STEP 7
Setiap otot tubuh terdiri dari serabut otot cepat dan serabut otot lambat, serta serabut otot lain
dengan kecepatan antara kedua kecepatan extrem di atas. Otot-otot yang bereaksi dengan cepat
terutama terdiri dari atas serabut-serabut otot “cepat” dengan hanya sejumlah kecil serabut otot
lambat. Sebaliknya, otot-otot yang bereaksi lambat tetapi dengan kontraksi yang lama terutama
terdiri atas serabut serabut “lambat”.
2. Retikulum sarkoplasma yang luas sehingga dapat dengan cepat melepaskan ion-ion
kalsium untuk memulai kontraksi.
3. Sejumlah besar enzim glikolisis untuk pelepasan energi yang cepat melalui proses
glikolisis.
4. Suplai darah yang tidak terlalu luas karena metabolisme oksidatif tidak begitu penting.
5. Lebih sedikit mitokondria, juga karena metabolisme oksidatif tidak begitu penting.
3. Sistem pembuluh darah dan kapiler yang lebih luas untuk menyediakan sejumlah
oksigen tambahan.
Otot cepat : lebih besar, akibat adanya kontraksi yang lebih besar (adanya kandungan protein yg
besar lebih pucat (adanya myoglobin lebih sedikit) Jumlah retikulum sarkoplasma yaitu cairan yg
terdapat diantara myofibril (untuk mempercepat kontraksi otot dgn cara melepaska ion ion kalsium)
lebih banyak.Cadangan lemah lebih sedikit Suplai darah & mitokondria lebih sedikit karena tidak
terlalu banyak melakukan reaksi oksidatif
Otot lambat : otot lebih kecil, dipersarafi oleh saraf-saraf yg lebih kecil, cadangan lemak lebih
banyak
Sebagai bukti adanya penghantaran impuls oleh saraf adalah timbulnya gerak pada anggota tubuh.
Gerakan tersebut terjadi karena proses yang disadari yang disebut juga gerak sadar atau gerakan
biasa, sedangkan gerak yang tidak disadari disebut gerak refleks.
Gerakan biasa atau gerak sadar, Yaitu gerak yang terjadi melalui serangkaian alur impuls. Alur
impuls tersebut dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsangan, lalu ke saraf sensorik sebagai
penghantar impuls, kemudian dibawa ke saraf pusat yaitu otak untuk diolah. Akhirnya muncul
tanggapan yang akan disampaikan ke saraf motorik menuju ke efektor dalam bentuk gerak yang
disadari. Contoh gerakan sadar antara lain: berjalan, olah raga, makan , minum dan sebagainya.
Gerakan yang tidak disadari atau gerak refleks merupakan suatu reaksi yang bersifat otomatis atau
tanpa disadari. Impuls saraf pada gerak refleks melalui alur impuls pendek. Alur impuls dimulai dari
reseptor sebagai penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron ke sumsum tulang belakang,
tanpa diolah oleh pusat saraf. Kemudian tanggapan dikirim oleh saraf motorik menuju ke efektor.
Alur impuls pada gerak refleks disebut lengkung refleks. Ada dua macam gerak refleks yaitu:
1. Refleks otak, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di otak,
misalnya berkedipnya mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
2. Refleks sumsum tulang belakang, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang
terletak di sumsum tulang belakang, misalnya sentakan lutut karena kaki menginjak batu
yang runcing.
