Anda di halaman 1dari 33

PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DALAM MENDUKUNG PENGAMBILAN


KEPUTUSAN

Steffi Dian Kemalasari (21510005)


Fairuza Ahmad (21510006)
Astika Devy Paramitha (21510007)
Ardian Wahyu Nirmala (21510014)
Yetty Handayani (21510010)
Informasi yang akurat yang dihasilkan oleh SIMDIK
berperan penting dalam mendukung pengambilan
keputusan manajemen. Pengambilan keputusan adalah
upaya problem solving (penyelesaian masalah)
organisasi dengan memilih alternatif tindakan sebagai
solusi yang disertai dengan penerapan teknik-teknik
Men gh ub u ng
ilmiah
kan lini
bawah dan akurat,
atas efektif, solutif
efisien
1. Bagaimana kepala sekolah
menggunakan SIM dalam pengambilan
keputusan strategis ?
2. Bagaimana langkah pengambilan
keputusan organisasi melalui SIM?
3. Apa saja fase dalam proses
pengambilan keputusan yang harus
ditempuh oleh organisasi?
1. Mengetahui bagaimana organisasi
pendidikan menggunakan SIM dalam
pengambilan keputusan strategis.
2. Mengetahui langkah-langkah proses
pengambilan keputusan melalui SIM.
3. Memahami fase yang harus ditempuh
organisasi dalam pengambilan
keputusan.
Pengambilan keputusan sendiri memiliki
dua fungsi, yaitu pangkal permulaan dari
aktivitas manusia yang terarah dan sesuatu
yang bersifat masa depan (futuristik).
(Anastasia Lipursari)
a. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur, yaitu keputusan yang
berulang dan rutin sehingga dapat diprogram. Biasanya keputusan ini
dilakukan pada manajemen tingkat bawah
b. Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur, yaitu
keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang
dan rutin, namun ada sebagian yang tidak terstruktur, yang bersifat
rumit dan membutuhkan perhitungan serta analisis terperinci.
Keputusan ini dilakukan pada manajemen tingkat menengah.
c. Keputusan tidak terprogram /tidak terstruktur, yaitu keputusan yang
tidak berulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini dilakukan pada
manajemen tingkat atas.

Fibriany, 2016
Sistem
Informasi
Manajemen
Operasi
Sistem Sistem
Informasi Informasi
Manajemen Manajemen
Keuangan Pemasaran
Sistem
Jasa
Informasi
Manajemen
Sumber Daya
Manusia
Sistem
Informasi
Manajemen
Keuangan

Aplikasi sistem informasi manajemen keuangan digunakan untuk membantu


proses pengolahan data keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan
berdasarkan sistem pencatatan yang disebut akuntansi. Kebutuhan akan sistem
informasi keuanga berawal dari subsistem input yang meliputi sistem informasi
akuntansi, subsistem pemeriksaan internal, dan subsistem penyelidikan keuangan.
Ketiga unsur tersebut berperan sebagai data base yang berasal dari sumber internal
organisasi pendidikan dan sumber lingkungan. Kemudian database diolah menjadi
sub-sistem output untuk dapat memperkirakan berapa besarnya anggaran
pendidikan yang akan dialokasikan, berapa biaya yang harus dikeluarkan dan
bagaimana pola pengendalian biaya yang telah dikeluarkan, hal ini merupakan
bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan keuangan atau biaya pendidikan.

Sistem
Informasi
Manajemen
Operasi

Menurut Lovelock (2003:31), pendidikan (education) merupakan jenis


jasa yang diciptakan oleh penyedia jasa untuk disampaikan secara
langsung pada pola pikir seseorang (people mind). Dari ungkapan
tersebut dapat diuraikan bahwa jasa pendidikan disajikan untuk
mengisi pola pikir seseorang. Oleh karena itu, operasi jasa
pendidikan lebih menekankan pada bagaimana menyajikan jasa
pendidikan agar dapat diterima dengan mudah oleh konsumen atau
pengguna jasa pendidikan (siswa/mahasiswa)
SIM
Pemasaran
Jasa

