Anda di halaman 1dari 94

Jurusan Teknik Eletro

Politeknik Negeri Ambon

BAHAN AJAR: SISTEM PENDINGIN

SISTEM PENDINGIN AC

Dibuat oleh:
TIM PENYUSUN

DEPARTEMEN PENDIDKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI AMBON
2018

Modul Sistem Pendingin: Ir. A. Manuhutu, MT


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

KATA PENGANTAR

Bahan ajar ini disusun dalam bentuk modul/paket pembelajaran yang berisi uraian materi
untuk mendukung penguasaan kompetensi tertentu yang ditulis secara sequensial, sistematis dan
sesuai dengan prinsip pembelajaran dengan pendekatan kompetensi (Competency Based
Training). Untuk itumodul ini sangat sesuai dan mudah untuk dipelajari secara mandiri dan
individual. Oleh karena itu kalaupun modul ini dipersiapkan untuk mahasiswa Jurusan teknik
listrik Politeknik Negeri Ambon dapat digunakan juga untuk diklat lain yang sejenis.
Dalam penggunaannya, bahan ajar ini tetap mengharapkan asas keluwesan dan
keterlaksanaannya, yang menyesuaikan dengan karakteristik peserta, kondisi fasilitas dan
tujuan kurikulum/program Politeknik, guna merealisasikan penyelenggaraan pembelajaran di
Politeknik Negeri ambon. Penyusunan Bahan Ajar Modul bertujuan untuk menyediakan bahan ajar
berupa modul produktif sesuai tuntutan penguasaan kompetensi tamatan Politeknik sesuai
program keahlian dan tamatan Politeknik.
Demikian, mudah-mudahan modul ini dapat bermanfaat dalam mendukung
pengembangan pendidikan kejuruan, khususnya dalam pembekalan kompetensi kejuruan
teknik Listrik Politeknik Negeri Ambon Politeknik .

Modul Sistem Pendingin: Ir. A. Manuhutu, MT


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

BAB. I
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Modul ini berjudul “Memelihara/Servis Sistem AC (Air Conditioners)” yang


disusun berlandaskan pelatihan yang berbasis kompetensi sebagai konsekwensi dari
pemakaian Kurikulum 2004 dengan standar Nasional.
Penguasaan materi modul ini akan dapat lebih cepat dikuasai apabila Mahasiswa
sebelumnya telah menyelesaikan materi penunjang yang mendasarinya yaitu modul
OPKR-50-016B.
Materi yang akan diberikan dikemas dalam bentuk kegiatan belajar baik teori
maupun praktek, yang mana pemelajaran teori merupakan landasan dasar yang akan
menunjang ketrampilan praktek siswa sehingga setelah siswa selesai melaksanakan
kegiatan pada modul ini diharapkan siswa akan menguasai ketrampilan tentang
Pemeliharaan/Servis Sistem Air Condition pada mobil seperti yang dilakukan di
bengkel-bengkel.
Setelah peserta diklat menguasai ketrampilan dari modul ini, siswa dapat bekerja
dibengkel-bengkel spesialis AC atau membuka usaha bengkel sendiri, yang mana
peluangnya kedepan sangat luas dan menjanjikan.

B. PRASYARAT
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik Otomotif
harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram
pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul
OPKR-50-019B antara lain adalah OPKR-50-016B.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Rambu-rambu Belajar bagi Peserta Diklat


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini
maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta
diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan
belajar.
b. Kerjakan tugas test formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam
setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal
berikut ini:

Modul Sistem Pendingin: Ir. A. Manuhutu, MT


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku


2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik
3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan
bahan yang diperlukan dengan cermat
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin
guru atau instruktur terlebih dahulu
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempatnya

d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang
mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.

2. Peran bagi Dosen/Instruktur Pengampu


1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
2. Membimbing Mahasiswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar
3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat
4. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang diperlukan untuk belajar
5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok
6. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan
7. Mencatat kemajuan belajar siswa
8. Melakukan penilaian
9. Menjelaskan kepada peserta diklat, bagian-bagian yang perlu
diulang/diperbaiki dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.

D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar baik teori maupun
praktik dari modul ini peserta diklat diharapkan memiliki kemampuan:

1. Mengetahui nama, fungsi dan cara kerja dari komponen Air Coditioners
2. Memahami rangkaian/siklus pendinginan AC mobil
3. Memiliki kemampuan melakukan Servis AC Mobil.

Modul Sistem Pendingin: Ir. A. Manuhutu, MT


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

E. KOMPETENSI
Modul OPKR-50-019B membentuk subkompetensi melaksanakan pemeliharaan/servis sistem AC. Uraian subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.

KOMPETENSI : Memelihara/Servis Sistem AC (Air Conditioner)


KODE : OPKR-50-019 B
DURASI PEMELAJARAN : 60 Jam @ 45 menit

A B C D E F G
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
2 1 1 1 - 2 2

1.
Batasan konteks
 Standar kompetensi ini digunakan untuk sistem A/C yang dipasang pada kendaraan ringan
2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:
 Spesifikasi pabrik kendaraan
 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan
 Kebutuhan pelanggan
 Kode area tempat kerja
 Peraturan pemerintah mengenai kelaikan kendaraan
 Lembaran data keamanan bahan
3. Pelaksanaan K3 harus memenuhi:
KONDISI KINERJA  Undang-undang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 Penghargaan di bidang industri
4. Sumber-sumber dapat termasuk:
 Peralatan tangan, perlengkapan pendeteksi kebocoran refrigerant, suku cadang, thermometer, evakuasi, perlengkapan recovery
refrigerant dan recycling, perlengkapan pengisian refrigerant, refrigerant, oli refrigerant
5. Kegiatan
Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja normal dan harus meliputi:
 Penyetelan
 Mendeteksi kebocoran refrigerant
 Pengujian kemampuan
6. Variabel terapan lainnya termasuk:
Sistem pengontrol temperatur

Modul Sistem Pendingin: Ir. A. Manuhutu, MT 5


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Modul Sistem Pendingin: Ir. A. Manuhutu, MT 6


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

MATERI POKOK PEMELAJARAN


SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Memelihara/Servis  Pemeliraan /servis sistem  Konstruksi dan prinsip  Cermat dan teliti dalam  Konstruksi dan cara kerja  Melaksanakan
Sistem AC (Air AC dilaksanakan tanpa kerja sistem AC/Air penggunaan alat ukur sistem AC/Air pemeriksaan kondisi
Conditioners) menyebabkan kerusakan Conditioners. elektronik Conditioners AC/Air Conditoners
terhadap komponen atau  Prosedur pemeliharaan  Melaksanakan prosedur  Prosedur pemeliharaan  Melakukan proses
sistem lainnya sistem AC. pemeliharaan dengan dan pengujian AC pengosongan dan
 Informasi yang benar di-  Standar prosedur mengacu pada SOP  Persyaratan keselamatan pengisian cairan AC
akses darin spesifikasi keselamatan kerja.  Memperhatikan kesela- kerja dan lingkungan  Melakukan proses
pabrik dan dipahami matan kerja dan pengujian kebocoran
 Sistem diuji lingkungan  Melakukan tes
kemampuannya dan kemampuan AC
menentukan prosedur
pemeliharaannya/servis
AC yang sesuai
 Pemeliharaan /servis
sistem dan komponen
dilaksana-kan sesuai
dengan spesifi-kasi pabrik
kendaraan.
 Seluruh kegiatan perbaikan
dilaksanakan berdasarkan
SOP (Standard Operation
Procedures), undang-
undang K 3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja),
peraturan perundang-
undangan dan
prosedur/kebijakan
perusahaan.
 Sistem diuji dan hasilnya
dicatat sesuai dengan
prosedur dan kebijakan
perusahaan

Modul Sistem Pendingin: Ir. A. Manuhutu, MT 7


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

F. CEK KEMAMPUAN

Sebelum mempelajari modul OPKR-50-019B, isilah dengan cek list () kemampuan yang telah dimiliki peserta dengan sikap jujur dan dapat
dipertanggungjawabkan:

KOMPETENSI/SU JAWABAN BILA JAWABAN


PERNYATAAN
B KOMPETENSI YA TIDAK ‘YA’, KERJAKAN
1. Saya dapat menjelaskan Tentang aspek Keselamatan
Kerja untuk pekerjaan servis AC, nama, fungsi dan
Soal Tes Formatif 1.
cara kerja komponen-komponen utama AC dan
kulkas.
Memelihara/Servis 2. Saya dapat menjelaskan nama dan fungsi
Sistem AC perlengkapan tambahan serta siklus kerja sistem Soal Tes Formatif 2
pendinginan AC dan kulkas.
3. Saya dapat menjelaskan dan mengerjakan prosedur
servis AC mobil, Prosedur mencari kebocoran Soal Tes Formatif 3.
sistem AC dan melakukan test kemampuan AC.

Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini.

Modul Sistem Pendingin: Ir. A. Manuhutu, MT 8


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

BAB. II
PEMELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat

Oleh karena kegiatan belajar pada modul ini harus dilakukan secara berurutan
maka kartu kegiatan belajar dibawah ini akan dapat membantu ketercapaian tujuan
yang diharapkan dari modul ini. Kartu kegiatan ini harus diisi oleh siswa setelah
menyelesaikan kegiatan yang diikutinya dan disyahkan oleh Guru/Instruktur yang
membimbing.

Alasan
Tg Tempat Paraf
Jenis Kegiatan Waktu Perubaha
l Belajar Guru
n
1. Mempelajari Aspek
Keselamatan Kerja, Nama-
nama dan fungsi komponen
utama AC
2. Mempelajari cara kerja
komponen utama AC
3. Mempelajari nama dan fungsi
perlengkapan tambahan yang
terdapat pada AC mobil.
4. Mempelajari siklus pen
dinginan (AC) pada mobil
5. Membongkar, membersih kan,
memasang kembali komponen
AC mobil
6. Mengisi refrigerant
7. mengetest kebocoran siklus
pendinginan
8. Melakukan servis AC dengan
mempelajari ber bagai
kerusakan yang mungkin
terjadi pada siklus
9. Melakukan test kebocoran
sistem AC
10. Melakukan uji
kemampuan AC
11. Bongkar pasang magnetic
Clutch.
12. Bongkar pasang

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 9


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

kompresor tipe Swash plate


13. Bongkar pasang
Kompresor tipe Through vane

14. Evaluasi

B. Kegiatan Belajar

Kegiatan Belajar 1. Aspek Keselamatan Kerja, nama, fungsi dan cara kerja
komponen AC Mobil (Kendaraan Ringan)

a. Tujuan kegiatan belajar

 Mahasiswa dapat melaksanakan aspek keselamatan kerja yang harus diikuti


pada waktu mengerjakan pekerjaan servis AC
 Mahasiswa dapat menyebutkan nama-nama dan fungsi komponen utama
AC
 Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja komponen utama AC

b. Uraian Materi

1) Aspek Keselamatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek yang penting dalam
pekerjaan yang berhubungan dengan mesin untuk itu sebaiknya berhati-hati
dari segala kemungkinan bahaya yang mungkin timbul dari pekerjaan
tersebut. Servis AC merupakan salah satu pekerjaan yang berhubungan
dengan mesin, disana ada unsur listrik, bahan kimia, api, benda tajam, dan
masih banyak lagi hal-hal yang dapat mendatangkan bahaya sehingga peserta
diklat sebaiknya mengikuti petunjuk yang akan diberikan dibawah ini.

Keselamatan kerja pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga kelompok yang
satu dengan lainnya sangat berkaitan dengan erat:
a.Keselamatan lingkungan
b.Keselamatan diri
c. Keselamatan benda kerja

Pekerjaan akan sangat dinilai berhasil kalau ketiga unsur diatas diperhatikan
dan dijaga, salah satu dari ketiga unsur gagal terlaksana maka kita akan
memperoleh predikat yang kurang baik yang diberikan baik oleh masyarakat,
perusahaan maupun konsumen pengguna jasa kita. Sebagai contoh:
Kendaraan yang kita servis AC nya berhasil mendapatkan pujian dari
konsumen, karena konsumen puas dengan kenyamanan yang didapatkannya,
diri kita juga terhindar dari kecelakan kerja namun apabila dalam membuang
gas sisa refrigerant kita kurang hati-hati, sehingga kita ikut andil dalam

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 10


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

menggerogoti lapisan ozon bumi kita, hal ini tentu akan menimbulkan cerca
masyarakat kepada bengkel kita.
Disarankan Mahasiswa memperhatikan ketiga unsur keselamatan tersebut
dengan mengikuti petunjuk keselamatan kerja sesuai dengan standar
operasional prosedur yang berlaku.

Pada aspek keselamatan diri disarankan untuk selalu menggunakan peralatan


keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan oleh perusahaan dan jangan
sekali-kali mengabaikannya, seperti:
Pakaian kerja
Kacamata pelindung
Sarung tangan
Sepatu kerja
Masker hidung dll.

Pada aspek keselamatan bahan atau benda kerja ikuti petunjuk dibawah:
Sebelum membongkar komponen AC selalu lepaslah battery terlebih
dahulu
Gunakan cover pelindung cat pada bagian yang akan dikerjakan
Aktifkan rem tangan agar kendaraan tidak bergerak sendiri
Gunakan tabung penampung saat membuang zat Refrigerant
Singkirkan zat-zat yang mudah terbakar dari sekitar pekerjaan
Gunakan alat sesuai dengan penggunaannya
Berhati-hatilah dalam menggunakan peralatan listrik/elektronik.

Prosedur Pertolongan Pertama


Apabila Mahasiswa terkena zat Refrigerant secara langsung, maka yang
harus dilakukan adalah:
Siram bagian luka dengan menggunakan air dingin beberapa menit
hingga terasa nyaman, hal ini dimaksudkan untuk mencegah naiknya
temperatur pada bagian luka tersebut. Jika yang terkena bagian mata
hindari menggosok baik dengan telapak tangan ataupun dengan benda
yang lain untuk menghindari syaraf mata menjadi beku. Akan tetapi
lakukanlah hal yang sama yaitu dengan menyiram dengan air dingin,
kemudian balut dengan kassa bersih agar kotoran tidak masuk.

Setelah prosedur petolongan pertama sudah dilakukan, segeralah dibawa


ke puskesmas atau rumah sakit untuk memperoleh pelayanan medis yang
lebih baik.

