesembuhan
Ny. P.
5. Keluarga menyebutkan
manfaat pelayanan
kesehatan untuk
kesembuhan anggota
Objektif :
1. Keluarga mampu
menyebutkan penyebab
terjadinya nyeri.
2. Keluarga mampu
mengambil keputusan
masalah kesehatan.
3. Klien mampu
mendemonstrasikan cara
perawatan gastritis.
4. Keluarga mampu
memodifikasi
5. Keluarga dapat
menyebutkan manfaat
mengatasi masalah
6. Hasil pemeriksaan
meringis
epigastrik
- Klien mampu
mendemonstraksikan
distraksi
- Tanda-tanda vital
TD : 130/90 mmHg
Nadi : 84x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,8 ̊C
P : - Intervensi
dipertahankan (TUK I,
II, IV, V)
- Intervensi dilanjutkan
(TUK III)
Selasa Subjektif :
setelah mendapatkan
2. Keluarga mengatakan
memeriksakan kondisi
kesehatan Ny. P di
3. Keluarga mempraktektan
relaksasi untuk
mengurangi cemas.
4. Keluarga menyebutkan 2
manfaat memodifikasi
manfaat pelayanan
kesehatan untuk
kesembuhan anggota
Objektif :
keluarga
mengungkapkan cemas
berkurang setelah
mendapatkan informasi
2. Keluarga mampu
mengambil keputusan
masalah kesehatan
gastritis.
mampu
mendemonstrasikan
mengurangi cemas.
4. Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
yang aman dan nyaman.
5. Keluarga dapat
menyebutkan manfaat
mengatasi masalah
6. Hasil pemeriksaan
merasa tegang.
- Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8 ̊ C
A : Masalah teratasi
sebagian
P : - Intervensi
dipertahankan (TUK I,
II, IV, V)
- Intervensi dilanjutkan
(TUK III)
Selasa Subjektif :
24/02/2019
Keluarga menyebutkan
16.25
pengertian gastritis,
bahasa sendiri.
Objektif :
Keluarga mampu
menyebutkan pengertian,
lancar.
A : Masalah teratasi
Planning :
Intervensi dipertahankan
Rabu Subjektif :
mengurangi nyeri.
(nyeri sedang).
Objektif :
1. Klien mampu
mendemonstrasikan
teknik distraksi.
2. Hasil pemeriksaan
- Nampak wajah klien
tidak meringis.
epigastrik
- Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8 ̊ C
A : Masalah teratasi
sebagian
P : - Intervensi
dipertahankan (TUK I,
II, IV, V)
- Intervensi dilanjutkan
(TUK III)
Rabu Subjektif :
25/02/2019 Klien dan keluarga
sakitnya.
Objektif :
mampu
mendemonstrasikan
mengurangi cemas.
2. Hasil pemeriksaan
merasa tegang
- Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,8 ̊ C
A : Masalah teratasi
Planning :
Intervensi dipertahankan
V)
Rabu Subjektif :
25/02/2019 1. Keluarga
mengurangi nyeri.
Objektif :
1. Keluarga mampu
menyebutkan cara
2. Hasil pemeriksaan
tekan pada
epigastrik.
- Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,6 ̊ C
A : Masalah teratasi
Planning :
Intervensi dipertahankan
V)
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada BAB ini penulis melakukan pembahasan Asuhan Keperawatan pada keluarga
Ny. P dengan masalah utama gastritis di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Tanjung
Selamat, dimana terdapat kesenjangan antara teori dengan keadaan yang ada di dalam
keluarga saat ini. Dalam melakukan askep keluarga, penulis menggunakan pendekatan proses
4.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan penulis pada tanggal 24 Februari 2019, data yang diambil
tidak hanya dari keluarga tetapi juga dari puskesmas, pemeriksaan fisik, serta observasi
langsung dimana dalam pengumpulan data ini penulis tidak mengalami hambatan. Pada
saat penulis melakukan pengkajian observasi dan pemeriksaan fisik didapatkan data
terdapat nyeri pada perut dan ulu hati yang dialami oleh Ny. P.
Berdasarkan data di atas, bahwa tidak terdapat kesenjangan teori dengan kenyataan,
yaitu pada kasus Ny. P. Rasa sakit biasanya di ulu hati, kadang nyeri gastritis terjadi di
bagian kiri atas perut dan di belakang, rasa sakit seperti menembus, orang sering
menggunakan istilah terbakar, panas, nyeri, atau sakit untuk menggambarkan rasa sakit,
biasanya, rasa ketidaknyamanan yang samar hadir, tapi rasa sakitnya mungkin tajam, seperti
pengkajian Dari hasil pengkajian yang dilakukan bahwa diagnosa yang muncul pada Ny. P
adalah :
2. Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
3. Ansietas b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi rasa cemas dalam merawat
keluarga yang sakit, diagnosa tersebut muncul ditunjang dengan data : keluarga merasa
Intervensi yang dibuat berdasarkan sifat masalah dan sumber-sumber yang ada dalam
keluarga. Penulis menentukan rencana sesuai dengan diagnosa yang telah ditemukan
dalam penilaian. Kemudian penulis menetukan prioritas untuk mengetahui masalah yang
paling tinggi skornya dan harus ditangani. Dari hasil skoring, didapatkan Ny. P perlu
yang sakit
4.4 Implementasi
telah disepakati. Pada tahap ini penulis tidak mengalami hambatan saat pelaksanaan,
106
b. Berikan pendidikan kesehatan
tentang rematik
hangat
4.5. Evaluasi
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan antara teori dan kasus, maka penulis dapat
1. Pada pengkajian secara teori dan kasus aspek yang dikaji sama, data
dikarenakan tidak ada data yang menunjang. Pada tahap ini penulis tidak
5.2.Saran
keluarga.
