Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

FEBRIS DI RUANG KEMUING RSD GUNUNG JATI KOTA CIREBON

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Belajar Lapangan)

Disusun Oleh :
ALGIN LIZAMUTTAQWA,S.KEP
(21149011003)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA
2021/2022
Pokok Bahasan : Perawatan Demam Pada Anak
Sub Pokok : Pengertian Demam
Penyebab Demam
Tipe Fase Demam
Komplikasi
Pemeriksaan Demam
Penatalaksanaan Demam
Perawatan Anak demam
Demontrasi cara kompres
Sasaran : Orangtua paien di RSD Gunung jati
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruangan Kemuning RSD Gunung jati cirebon
I. Tujuan Penyuluhan Umum
Setelah mengikuti Penyuluhan selama 30 menit, diharapkan para peserta dapat
mengetahui demam yang dapat terjadi pada penderita anak .

II. Materi
1. Pengertian Demam
2. Penyebab Demam
3. Tipe Fase Demam
4. Komplikasi
5. Pemeriksaan Demam
6. Penatalaksanaan Demam
7. Perawatan Anak demam
8. Demontrasi cara kompres

III. Metode Penyuluhan


1. Ceramah
2. Tanya jawab

IV. Media / Alat Bantu


1. Leaflet
2. Banner
3. Demonstrasi cara kompres : handuk, waslap, manekin, waskom, dan air hangat.

V. Pengorganisasian
Penyaji : Algin Liza Mutttaqwa S.Kep.
VI. Uraian Jobdesk Panitia
1. Penyaji
 Menyampaikan materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta tentang materi penyuluhan yang disampaikan
 Mengkaji pengetahuan peserta tentang alergi pada lansia
 Membuka dan menutup acara
 Menyampaikan kontrak waktu penyuluhan berlangsung dalam berapa lama
 Menjelaskan peraturan untuk peserta selama penyuluhan berlangsung, seperti
diharapkan tetap memperhatikan selama penyuluhan berlangsung
 Mengevaluasi pengetahuan peserta tentang alergi
 Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya jawab
 Membuka acara dan menyampaikan maksud serta tujuan kegiatan penyuluhan
 Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan
 Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang telah disampaikan
 Menutup acara penyuluhan
3. Fasilitator
 Menyiapkan alat dan saran yang dibutuhkan saat penyuluhan
 Memberikan leaflet kepada peserta saat di akhir acara
 Mengkondusifkan peserta penyuluhan agar tidak ramai sendiri dan tetap focus
selama penyuluhan berlangsung
VII. Proses Kegiatan
Kegiatan
NO Tahap Waktu
Penyuluhan Sasaran
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan

2. Inti 10 menit a. Menjelaskan pengertian demam Menyimak dan


b. Menjelaskan penyebab demam
memperhatikan
c. Menjelaskan tipe fase demam
d. Menjelaskan Komplikasi demam
e. Menjelaskan Pemeriksaan demam
f. Menjelaskan Penatalaksanaan dan
perawatan anak demam
g. Mendemonstrasikan cara
mengkompres
3. Tanya Jawab 10 menit Menjawab pertanyaan perserta Mengajukan pertanyaan
penyuluhan
4. Penutup 5 menit a. Mengevaluasi materi dengan cara a. Menjawab dan
memberikan pertanyaan mendengarkan
b. Mengucapkan salam penutup b. Menjawab salam

VI1I. Evaluasi
1. Kriteria Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta memperhatikan materi penyuluhan
c. Peserta aktif bertanya
d. Pelaksanaan kegiatan berjalan lancar sesuai dengan SAP
e. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan jobdesk masing-masing.
2. Kriteria Struktur
a. Pengorganisasian sudah di bagi sebelum hari H dan dilaksanakan sesuai

jobdesk masing-masing pada hari H


b. Pembuatan SAP, leaflet, dilakukan 3 hari sebelumnya
c. Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara dilaksanakan
d. Peserta berada di tempat yang telah ditentukan

3. Kriteria Hasil
a. Peserta yang datang minimal 70% dari target
b. Acara berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
c. Peserta mengikuti acara dengan aturan yang telah ditentukan
d. Peserta berperan aktif bertanya tentang materi penyuluhan yang diberikan

e. Peserta mampu menjawab evaluasi dengan benar 75% yang telah diberikan
oleh moderator
MATERI PENYULUHAN

Demam terjadi karena ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk


mengimbangi produksi panas yang berlebih sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.
Gejala demam dapat dipastikan dari pemeriksaan suhu tubuh yang lebih tinggi dari rentang
normal.