2) Nama-nama dan Fungsi Komponen Utama AC (Air Conditioners)

AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan (komponen)


yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpang
dapat merasa segar dan nyaman. Rangkaian peralatan (komponen) tersebut
adalah:

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 11


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

a. Compressor

Berfungsi untuk memompakan Refrigrant yang berbentuk gas agar


tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan temperaturnya
meningkat.

b. Condenser

Berfungsi untuk menyerap panas pada


Refrigerant yang telah dikompresikan oleh
kompresor dan mengubah refrigrant yang
berbentuk gas menjadi cair (dingin).

c. Dryer/Receifer
Berfungsi untuk menampung
Refrigerant cair untuk sementara,
yang untuk selanjutnya mengalirkan
ke Evaporator melalui Expansion
Valve, sesuai dengan beban
pendinginan yang dibutuhkan. Selain
itu Dryer/Receifer juga berfungsi
sebagai Filter untuk menyaring uap
air dan kotoran yang dapat merugikan
bagi siklus Refrigerant.

d. Expansion Valve

Berfungsi Mengabutkan Refrigrant


kedalam Evaporator, agar Refrigerant
cair dapat segera berubah menjadi gas.

e. Evaporator

Merupakan kebalikan dari Condenser


Berfungsi untuk menyerap panas dari

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 12


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

udara yang melalui sirip-sirip


pendingin Evaporator, sehingga udara
tersebut menjadi dingin

3) Cara Kerja Komponen AC

a. Compressor

Compressor terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1) Compressor
Kompresor di gerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Perputaran
kompresor ini akan menggerakkan Piston/Vane dan gerakan
piston/vane ini akan menimbulkan tekanan bagi Refrigerant yang
berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan
sendirinya juga akan meningkatkan temperaturnya.

Jenis kompresor dapat dipisahkan seperti dibawah ini:

Tipe Crank
Tipe Reciprocating

Tipe Swash Plate

Tipe Rotary Tipe Through Vane

Tipe Reciprocating mengubah putaran Crankshaft menjadi gerakan


bolak-balik pada piston.
Tipe Crank:
Pada tipe ini sisi
piston yang ber-
fungsi hanya satu sisi
saja, yaitu bagian atas.
Oleh sebab itu pada
kepala silinder
(Valve Plate) ter-
dapat dua katup yaitu
katup isap (Suction)
dan katup penyalur
(Discharge). Lihat
gambar mekanis
kompresi.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 13


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Pada langkah turun, Refrigerant masuk kedalam ruang silinder dari


Evaporator, dan pada langkah naik Refrigerant keluar dari ruang
silinder menuju ke Condenser dengan tekanan meningkat dari 2,1
kg/cm2 menjadi 15 kg/cm2 yang mengubah temperatur dari 0oC
menjadi 70oC.

Tipe Swash Plate:

Terdiri dari sejumlah piston


dengan interval 72o untuk
kompresor 10 silinder dan interval
120o untuk kompresor 6 silinder.
Kedua sisi ujung piston pada tipe
ini berfungsi, yaitu apabila salah
satu sisi melakukan langkah
kompresi maka sisi lainnya
melakukan langkah isap (lihat
bagan gambar mekanis kompresi)

Tipe Through Vane:

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 14


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Tipe Through Vane ini terdiri atas dua vane yang integral dan saling tegak
lurus. Dan bila rotor berputar vane akan bergeser pada arah radial sehingga
ujung-ujung vane akan selalu bersinggungan dengan permukaan dalam
silinder. (lihat bagan gambar mekanis kompresi).

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Gambar 1:
Gambar 6 Gambar 5 Gambar 4

Gambar 1.
Adalah langkah awal isap dimana refrigerant masuk melalui lubang isap.

Gambar 2.
Akhir langkah isap dimana lubang pengisapan telah tertutup.

Gambar 3.
Awal langkah kompresi dimana refrigerant mulai dikompresi kan untuk
menaikkan tekanan.

Gambar 4.
Langkah kompresi penuh.

Gambar 5.
Langkah penyaluran/pengosongan refrigerant dari silinder ke saluran
keluar menuju ke condenser melalui katup tekan (Discharge Valve).

Gambar 6.
Penyaluran Refrigerant selesai, ruang vane akan memulai dengan awal
langkah isap lagi. Pada aktualnya Through Vane yang membentuk empat

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 15


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

ruang, bekerja secara bergantian, sehingga proses diatas akan berjalan


terus menerus secara berkesinambungan.
c. Kopling Magnet (Magnetic Clutch)
Kopling magnet adalah perlengkapan kompresor yaitu suatu alat yang
dipergunakan untuk melepas dan menghubungkan kompresor dengan putaran
mesin. Peralatan intinya adalah: Stator, Rotor dan Pressure Plate. Sistem
kerja dari alat ini adalah Elektro Magnetic.

Cara kerjanya:
Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin melalui tali kipas pada
saat mesin hidup. Dalam posisi Switch AC Off, kompresor tidak akan
berputar, dan kompresor hanya akan berputar apabila Switch AC dalam posisi
hidup (on) hal ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke Stator Coil
akan mengubah Stator Coil menjadi magnet listrik yang akan menarik
Pressure Plate dan bidang singgungnya akan bergesekan dan saling melekat
dalam satu unit (Clutch Assembly) memutar kompresor.

Konstruksi:
Puli terpasang pada poros kompressor dengan bantalan diantaranya
menyebabkan puli dapat bergerak dengan bebas. Sedang stator terikat dengan
kompressor housing, pressure plate terpasang mati pada poros kompressor
(lihat gambar).

Tipe Kopling Magnet

Tipe F Tipe G Tipe R Tipe P

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 16


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

b. Condenser
Refrigerant yang masuk kedalam Condenser oleh karena tekanan
kompresor masih dalam bentuk gas dengan temperatur yang cukup tinggi
(80oC).
Temperatur yang tinggi dari
Refrigerant yang berada dalam
Condenser yang bentuknya
berliku-liku akan mengakibat kan
terjadinya pelepasan panas oleh
Refrigerant. Proses pelepasan
panas ini di permudah dengan
adanya aliran udara baik dari
gerakan mobil maupun isapan
Fan yang terpasang dibelakang
Condenser. Semakin baik
pelepasan panas yang di hasilkan
oleh Condenser makin baik pula
pendinginan yang akan dilakukan
oleh Evaporator.
Pada ujung pipa keluar Condenser Refrigerant sudah tidak berbentuk gas
lagi akan tetapi sudah berubah menjadi Refrigerant cair dengan temperatur
57oC (cooled liquid).

c. Receifer/Dryer
Refrigerant dari Condenser masuk ke tabung Receifer melalui lubang
masuk (inlet port), kemudian melalui Dryer, Desiccant dan Filter
Refrigerant cair naik
dan keluar melalui lubang keluar (Outlet Port) menuju ke Expansion
Valve.
Dryer, Desiccant maupun Filter
berfungsi untuk mencegah
kotoran yang dapat
menimbulkan karat maupun
pembekuan Refrigerant terutama
pada Expansion Valve yang
mana akan mengganggu siklus
dari Refrigerant.
Bagian atas dari Receifer/Dryer
disediakan gelas kaca (Sight
Glass) yang berfungsi untuk
melihat sirkulasi Refrigerant.

d. Expansion Valve
Oleh karena fungsi dari Expansion Valve ini untuk mengabutkan
Refrigerant kedalam Evaporator, maka lubang keluar pada alat ini
berbentuk lubang kecil (Orifice) konstan atau dapat diatur melalui katup

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 17


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

(Valve) yang pengaturannya menggunakan perubahan temperatur yang


dideteksi oleh sebuah sensor panas.
Berdasarkan pengaturan pengabutan ini expansion valve dibedakan
menjadi:

 Expansion Valve tekanan konstan


 Expansion Valve tipe thermal

Pada gambar disamping adalah


cara kerja Expansion Valve tipe
thermal.

Pembukaan Valve sangat bergantung dari besar kecilnya tekanan Pf dari


Heat Sensitizing Tube. Bila temperatur lubang keluar (Out Let) Evaporator
dimana alat ini ditempelkan meningkat, maka tekanan Pf > dari tekanan Ps
+ Pe, maka Refrigerant yang disemprotkan akan lebih banyak. Sebaliknya
bila temperatur lubang keluar (Out Let) Evaporator menurun maka tekanan
Pf < Ps + Pe, maka Refrigerant yang disemprotkan akan lebih sedikit.
 Ps: tekanan pegas
 Ps: tekanan uap didalam evaporator

e. Evaporator
Perubahan zat cair dari refrigerant
menjadi gas yang terjadi pada
evaporator akan berakibat terjadi
penyerapan panas pada daerah
sekelilingnya, udara yang melewati
kisi-kisi evaporator panasnya akan
terserap sehingga dengan hembusan
Blower udara yang keluar keruang
kabin mobil akan menjadi dingin.

Ada tiga tipe Evaporator yang terbuat dari aluminium yaitu:

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 18


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Tipe Plate Fin Tipe Serpentine fin

Tipe Drwan Cup

c. Rangkuman

1.Aspek Keselamatan Kerja


Tiga aspek yang harus diperhatikan:
a. Keselamatan lingkungan
b. Keselamatan diri
c. Keselamatan benda kerja

2.Nama-nama dan Fungsi komponen Utama Air Conditioners


a. Compressor
Berfungsi untuk memompakan Refrigrant yang berbentuk gas agar tekanannya
meningkat sehingga juga akan mengakibatkan temperaturnya meningkat.
b. Condenser
Berfungsi untuk menyerap panas pada Refrigerant yang telah dikompresikan oleh
kompresor dan mengubah Refrigrant yang berbentuk gas menjadi cair (dingin).
c. Dryer/Receifer
Berfungsi untuk menampung Refrigerant cair untuk sementara, yang untuk selanjutnya
mengalirkan ke Evaporator melalui Expansion Valve, sesuai dengan beban pendinginan
yang dibutuhkan. Selain itu Dryer/Receifer juga berfungsi sebagai Filter untuk
menyaring uap air dan kotoran yang dapat merugikan bagi siklus refrigerant.
d. Expansion Valve
Berfungsi Mengabutkan Refrigrant kedalam Evaporator, agar Refrigerant cair dapat
segera berubah menjadi gas.
e. Evaporator
Merupakan kebalikan dari Condenser Berfungsi untuk menyerap panas dari udara yang
melalui sirip-sirip pendingin Evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin.
3.Cara kerja:
a. Compressor
Kompresor digerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Perputaran kompresor ini
akan menggerakkan Piston/Vane dan gerakan Piston/Vane ini akan menimbulkan
tekanan bagi Refrigerant yang
berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya juga
akan meningkatkan temperaturnya.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 19


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Tipe Crank
Jenisnya: Tipe Reciprocating
Tipe Swash Plate

Tipe Rotary Tipe Through Vane

b. Condenser
Gas rerfrigerant yang masuk kedalam Condenser, oleh karena bentuknya yang
berliku-liku dan dibantu adanya aliran udara fan pada engine akan
mempermudah pelepasan panas Refrigerant, sehingga pada Refrigerant
terjadilah perubahan bentuk dari gas ke zat cair.

c. Receifer/Dryer
Refrigerant dari Condenser masuk ke tabung Receifer melalui lubang masuk
(Inlet Port), kemudian melalui Dryer, Desiccant dan Filter Refrigerant cair naik
dan keluar melalui lubang keluar (Outlet Port) menuju ke Expansion Valve.

d. Expansion Valve
Zat cair Refrigerant oleh karena tekanan Compresor dan harus melalui Orifice
Expansion Valve, maka Refrigerant cair keluar ke Evaporator dalam bentuk
kabut. Sedang besar kecilnya Orifice ditentukan oleh Heat Sensitizing Tube yang
berfungsi sebagai sensor panas.

e. Evaporator
Refrigerant yang keluar dari Expansion Valve masih dalam bentuk setengah cair
setengah gas dan masuk ke dalam Evaporator dan oleh karena bentuknya yang
sedemikian rupa menyebabkan terjadinya perubahan ke wujud gas dengan sangat
cepat. Hal ini berpengaruh pada penyerapan panas udara sekelingnya dengan
cepat pula. Dan oleh kerja dari Blower udara dingin disemburkan kedalam ruang
kabin mobil.

d. Tugas
1. Hafalkanlah nama komponen-komponen utama AC mobil dan lihatlah letak
masing-masing komponen pada berbagai jenis mobil!
2. Pelajari fungsi dan cara kerja masing-masing komponen utama AC!

e. Tes Formatif
1. Sebutkan tiga aspek keselamatan kerja yang harus diperhatikan!
2. Sebutkan nama komponen-komponen utama AC pada mobil!
3. Sebutkan fungsi komponen-komponen utama AC pada mobil!
4. Jelaskan cara kerja komponen-komponen utama AC pada mobil!

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 20


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

f. Kunci Jawaban
1. Jawab: Aspek Keselamatan lingkungan
Aspek keselamatan diri
Aspek Keselamatan benda kerja
2. Jawab: Kompresor, Condenser, Receifer/Dryer, Expantion Valve dan
Evaporator.
3. Jawab:
a. Compressor
Berfungsi untuk memompakan Refrigrant yang berbentuk gas agar
tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan temperaturnya
meningkat.
b. Condenser
Berfungsi untuk menyerap panas pada Refrigerant yang telah
dikompresikan oleh kompresor dan mengubah Refrigrant yang berbentuk
gas menjadi cair (dingin).
c. Dryer/receifer
Berfungsi untuk menampung Refrigerant cair untuk sementara, yang
untuk selanjutnya mengalirkan ke Evaporator melalui Expansion Valve,
sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu
Dryer/Receifer juga berfungsi sebagai filter untuk menyaring uap air dan
kotoran yang dapat merugikan bagi siklus Refrigerant.
d. Expansion valve
Berfungsi Mengabutkan Refrigrant kedalam Evaporator, agar
Eefrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas.
e.Evaporator
Merupakan kebalikan dari Condenser Berfungsi untuk menyerap panas
dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin Evaporator, sehingga udara
tersebut menjadi dingin

4. Jawab:
a. Compressor
Compressor ada dua jenis yaitu tipe Reciprocating dan tipe Through
Vane. Tipe Reciprocating ada dua jenis yaitu Crank dan Swash Plate.
Pada dasarnya tipe Reciprocating (gerak bolak-balik) menggunakan
piston untuk menimbulkan tekanan. Pada tipe Crank hanya satu sisi yang
berfungsi untuk menyalurkan tekanan Refrigerant karena sisi yang lain
ditempatkan Conectingrod dan Crank sebagai sarana penerus penggerak
dari putaran puli. Pada tipe Swash Plate, pendorong pistonnya
menggunakan Plate yang berputar secara Conical sehingga dua sisinya
dapat digunakan untuk meneruskan tekanan Refrigerant. Sedang pada
tipe Through Vane prinsip yang digunakan adalah Rotary yaitu sistem
rotor dengan lingkaran planet yang pada keempat sisinya dipasang Vane,
pada tipe ini tidak menggunakan katup tetapi menggunakan lubang isap
dan lubang penyalur (Discharge), sedang pada tipe Reciprocating
menggunakan katup (Valve).