didalam keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Gastritis Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Gulai Bancah Kota
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori, Dan Praktek
Budiana. 2012. Pola Hidup Pengaruh Insiden Penyakit Gastritis. Diakses mei 2018
dari http://healthreference-ilham.blogspot.com
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta : Kemenkes RI
Dinkes Prov.Sultra. 2014. Pola Penyakit Rawat Jalan Di Sultra Tahun 2014. Kendari
A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia- Aplikasi Konsep dan
Bagun dan Nuraeni. 2013. Pengaruh Aroma Lavender Terhadap Intensitas Nyeri
Pada
Pasien Post Operasi Di RS. Dustira Cimahi. Diakses mei 2018 Dari
http://keperawatan-unsoed.ac.id/sites/default/files/jks20130802-129-126.pdf
RESUME I
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Tn. D Dengan Diare
Keluarga Tn. D (30th) mempunyai istri Ny. H (25th) anak Y (2 th). Hasil
wawancara dengan keluarga anaknya masih mengonsumsi susu formula dengan
dot. Selama ini anaknya hanya sakit batuk pilek biasa, dan cukup dibiarkan
beberapa hari bisa sembuh sendiri.Tetapi 2 hari ini anaknya sering buang air besar,
kurang lebih 4 kali sehari dan encer . Selama 2 hari ini pula anak Y nafsu maknnya
menurun, hanya mau makan sedikit saja, kurang lebih 2 sendok makan 3 kali
sehari, minum susunya dari yang biasanya 2 botol perhari jadi setengah botol saja
perhari. Tn. D dan Ny. H belum memeriksakan keadaan anaknya karena ibu klien
menganggap sakit anaknya hanya sakit biasa tidak perlu dibawa ke petugas
kesehatan.
A. Identitas Umum
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. D Pendidikan : SLTA
2. Komposisi Keluarga:
1. Tn. D L KK 30 th SLTA - -
2. Ny. H P Istri 25 th SD - Suntik
3. Genogram
4. Tipe keluarga.
a. Jenis tipe keluarga :
Keluarga inti terdiri dari Tn. D, Ny. H dan An. Y.
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut:
Bila terdapat satu anggota keluarga yang sakit,anggota yang lain harus
memberikan ekstra waktu lebih untuk merawatnya, sehingga bisa membuat
anggota yang satu ini mudah capek dan sakit juga.
5. Suku bangsa (etnis).
a. Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota Keluarga :
Keluarga ini berbudaya suku Jawa yang mempunyai anggapan makan tidak
makan asal ngumpul.
b. Tempat Tinggal keluarga
Sebagian besar adalah etnis Jawa. Ada beberapa etnis madura, masyarakat
diarea tempat tinggal Tn. D bersifat homogen.
c. Kegiatan-kegiatan Keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan
Kegiatan lingkungan yang masih berhubungan erat dengan nilai etnis
diantaranya adalah selamatan dan tingkepan.
d. Kebiasaan-kebiasan diet dan berbusana ( tradisional atau moderen ).
Keluarga Tn. D menggunakan busana modern yaitu baju, celana/rok.
Kebiasaan diet mencukupi menu 4 sehat.
e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau “modern”.
Pengambilan keputusan adalah kepala keluarga, tetapi sebelumnya
didasarkan pada musyawarah keluarga.
f. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan
dirumah: Bahasa yang digunakan adalah bahasa
jawa.
g. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi:
Jika saat salah satu anggota keluarga sakit dibawa berobat ke puskesmas
saat ini An. Y sakit diarenamun orang tua klien belum berencana
membawa ke puskesmas karena ibu klien masih menganggap sakit anaknya
hanya sakit biasa Tn. D dan Ny. H belum tahu tentang penanganan pertama
pada diare.
6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
a. Seisi keluarga menganut agama islam. Tidak ada keyakinan
yang berdampak buruk pada status sosial.
b. Setiap malam jumat Ny. H dan Tn. D mengikuti pengajian
di masjid.
c. Seluruh keluarga menganut agam islam.
d. Ny. H selalu berdoa untuk kesembuhanya anaknya.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
Penghasilan keluarga per bulan Rp. 800.000,- yang diperoleh dari hasil
kerja Tn. D, Ny. H mengatakan dari penghasilan yang ada cukup untuk biaya
makan, minum, berobat. Barang – barang yang dimiliki TV berwarna 20 “,
meja, kursi, 2 buah tempat tidur, almari 1, 1 buah motor.
8. Aktifivitas Rekreasi Keluarga:
a. Saat waktu luang Tn. D main ke tempat tetangga dengan
membawa anaknya.
b. Sekali setahun keluarga mengunjungi sanak family di
Banyuwangi.