Ganong WF, 1987, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Buku Kedokteran. Jakarta ECG
6. Apa fungsi dan komponen dari system masing-masing system lokomosi?
o Tulang
Menegakkan badan, disebut fungsi mekanik
Melekatnya otot
Melindungi organ penting, contoh jantung, otak, paru paru, dll, disebut fungsi
protektif
Memberi bentuk badan
Sebagai sendi pergerakan
Tempat penimbunan kalsium dan fosfat
Sebagai tempat memproduksi darah, disebut fungsi hematopoetik
Fungsi tulang :
Menyokong struktur-struktur yang mengandung otot
Melindungi organ vital seperti yang terdapat di dalam rongga tengkorak dan
otot
Mengandung sumsum tulang di mana darah dibentuk
Membentuk suatu sistem tuas yang melipatgandakan kekuatan yang timbul
selama kontraksi otot rangka dan mengubahnya menjadi gerakan tubuh.
o Otot
Alat gerak aktif
Kontraksi jantung
Tempat penyimpanan glikogen
Mengendalikan tekanan darah
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,Guyton & Hall
a) Tulang : jaringan hidup yang memepunyai banyak suplai darah berfungsi untuk mengg
erakan otot, menopang tubuh
b) Otot : Otot skeletal, Otot polos, Otot jantung
c) Sendi : pertemuan antar dua atau lebih ujung tulang
d) Saraf : jaringan saraf dibentuk dari neuron yang sel-selnya terkadang mengalami poses
yang sangat Panjang dan dikhususkan untuk penghantar impuls syaraf yang menyokon
g dan memberi makan neuron-neuron ( unit dasar system persyarafan)
e) Tendon : Merupakan jaringan ikat yang kuat, berwarna putih, tidak elastic dan berfung
si untuk melekatnya otot pada tulang
f) Ligament Merupakan pita Panjang fibrosa yang kuat dan berfungsi untuk mengikat ser
ta menyatukan tulang atau bagian lain Untuk menyangga suatu organ.
(cambrige,community limited 1998) Fisiologimanusia.sylvia
7. Bagaimana mekanisme kontraksi dan relaksasi?
Fisiologi Sherwood
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tapah-tahap berikut:
1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampi ke ujungnya
pada serabut otot.
3. Asetilkolin berkerja ada area setempat pada membrane serabut otot untuk membuka
banyak kanal “bergerbang asetilkolin” melalui molekul-molekul protein yang terapung
pada membrane.
4. Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium
untuk berdifusi ke bagian dalam membrane serabut otot. Peristiwa ini akan
menimbulkan suatu potensial aksi pada membrane.
5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membrane serabut otot dengan cara yang
sama seperti potansial aksi berjalan di sepanjang membran serabut saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membrane otot, dan banyak aliran listrik
potensial aksi mengalir melalui pusat serabuat otot. Di sini, potensial aksi
menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang
telah tersimpan di dalam reticulum ini.
7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin,
yang menyebabkan kedua filament tersebut bergesar satu sama lain, dan menghasilkan
proses kontraksi.
8. Setelah kurang dari 1 detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam reticulum
sarkoplasma oleh pompa membrane Ca++, dan ion-ion ini tetap disimpan dalam
reticulum sampai potansial aksi otot yang baru dating lagi; pengeluaran ion kalsium
dari myofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti. (Guyton, 2008)
8. Bagaimana gerak bisa cepat atau lambat? Lemah atau kuat? Dan akurat?
Serat cepat memuliki aktivitas miosin ATPase (pengurai ATP) yanglebih cepat
daripada yang dimiliki serat lambat. Semakin tinggi aktivitas ATPase, semalin cepat ATP
terurai dan semakin cepat penyediaan energi untuk siklus jembatan silang. Hasilnya adalah
kedutan cepat, dibandingkan dengan kedutan lambat pada serat yang lebih lambat
menguraikan ATP. Pada rerata, waktu yang dibutuhkan bagiu serat cepat untuk mencapai
tegangan kedutan puncak adalah 15-40 mdet dibandingkan dengan 50-100 mdet bagi serat
lambat.
Karena itu, dua faktor yang menentukan kecepatan otot berkontraksi : beban (hub.
Beban - kecepatan) dan aktivitas ATPase serat yang berkontraksi (kedut cepat/lambat).