Sistem informasi pemasaran bermanfaat untuk mengatur arus


informasi pemasaran jasa pendidikan, karena tingkat persaingan
jasa pendidikan saat ini sangat ketat. Terjadinya persaingan yang
sangat ketat antar jasa pendidikan merupakan dampak dari
banyaknya jasa pendidikan yang ditawarkan oleh penyedia jasa.
Untuk menganalisis perkembangan pemasaran jasa pendidikan,
para pengambil kebijakan bidang pendidikan memerlukan informasi
mengenai perkembangan maupun lingkungan pemasaran jasa
pendidikan agar situasi persaingan jasa pendidikan dapat dianalisis
lebih awal
SIM Sumber
Daya
Manusia

Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam


Pendidikan merupakan sebuah prosedur sistematis pengumpulan,
penyimpanan, pemeliharaan, validasi, serta pengambilan kembali
data sumber daya manusia yang dibutuhkan lembaga pendidikan
dalam melaksanakan kegiatan fungsi SDM dan karakteristik satuan
kerja. SIM pendidikan digunakan untuk mendukung berbagai
kegiatan yang berkaitan dengan SDM pendidikan. Contoh secara
umum penyediaan data tentang jumlah tenaga kependidikan dan
pendidik, dari mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi baik
swasta maupun negeri
IDENTIFIKASI
MASALAH

PENGUMPULAN
DATA

ANALISIS DATA
PENENTUAN
ALTERNATIF

pELAKSANAAN
ALTERNATIF

PENILAIAN
IDENTIFIKASI
MASALAH pendekatan cara berpikir
yang berbeda-beda (Hay)

Repetiitive variable
uncharted
Patterned adaptive
Pengumpulan
data

e-form e-questionair

e-survey
Analisis Data
Pendalaman Data

Pemadatan Fakta

Penentuan fakta
sejenis
Data mentah--> verbatim

Membangun Kategorisasi data


konsep dan narasi
Simon (1997), terdapat 5 fase dalam
menghasilkan keputusan, yaitu fase
intelegensi, fase desain, fase pilihan,
dan fase implementasi
FASE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(SIMON, 1997)
Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan dapat dikatakan
sebagai fase penelusuran yang meliputi pemindaian (scanning)
lingkungan. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang
menekankan identifikasi situasi atau peluang – peluang masalah.
Fase ini dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran
organisasional yang berkaitan dengan isu yang terkait dan
menentukan apakah tujuan tersebut telah terpenuhi. Pada fase
pertama ini, seseorang berusaha menentukan apakah ada suatu
masalah, mengidentifikasi gejala – gejalanya,, dan mendefinisikan
secara eksplisit
FASE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(SIMON, 1997)
Fase Desain
Fase desain adalah fase penemuan atau pencarian,
pengembangan serta proses analisis kemungkinan suatu
tindakan. Pada fase ini kegiatan yg dilakukan adalah perancangan
dalam pengambilan keputusan. Fase ini terdiri dari identifikasi
masalah dan formulasi masalah. Sebuah model masalah
pengambilan keputusan dibangun, dites, dan divalidasi.
Pemodelan masalah meliputi konseptualisasi masalah dan
mengabstraksikan masalah ke dalam bentuk kuantitatif dan atau
kualitatif.

FASE PENGAMBILAN KEPUTUSAN


(SIMON, 1997)

Fase Pilihan (Choice)


Fase pilihan adalah fase dimana dimana dibuat suatu keputusan
yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti
tindakan tertentu. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan
rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model.
FASE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(SIMON, 1997)

Fase Implementasi
Fase implementasi meliputi membuat suatu keputusan atau
solusi yang direkomendasikan bisa bekerja efektif dalam
menyelesaikan masalah organisasi.
FASE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(SIMON, 1997)
Telaah Kritis

(Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah di SMA Y


Semarang Terkait Permasalahan Siswa Selama
Mengikuti PJJ di Masa Pandemi)
Telaah Kritis

I. Fase Intelegensi
Di fase ini, kepala sekolah meninjau data keaktifan
dan keikutsertaan siswa dalam proses Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) selama masa pandemi. Kemudian
kepala sekolah menemukan data bahwa ada
sejumlah siswa yang tidak pernah hadir dalam
kegiatan PJJ.
Telaah Kritis

II. Fase Desain


Melalui data kehadiran siswa dan data
pengumpulan tugas siswa yang terekam di sistem
internal kelas, kepala sekolah mencoba mengaitkan
dengan data keluarga siswa, tempat tinggal siswa,
seperti pekerjaan orang tua, dan penghasilan orang
tua.

