Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

SOSIALISASI: SESI 2 BERKENALAN DI RUANG EDELWEIS

RSJD Dr. RM. SOEDJARWADI

PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun Oleh:

WILLIAM ADI TAMA

1804090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini telah disetujui oleh pembimbing akademik dan klinik

di RSJD Dr. RM SOEDJARWADI Provinsi Jawa Tengah

pada tanggal 20 Juli 2019.

Pembimbing Akademik

Indah Prawesti, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Pembimbing Klinik

Purnomo, S.Kep.,Ns

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat

rahmat dan karunia-nya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan

penyusunan Laporan Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi : Sesi 2

(Berkenalan).

Penyusunan laporan ini dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari

banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Purnomo, S.Kep.,Ns selaku pembimbing klinik ruang Edelweis RSJD Dr. RM.

Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.

2. Ibu Indah Prawesti, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing akademik

STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa masih belum sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

perbaikan selanjutnya. Semoga proposal ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membaca. Tuhan memberkati.

Yogyakarta, 20 Juli 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................... 3

C. Manfaat Penulisan .................................................................. 4

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Konsep TAK Umum

1. Definisi TAK .................................................................. 5

2. Tujuan TAK .................................................................... 5

3. Fungsi TAK ..................................................................... 5

4. Jenis TAK ........................................................................ 6

B. Konsep TAK Khusus

1. Definisi ........................................................................... 6

2. Tujuan

a. Umum ………….…………………………………… 7

b. Khusus ……………………………………………… 7

iv
3. Indikasi Tindakan ............................................................ 7

4. Topik ............................................................................... 7

5. Waktu Pelaksanaan ......................................................... 7

6. Pengorganisasian dan Tugas Pelaksanaan ...................... 8

7. Setting Tempat ................................................................ 8

8. Alat ................................................................................. 9

9. Metode ............................................................................ 9

10. Sasaran dan Kriteria Hasil ............................................... 9

11. Susunan Kegiatan ............................................................ 10

12. Evaluasi dan Dokumentasi .............................................. 11

BAB III: PELAKSANAAN TAK

A. Persiapan………………………………………………......... 14

B. Pelaksanaan………………………………………………… 14

C. Evaluasi dan Dokumentasi…………………………………. 15

BAB IV: Penutup

A. Kesimpulan………………………………………………… 16

B. Saran……………………………………………………….. 16

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 17

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan

kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang

sangat serius. Pada tahun 2001 WHO menyatakan paling tidak ada satu

dari empat orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. WHO

memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan

kesehatan jiwa. Sementara itu, menurut Uton Muchtar Rafei, Direktur

WHO wilayah Asia Tenggara hampir 1/3 dari penduduk di wilayah ini

penah mengalami gangguan neuropsikiatri. Hal ini dapat dilihat dari

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 saja di Indonesia

diperkirakan sebanyak 264 dari 1.000 anggota rumah tangga menderita

gangguan kesehatan jiwa. Arul Anwar (Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat

Departemen kesehatan) mengatakan bahwa jumlah penderita gangguan

kesehatan jiwa di masyarakat sangat tinggi, yakni satu dari empat

penduduk Indonesia menderita kelainan jiwa rasa cemas depresi, stress,,

penyalahgunaan obat, kenakalan remaja sampai skizofrenia. Di era

globalisasi, gangguan kejiwaan meningkat sebagai contoh penderita tidak

hanya dari kalangan bawah sekarang kalangan pejabat dan masyarakat

lapisan menengah ke atas juga terkena gangguan jiwa (Yosep, 2013).

1
2

Prognosis untuk skizofrenia pada umumnya kurang begitu

menggembirakan. Sekitar 25% pasien dapat pulih dai episode awal dan

fungsinya dapat kembali pada tingkat premorbid sebelum munculnya

gangguan tersebut. Sekitar 25% pasien tidak akan pernah pulih dan

perjalanan penyakitnya cenderung memburuk. Sekitar 50% berada

diantaranya, ditandai ada kekambuhan priodik dan ketidakmampuan

berfungsi dengan efektif kecuali untuk waktu yang singkat. Mortalitas

pasien skizofrenia lebih tinggi secara signifikan daripada populasi umum.

