Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)


DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN

OLEH :
Dina Fitriana
P07120119019

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
DIPLOMA III KEPERAWATAN
BANJARMASIN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Dina Fitriana


NIM : P07120119019
Judul : Laporan Pendahuluan Congestive Heart Failure (CHF) di Ruang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan.

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik


LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

BAB I
KONSEP DASAR MEDIS

A. DEFINISI
Perawatan diri adalah suatu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan nya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatan nya, klien dikatakan terganggu perawatan diri nya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri secara mandiri (Depkes, 2000).
Defisit perawatan diri pada klien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan
proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan
secara mandiri, berhias secara mandiri, dan toileting (BAB/BAK) secara mandiri
(Keliat, 2010)

B. ETIOLOGI
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2009), penyebab defisit perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran.
Menurut Dep Kes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah :
Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak–anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
C. JENIS-JENIS PERAWATAN DIRI
1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004).

D. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala klien defisit perawatan diri adalah seperti berikut, (Depkes, 2000) :
1. Fisik :
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Gigi kotor disertai bau mulut.
e. Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis :
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3.Sosial :
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
c. Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat
E. DAMPAK YANG SERING TIMBUL PADA MASALAH PERSONAL HYGIENE
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial.
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri dan gangguan interakisosial.

F. POHON MASALAH
Resiko gangguan integritas kulit

G.
Defisit keperawatan diri
H.

Harga diri rendah Isolasi social : menarik diri


BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. FOKUS PENGKAJIAN
Pengkajian
a. Melakukan pengumpulan data tentang informasi pasien tentang nama,
umur, alamat, anggota keluarga, riwayat kesehatan dan lain-lain.
b. Mengumpulkan data tentang alasan masuk rumah sakit seperti keluhan
utama, saat masuk RS dan saat dikaji pasien mengeluh nyeri, dilanjutkan
dengan riwayat kesehatan sekarang dan kesehatan sebelumnya.
c. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dengan mengukur tekanan darah,
nadi, pernafasan, dan suhu tubuh.
d. Pemeriksaan fisik lengkap head to toe
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah dan urine.
2. EEG (elektroensefalogram).
3. Pemindaian CT scan dan MRI.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


Defisit Perawatan Diri : Kebersihan diri, Berdandan, Makan dan minum, BAK/BAB.

C. RENCANA ASUHAN
Intervensi keperawatan
1. Tujuan Perawatan pada Pasien :
a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
2. Rencana Tindakan Perawatan
a. SP 1 : Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
(pengkajian dan melatih cara menjaga kebersihan diri: mandi, cuci
rambut, sikat gigi, potong kuku).
1) Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan,
makan/ minum, BAB/BAK.
2) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
3) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
4) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri : mandi dan
ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku
5) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
6) Memasukkan dalam jadwal kegiatan.

b. SP 2 ; Melatih pasien berdandan/berhias


Untuk pasien laki-laki latihan meliputi
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
SP 2 : melatih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias
muka untuk perempuan; sisiran, cukuran untuk pria
1) Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri
2) Validasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama
3) Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama
4) Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
5) Latih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias muka
untuk perempuan; sisiran, cukuran untuk pria
6) Masukkan pada jadual kegiatan untuk kebersihan diri dan
berdandan
c. SP 3 (Melatih pasien makan secara mandiri (melatih cara makan dan
minum yang baik).
1) Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri.
2) Validasi kemampuan kegiatan pertama & kedua yg telah dilatih &
beri pujian.
3) Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua .
4) Menjelaskan kebutuhan (kebutuhan makan perhari dewasa 2000-
2200 kal ( perempuan ) dan laki-laki antara 2400-2800 kal setiap
hari makan : minum 8 gelas (2500ml setiap hari ) dan cara makan
dan minum.
5) Menjelaskan cara makan yang tertib.
6) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan.
7) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik ; Latihan
cara makan dan minum yang baik.
8) Masukkan latihan kegiatan pada jadwal kegiatan.
d. SP 4 (Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri)
1) Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri
2) Validasi kemampuan melakukan kegiatan pertama, kedua & ketiga
yg telah dilatih & beri pujian
3) Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama,kedua & ketiga
4) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
5) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
6) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK.
7) Latih BAB dan BAK yang baik.
8) Masukkan pada jadwal kegiatan

3. Tindakan keperawatan untuk keluarga


Tujuan tindakan keperawatan adalah keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang mengalami masalah defisit perawatan diri
a. SP 1 K : Melatih cara merawat & membimbing pasien: kebersihan diri
1) Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien
2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit
perawatan diri (gunakan booklet).
3) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.
4) Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri.
5) Latih keluarga cara merawat kebersihan diri, berdandan, makan
dan minum, BAB dan BAK (Bimbing cara merawat : kebersihan
diri)
6) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
b. SP 2 K : Melatih cara merawat & membimbing pasien : berdandan
1) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala defisit
perawatan diri
2) Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien
melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
3) Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri
pujian
4) Bimbing keluarga merawat kebersihan diri ,berdandan.
5) Bersama keluarga melatih pasien cara berdandan
6) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.
c. SP 3 K : Membimbing cara makan dan minum pasien
1) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala defisit
perawatan diri
2) Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien
melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
3) Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri
pujian
4) Bimbing keluarga merawat kebersihan diri; makan dan minum.
5) Bersama keluarga melatih pasien cara makan yg benar
6) Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian
d. SP 4 K : Melatih merawat & membimbing BAB dan BAK pasien,
follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan
1) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala defisit
perawatan diri
2) Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien
melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
3) Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri
pujian
4) Bimbing keluarga merawat kebersihan diri ; BAB dan BAK
5) Bersama keluarga melatih pasien cara BAK & BAB yg benar
6) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
7) Latih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
mendukung perawatan diri pasien
8) Diskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan
rujukan segera ke fasilitas kesehatan.
9) Anjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Laporan pendahuluan gangguan citra tubuh.


https://zdocs.tips/doc/348308967-lp-gangguan-citra-tubuh-kep-jiwa1-0pz2wo3emgpo.
Diakses pada tanggal 09 November 2021.

Dame Cristy Pane, Merry. 2020. Halusinasi. https://www.alodokter.com/halusinasi. Diakses


pada tanggal 08 November 2021.

Hafizuddin. 2020. Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.A Dengan Masalah Halusinasi
Pendengaran. https://osf.io/9xn25/download. Diakses pada tanggal 08 November 2021.

Lidia. 2019. Lp 7 diagnosa keperawatan jiwa. https://id.scribd.com/document/398956446/Lp-


7-Diagnosa-Keperawatan-Jiwa. Diakses pada tanggal 09 November 2021.

Nazwa, Azwan. 2015. Lp ansietas. https://id.scribd.com/doc/291526957/Lp-Ansietas.


Diakses pada tanggal 09 November 2021.

Nur Hidayah, Laily. 2015. LAPORAN PENDAHULUAN TUJUH DIAGNOSA UTAMA


KEPERAWATAN JIWA. https://id.scribd.com/document/398956446/Lp-7-Diagnosa-
Keperawatan-Jiwa. Diakses pada tanggal 08 November 2021.

Yosevin, Karunia Nababan . 2017 . Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Perawatan Diri : Berpakaian dan Mandi di Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia.https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2588/142500019.pdf.
Diakses pada tanggal 08 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai