SISTEM PENDINGIN AC
Dibuat oleh:
TIM PENYUSUN
KATA PENGANTAR
Bahan ajar ini disusun dalam bentuk modul/paket pembelajaran yang berisi uraian materi
untuk mendukung penguasaan kompetensi tertentu yang ditulis secara sequensial, sistematis dan
sesuai dengan prinsip pembelajaran dengan pendekatan kompetensi (Competency Based
Training). Untuk itumodul ini sangat sesuai dan mudah untuk dipelajari secara mandiri dan
individual. Oleh karena itu kalaupun modul ini dipersiapkan untuk mahasiswa Jurusan teknik
listrik Politeknik Negeri Ambon dapat digunakan juga untuk diklat lain yang sejenis.
Dalam penggunaannya, bahan ajar ini tetap mengharapkan asas keluwesan dan
keterlaksanaannya, yang menyesuaikan dengan karakteristik peserta, kondisi fasilitas dan
tujuan kurikulum/program Politeknik, guna merealisasikan penyelenggaraan pembelajaran di
Politeknik Negeri ambon. Penyusunan Bahan Ajar Modul bertujuan untuk menyediakan bahan ajar
berupa modul produktif sesuai tuntutan penguasaan kompetensi tamatan Politeknik sesuai
program keahlian dan tamatan Politeknik.
Demikian, mudah-mudahan modul ini dapat bermanfaat dalam mendukung
pengembangan pendidikan kejuruan, khususnya dalam pembekalan kompetensi kejuruan
teknik Listrik Politeknik Negeri Ambon Politeknik .
BAB. I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
B. PRASYARAT
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik Otomotif
harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram
pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul
OPKR-50-019B antara lain adalah OPKR-50-016B.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang
mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar baik teori maupun
praktik dari modul ini peserta diklat diharapkan memiliki kemampuan:
1. Mengetahui nama, fungsi dan cara kerja dari komponen Air Coditioners
2. Memahami rangkaian/siklus pendinginan AC mobil
3. Memiliki kemampuan melakukan Servis AC Mobil.
E. KOMPETENSI
Modul OPKR-50-019B membentuk subkompetensi melaksanakan pemeliharaan/servis sistem AC. Uraian subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.
A B C D E F G
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
2 1 1 1 - 2 2
1.
Batasan konteks
Standar kompetensi ini digunakan untuk sistem A/C yang dipasang pada kendaraan ringan
2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:
Spesifikasi pabrik kendaraan
SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan
Kebutuhan pelanggan
Kode area tempat kerja
Peraturan pemerintah mengenai kelaikan kendaraan
Lembaran data keamanan bahan
3. Pelaksanaan K3 harus memenuhi:
KONDISI KINERJA Undang-undang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Penghargaan di bidang industri
4. Sumber-sumber dapat termasuk:
Peralatan tangan, perlengkapan pendeteksi kebocoran refrigerant, suku cadang, thermometer, evakuasi, perlengkapan recovery
refrigerant dan recycling, perlengkapan pengisian refrigerant, refrigerant, oli refrigerant
5. Kegiatan
Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja normal dan harus meliputi:
Penyetelan
Mendeteksi kebocoran refrigerant
Pengujian kemampuan
6. Variabel terapan lainnya termasuk:
Sistem pengontrol temperatur
F. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul OPKR-50-019B, isilah dengan cek list () kemampuan yang telah dimiliki peserta dengan sikap jujur dan dapat
dipertanggungjawabkan:
BAB. II
PEMELAJARAN
Oleh karena kegiatan belajar pada modul ini harus dilakukan secara berurutan
maka kartu kegiatan belajar dibawah ini akan dapat membantu ketercapaian tujuan
yang diharapkan dari modul ini. Kartu kegiatan ini harus diisi oleh siswa setelah
menyelesaikan kegiatan yang diikutinya dan disyahkan oleh Guru/Instruktur yang
membimbing.
Alasan
Tg Tempat Paraf
Jenis Kegiatan Waktu Perubaha
l Belajar Guru
n
1. Mempelajari Aspek
Keselamatan Kerja, Nama-
nama dan fungsi komponen
utama AC
2. Mempelajari cara kerja
komponen utama AC
3. Mempelajari nama dan fungsi
perlengkapan tambahan yang
terdapat pada AC mobil.
4. Mempelajari siklus pen
dinginan (AC) pada mobil
5. Membongkar, membersih kan,
memasang kembali komponen
AC mobil
6. Mengisi refrigerant
7. mengetest kebocoran siklus
pendinginan
8. Melakukan servis AC dengan
mempelajari ber bagai
kerusakan yang mungkin
terjadi pada siklus
9. Melakukan test kebocoran
sistem AC
10. Melakukan uji
kemampuan AC
11. Bongkar pasang magnetic
Clutch.
12. Bongkar pasang
14. Evaluasi
B. Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 1. Aspek Keselamatan Kerja, nama, fungsi dan cara kerja
komponen AC Mobil (Kendaraan Ringan)
b. Uraian Materi
Keselamatan kerja pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga kelompok yang
satu dengan lainnya sangat berkaitan dengan erat:
a.Keselamatan lingkungan
b.Keselamatan diri
c. Keselamatan benda kerja
Pekerjaan akan sangat dinilai berhasil kalau ketiga unsur diatas diperhatikan
dan dijaga, salah satu dari ketiga unsur gagal terlaksana maka kita akan
memperoleh predikat yang kurang baik yang diberikan baik oleh masyarakat,
perusahaan maupun konsumen pengguna jasa kita. Sebagai contoh:
Kendaraan yang kita servis AC nya berhasil mendapatkan pujian dari
konsumen, karena konsumen puas dengan kenyamanan yang didapatkannya,
diri kita juga terhindar dari kecelakan kerja namun apabila dalam membuang
gas sisa refrigerant kita kurang hati-hati, sehingga kita ikut andil dalam
menggerogoti lapisan ozon bumi kita, hal ini tentu akan menimbulkan cerca
masyarakat kepada bengkel kita.
Disarankan Mahasiswa memperhatikan ketiga unsur keselamatan tersebut
dengan mengikuti petunjuk keselamatan kerja sesuai dengan standar
operasional prosedur yang berlaku.
Pada aspek keselamatan bahan atau benda kerja ikuti petunjuk dibawah:
Sebelum membongkar komponen AC selalu lepaslah battery terlebih
dahulu
Gunakan cover pelindung cat pada bagian yang akan dikerjakan
Aktifkan rem tangan agar kendaraan tidak bergerak sendiri
Gunakan tabung penampung saat membuang zat Refrigerant
Singkirkan zat-zat yang mudah terbakar dari sekitar pekerjaan
Gunakan alat sesuai dengan penggunaannya
Berhati-hatilah dalam menggunakan peralatan listrik/elektronik.
a. Compressor
b. Condenser
c. Dryer/Receifer
Berfungsi untuk menampung
Refrigerant cair untuk sementara,
yang untuk selanjutnya mengalirkan
ke Evaporator melalui Expansion
Valve, sesuai dengan beban
pendinginan yang dibutuhkan. Selain
itu Dryer/Receifer juga berfungsi
sebagai Filter untuk menyaring uap
air dan kotoran yang dapat merugikan
bagi siklus Refrigerant.
d. Expansion Valve
e. Evaporator
a. Compressor
1) Compressor
Kompresor di gerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Perputaran
kompresor ini akan menggerakkan Piston/Vane dan gerakan
piston/vane ini akan menimbulkan tekanan bagi Refrigerant yang
berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan
sendirinya juga akan meningkatkan temperaturnya.
