Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Gatritis merupakan inflamasi dari lapisan mukosa dan submukosa


gaster atau lambung, keluhan lainnya adalah mual, muntah, kembung, rasa
penuh atau terbakar di perut bagian atas (Andri dkk, 2011). Gastritis adalah
suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang disebabkan
oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya
telat makan, makan terlalu banyak, suka mengonsumsi makanan yang
berbumbu merangsang, asam, dan pedas (Suparyanto, 2012). Penderita
gastritis penyakit ini sangat menganggu aktifitas sehari-hari. Pasien akan
mengalami keluhan mual, muntah, kembung, rasa penuh atau terbakar di
perut bagian atas.
Berdasarkan penelitian WHO (2012) menyatakan bahwa prevalensi
gastritis di Negara Indonesia dengan jumlah 40,8%. Penyakit gastritis di
Indonesia menurut Profil Kesehatan tahun 2011 merupakan kedalam 10
penyakit rawat inap di rumah sakit sejumlah 30.154 pasien (4,9%).

Penyebab gastritis dapat dibedakan atas faktor internal dan eksternal. Faktor
internal disebabkan oleh adanya kondisi yang memicu keluarnya asam
lambung yang berlebihan yang membuat tidak nyaman. Faktor eksternal
disebabkan oleh iritasi dan infeksi pada lambung. Faktor resiko yang
menyebabkan gastritis adalah penggunaan obat aspirin atau anti radang non
steroid yang tidak sesuai aturan pakai, infeksi kuman Helicobacter pyilori,
kebiasaan yang kurang baik seperti merokok dan minum-minuman
beralkohol, kebiasaan makan tidak teratur, suka mengkonsumsi makanan
yang pedas dan asam, serta mengalami stress (Purnomo, 2009). Penyakit
gastritis apabila tidak ditangani dengan benar maka akan menimbulkan

1
komplikasi yang diantaranya adalah peptic ulcer, gangguan absorbsi
vitamin B12, dan kanker lambung. Pengaruh penyakit ini akan
mempengaruhi kualitas hidup seseorang oleh karena itu perlu adanya
penanganan dan perawatan yang baik setelah terkena penyakit gastritis.
Dampak penyakit gastritis dapat mengganggu status gizi seseorang.
Status gizi dapat berupa kurang, baik, atau normal maupun lebih.
Kekurangan salah satu zat gizi dapat menyebabkan timbulnya penyakit
defisiensi. Kekurangan dalam batas marginal dapat menimbulkan gangguan
yang sifatnya lebih ringan atau menurunnya kemampuan fungsional dalam
tubuh. Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan badan mudah lelah,
serta turunnya sisten imun dalam tubuh terhadap infeksi sehingga tubuh
mudah terserang suatu penyakit.

II. Rumusan Masalah


a. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan penyakit
Gastritis ?
b. Bagaimana menentukan diagnosa pasien ?
c. Bagaimana mengevaluasi tindakan keperawatan pada keluarga ?

III. Tujuan Penelitian


1. tujuan umum
penulis mampu menyusun serta melakukan manajemen asuhan
keperawatan secara langsung pada keluarga dengan penyakit Gastritis.

2. tujuan umum
a. mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada pasien
dengan penyakit gastritis
b. mampu menetapkan diagnosa pada keluarga dengan penyakit
gastritis

2
c. mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada keluarga
dengan penyakit gastritis
d. mampu melakukan pelaksanaan keperawatan pada keluarga
dengan penyakit gastritis
e. mampu melaksanakan evaluasi pada keluarga dengan penyakit
gastritis.

IV. Manfaat Penulisan

1. Teoritis

Dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit gastritis.

2. Praktis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam memberikan asuhan

keperawatan pada keluarga dengan diagnosa medis gastritis.

3. Keluarga

Dapat menjadikan keluarga yang sadar akan faktor penyebab dan bahaya dari

penyakit yang di deritanya dengan pentingnya berprilaku sehat dan menjaga

status kesehatan semua anggota keluarga dan mengetahui guna menggunakan

fasilitas kesehatan dan sarana kesehatan yang ada.