1. Tn. D 30 th 69 Sehat - - -
2. Ny. H 25 th 55 Sehat - - -
D. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah:
a. Gambaran tipe tempat tinggal
Luas rumah 55 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m. terdiri dari 2
kamar tidur, 1KM+WC. Dapur.Ruang keluarga dan satu ruang tamu. Tipe
rumah permanent. Jendela rumah terdapat di ruang tamu dengan posisi
menghadap ke barat, satu buah ruang keluarga menghadap ke timur.Satu buah
mushalla dan kamar tidur masing-masing satu buah. Secara umum sistem
ventilasi di ruang keluarga, ruang tamu, ruang tidur sangat cukup. Barang-
barang diletakkan di ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur dan dapur. WC
permanent di buat saluran pembuangan / septic tank. Sumber air minum dari
PDAM yang dibeli secara eceran (tidak berupa pipa permanen). Sumber air
bersih untuk mencuci baju dijadikan 1, seminggu 2x. Kebiasaan memasak
menggunakan kompor. Peralatan makan dan minum digunakan secara
bersama-sama dan bergantian. Lantai rumah terbuat dari tegel dengan
kebiasaan keluarga keluar masuk rumah tanpa melepas alas kaki sehingga
kesannya banyak debu dan tanah.
b. Denah rumah
RR
KD KD
RK D
Keterangan:
E. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Tn. D dan Ny. H menyatakan komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka.
Menurut Tn. D, semua masalah yang dihadapi dibicarakan satu keluarga,
dengan menghormati hak-hak masing-masing anggota keluarga.
2. Struktur Peran Keluarga
Tn. D mempunyai peran khusus untuk menjaga keluarga. Tn. D dan Ny. H
mampu merawat diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk An.
Y masih balita, sehingga untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari ataupun
sedang sakit dirawat oleh Ny. H dan dibantu oleh Tn. D bila sudah pulang
bekerja.
a. Struktur Peran (Formal dan Informal)
Tn. D hanya sebagai kepala keluarga bekerja di pabrik dari pagi sampai sore.
Apabila di rumah menjadi anggota takmir masjid sedangkan Ny. H
menjalankan perannya sebagai istri dan ibu yaitu merawat keluarga di
rumah.
b. Nilai dan Norma Keluarga :
Keluarga Tn. D menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran islam dan
mengharapkan anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan
agama. Dalam keluarga memandang sakit sebagai ujian Tuhan.
F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif : Semua anggota keluarga Tn.D saling menyayangi satu sama
lain. Tempat tinggal saudara-saudara berada dalam satu kota. Komunikasi
yang terjalin antar keluarga masih bagus, bila ada anggota keluarga ada yang
sakit saling mengabari satu sama lain. Keluarga yang lain umumnya bila
dimintai bantuan akan berusaha membantu sebisanya.
2. Fungsi sosial : Keluarga Tn. D menekankan perlunya berhubungan dengan
orang lain. Bila ada waktu luang kadang digunakan untuk mengobrol bersama
tetangga sambil membawa anaknya yang masih kecil.
3. Fungsi perawatan kesehatan : Ny. H mengatakan An. R masih suka minum
susu di dot, setelah dikaji ternyata cara mencuci dot tersebut hanya di cuci
sekedarnya saja. Ny. H mengatakan anaknya sebelumnya hanya pernah sakit
batuk pilek biasa, diare hanya pernah sekali waktu masih bayi dan tidak
diperiksakan ke petugas kesehatan sudah sembuh sendiri.
4. Fungsi reproduksi : Tn. D mempunyai seorang anak dan mengatakan ingin
punya anak lagi. Ny. H berumur 25 tahun dan mengatakan belum berhenti
haid tetapi pasangan ini mengikuti program KB.
5. Fungsi Ekonomi : Tn. D mengatakan bahwa penghasilan dirinya sudah cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
H. Pemeriksaan Fisik
TTV N : 82 N : 80 N : 100
TD : 120/90 TD : 120/90 RR : 21
RR : 20 RR : 20 S : 37,5
S : 36 S : 37
BB, TB/PB BB : 78 kg BB : 56 kg TB : 80 cm
TB : 170 cm TB : 150 cm BB : 10 kg
(kondisi cukup) (kondisi normal).
dan Ny. H berharap sekali anaknya cepat sembuh dan tidak diare
lagi.
J. ANALISA DATA
No. Data Diagnosa Keperawatan
Data Obyektif :
Data Subyektif :
Data Obyektif :
Menonjolnya masalah:
4. Tidak segera diatasi ½x1
Total 3.5
2. Resiko tinggi terulangnya diare pada An. Y (2 tahun) di keluarga Tn. D (30 th)
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga memelihara lingkungan yang
bisa menunjang kesehatan.
No. Kritteria Score Pembenaran
Total 3.1
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan keseimbangan cairan pada An. Y (2 tahun) di keluarga Tn. D (30 tahun)
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. D merawat anggota keluarga
yang sakit.
2. Resiko tinggi terulangnya diare pada An. Y(2 tahun) di keluarga Tn. D (30 tahun)
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan yang bisa
menunjang kesehatan
M. RENCANA KEPERAWATAN
2. Selama
1x60 1. Anjurkan keluarga
menit pasien utntuk
keluarga Menyebutkan dan mencuci dan
mampu mendemontrasika merebus botol susu
Psikomotor
membersih n cara merawat setelah dipakai.
kan botol
susu An.Y botol susu: 2. Amati cara
dengan keluarga mencuci
a. Direndam air
benar dan merebus botol
panas selama susu.
15 menit.
3. Segera tutup botol
b. Segera susu baik yang ada
membuang isinya ataupun
susu yang basi tidak.
di botol susu
c. Menutup botol
susu yang ada
isinya maupun
kosong.
N. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
No. Diagnose Implementasi Evaluasi
keperawatan
1. Gangguan 03-03-2011 11.00 WIB S: Keluarga mengatakan
keseimbangan konsistensi BAB pada An.
cairan pada An. TUK 1 Y menjadi semi padat dan
Y (2th) di 1.Membujuk An.Y untuk mau frekuensi BAB berkurang
keluarga Tn. D minum,memberi reward menjadi 2 kali.
(30 th) karena mau minum dan makan O:
berhubungan
dengan 2.Memberikan larutan oralit a. Keadaan umum pada
ketidakmampuan (larutan gula garam) pada An. Y An. Y tampak
keluarga Tn. D membaik.
3.Mengobservasi jumlah cairan b. Ny. H kooperatif.
merawat anggota
yang masuk dan keluar serta A: Konsitensi BAB pada An.
keluarga yang
konsistensinya. Y menjadi semi padat dan
sakit.
frekuensi BAB berkurang
menjadi 2 kali.
P: Lanjut ke TUK 2
RESUME II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GASTRITIS
1. Data Umum
Klien bernama An. T, berjenis kelamin laki-laki umur 28 tahun, status belum
menikah bertempat tinggal di Medan, beragama islam, pekerjaan petani. Keluarga
An. T merupakan tahap keluarga anak usia dewasa dan belum menikah, bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia, keluhan yang dirasakan An. T saat ini
ialah sering merasa sakit perut dan malas makan akibat dari sakit perut.
Genogram:
Keterangan
:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Klien
= Garis Penghubung
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah:
Rumah keluarga Ny.A berukuran 6 x 10 m2 terdiri dari ruang tamu,3 buah kamar
tidur,1 ruang keluarga,1 kamar mandi dan dapur, WC terletak di bagian belakang
rumah,lantai rumah dari plaster,setiap kamar ada jendela.
b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya:
Tetangga keluarga Ny.A rata rata bermata pencarian sebagai petani lahan
persawahan,ada kebiasaan kurang baik dari lingkungan Ny.A dimana di belakang
rumah sering di gunakan untuk buang sampah.
c. Mobilitas geografi keluarga:
Keluarga Ny.A hidup serumah dengan anggota keluarganya,keluarga belum
pernah berpindah rumah ketempat lain.
e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Interakasi dengan masyarakat baikterlihat dari ke ikut sertaan anggota keluarga
dalam kegiatan ke agamaan kampung yang dilaksanakan setiap hari jumat.
f. Sitem pendukung keluarga:
Yang merupakan system pendukung keluarga adalah adik daripada Ny. A yang
sudah berumah tangga.
4. Struktur keluarga
a. Struktur peran:
Ny. A berperan sebagai kepala rumah tangga, ibu rumah tangga dan juga mencari
nafkah dengan bekerja sebagai petani sawah, An. T juga berperan sebagai petani
sawah.
b. Nilai atau norma budaya keluarga:
Keluarga cukup taat dalam melaksankan kewajiban agama nya yaitu ibadah
sholat 5 waktu dan mengikuti pengajian.
c. Pola komuniksi keluarga :
Komunikasi yang digunakan adalah menggunakan bahasa aceh, komunikasi
keluarga sifatnya terbuka satu sama lain, Sehingga apabila ada masalah akan
cepat terselesaikan dengan adanya partisipasi seluruh anggota keluarga.
d. Struktur kekuatan keluarga:
Dalam keluarga Ny.A dan An. T saling menghargai dan mendukung.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi pendidikan /afektif:
Angota keluarga saling menyayangi, memiliki dan mendukung. Persoalan dalam
rumah tangga selalu dibicara kan bersama sehingga tidak memicu terjadinya
masalah komunikasi.
b. Fungsi sosialisasi:
Diantara anggota keluarga berusaha selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya,
begitu pula berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.
c. Fugsi ekonomi:
Ny.A seorang petani sawahan begitu pula anaknya yaitu An. T. Penghasilan
perbulan kurang lebih 2-4 juta per kali panen. Keluarga menganggap penghasilan
ini sudah cukup untuk mencukupi kehidupan sehari hari.
d. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan)kesehatan.
1) Mengenal masalah kesehatan:
Keluarga mengatakan tidak mengenal tentang masalah kesehatan baik yang
diderita oleh anggota keluarganya yaitu gastritis pada An. T dan juga
masalah kesehatan yang lain.
2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan:
Keluarga mengatakan hanya mengambil keputusan untuk membawa anggota
keluarga ke puskesmas setempat.
3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit:
Keluarga mengatakan tidak tau cara merawat anggota keluarga yang sakit
dengan benar.
4) Kemampuan keluarga memeliahara/memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat:
Keluarga mengatakan masih memasak dengan menggunakan bahan
penyedap rasa seperti royko, masako, ajino moto dan lain-lain.
5) Kemampuan menggunakan fasilitas keshatan yang ada :
Keluarga telah menggunakan fasilitas kesehatan yaitu dengan pergi ke
puskesmas setempat.
e. Fungsi religious:
Keluarga mengatakan tidak akan pernah berpaling dari agama yang di anut nya
yaitu agama islam, dan selalu rajin melakukan ibadah sholat 5 waktu.
f. Fungsi rekreasi:
Keluarga mengatakan bahwa dengan menonton TV dirumah dan berkumpul
dengan tetangga di depan rumah dengan berbincang-bincang sambil ketawa-
ketiwi sudah termasuk rekreasi yang indah.
g. Fungsi reprodusi:
Keluarga Ny.A adalah keluarga single parent sehingga tidak mungkin lagi untuk
mempunyai anak.
