Anda di halaman 1dari 12

BAB I

LANDASAN PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Teori


1.1.1 Pengertian
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup
dan aktivitas berbagai organ atau sel. Oksigenasi adalah proses penambahan
O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika) Oksigen merupakan gas tidak bewarna
dan tidak berbau yang sangat dibutuhkann dalam proses metabolisme.Sebagai
hasilnya ,terbentuklah karbondioksida ,energi dan air. Akan tetapi,
penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel ( Wartonah, 2011).
Menurut Wartonah oksigenasi adalah suatu komponen gas dan unsur vital
dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan menghirup
O2 setiap kali bernafas. Masuknya oksigen kejaringan tubuh ditentukan oleh
sistem respirasi kardiovaskuler dan keadaan hematologi ( Abdullah, 2014)

1.1.2 Etiologi
1. Faktor fisiologis yang meliputi :
a. Penurunan kapasitas pembawa oksigen
b. Penurunan konsentrasi pembawa oksigen yang diinspirasi
c. Hipovolemia
d. Peningkatan laju metabolisme
e. Kondisi yang mempengaruhi gerak dinding dada
2. Faktor perkembangan yang meliputi :
a. Bayi prematur: kurangnya pembentukan surfaktan.
b. Bayi dan toddler: adanya risiko saluran pernafasan akut.
c. Anak usia sekolah dan remaja :risiko infeksi saluran pernapasan dan
merokok.
d. Dewasa muda dan pertengahan :diet yang tidak sehat ,kurang aktivitas
dan stres yang mengakibatka penyakit jantung dan paru-paru.
e. Dewasa tua:adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis,elastisitas menurun,dan ekspansi paru menurun.

1
3. Faktor lingkungan yang meliputi :
a. Tempat kerja (polusi).
b. Temperatur lingkungan.
c. Ketinggian tempat dari permukaan laut.
4. Faktor perilaku
a. Nutrisi :misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi
paru,gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang,diet yang tinggi lemak menimbulkan arterioskleresis.
b. Latihan: dapat meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok: nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer
dan koroner.
d. Penyalahgunaan substansi (alkohol dan obat-obatan):menyebabkan
intake nutrisi-Fe menurun mengakibatkan penurunan
hemoglobin,alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan
e. Kecemaan menyebabkan metabolisme meningkat.

1.1.3 Fisiologi
Peristiwa bernapas (oksigenasi) terdiri dari 2 bagian:
1. Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui
saluran pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga
dada naik/lebih besar tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
2. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu
gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi :
volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih
besar. Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga
tahapan, yaitu ventilasi, difusi dan transportasi.
1) Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari alveoli ke atmosfer.
Proses ini di pengaruhi oleh beberapa faktor:
a. Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu
tempat, maka tekanan udaranya semakin rendah.
b. Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
c. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk
mengembang dan kemampuan untuk mengeluarkan CO² atau
kontraksinya paru-paru.

2
2) Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler
paru-paru dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Luasnya permukaan paru-paru.
b. Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli
dan interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila
terjadi proses penebalan.
c. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi
sebagaimana O² dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi
karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan
O² dalam darah vena vulmonalis.
d. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus  dan mengikat HB.
3) Transportasi
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke
jaringan tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kaviler. Transfortasi gas dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
b. Kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan
darah secara keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.

1.1.4 Klasifikasi
Gangguan kebutuhan oksigenasi, yaitu:
1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru
agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan
oleh :
1) Kecemasan
2) Infeksi atau sepsis
3) Keracunan obat-obatan
4) Ketidakseimbangan asam basa seperti asidosis metabolik yang memiliki
Tanda dan gejala hiperventilasi adalah takiradia, nafas pendek, nyeri
dada.
2. Hipoksia
Yaitu kondisi insufisiensi oksigen di dalam tubuh atau jaringan.
3. Hiperkapnia
Yaitu penumpukan karbondioksida dalam darah.

3
4. Pneumonia
Yaitu radang paru karena masuknya benda asing, misal makanan ke dalam
saluran nafas.
5. Empisema
Yaitu melebarnya gelembung paru, biasanya karena mengkisutnya sekat-
sekat antar gelembung.
6. Efusi Pleura
Yaitu cairan yang keluar ke dalam rongga pleura.
7. Asma
Yaitu keadaan yang ditandai dengan serangan sesak nafas berulang disertai
dengan nafas yang berbunyi karena kejang otot polos, ranting-ranting
tenggorok.

