Anda di halaman 1dari 13

KALIMAT EFEKTIF

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bahasa


Indonesia

Oleh

Kelompok 2

Dosen Mata kuliah :

Tito, S. Pd, M. Pd

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur alhamdulillah kami ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa


Ta’ala Tuhan seluruh alam yang maha rahman dan rahim karena atas
berkat rahmat dan kasih sayang-Nya makalah yang berjudul Kalimat
Efektif dapat terselesaikan.

Dan terimakasih kami sampaikan kepada dosen pengampuh mata kuliah


Bahasa Indonesia, bapak Tito, S.Pd., M.Pd. yang telah mengarahkan dan
membimbing pembuatan makalah yang baik dan benar.

Dalam makalah ini dibahas tentang beberapa materi yang meliputi


pengertian kalimat efektif, ciri-ciri kalimat efektif, kesepadanan struktur,
kepararelan bentuk, kecermatan, ketegasan, kepaduan, dan kelogisan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan, walaupun penulis telah berusaha menyajikan yang
terbaik bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini dengan senang hati penulis terima. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

Luwuk, November 2020

Penulis,

Kelompok   2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif................................................... 2
B. Ciri–ciri Kalimat Efektif........................................................................... 4
C. Unsur-unsur Kalimat Efektif..................................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................ 12
B. Saran.......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 13
BAB I

PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk bekomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota
mansyarakat  lain pemakai bahasa itu. Bahsa itu berisi pikiran, keinginan , atau perasaan yang ada pada diri si
pembicara atau penulis. Bahsa yang digunakan itu hendaknya dapat mendukung maksud secara jelas agar apa
yang dipirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengan atau pembaca.kalimat yang dapat
mencapai sasarannya dengan baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan
dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat,
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada
sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang
digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh
dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif ?
2.      Bagaimana Ciri–ciri Kalimat Efektif ?
3.      Apa Unsur-unsur Kalimat Efektif ?
C.      Tujuan masalah
1.      Untuk mengetahui Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
2.      Untuk mengetahui Ciri–ciri Kalimat Efektif
3.      Untuk mengetahui Unsur-unsur Kalimat Efektif

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif


1.    Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran
yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dank eras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!). Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat
dalam bahasa Indonesia ada dua macam, yaitu:
a.    Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja
b.    Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.
Akan tetapi, dalam pemakaian sehari-hari kalimat yang berpredikat kata kerja lebih besar jumlahnya
daripada yang berpredikat bukan kata kerja. Hal ini membantu kita dengan mudah untuk menentukan sebuah
kalimat. Oleh sebab itu, kalau ada kata kerja dalam suatu untaian kalimat, kata kerja itu dicadangkan sebagai
predikat dalam kalimat itu.
Contoh: Tugas itu dikerjakan oleh para mahasiswa
Kata kerja dalam kalimat ini ialah dikerjakan. Kata dikerjakan adalah predikat dalam kalimat ini. Setelah
ditemukan predikat dalam kalimat itu, subjek dapat ditemukan dengan cara bertanya menggunakan predikat
sebagai berikut:
Apa yang dikerjakan oleh para mahasiswa?
Jawaban pertanyaan itu ialah tugas itu. Kata tugas itu merupakan subjek kalimat. Kalau tidak ada kata
yang dapat dijadikan jawaban pertanyaan itu, hal itu berarti bahwa subjek tidak ada. Dengan demikian,
pernyataan dalam bentuk deretan kata-kata itu bukanlah kalimat.
2.    Kalimat Efektif
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota
masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si
pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa
yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat
mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses peyampaian oleh pembicara atau
penulis dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau
maksud yang disampaikan oleh pembicara atau penulis tergambar lengkap dalam fikiran pendengar atau
pembaca. Pesan yang diterima oleh pendengar atau pembaca atau penulis.

Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :


1.    Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis
saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri
pembaca.
2.    Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat.
3.    Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca.
4.    Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah
dipahami oleh pembaca.
5.    Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara
lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan.
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah
bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa,
jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Kalimat efektif merupakan kunci penentu yang menjembatani efektifitas bahasa. Secara umum kalimat
efektif adalah struktur hasil gabungan kata-kata yang secara sadar direncanakan mencapai tujuan komunikasi
seprima mungin.
Pada intinya, kalimat efektif tidak akan menimbulkan salah faham atau perbedaan pengertian antara
pembicara atau penuis atau pendengar atau pembaca. Oleh karena itu kalimat efektif harus dapat
mengungkapkan gagasan pembicara atau penulis secara tepat.

