Anda di halaman 1dari 6

Log-book Kegiatan Praktik Keperawatan Intensif II

Hari, Tangga : Selasa, 23 Maret 2021


Ruangan : Stroke Center
Tindakan Keperaawatan/ : Pemasangan NGT

A. Deskripsi Tindakan
Pemasangan NGT atau nasogastric tube intubation  adalah
pemasangan selang lunak dan lentur yang terbuat dari plastik melalui
hidung untuk membantu orang yang sulit menelan atau pasien dalam
indikasi tertentu agar tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Prosedur
ini juga dapat dilaksanakan sebagai cara mengosongkan lambung dari zat-
zat beracun. 
B. Identitas Pasien
1. nama pasien : Ny. A
2. diagnosis medis : DOC Susp Pneumonia
3. Data fokus :
Pasien Ny.A dengan diagnosa Stroke non hemoragic, dengan
penurunan kesadaran, tingkat sadar semi koma (GCS: E 1M2V1 ),
Pemeriksaan tanda tanda vital sebelum tindakan pemberian nutrisi
secara parenteral didapatkan data Tekanan darah: 140/90, nadi: 77,
respirasi (R): 20, Suhu (T): 36,g’c, dan SpO2: 98%, pasien stupor.
4. Rencana Keperawatan : Pemasangan NGT
5. Tindakan Keperawatan : Dilakukan tindakan pemasangan NGT
6. Diagnosa Keperawatan : ketidakseimbangan nutrisi b.d gangguan
fungsi menelan
7. Alogaritma tindakan :

penurunan kesadaran

gangguan fungsi menelan


ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan

Pemasangan NGT

C. Tujuan tindakan
1. Memberikan makanan cair atau obat-obatan cair pada pasien yang
tidak sadar (coma) dan pasien yang mengalami kesulitan menelan
2. Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak
sadar
3. Mengeluarkan cairan atau isi lambung dan gas yang terdapat didalam
lambung
4. Mengirigasi karena perdarahan atau keracunan dalam lambung
5. Mencegah atau mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan
atau trauma
6. Mengambil specimen pada lambung untuk pemeriksaan diagnostic
(Asmadi, 2008)

D. Pelaksanaan
1. Persiapan alat :
a) NGT dengan nomor tertentu disesuaikan dengan usia klien
b) Jelly yang larut dalam air
c) Tongue spatel
d) Sarung tangan
e) Spuit ukuran 50-100cc
f) Stetoskop
g) Handuk
h) Tisu
i) Bengkok
j) Perlak
k) Plester
l) Pen light (Asmadi, 2008)
2. Prosedur tindakan :
a) Siapkan peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas
b) Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang
NGT dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tujuan
pemasangan NGT
c) Dekatkan alat-alat ke klien
d) Pakai handscun kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper
ekstensi
e) Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau
pasien muntah
f) Cek kondisi lunga hidung klien, perhatikan adanya sumbatan
g) Letakkan bengkok di dekat pasien
h) Ukur panjang tube yang akan dimasukkan dengan menggunakan
metode:
Metode tradisional:
Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga dan ke
prosessus xipoideus sternum
Metode Hanson :
Mula-mula tandai 50 cm pada tube kemudian lakukan pengukuran
dengan metode tradisional. Selang yang akan dimasukkan
pertangahan antara 50cm dengan tanda tradisional.
i) Beri tanda pada panjang selang yang sudah diukur dengan plester
j) Olesi jelly pada NGT sepanjang 10-20cm
k) Informasikan kepada klien bahwa selang akan dimasukkan. Lalu
masukan selang melalui lubang hidung yang telah ditentukan
l) Bila sudah melewati nasofaring (kira-kira 3-4cm), instruksikan
klien untuk menelan dan posisikan kepala pasien dengan posisi
fleksi. Setelah sampa batas plester cek apakah selang sudah benar-
benar masuk dengan pen light.
m) Jika sudah selesai memasang NGT, periksa letak selang dengan
cara:
 Pasang spuit, yang telah ditarik pendorongnya pada angka 10-
20ml udara, pada ujung NGT. Letakkan stetoskop pada daerah
gaster. Kemudian suntikan spuit tersebut. Jika pada auskultasi
terdengar suara hentakan udara, berarti selang NGT masuk
kedalam lambung
 Aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung dengan
menggunakan spuit.
 Masukkan ujung bagian luar selang NGT kedalam mangkok
yang berisi air. Jika ada gelembung udara, berarti masuk ke
dalam paru-paru. Jika tidak ada gelembung udara, berarti
masuk ke dalam lambung.
 Fiksasi selang NGT dengan plester dan hindari penekanan pada
hidung
 Tutup ujung luar NGT. Bila tidak ada penutup dapat di klem
 Evaluasi klien setelah terpasang NGT
 Rapikan alat-alat
 Cuci tangan
 Dokumentasi hasil tindakan(Asmadi, 2008)
a. monitoring pasien
pasien dalam keadaan sadar namun terdapat kelemahan .
b. monitoring mesin/alat
alat berfungsi secara baik, tidak terdapat kendala selama pelaksaan
prosedur .
3. tahap pasca tindakan
a. evaluasi pasien
keadaan somnolen E4M6V1
TTV: TD : 140/90
HR : 77
RR : 20x/m
spo2 : 98%
T : 36,5’c

b. evaluasi tindakan
pasien kooperatif, saat memasukkan selang NGT pasien
menelan dengan baik sehingga selang NGT terpasang hingga
ke epigastrium hingga benar .

Data Penunjang :

1. skala otot :
1 1 Presentasi
Skal
Kekuatan Karakteristik
a
Normal
1 1 0 0 Kontraksi otot tidak terdeteksi
(paralisis sempurna)
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot
dapat di palpasi atau dilihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi,
dengan topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan
gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahanan
minimal
5 100 Kekuatan otot normal, gerakan penuh
yang normal melawan gravitasi dan
melawan tahanan penuh

2. Pemeriksaan Laboratorium

pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan metoda


Hematologi
Darah lengkap
hemoglobim 12.7 12-16 g/dl Colomteric
Hematokrit 40.1 37-47 % Analyzer
calculates
Leukosit 14.8 (high) 44.0-10.5 /ul impedance
Trombosit 266 150-450 /ul impedance
Eritrosit 4.83 4.00-5.30 Juta/ul impedance
MCV 83.0 75.0-96.0 Fl Analyzer
calculates
MCH 26.3 28-32 Pg Analyzer
calculates
MCHC 31.7 33.0-37.0 g/dl Analyzer
calculates
DIFF COUNT
Basofil 0 0.0-1.0 %
Eosinofil 0 1-3 %
Stab Cell 0 2-6 %
Segmen 81 50-70 %
Limfosit 5.2 20-35 %
Monosit 4 2-6 %
KIMIA
KIMIA DARAH
LENGKAP
Uruem 75 0-50 Mg/dl Urease
Creatinin 0.81 0.57-1.11 Mg/dl Alkaline
picrate

Banjarmasin, April 2021

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Mahasiswa,

Harianoor

Anda mungkin juga menyukai