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 21


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

b. Condenser
Gas Rerfrigerant yang masuk kedalam Condenser, oleh karena
bentuknya yang berliku-liku dan dibantu adanya aliran udara fan pada
engine akan mempermudah pelepasan panas Refrigerant, sehingga pada
Refrigerant terjadilah perubahan bentuk dari gas ke zat cair.
c. Receifer/Dryer
Refrigerant dari Condenser masuk ke tabung Receifer melalui lubang
masuk (Inlet port), kemudian melalui Dryer, Desiccant dan Filter
Refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar (Outlet Port)
menuju ke Expansion Valve.
d. Expansion valve
Zat cair Refrigerant oleh karena tekanan Compresor dan harus melalui
Orifice Expansion Valve, maka Refrigerant cair keluar ke Evaporator
dalam bentuk kabut. Sedang besar kecilnya Orifice ditentukan oleh heat
sensitizing tube yang berfungsi sebagai sensor panas.
e. Evaporator
Refrigerant yang keluar dari Expansion Valve masih dalam bentuk
setengah cair setengah gas dan masuk ke dalam Evaporator dan oleh
karena bentuknya yang sedemikian rupa menyebabkan terjadinya
perubahan ke wujud gas dengan sangat cepat. Hal ini berpengaruh pada
penyerapan panas udara sekelingnya dengan cepat pula. Dan oleh kerja
dari Blower udara dingin disemburkan kedalam ruang kabin mobil.

g. Lembar kerja

Tujuan:
Peserta diklat mengenal bahan ajar yang sesungguhnya yang digunakan didalam
mobil.

Peralatan:
 Kunci Ring/pas set
 Obeng +/-
 Kain lap
 Meja Kerja

Bahan:
 Kompressor berbagai tipe
 Condenser
 Receifer/Dryer
 Expansion Valve
 Evaporator+Blower

Keselamatan Kerja:
1.Letakkan alat dan bahan yang dipergunakan pada meja kerja
2.Hati-hati terhadap zat/gas Refrigerant

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 22


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

3.Hati-hati terhadap ceceran oli


4.Gunakan alat-alat keselamatan kerja yang seharusnya dipakai
5. Ikuti petunjuk yang diberikan oleh Guru/Instruktur dalam melaksanakan
pekerjaan.

Langkah Kerja:
1. Persiapkan alat dan bahan praktik dan letakkan pada meja kerja
2. Buatlah gambar sketsa masing-masing komponen utama sistem air
Conditioning pada mobil
3. Perhatikan Instruksi praktik yang disampaikan oleh guru
4. Buatlah laporan praktik secara ringkas dan serahkan kepada
Guru/Instruktur untuk diperiksa
5. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke
tempat semula
6. Bersihkan tempat kerja.

Kegiatan Belajar 2. Rangkaian/Siklus Sistem AC pada Mobil

a. Tujuan Kegiatan Belajar


1. Peserta diklat dapat menyebutkan kegunaan peralatan tambahan pada
Rangkaian Sistem AC pada Mobil
2. Peserta diklat dapat menggambarkan letak komponen utama maupun
perlengkapan tambahan pada Rangkaian Sistem AC Mobil
3. Peserta diklat dapat menjelaskan Siklus Pendinginan AC Mobil
4. Peserta diklat dapat menggunakan Manifold Gauge
5. Peserta diklat dapat mengisi Refrigerant pada Sistem Rangkaian AC
6. Peserta diklat dapat memahami Rangkaian Sistem Kelistrikan AC

b. Uraian Materi
1. Peralatan Tambahan yang Terdapat Pada Rangkaian Sistem AC
Mobil

Peralatan tambahan yang menunjang terlaksananya proses sistem


pendinginan, dan juga merupakan peralatan pokok yang harus ada
meskipun tidak termasuk komponen utama, adalah:

a. Pressure Switch
Presure Switch ini berfungsi untuk mengontrol tekanan yang terjadi
pada sisi tekanan tinggi, bila tekanan siklus Refrigerant terlalu
berlebihan, baik terlalu tinggi (27 kg/cm2) maupun terlalu rendah (2,1
kg/cm2) maka secara otomatis akan menyetop Switch sehingga
Magnetic Clutch menjadi Off.
Kondisi tekanan yang tidak normal ini akan menyebabkan terjadinya
kerusakan pada berbagai komponen yang lain.
Letak Pressure Switch ada diantara Receifer dan Expansion Valve
(lihat gambar dibawah)

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 23


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Gambar: Letak Pressure switch

Tipe Pressure Switch ini ada dua macam yaitu:

Tipe dual, yang meng gunakan


satu Switch untuk dua keadaan
yaitu terlalu tinggi atau terlalu
rendah

Tipe single, dengan Switch


terpisah.

Gambar tipe dual


b. Alat Pencegah Pembekuan (Anti Frosting Devices)
Untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan yang disebabkan
pembekuan air yang ada di fin pada Evaporator yang terlalu dingin <
0oC, dapat dipasangkan peralatan ini yang terdiri atas dua jenis, yaitu:

Tipe Thermistor
Yang dipasangkan pada fin Evaporator, dan bekerja
berdasarkan sinyal Thermistor yang mengontrol temperatur fin.
Bila temperatur fin menurun < 0oC, maka Magnetic Clutch akan
mati dan kompresor akan berhenti berputar.

Tipe EPR (Evaporator


Pressure Regulator)

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 24


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

di pasangkan diantara Eva


porator dan kompresor, (lihat
gambar) Tipe ini mengatur
jumlah Refrigerant yang
mengalir dari evapo rator ke
kompresor, dan menjaga agar
tekanannya tidak kurang dari
1,9 kg/cm2, sehingga akan
menjaga temperatur fin eva
porator tidak turun < 0oC.

c. Stabilizer Putaran Mesin

Peralatan ini berfungsi


untuk menstabilkan putaran
mesin melalui sensor
pendeteksi RPM mesin
yang dipasangkan pada
arus primer Ignition Coil
sehingga putaran Idle
mesin menjadi lebih baik
dan tidak mudah mati.
Prinsip kerja dari mekanis peralatan ini adalah ketika RPM mesin drop
hingga mencapai batas minimum, akan menghentikan magnetic
clutch, sehingga kompresor berhenti bekerja dan RPM mesin akan
normal kembali.

d. Peralatan Idle Up
Digunakan untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi Idle dan AC
dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini mesin akan menjadi sangat berat
karena harus mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan
sering mati dan kenyamanan berkendaraan akan menjadi terganggu.
Alat ini penggunaannya tergantung dari tipe dan jenis bahan bakarnya.

Untuk jenis mobil konvensional (menggunakan karburator)


di gunakan Vacuum
Switching Valve (VSV)
serta sebuah Actuator
untuk membuka
Throttle, sehingga
putaran mesin akan
meningkat pada
putaran idle dan AC
dalam keadaan hidup.
(Lihat gambar)

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 25


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Untuk mobil EFI, digunakan VSV yang dilengkapi diapraghma


yang menyebabkan udara akan melalui surge tank, dan ECU
akan
menginjeksikan
sejumlah tambahan
bahan bakar sesuai
dengan udara bypass,
sehingga idling mesin
akan meningkat.

e. Sistem Pelindung Tali Penggerak Kompressor


Alat ini digunakan untuk melindungi tali penggerak kompresor, yaitu
pada saat kompresor mengalami kemacetan. Bila hal ini terjadi maka
magnetic clutch dan VSV idle up akan off secara otomatis dan
indikator lampu AC akan berkedip untuk memberitahukan kerusakan
yang terjadi pada sistem pendingin.

Alur kerja sistem pelindung tali penggerak kompresor

Letak dan prinsip kerja


pelindung tali penggerak
kompresor.

f. Sistem Kontrol Kompressor Dua Tingkat (Mode Ekonomi)


AC tipe airmix, dengan kompresor
berputar pada beban penuh yang
temperaturnya mencapai batas
limit hingga terjadi pembekuan
pada fin evaporator (3oC), hal ini
akan banyak menyerap tenaga
mesin. Dengan menggunakan
peralatan ini dan diset pada switch
ekonomi akan menghemat banyak
pemakaian karena kompresor akan

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 26


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

off pada 10oC temperatur fin bukan


3oC seperti pada keadaan normal.

g. Magnetic Valve

Terletak antara Receifer dan Expansion Valve dan dipakai pada sistem
pendingin tipe dual. Pengontrol temperatur ini bekerja dengan cara
membuka dan menutup Magnetic Valve yang secara paralel akan
bekerja membuka dan menutup siklus pendingin.

2. Letak Komponen Utama Dan Perlengkapan Tambahan AC Mobil

Letak komponen pada AC mobil sangat bergantung dari jenis mobilnya,


namun demikian perbedaan letak ini tidaklah mempengaruhi urutan dari
komponen tersebut, contoh gambar dibawah menunjukkan letak masing-
masing komponen baik utama maupun tambahan pada mobil jenis sedan
maupun minibus yang memiliki ruang mesin dibagian depan.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 27


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

3. Siklus Pendinginan AC Mobil

Siklus Pendinginan Air Conditioners merupakan suatu rangkaian yang


tertutup. Siklus pendinginan yang terjadi dapat digambarkan sebagai
berikut:

a. Kompresor berputar menekan gas Refrigerant dari Evaporator yang


bertemparatur tinggi, dengan bertambahnya tekanan maka
temperaturnya juga semakin meningkat, hal ini diperlukan untuk
mempermudah pelepasan panas refrigerant
b. Gas Refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk
kedalam kondenser. Di dalam kondenser ini panas Refrigerant
dilepaskan dan terjadilah pengembunan sehingga Refrigerant berubah
dari bentuk gas menjadi cair
c. Cairan Refrigerant diatampung oleh Receifer untuk disaring sampai
Evaporator membutuhkan Refrigerant
d. Expansion Valve memancarkan Refrigerant cair ini sehingga berbentuk
kabut dan cairan yang bertemperatur rendah dan bertekanan rendah
e. Gas Refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir kedalam
Evaporator untuk mendinginkan udara yang mengalir melalui sela-sela
fin Evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin yang akan
ditekan oleh BLower keruang kendaraan
f. Gas Refrigerant kembali kekompresor untuk dicairkan kembali di
kondenser.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 28


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

4. Manifold Gauge

Manipol pengukur adalah alat yang berfungsi selain untuk


mengosongkan/mengisi Refrigerant juga sebagai alat untuk
mengidentifikasi gangguan. Konstruksi yang istimewa dari alat ini harus
dipelajari secara seksama agar penggunaannya menjadi optimal dan
terhindar dari kesalahan pemakaian. Penjelasan berikut menggunakan
manipol pengukur model keran seperti pada gambar dibawah dengan 4
nipel penghubung (ada yang hanya menggunakan 3 niple penghubung,
yang perbedaannya pada niple no 4 tidak ada)

a. Kondisi Hubungan Saluran Manifold Gauge


1) Keran Katup Tekanan Rendah Terbuka Dan Keran Katup
Tekanan Tinggi Menutup

Dalam kondisi ini:


Niple 2,3,4 dan pengukur tekanan
rendah saling berhubungan.
Niple 1 hanya terhubung dengan
pengukur tekanan tinggi.

2) Keran Katup Tekanan Rendah Tertutup Dan Keran Katup


Tekanan Tinggi Membuka

Dalam kondisi ini:


Niple 1,2,4 dan pengukur tekanan
tinggi saling berhubungan.
Niple 3 hanya terhubung dengan
pengukur tekanan rendah.

3) Kedua Keran Katup Terbuka

Dalam Kondisi ini:


Semua niple penghubung dan
pengukur saling berhubungan.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 29


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

4) Kedua Keran Katup Tertutup

Dalam kondisi ini:


Niple 1 berhubungan dengan
pengukur tekanan tinggi.

Niple 3 berhubungan dengan


pengukur tekanan rendah.

5. Mengisi Refrigerant Pada Sistem AC Mobil


a. Mengenal Refrigerant (Zat Pendingin)
Refrigerant atau zat pendingin mempunyai kemampuan menyerap
panas dalam jumlah yang besar dan pada proses itu disertai dengan
perubahan wujud yaitu
dari cair menjadi gas. Zat
pendingin yang sering digunakan
pada sistem AC mobil adalah R 12
atau juga dikenal dengan CFC 12
(Fluorinated Hydrocarbon). Kele
bihan zat pendingin ini antara lain:
R 12
mendidih pada–29,8oC dalam tekanan
atmosfir
Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah
Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam
dapat larut bila dicampur dengan minyak
kurang bereaksi terhadap karet
tidak berwarna dan tidak berbau
Kekurangannya adalah dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon
pada atmosfir bumi yang menjaga terjadinya radiasi sinar ultra
Violet dari matahari dan menimbulkan efek rumah kaca.

Refrigerant (Zat Pendingin) lain


yang sekarang banyak dijumpai
dan lebih ramah terhadap ozon
serta memiliki efektifitas
pendinginan lebih baik adalah HFC
134a.
Refrigerant yang dipakai
sebagai alternatif pengganti lainnya
adalah:

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 30


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

ternary blend yang merupakan campuran dari zat pendingin yang


berbeda seperti: HCF22,HFC152a dan HCFC134a dan yang sudah
sangat kita kenal yaitu gas alam cair (LPG) meskipun zat ini sangat
mudah terbakar, sehingga pada beberapa negara tertentu
penggunaan LPG ini tidak diijinkan lagi.

b. Mengenal Pelumas Kompressor

Pelumas kompresor diperlukan untuk melumasi bantalan-bantalan serta


bidang permukaan yang saling bergesekan. Oleh karena pelumas pada
kompresor ikut bersirkulasi dengan Refrigerant, maka dibutuhkan oli
khusus untuk kompresor.