Ny.A An. T
RR 24 x/i 24 x/i
BB 45 kg 45 kg
Kepala lonjong, normal lonjong, normal
Leher
Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid.
kelenjar tiroid.
Dada
Tidak Ada suara nafas tambahan,
Tidak ada suara nafas detak jantung regular.
tambahan, detak jantung
regular. Simetris, ada nyeri tekan, skala
Abdomen nyeri 5 dari 0 sampai 10.
Simetris,tidak ada nyeri
tekan.
8. Harapan keluarga
Keluarga mengharapkan agar anak yang bernama An. T segera menikah dan
lekas sembuh dari sakitnya.
9. Analisa Data
Data Obyektif:
Total 3,34
25.Motivasi
keluarga
untuk
menyebutka
n kembali
tentang
pengertian
dan tujuan
mobilisasi.
26.Berikan
pujian pada
keluarga.
c. Memberikan kesempatan
keluarga untuk mengulang
kembali apa yang dijelaskan oleh
perawat
TUK 2:
b. Memotivasi keluarga
untukmenyebutkan kembali dari
tanda dan gejala gastritis.
Tanggal 27 Nyeri akut pada keluarga Ny. A S : a. Ny. A mengatakan sudah tahu
Mei 2011 terutama pada An. T. b.d tentang penyakit yang sedang
ketidakmampuan keluarga mengenal diderita, setelah diberikan
masalah gastritis. penyuluhan oleh mahasiswa.
P : Intervensi dipertahankan,
lanjutkan ke TUK 3
A : TUK 1 tercapai.
P : Intervensi dipertahankan,
lanjutkan ke TUK4 dan 5.
Lampiran 1: Resume Kasus Hemeroid (Wasir)
RESUME III
Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. A Dengan Hemoroid(WASIR)
1. Pengkajian
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. A
2. Umur : 46 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Alamat : Desa Tanjung Selamat RT 02/04
7. Komposisi anggota keluarga :
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Klien
= Garis Penghubung
9. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. A adalah keluarga inti yang terdiri dari bapak, ibu,
dan anak.
10. Suku bangsa
Keluarga Tn. A berasal dari suku sunda dan bahasa yang digunakan
adalah bahasa sunda Tn. A mengatakan di kehidupan sehari-hari tidak
ada pantangan dari segi kesehatan dalam kepercayaannya.
11. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn. A beragama Islam, Ny. W mengatakan
suka mengikuti pengajian mingguan.
12. Status ekonomi keluarga
a). Penghasilan
Menurut keluarga Tn. A rata-rata penghasilan sebulan sebesar
Rp. 400.000,- dari hasil bekerja sebagai wiraswasta.
b). Pengeluaran perbulan
Biaya listrik : Rp 90.000
Biaya Transportasi : Rp 60.000
Biaya makan perbulan : Rp 400.000
Jumlah pengeluaran = Rp 420.000,-
Keluarga mengatakan jika uang penghasilan bulanan kurang dari
kebutuhan maka Tn. A dan Ny. W akan bekerja lebih keras untuk
menutupi kekurangan ekonomi.
13. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. A mengatakan jarang melakukan rekreasi ke objek wisata.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Keluarga Tn. A memiliki rumah sendiri dengan ukuran luas 10 x 10
M, di depan rumah berhadapan dengan rumah tetangga dengan jarak
± 3 m dipisahkan oleh jalan setapak, sebelah kiri, kanan, dan belakang
rumah berhimpitan dengan rumah tetangga. Tipe rumah permanen
dengan memiliki 3 buah jendela yang bisa dibuka, atap dari
genteng, belum memiliki langit-langit rumah. Memiliki ruangan yang
terdiri dari ruang tamu yang biasa digunakan untuk menonton televisi,
2 ruangan tidur, satu dapur, dan satu kamar mandi. Pembuangan air
limbah ke septic tank. Air minum berasal dari PAM. Karakteristik air
bersih, tidak berwarna, dan tidak berbau.
Denah rumah :
E C B
D A A
U
Keterangan:
A: Kamar D: Kamar Mandi
B: Ruang Tamu E: Dapur
C: R.Makan
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Tn. A berada pada komunitas suku sunda, lingkungan,
mayoritas tetangga berwiraswasta. Kehidupan dengan tetangga tampak
akrab. Namun Tn. A mengatakan pernah bertengkar dengan tetangga
sebelah kanan rumahnya tapi bisa diselesaikan dengan damai.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. A mengatakan bahwa keluarganya dulu tinggal di
Jakarta lalu pindah ke Bogor untuk menempati rumah
peninggalan orang tuanya.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. A tinggal berkumpul dengan istri dan anaknya. Sehari-hari dapat
bertemu dan hubungan antar keluarga cukup aktif dan harmonis, juga
dalam berinteraksi dengan masyarakat. Tn. A sering bermain catur
dengan tetangga dekat rumah. Keluarga Tn. A sering bersosialisasi
dengan keluarga lainya dengan berbincang-bincang.
5. Sistem pendukung keluarga
Rumah keluarga Tn. A tidak jauh dari puskesmas. Jarak dari rumah
ke puskesmas ±1 km dan dapat ditempuh dengan menggunakan
angkutan umum. Keluarga Tn. A memiliki kartu berobat (ASKESKIN).