A. DEFINISI DEMAM
Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 38°C (100,4 °F). suhu
normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1 °C-38°C (97°F-100,4°F).
umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih tinggi, Kemudian menurun hingga padaa
tingkat dewasa pada usia 13-14 tahun pada anak perempuan, dan 17-18 tahun pada anak
laki-laki. (Robert, 2007)

B. PENYEBAB DEMAM
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam
dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik
maupun penyakit lain (Julia, 2000). Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan
oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada
gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya
untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain:
ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi
perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta lain secara tepat dan
holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam,
lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala yang menyertai demam.
edangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2000 bahwa etiologi
febris,diantaranya

a.Suhu lingkungan.

b. Adanya infeksi.

c.Pneumonia.
d. Malaria.

e. Otitis media.
f. Imunisasi

C. TIPE FASE DEMAM


1.Fase awal: Tanda dan gejala
a. Peningkatan denyut jantung
b. Frekuensi peningkatan pernafasan meningkat
c. Mengginggil
d. Peningkatan suhu tubuh
e. Pengeluaran keringat yang berlebihan
f. Rambut kulit berdiri
g. Kulit pucat dan dingin
2. Fase Demam: Tanda dan Gejala
a. Proses mengginggil lenyap
b. Kulit terasa hangat
c. Merasa tidak panas
d. Peningkatan nadi
e. Peningkatan rasa haus
f. Dehidrasi
g. Kelemahan
3. Fase Pulih: Tanda dan gejala
a. Kulit tampak merah dan hangat
b. Berkeringat
c. Mengginggil ringan
d. Kemungkinan mengalami dehidrasi

D. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point(Julia, 2000). Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh
(respon imun) anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila
ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh
dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari
dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari
infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non
infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam
hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan
peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan
suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi
kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan
dan pengeluaran panas.Inilah yang menimbulkan demam pada anak.
Suhu yang tinggi ini akanmerangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel
limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang
menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau system
kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003).
Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush. Menggigil.Bila
pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih
tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu
tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.Krisis/flush.Bila
faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat
hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke
tingkat normal.(Guyton, 1999).
E. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh

2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam
dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak
membahayan otak
F. PEMERIKSAAN
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk
digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba
darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam
tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan
pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.

1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hematologi Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit
perdarahan usus.

b. Kimia darah Pemeriksaan elektrolit, kadar glukosa, blood urea nitrogen dan
kreatinin harus dilakukan.

c. Imunorologi Widal : pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya


antibody di dalam darah terhadap antigen kuman Salmonella typhi. Hasil positif
dinytakan dengan adanya aglutinasi. Hasil negative palsu dapat disebabkan oleh
karena antara lain penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu
pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien buruk, dan
adanya penyakit imunologik lain.

d. Urinalis Protein: bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam) Leukosit
dan eritrosit normal : bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit

e. Mikrobiologi Sediaan apus dan kultur dari tenggorok, uretra, anus, serviks dan
vagina harus dibuat dalam situasi yang tepat. Pemeriksaan sputum diperlukan
untuk pasien yang demam disertai batuk-batuk. Pemeriksaan kultur darah dan
kultur cairan abnormal serta urin diperlukan untuk mengetahui komplikasi yang
muncul.

f. Radiologi Pembuatan foto toraks biasanya merupakan bagian dari pemeriksaan


untuk setiap penyakit demam yang signifikan.
g. Biologi molekuler Dengan PCR (Polymerase Chain Reaction), dilakukan dengan
perbanyakan DNA kuman yang kemudian diidentifikasi dengan DNA probe yang
spesifik. Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman yang terdapat dalam jumlah
sedikit (sensifitas tinggi) serta kekhasan (spesifitas) yang tinggi pula. Specimen
yang digunakan dapat berupa darah, urin, cairan tubuh lainnya serta jaringan biopsi
(Soedarto, 2007)

G. PENATALAKSANAAN

1. Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam.
Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula
apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang.
Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak,
karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan
berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat
terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.

a. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan

b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak
yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.

d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknyaMinuman yang


diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau
air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu
tubuh memperoleh gantinya

e. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang

f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk
menguapkan air pada kain kompres.Jangan menggunakan air es karena justru
akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar.
Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).

g. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suamsuam kuku.
Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan
tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan
demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak
meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi.Disamping itu lingkungan luar yang
hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami
vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan
mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.

2. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin
dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus
direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas
diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.

Petunjuk pemberian antipiretik:

a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol

b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup


parasetamol

c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup


parasetamol.Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan
dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari.
Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan
demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan
kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan
pada anak yang berisiko kejang demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan
antipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda
dalam susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek
pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui
pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim
cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivat para -aminofenol yang
bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam susunan
saraf pusat.

Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali


sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis ini dapat d
itoleransi dengan baik.Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi
dan kerusakkan hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun
rektal.Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja meneka n
pembentukan prostaglandin.Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan
antiinflamasi.Efek samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan
perdarahan, tetapi lebih jarang dibandingkan aspirin.

Efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis dan anemia


aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila
dikombinasikan dengan asetaminopen).Dosis terapeutik yaitu 5-10
mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.Metamizole (antalgin) bekerja menekan
pembentukkan prostaglandin.Mempunyai efek antipiretik, analgetik da n
antiinflamasi. Efek samping pemberiannya berupa agranulositosis, anemia
aplast ik dan perdara han saluran cerna. Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali
tiap 6 -8 jam dan tidak dianjurkan unt uk anak kurang dari 6
bulan.Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau intravena. Asam
mefenamat suatu obat gol ongan fenamat.Khasiat analgetiknya lebih kuat
dibandingkan sebagai antipiretik.Efek sampingnya berupa dispepsia dan
anemia hemolitik.Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari
6 bulan.