Sering terjadi bunuh diri, gangguan fisik yang menyertai masalah

penglihatan dan gigi, tekanan darah tinggi diabetes, penyakit yang

ditularkan secara seksual (Yusuf, 2015)

Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang komprehensif

meliputi kesehatan jiwa dan fisik sangat diperlukan untuk mencegah

meningkatnya angka gangguan jiwa. Perawatan klien gangguan jiwa di

rumah sakit membutuhkan dukungan dari banyak aspek sehingga

kesejahteraan klien dapat tercapai. Salah satu tujuan perawatan klien

dengan gangguan jiwa di rumah sakit adalah dengan melatih klien untuk

mandiri dan mampu berinteraksi dengan orang lain. Ketika klien mampu

berinteraksi diharapkan klien dapat kembali berfungsi di masyarakat dan

mampu melakukan perannya di masyarakat. Bentuk pelatihan berinteraksi

dan bekerjasama dengan orang lain adalah dengan melakukan terapi

aktivitas kelompok. Terapi aktivitas kelompok diperlukan dalam praktik


3

keperawatan jiwa untuk mengatasi gangguan interaksi dan komunikasi

serta merupakan salah satu keterampilan terapeutik. Terapi aktivitas

kelompok merupakan bagian dari terapi modalitas yang berupaya

meningkatkan psikoterapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang

bersamaan. Terapi aktivitas kelompok memiliki dua tujuan umum, yaitu

tujuan terapeutik dan tujuan rehabilitative (Yosep, 2013).

Tujuan terapeutik untuk memfasilitasi interaksi, mendorong sosialisasi

dengan lingkungan (hubungan dengan luar diri klien), meningkatkan

stimulus realitas dan respon individu, memotivasi dan mendorong fungsi

kognitif dan afektif, meningkatkan rasa dimiliki, meningkatkan rasa

percaya diri, dan belajar cara baru dalam menyelesaikan masalah.

Sedangkan tujuan rehabilitatif untuk meningkatkan kemampuan untuk

ekspresi diri, meningkatkan kemampuan empati, meningkatkan

keterampilan sosial, serta meningkatkan pola penyelesaian masalah

(Kusumawati, 2010).

B. Tujuan

1. Umum

Untuk membantu anggota kelompok dalam kegiatan terapi aktivitas

kelompok dapat berhubungan dengan orang lain serta mengubah

perilaku yang destruktif dan maladaptif.


4

2. Khusus

a. Klien mampu memahami perintah dari leader

b. Klien mampu berkoordinasi dengan klien yang lain untuk

melaksanakan perintah leader.

c. Klien mampu mengenal nama, tanggal lahir, usia klien lain.

d. Klien mampu mempertahankan kontak mata saat berinteraksi

dengan klien yang lain.

e. Klien mampu mengikuti aturan selama permainan.

f. Klien mampu mengemukakan pendapat tentang permainan yang

telah dilakukan

C. Manfaat

1. Bagi Pasien

Untuk mengembangkan motivasi klien, melakukan sosialisasi, dan

meningkatkan kemampuan realitas melalui komunikasi dan umpan

balik terhadap orang lain.

2. Bagi Perawat

Untuk meningkat keterampilan dalam melakukan terapi aktivitas

kelompok serta dapat mengetahui macam-macam terapi aktivitas

kelompok dan indikasinya


BAB II
LANDASAN TEORI

A. KONSEP TAK
1. Definisi
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mampunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptif (Keliat, 2014).
2. Tujuan
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan
orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif.
3. Fungsi
Fungsi kelompok sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling
membantu satu sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
Kelompok merupakan laboratorium tempat mencoba dan menemukan
hubungan interpersonal yang baik serta mengembangkan perilaku yang
adaptif.
4. Jenis Terapi Kelompok
a. Terapi Kelompok
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui
dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi
persyaratan tertentu.

1
2

b. Kelompok Terapeutik
Kelompok terapeutik membantu mengatasi stress emosi, penyakit
kritis, memfasilitasi tumbuh-kembang, atau meningkatkan penyesuaian
sosial.
c. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok dibagi sesuai dengan kebutuhan yaitu
stimulasi persepsi, stimulasi sensori, orientasi realita, dan sosialisasi.
B. KONSEP TAK: SOSIALISASI SESI 2
1. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok (TAK) : sosialisasi (TAKS) adalah upaya
memfasilitaskan kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan
masalah hubungang sosial.
2. Tujuan:
a. Tujuan umum:
1) Klien mampu memperkenalkan diri
2) Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3) Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4) Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik
percakapan
5) Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah
pribadi pada orang lain
6) Klien mampu berkerja sama dalam permainan sosialisasi
kelompok
7) Klien mampu menyampaikan pendapat tentang mamfaat
kegiatan TAKS yang telah dilakukan.
b. Tujuan khusus
1) Memperkenalkan diri sendiri: nama lengkap, nama
panggilan,asal dan hobi.
2) Menanyakan diri anggota kelompok lain: nama lengkap,nama
panggilan, asal, dan hobi.
3