Tipe Crank
Tipe Reciprocating
Tipe Through Vane ini terdiri atas dua vane yang integral dan saling tegak
lurus. Dan bila rotor berputar vane akan bergeser pada arah radial sehingga
ujung-ujung vane akan selalu bersinggungan dengan permukaan dalam
silinder. (lihat bagan gambar mekanis kompresi).
Gambar 1:
Gambar 6 Gambar 5 Gambar 4
Gambar 1.
Adalah langkah awal isap dimana refrigerant masuk melalui lubang isap.
Gambar 2.
Akhir langkah isap dimana lubang pengisapan telah tertutup.
Gambar 3.
Awal langkah kompresi dimana refrigerant mulai dikompresi kan untuk
menaikkan tekanan.
Gambar 4.
Langkah kompresi penuh.
Gambar 5.
Langkah penyaluran/pengosongan refrigerant dari silinder ke saluran
keluar menuju ke condenser melalui katup tekan (Discharge Valve).
Gambar 6.
Penyaluran Refrigerant selesai, ruang vane akan memulai dengan awal
langkah isap lagi. Pada aktualnya Through Vane yang membentuk empat
Cara kerjanya:
Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin melalui tali kipas pada
saat mesin hidup. Dalam posisi Switch AC Off, kompresor tidak akan
berputar, dan kompresor hanya akan berputar apabila Switch AC dalam posisi
hidup (on) hal ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke Stator Coil
akan mengubah Stator Coil menjadi magnet listrik yang akan menarik
Pressure Plate dan bidang singgungnya akan bergesekan dan saling melekat
dalam satu unit (Clutch Assembly) memutar kompresor.
Konstruksi:
Puli terpasang pada poros kompressor dengan bantalan diantaranya
menyebabkan puli dapat bergerak dengan bebas. Sedang stator terikat dengan
kompressor housing, pressure plate terpasang mati pada poros kompressor
(lihat gambar).
b. Condenser
Refrigerant yang masuk kedalam Condenser oleh karena tekanan
kompresor masih dalam bentuk gas dengan temperatur yang cukup tinggi
(80oC).
Temperatur yang tinggi dari
Refrigerant yang berada dalam
Condenser yang bentuknya
berliku-liku akan mengakibat kan
terjadinya pelepasan panas oleh
Refrigerant. Proses pelepasan
panas ini di permudah dengan
adanya aliran udara baik dari
gerakan mobil maupun isapan
Fan yang terpasang dibelakang
Condenser. Semakin baik
pelepasan panas yang di hasilkan
oleh Condenser makin baik pula
pendinginan yang akan dilakukan
oleh Evaporator.
Pada ujung pipa keluar Condenser Refrigerant sudah tidak berbentuk gas
lagi akan tetapi sudah berubah menjadi Refrigerant cair dengan temperatur
57oC (cooled liquid).
c. Receifer/Dryer
Refrigerant dari Condenser masuk ke tabung Receifer melalui lubang
masuk (inlet port), kemudian melalui Dryer, Desiccant dan Filter
Refrigerant cair naik
dan keluar melalui lubang keluar (Outlet Port) menuju ke Expansion
Valve.
Dryer, Desiccant maupun Filter
berfungsi untuk mencegah
kotoran yang dapat
menimbulkan karat maupun
pembekuan Refrigerant terutama
pada Expansion Valve yang
mana akan mengganggu siklus
dari Refrigerant.
Bagian atas dari Receifer/Dryer
disediakan gelas kaca (Sight
Glass) yang berfungsi untuk
melihat sirkulasi Refrigerant.
d. Expansion Valve
Oleh karena fungsi dari Expansion Valve ini untuk mengabutkan
Refrigerant kedalam Evaporator, maka lubang keluar pada alat ini
berbentuk lubang kecil (Orifice) konstan atau dapat diatur melalui katup
e. Evaporator
Perubahan zat cair dari refrigerant
menjadi gas yang terjadi pada
evaporator akan berakibat terjadi
penyerapan panas pada daerah
sekelilingnya, udara yang melewati
kisi-kisi evaporator panasnya akan
terserap sehingga dengan hembusan
Blower udara yang keluar keruang
kabin mobil akan menjadi dingin.
c. Rangkuman
Tipe Crank
Jenisnya: Tipe Reciprocating
Tipe Swash Plate
b. Condenser
Gas rerfrigerant yang masuk kedalam Condenser, oleh karena bentuknya yang
berliku-liku dan dibantu adanya aliran udara fan pada engine akan
mempermudah pelepasan panas Refrigerant, sehingga pada Refrigerant
terjadilah perubahan bentuk dari gas ke zat cair.
c. Receifer/Dryer
Refrigerant dari Condenser masuk ke tabung Receifer melalui lubang masuk
(Inlet Port), kemudian melalui Dryer, Desiccant dan Filter Refrigerant cair naik
dan keluar melalui lubang keluar (Outlet Port) menuju ke Expansion Valve.
d. Expansion Valve
Zat cair Refrigerant oleh karena tekanan Compresor dan harus melalui Orifice
Expansion Valve, maka Refrigerant cair keluar ke Evaporator dalam bentuk
kabut. Sedang besar kecilnya Orifice ditentukan oleh Heat Sensitizing Tube yang
berfungsi sebagai sensor panas.
e. Evaporator
Refrigerant yang keluar dari Expansion Valve masih dalam bentuk setengah cair
setengah gas dan masuk ke dalam Evaporator dan oleh karena bentuknya yang
sedemikian rupa menyebabkan terjadinya perubahan ke wujud gas dengan sangat
cepat. Hal ini berpengaruh pada penyerapan panas udara sekelingnya dengan
cepat pula. Dan oleh kerja dari Blower udara dingin disemburkan kedalam ruang
kabin mobil.
d. Tugas
1. Hafalkanlah nama komponen-komponen utama AC mobil dan lihatlah letak
masing-masing komponen pada berbagai jenis mobil!
2. Pelajari fungsi dan cara kerja masing-masing komponen utama AC!
e. Tes Formatif
1. Sebutkan tiga aspek keselamatan kerja yang harus diperhatikan!
2. Sebutkan nama komponen-komponen utama AC pada mobil!
3. Sebutkan fungsi komponen-komponen utama AC pada mobil!
4. Jelaskan cara kerja komponen-komponen utama AC pada mobil!
f. Kunci Jawaban
1. Jawab: Aspek Keselamatan lingkungan
Aspek keselamatan diri
Aspek Keselamatan benda kerja
2. Jawab: Kompresor, Condenser, Receifer/Dryer, Expantion Valve dan
Evaporator.