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi sehari-hari keluarga Tn. A menggunakan bahasa
Indonesia. Keluarga akan berunding bila mendapatkan suatu masalah.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Tn. A semua anggota keluarga sangat menghormati
Tn. A yang selalu mengendalikan jalannya kehidupan dalam keluarga.
Apabila ada kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam keluarga
Tn. A selalu meminta bantuan kepada kakaknya dan keputusan ada di
tangan Tn. A.
3. Struktur Peran
a. Suami : Tn. A. Berperan sebagai kepala keluarga, sebagai suami
dari Ny. W, pencari nafkah bagi keluarga, pelindung,
penyayang, dan yang memberikan teguran atau sanksi di
dalam keluarga apabila ada yang melakukan kesalahan
baik itu dari istri, maupun anak.
b. Istri : Merawat rumah tangga, memberikan kasih sayang kepada
anak-anaknya dan membantu mencari nafkah dengan
menjadi buruh cuci baju tetangganya.
c. Anak : Membantu orang tua dan belajar.
4. Nilai dan norma keluarga
Anak-anak Tn. A diajarkan sopan santun terhadap orang lain,
diikutsertakan dalam kegiatan keagamaan di lingkungannya, dianjurkan
cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Tn. A mengatakan selalu mengajarkan anggota keluarganya untuk
saling menyayangi dan menghormati orang yang lebih tua.
2. Fungsi sosialisasi
Tn. A mengijinkan A bermain dengan teman-temannya, anggota
keluarga lainnya biasa berkumpul dengan tetangga untuk mengobrol.
Sewaktu-waktu anggota keluarga mengikuti acara pengajian.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn. A mengatakan bahwa penyakit ambeien adalah dubur
yang keluar dan bentuknya seperti buah jambu air. Keluarga
mengatakan tidak tahu penyebab dari ambeien. Keluarga juga
mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang
penyakit yang diderita Tn. A.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan.
Keluarga Tn. A merasa pasrah dengan keadaan penyakit yang
diderita Tn. A. Tn. A telah menderita penyakit wasir selama ± 31
tahun. Beberapa tahun yang lalu menurut dokter Tn. A dianjurkan
untuk dioperasi. Tn. A kemudian meminta bantuan saudaranya
untuk masalah biaya operasi. Setelah uang terkumpul Tn. A
memutuskan untuk menunda operasi dan uang untuk biaya operasi
digunakan untuk merenovasi atap rumah yang pada saat itu hampir
runtuh. Tn. A mengatakan kepentingan keluarganya lebih penting
dibandingkan kepentingannya sendiri.
Bila ada anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke puskesmas
atau dengan membeli obat warung.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengatakan bingung jika penyakit wasir Tn. A kambuh.
Jika penyakit wasirnya kambuh keluarga menganjurkan Tn. A
untuk tidur telungkup di kasur. Tn. A mengatakan jika Tn. A
mengalami sakit dibagian anus maka keluarga akan membuatkan
obat tradisional yaitu campuran antara sagu dengan gula merah.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Setiap ruangan dalam rumah Tn. A tampak tidak rapih dan kurang
terkena sinar matahari langsung. Setiap hari jendela rumah jarang
dibuka.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
Bila ada keluarga yang sakit keluarga Tn. A menggunakan
pelayanan di puskesmas untuk mengobati penyakitnya.
4. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. A telah mempunyai 2 orang anak dan Ny. W
menggunakan alat kontrasepsi yaitu dalam bentuk pil.
5. Fungsi ekonomi
Tn. A merupakan seorang buruh yang mengumpulkan kemasan air
mineral bekas yang kemudian dijual. Ny. W merupakan buruh cuci
yang mencucikan baju tetangganya.
F. ADL
1. Makan/minum
Tn. A mengatakan makan 2-3 kali sehari dengan porsi sedang ditambah
dengan jajanan. Tn. A sering makan ikan asin dan kadang-kadang
sayuran. Minum 5-6 gelas sehari.
2. Personal Hygiene
Tn. A mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari dan
keramas 2 kali seminggu.
3. Pola Eliminasi
Tn. A mengatakan BAB 1-2 kali sehari, terasa keras dan sakit saat BAB.
BAB kadang disertai darah dan cairan berwarna putih.
BAK 4-5 kali sehari lancar.
4. Pola Istirahat
Tn. A mengataklan tidur jam 10.00 malam dan bangun jam 05.00 pagi.
Tn. A mengatakan jarang tidur siang.