Salah satu contoh oli


khusus untuk kompresor

Oli kompresor terdiri dari berbagai tingkatan dan jenis yang diolah
sedemikian rupa sehingga menghindari timbulnya busa dan belerang.
Selain itu oli kompresor sangat bergantung dengan jenis refrigerant
yang digunakan dan secara spesifik dapat diuraikan:

untuk Refrigerant R12: digunakan pelumas mineral


untuk CFC 134a: digunakan PAG (Poly Alkylene Glycol ) atau
pelumas Ester.

Jumlah oli kompresor baik dalam keadaan kosong maupun sebagai


tambahan karena penggantian komponen.

kosong (pemasangan baru)..... 100 cc


ganti receifer.......................... 20 cc
ganti condenser ..................... 40–50 cc
ganti evaporator .................... 40–50 cc

c. Cara Mengisi Refrigerant


Sebelum mengisi Refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan
kosong, tidak ada udara ataupun uap air yang tersisa didalamnya.
Untuk mengosongkan sistem rangkaian ini lakukanlah langkah
pengosongan dengan menggunakan alat Vacuum pump.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 31


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Prosedur Pengosongan
Tutup kedua katup Manifold Gauge.
pasang Manifold Gauge ke kompresor dengan selang merah ke
nipel tekanan tinggi dan selang biru ke nipel tekanan rendah serta
selang hijau ke pompa Vakum.
(lihat gambar)

Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan pompa vakum.


Bacalah ukuran pada vakum gauge, hingga menunjukkan angka-
600 mmHg (23,62 inHg; 80 kPa)
Bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum bekerja dari dua
sisi untuk lebih mengefisienkan kerja pompa vakum.
Baca kembali ukuran pada vakum gauge dan pastikan sistem telah
bersih dari udara maupun uap air dengan angka penunjuk berada
pada angka 750 mmHg (29,53 in Hg; 99,98 kPa)
Biarkan pompa vakum tetap hidup kurang lebih selama 30 menit.
Tutup kedua katup manifold sebelum mematikan pompa vakum.
Tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka penunjuk meteran.
Bila terjadi penurunan maka berarti dalam sistem rangkaian masih
terjadi kebocoran.
Cari kebocoran dengan alat deteksi kebocoran sampai ditemukan
dan perbaiki.

Pengisian Refrigerant
Sebelum memulai pengisian Refrigerant pastikan langkah-langkah
berikut sudah dilakukan:
Rangkaian sistem masih terpasang dengan benar
Selang masih terpasang dengan Manifold Gauge warna merah ke
nipel tekanan tinggi, warna biru ke nipel tekanan rendah dan warna
hijau ke tangki refrigerant atau alat pengisi
Refrigerant yang akan digunakan tersedia dengan cukup
singkirkan alat-alat yang masih ada di sekitar mesin untuk
menghindari terjadinya kecelakaan

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 32


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Langkah pengisian
Pemasangan selang pada tabung
Refrigerant
o Sebelum memasang selang,
putarlah handle berlawanan
arah jarum jam sampai jarum
katupnya tertarik penuh
o Putarlah disc berlawanan arah
jarum jam, sampai posisi habis
o Hubungan selang warna hijau
ke tabung Refrigerant
o Putarlah disch searah jarum
jam dengan tangan
o Putarlah Handle searah jarum jam untuk membuat lubang, dan
putarlah kembali berlawanan arah jarum jam agar gas dapat
mengalir ke selang
o Tekanlah niple no 4 pada Manifold Gauge dengan jari tangan
sampai udara keluar dari selang tengah
o Bila udara sudah keluar (ditandai dengan keluarnya Refrigerant)
tutuplah niple no 4 dengan tutup niple.

Pemeriksaan kebocoran awal


o Bukalah keran katup tekanan tinggi pada Manifold Gauge agar
gas masuk kedalam sistem. (tabung menghadap keatas)
o Bila pengukur tekanan rendah sudah menunjukkan 1 kg/cm2 (14
psi; 98 kPa) tutup keran manifold tekanan tinggi
o Periksalah kebocoran pada sistem dengan menggunakan detektor

Pengisian Refrigerant dalam bentuk cair


o Balikkanlah tabung refrigerant
menghadap kebawah agar isi
refrigerant yang keluar dalam
bentuk cair
o Buka katup tekanan tinggi
o Periksalah kaca pengintai
sampai aliran refrigerant
berhenti mengalir dan tutuplah
keran
o Amati kedua pengukur,
tekanan tinggi maupun
tekanan rendah. Keduanya
harus menunjukkan tekanan
yang sama

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 33


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Pengisian Lanjutan
o Baliklah tabung refrigerant
menghadap keatas agar isi
refrigerant keluar dalam
bentuk gas
o Hidupkan mesin dan biarkan
beberapa menit untuk
pemanasan
o Hidupkan switch AC, dan
amati pengukur tekanan
manifold gauge tanda merah
harus terlihat pada tekanan
tinggi dan tanda biru pada
tekanan rendah tetapi tidak
vakum
o Buka sedikit demi sedikit katup
manifold gauge warna biru.
(besar kecilnya pembukaan
akan mempengaruhi jumlah
refrigerant yang mengalir
dalam sistem
o Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung menjadi semakin
sedikit dan lembut menunjukkan bahwa pengisian sudah cukup
o Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur tekanan rendah
1,5–2,0 kg/cm2 dan tekanan tinggi 14,5–15 kg/cm2

6. Penjelasan Cara Kerja Rangkaian Kelistrikan Pada Sistem AC

C. Rangkuman
1. Peralatan Tambahan Yang Terdapat Pada Rangkaian Sistem AC Mobil
a. Pressure Switch
b. Alat Pencegah Pembekuan (Anti Frosting Devices)
c. Stabilizer putaran mesin
d. Peralatan idle up
e. Sistem pelindung tali penggerak kompressor
f. Sistem kontrol kompressor dua tingkat (mode ekonomi)
g. Magnetic valve

2. Letak Komponen Utama Dan Perlengkapan Tambahan AC Mobil


Contoh untuk mobil dengan mesin berada didepan

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 34


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

3. Siklus Pendinginan AC Mobil


Siklus pendingin pada sistem air condition mobil pada hakekatnya merupakan suatu
sistem dengan rangkaian tertutup. Diawali dengan pergerakan refrigerant oleh tekanan
compressor dalam bentuk gas menuju ke condenser, dicondenser ini refrigerant berubah
wujud menjadi cair yang terus bergerak menuju Receifer/Dryer. Disini refrigerant
ditampung dan disaring kemudian diteruskan menuju ke expansion valve yang berfungsi
menyemprotkan ke evaporator. Di evaporator refrigrerant diubah lagi wujudnya menjadi
gas agar dapat menyerap panas dari udara yang ditiupkan blower (terjadi penurunan
temperatur di kabin mobi), kemudian gas refrigerant kembali menuju ke compressor.

4. Manifold Gauge
Selain sebagai alat pengisi manifold gauge ini juga berfungsi sebagai pengukur dan
terutama untuk menentukan kesalahan yang terjadi pada sistem pendingin.
Gambar skema hubungan niple penghubung dengan pengukur.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 35


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

5. Mengisi Refrigerant pada sistem AC Mobil


Sebelum pengisian dilaksanakan, perlu mengenal hal-hal sebagai berikut:
c. Mengenal zat refrigerant yang ramah lingkungan.
R 12, R 134a, R 22, Gas LPG dlsb.
d. Mengenal Pelumas khusus untuk AC.
Pelumas mineral untuk R12
Pelumas PAG atau ester untuk R 134a.
e. Pengisian Refrigerant.
 Pemasangan manifold gauge
 Penggunaan pompa vacuum
 Pengisisan awal (cair)
 Pengisisan lanjut (Gas)

d. Tugas
1. Pelajari peralatan tambahan pada sistem AC Mobil.
2. Lakukanlah observasi letak komponen AC pada berbagai mobil.
3. Hafalkan fungsi dan cara kerja Manifold Gauge.
4. Praktekkan cara mengisi refrigerant dengan urutan yang benar.
5. Lakukanlah test kebocoran dengan ketiga cara bila peralatan
memungkinkan.

e. Test Formatif
1. Sebutkan nama-nama dan kegunaan peralatan tambahan pada AC mobil
2. Buatlah gambar skema letak komponen baik Utama maupun tambahan
pada AC Mobil
3. Jelaskan Proses Sirkulasi sistem Pendingin AC pada Mobil
4. Jelaskan cara menggunakan manifold Gauge
5. Jelaskan cara pengisian Refrigerant pada sistem AC Mobil
6. Jelaskan cara pemeriksaan test kebocoran pada sistem AC Mobil

f. Kunci Jawaban

1. Jawab: peralatan tambahan yang terdapat pada rangkaian sistem AC


mobil dan fungsinya
a. Pressure Switch
Fungsinya untuk mengontrol tekanan pada sisi tekanan tinggi. Apabila
pada sisi tekanan tinggi terjadi tekanan berlebih atau terlalu rendah, maka

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 36


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

secara otomatis akan menyetop switch sehingga magnetic clutch menjadi


off.

b. Alat Pencegah Pembekuan (Anti Frosting Devices)


Fungsinya untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan yang
disebabkan pembekuan air yang ada di fin pada evaporator yang terlalu
dingin < 0oC,

c. Stabilizer putaran mesin


Berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi
RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition coil sehingga
putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati.

d. Peralatan Idle Up
Berfungsi untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi idle dan AC
dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini mesin akan menjadi sangat berat
karena harus mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan sering
mati dan kenyamanan berkendaraan akan menjadi terganggu. Alat ini
penggunaannya tergantung dari tipe dan jenis bahan bakarnya.

e. Sistem Pelindung Tali Penggerak Kompressor


Berfungsi melindungi tali penggerak kompresor, yaitu pada saat
kompresor mengalami kemacetan. Bila hal ini terjadi maka magnetic
clutch dan VSV idle up akan off secara otomatis dan indikator lampu AC
akan berkedip untuk memberitahukan kerusakan yang terjadi pada sistem
pendingin.

f. Sistem Kontrol Kompressor Dua Tingkat (Mode Ekonomi)


AC tipe airmix, dengan kompresor berputar pada beban penuh yang
temperaturnya mencapai batas limit hingga terjadi pembekuan pada fin
evaporator (3oC), hal ini akan banyak menyerap tenaga mesin. Dengan
menggunakan peralatan ini dan diset pada switch ekonomi akan
menghemat banyak pemakaian karena kompresor akan off pada 10 oC
temperatur fin bukan 3oC seperti pada keadaan normal.
g. Magnetic Valve
Fungsinya untuk mengontrol temperatur yang letaknya antara receifer dan
expansion valve dan dipakai pada sistem pendingin tipe dual. sistem
bekerjanya dengan cara membuka dan menutup magnetic valve yang
secara paralel akan bekerja membuka dan menutup siklus pendingin.

2. Jawab: letak komponen utama dan perlengkapan tambahan AC Mobil


Contoh untuk mobil dengan mesin berada didepan

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 37


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

3. Jawab: siklus Pendinginan pada AC Mobil


Siklus pendingin pada sistem air condition mobil pada hakekatnya merupakan
suatu sistem dengan rangkaian tertutup. Diawali dengan pergerakan refrigerant
oleh tekanan compressor dalam bentuk gas menuju ke condenser, dicondenser
ini refrigerant berubah wujud menjadi cair yang terus bergerak menuju
Receifer/Dryer. Disini refrigerant ditampung dan disaring kemudian diteruskan
menuju ke expansion valve yang berfungsi menyemprotkan ke evaporator. Di
evaporator refrigrerant diubah lagi wujudnya menjadi gas agar dapat menyerap
panas dari udara yang ditiupkan blower (terjadi penurunan temperatur di kabin
mobil), kemudian gas refrigerant kembali menuju ke compressor.

4. Jawab: Fungsi Dan Cara Kerja Manifold Gauge


Selain sebagai alat pengisi, manifold gauge ini juga berfungsi sebagai
pengukur dan terutama untuk menentukan kesalahan yang terjadi pada sistem
pendingin.

Gambar skema hubungan niple penghubung dengan pengukur.

4 4

3 2 1 3 2 1

Keran katup tekanan Keran katup tekanan


Rendah terbuka Tinggi terbuka

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 38


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

4 4

3 2 1 3 2 1

Kedua keran terbuka Kedua keran tertutup

5. Jawab: Cara mengisi Refrigerant pada sistem AC Mobil


Sebelum pengisian dilaksanakan, perlu mengenal hal-hal sebagai berikut:
a. Mengenal zat refrigerant yang ramah lingkungan
R 12, R 134a, R 22, Gas LPG dlsb.
b. Mengenal Pelumas khusus untuk AC
Pelumas mineral untuk R12
Pelumas PAG atau ester untuk R 134a.
c. Pengisian Refrigerant.
o Pemasangan manifold gauge
o Penggunaan pompa vacuum
o Pengisisan awal (cair)
o Pengisisan lanjut (Gas)

6. Jawab: Beberapa prosedur pemeriksaan kebocoran yaitu


a. Untuk kebocoran yang cukup besar bisa dilakukan menggunakan larutan air
sabun
b. Untuk kebocoran yang baru dirasakan kurang dingin dapat menggunakan
alat deteksi kebocoran Halide torch atau kompor nyala api
c. Untuk tingkat kebocoran yang lebih kecil lagi dapat menggunakan detektor
electronik

7. Jawab: Uji kemampuan AC dilakukan dengan


a. Mengukur temperatur pada kedua sisi wet dan dry bulb pada inlet dan
outlet evaporator
b. Menghitung kelembaban relatif dengan menggunakan grafik 1
c. Membaca perbedaan temperatur anatara inlet dan outlet dengan
menggunakan grafik 2

g. Lembar Kerja
Tujuan:
Peserta diklat mengenal bahan ajar yang sesungguhnya yang digunakan didalam
mobil.

