Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme dapat merasakan dan beradaptasi dengan perubahan
dalam lingkungan mereka. Ketika nutrisi yang disukai habis, beberapa bakteri
dapat menjadi motil untuk mencari nutrisi, atau mereka dapat menghasilkan
enzim untuk mengeksploitasi sumber daya alternatif. Salah satu contoh dari
strategi kelangsungan hidup ekstrim yang digunakan oleh bakteri Gram-positif
tertentu adalah dengan pembentukan endospora. Proses perkembangan yang
kompleks ini sering dimulai sebagai tanggapan terhadap kekurangan gizi. Hal
ini memungkinkan bakteri untuk menghasilkan sel aktif dan sangat tahan
untuk melestarikan materi genetik sel pada saat mengalami tekanan yang
ekstrim.
Beberapa jenis bakteri dapat bertahan hidup meskipun kondisi
lingkungan kurang menguntungkan, yaitu dengan membentuk endospora di
dalam sel. Endospora merupakan bentuk bakteri yang tidak aktif (istirahat).
Bentuk endospora ada yang bulat dan ada yang bulat-panjang. Ukuran
endospora ada yang lebih kecil atau lebih besar dan diameter selnya.
Endospora bersifat sedikit impermeabel, sehingga lebih tahan terhadap
disinfektan, kekeringan, sinar, suhu panas, dan suhu dingin. Namun, bila
kondisi lingkungan membaik, maka endospora akan berkecambah menjadi sel
vegetatif baru. Endospora juga dapat terbentuk bila terjadi penumpukan zat-
zat sisa metabolisme hasil ekskresi bakteri yang mengganggu di sekitar sel.
Bakteri yang dapat membentuk endospora sebagian besar adalah golongan
bakteri Gram positif. Contoh bakteri yang dapat membentuk endospora, antara
lain Bacillus mycoides, Bacillus anthracis, Bacillus cereus, Bacillus
thuringiensis(patogen pada serangga), Clostridium perfringens(menyebabkan
keracunan makanan), Clostridium botulinum, dan Clostridium tetani.
1.2 Rumusan Masalah

1.      Apa saja bakteri yang termasuk mikroba lingkungan ekstrem.


2.      Bagaimana interaksi mikroba halofilik ekstrem.
3.      Bagaimana interaksi mikroba termofilik.
4.      Bagaimana interaksi mikroba basofilik.

1.3 Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian mikroba lingkungan ekstrem.


2.      Untuk mengetahui bakteri yang termasuk mikroba lingkungan ekstrem.
3.      Untuk mengetahui interaksi mikroba halofilik ekstrem, termofilik dan
basofilik.
4.      Sebagai bahan diskusi dalam mata kuliah Biologi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Mikrobiologi Lingkungan
Studi tentang mikro organisme di lingkungan alamianya disebut
juga ekologi mikrobe. Ekologi merupakan bagian biologi yang berkenaan
dengan studi dengan hubungan ergonosme atau kelompok organisme
dengan lingkungannya. Penghuni suatu lingkungan tertentu dipandang
sebagai bagian suatu sistem ekologi atau ekosistem. Ekosistem yang
paling besar adalah planet bumi atau biosfer. Suatu ekosistem mempunyai
dua komponen utama:  
1.) komunitas organisme yang terdapat didalam.
2.) komponen tak bernyawa ( keadaan fisik dan kimiawi).