B.       Ciri–ciri Kalimat Efektif


Baik tidaknya atau menarik tidaknya sebuah tulisan tidak hanya disebabkan oleh masalah yang
disajikan, tetapi lebih dari itu, adalah disebabkan oleh kemampuan penulis menyajikan masalah tersebut kepada
pembaca. Bahkan dapat dikatakan, faktor penyajian ini amat menentukan berhasil tidaknya sebuah tulisan.
Faktor penyajian ini terdiri dari bagaimana gagasan tersebut didata dan diorganisasikan, dan bagaimana
pemanfaatan perangkat kebahasaan oleh penulis. Didalam masalah perangkat kebahasaan ini, tercakup dua hal
pokok, yakni ejaan dan kalimat efektif.
Perkenalan pembaca dengan tulisan adalah dengan kalimat yang dipergunakan. Bila pembaca
menemukan kalimat-kalimat yang ruwet tanpa daya tarik, dan membosankan, dengan cepat dan pasti pembaca
berhenti membaca. Tetapi sebaliknya, bila kalimat-kalimat yang digunakan penulis merupakan kalimat yang
lugas, lancar, dan dengan pilihan kata yang tepat, jelas akan memancing selera pembaca untuk dengan tekun
melihat tulisan tersebut. Jadi, daya tarik sebuah tulisan berada sepenuhnya pada kalimat yang digunakan,
apalagi bila ditambah oleh isinya yang menarik serta cara mengorganisasikan gagasan yang baik pula.

