I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Acara Pentas Seni atau sering juga dikenal dengan PENSI ialah pertunjukan seni yang
menampilkan beberapa aksi dari individu ataupunberkelompok. Acara diadakan oleh OSIS
SMAN 1 Gunung Talang dan ditujukan untuk siswa-siswi SMA Negeri 1 Gunung Talang.
Tujuan dari acara tersebut ialah untuk memberikan ruangdan waktu bagi siswa-siswiyang ingin
mengekspresikan dirinya serta mengexplore rasa kepercayaan diri. Disamping itu, kegiatan
acara pentas seni diadakan dalam rangka perpisahan bagi siswa kelas XIISMAN 1 Gunung
Talang. Maka dari itu, perlu untuk diadakan kegiatan acara ini.
Tujuan Kegiatan
Tema Kegiatan
Tema pada kegiatan acara ini yaitu “EKSPRESIKAN BAKATMU!” yang akan memberikan
kesempatan kepada siswa SMA SMAN 1 Gunung Talang agar berani untuk mengekspresikan
bakat terpendamnya masing-masing dipanggung acara.
Macam-Macam Kegiatan
1. Pentas Drama
2. Dance
3. Menyanyi
4. Peserta Kegiatan
Acara pentas senimerupakan perwakilan dari setiap kelas Xyang bisa mengikuti ini, XI, XII
SMA SMAN 1 Gunung Talang.
1. Tenda
2. Kostum
3. Spanduk
4. Panggung
5. Microphone dan juga sound system
Adapun untuk tempat danwaktu pelaksanaan dari kegiatan acara pentas seni diantaranya
sebagai berikut:
1. Pentas Drama
Tanggal : Minggu, 15 desember 2019
Waktu : 08.00 WIB sampai denganselesai
Tempat : Lapangan Basket SMAN 1 Gunung Talang
2. Dance
Tanggal : Minggu, 15 desember 2019
Waktu : 09.30 WIB sampai denganselesai
Tempat : Aula SMAN 1 Gunung Talang
3. Menyanyi
Tanggal : Minggu, 15 desember 2019
Waktu : 10.00 WIB sampai dengan selesai
Tempat : Panggung Pentas Seni, SMAN 1 Gunung Talang
Susunan Acara
Anggaran Dana
Untuk dapat diadakannya kegiatan acara Pentas Seni (PENSI) SMAN 1 Gunung Talang
dengan baik, maka terdapat beberapa anggaran dana yang didapat ataupun yang dikeluarkan :
Pemasukan Kegiatan
Biaya Pengeluaran
Demikianproposal kegiatan acara pentas seni di buat. Kami berharappartisipasi serta dukungan
dari pihak sekolah. Semoga kegiatan acaraPentas Seni (PENSI) SMAN 1 Gunung Talangdapat
berjalan dengan baik dan terlaksana seperti yang kita harapkan. Atas perhatian
sertakerjasamanya, kami mengucapkan terimakasih.
PROPOSAL PENELITIAN PENJASKESREK
“ upaya meningkatkan keterampilan Passing Bawah Bola Voli Menggunakan Gaya
Pembelajaran Part Whole pada Siswa SMP Kelas IX A Di SMP Negeri 2 Tapalang”.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan
memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dalam
masyarakat yang memiliki peranan penting dalam mengantarkan masyarakat ke arah
kehidupan yang lebih baik, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan salah satu
mata pelajaran yang disajikan pada pendidikan formal dari SD, SMP, SMA. Dalam
melaksanakan tugasnya guru pendidikan jasmani dan olahraga diharapkan dapat memiliki
keterampilan untuk meningkatkan ketrampilan siswa melalui pembelajaran yang aktif, kreatif
dan menyenangkan, agar siswa lebih antusias untuk mengikuti pelajaran dengan tujuan
pendidikan jasmani dapat tercapai.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu bentuk pendidikan yang ada di Indonesia.
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses keseluruhan yang mempunyai tujuan dalam
pembentukan kognitif, afektif, psikomotor, dan fisik seseorang. Menurut Badan Standar
Nasional Pendidikan (2006: 702) menyatakan bahwa:
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan
untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, merupakan keterampilan gerak,
keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan
moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan hidup bersih melalui aktivitas
jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih dan direncanakan secara sistematis dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.
Mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan menurut BSNP (2006: 513-
514) meliputi permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas
ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas dan kesehatan.
Salah satu permainan dan olahraga yang diajarkan untuk siswa SMA kelas X Semester
1 adalah permainan bola voli. Salah satu tehnik dasar dan wajib dikuasai oleh setiap pemain
bola voli adalah tehnik pasing. Tanpa adanya penguasaan tehnik pasing yang baik, maka
sebuah tim tidak akan mampu menghadapi pertandingan dengan baik. Karena, pasing adalah
langkah awal yang akan menentukan kemampuan sebuah tim untuk bertahan dan melakukan
penyerangan. Dengan adanya penguasaan tehnik pasing yang baik, maka seorang setter akan
lebih mudah dalam menyesuaikan arah dan tinggi bola yang akan diset. Dengan demikian, sang
attacker-pun akan dapat melakukan spike secara maksimal.Dengan kata lain, pasing juga biasa
dikenal dengan sebutan “reception”, yaitu sebuah usaha tim dalam rangka menerima, menahan,
dan mengendalikan servis atau segala bentuk penyerangan yang dilakukan oleh tim lawan.
Pasing yang baik, bukanlah pasing yang hanya mampu mencegah bola agar tidak jatuh atau
menyentuh area timnya, tetapi juga harus mampu mencapai posisi setter dengan arah yang
tepat, serta dengan gerakan dan kecepatan yang stabil. Dengan demikian, sang setter dan
attacker akan mampu menciptakan berbagai variasi serangan dengan mudah.Sebenarnya,
tehnik pasing ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tehnik Underarm pass (passing
bawah) dan Overhand pass (passing atas). Underarm pass atau yang juga biasa dikenal dengan
sebutan bump, dilakukan dengan menggabungkan kedua lengan bawah menjadi satu, dengan
arah lurus ke depan. Bola yang jatuh akan mengenai kedua lengan bawah pada bagian dalam.
Tehnik ini dilakukan dengan posisi yang rendah, yaitu dengan ketinggian sekitar batas
pinggang pemain. Sedangkan Overhand pass adalah tehnik pass yang dilakukan dengan
menggunakan ujung jemari tangan, seperti ketika melakukan set. Teknik ini dilakukan pada
posisi di atas kepala.
Dalam mengoptimalkan pembelajaran teknik dasar pasing bawah bola voli, perlu
mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa, serta faktor-faktor penyebab dalam
pembelajaran. Untuk itu perlu adanya penelitian sehingga dapat mengetahui masalah-masalah
pokok tersebut. Dengan diadakan penelitian diharapkan diketahui permasalahan yang terjadi
sehingga dapat mencari pemecahannya.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMP Negeri 2 Tapalang yang
dilaksanakan pada tanggal 4 November 2017 dengan kompetensi pasing bawah bola voli yang
dilakukan oleh siswa kelas IX A di lapangan bola voli. Guru yang mengajar menerapkan gaya
komando yaitu guru memberikan intruksi kepada siswa untuk melakukan gerakan setelah guru
memberikan contoh gerakan pasing bawah bola voli yang menggunakan 2 buah bola voli yang
dipakai oleh 35 siswa. Pada pembelajaran tersebut banyak siswa yang duduk – duduk di pinggir
lapangan dari, 35 siswa hanya 4 siswa yang menggunakan bola voli secara berpasangan. Hali
ini menyebabkan proses pembelajaran tidak menyenangkan dan mengakibatkan siswa malas
untuk aktif bergerak. Guru memberikan contoh gerakan pada siswa secara global, sehingga
mempengaruhi hasil dari tes keterampilan pasing bawah bola voli dimana siswa pada saat
dilakukan evaluasi melakukan banyak kesalahan – kesalahan. Berikut data hasil tes
keterampilan pasing bawah bola voli, (1) 11,43 % atau 4 siswa melakukan kesalahan pada
posisi kaki tidak selebar bahu salah satu kaki berada di depan dan arah bola tidak tepat ke
sasaran saat melakukan pasing bawah, (2) 22,87 % atau 8 siswa melakukan kesalahan pada
posisi kaki tidak selebar bahu salah satu kaki berada di depan , lutut tidak ditekuk dengan posisi
badan agak condong ke depan, dan kedua lengan tidak lurus dengan kedua ibu jari
dirapatkan, perkenaan bola tidak pada kedua lengan pada saat melakukan passing bawah bola
voli, (3) 45,72 atau 16 siswa melakukan kesalahan pada posisi kaki tidak selebar bahu salah
satu kaki berada di depan, kedua lengan tidak lurus dengan kedua ibu jari
dirapatkan, perkenaan bola tidak pada kedua lengan, arah bola tidak tepat ke sasaran, (4)
14,29% atau 5 siswa yang bisa melakukan tes keterampilan pasing bawah bola voli dengan
benar.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat di identifikasi permasalahan sebagai
berikut; (1) siswa tidak aktif selama pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang
menggunakan gaya komando, (2) frekuensi belajar kurang, (3) siswa tidak menguasai gerakan
pasing bawah. Menyikapi hal tersebut, maka diperlukan model pembelajaran yang tepat untuk
proses pembelajaran dengan teknik dasar pasing bawah bola voli, agar siswa senang pada
pembelajaran teknik dasar pasing bawah bola voli. Model pembelajaran yang tepat untuk
pembelajaran keterampilan teknik dasar pasing bawah bola voli menggunakan model
pembelajaran metode part whole (bagian secara keseluruhan).
Kelebihan dari gaya part whole dari gaya pembelajaran yang lain adalah merupakan
metode pendekatan motor learning yang mengajarkan aktivitas jasmani berdasarkan
klasifikasi keterampilan dan teori proses informasi yang diterima. “ Part whole (bagian
keseluruhan) akan sesuai untuk pembelajaran teknik dasar, yaitu dari bagian-bagian teknik
hingga teknik secara keseluruhan” (Widijito, 2011 : 11). Jadi proses pembelajaran
menggunakan metode part whole akan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian yang setelah
itu dirangkaikan menjadi satu kesatuan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan disusun penelitian dengan judul:
“ upaya meningkatkan keterampilan Passing Bawah Bola Voli Menggunakan Gaya
Pembelajaran Part Whole pada Siswa SMP Kelas IX A Di SMP Negeri 2 Tapalang”.
B. Tujuan Penelitian dan Pengembangan
Mengacu pada permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti
adalah meningkatkan keterampilan teknik dasar passing bawah bola voli dengan menggunakan
gaya part wholel untuk SMP Negeri 2 Tapalang. Sehingga dengan menggunakan gaya part
whole siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan siswa akan lebih
bertanggungjawab.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada penelitian yang akan dilakukan ini yaitu dengan menggunakan metode
pembelajaran part whole dalam melakukan teknik dasar pasing bawah bola voli, maka akan
meningkatkan keterampilan pasing bawah bola voli untuk siswa kelas IX A SMP Negeri 2
Tapalang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Karena ketidaksukaan siswa dengan pembelajaran teknik dasar pasing bawah bola voli.
Maka dikembangkan metode pembelajaran teknik dasar pasing bawah bola voli menggunakan
gaya resiprokal, dimana siswa diberi tanggung jawab untuk mengevaluasi temannya dengan
bantuan guru.
2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, perbendaharaan, dan sebagai
pedoman bagi guru pendidikan jasmani dalam menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai
dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
3. Bagi Jurusan Ilmu Keolahragaan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan bagi Jurusan
Ilmu Keolahragaan untuk meningkatkan kualitas lulusan mahasiswa, dengan mempersiapkan
mahasiswa yang kompeten dibidangnya masing–masing.
4. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini, sekolah dapat memanfaatkan dan meningkatkan hasil
penelitian ini sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan kualitas pendidikan, dan membuat
jalannya proses belajar mengajar menyenangkan dan siswa aktif bergerak.
5. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan diri dalam
mempersiapkan profesi keguruan yang akan bermanfaat ke depannya saat mengajar, selain itu
hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian
sejenis.
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas IX A di SMP Negeri 2 Tapalang dengan
jumlah 35 siswa di tahun ajaran 2016/2017
2. Penelitian ini hanya terfokus pada keterampilan pasing bawah bola voli
F. Definisi Istilah
1. Pembelajaran adalah penyajian informasi dan aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk
membantu memudahkan siswa dalam rangka mencapai tujuan khusus belajar yang diharapkan.
2. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan
untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, merupakan keterampilan gerak,
keterampilan berfikir kritis, keterampilan social, penalaran, stabilitas emosional, tindakan
moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan hidup bersih melalui aktivitas
jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih dan direncanakan secara sistematis dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.
3. Gaya mengajar part whole adalah salah satu gaya mengajar yang merupakan metode
pembelajaran dari bagian-bagian dasar hingga bagian keseluruhan yang lebih kompleks yang
akan sesuai untuk pembelajaran teknik dasar
4. Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama ation) yang bernama
William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di HolyokeMintonette.Olahraga
Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of
Phsycal Educ, Massachusetts (Amerika Serikat).
5. Pasing bawah bola voli dilakukan dengan menggabungkan kedua lengan bawah menjadi
satu, dengan arah lurus ke depan. Bola yang jatuh akan mengenai kedua lengan bawah pada
bagian dalam. Teknik ini dilakukan dengan posisi yang rendah, yaitu dengan ketinggian sekitar
batas pinggang pemain.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah “penyajian informasi dan aktivitas-aktivitas yang dirancang
untuk membantu memudahkan siswa atau si belajar dalam rangka mencapai tujuan khusus
belajar yang diharapkan “ (Setyosari, 2001 : 4). Dengan kata lain, pembelajaran adalah wujud
tindakan dari aktivitas-aktivitas yang difokuskan pada si belajar yang mempelajari hal-hal
khusus.
Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogam dalam desain istruksional untuk
membuat siswa belajar lebih aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Salah
satu keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan
dan melaksakan pembelajaran (Dimyati dan Mujiono, 1994:159).
Panen (2007: 17) “menyatakan pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar mengajar yang di tandai dengan adanya perubahan
prilaku individu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran”.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan atau
upaya yang dilakukan oleh guru dalam menyajikan informasi dan aktivitas-aktivitas untuk
membantu dan memudahkan siswa dalam rangka mencapai tujuan khusus belajar yang
diharapkan.
2. Strategi Pembelajaran
Dalam proses penyampaian materi seorang guru harus mempunyai strategi yang tepat
dalam pembelajaran. Agar siswa mampu mencapai kemampuan dasar yang diinginkan guru
dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus pandai dalam menggunakan strategi
pembelajaran dalam kondisi tertentu untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Widijoto (2009:4), strategi pembelajaran adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan
oleh guru dalam menyampaikan pesan atau materi kepada siswa sehingga tujuan pembelajaran
yang diharapkan dapat tercapai secara efektif dan efesien. Sedangkan menurut Sanjaya
(2005:99) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran diajukan sebagai penataan cara-cara yang
tersusun dalam suatu tatanan yang utuh dan dengan urutan langkah yang jelas untuk mencapai
hasil pembelajaran yang diinginkan.
Beberapa penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa strategi Dari bpembelajaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru menggunakan gaya yang sesuai agar siswa
dapat senyaman mungkin selama mengikuti proses belajar mengajar.
3. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk kegiatan yang dilakukan dengan cara
mendeskripsikan proses –proses atau tahap-tahap yang dilibatkan dalam perencanaan
pembelajaran, tahap ini biasanya disampaikan dalam bentuk suatu diagram, alur model, dan
sebagainya (Styosari, 2001 : 106). Sedangkan menurut Widijoto (2006 :6) model pembelajaran
adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pesan atau materi
kepada siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efesien.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan model pembelajaran adalah suatu
bentuk kegiatan menyampaikan pesan atau materi kepada siswa oleh guru dengan
mengembangkan bahan dan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana peningkatan keterampilan pasing bola
voli siswa kelas IX A SMP Negeri 2 Tapalang Kabupaten Mamuju. Dilihat dari tujuannya
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Arikunto, Suhardjono & Supardi (2007:3)
menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas “merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama”. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Reserch (CAR).
Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan
yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka
ada tiga kata pengertian yang dapat diterangkan.