Ekosistem merupakan sistem yang dinamis suatu kenyataan yang


menjadi jelas bila kita mengenali adanya populasi yang sedemikian besar
dengan keaneka ragaman organisme yang juga besar. Diantara semua
organisme yang terdapat dalam suatu ekosistem tertentu, mikroorganisme
adalah yang redapat paling banyak dan memiliki  kemampuan paling
tinggi untuk menyebabkan perubahan.
Adanya keprihatinan yang besar diantara masyarakat akan kualitas
lingkungan telah membantu dicurahkannya minat yang kian besar untuk
mempelajari ekologi mikrobe. Sebagai contoh, mikroorganisme
memegang peranan yang menentukan dalam menguraikan sampah yang
berasal dari manusia dan industri yang di buang ke dalam air atau tanah,
mereka mampu melaksanakan daur ulang terhadap banyak macam
bahan. Kualitas dan produktititas perairan alamia saling berkaitan,
terutama dengan populasi mikrobenya. Udara yang bersih serta bebas debu
mengandung relatif sedikit mikroorganisme. Dengan demikian nyatalah
bagi kita bahwa  penilaian terhadap kualitas suatu lingkungan  mempunyai
kaitan yang rumit dengan peran mikroba yang ada.
A. 2.1 Habitat Bakteri
B. Bakteri merupakan kelompok organisme yang sangat beragam, baik dari
segi metabolisme maupun morfologi tubuh.Beberapa kelompok
mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak
memungkinkan organisme lain untuk hidup.Kondisi lingkungan yang
ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan
daya tahan sel yang unik.Selain bakteri, mikroorganisme yang termasuk
dalam domain archaea juga cenderung memiliki ketahanan sel terhadap
lingkungan ekstrim.Kemampuan mikroorganisme untuk hidup pada
kondisi ekstrim dapat membawa nilai dan aplikasi di berbagai
bidang industri, seperti pangan,agrikultur, farmasi dan pengobatan,
serta bioteknologi.
C. Thermus aquatiqus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan
dalambioteknologi.
D. Sebagai contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri
yang hidup pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-
80 oC.Organisme yang mampu hidup di lingkungan dengan suhu tinggi
ini termasuk dalam golongantermofilik.Kemampuan bakteri ini untuk
bertahan pada suhu tinggi disebabkan oleh stabilitas enzim, membran
sel, danmakromolekul sel yang telah teradaptasi.Enzim yang dimiliki
oleh bakteri kelompok termofilik memiliki komposisi asam amino yang
berbeda dengan bakteri pada umumnya.Di samping itu, protein yang
terdapat sel memiliki ikatan hidrofobikdan ikatan ionik yang sangat
kuat.Komposisi membran selnya didominasi oleh asam lemak jenuh
sehingga bersifat lebih stabil dan fungsional pada suhu tinggi.Hal ini
disebabkan oleh kuatnya ikatan hidrofobik pada rantai asam lemak
jenuh bila dibandingan dengan asam lemak tak jenuh.
E. Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan
pada lingkungan dengan suhu yang sangat dingin.Pseudomonas
extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah
0 oC.Bakteri ini bersifat motil dan hidup membentuk
struktur biofilm yang membantunya dalam menghadapi kondisi
ekstrim.Contoh bakteri lainnya yang dapat hidup di suhu rendah
adalahCarnobacterium.Kelompok bakteri yang mampu hidup di
lingkungan bertemperatur rendah termasuk dalam
golongan psikrofilik.Kemampuan bakteri ini untuk bertahan pada
kondisi temperatur rendah cukup bertolak belakang dengan kelompok
bakteri termofilik.Enzim yang disintesis memiliki struktur α-heliks yang
lebih banyak bila dibandingkan dengan struktur β-sheet. Struktur α-
heliks yang lebih fleksibel menyebabkan enzim tetap dapat bekerja
walaupun pada suhu yang rendah.Di samping itu, enzim bakteri
psikrofilik harus lebih bersifat polar dan hanya mengandung
sedikit asam amino yang bersifat hidrofobik. Selain enzim dan protein
yang teradaptasi, membran sitoplasma kelompok bakteri ini juga telah
mengalami penyesuaian dengan mengandung lebih banyak asam amino
tidak jenuh.

Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga dapat hidup pada


berbagai lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya
kehidupan (lingkungan steril).Halobacterium
salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari bakteri yang dapat
hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-
30%).Kelompok bakteri yang hidup optimal pada kisaran kadar garam
tersebut termasuk dalam golongan ekstrim halofil.Tedapat pula
beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi
(kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat
keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.
2.2     Mikroba Lingkungan Ekstrem
BakteriHalofilikEkstrem contohnya yang
tumbuhdalamNaCljenuharchaebacteria Gram--
HalobacteriumdanHalococcus.KonsentrasiNaCl minimum 2,5 – 3.0 M
danoptimal 4 – 5 M NaCl. Keduabakteri di atastidakautolisismeskipun pada
medium dengan
konsentrasigaramrendahataudalamakuades.Strukturpermukaansel yang
kakudantebalmengandungpolisakarida dengan rasio 1/3 sampai ½
daripadastruktur
polisakaridatersusundrasamuronatdariglukosamindangalaktosamin,
danasamuronatdidugamemilikifungsiygsamadenganasammuramatdalamdindin
gsel eubacteria.
Bakteri termofilik adalah organismeprokariot (bakteri, alga hijau-biru)
lebihtoleranterhadaptemperaturtinggidibandingeukariot.
• Termofil: organismeygtumbuhpd>55o C
• Termofilekstrim : Tumbuh di atas 75o C
• Termofilmoderat : temp 55 - 75o C
Mayoritasmikrobatermofilekstrim: Bakteri (heterotrof, autotrof, asidofil,
alkalofil, aerob, anaerob)
Contoh :
* Thermus(Gram-- non-spore forming)
* Sulfolobus, Methanobacterium(autotrof)
Kebanyakanmikrobatermofilmoderat :Bacillus (Gram+ spore forming)
Temperaturmaksimumutkfungi :< 60o C
Contoh: Chaetomium(60o C)
Untukmenentukankarakteristikumumdanmekanismetermofilsangatsulit
.Yang perludiperhatikan :TekananparsialOksigen di
lingkakuatikdantemperaturtinggisangatrendah. Konsentrasi O2terlarutpd 90o C
kurangdr 2% drpdkonsentrasi O2pd 20o C. Temperaturnaik, pH
turundankelarutanberbagaisenyawanaik

Mikroba Basofilik adalah


Lingkungantekananhidrostatiktinggiumumnyaditemukan di perairandalamdan
di pengeboransumurdalam.Di lingkunganakuatik, tekananmeningkat+1
atmuntuksetiap 10 m kedalaman. Pada beberapasumurminyakbumi,
tekananmencapai 400 atmdan temp 60 – 105o C. Mikrobabasofilik
:mikrobayghidup di lingkdgntekanantinggi
* tekanan 400 – 500 atm : barofilik
* tekanan 1 - < 400 atm : eurybaric / baroduric
(barotolerant)
Di lingkunganlautdalam, biomass sangatrendah, keperluan O2
jugarendah (3-4
ml/lt).Kebanyakanbaroduricdicirikanolehsifatpsikrofiliknya.Habitat
barodurictidakhanyaterbataspdlautdalam. Bakteribaroduricygtumbuhpd 850
atmdiisolasidaritanahbiasa.
Pseudomonas bathycetesmampumentoleransitekanan 1.000 atm. Di
lingkunganlautdalamterdapatkorelasiantaratekanandantemperature.Tekananme
ningkat, pertumbkisaran temp cenderungmenghentikankeduanya ATAU
pengaruhkenaikan temp cenderungdihilangkanolehkenaikantekanan. Jadi
Temp dantekanantampak masing2
salingberkompetisidalampengaruhnyabagimikroba.Contoh:
Desulfovibriodpttumbuhpada 104o C di bawah 100 atm.
Mikrobalautdalammentoleransitekanantinggipdkisaran temp
jauhlebihrendahdari temp pertumb minimum aslinya.
Aktivitasmetabolismedalamkisaran temp
pertumbaslisuatumikrobadihambatpadatekanantinggi, tetapijika temp di bwh
temp pertumb minimum, aktivitasinidibebaskandaripenghambatan.