H. Harapan keluarga
I. Pemeriksaan Fisik
TTV:
TD 120/80mmHg, 110/70mmHg, 120/80mmHg,
Nadi 90x/menit, 79x/menit,20x/ 77x/menit,
Respirasi 22x/menit,36, menit, 18x/menit,
Suhu 50C 370C 360C
70 Kg 59 Kg
Berat Badan 65 Kg
2. Kepala Bentuk Bentuk simetris, Bentuk simetris,
simetris, tidak tidak tidak
beruban,penge beruban,pengeli beruban,pengeliha
lihatan tidak hatan tidak tan tidak dibantu
dibantu kaca dibantu kaca kaca mata, bentuk
mata, bentuk mata, bentuk hidung simetris,
hidung hidung simetris, mulut bentuk
simetris, mulut mulut bentuk simetris tidak ada
bentuk simetris tidak kelainan, telinga
simetris tidak ada tidak mengalami
ada kelainan,tidak gangguan
kelainan,tidak mengalami pendengaran
mengalami gangguan
gangguan pendengaran
pendengaran
3. Leher dan Tidak Tidak Tidak mengalami
Dada mengalami mengalami KGB,bentuk dada
KGB,bentuk KGB,bentuk simetris,tidak ada
dada dada kelainan pada
simetris,tidak simetris,tidak pernafasan
ada kelainan ada kelainan
pada pada pernafasan
pernafasan
4. Mata Bentuk Bentuk Bentuk
simetris,konju simetris,konjung simetris,konjungti
ngtiva tiva anemis, va an anemis,
anemis,seklera sklera anikterik, sklera anikterik,
anikterik, dan dan tidak dan tidak
tidak menggunakan menggunakan alat
menggunakan alat bantu bantu
alat bantu
5. Abdomen Bentuk Bentuk Bentuk
simetris,palpas simetris,palpasi simetris,palpasi
i lembut,tidak lembut,tidak lembut,tidak
terdapat terdapat terdapat
masa,BU: 7- masa,BU: 7- masa,BU: 6-
8x/menit 9x/menit 8x/menit
6. Ektremitas Bentuk Bentuk simetris Bentuk simetris
atas dan simetris tidak tidak mengalami tidak mengalami
bawah mengalami gangguan fungsi gangguan fungsi
gangguan motorik motorik
fungsi motorik ROM atas: 5/5 ROM atas: 5/5
ROM atas: 5/5 ROM bawah: ROM bawah:
ROM bawah: 5/5 5/5
5/5
7. Genetalia dan Eliminasi : Eliminasi: BAB Eliminasi: BAB
rectum Tampak dan BAK tidak dan BAK tidak
bersih, anus mengalami mengalami
tampak gangguan gangguan
kemerahan,
hemoroid
tidak terkaji
karena saat
dikaji Tn. A
mengatakan
setelah BAB
Tn.
Amemasukkan
kembali
wasirnya
kedalam
pantatnya.
BAK
mengalami
gangguan
yaitu
seringnya
melakukanMe
nurut
penuturan
subyektif dari
Tn. Abentuk
wasirnya
seperti buah
jambu air dan
terasasakit jika
dudukdan
beraktivitas.
Skala nyeri 9
(0-10).
J. Analisa data
No Data Interpretasi data Masalah
1. Subjektif : Kurangnya Nyeri akut
a. Keluarga mengatakan informasi
bahwa mereka belum
pernah mendapat
penyuluhan mengenai Ketidakmampuan
penyakit yang diderita
keluarga merawat
Tn.A.
klien dengan
b. Bpk. A mengatakan terasa
Hemoroid
keras dan sakit saat BAB
Objektif :
a. Tekanan darah : 120/80
Nyeri akut
mmHg
Suhu :36,5 oC
Nadi : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
b. Anus tampak kemerahan.
c. Skala nyeri 9 (0-10)
Objektif :
a. Keluarga tampak sering
bertanya tentang penyakit
yang diderita Bpk. A
b. Tn. A minum 5-6 gelas
sehari.
c. Tn. A kadang-kadang
makan sayur-sayuran.
K. Skoring
a. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita wasir.
163
mempengaruhi dalam, duduk
status kesehatan berendam dalam
klien dengan air hangat,
hemoroid pengompresan
10. Mendiskusikan dengan kemiri.
dengan keluarga b. Keluarga
tentang lingkungan mengatakan
yang dapat lingkungan yang
memperbaiki mendukung
kondisi kesehatan kesehatan Tn. A
klien dengan adalah tempat
hemoroid. duduk yang
11. Mengkaji ulang nyaman dan
pengetahuan empuk, tempat
keluarga tentang tidur yang
manfaat fasilitas. nyaman dan
12. Mendiskusikan empuk,
bersama keluarga kehadiran
tentang manfaat anggota keluarga
kunjungan. disaat Tn. A
13. Mendiskusikan mengeluh nyeri.
dengan keluarga c. Keluarga
tentang fasilitas mengatakan
kesehatan yang manfaat
dapat digunakan kunjungan ke
untuk mengatasi fasilitas
masalah TBC paru : pelayanan
Puskesmas, Rumah kesehatan adalah
Sakit, Dokter mendapatkan
Praktik. pelayanan
kesehatan dan
mendapatkan
pendidikan
kesehatan.
d. Keluarga
mengatakan
fasilitas
kesehatan untuk
mengatasi
masalah
hemoroid adalah
puskesmas, dan
Rumah Sakit
O: a. Keluarga tampak
memperhatikan
penjelasan
petugas.
b. Keluarga
mencoba
menjelaskan
kembali yang
dijelaskan
perawat.
A : Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga dengan
hemoroid,
memodifikasi
lingkungan, dan
memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
P : Motivasi klien untuk
berobat rutin ke
fasilitas kesehatan
Diagnosa
No Tujuan Kriteria standart Intervensi
Keperawatan
b. Menyebutkan
penyebab nyeri dari Respon Nyeri disebabkan karena
hemoroid. verbal kesulitan buang air besar a. Diskusikan
dan terlalu sering dengan
mengedan sehingga keluarga
menyebabkan tentang
pembengkakan. penyebab
nyeri.
b. Evaluasi
penjelasan
yang telah
diterima.
c. Beri
reinforcement
positif atas
jawaban yang
tepat.