Fisiologi sherwood
Secara anatomis otot biceps brachii berlokasi di lengan atas anterior. Otot ini mempunyai origo
di tulang scapula, tepatnya adalah di prosesesus coracoideus dan supra glenoidalis scapula. Sedang
insersisnya ada di tulang radius (tuberositas radial). Ketika berkontraksi isotonic maka lengan bawah
akan terangkat ke atas atau fleksi lengan terjadi.
B. Isometrik
Dalam olahraga, menggenggam raket tenis merupakan salah satu contoh kontraksi
isometric otot lengan bawah. Pada saat ini otot lengan bekerja mempertahankan agar
raket tidak lepas. Musculus fleksor digitorum superficialis dan profondus adalah otot
yang berlokasi dibagian anterior lengan bawah. Keduanya memiliki origo di tulang
humerus, ulna dan radius (didaerah siku), sedangkan insersinya ada pada basic
phalangea I dan II.
Dalam memegang raket tenis, otot ini mula-mula berkontraksi secara isotonic yang
menghasilkan fleksi pada jari-jari tangan. Selanjutnya otot ini berkontraksi isometric
yang menghasilkan dipertahankannya fleksi jari-jari untuk menggenggam gagang
raket.
Secara fisiologis kontraksi yang terjadi pada m fleksor digitorum profondus dan
sublimis pada sarcomere dapat digambarkan sebagai berikut
C. Kontraksi Eksentrik
Ketika lengan mengangkat sebuah dumbel merupakan contoh nyata kontraksi isotonic,
maka jika dumbel diturunkan kembali otot biceps brachii mengalami kontraksi
eksentrik, sebagai mana gambar di bawah ini.
Untuk dapat turun secara perlahan atau lengan kembali ekstensi, maka otot biceps brabchii harus
bekerja dalam pola kerja eksentrik. Disebut eksentrik sebab serabut-serabut otot bergeser keluar dari
pusat / centranya. Secara fisiologis, mekanisme yang terjadi pada biceps brachii dalam sarcomere
adalah :
Pada awal kontraksi A, otot biceps brachii tidak dalam panjang normal. Ia dalam
posisi memendek, selanjutnya otot ini dengan menahan beban menuju posisi B.
Dalam menuju posisi B, kepala-kepala myosin bekerja back power stroke dari
tropinin satu ke tropinin yang lain ke arah lateral. Sampai pada akhirnya biceps
brachii terulur pada posisi C.
Jadi kontraksi eksentrik kerja kepala myosin tidak menarik aktin tertapi
melepaskanaktin dengan penahanan. Dalam kondisi ini tegangan dikembangkan
dikembangkan bersamaan dengan memanjangnya otot.
D. Kontraksi Isokinetik
Dasar pola kontraksi isokinetik adalah pola isotonic, yakni otot mengalami
pemendekan. Perbedaan yang nyata adalah :
a) Bila pada kontraksi isotonic setiap lintasan gerak otot menanggung beban yang
sama, pada kontraksi isokinetik beban yang ditanggung tidak sama.
b) Bila pada kontraksi isotonic kecepatan dalam menempuk lintasan gerak tidak rata,
pada kontraksi isokinetik kecepatan dalam menempuh jarak lintasan adalah rata.
Perbedaan Lain dengan Isotonik
Pada setiap sudut lintasan, kontraksi isokinetik akan terjadi tegangan maksimal, sedang
isotonic tidak terlalu maksimal. Pada setiap sudut lintasan, kontraksi isokinetik akan
melawan pembebanan secara proporsional dengan kekuatannya, sedangkan isotonic
tidak terlalu proporsional. Pada kontraksi isokinetik kecepatan geraknya selalu tetap,
sedang isotonic kecepatan geraknya tidak tetap. Untuk latihan isokinetik memerlukan
alat khusus yang dapat melaporkan besarnya beban yang diangkat setiap sudut ;intasan,
pembebanan pada latihan isotonic hanya dapat diukur dalam bentuk beban luar.
Sampai saat ini program latihan isokinetik dipandang sebagai cara yang paling baik.