4. Masyarakat

Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam upaya

meningkatkan prilaku hidup sehat yang bertanggung jawab bagi masyarakat

dengan tujuan untuk mengetahui masalah kesehatan melalui informasi yang

didapat dari studi kasus.

3
5. Insistusi Kesehatan

Memberikan masukan kapada instansi terkait bagaimana keadaan dan

kejadian penyakit gastritis di Desa Uning Pegantungen Kecamatan Bies.

6. Penulis

Dapat menambah wawasan terhadap penulis tentang bagaimana memberikan

Asuhan Keperawatan keluarga pada klien dengan kasus gastritis.

V. Metode pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1) Wawancara

Mengumpulkan data dengan cara melakukan anamnesa langsung kepada klien

(auto anamnesa) dan wawancara dengan keluarga atau orang lain yang

mengetahui informasi informasi tentang klien (allo anamnesa).

2) Observasi

Observasi dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan pengamatan langsung

pada keadaan umum klien. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melalui

semua panca indra yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

3) Studi dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari status klien dokumen

perawatan medik.

4) Studi kepustakaan

Dalam studi kepustakaan penulis menggunakan literatur atau sumber buku

yang ada kaitannya dengan permasalahan yang di bahas.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. KONSEP KELUARGA

A. Pengertian keluarga

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai

bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi,

social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga

dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia

(Riyadi, 2017).

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,

kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta

sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan ( 2016 )

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah

tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka

saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing

dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Bailon dan Maglaya

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan

RI ( 2015 ).

5
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,

perkawinan atau adopsi

b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap

memperhatikan satu sama lain

c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing

mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik

d. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,

meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

B. Struktur Keluarga

a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah

b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis

ibu

c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

ibu

d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami

e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena

adanya hubungan dengan suami atau istri.

6
C. Ciri-Ciri Struktur Keluarga

a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota

keluarga

b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-

masing

c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai

peranan dan fungsinya masing-masing.

D. Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga

1. Tradisional :

a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami, istri

dan anak.

b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak)

yang hidup bersama dalam satu rumah

c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua

dengan anak sudah memisahkan diri

d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan

untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena

mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

e. he extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri dari tiga

generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family

disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)

7
f. The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang terdiri dari

satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui

proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum

pernikahan)

g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi

salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja

diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan

(week-end)

h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau

kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah

i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah

atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan

pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)

j. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang

menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

k. The single adult living alone / single-adult famil : Keluarga yang terdiri

dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan

(separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

2. Non-Tradisional

a. The unmarried teenage moth : Keluarga yang terdiri dari orang tua

(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah

b. The stepparent family : Keluarga dengan orangtua tiri

8
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang

tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah,

sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak

dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama

d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup

bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex

hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)

f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan

perkawinan karena beberapa alasan tertentu

g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-

alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan

yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya

h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-

nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-

barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab

membesarkan anaknya

i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut

perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang

aslinya

9
j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai

perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan

dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental

k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda

yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian,

tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

3. Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara

unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama

(Rodgers cit Friedman)

a. Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan

perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan

meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :

1) Membina hubungan intim yang memuaska

2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social

3) Mendiskusikan rencana memiliki anak

b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi

kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :

1) Persiapan menjadi orang tua

2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan

sexual dan kegiatan keluarga

10
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

c. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir

saat anak berusia 5 tahun :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal,

privasi dan rasa aman

2) Membantu anak untuk bersosialisasi

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang

lain juga harus terpenuhi

4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar

keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling

repot)\

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

d. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan

berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah

anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :

1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,

termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

11
e. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya

berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan

rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan

memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk

mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat

remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya

2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari

perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan

berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini

tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum

berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

12
g. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah

dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

1) Mempertahankan kesehatan

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan

anak anak

3) Meningkatkan keakraban pasangan

h. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu

pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi

keduanya meninggal :

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik

dan pendapatan

3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

13
II. PENGERTIAN PENYAKIT GASTRITIS

A. Definisi

Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa

lambung yang akut dengan kerusaan-kerusakan erosi. Disebabkan oleh

kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus ( influensa, variola, morbili

dan lain-lain) atau karena makanan-minuman (bahan-bahan kimia, arsen,

plumbum, obat-obat yang mengndung salisilat, asam-basa kuat, KMnO4 dan

lain-lain). Terjadinya radang difus di mukosa lambung, dengan erosi-eosi

yang mungkin berdarah. Sering kali nyeri epigastrium tiba-tiba dan

hematemesis. Disebut erosif akibat kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam

dari pada mukosa muskularis. Suatu peradangan permukaan mukosa lambung

yang akut dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada

bagian mukosa. bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau

gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan

terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada

beberapa tempat. Penyakit ini dijumpai di klinik, sebagai akibat samping

pemakaian obat, sebagai penyakit- penyakit lain atau karena sebab yang tidak

diketahui. Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian

kadang-kadang menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran

cerna bagian atas. Penderita gastritis akut erosif yang tidak mengalami

perdarahan sering diagnosisnya tidak tercapai. Untuk menegakkan diagnosa

tersebut diperlukan pemeriksaan khusus yang sering dirasakan tidaka sesuai

14
dengan keluhan penderita yang ringan saja.(Asmadi,2008)

B. Etiologi penyakit gastritis

Gastritis akut erosif dapat timbul tanpa diketahui sebabnya. Penyebab


yang sering dijumpai ialah :
a. Obat analgesik-antiinflamasi, terutama aspirin. Aspirin dalam
dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
b. Bahan kimia misalnya lisol
c. Merokok
d. Alkohol
e. Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan,gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf
pusat.
f. Refluks usus lambung
g. Endotoksin .(Asmadi,2008)

C. Anatomi fisiologi

15
Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti


kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a. Kardia.
b. Fundus.
c. Antrum.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui


otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke
dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara
ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang
melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
a. Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan
kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
b. Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung
yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi
dengan cara membunuh berbagai bakteri.
c. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein) .(Asmadi,2008)

16
D. phatway

Price, 2008.

17
E. Tanda dan gejala

Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari


yang sangat ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa
kematian. Manifestasi tersebut adalah:
a. Muntah darah
b. Nyeri epigastrium
c. Neusa dan rasa ingin vomitus
d. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium Pada pemeriksaan fisik
biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka yang mengalami
perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan hemodinamik yang
nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan
kesadaran.(Asmadi,2008).

F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan
ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau
terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.
b. Histopatologi. Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena
erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif
ialah sembuh sempurna dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
Oleh karena itu pemeriksaan endoskopi , sebaiknya dilakukan seawal
mungkin.
c. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak
maksimal
d. Laboraturium Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk
penderita gastritis, tetapi dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia
bila terjadi perdarahan. Batas serum gastrin biasanya menurun atau
normal. Serum vitamin B 12 dapat dikaji untuk melihat kekurangan
vitamin B 12. (Asmadi,2008)

18
G. Penatalaksanaan Medis
a. Istirahat baring
b. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak.
Hindari bahan-bahan yang merangsang.
c. Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti dimenhidrinat 50 –
100 mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os. Bila disebabkan oleh
kuman-kuman, berikan antibiotika yang sesuai.
d. Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit
sebelum makan.
e. Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan.
(Asmadi,2008)

H. Komplikasi
Komplikasi yang penting adalah :
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.
Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan kematian.
b. Terjadinya ulkus, kalau prosesnya hebat.
c. Jarang terjadi perforasi.(Asmadi,2008)

19

Anda mungkin juga menyukai