Pada dasarnya setiap gagasan yang dimiliki seseorang dituangkan kedalam bentuk kalimat. Kalimat yang
menampung gagasan itu haruslah kalimat yang memenuhi syarat gramatikal. Tetapi syarat gramatikal itu saja
belumlah cukup, karena kalimat yang gramatikal itu belum tentu mampu menampung gagasan dan
mengkomunikasikan gagasan itu kepada khalayak yang berupa pendengar atau pembaca. Oleh sebab itu
diperlukan persyaratan lain, yaitu persyaratan efektivitas.
Mengapa diperlukan persyaratan efektivitas itu? Tidak lain, karena kalimat itu terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan. Apa yang disampaikan dan apa yang diterima itu mungkin berupa ide, gagasan,
pesan, pengertian, informasi, atau peristiwa dalam bentuk yang kompleks, yang kadang-kadang tidak hanya
beban pikiran tetapi juga perasaan dan suasana. Oleh sebab itu, diperlukan pemakaian kalimat yang efektif.
Artinya, kalimat itu harus memenuhi sasaran, mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan, atau
menerbitkan selera baca.
Kecuali tulisan yang berbentuk karya sastra, maka semua tulisan harus menggunakan kalimat efektif.
Kalau tidak, tulisan tersebut akan menjadi tulisan yang tidak akurat, jelas, dan singkat. Bila suatu tulisan itu tidak
akurat, jelas, dan singkat maka syarat pokok tulisan yang baik sudah tidak dimilikinya lagi.[6] Kalimat efektif
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tuntutan bahasa baku
Artinya, kalimat itu ditulis dengan memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat, menggunakan kata
atau istilah yang baku atau sudah umum digunakan, sesuai dengan kaidah tata bahasa, dan lain-lain;
2. Jelas. Artinya, kalimat itu mudah ditangkap maksudnya
Maksud yang diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung oleh penulis. Lawannya, adalah
kalimat yang membingungkan, yang maksudnya sukar ditangkap. Hal ini sering terjadi disebabkan oleh
penggunaan kalimat yang tidak lengkap, penggunaan unsur penjelas yang tidak pada tempatnya, pemakaian
tanda baca yang keliru, pemilihan kata yang tidak tepat untuk mendukung gagasan, dan pencampuran anak
kalimat yang tidak sejajar
3. Ringkas atau lugas.
Artinya, kalimat itu tidak berbelit-belit. Dengan menggunakan kata-kata yang sedikit dapat
mengungkapkan banyak gagasan. Dengan kata lain, menulis itu bukan untuk mengumbar kata-kata., melainkan
untuk menyampaikan gagasan secara efektif dan ekonomis dengan menggunakan bahasa tulis. Menggunakan
kata-kata yang boros dapat memancing kesan bahwa penulis bukan hendak menyampaikan ide atau gagasan,
tetapi untuk bertele-tele dan menghabiskan waktu pembaca.
4. Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan kalimat yang lain, antara satu
paragraf dan paragraf yang lain.
Artinya, kalimat-kalimat yang digunakan memperlihatkan suatu kesatuan dengan yang lain. Kesatuan ini
tentu ada hubungannya dengan kesatuan ide atau gagasan. Bila suatu tulisan terdiri dari kalimat-kalimat yang
satu sama lain tidak terkait secara baik, baik berupa hubungan struktural maupun hubungan semantis, maka
akan memancing kesan bahwa tulisan itu tidak terencana dengan baik, tetapi terpenggal-penggal dan tambal
sulam. Akhirnya menghilangkan kenikmatan pembaca, dan bahkan tujuan tulisan dapat menjadi tidak tercapai.
5. Kalimat harus hidup
Menghidupkan tulisan itu penting, agar pembaca tidak cepat letih dan bosan membaca tulisam tersebut.
Bila suatu tulisan dibuat dengan menggunakan pola atau gaya yang sama terus-menerus, walaupun naik,
namun akan dirasakan tidak enak karena adanya monotonitas. Sesuatu yang monoton, yang selalu sama dalam
waktu yang panjang, akan memancing kejenuhan dan kebosanan. Artinya, kalimat-kalimat yang digunakan
adalah kalimat-kalimat yang bervariasi. Ada variasi tentang:
a.    Pilihan kata
b.    Urutan kata dalam kalimat
c.    Bentuk kalimat
d.   Gaya bahasa
e.    Perumpamaan dan perbandingan
f.     Panjang pendek kalimat
g.    Tidak ada unsur yang tidak berfungsi.
Artinya, setiap kata yang digunakan ada fungsinya. Setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf
mempunyai fungsi tertentu. Jangan ada bagian yang tidak ada fungsi dimunculkan di dalam kalimat. Misalnya:
“Kepada para penonton diharap diam.” Kata “kepada” di sini tidak mempunyai fungsi apa-apa, malahan dapat
merusak kalimat, sehingga mengaburkan subjek kalimat
Sedangakan menurut Finoza mengatakan bahwa Kalimat efektif mempunyai ciri–ciri yaitu:
1. Kesatuan
Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam  sebuah kalimat, dengan satu ide pokok pokok
boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu kesatuan,bahkan dapat mempertentangkan satu
dengan yang lainya,asalkan ide atau gagasan kalimatnya tunggal. Penutur tidak boleh menggabungkan dua
kesatuan yang tidak mempunyai hubungan sama sekali kedalam sebuah kalimat
2. Kepaduan
Kepaduan adalah hubungan yang padu antara usur-unsur pembentuk kalimat yang termasuk
pembentuk kalimat yang termasuk adalah frasa, klausa, sert tanda basa yang membentuk S-P-O–pel.ket. dalam
kalimat
3. Kesejajaran
Kesejajaran adalah terdapatnya unsur- unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata
dan frasa yang dipakai didalam kalimat
4. Pemfokusan
Pemfokusan ialah  suatu perlakuan khusus menonjolkan bagian kalimat sehingga berpengaruh
terhadap makna kalimat secara keseluruhan, cara yang dipakai untuk memberi perlakuan khusus pada kata-kata
tertentu ada beberapa yaitu : 1) dengan meletakan kata yang ditonjolka itu di awal kalimat 2) dengan melakukan
pengulangan kata (repetisi) 3) dengan melakukan pengontrasan kata kunci dan 4) dengan menggunakan partikel
/ penegas
5. Penghematan
Penghematan adalah menghindari penukaran kata yang  tidak perlu.[7]

