Penyusun:
Fairuza
NPM : 21510006
Abstrak
Apapun tujuan yang hendak dicapai oleh konsep pendidikan yang rumit dan
sulit saat ini, Kuttab Al Fatih bertekad untuk memulai mencetak generasi gemilang
dengan berbekal keyakinan untuk melahirkan kembali lembaga pendidikan
berkonsep kuttab. Dahulu, Kuttab mengukir lahirnya karya-karya ilmiah yang abadi
sampai hari ini. serta melahirkan ulama-ulama yang menjadi rujukan lembaga-
lembaga islam zaman ini.
Catatan sejarah tentang Kuttab masih tersimpan dengan rapi. Rujukan dan
Aplikasi lapangan tersusun dengan sempurna. Kriteria Pengelola dan
Pengembangan lembaga terkonsep dengan baik. Bahkan Kurikulumnya sederhana
namun terarah, yakni kurikulum berbasis Al-Quran dan iman.
“Gemilang di usia belia” bukan hanya sekedar slogan, namun juga
merupakan cita-cita luhur sebagai bentuk tanggung jawab terhadap negara untuk
mencetak dan melahirkan generasi yang tidak hanya berprestasi, namun beradab,
beriman,dan berakhlak mulia.
A. Latar Belakang
Kemajuan suatu bangsa tidak akan pernah terlepas dari faktor pendidikan .
Pendidikan selalu menjadi tolok ukur kualitas suatu bangsa tersebut. Sayangnya,
masalah di dunia pendidikan sangat kompleks. Disintegrasi moral, kekurangan
tenaga pengajar, guru yang tidak kompeten, pengajaran yang hanya berorientasi
nilai, hingga masalah infrastruktur hanyalah sebagian kecil dari masalah pendidikan
yang ada saat ini. Sebagai bagian dari masyarakat yang berusaha memaknai
pendidikan, kita mungkin sering bertanya-tanya mengenai apa sebenarnya arah
program pendidikan yang harus diikuti para peserta didik sebagai generasi penerus
bangsa. Mengapa banyak tokoh yang berpendidikan tinggi namun belum tentu
bermoral baik? Apa yang sebenarnya mereka dapatkan selama mengenyam
pendidikan? Pendidikan hakikatnya adalah proses mengubah sikap dari amoral
menjadi bermoral. Dari sikap negatif menjadi sikap positif. Jika seseorang yang telah
melalui pendidikan dan pengajaran formal hingga jenjang yang tinggi, namun tidka
mengalami perubahan sikap, maka perlu ada evaluasi mengenai proses pengajaran
dan pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga atau institusi pendidikan.
Tiga elemen pendidikan yaitu peran sekolah, guru, dan orangtua. Namun saat
ini, pendidikan dan pengajaran di lembaga formal kehilangan salah satu penunjang,
yakni peran orang tua. Orangtua peserta didik kurang dilibatkan dalam proses
pendidikan di sekolah. Bahkan, tidak jarang orangtua yang tidak tahu apa saja yang
diajarkan guru kepada anak-anaknya serta tidak mengetahui perkembangan
kemampuan anak-anaknya selama menjalani pendidikan di sekolah. Peran orangtua
dalam pendidikan hampir semua diambil alih oleh sekolah. Orangtua baru dilibatkan
dalam hal-hal terkait dengan biaya, sumbangan sekolah, dan hal lain yang bersifat
materiil.
Selain peran orangtua, guru atau tenaga pendidik merupakan ujung tombak
pendidikan. Tenaga pendidik (guru) merupakan elemen kunci dalam sistem
pendidikan, khususnya di sekolah (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Oleh
karena itu, Kuttab Al Fatih yang berdiri di bawah Yayasan Al Fatih Pilar Peradaban
berusaha untuk mendidik dan melahirkan guru-guru terbaik. Tenaga pendidik atau
guru bukanlah mereka yang hanya mahir menyampaikan pengetahuan kepada
peserta didik serta hanya memiliki segudang ilmu. Namun, guru sesungguhnya
adalah yang mampu menjadi pemberi ilmu, pengembang potensi, pembimbing,
pendidik karakter, serta mengahar dengan hati dan ruhnya. Hadirnya Kuttab Al Fatih
di tengah-tengah masyarakat yang sedang mengikuti arus globalisasi seolah
merupakan jawaban atas kegelisahan para orang tua yang mulai kehilangan peran
atas pendidikan anak-anak mereka. Kuttab Al faith berkomitmen sebagai partner
orangtua dalam membersamai dan mendidik anak-anak mereka.
