Anda di halaman 1dari 3

Roleplay spk pasien dengan HDR

Perawat : “Assalamualaikum, selamat siang ibu perkenalkan saya mahasiswi dari stikes imc
bintaro, nama saya suster fitra ya ibu yang berdinas pada siang hari ini,”
K. Pasien : “Waalaikumussalam sus, pagii”
Perawat : “Bagaimana keadaan Ibu pagi hari ini?”
K. Pasien : “baik baik saja kok sus”
Perawat : “ baik ya bu, alhamdulilah, Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang
cara merawat mbak nina ?”
K. Pasien : “Boleh sus, mohon arahannya ya sus, karena saya kurang paham”
Perawat : “Baik, ibu ingin bercakap-cakap berapa lama ?”
K. Pasien : “30 menit ya sus?”
Perawat : “baik 30 menit saja kalau begitu ya bu, dimana ibu ingin bercakap cakap ?”
K. Pasien : “di ruangan ini saja kalau bisa sus”
Perawat : “ baik kalau begitu mari kita duduk bu”
(Tiba di ruangan wawancara)
Perawat : “Sebelumnya saya ingin bertanya, apa yang Ibu ketahui tentang masalah mbak nina
?”
K. Pasien : “ jadi anak saya nina ini sudah 2 tahun sulit untuk berjalan dan sampai saat ini
masih menggunakan kursi roda, dia selalu marah-marah kadang sus karena keadaanya saat
ini, dan juga gitu sus susah kalo diajak berbaur sama orang lain”
Perawat : “Ya memang benar sekali Bu, mbak nina itu memang  terlihat tidak percaya diri
selalu berdiam diri dirumah karena kondisi fisiknya yang lemah, mbak nina ini ada keinginan
untuk berjalan tanpa bantuan tapi tidak mampu untuk melakukanya, sehingga karena hal
tersebutlah mbak nina menjadi marah dengan kondisinya saat ini dan juga tidak mau bertemu
dengan orang lain. Dengan kata lain, anak Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang
ditandai dengan kondisi fisiknya yang lemah membuat mbak nina ketergantungan dengan
orang lain dan selama 2 tahun ini sulit untuk berjalan dan hanya bisa menggunakan kursi roda
saja. Bila keadaan mbak nina ini terus menerus seperti itu, mbak nina bisa mengalami
masalah yang lebih berat lagi, misalnya mbak nina jadi malu bertemu dengan orang lain dan
memilih mengurung diri”
Perawat : “Sampai disini, Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
K. Pasien : “oalah seperti itu ya sus, iya saya mengerti”
Perawat : “Bagus sekali Ibu sudah mengerti”
Perawat : “Setelah kita mengerti bahwa masalah mbak nina dapat menjadi masalah serius,
maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk mbak nina”
K. Pasien : “Perawatan yang seperti apa ya sus?”
Perawat : ”Apakah ibu tahu apa saja kemampuan yang dimiliki mbak nina?”
K. Pasien : “ Nina itu anak yang cukup berbakat sus, dia pandai sekali dalam hal melukis.
Dulu saat sekolah juga sering mendapatkan juara dalam lomba melukis. Selain itu juga dia
cukup terampil dalam hal merajut”
Perawat :“ Ya benar sekali bu, dia juga mengatakan hal yang sama kalau mbak nina memiliki
kemampuan dalam hal melukis, bahkan mbak nina selalu mendapatkan juara melukis yah bu.
Selain itu mbak nina juga bercerita kalau dia pandai dalam hal merajut”
Perawat : ” jadi bu, mbak nina ini telah berlatih dua kegiatan yaitu melukis dan juga merajut
cardigan. Serta telah dibuatkan jadwal untuk melakukannya. Untuk itu, Ibu dapat
mengingatkan mbak nina untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu
menyiapkan alat-alatnya, ya Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya
meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadwal yang kegiatannya”.
K. Pasien : “Baik sus, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk anak saya”
Perawat : ” Selain itu, bila mbak nina sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, Ibu
tetap  perlu memantau perkembangan mbak nina. Jika masalah harga dirinya kembali muncul
dan tidak tertangani lagi, Ibu dapat membawa mbak nina ke puskesmas”
K. Pasien : “Baik sus, saya mengerti”
Perawat : ”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada
mbak nina?”
K. Pasien : “Iya boleh sus”
Perawat : ” Temui mbak nina dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan
pujian dengan mengatakan: Bagus sekali anak ibu, kamu sudah semakin terampil dalam hal
melukis, dan hasil rajutan kamu pun sangat indah wah sepertinya akan banyak yang suka
dengan hasil rajutan kamu nih”
Perawat :”Coba Ibu praktekkan sekarang”
(Berlatih mempraktekan memberi pujian)
K. Pasien : “Anak ibu, tadi habis melakukan kegiatan apa nak? wahh bagus sekali anak ibu
pintar yaa, sekarang kamu semakin terampil melukisnya, dan hasil rajutan kamu juga bagus
banget nak pasti akan banyak orang yang suka sama hasil rajutan kamu ini”
Perawat : “Bagus sekali ibu, seperti itu ya bu nanti”
Perawat : ”Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap- cakap pada siang hari ini?”
K. Pasien : “saya jadi cukup lega sus, karena telah mengerti apa yang harus saya lakukan
untuk mendukung kesembuhan anak saya”
Perawat : “Dapatkah Ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi mbak nina dan bagaimana
cara merawatnya?”
K. Pasien : “Anak saya sedang mengalami Harga diri rendah sus, sebagai orang tua saya
harus merawat dengan cara mengingatkannya untuk melakukan kegiatan yang sudah
dijadwalkan, membantu menyiapkan alat alatnya juga, memberi pujian atas hal yang dia
lakukan, agar harga dirinya semakin meningkat”
Perawat : “Bagus sekali Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Ibu kemari
lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
K. Pasien : “Baik sus”
Perawat : “Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberi pujian langsung kepada mbak nina? “
K. Pasien : “Baik sus”
Perawat : “kira- kira mau jam berapa ?”
K. Pasien : “Saya bisa jam 10 pagi sus”
Perawat : “baik, jam 10 pagi ya”
Perawat : “ Untuk tempatnya Ibu mau dimana ?”
K. Pasien : “Di ruang tamu boleh sus”
Perawat : “Baik, di ruang tamu ya bu, kalau begitu saya ulangi dua hari mendatang jam 10
pagi kita akan Latihan bagaimana cara memberikan pujian langsung kepada mbak yuni,
tempatnya di ruang tamu ya”
K. Pasien : “Baik sus”
Perawat : “Baik, sebelum saya kembali apakah ada hal yang ingin ditanyakan bu ?
K. Pasien : “Tidak ada sus, Terima kasih ya sus”
Perawat : “Baiklah kalau tidak ada, sama sama bu, kalau begitu saya izin keluar ya,
assalamualaikum.”
K. Pasien : “Waalaikumussalam sus”

Anda mungkin juga menyukai