H. PERAWATAN ANAK DEMAM

1. Berikan kompres air hangat di bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah besar
seperti leher, ketiak dan selangkangan/lipatan paha, juga di bagian luar dan terbuka
seperti dahi dan perut. Kompres hangat membuat pembuluh darah tepi di kulit
melebar yang selanjutnya membuat pori-pori terbuka sehingga memudahkan
pengeluaran panas dari tubuh. Hindari mengompres dengan menggunakan air
dingin atau es batu karena tindakan ini mengakibatkan pembuluh darah tepi
mengecil sehingga panas yang seharusnya dialirkan darah ke kulit agar keluar
menjadi terhalang sehingga panas tubuh tidak berkurang.

2. Saat mandi, gunakan air hangat. Selain membuat tubuh segar dan nyaman, air
hangat juga sangat baik untuk menghilangkan kuman dan bakteri di kulit. Setelah
mandi segera keringkan tubuh selanjutnya gunakan pakaian agar tidak kedinginan.

3. Kenakan pakaian tipis longgar, pilih yang bahannya menyerap keringat agar lebih
nyaman dan tidak kegerahan.
4. Perbanyak istirahat agar daya tahan tubuh cukup untuk melawan infeksi. Usahakan
agar sirkulasi udara kamar atau tempat istirahat baik sehingga kamar tetap bersuhu
normal.

5. Perbanyak minum air mineral agar mencegah terjadinya dehidrasi (Febry


& Marendra, 2010).
I. CARA KOMPRES AIR HANGAT PADA ANAK DENGAN DEMAM

1. Alat:
a. Air panas dalam baskom
b. Waslap
c. Perlak dan pengalas
d. Thermometer
2. Penatalaksanaan
a. Mendekatkan peralatan disamping pasien
b. Mengukur Suhu tubuh
c. Mencuci Tangan
d. Memasang perlak pada tempat yang akan dikompres
e. Waslap dibasahi dengan air hangat dan diletakan pada tempat yangakan
dikompres , daerah kedua ketiak, leher, paha
f. Mengobservasi respon anak dengan mengukur suhu tubuh

J. KAPAN PERGI KE DOKTER


Secara umum anak yang demam harus dibawa ke dokter jika:
1. Usia anak kurang dari 3 bulan tanpa memandang keadaan anak secara umum
2. Anak usia 3-36 bulan yang demam lebih dari 3 hari atau terdapat tanda bahaya
3. Anak usia 3-36 bulan dengan demam yang tinggi(≥39°c)
4. Anak semua usia yang suhunya>40°c
5. Anak semua usia dengan kejang demam
6. Anak semua usia yang demam berulang lebih dari 7 hari walaupun demam hanya
berlangsung beberapa jam saja
7. Anak semua usia dengan penyakit kronik seperti penyakit jantung, kanker, lupus,
penyakit ginjal
8. Anak yang demam disertai ruam
Anak harus sesegera mungkin dibawa ke dokter jika ditemui tanda-tanda bahaya
sebagai berikut:
1. Tidak merespons atau susah dibangunkan atau tidak bisa bergerak
2. Kesulitan bernafas
3. Bibir, lidah dan kuku nampak kebiruan
4. Ubun-ubun terlihat membonjol atau cekung
5. Ada kekakuan di leher
6. Nyeri kepala hebat
7. Nyeri perut hebat atau muntah-muntah
8. Terdapat ruam atau bintik-bintik berwarna keunguan seperti memar
9. Tidak mau makan atau minum dan terlihat terlalu lemah untuk minum
10. Menangis terus menerus
11. Anak gelisah
12. Posisi tubuh condong ke depan dan tidak dapat mengontrol air liur
13. Buang air kecil menjadi sedikit atau jarang
DAFTAR PUSTAKA

Bardu. (2014). Perbandingan Efektifitas Tepid Sponging Dan Plester Kompres Dalam
Menurunkan Suhu Tubuh Pada Anak Usia Balita Yang Mengalami Demam Di
Puskesmas Salaman 1 Magelang.

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta: EGC.

Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan:


Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien.Jakarta: EGC.

Guyton, Arthur C. (1990). Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Ed. 3 Jakarta,
EGC.

Guyton, Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9.Jakarta, EGC

Indonesian Pediatric Society.2017

Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam

Lynda juall, Carpenito, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan / Lynda juall Carpenito,
Editor Edisi Bahasa Indonesia, Monica Ester (Edisi 8), Jakarta:
EGC.

Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Medika Aesculapius.


Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta

NANDA NIC-NOC. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA.


Yogyakarta: Media Hardy
Soedarto, 2007, Sinopsis Kedokteran Tropis, Airlangga Universitas Press, Surabaya.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta

Sumijati M.E, dkk. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim
Terjadi Pada Anak.PERKANI : Surabaya
Wahidiyat Iskandar. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika : Jakarta

Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis:
MosbyInc.

Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition.Santa Luis:
Mosby Inc

Anda mungkin juga menyukai