Peralatan:
1. Kunci Ring/pas set

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 39


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

2. Obeng +/-
3. Alat-alat khusus (Spesial Service Tool) untuk AC
4. Tang kombinasi
5. Palu Plastik
6. Manifold Gauge
7. Refrigerant R 12
8. Refrigerant R 134a
9. Pompa Vacuum
10. Kain lap
11. Meja Kerja

Bahan:
1. Alat-alat tambahan dalam sistem AC
2. Manifold Gauge
3. Mobil berAC

Keselamatan Kerja:
1. Letakkan alat dan bahan yang dipergunakan pada meja kerja
2. Hati-hati terhadap zat/gas refrigerant
3. Hati-hati terhadap ceceran oli
4. Gunakan alat-alat keselamatan kerja yang seharusnya dipakai
5. Ikuti petunjuk yang diberikan oleh guru/instruktur dalam melaksanakan
pekerjaan

Langkah Kerja:
1. Persiapkan alat dan bahan praktik dan letakkan pada posisi yang aman
2. Gunakan alat ukur dengan semestinya sesuai dengan standar operasional
prosedur industri
3. Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh guru
4. Buatlah laporan praktek secara ringkas dan serahkan kepada Guru/Instruktur
untuk diperiksa
5. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat
semula
6. Bersihkan tempat kerja

Kegiatan Belajar 3. Servis/Repair AC Mobil

a. Tujuan Kegiatan Belajar


1) Peserta diklat dapat menyebutkan ciri-ciri siklus pendingin yang tidak
normal, penyebab dan pemecahannya.
2) Peserta diklat dapat membongkar, memperbaiki/mengganti kerusakan dan
memasang kembali komponen.
3) Peserta diklat dapat mengetest kemungkinan kebocoran yang terjadi pada
rangkaian sistem AC.
4) Peserta diklat dapat menguji kemampuan sistem AC.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 40


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

b. Uraian Materi

1) Ciri-ciri siklus pendingin tidak normal, penyebab dan pemecahannya

1. Refrigerant kurang
Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut:
Udara yang keluar dari sistem pendingin tidak terlalu dingin
Pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung
Pemeriksaan pada manifold gauge:
pengukur tekanan rendah: 0,8 kg/cm2
(11 psi, 78 kPa)
Pengukur tekanan tinggi: 8-0 kg/cm2
(114 psi, 882 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:
terdapat kebocoran pada siklus Pendinginan.

Pemecahannya:
Periksa kebocoran dengan menggunakan detektor kebocoran
dan perbaiki.

2. Pengisian Refrigerant Berlebihan

Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut:


pendinginan tidak maksimum
Pemeriksaan pada Manifold Gauge :
Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2
(36 psi, 245 kPa)
Pengukur tekanan tinggi: 20 kg/cm2
(248 psi, 1.961 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:
Dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan
Kondenser tidak bekerja dengan baik
Kopling fluida kipas radiator slip
Tali kipas kompresor kendor

Pemecahannya:
Kurangi jumlah refrigerant
Bersihkan kondenser
Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak ganti
Stel tali kipas

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 41


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

3. Terdapat Udara Didalam Siklus

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:


AC tidak terlalu dingin
Pemeriksaan pada Manifold Gauge:
Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2
(36 psi, 245 kPa)
Pengukur tekanan tinggi: 23 kg/cm2
(327 psi, 2.256 kPa)

kemungkinan penyebabnya:
Ada udara didalam siklus pendingin

Pemecahannya:
Periksa kotoran oli dan jumlahnya
Bila oli berwarna hitam (kotor), bersihkan dengan minyak tanah dan
semprot dengan kompresor angin
lakukan penyedotan kevakuman kembali
Ganti receifer

4. Terdapat Uap Air Didalam Siklus

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:


Kadang dingin kadang tidak
Pemeriksaan pada Manifold Gauge:
Pengukur tekanan rendah: 50 cmHg (1,5 kg/cm2)
Pengukur tekanan tinggi: 7=15 kg/cm2

Kemungkinan penyebabnya:
Pada Expansion Valve terjadi penyumbatan oleh gumpalan es

Pemecahannya:
Ganti Receifer/Dryer
lakukan pemompaan kevakuman, untuk membuang uap air
perhatikan jumlah Refrigerant yang sesuai dalam pengisian

5. Refrigerant Tidak Bersirkulasi

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:


AC tidak dingin
Pemeriksaan pada Manifold Gauge:
Pengukur tekanan rendah: 76 cmHg
(angat rendah)
Pengukur tekanan tinggi: 6 kg/cm2
(85 psi/588 kPa)

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 42


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Kemungkinan penyebabnya:
Pada Expansion Valve terjadi penyumbatan

Pemecahannya:
Lepas Expansion Valve, bersihkan dan tes. Bila sudah rusak ganti
Ganti Receifer/Dryer
perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian

6. Ekspansion Valve Tidak Bekerja Dengan Baik

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:


AC kurang dingin
Pemeriksaan pada Manifold Gauge:
Pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm2
(36 psi/245 kPa)
Pengukur tekanan tinggi: 19-20 kg/cm2
(70–264 psi/1.863–1.961 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:
Expansion Valve rusak atau pemasangan Heat Sensitizing salah
Penyetelan aliran tidak baik
pada Evaporator terlalu banyak Refrigerant dalam bentuk cair

Pemecahannya:
Periksa pemasangan Heat Sensitizing
Periksa Expansion Valve, bila rusak ganti

7. Tidak ada kompresi pada kompresor. Pada kondisi ini terlihat gejala
sebagai berikut:

AC tidak dingin

Pemeriksaan pada Manifold Gauge:


Pengukur tekanan rendah : terlalu tinggi
Pengukur tekanan tinggi : terlalu rendah

Kemungkinan penyebabnya:
Kompresor rusak

katup kompresor rusak

Pemecahannya:

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 43


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Bongkar dan perbaiki kompresor


Ganti kompresor dengan type dan kapasitas yang sama

2) Membongkar, Memperbaiki/Mengganti Kerusakan Dan Memasang


Kembali Komponen

Pekerjaan ini memerlukan urutan langkah yang benar serta ketelitian, untuk
mempermudah pemahaman siswa pekerjaan ini akan disajikan dalam
bentuk lembar kerja yang dilengkapi dengan gambar-gambar penjelas.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk penggantian dan atau perbaikan
komponen yang mengalami gangguan atau kerusakan, dan seluruh tahapan
latihan pekerjaan ini benar-benar harus dialami oleh siswa, agar
ketercapaian kompetence
Dari modul dapat terlaksana.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 44


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Kompetensi: Memelihara/Servis Sistem AC


Bongkar pasang:

MAGNETIC CLUTH
(SWASH PLATE & THROUGH VANE)
Tujuan:
Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran, penggantian komponen yang rusak dan
melakukan pemasangan kembali dengan prosedur yang benar magnetic clutch jenis swash
plate dan Through Vane.

Peralatan:
1. Treker kaki tiga
2. Tang buka dan tang tutup
3. Kunci momen
4. Dial indikator dan landasan bermagnet
5. Feeler Gauge

Bahan:
Compresor tipe swash plate dan through vane.

Keselamatan Kerja:
1. Perhatikan urutan kerja sesuai standard operasional prosedur
2. Kerjakan di Meja kerja
3. Hati-hati terhadap ceceran oli
5. Gunakan oli standard. (Sesuai petunjuk pabrik)
6. Gunakan alat-alat keselamatan kerja
7. Hati-hati terhadap cairan/gas Refrigerant

Langkah Kerja:
Sebelum membongkar Compressor, lakukan dahulu:

Langkah Melepas Compressor dari Engine.


1. Hidupkan mesin +/- 10 menit dalam keadaan Idle dan AC “ON”
2. Matikan AC, matikan Mesin
3. Lepaskan kabel negatif Batery
4. Lepaskan Conektor untuk magnetic clutch dan temperatur Switch
5. Keluarkan Refrigerant. (Hati-hati terhadap cairan/gas Refrigerant, sebaiknya pakai
alat-alat keselamatan kerja)
6. Lepas selang yang menghubungkan Compressor
7. Lepas Compressor

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 49


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Membongkar
1. Melepas Pressure Plate:
a. Lepas baut poros (guna kan Spesial servis
tool dan kunci Sock)

b. Pasang SST (lihat gambar) ke Pressure


Plate

c. Lepaskan Pressure Plate:


untuk Tipe Swash Plate

d. Melepas Pressure Plate untuk Tipe


Through Vane

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 50


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

e. Lepaskan Shim

2. Melepas Rotor
a. Lepaskan Snap Ring
(menggunakan tang tutup)

b. Keluarkan rotor
(Gunakan palu plastik)

3. Melepas Stator:
a. Lepas kabel Stator
dari rumah Compressor
(Tipe Swash Plate)

Lepas kabel Stator


dari rumah Compressor
(Tipe Through vane)

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 51


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

b. Lepaskan Snap Ring

c. Lepaskan Stator

Memasang

3. Pasang Stator
a. Pasang stator

b. Pasang Snap Ring

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 52


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

c. Sambungkan kabel stator.


(Tipe Swash Plate)

Sambungkan kabel stator.


(Tipe Through Vane)

4. Pasang Rotor
a. Pasang rotor pada poros
Compressor
b. Gunakan Snap Ring baru

5. Pasang Pressure Plate


a. Pasang Shim

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 53


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

b. Pasang baut poros


(Tipe Swash Plate)

Pasang baut poros


(Tipe Through Vane)

6. Ukur Celah Magnetic Clutch.


Tipe Swash Plate
Gunakan Feeler Gauge

Tipe Through Vane


a. pasang Dial Gauge pada
Pressure Plate
b. hubungkan kabel
Magnetic Clutch ke
batery+(lihat gam- bar).
c. Periksa antara Pressure
Plate dan rotor kemudian
hubungkan terminal
negatif batery

Kompetensi : Memelihara/Servis Sistem AC


Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 54
Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Bongkar pasang:

COMPRESSOR
(TIPE SWASH PLATE)

Tujuan:
Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran, penggantian komponen yang rusak dan
melakukan pemasangan kembali dengan prosedur yang benar compresor jenis swash
plate.

Peralatan:
1. Treker kaki tiga
2. Tang buka dan tang tutup
3. Kunci set pas dan ring
4. Pelepas dan penekan seal
5. Penahan seal
6. Kunci Momen
7. Palu Plastik.

Bahan: Compresor tipe swash plate.

Keselamatan Kerja:
1. Perhatikan urutan kerja sesuai standard operasional prosedur
2. Kerjakan di Meja kerja
3. Hati-hati terhadap ceceran oli
4. Gunakan oli standard (Sesuai petunjuk pabrik).
5. Gunakan alat-alat keselamatan kerja
6. Hati-hati terhadap cairan/gas refrigerant.

Langkah Kerja:
Sebelum membongkar compressor, lakukan dahulu:

Langkah Melepas Compressor dari Engine.


1. Hidupkan mesin +/- 10 menit dalam keadaan idle dan AC “ON”.
2. Matikan AC, matikan Mesin.
3. Lepaskan kabel negatif Batery.
4. Lepaskan Conektor untuk Magnetic Clutch dan temperatur Switch

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 55


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

5. Keluarkan Refrigerant. (Hati-hati terhadap cairan/gas Refrigerant, sebaiknya


pakai alat-alat keselamatan kerja)
6. Lepas selang yang menghubungkan Compressor
7. Lepas Compressor.

Membongkar

1. Melepas Servis Valve


a. Lepas baut Servis Plate
b. Lepas Seal Ring (ganti)

2. Mengukur oli
Ukur oli yang ada didalam Compressor
sebagai patokan pengsisian oli baru.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 56


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

3. Melepas Tutup depan


Lepas baut pengunci tutup depan
dengan menggunakan obeng ketok
+

a. Lepas tutup rumahnya gunakan


obeng (-) hati-hati jangan sampai
melukai seal maupun rumah
compressor.

4. Melepas plat katup depan


a. Lepaskan pin dari tutup depan

b. Lepas pelat katup

5. Melepas gasket

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 57


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

6. Melepas seal poros


a. Lepas snap ring.

b. Dengan menggunakan busing (SST)


dorong seal poros keluar.

Memasang

1. Pemasangan seal
a. Atur seal poros tepat ditengah

b. Dorong seal dengan busing

c. Pasang snap ring

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 58


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

2. Pemasangan pelat rumah depan


a. Pasang pin (2 buah)
b. Lumasi O ring dengan oli
c. Pasang katup isap depan melalui
pin pada bagian depan silinder.

d. Pasang pelat depan bersama sama dengan


katup penyalur melalui pin pada silinder
depan.

e. Lumasi gasket dengan oli, dan pasang


pada silinder depan.

3. pemasangan dudukan center


Pasang dudukan center pada poros
(SST).

4. pemasangan tutup depan.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 59


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

5. pengerasan baut-baut.

6. Pengisian Oli.
(Jumlah oli harus sama dengan oli yang
terbuang saat pem bongkaran).
Gunakan Oli yang standard.

7. Pemasangan katup servis

a. Lumasi dulu dengan oli.


b. Pasang katup servis pada
compressor dan keraskan
bautnya.
Momen kekencangan:
250 kg-cm.

8. Pengukuran Momen Putar Poros


Momen: 50 kg-cm.

Kompetensi: Memelihara/Servis Sistem AC


Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 60
Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Bongkar pasang:

COMPRESSOR
(TIPE THROUGH VANE)
Tujuan:
Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran, penggantian komponen yang rusak dan
melakukan pemasangan kembali dengan prosedur yang benar compresor Tipe Through
Vane.

Peralatan:
1. Treker kaki tiga
2. Tang buka dan tang tutup
3. Kunci set pas dan ring
4. Pelepas dan penekan seal
5. Penahan seal
6. Kunci Momen
7. Palu Plastik.

Bahan: Compresor tipe Through Vane.

Keselamatan Kerja:
1. Perhatikan urutan kerja sesuai standard operasional prosedur.
2. Kerjakan di Meja kerja.
3. Hati-hati terhadap ceceran oli.
4. Gunakan oli standard. (Sesuai petunjuk pabrik)
5. Gunakan alat-alat keselamatan kerja
6. Hati-hati terhadap cairan/gas refrigerant

Langkah Kerja:
Sebelum membongkar Compressor, lakukan dahulu:

Langkah Melepas Compressor dari Engine.


1. Hidupkan mesin +/- 10 menit dalam keadaan idle dan AC “ON”
2. Matikan AC, matikan Mesin
3. Lepaskan kabel negatif Batery
4. Lepaskan conektor untuk magnetic clutch dan temperatur switch
5. Keluarkan Refrigerant. (Hati-hati terhadap cairan/gas refrigerant, sebaiknya pakai
alat-alat keselamatan kerja)
6. Lepas selang yang menghubungkan compressor
7. Lepas compressor.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 61


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Membongkar

1. Lepas katup servis pengisap.


2. Lepas katup servis penyalur.

3. Mengukur oli :
Ukur oli yang ada didalam Compressor
sebagai patokan pengsisian oli baru.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 62


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

4. Melepas pelat katup depan.


a. Lepas bautnya.
b. Lepas tutup depan.
c. Lepas tutup belakang.