Telaah Kritis

ditemukan bahwa sejumlah siswa yang bermasalah tersebut


berasal dari keluarga berada. Artinya, masalahnya bukan
mengenai tidak tersedianya perangkat pendukung
pembelajaran.
Maka kepala sekolah merancang pengambilan keputusan
tahap awal, yaitu menugaskan guru kelas dan guru BK untuk
mengunjungi tempat tinggal siswa dan berkomunikasi
secara interpersonal dengan orangtua siswa. Kepala sekolah
juga merancang program home visit yang berkelanjutan
untuk memantau perkembangan siswa.

Telaah Kritis

Pilihan (Choice)

Fase desain tidak bekerja optimal.


Kepala sekolah bersama guru mengeluarkan 2 pilihan
keputusan, yaitu memberikan tawaran kepada siswa untuk
tetap bersekolah di SMA Y namun harus memenuhi tugas-
tugas yang belum diselesaikan atau keluar dari Y.

Telaah Kritis

Implementasi

Kepala sekolah mengeluarkan keputusan untuk


tetap mempertahankan beberapa siswa dan
mengeluarkan sejumlah siswa lainnya. Untuk tetap
menjaga nama baik siswa, kepala sekolah tidak
mengeluarkan surat drop out, namun membiarkan
siswa untuk mengundurkan diri.

Telaah Kritis

Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah di


SMA X Semarang Terkait Kehadiran Guru
dan Karyawan di Sekolah
Telaah Kritis

I. Fase Intelegensi
Dari data SIM Guru dan Karyawan,
ditemukan 2 guru dan karyawan yang tidak
melakukan presensi saat WFH, padahal
aturannya, meski WFH, ybs harus tetap
melakukan presensi satu kali dalam waktu
24 jam

Telaah Kritis

II. Fase Desain


Dari data di SIM, Kepala Sekolah melakukan
rekapitulasi rekam presensi kehadiran ybs
sejak sebelum ada temuan. Ternyata
didapatkan hasil bahwa ybs memang
banyak melakukan kealpaan dan
keterlambatan bahkan saat WFO.
Telaah Kritis

III. Fase Pilihan


Berdasarkan data dari SIM, alternatif solusi
mengatasi masalah kepegawaian ini maka
Kepala Sekolah: 1) Mewajibkan seluruh
guru/karyawan WFH tetap melakukan finger
print di kantor 2) Dilakukan pelaporan ke
Badan Kepegawaian Daerah agar ada tindak
lanjut pembinaan kepada ybs
Telaah Kritis

Implementasi

Kepala Sekolah menyusun presensi internal


berupa finger print seluruh guru/karyawan
baik PNS/ASN/Non-ASN untuk menjaga
disiplin pegawai selama masa pandemi, di
sisi lain, ini dilakukan untuk mengontrol
agar guru/karyawan tidak bepergian ke luar
kota

Kesimpulan

SIM dapat mendorong efektivitas pelaksanaan tugas pokok


manajer, salah satunya adalah pengambilan keputusan.
Setiap orang yang menggunakan sistem informasi manajemen,
baik pengguna (guru, kepala sekolah, staff sekolah) maupun
spesialis IT harus memiliki kemampuan dan keahlian yang
memadai, yaitu meliputi pengetahuan komputer, kemampuan
analitis, dan kreativitas.
Optimasi implementasi Sistem Manajemen Pendidikan dapat
memfasilitasi fase- fase yang harus dilalui pimpinan, dari fase
intelegensi, fase desain, fase pilihan, dan fase implementasi
sehingga tercipta keputusan yang logis.

Anda mungkin juga menyukai