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan keluarganya
mampu memahami permasalahan tentang gastritis dan cara pencehannya.
b) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti peoses penyuluhan dihrapkan klien dan keluarga mampu:
1. Menyebutkan pengertian gastritis.
2. Menyebutkan penyebab gastritis.
3. Menyebutkan tanda dan gejala gastritis.
4. Menyebutkan jenis makanan yang tidak diperbolehkan dimakan.
5. Menyebutkan cara penanggulangan ganstritis.
6. Menyebutkan dan mempraktekkan teknik relaksasi.
C. Pengaturan Kegiatan
2. 15 menit Pelaksanaan:
penanggulangan gastritis.
e. Menjelaskan dan
mempraktekkan teknik Mendengar dan
relaksasi. memperhatikan.
Mendengar dan
memperhatikan.
3. 10 menit Penutup:
D. Evaluasi
Mengajukan pertanyaan lisan:
a) Apa pengertian gastritis?
b) Sebutkan penyebab gastritis?
c) Sebutkan tanda dan gejala gastritis?
d) Sebutkan saja makanan yang tidak diperbolehkan di makan pada penderita
gastritis?
e) Sebutkan cara penanggulangan gastritis?
f) Bagaimana cara melakukan teknik relaksasi?
2. MATERI PENYULUHAN
Lambung merupakan salah satu organ tubuh yang tidak asing lagi pada
kebanykan orang, hampir semua orag tahu bahwa lembung dalam tubuh berfungsi
untuk menampung makanan secara sementara, yang dimana dalam lambung
makanan tersebut akan diproses untuk bisa di bubah menjadi partikel-parikelyang
lebih kecil agar kandungan dalam makanan dapat diserap secara baik untuk
mencukupi kebutuhan tubuh akan zat-zat tertentu.
I. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah inflamasi (peradangan ) dari mukosa lambung. Inflamasi nini
mengakibatkan sel darah putih menuju ke sinding lambung sebagai respon terjadinya
kelainan pada bagian tersebut. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan
eritema mukosa, sedangkan hasil fotomemperlihatkan iregularitas (bentuk tidak
beraturan) mukosa.
II. Klasifikasi
Gastritis ada 2 kelompok yaitu:
a. Gastritis Akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah
gastritis akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-keruakan erosif.
b. Gastritis Kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung
jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner and
Sudarth, 2000: hal 188).
III. Penyebab
Penyebab dari gastritis dapat dibedakan sesuai kasifikasinya:
1. Gastritis Akut
Penyabnya dalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin.
Bahan kimia misalnya: liso, alkohol, merokok, kafein lada, steroid, dan
digitalis.
2. Gastritis Kronis
Penyebab dan ptogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tuatapi diduga pada peminum alkohol
dan perokok. Faktor penyebab:
a. Pola Makan
Menurut Yayuk Farida Biliwati (2004), terjadinya gastritis dapat
disebabkan oleh pola makan yangbtidak baik dan tidak teratur yaitu
rekuensi makan, jenis makan, dan jumlah makan sehingga lambung
menjadi senditif bila asam lambung meningkat.
b. Rokok
Rokok adalah silinder kertas yang berisi daun tembakau cacah. Dalam
sebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia berbahaya yang
berperan seperti racun.
c. Obat- obatan
d. Stress
e. Alkohol
Alkohol sangat betpengaruh terhadap makhluk hidup, terutama dnegan
kemampuannya sebgai pelarut lipida. Kemampuannya melarutkan
lipida yang terdapat dalam membran sel memungkinkannya cepat
masuk ke dalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut.
f. Infeksi Helicobacter Pylori
Helicobacter pylori adalah kuman Gram negatif, basil yang berbentuk
kurva dan batang. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang
menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis)
pada manusia.
g. Usia.
V. Komplikasi
a. Komplikasi yang timbul pada gastritis akut yaitu perdarahan saluran cerna
bagian atas berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syok hemoragik,
terjadi ulkus kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
b. Komplikasi yang timbul gastritis kronik yaitu gangguan penyerapan vitamin
B12, akibat kurang pencerapan, B12 menyebabkan anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
VI. Pencegahan
a. Mengatur pola makan dnegan baik dan teratur.
b. Jauhkan kebiasaan menunda waktu makan, jika waktu makan telah tiba sebab
jika lewat dari jam makan akan mengakibatkan produksi asam lambung
meningkat sehingga akan menimbulkan gangguan pada lambung.
c. Makan-makanan yang sehat dan bergizi.
d. Menghindari stres yang berlebihan ( misal: olahraga, dan mendekatkan diri
kepada Tuhan).
e. Menghindari makananan yang merangsang kerja lambung (misal: pedas,
asam, damn kopi).
f. Mengatur diet sesuai dengan kebutuhan nutrisi.
g. Hindari minuman yang mengandung alkohol.
DAFTAR PUSTAKA
180
Makan teratur .
Nyeri pada uluMengurangi
hati. Terima kasih
makan-makanan yang merangsang lambung seperti pedas, asam, dan bergas.
Mual, muntahMenyediakan makan-makanan ringan.
Tekanan darahMenghindari
penurun /obat analgetik.
pusing.
Mengurangi stres dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Keringat dingin.
Nafsu makan menurun.
Berat badan menurun.
Perut terasa kembung.
181
DOKUMENTASI
182
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Riwayat Hidup
B. Riwayat Pendidikan