Elemen lain yang juga mempengaruhi kualitas peserta didik adalah kurikulum.
Kurikulum bagi sebuah lembaga pendidikan dapat diibaratkan sebagai bahan baku
untuk membuat sebuah menu yang nantinya akan disajikan kepada peserta didik.
Oleh karena itu, sebagai sebuah menu, kurikulum seharusnya diolah dengan
menggunakan bahan-bahan yang baik, berkualitas dan memenuhi standar bahan
baku yang telah diketahui kualitasnya. Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang
berstatus Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Kuttab Al Fatih menerapkan
kurikulum mandiri dan alternatif yakni kurikulum Al Quran dan iman yang
menawarkan solusi permasalahan pendidikan saat ini. Kurikulum ini juga menjadi
jawaban atas kegelisahan orangtua terhadap hasil pendidikan saat ini terhadap
generasi muslim dari sisi pengetahuan dan pemahaman agama, adab atau akhlak,
serta jauhnya kualitas lulusan dari harapan.
Kebutuhan akan guru terbaik dapat dirasakan di sekitar kita, mengingat geliat
pendidikan yang terus berkembang di negara ini dan arus persaingan zaman yang
cukup besar, menjadikan lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah harus
bekerjasama untuk menghadirkan guru-guru terbaik untuk para peserta didik agar
mereka menjadi generasi gemilang di usia belia.
Yayasan Al Fatih Pilar Peradaban yang saat ini memiliki beberapa cabang
Kuttab Al Fatih dan 1 Madrasah berusaha ikut andil dalam kemajuan pendidikan di
tanah air dengan cara mendidik calon guru terbaik untuk di tempatkan pada
lembaga-lembaga dalam pembinaan Yayasan Al Fatih Pilar Peradaban.
Upaya Kuttab Al Fatih untuk menghasilkan guru-guru terbaik untuk mendidik
masyarakat dimulai dari proses perekrutan calon guru muda ke dalam Akademi
Guru Al Fatih. Akademi Guru Al Fatih menyelenggarakan perkuliahan selama dua
tahun pada setiap hari Jumat dan Sabtu dengan materi mulai dari Konsep
Pendidikan Islam, Psikologi perkembangan dalam Islam, Bahasa Arab, Tazkiyatun
Nafs, Qawaid Fiqhiyyah, Metode Mengajar Nabi dan mata kuliah lainnya yang
diharapkan dapat menempa dan membekali para calon guru agar dapat menjadi
guru yang berkualitas. Yayasan Al Fatih juga memberikan beasiswa penuh kepada
seluruh mahasiswa calon guru Akademi Guru Al Fatih dalam mengikuti kegiatan
perkuliah tersebut.
Setelah menempuh pendidikan selama dua tahun, alumni Akademi Guru Al
Fatih akan melaksanakan program pengabdian selama minimal satu tahun di
lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Al Fatih Pilar Peradaban.
Setelah lulus dari Akademi Guru Al Fatih, para calon guru yang akan mengajar
harus mengikuti pendidikan lanjutan yang disebut dauroh selama 4 bulan 40 hari.
Selama mengikuti program dauroh, para guru dibekali mengenai adab mengajar,
pendidikan Al Quran, dan pendidikan kurikulum.
Hasanah, Huswatun & Ahmad Qodim Suseno. 2015. Revitalisasi Pendidikan Kuttab
di Indonesia (Studi Kasus Kuttab al-Fatih). Jurnal Unissula.
Sudrajat. 2020. Manajemen Kurikulum Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kuttab Al Fatih
Depok. Tesis. Program Pascasarjana IAIN Purwokerto.