1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara
dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasiyang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan menunjuk pada suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam
penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang
lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang
dimaksud dengan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Menurut (Hopkins, 1993:44) Penelitian kelas adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive atau suatu usaha seoramg
untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan
perubahan.
3. Refleksi
Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji proses, yaitu apa yang telah dan
belum terjadi, apa yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, mengapa suatu hal terjadi
demikian, dan tindak lanjut apa yang perlu diperlukan. Hasil refleksi digunakan untuk
menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan situasi yang dari
awal memicu keinginann peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK).
Komponen-komponen refleksi tersebut adalah analisis, pemaknaan, penyimpulan, dan tindak
lanjut.
H. Prosedur PenelitiaN
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing kegiatanyang ada dalam setiap
siklusnya adalah (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan, (refleksi) yang dapat
digambarkan pada gambar 3.1.
1. Melakukan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 4 Mei 2017 pada siswa
kelas IX A di SMP Negeri 2 Tapalang untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan ketuntasan
siswa kelas IX dalam keterampilan pasing bawah bola voli, serta mengetahui masalah apa yang
terjadi sebagai penyebab ketidaktuntasan menguasai keterampilan pasing bawah bola voli.
2. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan
pada tanggal 4 Mei 2017.
3. Memulai menyusun proposal skripsi dari Bab I sampai Bab III dengan bimbingan dari dosen
pembimbing.
5. Meminta surat pengantar izin dari fakultas untuk melakukan penelitian lanjutan.
6. Menyusun rencana tindakan (siklus 1) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru penjas
kelas IX A SMP Negeri 2 Tapalang Kabupaten Mamuju. Tahap pada siklus 1 meliputi:
perencanaan tindakan 1, pelaksanaan tindakan 1, pengamatan, refleksi 1. Tiap – tiap siklus
terdiri dari 3 pertemuan.
a. Perencanaan Tindakan 1
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut:
b. Pelaksanaan Tindakan 1
c. Pengamatan/Pengumpulan Data 1
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah mengamati dan mengumpulkan
data dengan cara mencatat segala kejadian-kejadian yang dilakukan oleh peserta didik selama
kegiatan pembelajaran dalam observasi dan melakukan catatan lapangan.
d. Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh dari tindakan 1, maka data tersebut diolah atau
dianalisis. Selanjutnya hasil dari analisis tersebut digunakan sebagai refleksi untuk
membuatkan tindakan yang harus dilakukan pada siklus yang kedua.
7. Siklus 2
Setelah mempelajari dari siklus 1, peneliti dan guru mata pelajaran pedidikan jasmani
melakukan tindakan perbaikan yang efektif pada siklus 2. Berdasarkan temuan pada refleksi 1,
maka dilakukan usaha perbaikan atau revisi untuk memperbaiki tindakan guna meningkatkan
hasil belajar peserta didik.
b. Pelaksanaan Tindakan 2
1. Menjelaskan materi pasing bawah bola voli dengan menggunakan metode part whole.
3. Siswa melakukan gerakan pasing bawah bola voli sesuai instruksi dari guru.
c. Pengamatan/Pengumpulan Data 2
d. Refleksi 2
yang dilakukan pada tahap ini, yaitu melakukan refleksi diri yang merupakan aktivitas
untuk menelaah ulang proses atau terjadinya fenomena output/efek yaitu keberhasilan ataupun
kegagalan dari pelaksanaan tahap 2 yang merupakan perubahan dari tahap 1.
DAFTAR PUSTAKA
Roesdiyanto. 1989. Perkembangan Pengajaran Teknik dan Taktik Bola Voli. Malang: FIP
IKIP malang
Setyosari, Punaji. 2001. Rencana Pembelajaran Teori dan Praktek. Malang: Elang Mas.
Tamat, T. dan Mirman, M. 2008. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Universitas
Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.
Tim UM. 2010. Pedoman Penulisan karya Ilmiah Edisi kelima. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Viera, B.L dan Fergusson, B.J. 2000. Bola voli Tingkat pemula. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Proposal kegiatan dan proposal penelitian menjadi dua jenis proposal yang kerap digunakan.
Biasanya, proposal penelitian digunakan di bidang akademisi. Sementara itu proposal kegiatan
diperlukan untuk kegiatan sekolah, kantor, hingga organisasi.