Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tugas Mata Kuliah Keperawatan HIV/AIDS


Dosen Pengampuh : Hana

Disusun Oleh :
2B S1 Keperawatan
Andres Subagja (C1814201039)
Dicky Firmansyah (C1814201049)
Ita Pania (C1814201040)
Melinia Apritia Putri (C1814201047)
Mila Meilawati (C1814201048)
Nia Daniati (C1814201045)
Pipit Pitrianingsih (C1814201046)
Rangga Saputra (C1814201043)
Tsania Islah Yunisa (C1814201041)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
SATUAN ACARA PENYULUHAN

MASALAH PSIKOSEKSUAL PADA PENDERITA HIV/AIDS

Sasaran : Masyarakat

Waktu : 30 menit

Metode : Ceramah

Media : Leafleat

I. Tujuan instruksional umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, Masyarakat tau tentang

masalah psikoseksual pada penderita hiv/aids

II. Tujuan instruksional khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dan pasien mampu:

a) Menjelaskan pengertian HIV dan AIDS

b) Menjelaskan tentang tanda dan gejala HIV/AIDS

c) Menjelaskan cara penularan dan faktor resiko


III. Kegiatan penyuluhan

No Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan audiens Waktu


1 Pembukaan a) Mengucapkan salam    Menjawab salam dan 5menit
b) Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan
2 Penyajian a) Pengertian pengertian a). Memperhatikan 15menit
HIV dan AIDS b). Memperhatikan
d) Menjelaskan tentang c). Memperhatikan

tanda dan gejala

HIV/AIDS

b) Menjelaskan cara
penularan dan faktor
resiko
3 Penutup a) memberikan a) mengajukan 10menit
kesempatan kepada pertanyaan 
masyarakat untuk b) menjawab
mengajukan pertanyaan
pertanyaan c) menjawab salam
b) menjawab pertanyaan
c) melakukanevaluasi
tentang materi yang
disampaikan
d) salam penutup

IV. Evaluasi
1. Masyarakat dapat mengetahui apa itu HIV dan AIDS

2. Masyarakat dapat mengetahui tanda dan gejala HIV/AIDS

3. Masyarakat dapat mengetahui cara penularan dan faktor resiko

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian HIV/AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat

menyebabkan AIDS. AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah

sekumpulan tanda atau gejala berat dan kompleks yang disebabkan oleh

penurunan respon immunitas tubuh. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu

virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika

melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA

menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah,

membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang

menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Akibat virus ini individu

mengalami sindroma yang terjadi akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh,

yang disebut Accuired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) (Gallant, 2010).

Penyakit ini akan menimbulkan gangguan sistem tubuh yang terjadi karena

menurunnya sistem imum.


Virus ini dapat menyebabkan HIV/AIDS dengan cara menyerang sel

darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan

tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan

penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Virus HIV/AIDS menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat

berkembang biak Virus HIV/AIDS baru kemudian merusaknya sehingga tidak

dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem

kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka

tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal

dunia akibat terkena pilek biasa

B. Gejala pada pasien HIV/AIDS

Gejala tersebut biasanya disebut infeksioportunistik (Djoerban &

Djauji, 2006; Gallant, 2010). HIV/AIDS ditularkan melalui cairan tubuh

seperti darah. Apabila darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi virus HIV