C.      Unsur-unsur Kalimat Efektif


Unsur-unsur kalimat efektif menurut Yanti ada tujuh ciri-ciri yang menandakan sebuah kalimat efektif.
Tujuh ciri tersebut adalah: kesepadanan struktur, kepararelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata,
kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, kelogisan bahasa.[8]
Menurut Widjono ada sembilan ciri kalimat dikatan efektif bila memenuhi syarat: memiliki kesatuan,
keutuhan, kelogisan, keepadanan makna dan struktur, kesejajaran bentuk kata, kefokusan pikiran, kehematan
penggunaan unsur kalimat, kecermatan dan kesatuan, keberfariasian kata.[9] Pendapat yang sama juga
dikemukakan oleh Arifin, bahwa kalimat efektif memiliki ciri-ciri: Adanya kesepadanan struktur, kepararelan,
ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan.[10]
Dari beberapa pendapat tersebut pada dasarnya memiliki kesamaan bahawa dalam kalimat efektif
terkait dalam unsur pemakaian kata dan makna dalam penyampian ide/gagasan seseorang.
Indikator kalimat efektif Menurut Wijayanti ada 11 indikator kalimat dikatakan efektif. Sebagai berikut:
a.     Kesatuan gagasan
Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan. Baik didalam kalimat maupun di dalam paragraf
syarat yang harus dipeneuhi adalah adanya kesatuan gagasan. Kesatuan gagasan ini akan memiliki arti bahwa
di dalam sebuah kalimat hanya ada satu ide/gagasan.
b.    Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur kalimat. Untuk menghasilkan
kalimat yang mengandung kesepadanan, perlu diperhatikan halhal berikut:
1.    Kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas.
Dengan adanya Subjek dan Predikat yang jelas akan memberikan kejelasan pula dalam penyampaian
ide/pesan dari kalimat tersebut. Apa atau siapa dalam sebuah kalimat memberikan kejelasan dalam kalimat
tersebut.
2.    Kata depan tidak berada di depan subjek.
Ketepatan penggunaan konjungsi (termasuk intra-kalimat) dalam sebuah kalimat memiliki peran penting
dalam mendukung kejelasan gagasan dalam sebuah kalimat.
3.    Subjek tidak ganda.
Subjek yang ganda dalam sebuah kalimat dapat menimbulkan pemahaman yang ganda/lebih dari satu
(ambigu). Oleh karena itu, dalam kalimat efektif subjek harus memiliki satu makna yang jelas agar tidak
menimbulkan kealahan pemahaman yang berbeda.
c.     Keparalelan (kesejajaran)
Keparalelan adalah kesamaan bentuk atau makna yang digunakan dalam kalimat.
Contoh:
Atika memetiki setangkai bunga. (tidak paralel makna). Kalimat tersebut tidak memiliki kepararelan bentuk
karena bila digunakan kata memetiki berarti bukang hanya setangkai namun memiliki makna jamak, seharusnya
memetik.
d.    Kehematan
Kalimat efektif bercirikan tidak menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan. Cara untuk menghemat
kata adalah dengan tidak mengulang subjek, tidak memakai bentuk superordinate , tidak menggunakan kata
bersinonim, dan tidak menjamakkan kata-kata yang sudah menggunakan bentuk jamak.
Contoh:
Belajar adalah merupakan tanggung jawab mahasiswa. Pemakaian kata adalah merupakan memiliki makna
yang sama.
e.     Kelogisan
Kalimat dikatakan efektif jika dapat diterima oleh akal sehat.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilakan. (tidak logis). Pemakaian kata dipersilakan tidak tepat/tidak logis karena yang
dapat dipersilakan adalah orang. Maka kalimat tersebut akan menjadi efektif apabila kata tersebut diganti
menjadi waktu dan tempat kami serahkan atau kami berikan.
f.     Kecermatan
Kalimat efektif ditulis secara cermat, tepat dalam diksi sehingga tidak menimbulkan tafsir ganda.
Penempatan unsur-unsur kalimat yang tepat akan membantu pembaca untuk memahami makna kalimat secara
jelas tanpa menimbulkan tafsir ganda.
Contoh :
1.      Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia tahun ini. (tidak cermat)
2.      Mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia tahun ini. (cermat)
g.    Kebervariasian
Ciri kalimat efektif yang lain adalah tidak monoton. Kalimat sebaiknya bervariasi dengan memanfaatkan
jenis-jenis kalimat yang ada dalam bahasa Indonesia.
h.    Ketegasan
Ketegasan dapat dinyatakan dengan memberi penonjolan atau penekanan pada ide pokok kalimat.