5. Melepas pin dan gasket.

6. Melepas seal poros.

Memasang
1. Pasang seal poros baru
a. Pasang Gasket baru
b. Pasang tutup rumah.
Pemasangan baut-baut pe-ngikat.

2. Pemasangan Kompresor
pada Bracket.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 63


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

3. Pengerasan baut pengikat


Momen pengencangan:
250 kg-cm.

4. Pengisian oli
(Jumlah oli sama dengan oli yang
terbuang saat pem bongkaran
ditambah 20 cc).
Gunakan Oli yang standard.

5. Pemasangan katup isap dan penyalur


a. Lumasi O ring dengan oli kemudian
pasang pada tempatnya.

b. Pasang katup servis (gunakan


center dan kunci momen)
kemudian keraskan baut-
bautnya.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 64


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

3) Test Kebocoran Pada Sistem AC Mobil

Siklus pendingin AC merupakan suatu rangkaian tertutup, oleh sebab itu


kebocoran sekecil apapun akan dapat mengurangi kinerja dari sistem
tersebut. Pengetesan kebocoran paska pengisian merupakan prosedur
yang sangat lazim dilakukan untuk memberikan pelayanan yang optimal
bagi pelanggan.

Ada beberapa prosedur pemeriksaan kebocoran yaitu:


a) Untuk kebocoran yang cukup besar bisa dilakukan menggunakan
larutan air sabun, yaitu dengan memberi air sabun pada bagian-
bagian sambungan atau bagian yang diperkirakan mengalami
kebocoran. Apabila pada bagian trsebut terjadi kebocoran maka akan
terlihat gelembung-gelembung yang keluar dari titik kebocoran.
b) Untuk kebocoran yang baru dirasakan kurang dingin dapat
menggunakan alat deteksi kebocoran Halide torch atau menggunakan
kompor nyala api yang cara kerjanya adalah sebagai berikut:
c) Letakkan secara vertical alat
pemeriksa kebocoran, kemudian
dekatkan selang kontrol (Suction
Tube) ke bagian yang diperkirakan
mengalami kebocoran dari arah
bawah. Apabila pada daerah tersebut
betul mengalami kebocoran, maka
warna api kompor akan mengalami
perubahan dari biru menjadi kuning
kemerah-merahan dan sedikit agak
membesar.

Gambar: Deteksi kebocoran kompor nyala api

1. Untuk tingkat kebocoran yang lebih kecil lagi dapat menggunakan


detektor Elektronik. Dan jenis dari detector elektronik ini sangat
banyak. Pada gambar dibawah adalah salah satu contoh detector
electronik dengan cara penggunaannya.

Gambar : Detektor kebocoran elektronik

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 65


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

a. Stel saklar pengatur sensitifity keposisi medium


b. Carilah letak kebocoran dengan mendekatkan dan menggerakkan
antene deteksi ke daerah kebocoran perlahan-lahan.
c. Ran yang terjadi ditandai dengan bunyi alarm yang makin lama
makin cepat, yang menunjukkan daerah terjadinya kebocoran.
d. Apabila kebocoran sulit untuk ditemukan rubahlah saklar
pengatur sensitifity ke posisi large.
e. Saklar pengatur sensitifity small digunakan apabila area
kemungkinan kebocoran sudah ditemukan, yaitu untuk
mempersempit area sehingga titik kebocoran dapat ditemukan.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 66


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

4) Uji Kemampuan Sistem AC


Uji kemampuan AC diperlukan untuk mengetahui apakah hasil servis
atau pemeliharaan atau bahkan perbaikan yang dilakukan berhasil
dilaksanakan. Prosedur pelaksanaan uji kemampuan ini harus diikuti
secara runtut sehingga pengujian dapat menunjukkan validitas yang
tinggi.

a) Langkah persiapan: Siapkan peralatan uji


Service tool set AC
Thermometer
Psychrometer
Tachometer

b) Pasang manifold gauge

c) Hidupkan mesin dengan AC pad posisi ON


Atur putaran mesin pada 2000 RPM
Atur saklar blower pada posisi (HI) dan temperatur control di
(Cool) serta air flow control di (Vent)
Buka jendela kendaraan

d) Posisikan thermometerDry bulb di outlet udara dingin

e) Posisikan Psychrometer dekat inlet unit pendingin (lihat gambar)

Gambar : penempatan Thermometer dan psychrometer

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 67


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

f) Stabilkan AC
Periksa tekanan pengukur takanan tinggi 14,0-15,5 kg/cm2
Bila pembacaan terlalu tinggi, siram condenser dengn air dan bila
pembacaan terlalu rendah tutuplah bagian depan condenser
Periksa suhu pada thermometer inlet 25o C–35o C

g) Pemeriksaan Pengujian
Bacalah kelembaban relatif dari grafik psychrometrik dengan
membandingkan sisi wet dan dry bulb psychometer pada air inlet

Gambar : Grafik 1

Contoh cara membaca grafik:


Pembacaan dry bulb pada air inlet evaporator:25o C Pembacaan
wet bulb pada air inlet evaporator:19,5o C
Pembacaan pada grafik 1: perpotongan antara keduanya
menunjuk pada angka 60%

Ukur temperatur dry bulb pada outlet udara dingin dan hitung
perbedaan antara inlet dry bulb dan outlet dry bulb
Pastikan hasil pembacaan antara kelembaban relatif dan
perbedaan kedua temperatur ada pada dua garis berarsir yang
menunjukkan bahwa kemampuan pendinginan cukup baik

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 68


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

c. Rangkuman
1. Ciri-ciri siklus pendingin tidak normal, penyebab dan pemecahannya
a. Refrigerant kurang
b. Pengisian refrigerant berlebihan
c. Terdapat udara didalam siklus
d. Terdapat uap air didalam siklus
e. Refrigerant tidak bersirkulasi
f. Ekspansion valve tidak bekerja dengan baik
g. Tidak ada kompresi pada kompresor.

2. Membongkar, memperbaiki/mengganti kerusakan dan memasang kembali


komponen
a. Bongkar/Pasang magnetic clutch tipe swash plate dan Through vane.
b. Membongkar, mengganti komponen yang rusak dan memasang
kembali compresor jenis swash plate.
c. Membongkar, mengganti komponen yang rusak dan memasang
kembali compresor jenis Through vane.

3. Test kebocoran pada sistem AC Kendaraan ringan

a. Penggunaan larutan air sabun.


b. Penggunaan detektor Halide Torch atau kompor nyala api
c. Penggunaan detektor Elektronika

4. Uji Kemampuan AC pada Kendaraan ringan


Dilakukan dengan mengukur perbedaan temperatur pada inlet dan outlet bulb,
untuk kemudian dikonversikan menggunakan diagram psycrometer terhadap
prosentase kelembaban udara. Apabila hasil pembacaan berada diantara dua garis
berarsir (diagram 2) maka hal itu menunjukkan bahwa sistem AC bekerja dengan
cukup baik.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 69


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

d. Tugas

a. lakukan pelatihan praktek ini beberapa kali hingga anda terampil didalam
melakukan bongkar/pasang!
b. Hafalkan urutan cara bongkar dan pasang sesuai satandard Operasional
Prosedur yang telah dipelajari!

e. Tes Formatif

a. Sebutkan ciri-ciri siklus pendingin yang tidak normal, penyebab dan cara
pemecahannya.
b. Sebutkan urutan kerja membongkar dan memasang magnetic clutch, dan
compressor baik tipe swash plate maupun tipe through vane.
c. Jelaskan cara melakukan test kebocoran dengan menggunakan baik air
sabun, kompor nyala api maupun detector Elektronik.
d. askan cara melakukan uji kemampuan AC pada kendaraan ringan.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 70


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

f. Kunci jawaban

1. Ciri-ciri siklus pendingin yang tidak normal

a. Refrigerant kurang
Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut:
udara yang keluar dari sistem pendingin tidak terlalu dingin.
Pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung.

Pemeriksaan pada manifold gauge:


pengukur tekanan rendah: 0,8 kg/cm2
(11 psi, 78 kPa)

Pengukur tekanan tinggi: 8-0 kg/cm2


(114 psi, 882 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:
terdapat kebocoran pada siklus Pendinginan.

Pemecahannya:
Periksa kebocoran dengan menggunakan detektor
kebocoran dan perbaiki.

b. Pengisian refrigerant berlebihan


Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut:
pendinginan tidak maksimum.
Pemeriksaan pada manifold gauge:
Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2
(36 psi, 245 kPa)
Pengukur tekanan tinggi: 20 kg/cm2
(248 psi, 1.961 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:
Dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan.
kondenser tidak bekerja dengan baik.
kopling fluida kipas radiator slip.
tali kipas kompresor kendor.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 71


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

c. Terdapat udara didalam siklus.


Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :
AC tidak terlalu dingin.
Pemeriksaan pada manifold gauge:
Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2
(36 psi, 245 kPa)
Pengukur tekanan tinggi: 23 kg/cm2
(327 psi, 2.256 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:
Ada udara didalam siklus pendingin.

Pemecahannya:
Periksa kotoran oli dan jumlahnya.
Bila oli berwarna hitam (kotor), bersihkan dengan minyak tanah
dan semprot dengan kompresor angin.
lakukan penyedotan kevakuman kembali.
Ganti receifer.

d. Terdapat uap air didalam siklus


Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :
Kadang dingin kadang tidak
Pemeriksaan pada manifold gauge:
Pengukur tekanan rendah: 50 cmHg (1,5 kg/cm2)
Pengukur tekanan tinggi: 7 = 15 kg/cm2

Kemungkinan penyebabnya:
Pada expansion valve terjadi penyumbatan oleh gumpalan es.

Pemecahannya :
Ganti Receifer/Dryer
lakukan pemompaan kevakuman, untuk membuang uap air.
perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian.

e. Refrigerant tidak bersirkulasi


Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:
AC tidak dingin
Pemeriksaan pada manifold gauge:
Pengukur tekanan rendah: 76 cmHg
(sangat rendah)
Pengukur tekanan tinggi: 6 kg/cm2
(85 psi/588 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:
Pada expansion valve terjadi penyumbatan.

Pemecahannya:
Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 72
Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Lepas expansion valve, bersihkan dan tes. Bila sudah rusak ganti.
Ganti Receifer/Dryer.
perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian.

f. Ekspansion valve tidak bekerja dengan baik


Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:
AC kurang dingin
Pemeriksaan pada manifold gauge:
Pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm2
(36 psi/245 kPa)

Pengukur tekanan tinggi: 19-20 kg/cm2


(270–264 psi/1.863–1.961 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:
Expansion valve rusak atau pemasangan Heat sensitizing salah.
Penyetelan aliran tidak baik
pada evaporator terlalu banyak refrigerant dalam bentuk cair.

Pemecahannya:
Periksa pemasangan heat sensitizing.
Periksa expansion valve, bila rusak ganti.

g. Tidak ada kompresi pada kompresor


Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:
AC tidak dingin
Pemeriksaan pada manifold gauge:
Pengukur tekanan rendah: terlalu tinggi
Pengukur tekanan tinggi: terlalu rendah

Kemungkinan penyebabnya:
Kompresor rusak.
katup kompresor rusak.

Pemecahannya:
Bongkar dan perbaiki kompresor
Ganti kompresor dengan type dan kapasitas yang sama.

3. Jawaban
A. Magnetic Clutch:

Membongkar
1. Melepas Pressure Plate:
a. Lepas baut poros (guna kan Spesial servis tool dan kunci
Sock)
b. Pasang SST (lihat gambar) ke pressure plate
c. Lepaskan pressure plate:
d. Lepaskan shim.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 73


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

2. Melepas Stator:
a. Lepaskan snap ring (menggunakan tang tutup)
b. Keluarkan rotor (gunakan palu plastik)
3. Melepas Stator
a. Lepas kabel Stator dari rumah Compressor.
b. Lepaskan snap ring
c. Lepaskan stator

Memasang:
1. Pasang Stator
a. Pasang stator
b. Pasang snap ring
c. Menyambungkan kabel stator
2. Pasang Rotor
a. Pasang rotor pada poros compressor.
b. Gunakan snap ring baru
3. Pasang Pressure plate.
a. Pasang shim
b. Pasang baut poros
4. Ukur celah Magnetic Clutch.
a. Tipe swash plate gunakan feeler gauge
b. Tipe Through vane
 pasang dial gauge pada pressure plate
 hubungkan kabel magnetic clutch ke batery+
(lihat gambar)
 Periksa antara pressure plate dan rotor
kemudian hubungkan terminal negatif battery

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 74


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

B. Compressor Tipe Swash Plate


Membongkar
1. Melepas Servis valve:
a. lepas baut servis plate
b. Lepas seal ring (ganti)
2. Mengukur oli
Ukur oli yang ada didalam Compressor sebagai patokan
pengsisian oli baru.
3. Melepas Tutup depan
a. Lepas baut pengunci tutup depan dengan menggunakan
obeng ketok+(spesial servis tool)
b. Lepas tutup rumahnya gunakan obeng (-) hati-hati jangan
sampai melukai seal maupun rumah compressor.
4. Melepas tutup katup depan
a. Lepaskan pin dari tutup depan
b. Lepas pelat katup
a. Melepas gasket.
5. Melepas seal poros
a. Lepas snap ring
b. Lepas seal poros.

Memasang
1. Pemasangan seal
a. atur seal poros tepat ditengah
b. Dorong seal dengan busing
c. Pasang snap ring.
2. Pemasangan pelat rumah depan
a. Pasang pin (2 buah)
b. Lumasi O ring dengan oli dan pasang pada rumah depan
compressor.
c. Pasang katup isap depan melalui pin pada bagian depan
silinder.
d. Pasang pelat depan bersama sama dengan katup penyalur
melalui pin pada silinder depan.
e. Lumasi gasket dengan oli, dan pasang pada silinder depan.
Pemasangan dudukan center.
3. pemasangan tutup depan
4. pengerasan baut-baut
5. Pengisian Oli.
(Jumlah oli harus sama dengan oli yang terbuang saat
pem bongkaran). Gunakan Oli yang standard.
6. Pemasangan katup servis.
a. Lumasi dulu dengan oli.
b. Pasang katup servis pada compressor dan keraskan bautnya.
Momen kekencangan: 250 kg-cm.
7. Pengukuran Momen Putar Poros.
Momen : 50 kg-cm.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 75


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

C. Compressor Tipe Through vane

Membongkar
1. Lepas katup servis pengisap
2. Lepas katup servis penyalur
3. Mengukur oli:
Ukur oli yang ada didalam Compressor sebagai patokan pengi
isian oli baru.
4. Melepas pelat katup depan.
a. Lepas bautnya.
b. Lepas tutup depan.
c. Lepas tutup belakang.
5. Melepas pin dan gasket.
6. Melepas seal poros.