bersentuhan dengan darah, kulit yang terluka, atau membran mukosa orang

yang tidak terinfeksi, maka orang tersebut dapat tertular. Penularan melalui

jarum suntik dan hubungan seksual tanpa pengaman merupakan dua penyebab

utama penularan HIV. Wanita hamil yang terinfeksi HIV juga dapat

menularkan pada janin yang dikandungnya selama kehamilan atau saat

persalinan dan menyusui (Dillinger, 2007; Smeltzer & Bare, 2008; Black &

Hawks, 2009).
Orang dengan HIV AIDS (ODHA) akan mengalami berbagai masalah

dalam aspek biologis, psikologis, maupun sosial. Banyak penelitian yang

mengungkap tentang hubungan kesehatan mental dan HIV/AIDS, dimana

terdapat hubungan yang kompleks antara kesehatan mental dan HIV/AIDS

(CITIZENLink, 2013). Kesehatan mental definisikan sebagai kesejahteraan

psikologis dan penyesuaian untuk mencapai tuntutan hidup sehari-hari dengan

baik (Stuart, 2006). Masalah kesehatan mental yang ialami oleh penderita

HIV/AIDS meliputi depresi, kecemasan, harga diri rendah, skizofrenia,

gangguan tidur, gangguan mental organik,serta gangguan mood (AIDS

Calgary Awarness Association, 2007; Magdalena, 2007).

Sumber yang mengakibatkan stress pada orang dengan HIV/AIDS adalah

tingginya tingkat kematian. ODHA cenderung menilai dirinya negatif dan

merasa lebih rendah dari orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya stigma

yang negatif dari masyarakat terhadap ODHA. Hal ini menyebabkan

terjadinya harga diri yang rendah, yang terjadi karena perasaan bersalah,

kehilangan citra tubuh yang positif, kehilangan peran, kehilangan pekerjaan,

dan kehilangan jaringan sosial (Pramesti, 2016; Sternke, 2010)Respon

terhadap harga diri yang rendah dapat positif maupun negatif. Respon positif

dapat diperlihatkan dengan adanya perilaku yang menunjukkan kemajuan,

menghargai, dan penerimaan, terutama dalam pencegahan penularan penyakit.

Sebaliknya jika koping negatif dapat menimbulkan perasaan depresi, marah,

dan dendam sehingga tidak menutup kemungkinan melakukan upaya untuk


menularkan penyakitnya kepada orang lain. Hal ini dapat diwujudkan dengan

perilaku seksual yang tidak baik.

Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV/AIDS, maka virus

tersebut akan hidup dalam tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan

gejala penyakit namun terlihat betapa sehat, aktif, produktif seperti biasa.

Karena gejala-gejala HIV/AIDS tampak setelah + 3 bulan. Adapun gejala-

gejala HIV/AIDS itu sendiri adalah :

1. Berat badan turun dengan drastis.

2. Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C).

3. Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha) yang timbul

tanpa sebab.

4. Mencret atau diare yang berkepanjangan.

5. Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau

KAPOSI SARKOM).

6. Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.

7. Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.

8. Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan lipatan paha.

9. Nyeri di perut bagian bawah (wanita), buah pelir (laki-laki), serta pantat

dan kaki. Namun pada wanita sering kali gejala ini tidak dirasakan,

walaupun sebenarnya sudah terkena virus HIV/ AIDS

C. Cara penularan dan faktor resiko

a) Penularan
a. Seksual : Hubungan seks yang tidak aman, heteroseksual

/homosekseual

b. Parenteral : melalui darah atau cairan tubuh, semen, cairan tubuh

yang diplantasi

c. Perinatal : transmisi vertical dari ibu yang terinfeksi dari ibu ke janin.

Transmisi virus melalui cairan tubuh yang terinfeksi seperti

a. Gaya hidup bebas ( perilaku seksual bebas, homoseksual)

b. penggunaan jarum yang terkontaminasi,

c. Paparan cairan tubuh dan darah : Transfusi

d. bayi yang dilahirkan ibu dengan HIV

b) Faktor resiko

a. Heteroseksual : gaya hidup bebas

b. Homoseksual

c. Pengguna obat2 an IV

d. Petugas Kesehatan : Jarum suntik dan cairan tubuh pasien

Daftar Pustaka
https://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI/article/view/9416

https://www.google.com/url?

sa=t&source=web&rct=j&url=http://akbidkharismahusada.ac.id/wp-

content/uploads/2015/11/Islando-hiv-aids.pdf&ved=2ahUKEwi9x-

WpzO_pAhUWb30KHQY7CyYQFjADegQIAhAB&usg=AOvVaw0d18IVb27r52WRX7PUJ23k

Anda mungkin juga menyukai