3. Jawab:
a. Compressor
Berfungsi untuk memompakan Refrigrant yang berbentuk gas agar
tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan temperaturnya
meningkat.
b. Condenser
Berfungsi untuk menyerap panas pada Refrigerant yang telah
dikompresikan oleh kompresor dan mengubah Refrigrant yang berbentuk
gas menjadi cair (dingin).
c. Dryer/receifer
Berfungsi untuk menampung Refrigerant cair untuk sementara, yang
untuk selanjutnya mengalirkan ke Evaporator melalui Expansion Valve,
sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu
Dryer/Receifer juga berfungsi sebagai filter untuk menyaring uap air dan
kotoran yang dapat merugikan bagi siklus Refrigerant.
d. Expansion valve
Berfungsi Mengabutkan Refrigrant kedalam Evaporator, agar
Eefrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas.
e.Evaporator
Merupakan kebalikan dari Condenser Berfungsi untuk menyerap panas
dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin Evaporator, sehingga udara
tersebut menjadi dingin
4. Jawab:
a. Compressor
Compressor ada dua jenis yaitu tipe Reciprocating dan tipe Through
Vane. Tipe Reciprocating ada dua jenis yaitu Crank dan Swash Plate.
Pada dasarnya tipe Reciprocating (gerak bolak-balik) menggunakan
piston untuk menimbulkan tekanan. Pada tipe Crank hanya satu sisi yang
berfungsi untuk menyalurkan tekanan Refrigerant karena sisi yang lain
ditempatkan Conectingrod dan Crank sebagai sarana penerus penggerak
dari putaran puli. Pada tipe Swash Plate, pendorong pistonnya
menggunakan Plate yang berputar secara Conical sehingga dua sisinya
dapat digunakan untuk meneruskan tekanan Refrigerant. Sedang pada
tipe Through Vane prinsip yang digunakan adalah Rotary yaitu sistem
rotor dengan lingkaran planet yang pada keempat sisinya dipasang Vane,
pada tipe ini tidak menggunakan katup tetapi menggunakan lubang isap
dan lubang penyalur (Discharge), sedang pada tipe Reciprocating
menggunakan katup (Valve).
b. Condenser
Gas Rerfrigerant yang masuk kedalam Condenser, oleh karena
bentuknya yang berliku-liku dan dibantu adanya aliran udara fan pada
engine akan mempermudah pelepasan panas Refrigerant, sehingga pada
Refrigerant terjadilah perubahan bentuk dari gas ke zat cair.
c. Receifer/Dryer
Refrigerant dari Condenser masuk ke tabung Receifer melalui lubang
masuk (Inlet port), kemudian melalui Dryer, Desiccant dan Filter
Refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar (Outlet Port)
menuju ke Expansion Valve.
d. Expansion valve
Zat cair Refrigerant oleh karena tekanan Compresor dan harus melalui
Orifice Expansion Valve, maka Refrigerant cair keluar ke Evaporator
dalam bentuk kabut. Sedang besar kecilnya Orifice ditentukan oleh heat
sensitizing tube yang berfungsi sebagai sensor panas.
e. Evaporator
Refrigerant yang keluar dari Expansion Valve masih dalam bentuk
setengah cair setengah gas dan masuk ke dalam Evaporator dan oleh
karena bentuknya yang sedemikian rupa menyebabkan terjadinya
perubahan ke wujud gas dengan sangat cepat. Hal ini berpengaruh pada
penyerapan panas udara sekelingnya dengan cepat pula. Dan oleh kerja
dari Blower udara dingin disemburkan kedalam ruang kabin mobil.
g. Lembar kerja
Tujuan:
Peserta diklat mengenal bahan ajar yang sesungguhnya yang digunakan didalam
mobil.
Peralatan:
Kunci Ring/pas set
Obeng +/-
Kain lap
Meja Kerja
Bahan:
Kompressor berbagai tipe
Condenser
Receifer/Dryer
Expansion Valve
Evaporator+Blower
Keselamatan Kerja:
1.Letakkan alat dan bahan yang dipergunakan pada meja kerja
2.Hati-hati terhadap zat/gas Refrigerant
Langkah Kerja:
1. Persiapkan alat dan bahan praktik dan letakkan pada meja kerja
2. Buatlah gambar sketsa masing-masing komponen utama sistem air
Conditioning pada mobil
3. Perhatikan Instruksi praktik yang disampaikan oleh guru
4. Buatlah laporan praktik secara ringkas dan serahkan kepada
Guru/Instruktur untuk diperiksa
5. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke
tempat semula
6. Bersihkan tempat kerja.
b. Uraian Materi
1. Peralatan Tambahan yang Terdapat Pada Rangkaian Sistem AC
Mobil
a. Pressure Switch
Presure Switch ini berfungsi untuk mengontrol tekanan yang terjadi
pada sisi tekanan tinggi, bila tekanan siklus Refrigerant terlalu
berlebihan, baik terlalu tinggi (27 kg/cm2) maupun terlalu rendah (2,1
kg/cm2) maka secara otomatis akan menyetop Switch sehingga
Magnetic Clutch menjadi Off.
Kondisi tekanan yang tidak normal ini akan menyebabkan terjadinya
kerusakan pada berbagai komponen yang lain.
Letak Pressure Switch ada diantara Receifer dan Expansion Valve
(lihat gambar dibawah)
Tipe Thermistor
Yang dipasangkan pada fin Evaporator, dan bekerja
berdasarkan sinyal Thermistor yang mengontrol temperatur fin.
Bila temperatur fin menurun < 0oC, maka Magnetic Clutch akan
mati dan kompresor akan berhenti berputar.
d. Peralatan Idle Up
Digunakan untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi Idle dan AC
dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini mesin akan menjadi sangat berat
karena harus mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan
sering mati dan kenyamanan berkendaraan akan menjadi terganggu.
Alat ini penggunaannya tergantung dari tipe dan jenis bahan bakarnya.
g. Magnetic Valve
Terletak antara Receifer dan Expansion Valve dan dipakai pada sistem
pendingin tipe dual. Pengontrol temperatur ini bekerja dengan cara
membuka dan menutup Magnetic Valve yang secara paralel akan
bekerja membuka dan menutup siklus pendingin.
4. Manifold Gauge
Oli kompresor terdiri dari berbagai tingkatan dan jenis yang diolah
sedemikian rupa sehingga menghindari timbulnya busa dan belerang.
Selain itu oli kompresor sangat bergantung dengan jenis refrigerant
yang digunakan dan secara spesifik dapat diuraikan:
Prosedur Pengosongan
Tutup kedua katup Manifold Gauge.
pasang Manifold Gauge ke kompresor dengan selang merah ke
nipel tekanan tinggi dan selang biru ke nipel tekanan rendah serta
selang hijau ke pompa Vakum.