1.1.5 Manifestasi Klinis


1) Menurunnya kadar Hb
2) Peningkatan denyut nadi
3) Napas pendek
4) Gagal napas
5) Nyeri dada
6) Batuk tidak efektif
7) Tidak mampu mengelurkan sekresi di jalan napas
8) Suara napas menunjukkan adanya sumbatan

1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengkajian
1. Anamnesa
1) Masalah pernapasan yang pernah dialami
a. Pernah mengalami batuk dengan sputum
b. Pernah mengalami nyeri dada
c. Aktivitas apa saja yang menyebabkan masalah pernapasan
2) Riwayat penyakit pernapasan
a. Apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TB, dan lain-lain
b. Bagaimana frekuensi tiap kejadiannya
3) Riwayat kardiovaskular
a. Pernah mengalami penyakit jantung atau peredaran darah
4) Gaya hidup
a. Merokok, keluarga perokok, atau lingkungan kerja dengan perokok

4
2. Pemeriksaan fisik
1) Mata : Konjungtiva pucat , Konjungtiva sianosis
2) Kulit : Penurunan turgor kulit, Edema
3) Jari-jari dan kuku : Sianosis clunbbing finger
4) Mulut dan membran bibir :Membran mukosa sianosis, Bernapas dengan
mengerutkan perut
5) Hidung :Pernapasan dengan cuping hidung
6) Vena leher : Adanya distensi/bendungan
7) Dada : Retraksi otot, Pergerakan tidak simetris antara dada kanan dan kiri
Bunyi perkusi

1.2.2 Diagnosis Keperawatan


1. Ketidak efektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mukus yang
berlebihan

Ketidak efektifan bersihan jalan napas (0031)


Definisi : Ketidak mampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran
napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas
Batasankarakteristik Faktor yang berhubungan
1. Batuk yang tidak efektif Lingkungan
2. Dispnea 1. Perokok
3. Gelisah 2. Perokokpasif
4. Kesulitan verbalisasi 3. Terpajan asap
5. Mata terbukalebar Obstruksi jalan napas
6. Ortonea 1. Adanya jalan nafas buatan
7. Penurunan bunyi napas 2. Benda asing jalan napas
8. Perubahan frekuensi napas 3. Eksuadat dalam alveoli
9. Perubahan pola napas 4. Hiperplasia pada dinding
10. Sianosis bronkus
11. Sputum dalam jumlah yang 5. Mukus berlebihan
berlebihan 6. Penyakit paru
12. Suara napas tambahan obstuksikronis
13. Tidak ada batuk 7. Sekresi yang tertahan
8. Spasme jalan napas

Fisiologi

5
1. Asma
2. Disfungsi neuromuskular
3. Infeksi
4. Jalan napas alergi

1.2.3 Intervensi
DIAGNOSA KEPERAWATAN: Ketidak efektifan bersihan jalan napas
berhubungan dengan mukus berlebihan

NOC :Status pernafasan:Kepatenan Jalan Nafas...........................kode( 410)

Definisi :Saluran trakeobronkial yang terbuka dan lancar untuk pertukaran


udara

Berat Cukup Sedang Ringan Tidak


Berat ada
Skala Outcome Keseluruhan 1 2 3 4 5 NA
INDIKATOR
041004 Frekuensi 1 2 3 4 5 NA
Pernafasan

041005 Irama Pernafasan 1 2 3 4 5 NA


041017 Kedalaman 1 2 3 4 5 NA
Inspirasi
041012 Kemampuam 1 2 3 4 5 NA
untuk
mengeluarkan
sekret
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak
Berat ada
041002 Ansietas 1 2 3 4 5 NA
041011 Ketakutan 1 2 3 4 5 NA
041003 Tersedak 1 2 3 4 5 NA
041007 Suara Nafas 1 2 3 4 5 NA
Tambahan
041014 Mendesah 1 2 3 4 5 NA
041015 Dispnea Saat 1 2 3 4 5 NA
Tidur
041016 Dispnea Dengan 1 2 3 4 5 NA
Aktivitas Ringan
041018 Penggunaan Otot 1 2 3 4 5 NA
Bantu Nafas
041019 Batuk 1 2 3 4 5 NA
041020 Akumulasi 1 2 3 4 5 NA