Memasang
1. Pasang seal poros baru
a. Pasang Gasket baru
b. Pasang tutup rumah
c. Pemasangan baut-baut pe-ngikat.
2. Pemasangan Kompresor pada Bracket
3. Pengerasan baut pengikat
Momen pengencangan: 250 kg-cm.
4. Pengisian oli
(Jumlah oli sama dengan oli yang terbuang saat pem bongkaran
ditambah 20 cc). Gunakan Oli yang standard.
5. Pemasangan katup isap dan penyalur
a. Lumasi O ring dengan oli kemudian pasang pada
tempatnya.
b. Pasang katup servis (gunakan center dan kunci momen)
kemudian keraskan baut-bautnya.
4. Jawab:

Pemeriksan kebocoran dengan menggunakan air sabun.


 hidupkan mesin dan aktifkan AC.
 dengn menggunakan kain lap basahi bagian-bagian sambungan atau
yng diduga mengalami kebocoran dengan air sabun.
 apabila pada daerah yang diduga terdapat gelembung-gelembung,
maka daerah itulah yang mengalami kebocoran
Pemeriksaan kebocoran dengan menggunakan kompor
nyala api:
Letakkan secara vertical alat pemeriksa kebocoran, kemudian
dekatkan selang kontrol (Suction tube) ke bagian yang
diperkirakan mengalami kebocoran dari arah bawah. Apabila pada
daerah tersebut betul mengalami kebocoran, maka warna api
kompor akan mengalami perubahan dari biru menjadi kuning
kemerah-merahan dan sedikit agak membesar.
Pemeriksaan kebocoran dengan menggunakan detektor Elektronik.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 76


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Gambar : Detektor kebocoran elektronik

o Stel saklar pengatur sensitifity keposisi medium


a. Carilah letak kebocoran dengan mendekatkan dan
menggerakkan antene deteksi ke daerah kebocoran
perlahan-lahan.
b. Kebocoran yang terjadi ditandai dengan bunyi alarm yang
makin lama makin cepat, yang menunjukkan daerah
terjadinya kebocoran.
c. Apabila kebocoran sulit untuk ditemukan rubahlah saklar
pengatur sensitifity ke posisi large.
d. Saklar pengatur sensitifity small digunakan apabila area
kemungkinan kebocoran sudah ditemukan, yaitu untuk
mempersempit area sehingga titik kebocoran dapat
ditemukan

5. Jawab

(1) Langkah persiapan: Siapkan peralatan uji


Service tool set AC
Thermometer
Psychrometer
Tachometer
(2) Pasang manifold gauge
(3) Hidupkan mesin dengan AC pad posisi ON
Atur putaran mesin pada 2000 RPM
Atur saklar blower pada posisi (HI) dan temperatur control
di (Cool) serta air flow control di (Vent)
Buka jendela kendaraan
(4) Posisikan thermometer Dry bulb di outlet udara dingin
(5) Posisikan Psychrometer dekat inlet unit pendingin (lihat gambar)
Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 77
Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Gambar : penempatan Thermometer dan psychrometer

(6) Stabilkan AC
Periksa tekanan pengukur takanan tinggi 14,0 -15,5 kg/cm2
Bila pembacaan terlalu tinggi, siram condenser dengn air
dan bila pembacaan terlalu rendah tutuplah bagian depan
condenser
Periksa suhu pada thermometer inlet 25o C–35o C

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 78


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

(7) Pemeriksaan Pengujian


Bacalah kelembaban relatif dari grafik psychrometrik
dengan membandingkan sisi wet dan dry bulb
psychometer pada air inlet

Gambar : Grafik 1

Contoh cara membaca grafik:


Pembacaan dry bulb pada air inlet evaporator: 25o C
Pembacaan wet bulb pada air inlet evaporator: 19,5o C
Pembacaan pada grafik 1: perpotongan antara keduanya
menunjuk pada angka 60%

Ukur temperatur dry bulb pada outlet udara dingin dan


hitung perbedaan antara inlet dry bulb dan outlet dry bulb
Pastikan hasil pembacaan antara kelembaban relatif dan
perbedaan kedua temperatur ada pada dua garis berarsir
yang menunjukkan bahwa kemampuan pendinginan
cukup baik

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 79


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

BAB. III
EVALUASI
A. PERTANYAAN

Uji Kompetensi Pengetahuan

I. Jodohkanlah gambar pada kolom I dengan nama-nama pada kolom yang


sesuai menurut pendapatmu!

1. A. Receifer/Dryer

2. B. Expansion valve

3. C. Blower

4. D. Stabilizer RPM

5. E. Condenser

6. F. Pressure switch

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 80


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Tekanan terlalu tinggi atau


7. terlalu rendah pada sisi tekanan G. Idle Up
tinggi alat ini akan secara
otomatis memutus magnetic

Untuk menghindari terjadi


8. nya pembekuan air pada H. Sistem control
fin evaporator kompresor dua
tingkat

Swich AC di “ON” RPM


9. Mesin akan meningkat I. Evaporator
secara Otomatis

Sensor pendeteksi yang


10. dipasang pada arus primer J. Sistem pelindung
ignition coil untuk tali kompressor
menstabilkan RPM

Pada saat kompresor


macet, magnetic clutch
11. dan idle up akan “off” K. Anti Frosting
secara otomatis Device

12. Untuk menghindari ter L. Compressor


jadinya pembekuan air
pada fin evaporator dalam
suhu yang lebih rendah

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 81


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

II. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada huruf
A, B, C, D atau E pada lembar jawab yang disediakan.

1. Fungsi Compressor pada air conditioners adalah:


a. memompakan udara kedalam condenser agar tekanannya meningkat
b. Memompakan refrigerant cair kedalam evaporator agar berubah wujud
menjadi gas
c. Memompakan refrigerant kedalam condenser agar tekanannya menurun
d. Memompakan refrigerant gas kedalam condenser agar berubah wujud
menjaddi cair
e. Memompakan refrigerant cair agar dapat bersirkulasi kedalam sistem.

2. Udara sejuk yang keluar dari evaporator, dihembuskan oleh:


a. Kipas angin
b. Kompressor
c. Blower
d. Angin
e. Kipas mesin

3. Refrigerant yang berada di condenser berbentuk:


a. Gas
b. Setengah cair setengah gas
c. Cair
d. Uap
e. Semua benar

4. Pernyatan dibawah adalah benar, kecuali:


a. Magnetic Clutch adalah bagian dari Componen AC.
b. Magnetic clutch memutus dan menghubung dengan putaran mesin secara
otomatis pada sat switch AC posisi “ON”
c. Magnetic clutch terpasang pada bagian depan dari compressor.
d. Magnetic clutch adalah kopling magnet yang bekerjanya berdasarkan
aliran listrik yang mengalir.
e. Magnetic clutch selalu berputar karena menjadi satu dengan pully
Compressor

5. Compressor diputar oleh:


a. Mesin yang dihubungkan dengan fanbelt melalui pully
b. Pully poros engkol, pully alternator dan pully waterpump
c. Roda gigi timing
d. Kipas melalui pully poros engkol

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 82


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

e. Motor starter dengan menggunakan roda gigi

6. Fungsi kaca pengintai adalah:


a. Untuk melihat aliran sistem pendingin
b. Untuk melihat jumlah udara
c. Untuk melihat jumlah pelumas
d. Untuk melihat aliran udara
e. Keempat pernyataan diatas benar

7. Panas udara yang ada disekeliling diserap sehingga udara menjadi dingin,
merupakan cara kerja dari alat:
a. Condenser
b. Compressor
c. Expansion valve
d. Blower
e. Evaporator

8. Urutan siklus pendinginan yang benar adalah :


a. Compresor --> Evaporator - Dryer - Condenser - Exp.Valve
b. Compresor - Condenser - Dryer - Evaporator - Exp.valve
c. Compresor - Condenser - Dryer - Exp.Valve - Evaporator
d. Compresor - Dryer - Condenser - Exp.valve - Evaporator
e. Compresor - Exp.valve - dryer - Evaporator - Condenserr

9. Gambar dibawah menunjukkan posisi keran:

A. Keran katup tekanan tinggi


terbuka
B. Kedua katup tertutup
C. Kedua katup terbuka
4.
D. Keran katup
tekanan rendah terbuka
3 2 1
E. kedua katup setengah
terbuka

10. Gambar disamping menunjukkan posisi keran:

a. Keran katup tekanan tinggi terbuka


b. Kedua katup tertutup
c. Keran katup tekanan rendah terbuka
d. Kedua katup terbuka
e. Kedua katup setengah terbuka

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 83


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

1 2 3
11. Alat penampung refrigerant cair sekaligus untuk menyaring uap air dan
kotoran:
a. Condenser
b. Anti Frosting Devices
c. Dryer
d. Peralatan Idle Up
e. Pressure Switch

12. Dibawah ini adalah cirri-ciri Compressor type swash plate, kecuali:
a. Memiliki 10 piston dengan interval 72o
b. Terdiri dari dua vane yang integral dan saling tegak lurus
c. Memiliki 6 piston dengan interval 120o
d. Kedua sisi piston bekerja, dalam gerak bolak balik
e. Ke empat pernyataan diatas benar

13. Compressor type Through vane, termasuk compressor jenis:


a. Resiprocating
b. Crank
c. Swash plate
d. Rotary
e. Torak

14. Kerja dari magneting Clutch:


a. Saat mesin hidup, switch AC “ON”, stator coil berubah menjadi magnet,
menarik pressure plate dan kompresor berputar
b. Saat mesin hidup, switch AC “OFF”, stator coil berubah menjadi magnet,
menarik pressure plate dan kompresor berputar
c. Saat mesin mati, switch AC “OFF”, stator coil berubah menjadi magnet,
menarik pressure plate dan kompresor berputar
d. Saat mesin mati, switch AC “ON”, stator coil berubah menjadi magnet,
menarik pressure plate dan kompresor berputar
e. Saat mesin hidup, Kunci kontak “ON”, stator coil berubah menjadi
magnet, menarik pressure plate dan kompresor berputar

15. Gambar dibawah adalah Exp. Valve Type thermal, besar kecilnya pengabutan
yang terjadi sangat bergantung dari:

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 84


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

a. Tekanan pegas yang ada pada Expansion valve


b. Perubahan tekanan uap dari evaporator
c. Perubahan tekanan keluar yang ke Compressor
d. Perubahan tekanan pada condenser
e. Perubahan tekanan pada heat sensitizing tube, oleh karena perubahan
temperature fin.

16. Bila tekanan refrigerant terlalu berlebihan (> 27 kg/cm2 atau < 2,1 kg/cm2)
maka alat ini akan berfungsi menghentikan magnetic clutch:
a. Anti Frosting Devices
b. Stabilizer RPM
c. Idle Up
d. Pressure switch
e. Sistem pelindung tali penggerak Compressor

17. Fungsi sistem control compressor dua tingkat, yaitu:


a. Untuk mencegah pembekuan air pada fin
b. Untuk menghentikan kerja kompresor pada tingkat pembekuan air pada
fin evaporator lebih rendah
c. Untuk menghentikan kerja kompresor pada tingkat pembekuan air pada
fin evaporator lebih tinggi
d. Untuk membersihkan pembekuan air yang terjadi pada fin evaporator
e. Untuk menghambat terjadinya pembekuan air pada fin evaporator

18. Letak peralatan idle up pada gambar dibawah adalah:

19. Dibawah adalah termasuk Zat Pendingin (Refrigerant), kecuali:


a. R 12
b. R 134a
c. Zat Asam
d. HFC 22
e. Liquid Petrolium Gas

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 85


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

20. Untuk penggunaan refrigerant R 134a, sebaiknya pelumas yang digunakan


adalah:
a. Jenis pelumas mineral
b. Jenis pelumas ester
c. Jnis pelumas sintetic
d. SAE 20-50W
e. Sembarang munyak pelumas

21. Setelah selesai proses pengosongan, tutup kedua katup dan tunggu kurang
lebih 15 menit, hal ini diperlukan untuk:
a. Agar sistem tetap dalam keadan vacuum
b. Untuk melihat apakan masih ada kebocoran dalam system
c. Untuk memastikan bahwa sistem bekerja dengan baik
d. Agar mudah dalam memasukkan refrigerant
e. Untuk menjaga agar sistem tetap bersih

22. Pada gambar disamping, agar refrigerant dapat mengalir masuk ke dalam
sistem, yang harus dilakukan adalah:

a. Putar handle searah jarum jam, disc berlawanan arah jarum jam
b. Putar handle berlawanan arah jarum jam, disc searah jarum jam
c. Putar handle dan disc searah jarum jam, kemudian berlawanan arah
d. Putarlah handle dan disc berlawanan arah jarum, kemudian putar disc
dan handle searah jarum jamkemudian putar kembali handle berlawanan
arah jarum jam
e. Putar langusng handle dan disc searah jarum jam

23. Pada pengisian refrigerant dalam bentuk cair, katup yang harus dibuka
adalah:
a. Kedua katup
b. Katup isap saja
c. Katup isap ½ katup tekanan tinggi ½
d. Tidak ada yang terbuka
e. Katup tekanan tinggi saja

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 86


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

24. Pada pengisian refrigerant dalam bentuk cair, setelah kedua katup ditutup
tekanan kedua pengukur tekanan harus:
a. Sama
b. Tekanan tinggi > tekanan rendah
c. Tekanan tinggi < tekanan rendah
d. Tekanan tinggi lebih besar sedikit dari tekanan rendah
e. Tekanan tinggi lebih rendah sedikit dari tekanan rendah

25. Pada proses pengisian lanjut, tabung refrigerant harus dibalik, agar:
a. Refrigerant yang keluar tetap berbentuk cair
b. Refrigerant yang keluar dalam bentuk antara gas dan cair
c. Refrigerant yang keluar dalam bentuk gas
d. Refrigerant yang keluar lebih lancar
e. Tidak mengganggu kerja kompresor