Ketegasan dalam kalimat efektif ini menjadi penting karena hal yang ditonjolkan tersebut merupakan ide dari
gagasan dalam kalimat tersebut.
i.      Ketepatan
Diksi yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat sehingga dapat mewakili tujuan, maksud,
atau pesan. Pemakain kata yang memiliki makana ganda, kata yang berhomonim, homofon, homograf juga akan
memiliki pengaruh dalam kalimat tersebut.
j.      Kebenaran struktur
Kalimat efektif mengandung kebenaran struktur bahasa Indonesia, artinya unsur-unsur yang digunakan
dalam kalimat tidak memakai unsurunsur asing atau daerah. Sebagai contoh, pemakaian unsur bahasa
Inggris which, where  tidak benar jika disepadankan dengan konjungsi dimana, di mana,  atau yang mana dalam
bahasa Indonesia. Penggunaan kata-kata tersebut perlu dihindari. Begitu pula unsur bahasa daerah sebaiknya
tidak dipakai dalam tulisan.
Contoh:
1.      Masyarakat hukum adalah sekelompok orang-orang yang berdiam dalam suatu wilayah tertentu dimana  di
dalam kelompok tersebut berlaku serangkaian peraturan sebagai pedoman tingkah laku. (salah).
2.      Masyarakat hukum adalah sekelompok orang yang berdiam dalam suatu wilayah yang menganut serangkaian
peraturan sebagai pedoman tingkah laku. (benar)
k.    Keringkasan
Dalam menulis ditemukan pemakaian kata dan kelompok kata yang sebenarnya memiliki makna yang sama.
Dalam hal ini kelompok kata merupakan bentuk panjang, sedangkan kata merupakan bentuk ringkas/pendek.
Contoh:
1.      Kami mengadakan penelitian anak jalanan di Jakarta. (bentuk panjang)
2.      Kami meneliti  anak jalanan di Jakarta. (bentuk ringkas)
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.      Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
a.      Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran
yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dank eras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir. Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua
macam, yaitu:
1)      Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja
2)      Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.
b.      Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses peyampaian oleh pembicara atau
penulis dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau
maksud yang disampaikan oleh pembicara atau penulis tergambar lengkap dalam fikiran pendengar atau
pembaca.
2.      Ciri–ciri Kalimat Efektif
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Sesuai dengan tuntutan bahasa baku
b.    Jelas. Artinya, kalimat itu mudah ditangkap maksudnya
c.    Ringkas atau lugas.
d.   Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan kalimat yang lain, antara satu paragraf dan
paragraf yang lain.
e.    Kalimat harus hidup
3.      Unsur-unsur Kalimat Efektif
Indikator kalimat efektif Menurut Wijayanti ada 11 indikator kalimat dikatakan efektif. Sebagai berikut:
a.    Kesatuan gagasan
b.    Kesepadanan
c.    Keparalelan (kesejajaran)
d.   Kehematan
e.    Kelogisan
f.     Kecermatan
g.    Kebervariasian
h.    Ketegasan
i.      Ketepatan
j.      Kebenaran struktur
k.    Keringkasan
B.  Saran
Di dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan baik dari segi isi maupun penulisan,
untuk itu diharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan berupa kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
 

DAFTAR PUSTAKA

Ali Lukman dkk, Petunjuk Praktis Berbahassa Indonesia, Jakarta Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1991
Finoza Lamuddin, Komposisi Bahasa Indonesia,  Jakarta Diksi Insan Mulia 2002
Mustakim. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah KemahiranBerbahasa,  Jakarta Gramedia 1994
Rahayu, Tanya Jawab Manajemen Pemasaran Kontemporer, Jakarta Penerbit Havarindo 2007
Semi M. Atar, Menulis Efektif, Padang: Angkasa Raya 1990
Tasai Amraan dan Arifin Zaenal, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta Akademika Pressindo, 2004
Yanti Prima Gusti, Bahasa Indoneia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta Unversitas Hamka 2007 Widjono H.S., Bahasa
Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, Jakarta PT Gramedia 2008

Anda mungkin juga menyukai