Anda di halaman 1dari 1

Antitusif

Batuk kering biasanya disebabkan oleh rasa gatal atau menggelitik di tenggorokan, hingga
akhirnya menyebabkan batuk. Terjadi ketika tenggorokan atau saluran udara bagian atas
mengalami peradangan atau iritasi. Tidak ada dahak atau lendir (mucus) yang dihasilkan dari
jenis batuk kering. Obat antitusif berfungsi menghambat atau menekan batuk dengan
menekan pusat batuk serta meningkatkan ambang rangsang sehingga akan mengurangi iritasi.
Secara umum berdasarkan tempat kerja obat, antitusif dibagi atas antitusif yang bekerja di
perifer dan antitusif yang bekerja di sentral. Obat perifer bekerja dengan menurunkan
sensitifitas reseptor batuk di paru..  Bentuk yang paling umum pada golongan ini
adalah antihistamin. Difenhidramin . Obat yang bekerja sentral bekerja pada pusat batuk
yang berlokasi di medulla. Obat ini menghilangkan batuk dengan
menurunkan stimulus batuk. Dua obat-obatan yang sering digunakan yaitu kodein (codipront
syrup dan tablet) dan dekstrometorfan (OB combi, golongan dryl), Pulmicort adalah obat
yang berisi budesonide, obat dari golongan kortikosteroid yang bisa diberikan dalam bentuk
inhalasi/nebulasi untuk mengatasi kondisi peradangan pada saluran nafas (misalnya pada
orang asma). Ventolin dan Combivent adalah obat yang berisi albuterol atau salbutamol, obat
dari golongan SABA (short acting beta agonist) yang merupakan bronkodilator (obat yang
diberikan untul melebarkan saluran nafas yang menyempit).

Mukolitika
Infeksi pernapasan menyebabkan munculnya mukus yg bersifat purulen atau menyebabkan
infeksi, oleh karena itu harus segera dikeluarkan secara alamiah. Obat golongan ini
melarutkan dan mengencerkan dahak yg kental sehingga lebih mudah dikeluarkan melalui
batuk dan sering digunakan pada penderita Bronkhitis. Contoh obat batuk mukolitika:
Asetilsistein , NaCl 3% atau larutan garam fisiologis untuk membantu mengencerkan dahak
Bromheksin (bisolvon)

Anda mungkin juga menyukai