3. Aktivitas Dan Indikasi TAK


Aktivitas TAKS dilakukan untuk melatih kemampuan sosialisasi klien.
Klien yang diindikasikan mendapatkan TAKS adalah klien yang
mengalami gangguan hubungan sosial berikut :
a. Klien yang mengalami isolasi sosial yang telah mulai melakukan
interaksi interpersonal
b. Klien yang mengalami kerusakan komunikasi verbal yang teah
berespon sesuai stimulus
4. Topik :Memperkenalkan diri sendiri dan menanyakan diri anggota
kelompok lain
5. Waktu pelaksanaan :
a. Hari/tanggal : Senin, 15 Juli 2019
b. Tempat :Ruang Edelwais
c. Waktu : 30 menit
6. Pengorganisasian kelompok
a. Leader : William Adi Tama
Tugasnya sebagai pembuka acara, mengontol TAK dan sebagai
pembawa jalan nya acara
b. Co-Ladrer : Ari
Tugasnya membantu leader
c. Fasilitator : Inka, Wawi, dan mahasiswa D3 keperawatan
Tugasnya memfasilitasi pasien-pasien yang ada di sekitarnya.
d. Observer : Eka
Tugasnya memantau dan mengevaluasi hasil selama TAK
berlangsung dari awal kegiatan sampai proses TAK selesai.
4

7. Seting tempat
a. Klien dan terapis duduk bersamaan dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang.

Keterangan:
1) Leader

2) Co-leader

3) Fasilitator

4) observer

5) Pasien

8. Alat
a. Handphone dan musik “ Pokemon”
b. Bola
c. Buku catatan dan pulpen
d. Jadwal kegiatan klien
e. Nametag
9. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Bermain peran/stimulasi
5

10. Sasaran dan kriteria pasien

No Nama pasien Diagnosa keperawatan


1
2
3
4

11. Susunan kegiatan

Tahap Kegiatan Waktu


1) Persiapan a. Mengingatkan kontrak dengan
anggota kelompok pada sesi 1 5 menit
TAKS
b. Mempersiapkan alat dan
tempat pertemuan
2) Orientasi a. memberi salam terapeutik
1. salam dari terapis 3 menit
2. peserta dan terapis pakai
papan nama
b. evaluasi/ validasi
1. menanyakan perasaan klien
saat ini
2. menanyakan apakah telah 5
mencoba memperkenalkan
diri pada orang lain.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan
kegiatan, yaitu berkenalan
anggota kelompok.
2. Menjelaskan aturan main
berikut
a) Jika ada peserta
yang akan
meninggalkan
kelompok harus
meminta izin
kepada terapis
b) Lama kegiatan 30
menit
6

c) Setiap klien
mengikuti kegiatan
dari awal sampai
selesai
3) Tahap kerja a. Hidupkan kaset pada tape
recorder dan edarkan bola tenis 20
berlawanan dengan arah jarum menit
jam
b. Paada saat tape recorder
dimatikan, anggota kelompok
yang memegang bola
mendapat giliran untuk
berkenalan dengan anggota
kelompok yang ada disebelah
kanan dengan cara: 20 me
1. Memberi salam nit
2. Menyebutkan nama
lengkap, nama
panggilan,asal dan hobi.
3. Menanyakan nama
lengkap, nama panggilan,
asal, dan hobi lawan bicara.
4. Dimulai oleh terapis
sebagai contoh
c. Ulangi a dan b sampai semua
anggota kelompok mendapat
giliran.
d. Hidupkan kembali kaset pada
tape recorder dan edarkan bola.
Pada saat tape dimatikan,
minta pada anggota kelompok
yang megan bola untuk
memperkenalkan anggota
kelompokyang sebelah
kanannya kepada kelompok
yaitu: nama lengkap, nama
panggilan, asal,dan hobi.
Dimulai oleh terpis sebagi
contoh.
e. Ulangi D sampai semua
7

anggota mendapat giliran.


f. Beri pujian untuk setiap
keberhasilan anggota
kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
4) terminasi a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan
klien setelah setelah menit
mengikuti TAK
2. Memberi pujian atas
keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1. Menganjurkan tiap anggota
kelompok latihan
berkenalan
2. Memasukkan kegiatan
berkenalan pada jadwal
kegiatan harian klien.