26. Dalam proses pengosongan maupun pengisian Refrigerant, peserta diklat


harus memakai kacamata pengaman, karena:
a. Agar dalam pengerjaan menjadi lebih jelas
b. Agar tidak terkena debu atau kotoran
c. Gas refrigerant tidak boleh terkena mata
d. Melindungi mata dari gas refrigerant yang mungkin menyembur keluar
e. Gas refrigerant sangat berbahaya jika terkena mata

27. Pada pengisian refrigerant dalam bentuk cair, setelah kedua katup ditutup
tekanan kedua pengukur tekanan harus:
f. Sama
g. Tekanan tinggi > tekanan rendah
h. Tekanan tinggi < tekanan rendah
i. Tekanan tinggi lebih besar sedikit dari tekanan rendah
j. Tekanan tinggi lebih rendah sedikit dari tekanan rendah

28. Pada proses pengisian lanjut, tabung refrigerant harus dibalik, agar:
a. Refrigerant yang keluar tetap berbentuk cair
b. Refrigerant yang keluar dalam bentuk antara gas dan cair
c. Refrigerant yang keluar dalam bentuk gas
d. Refrigerant yang keluar lebih lancar
e. Tidak mengganggu kerja kompresor

29. Pada pengisian refrigerant dalam bentuk cair, setelah kedua katup ditutup
tekanan kedua pengukur tekanan harus:
k. Sama
l. Tekanan tinggi > tekanan rendah
m. Tekanan tinggi < tekanan rendah
n. Tekanan tinggi lebih besar sedikit dari tekanan rendah
o. Tekanan tinggi lebih rendah sedikit dari tekanan rendah

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 87


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

30. Pada proses pengisian lanjut, tabung refrigerant harus dibalik, agar:
a. Refrigerant yang keluar tetap berbentuk cair
b. Refrigerant yang keluar dalam bentuk antara gas dan cair
c. Refrigerant yang keluar dalam bentuk gas
d. Refrigerant yang keluar lebih lancar
e. Tidak mengganggu kerja kompresor

31. Dalam proses pengosongan maupun pengisian Refrigerant, peserta diklat


harus memakai kacamata pengaman, karena:
a. Agar dalam pengerjaan menjadi lebih jelas
b. Agar tidak terkena debu atau kotoran
c. Gas refrigerant tidak boleh terkena mata
d. Melindungi mata dari gas refrigerant yang mungkin menyembur keluar
e. Gas refrigerant sangat berbahaya jika terkena mata

32. Apabila bagian tubuh kita terkena gas refrigerant, cara yang paling tepat
untuk membersihkannya adalah:
a. Bersihkan dengan menggunakan bensin
b. Bersihkan dengan menggunakan air hangat
c. Bersihkan dengan air dan sabun
d. Bersihkan dengan menggunakan lap basah
e. Bersihkan dengan menggunakan air dingin

33. Kontrol kebocoran dengan menggunakan nyala api spritus, akan mengubah
warna api:
a. Dari merah menjadi kebiru-biruan
b. Dari biru menjadi kemerah-merahan
c. Dari biru menjadi agak kehijau-hijauan
d. Dari merah menjadi agak kehijau-hijauan
e. Apinya membesar dan berwarna ke biru-biruan

34. Kebocoran yang lebih halus dapat dideteksi dengan menggunakan detector
elektronik, tanda yang dapat ditangkap jika ada kebocoran berbentuk:
a. Cahaya
b. Api

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 88


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

35. Pada pengisian refrigerant dalam bentuk cair, setelah kedua katup ditutup
tekanan kedua pengukur tekanan harus:
p. Sama
q. Tekanan tinggi > tekanan rendah
r. Tekanan tinggi < tekanan rendah
s. Tekanan tinggi lebih besar sedikit dari tekanan rendah
t. Tekanan tinggi lebih rendah sedikit dari tekanan rendah

36. Pada proses pengisian lanjut, tabung refrigerant harus dibalik, agar:
a. Refrigerant yang keluar tetap berbentuk cair
b. Refrigerant yang keluar dalam bentuk antara gas dan cair
c. Refrigerant yang keluar dalam bentuk gas
d. Refrigerant yang keluar lebih lancar
e. Tidak mengganggu kerja kompresor

37. Dalam proses pengosongan maupun pengisian Refrigerant, peserta diklat


harus memakai kacamata pengaman, karena:
a. Agar dalam pengerjaan menjadi lebih jelas
b. Agar tidak terkena debu atau kotoran
c. Gas refrigerant tidak boleh terkena mata
d. Melindungi mata dari gas refrigerant yang mungkin menyembur keluar
e. Gas refrigerant sangat berbahaya jika terkena mata

38. Apabila bagian tubuh kita terkena gas refrigerant, cara yang paling tepat
untuk membersihkannya adalah:
a. Bersihkan dengan menggunakan bensin
b. Bersihkan dengan menggunakan air hangat
c. Bersihkan dengan air dan sabun
d. Bersihkan dengan menggunakan lap basah
e. Bersihkan dengan menggunakan air dingin

39. Kontrol kebocoran dengan menggunakan nyala api spritus, akan mengubah
warna api:
a. Dari merah menjadi kebiru-biruan
b. Dari biru menjadi kemerah-merahan
c. Dari biru menjadi agak kehijau-hijauan
d. Dari merah menjadi agak kehijau-hijauan
e. Apinya membesar dan berwarna ke biru-biruan

40. Kebocoran yang lebih halus dapat dideteksi dengan menggunakan detector
elektronik, tanda yang dapat ditangkap jika ada kebocoran berbentuk:
a. Cahaya
b. Api
c. Suara
d. Warna
e. Gambar.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 89


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

41. Ciri-ciri jumlah refrigerant kurang adalah, kecuali:


a. Pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung
b. Tekanan pada sisi tekanan rendah < 2,1 kg/cm2
c. Semburan dari blower AC tidak terlalu dingin
d. Tekanan pada sisi tekanan tinggi < 14,5 kg/cm2
e. Udara yang keluar dari evaporator terlalu dingin

42. Pendinginan yang terjadi tidak maksimum, pengukuran tekanan rendah 2,5
kg/cm2 dan tekanan tinggi 20 kg/cm2, kemungkinan penyebabnya adalah:
a. Refrigerant dalam sistem kurang
b. Refrigerant tidak bersirkulasi dengan baik
c. Ada kebocoran pada selang-selangnya
d. Pengisian refrigerant terlalu berlebihan
e. Tali kipas AC agak terlalu kencang

43. Bila didalam siklus terdapat udara, maka langkah yang harus dilakukan
adalah:
a. Periksa kualitas dan kwantitas oli
b. Jika oli kotor bersihkan dengan menyemprotkan minyak tanah
c. Lakukan langkah penyedotan dengan pompa vacuum
d. Mengganti receifer atau dryer
e. Semua langkah diatas benar

44. kondisi pendingin kadang dingin kadang tidak, hal ini menunjukkan terjadi
problem pada sistem, yaitu:
a. Terdapat udara didalam siklus
b. Terdapat uap air dalam siklus
c. Refriogerant tidak bersirkulasi
d. Refrigerant kurang
e. Refrigerant terlalu banyak

45. Jika Expansion valve tersumbat, maka akibat yang terjadi adalah:
a. Sistem tidak bersirkulasi dan AC tidak dingin
b. Sistem tetap bersirkulasi tetapi AC tidak dingin
c. Sistem tetap bersirkulasi dan AC tetap dingin
d. Sistem bersirkulasi dan AC tidak menyembur
e. AC tidak berjalan sama sekali

46. Heat sensitizing tidak terpasang pada tempat yang benar, akibatnya:
a. AC tidak dingin sama sekali
b. Pengukur pada tekanan tinggi > dari 20 kg/cm2
c. AC kurang dingin
d. AC menjadi sangat dingin
e. Pengukur pada tekanan rendah > dari 2,5 kg/cm2

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 90


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

47. AC tidak dingin, dan pengukur tekanan rendahnya terlalu tinggi sedang
pengukur tekanan tingginya terlalu rendah, gejala ini menunjukkan kerusakan
pada:
a. Condenser
b. Evaporator
c. Receifer/Dryer
d. Compressor
e. Expansion valve

48. Keadaan AC: Tekanan dalam pipa tekanan tinggi terlalu besar. Dan drop
pada saat Compressor berhenti. Langkah perbaikannya adalah:
a. Buang refrigerant, lakukan pemompaan vacuum, isi kembali refrigerant
b. Kurangi refrigerant hingga terlihat gelembung pada kaca pengintai
c. Ganti dryer/receifer
d. Siram condenser dengan air
e. Perbaiki pemasangan heat sensitizing valve

49. Keadaan AC: Ketika condenser didinginkan tekanan pada pipa tekanan tinggi
terlalu besar tetapi tekanan disaluran hisap kecil, hal ini disebabkan oleh:
a. Ada udara pada siklus pendinginan
b. Condenser tersumbat oleh kotoran
c. Pengisian refrigerant terlalu banyak
d. Blower tidak bekerja dengan sempurna
e. Expansion valve membuka terlalu lebar

50. Keadaan AC: tekanan pada katup penyalur terlalu rendah dan gelembung
pada kaca pengintai terlihat deras sedang condenser tidak panas. Untuk
memperbaiki keadaan ini:
a. Kurangi refrigerant
b. Siram condenser dengan air
c. Buang refrigerant, lakukan pemompaan vacuum, dan isi kembali
refrigerant
d. Ganti dryer/receifer
e. Tambahkan refrigerant

51. Tekanan pada katup isap dan katup penyalur terlalu rendah, dan udara tidak
keluar dari evaporator, penyebab keadaan ini adalah:
a. Ada air pada evaporator
b. Evaporator membeku
c. Jumlah refrigerant berlebih
d. Condenser tersumbat kotoran
e. Jumlah refrigerant kurang

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 91


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

A. Uji Kompetensi Keterampilan


Lakukanlah pekerjaan–pekerjaan dibawah dengan mengikuti standar prosedur yang
telah ditentukan oleh industri dan dalam waktu yang telah ditentukan dengan baik.
No
Sub Kompetensi Waktu
.
1. Mengisi Refrigeran R 12 pada sistem AC Mobil 30 menit
2. Mengetes kebocoran pada sistem AC Mobil 10 menit
Melakukan Pengukuran tekanan dengan Manifold 20 menit
3.
Gauge untuk memeriksa kesalahan sistem.
Melakukan Bongkar pasang magnetic Clutch tipe 30 menit
4.
swash plate
Melakukan Bongkar Pasang Magnetic clutch tipe 30 menit
5.
Through vane
Melakukan Bongkar Pasang Compressor Tipe swash 30 menit
6.
plate
Melakukan Bongkar pasang Compressor Tipe 30 menit
7.
Through vane
8. Merangkai Rangkaian Sistem Kelistrikan AC 30 menit
Total 210 menit

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 92


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

B. KRITERIA PENILAIAN

1. Aspek Penilaian Uji Kompetensi Teori: (Cognitif)


NO SCORE
ASPEK PENILAIAN BOBOT NILAI KET
. (1-10)
Score minimal
1. Soal no 1-12 1,2
70
Score minimal
2. Soal no 1-40 8.8
70
Nilai minimal
Jumlah
10 70

2. Aspek Penilaian Uji Kompetensi Praktek (Affective dan Psikomotoric)

NO SCORE
ASPEK PENILAIAN BOBOT NILAI KET
. (1-10)
1. Sikap:
1. Kerapian 2
1. Persiapan alat 3
Affective
2. Sikap kerja 5
Score minimal
3. Disiplin kerja 5
70
4. Kepatuhan 5
5. Taat Azas 5
6. Keselamatan kerja 5
2. Ketrampilan Praktek:
1. Penggunaan alat 10
2. Urutan langkah kerja 15 Psychomotoric
pembogkaran Score minimal
3. 15 70
pemasangan
4. Ketelitian kerja 10
Psychomotoric
3. Hasil Kerja 2.0 Score minimal
70
Nilai minimal
Jumlah 10
70

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 93


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

3. Rumus Penilaian:

N akhir = 0.3Nt + 0.7 Np

Keterangan:

N akhir : Nilai akhir


Nt : Nilai Teori
Np : Nilai Praktek

Catatan:

Np diambil dari nilai praktek yang terkecil

4. PREDIKAT KELULUSAN

70 s.d. 79 : Lulus kriteria minimal dengan bimbingan


80 s.d. 89 : Lulus kriteria sedang dengan bimbingan
90 s.d. 100 : Lulus diatas rata-rata tanpa bimbingan

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 94


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

BAB. III
PENUTUP

Setelah menyelesaikan Modul ini peserta diklat berhak untuk mengikuti uji
kompetensi baik secara teori maupun praktek yang sebaiknya dilakukan oleh dunia industri
atau assosiasi profesi dan yang berhasil mencapai syarat kelulusan minimal kepada yang
bersangkutan berhak memperoleh sertifikat teknisi unior yang memiliki kompetensi
dibidang pemeliharaan/servis Air Coditioners yang dikeluarkan oleh dunia industri ataupun
assosiasi profesi yang memberikan penilaian. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan
tidak lulus, maka peserta diklat tersebut harus mengulang modul ini hingga dapat mencapai
syarat kelulusan minimal yang telah ditetapkan.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 95


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1993). Materi Pelajaran Engine Group Step 1., Jakarta: PT Toyota Astra
Motor.

Anonim. (1993). Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta: PT Toyota–
Astra Motor.

Anonim. (1993). New Step 2 Training Manual, Heater & Air Conditioning system
Jakarta: PT Toyota–Astra Motor.

Anonim. ( ). Service Manual Toyota seri K

Crouse, William H, dan Anglin, Donald L (1986). Automotive Engines. New York:
Mc Graw Hill.

Toboldt, William K, dan Johnson, Larry. (1977). Automotive Encyclopedia. South


Holland: The Goodheart Willcox.

Suharsimi Arikunto. (1988). Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi


dan kejuruan . Jakarta: Depdikbud: Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan
LPTK.

Anonim. ( ). Buku Pedoman Dasar AC Suzuki.

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 96


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 97


Jurusan Teknik Eletro
Politeknik Negeri Ambon

Modul Sistem Pendingin : Ir. A. Manuhutu. MT. 98

Anda mungkin juga menyukai