PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Penyebab gastritis dapat dibedakan atas faktor internal dan eksternal. Faktor
internal disebabkan oleh adanya kondisi yang memicu keluarnya asam
lambung yang berlebihan yang membuat tidak nyaman. Faktor eksternal
disebabkan oleh iritasi dan infeksi pada lambung. Faktor resiko yang
menyebabkan gastritis adalah penggunaan obat aspirin atau anti radang non
steroid yang tidak sesuai aturan pakai, infeksi kuman Helicobacter pyilori,
kebiasaan yang kurang baik seperti merokok dan minum-minuman
beralkohol, kebiasaan makan tidak teratur, suka mengkonsumsi makanan
yang pedas dan asam, serta mengalami stress (Purnomo, 2009). Penyakit
gastritis apabila tidak ditangani dengan benar maka akan menimbulkan
1
komplikasi yang diantaranya adalah peptic ulcer, gangguan absorbsi
vitamin B12, dan kanker lambung. Pengaruh penyakit ini akan
mempengaruhi kualitas hidup seseorang oleh karena itu perlu adanya
penanganan dan perawatan yang baik setelah terkena penyakit gastritis.
Dampak penyakit gastritis dapat mengganggu status gizi seseorang.
Status gizi dapat berupa kurang, baik, atau normal maupun lebih.
Kekurangan salah satu zat gizi dapat menyebabkan timbulnya penyakit
defisiensi. Kekurangan dalam batas marginal dapat menimbulkan gangguan
yang sifatnya lebih ringan atau menurunnya kemampuan fungsional dalam
tubuh. Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan badan mudah lelah,
serta turunnya sisten imun dalam tubuh terhadap infeksi sehingga tubuh
mudah terserang suatu penyakit.
2. tujuan umum
a. mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada pasien
dengan penyakit gastritis
b. mampu menetapkan diagnosa pada keluarga dengan penyakit
gastritis
2
c. mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada keluarga
dengan penyakit gastritis
d. mampu melakukan pelaksanaan keperawatan pada keluarga
dengan penyakit gastritis
e. mampu melaksanakan evaluasi pada keluarga dengan penyakit
gastritis.
1. Teoritis
2. Praktis
3. Keluarga
Dapat menjadikan keluarga yang sadar akan faktor penyebab dan bahaya dari
4. Masyarakat
3
5. Insistusi Kesehatan
6. Penulis
1) Wawancara
(auto anamnesa) dan wawancara dengan keluarga atau orang lain yang
2) Observasi
3) Studi dokumentasi
perawatan medik.
4) Studi kepustakaan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. KONSEP KELUARGA
A. Pengertian keluarga
dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia
(Riyadi, 2017).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
RI ( 2015 ).
5
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
B. Struktur Keluarga
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu
ibu
suami
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
6
C. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
keluarga
masing
1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami, istri
dan anak.
b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak)
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family
7
f. The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang terdiri dari
satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui
pernikahan)
g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi
salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja
diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan
(week-end)
i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah
pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
k. The single adult living alone / single-adult famil : Keluarga yang terdiri
dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage moth : Keluarga yang terdiri dari orang tua
8
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang
tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak
alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-
nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-
membesarkan anaknya
aslinya
9
j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
10
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling
repot)\
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
11
e. Keluarga dengan anak remaja
berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan
rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
12
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
1) Mempertahankan kesehatan
anak anak
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
keduanya meninggal :
dan pendapatan
13
II. PENGERTIAN PENYAKIT GASTRITIS
A. Definisi
hematemesis. Disebut erosif akibat kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam
yang akut dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada
bagian mukosa. bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau
pemakaian obat, sebagai penyakit- penyakit lain atau karena sebab yang tidak
cerna bagian atas. Penderita gastritis akut erosif yang tidak mengalami
14
dengan keluhan penderita yang ringan saja.(Asmadi,2008)
C. Anatomi fisiologi
15
Lambung
16
D. phatway
Price, 2008.
17
E. Tanda dan gejala
F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan
ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau
terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.
b. Histopatologi. Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena
erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif
ialah sembuh sempurna dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
Oleh karena itu pemeriksaan endoskopi , sebaiknya dilakukan seawal
mungkin.
c. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak
maksimal
d. Laboraturium Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk
penderita gastritis, tetapi dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia
bila terjadi perdarahan. Batas serum gastrin biasanya menurun atau
normal. Serum vitamin B 12 dapat dikaji untuk melihat kekurangan
vitamin B 12. (Asmadi,2008)
18
G. Penatalaksanaan Medis
a. Istirahat baring
b. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak.
Hindari bahan-bahan yang merangsang.
c. Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti dimenhidrinat 50 –
100 mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os. Bila disebabkan oleh
kuman-kuman, berikan antibiotika yang sesuai.
d. Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit
sebelum makan.
e. Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan.
(Asmadi,2008)
H. Komplikasi
Komplikasi yang penting adalah :
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.
Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan kematian.
b. Terjadinya ulkus, kalau prosesnya hebat.
c. Jarang terjadi perforasi.(Asmadi,2008)
19