(lihat gambar)
Pengisian Refrigerant
Sebelum memulai pengisian Refrigerant pastikan langkah-langkah
berikut sudah dilakukan:
Rangkaian sistem masih terpasang dengan benar
Selang masih terpasang dengan Manifold Gauge warna merah ke
nipel tekanan tinggi, warna biru ke nipel tekanan rendah dan warna
hijau ke tangki refrigerant atau alat pengisi
Refrigerant yang akan digunakan tersedia dengan cukup
singkirkan alat-alat yang masih ada di sekitar mesin untuk
menghindari terjadinya kecelakaan
Langkah pengisian
Pemasangan selang pada tabung
Refrigerant
o Sebelum memasang selang,
putarlah handle berlawanan
arah jarum jam sampai jarum
katupnya tertarik penuh
o Putarlah disc berlawanan arah
jarum jam, sampai posisi habis
o Hubungan selang warna hijau
ke tabung Refrigerant
o Putarlah disch searah jarum
jam dengan tangan
o Putarlah Handle searah jarum jam untuk membuat lubang, dan
putarlah kembali berlawanan arah jarum jam agar gas dapat
mengalir ke selang
o Tekanlah niple no 4 pada Manifold Gauge dengan jari tangan
sampai udara keluar dari selang tengah
o Bila udara sudah keluar (ditandai dengan keluarnya Refrigerant)
tutuplah niple no 4 dengan tutup niple.
Pengisian Lanjutan
o Baliklah tabung refrigerant
menghadap keatas agar isi
refrigerant keluar dalam
bentuk gas
o Hidupkan mesin dan biarkan
beberapa menit untuk
pemanasan
o Hidupkan switch AC, dan
amati pengukur tekanan
manifold gauge tanda merah
harus terlihat pada tekanan
tinggi dan tanda biru pada
tekanan rendah tetapi tidak
vakum
o Buka sedikit demi sedikit katup
manifold gauge warna biru.
(besar kecilnya pembukaan
akan mempengaruhi jumlah
refrigerant yang mengalir
dalam sistem
o Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung menjadi semakin
sedikit dan lembut menunjukkan bahwa pengisian sudah cukup
o Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur tekanan rendah
1,5–2,0 kg/cm2 dan tekanan tinggi 14,5–15 kg/cm2
C. Rangkuman
1. Peralatan Tambahan Yang Terdapat Pada Rangkaian Sistem AC Mobil
a. Pressure Switch
b. Alat Pencegah Pembekuan (Anti Frosting Devices)
c. Stabilizer putaran mesin
d. Peralatan idle up
e. Sistem pelindung tali penggerak kompressor
f. Sistem kontrol kompressor dua tingkat (mode ekonomi)
g. Magnetic valve
4. Manifold Gauge
Selain sebagai alat pengisi manifold gauge ini juga berfungsi sebagai pengukur dan
terutama untuk menentukan kesalahan yang terjadi pada sistem pendingin.
Gambar skema hubungan niple penghubung dengan pengukur.
d. Tugas
1. Pelajari peralatan tambahan pada sistem AC Mobil.
2. Lakukanlah observasi letak komponen AC pada berbagai mobil.
3. Hafalkan fungsi dan cara kerja Manifold Gauge.
4. Praktekkan cara mengisi refrigerant dengan urutan yang benar.
5. Lakukanlah test kebocoran dengan ketiga cara bila peralatan
memungkinkan.
e. Test Formatif
1. Sebutkan nama-nama dan kegunaan peralatan tambahan pada AC mobil
2. Buatlah gambar skema letak komponen baik Utama maupun tambahan
pada AC Mobil
3. Jelaskan Proses Sirkulasi sistem Pendingin AC pada Mobil
4. Jelaskan cara menggunakan manifold Gauge
5. Jelaskan cara pengisian Refrigerant pada sistem AC Mobil
6. Jelaskan cara pemeriksaan test kebocoran pada sistem AC Mobil
f. Kunci Jawaban
d. Peralatan Idle Up
Berfungsi untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi idle dan AC
dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini mesin akan menjadi sangat berat
karena harus mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan sering
mati dan kenyamanan berkendaraan akan menjadi terganggu. Alat ini
penggunaannya tergantung dari tipe dan jenis bahan bakarnya.
4 4
3 2 1 3 2 1
4 4
3 2 1 3 2 1
g. Lembar Kerja
Tujuan:
Peserta diklat mengenal bahan ajar yang sesungguhnya yang digunakan didalam
mobil.
Peralatan:
1. Kunci Ring/pas set
2. Obeng +/-
3. Alat-alat khusus (Spesial Service Tool) untuk AC
4. Tang kombinasi
5. Palu Plastik
6. Manifold Gauge
7. Refrigerant R 12
8. Refrigerant R 134a
9. Pompa Vacuum
10. Kain lap
11. Meja Kerja
Bahan:
1. Alat-alat tambahan dalam sistem AC
2. Manifold Gauge
3. Mobil berAC
Keselamatan Kerja:
1. Letakkan alat dan bahan yang dipergunakan pada meja kerja
2. Hati-hati terhadap zat/gas refrigerant
3. Hati-hati terhadap ceceran oli
4. Gunakan alat-alat keselamatan kerja yang seharusnya dipakai
5. Ikuti petunjuk yang diberikan oleh guru/instruktur dalam melaksanakan
pekerjaan
Langkah Kerja:
1. Persiapkan alat dan bahan praktik dan letakkan pada posisi yang aman
2. Gunakan alat ukur dengan semestinya sesuai dengan standar operasional
prosedur industri
3. Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh guru
4. Buatlah laporan praktek secara ringkas dan serahkan kepada Guru/Instruktur
untuk diperiksa
5. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat
semula
6. Bersihkan tempat kerja
b. Uraian Materi
1. Refrigerant kurang
Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut:
Udara yang keluar dari sistem pendingin tidak terlalu dingin
Pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung
Pemeriksaan pada manifold gauge:
pengukur tekanan rendah: 0,8 kg/cm2
(11 psi, 78 kPa)
Pengukur tekanan tinggi: 8-0 kg/cm2
(114 psi, 882 kPa)
Kemungkinan penyebabnya:
terdapat kebocoran pada siklus Pendinginan.
Pemecahannya:
Periksa kebocoran dengan menggunakan detektor kebocoran
dan perbaiki.
Kemungkinan penyebabnya:
Dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan
Kondenser tidak bekerja dengan baik
Kopling fluida kipas radiator slip
Tali kipas kompresor kendor
Pemecahannya:
Kurangi jumlah refrigerant
Bersihkan kondenser
Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak ganti
Stel tali kipas
kemungkinan penyebabnya:
Ada udara didalam siklus pendingin
Pemecahannya:
Periksa kotoran oli dan jumlahnya
Bila oli berwarna hitam (kotor), bersihkan dengan minyak tanah dan
semprot dengan kompresor angin
lakukan penyedotan kevakuman kembali
Ganti receifer
Kemungkinan penyebabnya:
Pada Expansion Valve terjadi penyumbatan oleh gumpalan es
Pemecahannya:
Ganti Receifer/Dryer
lakukan pemompaan kevakuman, untuk membuang uap air
perhatikan jumlah Refrigerant yang sesuai dalam pengisian
Kemungkinan penyebabnya:
Pada Expansion Valve terjadi penyumbatan
Pemecahannya:
Lepas Expansion Valve, bersihkan dan tes. Bila sudah rusak ganti
Ganti Receifer/Dryer
perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian
Kemungkinan penyebabnya:
Expansion Valve rusak atau pemasangan Heat Sensitizing salah
Penyetelan aliran tidak baik
pada Evaporator terlalu banyak Refrigerant dalam bentuk cair
Pemecahannya:
Periksa pemasangan Heat Sensitizing
Periksa Expansion Valve, bila rusak ganti
7. Tidak ada kompresi pada kompresor. Pada kondisi ini terlihat gejala
sebagai berikut:
AC tidak dingin
Kemungkinan penyebabnya:
Kompresor rusak
Pemecahannya:
Pekerjaan ini memerlukan urutan langkah yang benar serta ketelitian, untuk
mempermudah pemahaman siswa pekerjaan ini akan disajikan dalam
bentuk lembar kerja yang dilengkapi dengan gambar-gambar penjelas.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk penggantian dan atau perbaikan
komponen yang mengalami gangguan atau kerusakan, dan seluruh tahapan
latihan pekerjaan ini benar-benar harus dialami oleh siswa, agar
ketercapaian kompetence
Dari modul dapat terlaksana.
MAGNETIC CLUTH
(SWASH PLATE & THROUGH VANE)
Tujuan:
Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran, penggantian komponen yang rusak dan
melakukan pemasangan kembali dengan prosedur yang benar magnetic clutch jenis swash
plate dan Through Vane.
Peralatan:
1. Treker kaki tiga
2. Tang buka dan tang tutup
3. Kunci momen
4. Dial indikator dan landasan bermagnet
5. Feeler Gauge
Bahan:
Compresor tipe swash plate dan through vane.
Keselamatan Kerja:
1. Perhatikan urutan kerja sesuai standard operasional prosedur
2. Kerjakan di Meja kerja
3. Hati-hati terhadap ceceran oli
5. Gunakan oli standard. (Sesuai petunjuk pabrik)
6. Gunakan alat-alat keselamatan kerja
7. Hati-hati terhadap cairan/gas Refrigerant
Langkah Kerja:
Sebelum membongkar Compressor, lakukan dahulu:
Membongkar
1. Melepas Pressure Plate:
a. Lepas baut poros (guna kan Spesial servis
tool dan kunci Sock)
e. Lepaskan Shim
2. Melepas Rotor
a. Lepaskan Snap Ring
(menggunakan tang tutup)
b. Keluarkan rotor
(Gunakan palu plastik)
3. Melepas Stator:
a. Lepas kabel Stator
dari rumah Compressor
(Tipe Swash Plate)
c. Lepaskan Stator
Memasang
3. Pasang Stator
a. Pasang stator
4. Pasang Rotor
a. Pasang rotor pada poros
Compressor
b. Gunakan Snap Ring baru
Bongkar pasang:
COMPRESSOR
(TIPE SWASH PLATE)
Tujuan:
Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran, penggantian komponen yang rusak dan
melakukan pemasangan kembali dengan prosedur yang benar compresor jenis swash
plate.
Peralatan:
1. Treker kaki tiga
2. Tang buka dan tang tutup
3. Kunci set pas dan ring
4. Pelepas dan penekan seal
5. Penahan seal
6. Kunci Momen
7. Palu Plastik.
Keselamatan Kerja:
1. Perhatikan urutan kerja sesuai standard operasional prosedur
2. Kerjakan di Meja kerja
3. Hati-hati terhadap ceceran oli
4. Gunakan oli standard (Sesuai petunjuk pabrik).
5. Gunakan alat-alat keselamatan kerja
6. Hati-hati terhadap cairan/gas refrigerant.
Langkah Kerja:
Sebelum membongkar compressor, lakukan dahulu:
Membongkar
2. Mengukur oli
Ukur oli yang ada didalam Compressor
sebagai patokan pengsisian oli baru.
5. Melepas gasket
Memasang
1. Pemasangan seal
a. Atur seal poros tepat ditengah
5. pengerasan baut-baut.
6. Pengisian Oli.
(Jumlah oli harus sama dengan oli yang
terbuang saat pem bongkaran).
Gunakan Oli yang standard.
Bongkar pasang:
COMPRESSOR
(TIPE THROUGH VANE)
Tujuan:
Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran, penggantian komponen yang rusak dan
melakukan pemasangan kembali dengan prosedur yang benar compresor Tipe Through
Vane.
Peralatan:
1. Treker kaki tiga
2. Tang buka dan tang tutup
3. Kunci set pas dan ring
4. Pelepas dan penekan seal
5. Penahan seal
6. Kunci Momen
7. Palu Plastik.
Keselamatan Kerja:
1. Perhatikan urutan kerja sesuai standard operasional prosedur.
2. Kerjakan di Meja kerja.
3. Hati-hati terhadap ceceran oli.
4. Gunakan oli standard. (Sesuai petunjuk pabrik)
5. Gunakan alat-alat keselamatan kerja
6. Hati-hati terhadap cairan/gas refrigerant
Langkah Kerja:
Sebelum membongkar Compressor, lakukan dahulu:
Membongkar
3. Mengukur oli :
Ukur oli yang ada didalam Compressor
sebagai patokan pengsisian oli baru.
Memasang
1. Pasang seal poros baru
a. Pasang Gasket baru
b. Pasang tutup rumah.
Pemasangan baut-baut pe-ngikat.
2. Pemasangan Kompresor
pada Bracket.
4. Pengisian oli
(Jumlah oli sama dengan oli yang
terbuang saat pem bongkaran
ditambah 20 cc).