Secara fisiologis kontraksi ini tidak jauh berbeda, kepala myosin secara serempak
menarik aktin ke pusat sarcomere. Prinsip perbedaan terletak pada jumlah kepala
myosin yang menarik aktin. Dalam kontraksi isokinetik tahanan beban secara
proporsional sesuai dengan jumlah kepla miosinyang memungkinkan dapat pasangan.
Secara total kepala myosin akan mengadakan power stroke menarik aktin.
Konsekuensi dari kontraksi ini memerlukan energy yang sangat besar. Efek dari
pembebanan yang proporsional menyebabkan gerak dengan kecepatan konstan. Inilah
mengapa untuk melaksanakan kontraksi isokinetik dalam kegiatan olahraga tidak
mungkindapat dilakukan kecuali dengan alat yang canggih.
E. Kontraksi Plyometrik
Pada dasar pola kontraksi plyometrik adalah pola isotonic, yakni otot mengalami
pemendekan kea rah pusat sarcomere dengan didahului tarikan pemanjangan. Dalam
kegiatan olahraga kontraksi ini diwujudkan dalam kerja yang meledak (melempar,
meloncat, dsb).
Disebut plyometrik dari istilah plyo dan metric. Plyo berarti berlapis-lapis, sedangkan
mettrik artinya ukuran panjang. Sehingga plyometrik artinya suatu kontraksi yang
mempunyai lapisan-lapisan kecepatan gerak pada setiap perubahanukuran panjang.
Artinya dalam berkontraksi kecepatan antara meter pertama, kedua dan seterusnya
ditempuh dengan yang makin pendek (tidak sama).
Kajian fisiologis dalam kerja plyometrik menjelaskan bahwa di dalam otot ada berkas
otot yang dikenal sebagai muscle spindle. Fungsi utama muscle spindle adalah
mengawasi otot bila terjadi rangsangan yang melewati batas maksimal, dan sekaligus
merespon untuk segera kembali dalam panjang normal dengan aksi berkontraksi
secara mendadak (stretch reflex). Kajian secara detail belum ditemukan, hanay diduga
saat otot dipanjangkan melebihi panjang normal, otot berkontraksi secara isometric
artinya tidak ada perubahan posisi actomyosin. Pemanjangan dalam kondisi isometric
tersebut dapat dilaksanakan akibat dari tangki kepala myosin (meromyosin) yang
meregang.
Ganong WF, 1987, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Buku Kedokteran. Jakarta ECG
1. Kontraksi Isometric
Kontraksi isometric (iso berarti tetap, metric berarti jarak) adalah kontraksi dimana otot-otot tidak
memanjang atau memendek sehingga tidak tampak suatu gerakan yang nyata tetapi didalam otot ada
tegangan dan semua tenaga yang dikeluarkan dalam otot akan diubah menjadi panas. Kontraksi
demikian disebut juga kontraksi statis (static contraction). Contoh gerakan isometric, misalnya
latihan mendorong tembok seolah hendak merobohkannya.
2. Kontraksi Isotonic
Kontraksi isotonic adalah tipe kontraksi yang disebabkan memanjang atau memendeknya otot-otot.
Dalam kontraksi ini tampak terjadi suatu gerakan dalam anggota-anggota tubuh. Tipe kontraksi ini
disebut juga dengan dynamic contraction. Contohnya saat latihan menggunakan barbell.
3. Kontraksi Isokonetik
Kontraksi isokinetik juga bersifat konsentrik, artinya saat berkontraksi otot memendek. Tetapi
tyegangan yang timbul karena memendeknya otot dengan kecepatan (kinetic) yang tetap adalah
maksimal pada semua sudut persendian. Kontraksi isokinetik ini banyak ditemui pada beberapa
cabang olahraga, misalnya gerakan lengan pada renang gaya bebas.
4. Kontraksi Eksentrik
Kontraksi eksentrik biasanya terjadi pemendekan atau panjang otot tetap. Akan tetapi adakalanya ada
perpanjangan otot pada waktu kontraksi