F. Ciri Ekosistem Mikroba


Ekosistem mikroba berperan dalam berbagai macam lingkungan
misalnya, suatu ekosistem mungkin mencakup suatu kolam atau danau.
Yang lain dapat berupa komunitas mikrobe tanah di daerah sistem
perakar suatu tumbuhan. Walapun demikian, ada beberapa ciri yang di
punyai bersama oleh semua ekosistem.
1.      Hubungan Antar Mikrobe Dalam Ekosistem
Mikrobe organisme yang menghuni suatu  ekosistem
mempertunjukan beberapa macam tipe asosiasi dan interaksi
antara spesies beberapa di antara bersifat netral (artinya spesies-
spesies yang besangkutan tidak terpengaruh), beberapa bersifat
menguntungkan atau positif bagi suatu anggota atau lebih yang
lain bersifat  merugikan  atau negatif bagi suatu  anggota atau
lebih. Istilah umum simbiosis di gunakan untuk menamakan
hubungan yang ada bila dua atau lebih organisme hidup bersama.
Tipe-tipe simbiosis dapat di gambarkan sebagai berikut:
a. Netralisme: anggota–anggota asosiasis tidak terpengaruh
meskipun tumbuh di dalam lingkungan.
b. Mutualisme kedua anggota asosiasi memperoleh keuntungan.
c. Komenkalisme: salah satu anggota asosiasi menerima
keuntungan yaitu dapat tumbuh lebih cepat, dapat mencapai
populasi total yang besar, dan pada umumnya tumbuh lebih
baik anggota yang lain tidak terpengaruh.
d. Anatagonisme, kompetisi, atau paratisisme: salah satu
anggota yang lain mendapat keuntungan.

2. Kegiatan Biokimiawi Mikroorganisme Didalam Tanah


Peranan terpenting mikroorganisme tanah ialah fungsinya
yang membawa perubahan kimiawi pada substansi-substansi
didalam tanah, terutama pengubahan persenyawaan organik yang
mengandung karbon, nitrogen, sulfur, dan fosfor menjadi
persenyawaan anorganik. Proses ini disebut mineralisasi,
didalamnya terlibat sejumlah besar perubahan kimiawi serta
berperanan bermacam-macam spesies mikrobe. Rangkaian
peristiwanya dapat digambarkan sebagai suatu proses siklik yang
dapat diawali misalnya dengan suatu unsur seperti nitrogen, yang
mengalami sederetan perubahan dari persenyawaan anorganik
menjadi organik. Kemudian nitrogen itu dibebaskan dari protein,
dan proses tersebut berulang kembali. Salah satu proses siklik
semacam itu yang dipahami paling baik ialah yang
menggambarkan transformasi nitrogen beserta persenyawaannya.
3. Daur Nitrogen
Daur ini menarik minat besar para ahli mikroboilogi tanah
dan ahli-ahli lain yang berkecimpung dibidang pertanian karena
peranannya yang penting didalam nutrisi hasil tanaman. Nitrat
merupakan bentuk nitrogen yang dapat diambil oleh tanaman.
Melalui serangkaian reaksi mikrobial, persenyawaan nitrogen
organik, juga nitrogen gas dari atmosfir, diubah menjadi nitrat.
Rangkaian perubahan ini, dari nitrogen bebas diatmosfir menjadi
persenyawaan organik yang sederhana dan yang kompleks
didalam jaringan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, serta
pelepasan nitrogen pada akhirnya kembali menjadi nitrogen
atmosfer.