Gunakan Oli yang standard.
f) Stabilkan AC
Periksa tekanan pengukur takanan tinggi 14,0-15,5 kg/cm2
Bila pembacaan terlalu tinggi, siram condenser dengn air dan bila
pembacaan terlalu rendah tutuplah bagian depan condenser
Periksa suhu pada thermometer inlet 25o C–35o C
g) Pemeriksaan Pengujian
Bacalah kelembaban relatif dari grafik psychrometrik dengan
membandingkan sisi wet dan dry bulb psychometer pada air inlet
Gambar : Grafik 1
Ukur temperatur dry bulb pada outlet udara dingin dan hitung
perbedaan antara inlet dry bulb dan outlet dry bulb
Pastikan hasil pembacaan antara kelembaban relatif dan
perbedaan kedua temperatur ada pada dua garis berarsir yang
menunjukkan bahwa kemampuan pendinginan cukup baik
c. Rangkuman
1. Ciri-ciri siklus pendingin tidak normal, penyebab dan pemecahannya
a. Refrigerant kurang
b. Pengisian refrigerant berlebihan
c. Terdapat udara didalam siklus
d. Terdapat uap air didalam siklus
e. Refrigerant tidak bersirkulasi
f. Ekspansion valve tidak bekerja dengan baik
g. Tidak ada kompresi pada kompresor.
d. Tugas
a. lakukan pelatihan praktek ini beberapa kali hingga anda terampil didalam
melakukan bongkar/pasang!
b. Hafalkan urutan cara bongkar dan pasang sesuai satandard Operasional
Prosedur yang telah dipelajari!
e. Tes Formatif
a. Sebutkan ciri-ciri siklus pendingin yang tidak normal, penyebab dan cara
pemecahannya.
b. Sebutkan urutan kerja membongkar dan memasang magnetic clutch, dan
compressor baik tipe swash plate maupun tipe through vane.
c. Jelaskan cara melakukan test kebocoran dengan menggunakan baik air
sabun, kompor nyala api maupun detector Elektronik.
d. askan cara melakukan uji kemampuan AC pada kendaraan ringan.
f. Kunci jawaban
a. Refrigerant kurang
Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut:
udara yang keluar dari sistem pendingin tidak terlalu dingin.
Pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung.
Kemungkinan penyebabnya:
terdapat kebocoran pada siklus Pendinginan.
Pemecahannya:
Periksa kebocoran dengan menggunakan detektor
kebocoran dan perbaiki.
Kemungkinan penyebabnya:
Dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan.
kondenser tidak bekerja dengan baik.
kopling fluida kipas radiator slip.
tali kipas kompresor kendor.
Kemungkinan penyebabnya:
Ada udara didalam siklus pendingin.
Pemecahannya:
Periksa kotoran oli dan jumlahnya.
Bila oli berwarna hitam (kotor), bersihkan dengan minyak tanah
dan semprot dengan kompresor angin.
lakukan penyedotan kevakuman kembali.
Ganti receifer.
Kemungkinan penyebabnya:
Pada expansion valve terjadi penyumbatan oleh gumpalan es.
Pemecahannya :
Ganti Receifer/Dryer
lakukan pemompaan kevakuman, untuk membuang uap air.
perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian.
Kemungkinan penyebabnya:
Pada expansion valve terjadi penyumbatan.
Pemecahannya:
Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 72
Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon
Lepas expansion valve, bersihkan dan tes. Bila sudah rusak ganti.
Ganti Receifer/Dryer.
perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian.
Kemungkinan penyebabnya:
Expansion valve rusak atau pemasangan Heat sensitizing salah.
Penyetelan aliran tidak baik
pada evaporator terlalu banyak refrigerant dalam bentuk cair.
Pemecahannya:
Periksa pemasangan heat sensitizing.
Periksa expansion valve, bila rusak ganti.
Kemungkinan penyebabnya:
Kompresor rusak.
katup kompresor rusak.
Pemecahannya:
Bongkar dan perbaiki kompresor
Ganti kompresor dengan type dan kapasitas yang sama.
3. Jawaban
A. Magnetic Clutch:
Membongkar
1. Melepas Pressure Plate:
a. Lepas baut poros (guna kan Spesial servis tool dan kunci
Sock)
b. Pasang SST (lihat gambar) ke pressure plate
c. Lepaskan pressure plate:
d. Lepaskan shim.
2. Melepas Stator:
a. Lepaskan snap ring (menggunakan tang tutup)
b. Keluarkan rotor (gunakan palu plastik)
3. Melepas Stator
a. Lepas kabel Stator dari rumah Compressor.
b. Lepaskan snap ring
c. Lepaskan stator
Memasang:
1. Pasang Stator
a. Pasang stator
b. Pasang snap ring
c. Menyambungkan kabel stator
2. Pasang Rotor
a. Pasang rotor pada poros compressor.
b. Gunakan snap ring baru
3. Pasang Pressure plate.
a. Pasang shim
b. Pasang baut poros
4. Ukur celah Magnetic Clutch.
a. Tipe swash plate gunakan feeler gauge
b. Tipe Through vane
pasang dial gauge pada pressure plate
hubungkan kabel magnetic clutch ke batery+
(lihat gambar)
Periksa antara pressure plate dan rotor
kemudian hubungkan terminal negatif battery
Memasang
1. Pemasangan seal
a. atur seal poros tepat ditengah
b. Dorong seal dengan busing
c. Pasang snap ring.
2. Pemasangan pelat rumah depan
a. Pasang pin (2 buah)
b. Lumasi O ring dengan oli dan pasang pada rumah depan
compressor.
c. Pasang katup isap depan melalui pin pada bagian depan
silinder.
d. Pasang pelat depan bersama sama dengan katup penyalur
melalui pin pada silinder depan.
e. Lumasi gasket dengan oli, dan pasang pada silinder depan.
Pemasangan dudukan center.
3. pemasangan tutup depan
4. pengerasan baut-baut
5. Pengisian Oli.
(Jumlah oli harus sama dengan oli yang terbuang saat
pem bongkaran). Gunakan Oli yang standard.
6. Pemasangan katup servis.
a. Lumasi dulu dengan oli.
b. Pasang katup servis pada compressor dan keraskan bautnya.
Momen kekencangan: 250 kg-cm.
7. Pengukuran Momen Putar Poros.
Momen : 50 kg-cm.
Membongkar
1. Lepas katup servis pengisap
2. Lepas katup servis penyalur
3. Mengukur oli:
Ukur oli yang ada didalam Compressor sebagai patokan pengi
isian oli baru.
4. Melepas pelat katup depan.
a. Lepas bautnya.
b. Lepas tutup depan.
c. Lepas tutup belakang.
5. Melepas pin dan gasket.
6. Melepas seal poros.
Memasang
1. Pasang seal poros baru
a. Pasang Gasket baru
b. Pasang tutup rumah
c. Pemasangan baut-baut pe-ngikat.
2. Pemasangan Kompresor pada Bracket
3. Pengerasan baut pengikat
Momen pengencangan: 250 kg-cm.
4. Pengisian oli
(Jumlah oli sama dengan oli yang terbuang saat pem bongkaran
ditambah 20 cc). Gunakan Oli yang standard.
5. Pemasangan katup isap dan penyalur
a. Lumasi O ring dengan oli kemudian pasang pada
tempatnya.
b. Pasang katup servis (gunakan center dan kunci momen)
kemudian keraskan baut-bautnya.