12. Evaluasi
Sesi 2: TAKS
Kemampuan berkenalan
a. Kemampuan verbal
8

Nama klien
No Aspek yang dinilai
1 Menyebutkan nama lengkap
2 Menyebut nama panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
5 Menanyaka nama lengkap
6 Menanyakan nama
panggilan
7 Menanyakan asal
8 Menanyakan hobi
Jumlah

b. Kemampuan nonverbal

Nama klien
No Aspek yang dinilai
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
1) Dibawah judul nama klien, tuliskan nama panggilan klien yang ikut
TAKS.
2) Untuk tiap klien, semua aspek yang dinilai dengan memberi tanda √
jika ditemukan pada klien atau tanda X jika tidak ditemukan.
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan
4) Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6; disebut
belum mampu jika mendapat nilai ≤ 5.
5) Kemampuan nonverbal, disebuat mampu jika mendapat nilai 3 atau 4;
disubut tidak mampu jika nilai ≥ 2.

13. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang klien miliki ketika TAK pada catatan
prosr keperawatan tiap kilen. Misalnya, jika nilai klien 7 untuk verbal dan 3
9

untuk nonverbal, catatan keperawatan adalah : kalian mengikuti TAKS sesi


2, klien mampu berkenalan secara verbal dan non verbal, anjurkan klien
bekenalan dengan klien lain, buat jadwal.
BAB III
PELAKSANAAN TAK

A. Persiapan TAK
a. Peserta TAK terdiri dari 6 orang antara lain:
1) Sdr. E
2) Bpk. P
3) Sdr. K
4) Bpk. H
5) Sdr.O
b. Terapi TAK terdiri dari 5 orang antara lain:
1) William Adi Tama (Leader)
2) Ari Nurdian (Co Leader)
3) Eka(Observer)
4) Kadek (Fasilitator)
5) Inka(Fasilitator)

B. Pelaksanaan TAK
Terapi Aktifitas Kelompok dilakukan selama kurang lebih 20 menit. terapi
diawali dengan pemberian salam terapiutik kepada peserta, menanyakan tema
terapi pada pertemuan yang lalu, menyepakati kontrak waktu tempat dan topik
dan menjelaskan aturan permainan. Tahap kerja dimulai dengan penjelasan
tujuan berkenalan, leader dan co-leader mencontohkan cara berkenalan,
kemudian melakukan permainan dengan mengedarkan bola sambil
mendengarkan musik. Saat musik dihentikan peserta yang terakhir memegang
bola akan diberi kesempatan untuk berkenalan. Saat semua peserta sudah
mendapat giliran, leader akan mengajak peserta untuk menyimpulkan kegiatan.
Tahap terminasi dimulai dengan melakukan evaluasi subyektif dan obyektif
dengan cara menanyakan perasaan klien dan mengobservasi klien setelah
dilakukan terapi TAK. Setelah itu klien dibimbing untuk memasukan jenis

1
2

kegiatan yang sudah dilakukan kedalah jadwal kegiatan harian yang sudah
disediakan. Terapi TAK diakhiri dengan melakukan yel yel “sehat jiwa” secara
bersama sama.

C. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Kemampuan Memberi Respons Pada Tontonan
N Aspek yang dinilai Nama Klien
o E P K H O
1 Mengikuti kegiatan dari awal ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
sampai
akhir TAK
2 Memberi respons pada saat ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
menonton (senyum, sedih, dan
gembira)

3 Menceritakan cerita ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
dalam video
4 Menceritakan perasaan setelah ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
menonton
BAB 1V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok (TAK): Sosialisasi adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klie dengan masalah hubungan social (Keliat,
2014).
Hasil TAK berkenalan didapatkan hasil semua peserta TAK mampu
memperkenalkan diri dan mengajak teman berkenalan.

B. Saran
1. RSJD. Dr. RM. Soedjarwadi
Menambah frekuensi TAK setiap hari yang dilakukan pada pagi dan sore
yang disesuaikan dengan kondisi pasien
2. Praktikan
Lebih kreatif dalam memilih jenis dan sesi TAK yangdisesuaikan dengan
kondisi pasien agar terapi yang diberikan menjadi lebih efektif

1
Daftar Pustaka

Keliat, Budi Anna dan Pawirowiyono, Akemat. (2014). Keperawatan


Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok Edisi 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai