Anda di halaman 1dari 10

Nama: Taufik Rifal Hasbi

Nim: 193080003

MK: pengantar ilmu hukum

A). Pengertian pengantar ilmu hukum

Menurut Satjipto Rahardjo Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan


yang berusaha menelaah hukum. Ilmu hukum mencakup dan
membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum. Ilmu
hukum objeknya hukum itu sendiri. Demikian luasnya masalah yang
dicakup oleh ilmu ini, sehingga sempat memancing pendapat orang
untuk mengatakan bahwa “batas-batasnya tidak bisa ditentukan”
(Curzon, 1979 : v).

Selanjutnya menurut J.B. Daliyo Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan


yang objeknya hukum. Dengan demikian maka ilmu hukum akan
mempelajari semua seluk beluk mengenai hukum, misalnya mengenai
asal mula, wujud, asas-asas, sistem, macam pembagian, sumber-
sumber, perkembangan, fungsi dan kedudukan hukum di dalam
masyarakat. Ilmu hukum sebagai ilmu yang mempunyai objek hukum
menelaah hukum sebagai suatu gejala atau fenomena kehidupan
manusia dimanapun didunia ini dari masa kapanpun. Seorang yang
berkeinginan mengetahui hukum secara mendalam sangat perlu
mempelajari hukum itu dari lahir, tumbuh dan berkembangnya dari
masa ke masa sehingga sejarah hukum besar perannya dalam hal
tersebut
Begitu pun Pengantar Ilmu Hukum (PIH) ini kerapkali oleh dunia studi
hukum dinamakan “Encyclopaedia Hukum”, yaitu mata kuliah dasar
yang merupakan pengantar (introduction atau inleiding) dalam
mempelajari ilmu hukum. Dapat pula dikatakan bahwa PIH merupakan
dasar untuk pelajaran lebih lanjut dalam studi hukum yang mempelajari
pengertian-pengertian dasar, gambaran dasar tentang sendi-sendi
utama ilmu hukum.

B). Hukum dalam berbagai arti

1. Hukum sebagai keputusan penguasa

Di sini hukum adalah perangkat-perangkat peraturan tertulis yang


dibuat oleh pemerintah, melalui badan-badan yang berwenang
membentuk berbagai peraturan tertulis seperti berturut-turut :
undang-undang dasar, undang-undang, keputusan presiden, peraturan
pemerintah, keputusan menteri-menteri dan peraturan-peraturan
daerah. Termasuk dalam bentuk hukum yang merupakan ketentuan
penguasa adalah kepiutusan-keputusan hakim yang telah mempunyai
kekuatan hukum atau jurisprudensi sebagai sumber hukum tertulis pula
yang mempunyai kekuatan sebagai hukum.

Sebagai keputusan penguasa hukum merupakan serangkaian peraturan


peraturan tertulis, seperti Undang-undang Dasar, Undang-Undang,
Keputusa Presiden, Peraturan Pemerintah, Peraturan Mentri dan
Peraturan Daerah. Peraturan tersebut dibuat oleh penguasa yang
berwenang, dalam hal ini badan legislative misalnya Undang-Undang
dibuat oleh DPR bersama Presiden, Peraturan Daerah dibuat oleh DPRD
bersama Gubernur. Keputusan Hakim termasuk hukum sebagai
keputusan penguasa, karena ia mempunya kekuatan hukum sebagai
perwujuda bangsa,
2. Hukum dalam arti petugas
Hukum Sebagai Petugas
Mungkin pemandangan biasa jika menyaksikan pengendara
motor “menenteng” helm, tidak digunakan. Secara mendadak
memasangnya, ketika nalurinya memperkirakan ada polisi di
depan. Itu juga terjadi terhadap pengendara mobil yang dengan
cepat mengenakan sabuk pengaman (seat belt) ketika
memasuki kawasan tertib lalu lintas karena ada polisi di
kawasan tersebut. Ada kelakuan “tidak rela” untuk mematuhi
aturan ketika tidak ada aparat.
Sebagian masyarakat Indonesia masih mengartikan hukum
sebagai petugas. Tidak ada petugas tidak ada hukum.
Akibatnya, jumlah aparat hukum menjadi sangat menentukan
dalam penegakan hukum. Persoalannya kehadiran aparat
hukum dalam jumlah besar bukan hanya “mahal” tetapi juga
ada keterbatasan sumber daya untuk mengawasi masyarakat
secara terus-menerus.
3.Hukum dalam arti sikap tindakan
Yaitu hukum sebagai perilaku yang ajeg atau sikap tindak
yang teratur. Hukum ini tidak nampak seperti dalam arti
petugas yang patroli, yang memeriksa orang yang mencuri atau
hakim yang mengadili, melainkan menghidup bersama dengan
perilaku individu terhadap yang lain secara terbiasa dan
senantiasa terasa wajar serta rasional. Dalam hal ini sering
disebut hukum sebagai suatu kebiasaan (hukum kebiasaan).
Contoh seorang mahasiswa “A” numpang sewa kamar kepada
keluarga “Z”, ia tiap bulan bayar uang yg menjadi kewajibannya
kepada “Z” sedangkan “Z” menerima haknya, disamping
melakukan kewajibannya menyediakan segala sesuatu yang
diperlukan “A”. Tiap pagi “A” ke kampus naik becak, tawar
menawar, ia naik sampai ke tempat tujuan tanpa pikir ia
membayarnya. Lama kelamaan “A” mengenal tukang becak
dengan baik, maka untuk kuliah begitu melihat tukang becak
segera naik tanpa pikir-pikir ia bayar, malahan kadang2 ia
hanya berkata bayarnya nanti saja sekalian seminggu. Ini dilihat
dari “A” dan masyarakat sekelilingnya dan apabila
pengalaman2 semacam ini digabungkan maka hubungan
menjadi luas dan rumit, namun tetap terwujud keteraturan
karena bekerjanya hukum yang mewarnai sikap tindak atau
perilaku masing2 individu dalam masyarakat secara biasa. Disini
hukum bekerja mengatur sikap tindak warga masyarakat
sedemikian rupa sehingga hukum terlihat sebagai sikap tindak
yang tanpak di dalam pergaulan sehari2, ia merupakan suatu
kebiasaan (Hukum kebiasaan).

4. Hukum dalam arti gejala arti sosial


Dalam hal ini hukum sebagai gejala dan kenyataan yang ada
ditengah masyarakat. Secara umum disiplin hukum
menyangkut ilmu hukum ((ilmu pengertian, ilmu kaidah dan
ilmu kenyataan), politik hukum dan filsafat hukum (ketiganya
akan dibicarakan dimuka).
Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menelaah
hukum. Ilmu hukum mencakup dan membicarakan segala hal
yang berhubungan dengan hukum. Ilmu hukum objeknya
hukum itu sendiri.
Filsafat hukum adalah perenungan dan perumusan nilai2, juga
mencakup penyesuaian nilai2, misalnya penyerasian antara
ketertiban dengan ketentraman, antara kebendaan dengan
keakhlakan dan antara kelanggengan dan pembaharuan.
5. Hukum dalam hubungan hukum dan kebudayaan
Hukum sangat berkaitan erat dengan kebudayaan. Hukum
sendiri merupakan produk kebudayaan, karena sejatinya
produk hukum adalah produk ciptaan manusia. Dalam studi
hukum dikenal struktur hukum, substansi hukum, dan budaya
hukum. Hukum diciptakan memiliki karakteristik yang berbeda-
beda dari satu daerah ke daerah lainnya sesuai dengan
kebudayaan setempat. Artinya, kebudayaan membentuk
hukum. Menurut Prof. Tjip, hukum itu bukanlah skema yang
final[3], tetapi terus bergerak sesuai dengan dinamika dan
perkembangan zaman umat manusia. Artinya, hukum akan
terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan
dinamika manusia ini terlahir dalam proses kebudayaan yang
Hukum Adat juga demikian, ada karena budaya di masyarakat
yang membangunnya. Bahwa Hukum Adat antara masyarakat
Jawa, masyarakat Minang, masyarakat Bugis adalah berbeda.
Ini adalah suatu konsep pluralisme hukum (legal pluralism)
dimana hukum hadir dalam bentuk kemajemukan kebudayaan.

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan


oleh Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan)
yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka
sesungguhnya kami telah memberi kekuasaan kepada ahli
warisnya tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam
membunuh, karena sesungguhnya ia adalah orang yang
mendapat pertolongan,” – Surat Al-Isra ayat 33
6. Hukum dalam arti kaidah
Kaidah hukum merupakan segala peraturan yang ada yang
telah dibuat secara resmi oleh pemegang kekuasaan , yang
sifatnya mengikat setiap orang dan pemberlakuannya
merupakan paksaan yang harus ditaati dan apabila telah terjadi
pelanggaran akan dikenakan sanksi tertentu, Kaidah hukum
lahir dan hidup di lingkungan manusia sejak manusia tersebut
dilahirkan, oleh karenanya kaidah hukum juga disebut dengan
sikap lahir seseorang.
Kaidah hukum tidak mempersoalkan apakah sikap batin
seseorang itu baik atau buruk, yang diperhatikannya adalah
bagaimana perbuatan lahiriyah orang itu.
7.Hukum dalam arti disiplin
Disiplin Hukum adalah Sistem ajaran mengenai gejala - gejala
atau kenyataan yang dihadapi.

Pada dasarnya disiplin hukum dapat dibedakan menjadi 2, yaitu


:
1. Disiplin Analitis
adalah sistem ajaran yang menitik beratkan kepada
menganalisis, memahami dan menjelaskan gejala - gejala yang
dihadapi.
contoh : ekonomi dan sosiologi
2. Disiplin Preskriptip
adalah sistem ajaran mengenai apa yang seyognya atau yang
harus dilakukan dalam mengadapi kenyataan.
contoh : hukum dan filsafat.
Disiplin dapat dibagi sebagai berikut :
A. Ilmu - Ilmu Hukum
B. Politik Hukum
C. Filsafat Hukum

A. Ilmu - Ilmu Hukum


Adalah Ilmu yang mencakup :
a. Ilmu Tentang Kaedah
adalah ilmu yang menelaah kaedah atau sistem kaedah -
kaedah hukum.
b. Ilmu Tentang Pengertian
adalah ilmu yang menjelaskan pengertian - pengertian
pokok dalam hukum. Seperti subyek hukum, hak dan
kewajiban, obyek hukum, dsb.
c. Ilmu Tentang Kenyataan
adalah ilmu yang mencakup :
- Sosiologi Hukum
- Antropologi Hukum
- Physiologi Hukum
- Perbandingan Hukum
- Sejarah Hukum

B. Politik Hukum
adalah kegiatan mencakup memilih nilai - nilai dan
menerapkan nilai - nilai.

C. Filsafat Hukum
adalah perenungan nilai - nilai dan merumuskan nilai - nilai
serta penyerasian nilai - nilai tersebut.
8. Hukum dalam arti ilmu hukum
Disini hukum berarti ilmu tentang kaidah atau
normwissenschaft atau sallenwissenschaft yaitu ilmu yang
menelaah hukum sebagai kaidah atau sistem kaidah-kaidah,
dengan dogmatik hukum dan sistematik hukum. Dalam arti ini
hukum dilihatnya sebagai ilmu pengetahuan atau science yang
merupakan karya manusia yang berusaha mencari kebenaran
tentang sesuatu yang memiliki ciri-ciri, sistimatis, logis, empiris,
metodis, umum dan akumulatif.
• Normwissenschaft adalah ilmu pengetahuan tentang
kaidah/norma
• Sollenwissenschaft adalah ilmu pengetahuan tentang
seharusnya
9.Hukum dalam arti kata hukum
1) peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat,
yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah;
2) undang-undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur
pergaulan hidup masyarakat;
3) patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dan
sebagainya) yang tertentu;
4) keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim
(dalam pengadilan); vonis;

Anda mungkin juga menyukai