4. Fiksasi (Penambatan) Nitrogen.
Proses ini merupakan salah satu dari banyak proses
biokimiawi didalam tanah yang memainkan salah satu peranan
paling penting, yaitu mengubah nitrogen atmosfer (N2 atau
nitrogen bebas) menjadi nitrogen dalam persenyawan (nitrogen
tertambat). Dua kelompok mikroorganisme terlibat dalam proses
ini :
a) Mikroorganisme non simbiotik, yaitu yang hidup bebas dan
mandiri didalam tanah.
b) Mikroorganisme simbiotik, yaitu yang hidup pada akar
tanaman kacang-kacangan.

G. Peranan mikroorganisme dalam kehidupan


Beberapa mikroorganisme sangat berperan dalam pengelolaan
lingkungan. Contohnya pada Pseudomonas putida dapat dikembangkan
menjadi mikroorganisme yang mampu mencerna minyak bumi pada
kasus pencemaran air laut oleh pengeboran minyak lepas pantai atau
kecelakaan kapal pengangkut minyak. Bacillus subtillis dapat
dikembangkan menjadi mikroorganisme yang mempunyai kemampuan
mengimobilisasi logam berat pada limbah-limbah industri yang banyak
mengandung logam berat. Aspergillus miger dapat dikembangkan untuk
memetabolisme pestisida tertentu seperti endosulfan dan karbofuran.
Biofilm (lapisan kumpulan mikroorganisme) juga berperan dalam
pengolahan air limbah atau limbah cair baik pada lagon system (sistem
kolam), activated sludge system (sistem lumpur aktif), down flow
sand filter system ( sistem filter pasir aliran kebawah ) dan up flow sand
filter system (sistem filter pasir aliran keatas). Salah satu fungsi biofilm
tersebut adalah mendekomposisi protein menjadi amonia, nitrit dan
nitrat.
Pencemaran lingkungan akhir-akhir ini menjadi permasalahan
global yang menuntut pengelolaan yang efektif dan efisien dalam waktu
yang relatif cepat. Pencemaran lingkungan dapat terjadi karena adanya
polutan industri, domestik, pertanian, peternakan, rumah sakit dan
sebagainya. Pengelolaan pencemaran lingkungan bertujuan agar suatu
kegiatan sedapat mungkin menghasilkan polutan sedikit mungkin atau
menjadikan polutan tersebut tidak berbahaya lagi sehingga tidak
menimbulkan masalah lingkungan kesehatan. Pengelolaan tersebut
dapat dilakukan secara fisik, kimia dan biologi. Pengelolaan secara
biologi dapat menggunakan biota tingkat tinggi, biota tingkat rendah
maupun mikroorganisme. Penggunaan biota tersebut baik sebagai
biomonitoring maupun terlibat langsung dalam processing pengolahan
limbah atau polutan.
Adapun beberapa peranan suatu mikroorganisme di dalam
kehidupan maupun cara pengelolahannya adalah sebagai berikut:
1. Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan
menggantikan  untuk suatu proses produksi sehingga hanya
menghasilkan polutan sedikit. Beberapa contohnya adalah produksi
enzim,vitamin, karbohidrat, dan lipida yang menggunakan
mikroorganisme akan menghasilkan limbah produksi lebih sedikit
jika dibandingkan dengan produksi  enzim, vitamin, karbohidrat,
lipida yang menggunakan tumbuhan. Penggunaan Bacillus
thuringiensis  sebagai bioinsektisida dan  penggunaan Bacillus
subtilis sebagai pupuk bio-fosfor.

2. Miroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan sebagai


organisme pembersihan (biocliner). Mikroorganisme yang telah
direkayasa dapat digunakan sebagai organisme pembersih (bio-
cliner) jenis-jenis polutan (limbah) yang digunakan dapat
digunakan dapat menghasilkan bahan yang lebih bernilai ekonomis
seperti:
a. Produksi biogas
Limbah-limbah dari rumah tangga, pertanian, dan
industry yang diurai oleh bakteri kelompok metanogen dapat
menghasilkan biogas yang sebagian besar merupakan
metana.  Biogas metana dapat terjadi dari penguraian limbah 
organik yang mengandung protein dan karbohidrat.  Secara
lebih ringkas, dapat dinyatakan bahwa bakteri yang berperan
dalam perombakan bahan organik dalam produksi biogas ada
dua macam yaitu: bakteri pembentuk asam dan merombak
bahan organik dan menghasilkan asam lemak. Proses ini
dilakukan oleh bakteri-bakteri  Pseudomonas, 
Flavobacterium,  Alkaligenes,  Escherichia,  Aerobacter.
Selanjutnya asam lemak ini akan dirombak oleh
bakteri metan, dan menghasilkan gas bio (sebagaian besar
menghasilkan metan) bakteri-bakteri tersebut
adalah Methanobacterium, Methanosarcina, dan Methanococ
cus. Di samping itu juga ada kelompok bakteri lain yang
memanfaatkan unsur-unsur sulfur (S) dan membentuk H2S
yaitu bakteri Desulvovibrio.

b. Untuk Mengatasi Limbah Minyak Bumi.


Bakteri juga telah dimanfaatkan untuk mengatasi 
limbah minyak bumi di daerah kilang minyak (terutama
kilang minyak lepas pantai). Atau pada kecelakaan kapal
pengangkut minyak bumi. Golongan  Pseudomonas, 
seperti  Pseudomonas putida mampu mengkonsumsi
hidrokarbon yang merupakan bagian utama penguraian 
hidrokarbon terdapat pada plasmid.  Bakteri yang
mengandung plasmid rekombinan  kultur dalam jerami dan
dikeringkan. Jerami berrongga yang telah berisi  kultur
bakteri  kering dapat disimpan dan dikeringkan dapat
disimpan dan digunakan jika diperlukan. Pada jerami akan
menyerap minyak dan bakteri akan menguraikan tumpahan
minyak itu menjadi senyawa yang tidak  berbahya dan
tidak menimbulkan polusi.

c. Untuk Mengatasi Limbah Logam Berat.


Limbah pabrik yang banyak mengandung lsogsm
berat dapat dibersihkan oleh mikroorganisme yang dapat 
menggunakan logam berat sebagai nutrient atau hanya
menyerap (imobilisasi)  logam berat. Mikroorganisme yang
dapat digunnakan diantarany adalah Thiobacilus
ferrooxidas dan Bacilus subtilis. Thiobacilus ferrooxidas 
mendapatkan energy dari senyawa organic seperti bahan
yang berguna asam fumarat dan besi sulfat. Bacilus subtilis
memiliki kemampuan mengikat logam berat seperti Pb, Cd,
Cu, Ni, Zn, Al, dan fe dalam bentuk nitrat.

d. Pengolahan Limbah Yang Kaya Akan Protein.


Limbah-limbah yang kaya protein jika
terdekomposisi oleh bakteri decomposer akan
menghasilkan nitrat, nitrit, dan ammonia. Ketig hasil
dekomposisi ini dapat mengakibatkan lingkukan dan
kesehatan.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa:
1. Mikro organisme di lingkungan alamianya disebut juga ekologi mikrobe.
Ekologi merupakan bagian biologi yang berkenaan dengan studi dengan
hubungan ergonosme atau kelompok organisme dengan
lingkungannya. Penghuni suatu lingkungan tertentu dipandang sebagai
bagian suatu sistem ekologi atau ekosistem.
2. Beberapa mikroorganisme sangat berperan dalam pengelolaan lingkungan.
Contohnya pada Pseudomonas putida dapat dikembangkan menjadi
mikroorganisme yang mampu mencerna minyak bumi pada kasus
pencemaran air laut oleh pengeboran minyak lepas pantai atau kecelakaan
kapal pengangkut minyak.
3. Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan menggantikan 
untuk suatu proses produksi sehingga hanya menghasilkan polutan sedikit

Anda mungkin juga menyukai