6
Sputum
041021 Respirasi Agonal 1 2 3 4 5 NA

NIC

Manajemen jalan nafas (3140)


Definisi : Fasilitas Kepatenan jalan nafas

Aktivitas-aktivitas 13. Kelola pemberian


1. Buka jalan nafas dengan tehnik chin bronkodilator, sebagaimana
lift atau jaw thrust, sebagaimana mestinya
mestinya 14. Ajarkan pasien bagaimana
2. Posisikan pasien untuk menggunakan inhaler sesuai
memaksimalkan ventilasi resep sebagaimana mestinya
3. Identifikasi kebutuhan aktual/potensial 15. Kelola pengobatan aerosol,
pasien untuk memasukkan alat sebagimana mestinya
membuka jalan nafas 16. Kelola nebulizer ultrasonic,
4. Masukkan alat nasopharyngnegeal sebagaimana mestinya
airway (NPA) Atau oropharyngeal 17. Kelola udara atau oksigen
airway (OPA), Sebagaimana mestinya yang dilembabkan
5. Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya
sebagaimana mestinya 18. Ambil benda asing dengan
6. Buang secret dengan memotivasi foserp McGill,
pasien untuk melakukan batuk atau sebagaimanamestinya
menyedot lendir 19. Regulasi asupan cairan
7. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, untuk mengoptimalkan
dalam, berputar dan batuk keseimbangan cairan
8. Gunakan teknik yang menyenangkan 20. Posisikan untuk
untuk memotivasi bernafas dalam meringankan sesak nafas
kepada anak-anak (misal :meniup 21. Monitor status pernafasan
gelembung, meniup kincir,peluit, dan oksigenasi,
harmonica,balon, meniup layaknya sebagaimana mestinya
pesta :buat lomba meniup dengan bola
ping pong, meniup bulu)
9. Instruksikan bagaimana agar bisa

7
melakukan batuk efektif
10. Bantu dengan dorongan spirometer,
sebagaimana mestinya
11. Auskultasi suara nafas, catat area yang
ventilasinya menurun atau tidak
adanya suara nafas tambahan
12. Lakukan penyedotan melalui
endotrakea atau nasotrakea,
sebagaimana mestinya

NIC

Peningkatan (Manajemen) Batuk (3250)


Definisi : Meningkatkan inhalasi dalam pasien yang akan memicu tekanan yang
tinggi dalam intra-toraks dan penekanan pada bagian bawah parenkim
paru untuk mengeluarkan udara yang kuat

Aktivitas-Aktivitas 8. Tekan perut dibawah xipoid


1. Monitor fungsi paru, terutama dengan tangan terbuka sembari
kapasitas vital, tekanan inspirasi membantu pasien untuk fleksi
maksimal, tekanan volume kedepan selama batuk
ekspirasi 1 detik (FEV) dan 9. Minta pasien untuk batuk
FEV/FVC sesuai dengan dilanjutkan dengan beberapa
kebutuhan periode nafas dalam
2. Dampingi pasien untuk bisa 10. Dukung menggunakan incentive
duduk pada posisi dengan kepala spirometry, sesuai dengan
sedikit lurus, bahu rileks dan kebutuhan
lutut ditekuk atau posisi fleksi 11. Dukung hidrasi cairan yang
3. Dukung pasien menarik nafas sistematik, sesuai dengan
dalam beberapa kali kebutuhan
4. Dukung pasien untuk melakukan 12. Dampingi pasien menggunakan
nafas dalam, tahan selama 2 bantal atau selimut yang dilipat
detik, bungkukkan ke depan, untuk menahan perut saat batuk
tahan 2 detik dan batukkan 2-3
kali
5. Minta pasien menarik nafas
dalam bungkukkan ke depan

8
lakukan 3 atau 4 kali hembusan
(untuk membuka area glotis)
6. Minta pasien menarik nafas
dalam beberapa kali, keluarkan
perlahan dan batukkan diakhir
ekshalasi (penghembusan)
7. Lakukan tekhnik ‘chest well rib
spring’ selama fase ekspirasi
melalu manufer batuk sesuai
dengan kebutuhan

NIC

Monitor pernapasan (3350)


Definisi : Sekumpulan data dan analisis keadaan pasien untuk memastikan
kepatenan jalan nafas dan kecukupan pertukaran gas

Aktivitas-aktivitas 19. Auskultasi Suara nafas, catat area


1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dimana terjadi penurunan atau
dan kesulitan bernapas tidak adanya ventilasi dan
2. Catat pergerakkan dada, catat ketidak keberadaan suara nafas tambahan
semestrian, penggunaan otot-otot bantu 20. Kaji perlunya penyedotan pada
nafas, dan retraksi pada otot jalan nafas dengan auskultasi
Supraclaviculas dan interkosta suara nafas setelah tindakan,
3. Monitor suara nafas tambahan seperti untuk dicatat
ngorok atau mengi 21. Monitor nilai fungsi Paru,
4. Monitor pola napas (Misalnya., terutama kapasitas vital paru
bradipneu, takipneu, hiperventilasi, volume inspirasi maksimal,
pernapasankusmaul, pernapasan 1:1 volume ekspirasi maksimals
apneustik, respirasi biot dan pola elama 1 detik ( FEV1/FVC sesuai
ataxic) dengan data yang tersedia
5. Monitor Saturasi oksigen pada pasien 22. Monitor hasil pemeriksaan
yang tersedasi (seperti ventilasi mekanik, catat
SaO2,SvO2,SpO2) Sesuai dengan peningkatan tekanan inspirasi dan
protocol yang ada penurunan volume tidal
6. Pasang sensor pemantauan oksigen 23. Monitor peningkatan kelelahan,
non-invasive (Misalnya, pasien yang kecemasan dan kekurangan udara

9
obesitas Melaporkan pernah mengalami pada pasien
apnea saat tidur , mempunyai riwayat 24. Catat perubahan pada saturasi O2,
penyakit dengan terapi oksigen Volume tidal akhir CO2, dan
menetap usia ekstrim) sesuai dengan perubahan nilai analisa gas darah
procedure tetap yang ada dengan tepat
7. Palpasi ke simetrisan ekspansi paru 25. Monitor kemampuan batuk
8. Perkusi Torak anterior dan posterior, efektif pasien
dari apeks ke basis paru kanan dan kiri 26. Catat onset, Karateristik, dan
9. Catat lokasi trakea lamanya batuk
10. Monitor kelelahan otot-otot diafragma 27. Monitor sekresi pernapasan
dengan pergerakkan parasoksikal pasien
11. Monitor keluhan sesaknafas pasien, 28. Monitor secara ketat pasien-
termasuk kegiatan yang meningkatkan pasien yang beresiko tinggi
atau memperburuk sesak nafas tersebut mengalami gangguan respirai
12. Monitor suara serak dan perubahan (Misalnya, pasien dengan terapi
suara tersebut setiap jam pada pasien opiod, bayi baru lahir, pasien
luka bakar dengan terapi opioid ,bayi baru
13. Monitor suara krepitasi pada pasien lahir,pasien dengan ventilasi
14. Monitor hasil foto toraks mekanik,pasien dengan luka
15. Buka jalan nafas dengan menggunakan bakar diwajah dan di
manever chin lift atau jaw thrust dada,gangguan neuro moskular)
dengan tepat
16. Posisikan pasien miring kesamping
sesuai indikasi untuk mencegah
aspirasi, lakukan tehnik log roll, jika
pasien diduga mengalami cedera leher
17. Berikan bantuan resuitasi jika
diperlukan
18. Berikan bantuan terapi nafas jika
diperlukan (misalnya, nebulizer)

1.2.4 Evaluasi
Evaluasi dapat dinilai dari :
1. Memperthankan jalan napas sacara efektif yang ditunjukkan dengan
adanya kemapuan untuk bernapas, jalan napas bersih, tidak ada sumbatan,
tidak ditemukan adanya hipoksia, frekuensi, irama dan kedalaman napas
normal.

10
2. Pasien menunjukkan oksigenasi yang adekuat dalam memenuhi
kebutuhan perawatan diri.

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC). Yogyakarta:


Mocomedia

Hidayat, Aziz Alimul. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.


Jakarta: Salemba Medika.

Herdman, Heather. 2018. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Moorhead. 2016. Nursing Outcome Classification (NOC). Yogyakarta:


Mocomedia

11
Abdullah. 2014. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Trans Info Media

Wartonah, Tarwoto. 2013. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan


Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika

12

Anda mungkin juga menyukai