Disusun Oleh :
ALGIN LIZAMUTTAQWA,S.KEP
(21149011003)
II. Materi
1. Pengertian Demam
2. Penyebab Demam
3. Tipe Fase Demam
4. Komplikasi
5. Pemeriksaan Demam
6. Penatalaksanaan Demam
7. Perawatan Anak demam
8. Demontrasi cara kompres
V. Pengorganisasian
Penyaji : Algin Liza Mutttaqwa S.Kep.
VI. Uraian Jobdesk Panitia
1. Penyaji
Menyampaikan materi penyuluhan
Menjawab pertanyaan peserta tentang materi penyuluhan yang disampaikan
Mengkaji pengetahuan peserta tentang alergi pada lansia
Membuka dan menutup acara
Menyampaikan kontrak waktu penyuluhan berlangsung dalam berapa lama
Menjelaskan peraturan untuk peserta selama penyuluhan berlangsung, seperti
diharapkan tetap memperhatikan selama penyuluhan berlangsung
Mengevaluasi pengetahuan peserta tentang alergi
Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya jawab
Membuka acara dan menyampaikan maksud serta tujuan kegiatan penyuluhan
Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan
Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang telah disampaikan
Menutup acara penyuluhan
3. Fasilitator
Menyiapkan alat dan saran yang dibutuhkan saat penyuluhan
Memberikan leaflet kepada peserta saat di akhir acara
Mengkondusifkan peserta penyuluhan agar tidak ramai sendiri dan tetap focus
selama penyuluhan berlangsung
VII. Proses Kegiatan
Kegiatan
NO Tahap Waktu
Penyuluhan Sasaran
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
VI1I. Evaluasi
1. Kriteria Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta memperhatikan materi penyuluhan
c. Peserta aktif bertanya
d. Pelaksanaan kegiatan berjalan lancar sesuai dengan SAP
e. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan jobdesk masing-masing.
2. Kriteria Struktur
a. Pengorganisasian sudah di bagi sebelum hari H dan dilaksanakan sesuai
3. Kriteria Hasil
a. Peserta yang datang minimal 70% dari target
b. Acara berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
c. Peserta mengikuti acara dengan aturan yang telah ditentukan
d. Peserta berperan aktif bertanya tentang materi penyuluhan yang diberikan
e. Peserta mampu menjawab evaluasi dengan benar 75% yang telah diberikan
oleh moderator
MATERI PENYULUHAN
A. DEFINISI DEMAM
Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 38°C (100,4 °F). suhu
normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1 °C-38°C (97°F-100,4°F).
umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih tinggi, Kemudian menurun hingga padaa
tingkat dewasa pada usia 13-14 tahun pada anak perempuan, dan 17-18 tahun pada anak
laki-laki. (Robert, 2007)
B. PENYEBAB DEMAM
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam
dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik
maupun penyakit lain (Julia, 2000). Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan
oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada
gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya
untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain:
ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi
perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta lain secara tepat dan
holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam,
lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala yang menyertai demam.
edangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2000 bahwa etiologi
febris,diantaranya
a.Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c.Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi
D. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point(Julia, 2000). Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh
(respon imun) anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila
ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh
dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari
dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari
infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non
infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam
hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan
peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan
suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi
kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan
dan pengeluaran panas.Inilah yang menimbulkan demam pada anak.
Suhu yang tinggi ini akanmerangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel
limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang
menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau system
kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003).
Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush. Menggigil.Bila
pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih
tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu
tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.Krisis/flush.Bila
faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat
hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke
tingkat normal.(Guyton, 1999).
E. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh
2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam
dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak
membahayan otak
F. PEMERIKSAAN
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk
digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba
darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam
tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan
pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hematologi Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit
perdarahan usus.
b. Kimia darah Pemeriksaan elektrolit, kadar glukosa, blood urea nitrogen dan
kreatinin harus dilakukan.
d. Urinalis Protein: bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam) Leukosit
dan eritrosit normal : bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit
e. Mikrobiologi Sediaan apus dan kultur dari tenggorok, uretra, anus, serviks dan
vagina harus dibuat dalam situasi yang tepat. Pemeriksaan sputum diperlukan
untuk pasien yang demam disertai batuk-batuk. Pemeriksaan kultur darah dan
kultur cairan abnormal serta urin diperlukan untuk mengetahui komplikasi yang
muncul.
G. PENATALAKSANAAN
1. Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam.
Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula
apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang.
Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak,
karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan
berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat
terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak
yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.
f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk
menguapkan air pada kain kompres.Jangan menggunakan air es karena justru
akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar.
Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
g. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suamsuam kuku.
Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan
tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan
demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak
meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi.Disamping itu lingkungan luar yang
hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami
vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan
mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
2. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin
dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus
direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas
diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.
1. Berikan kompres air hangat di bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah besar
seperti leher, ketiak dan selangkangan/lipatan paha, juga di bagian luar dan terbuka
seperti dahi dan perut. Kompres hangat membuat pembuluh darah tepi di kulit
melebar yang selanjutnya membuat pori-pori terbuka sehingga memudahkan
pengeluaran panas dari tubuh. Hindari mengompres dengan menggunakan air
dingin atau es batu karena tindakan ini mengakibatkan pembuluh darah tepi
mengecil sehingga panas yang seharusnya dialirkan darah ke kulit agar keluar
menjadi terhalang sehingga panas tubuh tidak berkurang.
2. Saat mandi, gunakan air hangat. Selain membuat tubuh segar dan nyaman, air
hangat juga sangat baik untuk menghilangkan kuman dan bakteri di kulit. Setelah
mandi segera keringkan tubuh selanjutnya gunakan pakaian agar tidak kedinginan.
3. Kenakan pakaian tipis longgar, pilih yang bahannya menyerap keringat agar lebih
nyaman dan tidak kegerahan.
4. Perbanyak istirahat agar daya tahan tubuh cukup untuk melawan infeksi. Usahakan
agar sirkulasi udara kamar atau tempat istirahat baik sehingga kamar tetap bersuhu
normal.
1. Alat:
a. Air panas dalam baskom
b. Waslap
c. Perlak dan pengalas
d. Thermometer
2. Penatalaksanaan
a. Mendekatkan peralatan disamping pasien
b. Mengukur Suhu tubuh
c. Mencuci Tangan
d. Memasang perlak pada tempat yang akan dikompres
e. Waslap dibasahi dengan air hangat dan diletakan pada tempat yangakan
dikompres , daerah kedua ketiak, leher, paha
f. Mengobservasi respon anak dengan mengukur suhu tubuh
Bardu. (2014). Perbandingan Efektifitas Tepid Sponging Dan Plester Kompres Dalam
Menurunkan Suhu Tubuh Pada Anak Usia Balita Yang Mengalami Demam Di
Puskesmas Salaman 1 Magelang.
Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C. (1990). Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Ed. 3 Jakarta,
EGC.
Guyton, Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9.Jakarta, EGC
Lynda juall, Carpenito, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan / Lynda juall Carpenito,
Editor Edisi Bahasa Indonesia, Monica Ester (Edisi 8), Jakarta:
EGC.
Sumijati M.E, dkk. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim
Terjadi Pada Anak.PERKANI : Surabaya
Wahidiyat Iskandar. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika : Jakarta
Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis:
MosbyInc.
Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition.Santa Luis:
Mosby Inc