4. Jawab:
5. Jawab
(6) Stabilkan AC
Periksa tekanan pengukur takanan tinggi 14,0 -15,5 kg/cm2
Bila pembacaan terlalu tinggi, siram condenser dengn air
dan bila pembacaan terlalu rendah tutuplah bagian depan
condenser
Periksa suhu pada thermometer inlet 25o C–35o C
Gambar : Grafik 1
BAB. III
EVALUASI
A. PERTANYAAN
1. A. Receifer/Dryer
2. B. Expansion valve
3. C. Blower
4. D. Stabilizer RPM
5. E. Condenser
6. F. Pressure switch
II. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada huruf
A, B, C, D atau E pada lembar jawab yang disediakan.
7. Panas udara yang ada disekeliling diserap sehingga udara menjadi dingin,
merupakan cara kerja dari alat:
a. Condenser
b. Compressor
c. Expansion valve
d. Blower
e. Evaporator
1 2 3
11. Alat penampung refrigerant cair sekaligus untuk menyaring uap air dan
kotoran:
a. Condenser
b. Anti Frosting Devices
c. Dryer
d. Peralatan Idle Up
e. Pressure Switch
12. Dibawah ini adalah cirri-ciri Compressor type swash plate, kecuali:
a. Memiliki 10 piston dengan interval 72o
b. Terdiri dari dua vane yang integral dan saling tegak lurus
c. Memiliki 6 piston dengan interval 120o
d. Kedua sisi piston bekerja, dalam gerak bolak balik
e. Ke empat pernyataan diatas benar
15. Gambar dibawah adalah Exp. Valve Type thermal, besar kecilnya pengabutan
yang terjadi sangat bergantung dari:
16. Bila tekanan refrigerant terlalu berlebihan (> 27 kg/cm2 atau < 2,1 kg/cm2)
maka alat ini akan berfungsi menghentikan magnetic clutch:
a. Anti Frosting Devices
b. Stabilizer RPM
c. Idle Up
d. Pressure switch
e. Sistem pelindung tali penggerak Compressor
21. Setelah selesai proses pengosongan, tutup kedua katup dan tunggu kurang
lebih 15 menit, hal ini diperlukan untuk:
a. Agar sistem tetap dalam keadan vacuum
b. Untuk melihat apakan masih ada kebocoran dalam system
c. Untuk memastikan bahwa sistem bekerja dengan baik
d. Agar mudah dalam memasukkan refrigerant
e. Untuk menjaga agar sistem tetap bersih
22. Pada gambar disamping, agar refrigerant dapat mengalir masuk ke dalam
sistem, yang harus dilakukan adalah:
a. Putar handle searah jarum jam, disc berlawanan arah jarum jam
b. Putar handle berlawanan arah jarum jam, disc searah jarum jam
c. Putar handle dan disc searah jarum jam, kemudian berlawanan arah
d. Putarlah handle dan disc berlawanan arah jarum, kemudian putar disc
dan handle searah jarum jamkemudian putar kembali handle berlawanan
arah jarum jam
e. Putar langusng handle dan disc searah jarum jam
23. Pada pengisian refrigerant dalam bentuk cair, katup yang harus dibuka
adalah:
a. Kedua katup
b. Katup isap saja
c. Katup isap ½ katup tekanan tinggi ½
d. Tidak ada yang terbuka
e. Katup tekanan tinggi saja
24. Pada pengisian refrigerant dalam bentuk cair, setelah kedua katup ditutup
tekanan kedua pengukur tekanan harus:
a. Sama
b. Tekanan tinggi > tekanan rendah
c. Tekanan tinggi < tekanan rendah
d. Tekanan tinggi lebih besar sedikit dari tekanan rendah
e. Tekanan tinggi lebih rendah sedikit dari tekanan rendah
25. Pada proses pengisian lanjut, tabung refrigerant harus dibalik, agar:
a. Refrigerant yang keluar tetap berbentuk cair
b. Refrigerant yang keluar dalam bentuk antara gas dan cair
c. Refrigerant yang keluar dalam bentuk gas
d. Refrigerant yang keluar lebih lancar
e. Tidak mengganggu kerja kompresor
27. Pada pengisian refrigerant dalam bentuk cair, setelah kedua katup ditutup
tekanan kedua pengukur tekanan harus:
f. Sama
g. Tekanan tinggi > tekanan rendah
h. Tekanan tinggi < tekanan rendah
i. Tekanan tinggi lebih besar sedikit dari tekanan rendah
j. Tekanan tinggi lebih rendah sedikit dari tekanan rendah
28. Pada proses pengisian lanjut, tabung refrigerant harus dibalik, agar:
a. Refrigerant yang keluar tetap berbentuk cair
b. Refrigerant yang keluar dalam bentuk antara gas dan cair
c. Refrigerant yang keluar dalam bentuk gas
d. Refrigerant yang keluar lebih lancar
e. Tidak mengganggu kerja kompresor
29. Pada pengisian refrigerant dalam bentuk cair, setelah kedua katup ditutup
tekanan kedua pengukur tekanan harus:
k. Sama
l. Tekanan tinggi > tekanan rendah
m. Tekanan tinggi < tekanan rendah
n. Tekanan tinggi lebih besar sedikit dari tekanan rendah
o. Tekanan tinggi lebih rendah sedikit dari tekanan rendah
30. Pada proses pengisian lanjut, tabung refrigerant harus dibalik, agar:
a. Refrigerant yang keluar tetap berbentuk cair
b. Refrigerant yang keluar dalam bentuk antara gas dan cair
c. Refrigerant yang keluar dalam bentuk gas
d. Refrigerant yang keluar lebih lancar
e. Tidak mengganggu kerja kompresor
32. Apabila bagian tubuh kita terkena gas refrigerant, cara yang paling tepat
untuk membersihkannya adalah:
a. Bersihkan dengan menggunakan bensin
b. Bersihkan dengan menggunakan air hangat
c. Bersihkan dengan air dan sabun
d. Bersihkan dengan menggunakan lap basah
e. Bersihkan dengan menggunakan air dingin
33. Kontrol kebocoran dengan menggunakan nyala api spritus, akan mengubah
warna api:
a. Dari merah menjadi kebiru-biruan
b. Dari biru menjadi kemerah-merahan
c. Dari biru menjadi agak kehijau-hijauan
d. Dari merah menjadi agak kehijau-hijauan
e. Apinya membesar dan berwarna ke biru-biruan
34. Kebocoran yang lebih halus dapat dideteksi dengan menggunakan detector
elektronik, tanda yang dapat ditangkap jika ada kebocoran berbentuk:
a. Cahaya
b. Api
35. Pada pengisian refrigerant dalam bentuk cair, setelah kedua katup ditutup
tekanan kedua pengukur tekanan harus:
p. Sama
q. Tekanan tinggi > tekanan rendah
r. Tekanan tinggi < tekanan rendah
s. Tekanan tinggi lebih besar sedikit dari tekanan rendah
t. Tekanan tinggi lebih rendah sedikit dari tekanan rendah
36. Pada proses pengisian lanjut, tabung refrigerant harus dibalik, agar:
a. Refrigerant yang keluar tetap berbentuk cair
b. Refrigerant yang keluar dalam bentuk antara gas dan cair
c. Refrigerant yang keluar dalam bentuk gas
d. Refrigerant yang keluar lebih lancar
e. Tidak mengganggu kerja kompresor
38. Apabila bagian tubuh kita terkena gas refrigerant, cara yang paling tepat
untuk membersihkannya adalah:
a. Bersihkan dengan menggunakan bensin
b. Bersihkan dengan menggunakan air hangat
c. Bersihkan dengan air dan sabun
d. Bersihkan dengan menggunakan lap basah
e. Bersihkan dengan menggunakan air dingin
39. Kontrol kebocoran dengan menggunakan nyala api spritus, akan mengubah
warna api:
a. Dari merah menjadi kebiru-biruan
b. Dari biru menjadi kemerah-merahan
c. Dari biru menjadi agak kehijau-hijauan
d. Dari merah menjadi agak kehijau-hijauan
e. Apinya membesar dan berwarna ke biru-biruan
40. Kebocoran yang lebih halus dapat dideteksi dengan menggunakan detector
elektronik, tanda yang dapat ditangkap jika ada kebocoran berbentuk:
a. Cahaya
b. Api
c. Suara
d. Warna
e. Gambar.
42. Pendinginan yang terjadi tidak maksimum, pengukuran tekanan rendah 2,5
kg/cm2 dan tekanan tinggi 20 kg/cm2, kemungkinan penyebabnya adalah:
a. Refrigerant dalam sistem kurang
b. Refrigerant tidak bersirkulasi dengan baik
c. Ada kebocoran pada selang-selangnya
d. Pengisian refrigerant terlalu berlebihan
e. Tali kipas AC agak terlalu kencang
43. Bila didalam siklus terdapat udara, maka langkah yang harus dilakukan
adalah:
a. Periksa kualitas dan kwantitas oli
b. Jika oli kotor bersihkan dengan menyemprotkan minyak tanah
c. Lakukan langkah penyedotan dengan pompa vacuum
d. Mengganti receifer atau dryer
e. Semua langkah diatas benar
44. kondisi pendingin kadang dingin kadang tidak, hal ini menunjukkan terjadi
problem pada sistem, yaitu:
a. Terdapat udara didalam siklus
b. Terdapat uap air dalam siklus
c. Refriogerant tidak bersirkulasi
d. Refrigerant kurang
e. Refrigerant terlalu banyak
45. Jika Expansion valve tersumbat, maka akibat yang terjadi adalah:
a. Sistem tidak bersirkulasi dan AC tidak dingin
b. Sistem tetap bersirkulasi tetapi AC tidak dingin
c. Sistem tetap bersirkulasi dan AC tetap dingin
d. Sistem bersirkulasi dan AC tidak menyembur
e. AC tidak berjalan sama sekali
46. Heat sensitizing tidak terpasang pada tempat yang benar, akibatnya:
a. AC tidak dingin sama sekali
b. Pengukur pada tekanan tinggi > dari 20 kg/cm2
c. AC kurang dingin
d. AC menjadi sangat dingin
e. Pengukur pada tekanan rendah > dari 2,5 kg/cm2
47. AC tidak dingin, dan pengukur tekanan rendahnya terlalu tinggi sedang
pengukur tekanan tingginya terlalu rendah, gejala ini menunjukkan kerusakan
pada:
a. Condenser
b. Evaporator
c. Receifer/Dryer
d. Compressor
e. Expansion valve
48. Keadaan AC: Tekanan dalam pipa tekanan tinggi terlalu besar. Dan drop
pada saat Compressor berhenti. Langkah perbaikannya adalah:
a. Buang refrigerant, lakukan pemompaan vacuum, isi kembali refrigerant
b. Kurangi refrigerant hingga terlihat gelembung pada kaca pengintai
c. Ganti dryer/receifer
d. Siram condenser dengan air
e. Perbaiki pemasangan heat sensitizing valve
49. Keadaan AC: Ketika condenser didinginkan tekanan pada pipa tekanan tinggi
terlalu besar tetapi tekanan disaluran hisap kecil, hal ini disebabkan oleh:
a. Ada udara pada siklus pendinginan
b. Condenser tersumbat oleh kotoran
c. Pengisian refrigerant terlalu banyak
d. Blower tidak bekerja dengan sempurna
e. Expansion valve membuka terlalu lebar
50. Keadaan AC: tekanan pada katup penyalur terlalu rendah dan gelembung
pada kaca pengintai terlihat deras sedang condenser tidak panas. Untuk
memperbaiki keadaan ini:
a. Kurangi refrigerant
b. Siram condenser dengan air
c. Buang refrigerant, lakukan pemompaan vacuum, dan isi kembali
refrigerant
d. Ganti dryer/receifer
e. Tambahkan refrigerant
51. Tekanan pada katup isap dan katup penyalur terlalu rendah, dan udara tidak
keluar dari evaporator, penyebab keadaan ini adalah:
a. Ada air pada evaporator
b. Evaporator membeku
c. Jumlah refrigerant berlebih
d. Condenser tersumbat kotoran
e. Jumlah refrigerant kurang
B. KRITERIA PENILAIAN
NO SCORE
ASPEK PENILAIAN BOBOT NILAI KET
. (1-10)
1. Sikap:
1. Kerapian 2
1. Persiapan alat 3
Affective
2. Sikap kerja 5
Score minimal
3. Disiplin kerja 5
70
4. Kepatuhan 5
5. Taat Azas 5
6. Keselamatan kerja 5
2. Ketrampilan Praktek:
1. Penggunaan alat 10
2. Urutan langkah kerja 15 Psychomotoric
pembogkaran Score minimal
3. 15 70
pemasangan
4. Ketelitian kerja 10
Psychomotoric
3. Hasil Kerja 2.0 Score minimal
70
Nilai minimal
Jumlah 10
70
3. Rumus Penilaian:
Keterangan:
Catatan:
4. PREDIKAT KELULUSAN
BAB. III
PENUTUP
Setelah menyelesaikan Modul ini peserta diklat berhak untuk mengikuti uji
kompetensi baik secara teori maupun praktek yang sebaiknya dilakukan oleh dunia industri
atau assosiasi profesi dan yang berhasil mencapai syarat kelulusan minimal kepada yang
bersangkutan berhak memperoleh sertifikat teknisi unior yang memiliki kompetensi
dibidang pemeliharaan/servis Air Coditioners yang dikeluarkan oleh dunia industri ataupun
assosiasi profesi yang memberikan penilaian. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan
tidak lulus, maka peserta diklat tersebut harus mengulang modul ini hingga dapat mencapai
syarat kelulusan minimal yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1993). Materi Pelajaran Engine Group Step 1., Jakarta: PT Toyota Astra
Motor.
Anonim. (1993). Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta: PT Toyota–
Astra Motor.
Anonim. (1993). New Step 2 Training Manual, Heater & Air Conditioning system
Jakarta: PT Toyota–Astra Motor.
Crouse, William H, dan Anglin, Donald L (1986). Automotive Engines. New York:
Mc Graw Hill.